( ) Mahasiswa (
)
( )
6. KOMPLIKASI
a. Hiperemesis gravidarum
Hiperemesis gravidarum mirip dengan morning sickness, namun
dengan gejala yang lebih berat. Mual dan muntah pada hiperemesis
gravidarum akan berlangsung lebih lama, bahkan bisa sampai
trimester kedua atau ketiga. Keluhannya pun lebih parah, hingga
membuat ibu hamil mengalami dehidrasi dan sulit untuk makan atau
minum.
Penyebab pasti hiperemesis gravidarum belum diketahui secara
pasti, namun salah satu penyebabnya diduga peningkatan kadar
hormon selama kehamilan. Upaya pencegahan pun belum dapat
dilakukan karena penyebab pasti kondisi ini tidak diketahui. Untuk
mencegah dehidrasi dan kekurangan nutrisi yang bisa membahayakan
janin, saat Anda mengalami mual dan muntah yang cukup parah,
segeralah periksakan diri ke dokter. Bila perlu, dokter akan
menyarankan ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum
untuk diinfus dan dirawat di rumah sakit.
b. Keguguran
Keguguran diartikan sebagai kematian janin di dalam kandungan
saat usianya belum mencapai 20 minggu. Kondisi ini dapat ditandai
dengan perdarahan melalui vagina, perut terasa kram atau sangat
nyeri, sakit menjalar hingga ke punggung, tubuh terasa lemas, dan
kadang disertai demam. Sebagian besar keguguran terjadi akibat
kelainan pada kromosom atau komponen genetik yang berujung pada
gangguan pertumbuhan janin. Hal lain yang juga bisa menyebabkan
keguguran adalah gangguan hormon, kelainan respons kekebalan
tubuh (autoimun), terlalu lelah, merokok, mengonsumsi alkohol,
kelainan rahim, dan kelemahan leher rahim. Risiko keguguran juga
akan meningkat pada ibu hamil yang memiliki penyakit tertentu,
seperti diabetes, gangguan tiroid, dan tekanan darah tinggi.
c. Anemia
Tubuh memerlukan zat besi, vitamin B12, dan asam folat untuk
membentuk hemoglobin, yaitu protein pada sel darah merah yang
berfungsi mengantarkan oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Saat
hamil, kebutuhan darah akan meningkat untuk mendukung
pertumbuhan janin. Namun bila tubuh ibu hamil tidak mampu
memproduksi lebih banyak hemoglobin, bisa terjadi anemia. Anemia
saat hamil umumnya ditandai dengan letih, pusing, sulit
berkonsentrasi, kulit pucat, bahkan sesak bernapas. Anemia pada ibu
hamil merupakan hal yang perlu diwaspadai. Pasalnya, anemia yang
tidak ditangani bisa menyebabkan berat bayi rendah, kelahiran
prematur, hingga cacat lahir. Kondisi ini lebih sering terjadi pada ibu
hamil yang mengalami morning sickness, hamil kembar, atau
memiliki pola makan tidak sehat.
d. Perdarahan
Sekitar 25-40% wanita hamil mengalami perdarahan di trimester
pertama. Walau demikian, tidak semua perdarahan saat hamil adalah
hal yang berbahaya. Perdarahan ini dapat disebabkan oleh proses
menempelnya sel telur yang telah dibuahi pada dinding rahim atau
melakukan hubungan seksual dengan cukup kuat. Namun, perdarahan
saat hamil bisa menjadi kondisi serius bila diikuti dengan gejala
keguguran, seperti nyeri dan kram perut yang hebat. Selain itu,
perdarahan yang terjadi akibat kehamilan ektopik atau pertumbuhan
janin abnormal, seperti pada hamil anggur, juga perlu diwaspadai.
Maka dari itu, perdarahan saat hamil tetap tidak boleh diremehkan,
meski hanya berupa bercak-bercak darah yang jumlahnya sedikit. Saat
mengalaminya, segeralah periksakan diri ke dokter kandungan untuk
mendapat penanganan yang tepat.
e. Kurang cairan ketuban
Di dalam rahim, janin berdiam dalam kantung berisi cairan
ketuban. Fungsi cairan ini adalah melindungi janin dari benturan dan
infeksi, menjaga suhu rahim stabil, serta membantu organ-organ janin
untuk berkembang.
Jumlah cairan ini akan terus berkurang mulai usia kehamilan 36
minggu hingga akhirnya janin lahir. Namun hati-hati, turunnya
volume cairan ketuban yang terlalu cepat bisa menyebabkan
komplikasi kehamilan, seperti bayi sungsang dan bayi lahir prematur.
