FALLOT (TOF)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Pengertian.....5
2.2 Etiologi / Penyebab...5
2.3 Epidemiologi ....6
2.4 Menifestasi klinis...6
2.5 Pemeriksaan Diagnostik....8
2.6 Penatalaksanaan.9
2.7 Prognosis10
2.8 ASKEP Pada Pasien Dengan Tetralogi Of Fallot (Tof)..11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan19
DAFTAR PUSTAKA..20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tetralogi fallot (TF) merupakan penyakit jantung sianotik yang paling
banyak ditemukan dimana tetralogi fallot menempati urutan keempat
penyakit jantung bawaan pada anak setelah defek septum ventrikel,defek
septum atrium dan duktus arteriosus persisten,atau lebih kurang 10-15 %
dari seluruh penyakit jantung bawaan, diantara penyakit jantung bawaan
sianotik Tetralogi fallot merupakan 2/3 nya. Tetralogi fallot merupakan
penyakit jantung bawaan yang paling sering ditemukan yang ditandai
dengan sianosis sentral akibat adanya pirau kanan ke kiri.
Di RSU Dr. Soetomo sebagian besar pasien Tetralogi fallot didapat
diatas 5 tahun dan prevalensi menurun setelah berumur 10 tahun. Dari
banyaknya kasus kelainan jantung serta kegawatan yang ditimbulkan akibat
kelainan jantung bawaan ini, maka sebagai seorang perawat dituntut untuk
mampu mengenali tanda kegawatan dan mampu memberikan asuhan
keperawatan yang tepat.
1.2
Tujuan
Untuk mengetahui lebih dalam mengenai penyakit anak yaitu tetralogi
fallot.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Tetralogi fallot (TF) adalah kelainan jantung bawaan dengan
gangguan sianosis yang ditandai dengan kombinasi 4 hal yang abnormal
meliputi defek septum ventrikel, stenosis pulmonal, overriding aorta, dan
hipertrofi ventrikel kanan. Komponen yang paling penting dalam menentukan
derajat beratnya penyakit adalah stenosis pulmonal dari sangat ringan
sampai berat. Stenosis pulmonal bersifat progresif , makin lama makin berat.
Frekuensi TF lebih kurang 10 %. Derajat stenosis pulmonal sangat
menentukan gambaran kelainan; pada obstruksi ringan tidak terdapat
sianosis, sedangkan pada obstruksi berat sianosis terlihat sangat nyata. Pada
klien dengan TF, stenosis pulmonal menghalangi aliran darah ke paru-paru
dan mengakibatkan peningkatan ventrikel kanan sehingga terjadi hipertropi
ventrikel kanan. Sehingga darah kaya CO2 yang harusnya dipompakan ke
paru-paru berpindah ke ventrikel kiri karena adanya celah antara ventrikel
kanan akibat VSD (ventrikel septum defek), akibatnya darah yang ada di
ventrikel kiri yang kaya akan O2 dan akan dipompakan ke sirkulasi sistemik
bercampur dengan darah yang berasal dari ventrikel kanan yang kaya akan
CO2.
Sehingga
percampuran
ini
mengakibatkan
darah
yang
akan
2.3 Epidemiologi
Tetralogy of fallot timbul pada +/- 3-6 per 10.000 kelahiran dan menempati
angka 5-7% dari kelainan jantung akibat congenital. Sampai saat ini para
dokter tidak dapat memastikan sebab terjadinya, akan tetapi ,penyebabnya
dapat berkaitan dengan factor lingkungan dan juga factor genetic atau
keduanya. Dapat juga berhubungan dengan kromosom 22 deletions dan juga
Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin penting pada setiap penyakit jantung
bawaan sianotik untuk menilai perkembangan penyakit. Hemoglobin dan
hematokrit merupakan indikator yang cukup baik untuk derajat hipoksemia.
Peningkatan
hemoglobin
kompensasi
akibat
dan
saturasi
hematokrit
oksigen
ini
yang
merupakan
rendah.
Pada
mekanisme
umumnya
Ekokardiogram
Ekokardiografi dapat memperlihatkan setiap kelainan pada tetralogi fallot.
Pelebaran dan posisi aorta berupa diskontinuitas septum ventrikel dan
dinding depan aorta serta pelebaran ventrikel kanan mudah dilihat. Kelainan
katup pulmonal seringkali sulit dinilai, demikian pula penentuan perbedaan
tekanan antara ventrikel kanan dan a.pulmonalis tidak selalu mudah
dilakukan.
Kateterisasi jantung
Diperlukan sebelum tindakan pembedahan untuk mengetahui defek septum
ventrikel multiple, mendeteksi kelainan arteri koronari dan mendeteksi
stenosis pulmonal perifer. Mendeteksi adanya penurunan saturasi oksigen,
peningkatan tekanan ventrikel kanan, dengan tekanan pulmonalis normal
atau rendah.
