Anda di halaman 1dari 20

A.

Pengertian Kehamilan
Menurut Federasi Obstetri Ginekoloigi Internasional, kehamilan didefinisikan
sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi
atau implantasi (Yulistiana, 2015: 81). Manuaba, 2012, mengemukakan kehamilan adalah
proses mata rantai yang bersinambungan dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan
ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus,pembentukan
placenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Sholichah, Nanik, 2017: 79-
80).
Manuaba (2010)mengemukakan lama kehamilan berlangsung sampai persalinan
aterm (cukup bulan) yaitu sekitar 280 sampai 300 hari (Kumalasari. 2015: 1). Menurut
Departemen Kesehatan RI, 2007, kehamilan adalah masa dimulai saat konsepsi sampai
lahirnya janin, lamanya hamil normal 280 hari (40 minggu / 9 bulan 7 hari) di hitung dari
triwulan/ trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, 11 trimester/ trimester ke-
2 dari bulan ke-4 sampai 6 bulan, triwulan/ trimester ke-3 dari bulan ke-7 sampai ke-9
(Agustin, 2012: 12).
B. Proses Kehamilan
Bertemunya sel sperma laki-laki dan sel ovum matang dari wanita yang kemudian
terjadi pembuahan, proses inilah yang mengawali suatu kehamilan. Untuk terjadi suatu
kehamilan harus ada sperma, ovum, pembuahan ovum (konsepsi), implantasi (nidasi)yaitu
perlekatan embrio pada dinding rahim, hingga plasentasi / pembentukan plasenta.
Dalam proses pembuahan, dua unsur penting yang harus ada yaitu sel telur dan sel
sperma. Sel telur diproduksi oleh indung telur atau ovarium wanita, saat terjadi ovulasi
seorang wanita setiap bulannya akan melepaskan satu sel telur yang sudah matang, yang
kemudian ditangkap oleh rumbai –rumbai (microfilamen fimbria) dibawa masuk kerahim
melalui saluran telur (tuba fallopi), sel ini dapat bertahan hidup dalamkurun waktu 12-48
jam setelah ovulasi. Berbeda denganwanita yang melepaskan satu sel telur setiap bulan,
hormon pria testis dapat terus bekerja untuk menghasilkan sperma. Saat melakukan
senggama (coitus), berjuta-juta sel sperma (spermatozoon) masuk kedalam rongga rahim
melalui saluran telur untuk mencari sel telur yang akan di buahi dan pada akhirnya hanya
satu sel sperma terbaik yang bisa membuahi sel telur.
a. Sel Telur (ovum)
Sel telur berada di dalam indung telur atau ovarium. Sel telur atau ovummerupakan
bagian terpenting di dalam indung telur atau ovarium wanita. Setiap bulannya, 1-2
ovum dilepaskan oleh indung telur melalui peristiwa yang disebut ovulasi. Ovum
dapat dibuahi apabila sudah melewati prosesoogenesisyaitu proses pembentukan dan
perkembangan sel telur didalam ovarium dengan waktu hidup 24-48 jam setelah
ovulasi, sedangkan pada pria melalui proses spermatogenesis yaitu keseluruhan
proses dalam memproduksi spermamatang. Sel telur mempunyai lapisan pelindung
berupa sel-sel granulose dan zona pellusida yang harus di tembus oleh sperma untuk
dapat terjadi suatu kehamilan (Megasari, dkk, 2015: 25). Ovarium terbagi menjadi
dua, yaitu sebelah kiri dan kanan, didalamnyaterdapat follicel primary (folikel
ovarium yang belum matang) sekitar 100.000 (Sunarti, 2013: 24).Ovarium berfungsi
mengeluarkan sel telur/ ovum setiap bulan, dan meghasilkan hormon estrogen dan
progesteron. Ovarium terletak di dalam daerah rongga perut (cavitas peritonealis)
pada cekungan kecil di dinding posterior ligamentum latum/ ligamen yang melekat
pada kedua sisi uterus, dengan ukuran 3cm x 2cm x 1cm dan beratnya 5-8 gram
(Megasari, dkk, 2015: 19). Didalam ovarium terjadi siklus perkembangan folikel,
mulai dari folikel yang belum matang /folikel primordial menjadi folikel yang sudah
masak/ matang (follicel de graff). Pada siklus haid, folikel yang sudah matang akan
pecah menjadi suatu korpus yang disebut corpus rubrumyang mengeluarkan hormon
esterogen, saat hormon LH (luteinizing hormone) meningkat sebagai sebagai reaksi
tubuh akibat naiknya kadar esterogen yang disebut dengan corpus luteum / massa
jaringan kuning di ovarium yang akan menghambat kerja hormon FSH (follicel
stimulating hormone) dengan menghasilkan hormon progesteron dan berdegenerasi,
jika tidak terjadi pembuahan korpus ini akan berubah menjadi corpus albican/ badan
putih dan siklus baru pun dimulai.
b. Sel Sperma (spermatozoa)
Sperma mempunyai bentuk/ susunan yang sempurna yaitu kepala berbenruk lonjong