7. Prognosis
Prognosis pada kehamilan postterm ditentukan oleh kondisi janin,
volume cairan amnion, dan ada tidaknya kondisi penyulit seperti
ketuban pecah dini atau infeksi intrauteri.
1. PENGKAJIAN
1. Anamnesa.
a. Anamnesa identitas suami istri.
b. Anamnesa umum: keluhan kehamilan (mual, muntah, sakit kepala,
nyeri uluh hati), nafsu makan, tidur, miksi,defekasi, perkawinan.
c. Tentang kehamilan, persalinan, keguguran, dan kehamilan ektopik
atau kehamilan mola sebelumnya.
2. Pemeriksaan fisik diagnostik.
a. Keadaan umum.
Dengan inspeksi, dapat di peroleh gambaran keadaan panggul.
Adanya kesempitan atau kelianan panggul, dapat di duga bila terlihat
jalanya ibu tidak normal, misalnya pincang, ibu sangat pendek,
adanya kelainan panggul ( kifosis ,skoliosis), kelainan belah ketupat
dari michealis (tidak semetris).
b. Tinggi badan.
Tinggi badan kurang dari rata-rata merupakan faktor resiko untuk
ibu hamil atau ibu bersalin. Jika tinggi badan kurang dari 145 cm di
mungkinkan sang ibu memiliki panggul sempit.
c. Berat badan.
Pertambahan selama kehamilan rata-rata 0,3 – 0,5 kg/minggu. Bila
di kaitkan dengan usia kehamilan, kenaikan berat badan selam hamil
muda 5 kg, selanjutnya tiap trimester (II dan III) masih bertambah 5
kg. Pada akhir kehamilan, pertambahan berat badan total adalah 9 –
12 kg. Bila terdapat BB yang berlebihan, perlu di pikirkan adanya
resiko bengkak, kehamilan kembar, hidroamnion, dan anak besar.
d. Lingkar lengan atas ( LILA).
Lila kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status
gizi yang kurang/ buruk. Ibu berisiko untuk melahirkan anak dengan
BBLR.
e. TTV.
1) Tekanan darah.
TD yang tinggi (lebih dari 140/90 mmHg) merupakan resikodalam
kehamilan. Penanganan yang kurang tepat, TD sistolik 30 mmHg
atau lebih, dan / atau diatolik 15 mmHg atau lebih dapat berlaajut
menjadi preeklamsi atau eklamsi.
2) Denyut nadi.
Jumlah denyut nadi normal adalah sekitar 80x/menit.
3) Suhu.
Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,5℃ di katakan demam hal ini
kemungkina adanya infeksi dalam kehamilan.
4) Pernapasan.
Frekuensi napas normal orang dewasa adalah 16-20 x/menit. Jika
ibu mengalami peningkatan frekuensi napas ibu akan mudah lelah
atau kemungkinan mempunyai penyakit jantung.
f. Kepala dan leher.
1) Memeriksa jika terdapat edema di wajah.
2) Memreiksa jika kelopak mata bagian bawah tampak pucat,
berwarna kuning/jaundice pada sklera.
3) Memeriksa jika kulit sekitar rahang pucat dan juga keadaan gigi.
4) Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui pembesaran
kelenjar tiroid, pembuluh limfa dan vena jugularis.
g. Payudara.
1) Amati bentuk, ukuran, dan kesimetrisannya; payudara normal
melingkar, agak simetris dan dapat di deskripsikan kecil, sedang,
dan besar.
2) Puting payudara menonjol atau masuk ke dalam.
3) Adanya kolostrum atau cairan lain, misalnya ulkus.
4) Retraksi akibat adanya lesi.
5) Massa atau pembesaran pembuluh limfe.
h. Abdomen.
1) Memeriksa jika ada bekas operasi.
2) Menggukur tinggi fundus urteri mengunakan tangan bila usia
kehamilan > 12 minggu, atau pita ukuran bila usia kehamilan lebih
dari 22 minggu
3) Melakukan palpasi untuk mengetahui letak presentasi, posisi, dan
penurunan kepala janin kalau > 36 minggu.
3. Pemeriksaan leopold.
a. Leopold I.
1) Pemeriksaan menghadap ibu hamil.
2) Menentukan tinggi fundus urteri dan bagian janin dalm fundus.
3) Konsistensi uterus.
b. Leopold II.