2.6 Penatalaksanaan
Pada penderita yang mengalami serangan sianosis maka terapi ditujukan
untuk memutus patofisiologi serangan tersebut, antara lain dengan cara :
1.
2.
sianotik
2.
3.
Hindari dehidrasi
Tindakan Bedah
Merupakan suatu keharusan bagi semua penderita TF. Pada bayi
banyak,
karena
berkurangnya
trombosit
dan
fibrinogen.
ekstremitas.
Frekuensi jantung : takikardy
Tekanan nadi : mungkin sempit, menunjukan penurunan volume
sekuncup
Hepar : pembesaran/dapat teraba
Bunyi nafas : rongki
Irama jantung : disritmia, misalnya fibrilasi atrium, kontraksi
ventrikel
prematur/takikardi, blok jantung.
Punggung kuku : pucat atau sianotik dengan pengisian kapiler lambat.
Murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis
Integritas :
Gejala : ansietas, takut
Tanda : berbagai manifestasi perilaku, misalnya : ansietas, marah, ketakutan.
Eleminasi :
Gejala : penurunan berkemih, berkemih di malam hari,
Makanan atau Cairan :
Gejala : kehilangan nafsu makan, mual/muntah, pembengkaan ekstremitas
bawah,
Tanda : distensi abdomen, edema (umum, dependen, tekanan, pitting)
Neorosensori :
Gejala : kelemahan, pening, episode pingsan
Tanda : Letargi, diorientasi, perubahan perilaku
Nyeri atau kenyamanan :
Gejala : Nyeri dada, angina akut atau kronis, nyeri abdomen kanan atas,
sakit pada otot
Tanda : tidak tenang, gelisah, focus menyempit (menarik diri)
Pernapasan :
Gejala : Dipsnea saat aktivitas, tidur sambil duduk atau dengan beberapa
bantal, penggunaan bantuan pernapasan missal oksigen atau medikasi
Tanda : pernapasan : takipnea, napas dangkal,
Bunyi napas : mungkin tidak terdengar, dengan mengi
Fungsi mental : kegelisahan
Warna kulit : pucat atau sianosis
Pemeriksaan Diagnostik :
EKG : hipertrofi atrial atau ventrikuler, iskemia, disritmia misal takikardi,
fibrilasi atria.
Ekokardiogram : Dapat menunjukkan dimensi pembesaran bilik dan serambi,
perubahan dalam fungsi atau struktur katup atau area kontraktilitas
ventricular.
Rontgen dada : Dapat menunjukkan pembesaran jantung, bayangan
mencerminkan dilatasi atau hipertopi bilik atau serambi, atau perubahan
dalam pembuluh darah mencerminkan peningkatan tekanan pulmonal.
Enzim Hepar : Meningkat dalam gagal atau kongestif hepar.
AGD : gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkalosis respiratorik ringan (dini)
atau hipoksemia dengan peningkatan PCO2 (akhir).
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a.
b.
c.
diberikan
INTERVENSI
RASIONAL
asuhan
Kaji frekuensi Memonitor adanya
diharapkan
cardiac
output
RR,
penurunan secara
pada
TD perubahan sirkulasi
teratur jantung
mungkin.
bunyi
Catat
jantung.
sedini
Mengetahui
adanya perubahan
mengalami
sianosis
dan pucat.
pada
adanya penurunan
perfusi
tubuhnya.
terhadap
Pantau intake dan adekuatnya
output setiap 24 jantung.
Batasi
tidak
curah
Sianosis
terjadi
sebagai
aktifitas akibat
adanya
jam.
perifer
secara adekuat.
obstruksi
darah
ventrikel.
aliran
pada
Berikan
kondisi
psikologis
lingkungan
Ginjal
berespon
untuk menurunkna
yang curah
tenang.
dengan
jantung
menahan
untuk
memperbaiki
efisiensi
kontraksi
jantung
dan
menurunkan
komsumsi O2 dan
kerja berlebihan.
Stres
emosi
menghasilkan
vasokontriksi
yangmeningkatkan
TD
dan
meningkatkan kerja
jantung.
b.
TUJUAN
Setelah
diberikan
INTERVENSI
RASIONAL
asuhan Ikuti pola istirahat
Menghindari
diharapkan
intoleransi
aktivitas
masalah pemberian
pada
dapat intervensi
saat istirahat.
energi
dapat
Lakukan dibatasi
melakukan
hindari gangguan
untuk
aktivitas
Meningkatkan
pengeluaran
malam hari
energi
berlebih kebutuhan
dari pasien.
pasien
dan
pasien menghemat
Bantu
memilih
istirahat
energi
kegiatan pasien.
yang
tidak
melelahkan.