agak gopeng berisi inti (nucleus), diliputi oleh akrosom dan membran plasma. Leher
sperma menghubungkan kepala dan bagian tengah sperma. Ekor sperma mempunyai
panjang kurang lebih 10 kali bagian kepala dan dapat bergetar sehingga sperma
dapat bergerak dengan cepat. Gamabar 2.2Proses Pembentukan Sel SpermaSama
halnya ovum yang melalui proses pematangan, sperma juga melalui proses
pematangan (spermatogenesis) yang berlangsung di tubulus seminiferus testis.
Meskipun begitu terdapat perbedaanya yang jelas yaitu setelah melalui proses
penggandaan/ replikasi DNA dan pembelahan sel dengan jumlah kromosom yang
sama (mitosis) serta proses pembelahan sel dengan pengurangan materi ginetik pada
sel anak yang dihasilkan (meiosis) yaitu untuk satu oogonium diploid menghasilkan
satu ovum haploid matur/ matang, sedangkan untuk satu spermatogonium diploid
menghasilkan empat spermatozoa haploid matur. Pada sperma jumlahnya akan
berkurang tetapi tidak habis seperti ovum dan tetap diproduksi meskipun pada lanjut
asia. Sperma juga memiliki enzim hyaluronidase yang akan melunakkan sel –sel
graulosa (sel pelindung ovum) saat berada dituba. Dalam 100 juta sperma pada
setiap mililiter air mani yang dihasilkan, rata-rata 3 cc tiap ejakulasi, dengan
kemampuanfertilisasi selama 2 –4 hari, rata-rata 3 hari (Holmes, 2011: 26).
c. Pembuahan Ovum (Konsepsi)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia konsepsi yaitu percampuran inti sel jantan
dan inti sel betina, definisi lain konsepsi/ fertilisasi yaitu pertemuan sel ovum dan sel
sperma (spermatozoon) dan membentuk zigot (Sunarti, 2013: 31). Konsepsi terjadi
sebagai dampak beberapa peristiwa kompleks yang mencakup proses pematangan
akhir spermatozoa dan oosit, transpor gamet didalam saluran genetalia wanita,
selanjutnya peleburan gamet pria dan wanita, pembentukkan jumlah kromosom
diploid (Holmes, 201:17). Sebelum terjadinya konsepsi dua proses penting juga
terjadi, yang pertama ovulasi (runtuhnya/ lepasnya ovum dari ovarium/ indung telur
sebagai hasil pengeluaran dari folikel dalam ovarium yang telah matang (matur).
Ovum yang sudah dilepaskan selanjutnya masuk kedalam uterus (tuba fallopi)
dibantu olehrumbai –rumbai (microfilamen fimbria) yang menyapunya hingga ke
tuba. Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam (Sunarti, 2013:
32), apabila dalam kurun waktu tersebut gagal bertemu sperma, maka ovum akan
mati dan hancur. Kedua inseminasi yaitu pemasukan sperma (ekspulsi semen) dari
uretra pria kedalam genetalia/ vagina wanita. Berjuta-juta sperma masuk kedalam
saluran reproduksi wanita setiap melakukan ejakulasisemen/ pemancaran cairan
mani. Dengan menggerakkan ekor dan bantuan kontraksi muskular yang ada, sperma
terus bergerak menuju tuba melalui uterus. Dari berjuta-juta sperma yang masuk
hanya beberapa ratus ribu yang dapat meneruskan ke uterus menuju tuba fallopi, dan
hanya beberapa ratus yang hanya sampai pada ampula tuba(Sunarti, 2013: 32).
d. Fertilisasi
Menurut Kamus Saku Kedokteran Dorlan definisi fertilisasi (fertilization) yaitu
penyatuan gamet jantan dan betina untuk membentuk zigot yang diploid dan
menimbulkan terbentuknya individu baru. Fertilisasi adalah proses ketika gamet pria
dan wanita bersatu, yang berlangsung selama kurang lebih 24 jam, idealnya proses
ini terjadi di ampula tuba yaitu tabung kecil yang memanjang dari uterus ke ovarium
pada sisi yang sama sebagai jalan untuk oositmenuju rongga uterus juga sebagai
tempat terjadinya infertilisasi.
e. Implantasi (nidasi)
Pada hari keenam, lapisan trofoblas blastosis bersentuhan dengan endometrium
uterus, biasanya terjadi di dinding posterior atas dan mulai berimplantasi. Pada
lapisan luar sel (trofoblas), dapat mengeluarkan enzim proteolitik (enzim yang kaya
protein) yang melarutkan sebagian endometrium. Jaringan endometrium banyak
mengandung sel-sel desidua yaitu sel-sel besar yang banyak mengandung glikogen
dan mudah dihancurkan oleh trofoblas, lalu sel-sel trofoblas (sinsitiotrofoblas)
menyekresi enzim yang mengikis endometrium untuk membantu penyediaan nutrisi
bagi embrio yang tengah berkembang serta membantu perlekatan embrio pada
endometrium. Blastula berisi massa sel dalam (inner cell mass) akan mudah masuk
ke dalam desidua, menyebabkan luka yang kemudian sembuh dan menutup lagi. Saat
nidasi terjadi sedikitperdarahan akibat luka desidua (tanda hartman) (Megasari, dkk.
2015: 28).