1) Menentukan batas samping rahim kiri kanan
2) Menentukan letak punggung janin
3) Pada letak lintang, tentukan latak dimana kepala janin.
c. Leopold III.
1) Menentukan bagain terbawah janin.
2) Apakah bagian janin sudah masuk/ goyang.
d. Leopod IV.
1) Memeriksa menghadap ke arah kaki ibu hamil.
2) Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh
sudah masuk PAP.
i. Tangan dan kaki.
1) Memeriksa apakah tangan dan kaki edema atau kuku jari yang
pucat.
2) Memeriksa dan meraba kaki jika da varises.
3) Memeriksa refleks pattela untuk melihat apakah terjadi gerakan
hipo dan hiper.
j. Pemeriksaan penggul.
1) Genital luar.
a) Memeriksa labia mayora dan minora, klitoris, lubang uretra,
introitus vagina untuk melihat adanya tukak atau luka, varises,
cairan yang ada ( warna, konsistensi, jumlah, bau)
b) Melakukan palpasi pada kelenjar bartolini untuk mengetahui
adanya pembekakan masa atau cairan kista.
2) Menggunakan spekulum.
a) Memeriksa serviks untuk melihat adanya cairan/darah,
luka/lesi, apakah serviks sudah membuka atau belum.
b) Memeriksa dinding vagina untuk melihat adanya
cairan/ darah dan luka.
3) Pemeriksaan bimanual.
a) Mencari letak serviks dan merasakan untuk mengetahui
pembukaan ( dilatasi ) dan rasa nyeri karena gerakan
( nyeri tekanan dan nyeri goyang)
b) Mengunakan 2 tangan, satu tangan di atas abdomen, 2
jari di dalam vagina untuk palpasi uterus. Ukuran ,
bentuk, dan posisi, mobilitas, rasa nyeri, serta adanya
massa .
k. Denyut jantung janin (DJJ).
1) Dari janin.
a) DJJ pada bulan 4-5
b) Bisisng tali pusat
c) Gerekan atau tendangan janin
2) Dari ibu.
a) Bising rahim.
b) Bising aorta.
c) Peristaltik usus.
l. Pemeriksaaan dalam.
1) Vagina toucher (VT)
2) Rectal toucher (RT)
3) dapat di nilai.
a) Pembukaan serviks : berapa cm ke jari.
b) Bagian anak paling bawah: kepala, bokong serta posisinya
c) Turunya bagian terbawah menurut bidang hotge
2. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. USG Kehamilan USG kehamilan sebenarnya adalah jenis
pemeriksaan yang disarankan untuk rutin dilakukan selama hamil.
Pemeriksaan ini nyatanya bisa membantu melihat pertumbuhan janin
serta mendeteksi kemungkinan terjadinya kelainan.
b. USG Doppler Mendeteksi kemungkinan gawat janin juga bisa
dilakukan dengan pemeriksaan USG Doppler. Jenis USG ini bisa
membantu mengetahui ada atau tidak gangguan di aliran darah dan
jantung janin.
c. Cardiotocography, Cardiotocography (CTG) dilakukan untuk melihat
detak jantung janin secara berkelanjutan. Pemeriksaan ini juga bisa
memantau detak jantung janin terhadap pergerakan janin dan
kontraksi rahim.
3. PATOFLODIAGRAM
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Risti perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan perubahan nafsu makan, mula dan muntah.
b. Risti devisi volume cairan berhubungan dengan prubahan nafsu
makan, mual dan muntah.
c. Ketidakefektifan pola pernapasanberhubungan dengan pergeseran
diafragma sekunder kehamilan
d. Ketidak nyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh
hormonal.
5. INTERENSI DAN RASIONAL
a. Risti perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan perubahan nafsu makan, mula dan muntah.
No Intervensi Rasional
1. Tentukan asupan nutrisi per 24 jam Untuk memenuhu
2. Kaji tentang pengetahuan kebutuhan diet. nutrisi ibu
3. Berikan informasi tertulis diet prenatal dan Dasar memberi
suplemen penyuluhan tentang
4. Tanyakan keyakina diet sesuai budaya. diet yang di perlukan
5. Timbang BB dan kaji BB pregravida ibu.
Memudahkan ibu
untuk mempraktekan
di rumah dan sebagai
petunjuk tanyakan
kayakinan diet sesuai
kebudayaan.
Memastikan
kebutuhan nutrisi ibu
terpenuhi tanpa
menentang budaya di
anut oleh ibu
Ketidakadekuatan
penambahan BB
prenatal dan atau BB
di bawah normal
meningkatkan resiko
IUGR.