Menghindarkan
pasien dari kegiatan
Hindari yang
melelahkan
perubahan
suhu dan
lingkungan
mendadak.
meningkatkan
Perubahan
lingkungan
suhu
yang
Kurangi mendadak
kecemasan pasien merangsang
dengan
memberi kebutuhan
akan
yang oksigen
yang
penjelasan
Kecemasan
Respon meningkatkan
perubahan
respon
keadaan
yang
psikologis
merangsang
psikologis
(menangis,
dan
murung
meningkatkan
dengan baik.
Stres
dan
kecemasan
berpengaruh
terhadap kebutuhan
O2 jaringan.
c.
hasil:
Pasien
dapat
mengikuti
tahap
pertumbuhan
dan
perkembangan yang sesuia dengan usia, pasien terbebas dari isolasi social.:
Rencana intervensi dan rasional:
TUJUAN
Setelah
diberikan
asuhan
INTERVENSI
RASIONAL
Sediakan
Menunjang
nutrisi
pada
dan
pertumbuhan
perkembangan
klien
masa
dan
perkembangan
BB/TB, serta meningkatkan
Monitor
buat
khusus
sebagai
Merangkak,duduk
dengan monitor.
Sebagai
terhadap
monitor
keadaan
Mencegah
terjadinya
sedini
-Klien
sebagi
dapat
berinteraksi
dengan keluarga
mungkin
akibat
penurunan kardiak
output.
anemia
TUJUAN
Setelah
diberikan
INTERVENSI
RASIONAL
asuhan Kaji tanda vital Memonitor gejala
tidak
kriteria hasil :
terjadi
tanda
dengan lainnya.
kontak pasien
Hindari
dengan
infeksi
Menghindarkan
dari
sumber kemungkinan
adekuat keadaan
umum
Nutrisi
adekuat
menunjang
daya
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tepatnya penanganan dan pemberian asuhan keperawatan pada anak dengan kelainan
jantung bawaan sianotik : tetralogi fallot sangat menentukan untuk kelansungan hidup anak
mengingat masalah yang komplit yang dapat terjadi pada anak TF bahkan dapat menimbulkan
kematian yang diakibatkan karena hipoksia , syok maupun gagal. Oleh karena itu perawat harus
memiliki keterampilan dan pengetahuan konsep dasar perjalanan penyakit TF yang baik agar
dapat menentukan diagnosa yang tepat bagi anak yang mengalami tetralogi fallot sehingga angka
kesakitan dan kematian dapat ditekan.
DAFTAR PUSTAKA
A.H Markum,1991,Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak,jilid 1,Jakarta,Fakultas kedokteran UI
Bambang M,Sri endah R,Rubian S,2005,Penanganan Penyakit Jantung pada Bayi dan Anak
Carpenito J.Lynda,2001,Diagnosa Keperawatan,edisi 8,Jakarta,EGC
Colombro
Geraldin
C,1998,Pediatric
Core
Content
At-A-
Glance,Lippincott-
Philladelphia,New York
Doengoes, Marylin E. (2000). Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 3
EGC. Jakarta
Ngastiah.1997.Perawatan Anak Sakit, Jakarta,EGC
Nelson, 1992. Ilmu Kesehatan anak,Jakarta, EGC
Sacharin,Rosa M, 1996. Prinsip Keperawatan Pediatrik Edisi II, Jakarta,EGC
Samik
yogyakarta,Indonesia
Sudigdo & Bambang.1994,Buku Ajar kardiologi Anak,Jakarta,IDAI
Sharon,Ennis Axton (1993), Pediatric care plans,Cumming Publishig Company,California
Whaley and Wong, 1995, Essential of Pediatric Nursing,Cv.Mosby Company,Toronto
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Tetralogi of fallot adalah penyakit jantung kongentinal yang merupakan suatu bentuk penyakit
kardiovaskular yang ada sejak lahir dan terjadi karena kelainan perkembangan dengan gejala
sianosis karena terdapat kelainan VSD, stenosispulmonal, hipertrofiventrikel kanan, dan
overiding aorta (Nursalam dkk, 2005). Defek Septum Ventrikel (VSD) yaitu lubang pada sekat
antara kedua rongga ventrikel. Stenosis pulmonal terjadi karena penyempitan klep pembuluh
darah yang keluar dari bilik kanan menuju paru, bagian otot dibawah klep juga menebal dan
menimbulkan penyempitan. Hipertrofi ventrikel kanan atau penebalan otot di ventrikel kanan
karena peningkatan tekanan di ventrikel kanan akibat dari stenosis pulmonal. Overiding aorta
merupakan keadaan dimana pembuluh darah utama yang keluar dari ventrikel kiri mengangkang
sekat bilik, sehingga seolah-olah sebagian aorta keluar dari bilik kanan.