C. Tanda –Tanda Kehamilan


Ada 2 tanda yang menunjukkan seorang wanita mengalami suatu kehamilan, tanda pasti
dan tanda tidak pasti. Tanda tidak pasti dibagi menjadi dua, pertama tanda subjektif
(presumtif) yaitu dugaan atau perkiraan seorang wanita mengalami suatu kehamilan, kedua
tanda objektif (probability) atau kemungkinan hamil.
1. Tanda Pasti
a. Terdengar Denyut Jantung Janin (DJJ). Denyut jantung janin dapat didengarkan
dengan stetoskop Laennec/ stetoskop Pinard pada minggu ke 17-18. Serta dapat
didengarkan dengan stetoskop ultrasonik (Doppler) sekitar minggu ke 12. Auskultasi
pada janin dilakukan dengan mengidentifikasi bunyi-bunyi lain yang meyertai
seperti bising tali pusat, bising uterus, dan nadi ibu (Kumalasari, 2015: 3).
b. Melihat, meraba dan mendengar pergerakan anak saat melakukan pemeriksaan,
c. Melihat rangka janin pada sinar rontgenatau dengan USG (Sunarti, 2013: 60).
2. Tanda –Tanda Tidak Pasti
Tanda Subjektif (Presumtif/ Dugaan Hamil)
a. Aminorhea (Terlambat datang bulan)Yaitu kondisi dimana wanita yang sudah
mampu hamil, mengalami terlambat haid/ datang bulan. Konsepsi dan nidasi
menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel degraaf dan ovulasi. Pada wanita
yang terlambat haid dan diduga hamil, perlu ditanyakan hari pertama haid
terakhirnya (HPHT). supaya dapat ditaksirumur kehamilan dan taksiran tanggal
persalinan (TTP) yang dihitung dengan menggunakan rumus Naegele yaitu TTP :
(hari pertama HT + 7), (bulan -3) dan (tahun + 1) (Kumalasari, 2015: 12).
b. Mual (nausea) dan Muntah (vomiting)
Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran asam lambung yang
berlebihan dan menimbulkan mual muntah yang terjadi terutama pada pagi hari yang
disebut dengan morning sickness. Akibat mual dan muntah ini nafsu makan menjadi
berkurang. Dalam batas yang fisiologis hal ini dapat diatasi Dalam batas tertentu hal
ini masih fisiologis Untuk mengatasinya ibu dapat diberi makanan ringan yang
mudah dicerna dan tidak berbau menyengat (Kumalasari, 2015: 2).
c. Mengidam
Wanita hamil sering makan makanan terntentu, keinginan yang demikian disebut
dengan mengidam, seringkali keinginan makan dan minum ini sangat kuat pada
bulan –bulan pertama kehamilan. Namun hal ini akan berkurang dengan sendirinya
seiring bertambahnya usia kehamilan.
d. Syncope(pingsan)
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia
susunan saraf pusat dan menimbulkan syncopeatau pingsan bila berada pada tempa-
tempat ramai yang sesak dan padat. Keadaan ini akan hilang sesudah kehamilan 16
minggu (Kumalasari,2015: 2).
e. Perubahan Payudara
Akibat stimulasi prolaktin dan HPL, payudara mensekresi kolostrum, biasanya
setelah kehamilan lebih dari 16 minggu (Sartika, 2016: 8). Pengaruh estrogen –
progesteron dan somatotropin menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada
payudara. Payudara membesar dan tegang, ujung saraf tertekan menyebabkan rasa
sakit terutama pada hamil pertama (Kumalasari, 2015: 2). Selain itu, perubahan lain
seperti pigmentasi, puting susu, sekresi kolostrum dan pembesaran vena yang
semakin bertambah seiring perkembangan kehamilan.
f. Sering miksi
Sering buang air kecil disebabkan karena kandung kemih tertekan oleh uterus yang
mulai membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir
kehamilan, gejala ini kembali karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin
(Prawirohardjo, 2008: 100).
g. Konstipasi atau obstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus (tonus otot menurun)
sehingga kesulitan untuk BAB (Sunarsih, 2011: 111).
h. Pigmentasi kulit.
Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu. Terjadi akibat
pengaruh hormon kortikosteroid plasenta yang merangsang melanofor dan kulit.
Pigmentasi ini meliputi tempat-tempat berikut ini :
1) Daerah pipi : Cloasma gravidarum(penghitaman pada daerah dahi, hidung,
pipi, dan leher)
2) Daerah leher : Terlihat tampak lebih hitam
3) Dinding perut : Strie livide/ gravidarum yaitu tanda yang dibentuk akibat
serabut-serabut elastis lapisan kulit terdalam terpisah dan putus/ merenggang,
bewarna kebiruan, kadang dapat menyebabkan rasa gatal (pruritus), linea
alba atau garis keputihan di perut menjadi lebih hitam (linea nigra atau garis
gelap vertikal mengikuti garis perut (dari pusat-simpisis) (Sunarti, 2013: 45).
4) Sekitar payudara : hiperpigmentasi areola mamae sehingga terbentuk areola
sekunder. Pigmentasi areola ini berbeda pada tiap wanita, ada yang merah
muda pada wanita kulit putih, coklat tua pada wanita kulit coklat, dan hitam
pada wanita kulit hitam. Selain itu, kelenjar montgomeri menonjol dan
pembuluh darah menifes sekitar payudara.
5) Sekitar pantat dan paha atas : terdapat striae akibat pembesaran bagian
tersebut.
6) Epulis Hipertropi papilla ginggivae/ gusi, sering terjadi pada trimester
pertama
7) Varises (penampakan pembuluh darah vena)Pengaruh estrogen dan
progesteron menyebabkan pelebaran pembuluh darah terutama bagi wanita
yang mempunyai bakat. Varises dapat terjadi di sekitar genitalia eksterna,
kaki dan betis serta payudara. Penampakan pembuluh darah ini dapat hilang
setelah peralinan (Hani, 2011: 79).