Tetralogi of fallot paling banyak ditemukan dimana TOF ini menempati urutan keempat penyakit
jantung bawaan pada anak setelah defek septum ventrikel, defek septum atrium duktus
arteriosus, atau lebih kurang 10 % dari seluruh penyakit bawaan, dan merupakan penyebab
utama diantara penyakit jantung bawaan sianostik. 95% dari sebagian besar bayi dengan kelainan
jantung tetralogi of fallot tidak diketahui, namun berbagai faktor juga turut berperan sebagai
penyebabnya seperti pengobatan ibu ketika sedeang hamil, faktor lingkungan setelah lahir,
infeksi pada ibu, faktor genetika dan kelainan kromosom.
Insidens tetralogi of fallot di laporkan untuk kebanyakan penelitian dalam rentang 8 10 per
1000 kelahiran hidup. Kelainan ini lebih sering muncul pada laki laki daripada perempuan.
Dan secara khusus katup aorta bikuspid bisa menjadi tebal sesuai usia , sehingga stenosis bisa
timbul. Hal ini dapat diminimalkan dan dipulihkan dengan operasi sejak dini. Sehingga deteksi
dini penyakit ini pada anak anak sangat penting dilakukan sebelum komplikasi yang lebih
parah terjadi. Oleh karena itu, kami membuat makalah ini agar bermanfaat untuk memberikan
edukasi kepada masyarakat khususnya pembaca makalah ini yang membahas kelainan jantung
tetralogy of fallot serta asuhan keperawatan yang tepat untuk mengatasi masalah ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
DEFINISI
Gangguan ini merupakan kumpulan empat kelainan yang terdiri atas ventricular septum defect
(VSD), stenosis pulmoner, overriding aorta, dan hipertrofi ventrikel kanan. Tetralogi of fallot
merupakan salah satu malformasi struktur jantung dan pembuluh darah besar yang telah ada
sejak lahir yang termasuk dalam kumpulan penyakit jantung congenital atau penyakit jantung
bawaan (PJB).
A.
ETIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
Merupakan suatu keadaan kekurangan darah pada sirkulasi bayi yang telah mengalami
oksigenasi sehingga dapat timbul dengan kulit, kuku, serta bibir yang pucat. Cyanosis biasanya
timbul antara hari pertama sampai usia minggu kedua.
1. Frekuensi pernafasan yang meninggi.
2. Kulit terasa dingin.
3. BB yang rendah.
4. Sulit untuk makan.
5. Clubbing fingers.
A.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan laboratorium
2. Radiologis
3. Elektrokardiogram
4. Ekokardiografi
5 Kateterisasi
6. Pulse oximetry
A.
KOMPLIKASI
Setelah pengumpulan data, menganalisa data dan menentukan diagnosa keperawatan yang tepat
sesuai dengan data yang ditemukan, kemudian direncanakan membuat prioritas diagnosa
keperawatan, membuat kriteria hasil, dan intervensi keperawatan.
1. 1.
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi
ventrikel.
Kriteria Hasil :
Setelah diberi asuhan keperawatan 3 x 24 jam diharapkan tanda tanda vital klien ada pada
kondisi normal, dengan outcame :
-
HR : 90 140 x/menit
RR : 25 32 x/menit
BP : 95/65 mmHg
T : 35,5 39OC
Intervensi :
1. Melakukan observasi terhadap tanda tanda vital klien
Rasional : Dari data tanda tanda vital yang di padat dari pasien melalui observasi dapat sebagai
acuan untuk menentukan tindakan yang dapat diberikan kepada pasien.
1. Kaji frekuensi, kedalaman dan kemudahan bernafas.
Rasional : Manifestasi distress pernafasan tergantung pada drajat keterlibatan paru dan
kesehatan umum.
1. Observasi warna kulit, membrane mukosa, dan kuku, catat adanya sianosis periferatau
sianosis sentral.
Rasional : Untuk menentukan tindakan lebih lanjut jika sianosis berkurang atau malah
bertambah parah.
1. Kolaborasi pemberian terapi oksigen dengan benar. Missal, dengan masal, masker atau
masker venture.
Rasional : Kebutuhan oksigen klien terpenuhi dan mengurangi kekurangan oksigen pada klien.
Oksigen diberikan dengan metode yang sesuai dengan keadaan klien.
1. 2.
Penurunan cardiac output berhubungan dengan sirkulasi yang tidak efektif dengan
adanya malformasi jantung.
Kriteria Hasil :
Setelah diberi asuhan keperawatan 3 x 24 jam diharapkan gangguan pertukaran gas dalam tubuh
klien, dapat diatasi dengan outcome :
-
Intervensi :
1. Melakukan observasi terhadap tanda tanda vital klien.
Rasional : Dari data tanda tanda vital yang di padat dari pasien melalui observasi dapat sebagai
acuan untuk menentukan tindakan yang dapat diberikan kepada pasien.
1. Observasi adanya serangan sianosis yuang di alami klien.
Rasional : Untuk membandingkan dengan pasien sebelumnya, sehingga dapat membantu dalam
diagnosa etiologi dan untuk menentukan tindakan selanjutnya.
1.
1. 3.
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan fatigue
selama makan dan peningkatan kebutuhan kalori, penurunan nafsu makan yang ditandai
dengan berat badan kurang dari normal.
Kriteria Hasil :
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan penurunan cardiac output
pada klien dapat diatasi, dengan outcome :
-
Intervensi :
1. Melakukan observasi terhadap tanda tanda vital klien.
Rasional : Dari data tanda tanda vital yang di padat dari pasien melalui observasi dapat sebagai
acuan untuk menentukan tindakan yang dapat diberikan kepada pasien.
1. Buat ketententuan berat badan minimum dan kebutuhan nutrisi harian.
Rasional : Malnutrisi adalah kondisi gangguan minat yang yang menyebabkan depresi, agitasi
dan mempengaruhi fungsi kognitif /pengambilan kmeputusan. perbaikan status nutrisi dapat
meningkatkan keputusan. Perbaikan status nutrisi, meningkatkan kemampuan berpikir dan kerja
psikologis.
1. Timbang berat badan anak setiap pagi tanpa diaper pada alat ukur yang sama, pada waktu
yang sama dan dokumentasikan.
Rasional : Mambari cacatan lanjut penurunan dan atau peningkatan berat berat badan yang
akurat. Juga untuk menurunkan obsesi tentang peningkatan dan atau penurunan.
1. Catat intake dan output secara akurat.
Rasional : Hal itu untuk memantau masukan dan keluaran, sehingga berat badan klien juga
dapat terpantau lewat itu.
1. Berikan makan sedikit tapi sering.
Rasional : Walaupun klien mengalami fatiq saat makan, aktivitas makan klien harus tetap
ditingkatkan untuk mengurangi kelemahan disesuaikan dengan aktivitas selama makan
1. Berikan makan yang tinggi protein dan tinggi kalori.
Rasional : Makan yang mengandung banyak protein dan kalori adalah makan yang untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh.
1.
Rasional : Perlu bantuan diet dalam perencanaan diet yang memenuhi kebutuhan nutrisi.
1. 4.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
Kriteria hasil :
Klien menunjukkan kemampuan beraktivitas tanpa gejala-gejala yang berat, terutama
mobilisasi di tempat tidur.
Intervensi
1. Catat irama jantung, tekanan darah dan nadi sebelum, selama dan sesudah melakukan
aktivitas.
Rasional : Respons klien terhadap aktivitas dapat mengindikasikan penurunan oksigen jantung.
1. Tingkatkan istirahat, batasi aktivitas, dan berikan aktivitas senggang yang tidak berat.
Rasional : Menurunkan kerja dan konsumsi oksigen jantung.
1. Anjurkan menghindari peningkatan tekanan abdomen seperti mengejan saat defekasi.
Rasional : Mengejan mengakibatkan kontraksi otot dan vasokontriksi yang dapat meningkatkan
preload, tahanan vascular sistemis, dan beban jantung.
1. Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktivitas.
Rasional : Aktivitas yang maju memberikan kontrol jantung, meningkatkan regangan, dan
mencegah aktivitas berlebihan.
1. Pertahankan klien tirah baring sementara sakit akut.
Rasional : Untuk mengurangi beban kerja jantung.
1. Posisikan klien dengan meninggikan kaki klien.
Rasional : Untuk meningkatkan aliran balik vena.
1. Pertahankan tentang gerak pasif selama sakit kritis.
Rasional : Meningkatkan kontraksi otot sehingga membantu aliran balik vena.
1. Evaluasi tanda vital saat kemajuan aktivitas terjadi.
Rasional : Untuk mengetahui fungsi jantung, bila dikaitkan sengan aktivitas.
1. Berikan waktu istirahat di antara waktu aktivitas.
Rasional : Untuk mendapatkan cukup waktu resolusi bagi tubuh dan tidak terlalu memaksa
kerja jantung.
1. Pertahankan penambahan oksigen sesuai kebutuhan.
Rasional : Untuk meningkatkan oksigenasi jaringan.