Tanda Obyektif (Probability/ Kemungkinan)

a. Pembesaran Rahim/ Perut Rahim membesar dan bertambah besar terutama


setelah kehamilan 5 bulan, karena janin besar secara otomatis rahim pun
membesar dan bertempat di rongga perut. Tetapi perlu di perhatikan pembesaran
perut belum jadi tanda pasti kehamilan, kemungkinan lain disebabkan oleh
mioma, tumor, atau kista ovarium.
b. Perubahan Bentuk dan Konsistensi Rahim
Perubahan dapat dirasakan pada pemeriksaan dalam, rahim membesar dan
makin bundar, terkadang tidak rata tetapi pada daerah nidasi lebih cepat tumbuh
atau biasa disebut tanda Piscasek.
c. Perubahan Pada Bibir Rahim
Perubahan ini dapat dirasakan pada saat pemeriksaan dalam, hasilnya akan
teraba keras seperti meraba ujung hidung, dan bibirrahim teraba lunak seperti
meraba bibir atau ujung bawah daun telinga (Sunarti, 2013: 62).
d. Kontraksi Braxton Hicks
Kontraksi rahim yang tidak beraturan yang terjadi selama kehamilan, kontraksi
ini tidak terasa sakit, dan menjadi cukup kuat menjelang akhirkehamilan. Pada
waktu pemeriksaan dalam, terlihat rahim yang lunak seakan menjadi keras
karena berkontraksi.
e. Adanya Ballotement

Ballotement adalah pantulan yang terjadi saat jari telunjuk pemeriksa mengetuk
janin yang mengapung dalam uterus, hal ini menyebabkan janin berenang jauh
dan kembali keposisinya semula/ bergerak bebas. Pantulan dapat terjadi sekitasr
usia 4-5 bulan, tetapi ballotement tidak dipertimbangkan sebagai tanda pasti
kehamilan, karena lentingan juga dapat terjadi pada tumor dalam kandungan ibu.

f. Tanda Hegar dan Goodells


Tanda hegar yaitu melunaknya isthmus uteri (daerah yang mempertemukan leher
rahim dan badan rahim) karena selama masa hamil, dinding –dinding otot rahim
menjadi kuat dan elastis sehingga saat di lakukan pemeriksaan dalam akan
teraba lunak dan terjadi antara usia 6-8 minggu kehamilan dan tanda goodells
yaitu melunaknya serviks akibat pengaruh hormon esterogen yang menyebabkan
massa dan kandungan air meningkat sehingga membuat serviks menjadi lebih
lunak (Kumalasari, Intan. 2015: 4).
g. Tanda ChadwickTanda yang berwarna kebiru-biruan ini dapat terlihat saat
melakukan pemeriksaan, adanya perubahan dari vagina dan vulva hingga
minggu ke 8 karena peningkatan vasekularitasdan pengaruh hormon esterogen
pada vagina. Tanda ini tidak dipertimbangkan sebagai tanda pasti, karena pada
kelainan rahim tanda ini dapat diindikasikan sebagai pertumbuhan tumor.
h. Hyperpigmentasi