1. Selama aktivitas kaji EKG, dispnea, sianosis, kerja napas, dan frekuensi napas serta
keluhan subjektif.
Rasional : Untuk mengetahui dampak dari aktivitas terhadap fungsi jantung.
1. Berikan diet sesuai kebutuhan (pembatasan cairan dan natrium)
Rasional : Untuk mencegah retensi cairan dan edema akibat penurunan kontraktilitas jantung.
1. Rujuk ke program rehabilitasi jantung.
Rasional : Meningkatkan jumlah oksigen yang ada untuk kebutuhan miokardium.
1. 5.
Kriteria Hasil :
Intervensi :
1. Ukur tekanan darah. Bandingkan kedua lengan, ukur dalam keadaan berbaring, duduk,
atau berdiri bila memungkinkan.
Rasional : Hipotensi dapat terjadi sehubungan dengan disfungsi ventrikel, hipertensi juga
merupakan fenomena umum yang berhubungan dengan nyeri, cemas, dan pengeluaran
katekolamin.
1. Kaji warna kulit, suhu, sianosis, nadi perifer, dan diaphoresis secara teratur.
Rasional : Mengetahui derajat hipoksemia dan peningkatan tahanan perifer.
1. Kaji kualitas peristaltic, jika perlu pasang slang nasogastrik.
Rasional : Mengetahui pengaruh hipoksia terhadap fungsi saluran cerna serta dampak
penurunan elektrolit.
1. Kaji adanya kongesti hepar pada abdomen kanan atas.
Rasional : Sebagai dampak gagal jantung kananberat akan ditemukan adanya tanda kongesti
pada hepar.
1. Pantau urine output klien.
Rasional : Penurunan curah jantung mengakibatkan menurunnya produksi urine, pemanyauan
yang ketat pada produksi urine < 600 ml/ hari merupakan tanda-tanda terjadinya syok
kardiogenik.
1. Cacat adanya murmur
Rasional : Menunjukkan gangguan aliran darah dalam jantung (kelainan katup,
kerusakanseptum, atau vibrasi otot paliparis)
1. Pantau frekuensi jantung dan irama jantung.
Rasional : Perubahan frekuensi dan irama jantung menunjukkan komplikasi disritmia.
1. 6.
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan tidak adekuatnya
suplai oksigen dan zat nutrisi ke jaringan
Kriteria Hasil :
Perkembangan status penuaan fisik normal yang dibuktikan dengan indicator sebagai berikut :
Anak akan mencapai norma pertumbuhan yaitu persentil ke-97 atau di bawah persentil ke3 untuk usianya.
Anak akan mencapai tahapan penting perubahan fisik, kognitif, dan kemajuan psikososial
sesuai rentang yang diharapkan.
-
Intervensi :
1. Ajarkan orang tua untuk memfasilitasi motorik kasar, motorik halus, kognitif, social, dan
pertumbuhan emosi yang optimal pada anak.
Rasional : Untuk meningkatkan perkembangan pasien.
1. Lakukan pengumpulan dan analisis data nutrisi pasien.
Rasional : Pemantauan nutrisi pasien untuk mencegah atau meminimalkan malnutrisi.
1. Berikan terapi nutrisi pada pasien.
Rasional : Pemberian makanan dan cairan untuk mendukung proses metabolic pasien yang
malnutrisi atau berisiko tinggi terhadap malnutrisi.
1. Fasilitasi tanggung jawab diri.
Rasional : Mendukung pasien untuk menerima tanggung jawab yang lebih atas perilaku dirinya.
1. 7.
Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan kurang pengetahuan keluarga
tentang penyakit anak.
Kriteria Hasil :
Dengan diberikannya asuhan keperawatan pada klien selama 1 x 24 jam diharapkan, koping
keluarga tidak efektif dapat diatasi dengan outcome :
-
Intervensi :
1. Melakukan observasi terhadap tanda vital klien.
Rasional : Dari data tanda vital yang di padat dari pasien melalui observasi dapat sebagai
acuan untuk menentukan tindakan yang dapat diberikan kepada pasien.
1. Beri kesempatan pada klien untuk menghadapi situasi dan memperlihatkan kondisi yang
sedang dihadapi klien saat ini.
Rasional : Untuk mengeksplorasi keadaan perasaan keluarga klien untuk memberikan
tindakan pada keluarga klien
1. Jangan memberi jaminan palsu. Tekankan kemampuan mereka untuk mengatasi secara
efektif.
Rasional : Dalam berkomunikasi dengan keluarga klien diharapkan tidak member janji
tentang kesembuhan klien, karena sebagai para medis perawat hanya bisa berusaha.
1. Gali teknik yang dapat meningkatkan koping.
Rasional : Dengan pemberian teknik teknik yang baik dalam meningkatkan koping
keluarga, dapat lebih menenangkan klien sehingga tidak panic dalam menghadapi penyakit klien.
1. Pemberian HE pada klien terhadap penangan yang dapat dikalukan oleh kluarga pada
klien.
Rasional : Dengan pemberian HE pada klien, klien lebih mengerti tentang penyakit yang
dialami oleh anak mereka sehingga mampu member penangan yang tepat pada anak klien.
1. Tetapkan metode untuk mendapat informasi dan dukungan.
Rasional : Agar keluarga klien dapat mencari informasi dan berkonsultasi dengan tim medis
lain yang dapat member pengetahuan yang lebih akurat tentang penyakit yang diderita oleh anak
mereka
3.5 INTERVENSI
NO.
1
DIAGNOSA
Pola nafas tidak
NOC
Menunjukkan pola pernafasan
efektif b/d
hyperventilasi
jalan nafas: jalur nafas
kesimetrisan,penggunaan otot
NIC
Pemantauan Pernafasan:
seperti : snoring,crowing,wheezing
atau gurgling
Pantau pola pernafasan : takipnea,
bradipnea,hyperventilasi,pernafasa
n kussmaul, pernafasan biot ,
pernafasan Cheyne-Stokes,dan
apnea
Perhatikan lokasi trakea
Auscultasi suara nafas, perhatikan
area penurunan / tidak adanya
ventilasi dan adanya suara nafas
tambahan
Pantau peningkatan kegelisahan,
ansietas dan lapar udara
Catat perubahan SaO2, akhir tidal ,
dan nilai GDA
Pemantauan tanda vital
Pantau tanda vital : tekanan darah,
obat
Tenangkan pasien selama periode
gawat nafas
Informasikan kepada pasien
sebelum memulai prosedur,untuk
menurunkan ansietas dan
Pemantauan pernafasan
Kaji suara paru,frekuensi dan
kedalaman pernafasan
o Pantau saturasi O2 dengan oksimetri
nadi
o Pantau hasil gas darah
o Pantau status mental ( missal :
tingkat kesadaran,gelisah,konfusi )
o Tingkatkan pemantauan pada saat
pasien mengalami penurunan
kesadaran
o Observasi terhadap peningkatan
sianosis
o Auscultasi suara nafas,tandai area
penurunan atau hilangnya ventilasi
dan adanya bunyi tambahan
o Pantau status pernafasan dan
2.
Gangguan
pertukaran gas
NOC:
dengan
oksigen
Laporkan perubahan pada data
ketidakseimbanga
n perfusi dan
pengkajian terkait
Berikan obat sesuai yang
ventilasi
diresepkan
posisi pasien untuk mengurangi
berhubungan
terganggu,dengan indicator
sebagai berikut: status mental (
dyspnea
Lakukan tindakan untuk
missal : tingkat
NIC:
toleransi
Status sirkulasi:
pernasal / sungkup
Ajarkan pasien dan keluarga
tentang perencanaan perawatan
terhadap lingkungan
Pantau tanda vital,ukuran bentuk
NIC:
Identifikasi factor yang
mempengaruhi kebutuhan
keamanan: perubahan status
mental, deficit sensorik atau
motorik ( misalnya berjalan,
3.
Penurunan curah
jantung
berhubungan
NOC:
dengan ( kelainan
jantung : tetralogi
keseimbangan )
Identifikasi lingkunan yang
of Fallot )
dengan
sirkulasi yang
tidak efektif
peningkatan cyanosis,toleransi
sekunder dengan
aktifitas
adanya
malformasi
rentang normal
jantung
pemantauan
NIC:
Kaji kemampuan pasien dalam
pemenuhan nutrisi
Pantau kandungan nutrisi dan
kalori asupan
Timbang berat badan pasien pada
bagaimana memenuhinya
Anjurkan pasien atau ibu
menyusui makan makanan yang
bergizi untuk meningkatkan
kualitas asupan
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan
NIC:
Kaji tingkat kemampuan aktifitas
pasien
Pantau respon kardiovaskuler
terhadap aktifitas :
takikardi,dyspnea,pucat,tekanan
hemodinamik, frekwensi
4.
Perubahan perfusi
pernafasan.
Jelaskan pentingnya asupan nutrisi
jaringan serebral
yang baik
Ajarkan tindakan untuk
berhubungan
NOC:
dengan
penurunan
sirkulasi ( anoxia
dibuktikan:
mudah terjangkau
Ajarkan teknik perawatan diri
kronis, serangan
sianotik akut)
NIC:
Kaji tingkat pengetahuan pasien
tentang
diagnose,prognosa,perawatan dan
5.
pengobatan pasien
Kaji kemampuan untuk menerima
informasi
Beri penyuluhan terkait
Risiko cidera
Faktor risiko
NOC:
internal: hypoxia
jaringan
menurun,dibuktikan oleh :
keamanan
personal,pengendalian risiko,
dan lingkungan yang aman
NIC:
Lakukan pengkajian kesehatan
secara seksama : tingkat
pertumbuhan dan perkembangan
6.