Kulit Bintik –bintik hitam (hyperpigmentasi) pada muka disebut chloasma
gravidarum.Hyperpigmentasi ini juga terdapat pada areola mamae atau lingkaran
hitam yang mengelilingi puting susu, pada papilla mamae (puting susu) dan di
perut. Pada wanita yang tidak hamil hal ini dapat terjadi kemungkinan
disebabkan oleh faktor alergi makanan, kosmetik, obat-obatan seperti pil KB
(Sunarti, 2013: 63).
Beberapa test yang dapat dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya suatu
kehamilan yaitu:
1. Tes Urine
Tes urine dapat dilakukan dirumah atau dilaboratorium. Tes Pack atau alat
teskehamilan yang banyak digunakan oleh pasangan suami istri secara mandiri
dengan mudah, meskipun terdapat banyak macam jenis tes pack baik yang
berbentuk strip (sekali pakai), berbentuk pena, atau batangan kecil tetapi pada
prinsipnya cara kerja tes pack tersebut sama, yaitu untuk mengetahui ada tidaknya
peningkatan hormon kehamilan HCG (Human Chorionic gonadotropin) di dalam
tubuh. Jika memang hamil, hormon ini terdapat di dalam urine dan darah.
Peningkatan HCG terjadi kurang lebih satu minggu setelah ovulasi, sehingga
disarankan agar melakukan tes minimal tujuh hari supaya hasil yang diperoleh
lebih akurat. Selain cara mendapatkanya yang mudah, penggunaanya juga mudah
yaitu dengan cara mencelupkan atau menetesinya dengan urin pengguna, tunggu
selama beberapa menit hingga muncul tanda positif negatif atau berapa jumlah
strip yang muncul (sesuai petunjuk penggunaan sebelum menggunakanya). Tes ini
sebaiknya dilakukan di pagi hari, karena saat pagi hari (bangun tidur) urine dalam
keadaan murni belum tercampur oleh zat-zat makanan yang dikonsumsi
(Siswosuharjo, Suwignyo & Fitria C. 2010: 28-29).
2. Tes Darah
Prinsipnya sama dengan tes urine yaitu menguji adanya HCG dalam tubuh.
Bedanya, tes darah ini tidak dapat dilakukan sendiri dirumah, melainkan dilakukan
di laboratorium dengan jalan mengambil contoh darah. Jika terdapat peningkatan
HCG didalam darah, maka dinyatakan positif hamil, demikian juga seterusnya.
3. Tes USG (Ultra Sonography)
Tes ini di lakukan oleh seorang dokter dengan memastikan kehamilan melalui
USG yang dapat melihat bagian dalam tubuh manusia. Dari gambaran yang
ditampilkan alat tersebut, dokter akn melihat didalam rahim terdapat embrio atau
tidak. Jika kehamilan sudah berjalan enam minggu, alat ini sangat membantu
dokter dalam menganalisis suatu kehamilan.
TUGAS PRAKTIKUM KEPERAWATAN MATERNITAS
LAPORAN PENDAHULUAN
ANTENATAL CARE : PEMERIKSAAN FISIK KEHAMILAN