Ketidakseimbang
an nutrisi kurang
NOC:
dari kebutuhan
tindakannya
Kaji keadekuatan asupan nutrisi
Pantau interaksi dan komunikasi
dengan fatiq
selama
tubuh
berhubungan
adekuat
yang berhubungan
Bantu keluarga membangun
makan
anak anak
Dorong anak untuk
mengekspresikan diri melalui
pujian atau umpan yang positif atas
usaha usahanya
Beri mainan atau benda benda
sebanyak mungkin
Dukung orang tuan untuk
mengkomunikasikan secara jelas
7.
Intoleransi
terhadap aktifitas
berhubungan
dengan ketidak
NOC:
seimbangan
Menunjukkan toleransi
suplai dan
kebutuhan
oksigen
8.
Kurang
pengetahuan
keluarga tentang
diagnostic,progno
sa,perawatan dan
NOC:
pengobatan
Memperlihatkan pengetahuan
berhubungan
keluarga:
dengan
diagnostic,prognosa,perawatan
keterbatasan
kognitif ,kesahan
dalam memahami
sebagai berikut:
informasi yang
Mendiskripsikan diagnose,
ada,kurang
pengalaman.
pengobatan pasien
9.
Gangguan
pertumbuhan dan
perkembangan
berhubungan
dengan kelaianan
NOC:
congenital:
tetralogi of fallot
kesejahteraan,
kemandirian,pertumbuhan dan
perkembangan tertinggi sesuai
dengan status penyakit atau
ketunadayaan pasien
3.5 IMPLEMENTASI
Implementasi ini disusun menurut Patricia A. Potter (2005)
Implementasi merupakan pelaksanaan dari rencana tindakan keperawatan yang telah disusun /
ditemukan, yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pasien secara optimal dapat terlaksana
dengan baik dilakukan oleh pasien itu sendiri ataupun perawat secara mandiri dan juga dapat
bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lainnya seperti ahli gizi dan fisioterapis. Perawat
memilih intervensi keperawatan yang akan diberikan kepada pasien. Berikut ini metode dan
langkah persiapan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang dapat dilakukan oleh
perawat :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Implementasi membutuhkan perawat untuk mengkaji kembali keadaan klien, menelaah, dan
memodifikasi rencana keperawatn yang sudah ada, mengidentifikasi area dimana bantuan
dibutuhkan untuk mengimplementasikan, mengkomunikasikan intervensi keperawatan.
Implementasi dari asuhan keperawatan juga membutuhkan pengetahuan tambahan
keterampilan dan personal. Setelah implementasi, perawat menuliskan dalam catatan klien
deskripsi singkat dari pengkajian keperawatan, Prosedur spesifik dan respon klien terhadap
asuhan keperawatan atau juga perawat bisa mendelegasikan implementasi pada tenaga kesehatan
lain termasuk memastikan bahwa orang yang didelegasikan terampil dalam tugas dan dapat
menjelaskan tugas sesuai dengan standar keperawatan.
3.6 EVALUASI
Evaluasi adalah perbandingan yang sistematik dan terencana tentang keresahan klien dengan
berdasar tujuan yang telah ditetapkan.
Dalamevaluasi tujuan tersebut terdapat 3 alternatif yaitu :
- Tujuan tercapai
: Pasien
menunjukkan
perubahan
dengan
sebagai
ditetapkan.
: Pasien tidak menunjukkan perubahan dan
kemajuan sama sekali.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Kombinasi kelainan kongenital yang dikenal sebagai tetralogi fallot antara lain defek septum
ventrikuler, pembesaran aorta, stenosis katup pulmoner, dan hipertrofi ventrikel kanan. Penyebab
tetralogi fallot terdiri dari 2 faktor, yaitu endogen dan eksogen. Anak dengan tetralogi fallot
umumnya akan mengalami keluhan sesak saat beraktivitas, berat badan bayi yang tidak
bertambah, clubbing fingers, dan sianosis. Pemeriksaan yang dilakukan antara lain pemeriksaan
darah, foto thorax, elektrokardiografi, ekokardiografi.
4.2 SARAN
1.
Hindari penggunaan alkohol atau obat yang membahayakan pada masa kehamilan
2.
Makanan ibu haruslah mencukupi nilai gizi serta nutrisi yang dibutuhkan