OLEH :

ELVINA

1911316003

DOSEN : NS. LILI FAJRIA, S.KEP, M.BIOMED

PROGRAM B FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

TAHUN 2020
PENENTUAN USIA KEHAMILAN, TAKSIRAN PERSALINAN,
DAN
TAKSIRAN BERAT JANIN

A. Penentuan Usia kehamilan


Mempergunakan rumus Naegle.
Rumus naegele terutama untuk menentukan hari perkiraan lahir (HPL, EDC= Expected Date of
Confinement). Rumus ini terutama berlaku untuk wanita dengan siklus 28 hari sehingga ovulasi
terjadi pada hari ke 14. Rumus Naegle memperhitungkan umur kehamilan berlangsung selama 288
hari. Perhitungan kasarnya dapat dipakai dengan menentukan hari pertama haid dan ditambah 288
hari, sehingga perkiraan kelahiran dapat ditetapkan.
Rumus Naegle dapat dihitung hari haid pertama ditambah 7 (tujuh) dan bulannya dikurang 3
(tiga) dan Tahun ditambah 1 (satu).a. Contohnya, haid hari pertama tanggal 11 april 2000, maka
penghitungan perkiraan kelahiran adalah 11 + 7 = 18; 4 -3= 1, dan Tahun 2000+1 = 2001, sehingga
dugaan persalinan adalah 18 Januari 2001.

b. Seorang ibu hamil memiliki HPHT 15-9-2005 dan diperiksa pada 27-11-2005. Maka umur
kehamilan dan hari perkiraan lahir (HPL) adalah:
15-09-2005 = 2 minggu 1hari
31-10-2005 = 4 minggu 3 hari
27-11-2005 = 3 minggu 6 hari
Jumlah 9 minggu 10 hari
Berarti usia kehamilan : 10 minggu 3 hari
Jadi umur kehamilan saat diperiksa adalah 10 minggu 3 hari atau 10 minggu genap.

Cara menghitungnya:
1 minggu terdiri atas 7 hari.
a. Tanggal 15-09-2005, berarti hari ke-15. Ini sama dengan 2 x 7 hari = 14 hari + 1 hari (2 minggu
lebih 1 hari)
b. Bulan Oktober (bulan 10) terdiri atas 31 hari. Ini berarti 4 x 7 hari = 28 hari + 3 hari atau sama
dengan 4 minggu lebih 3 hari
c. tanggal 27-11-2005 berarti hari ke-27 sama dengan 3 x 7 hari = 21 hari + 6 hari (3 minggu lebih 6
hari). Sementara HPL dihitung dengan rumus Naegel = Hari + 7, Bulan ¬ 3 = 15 + 7, 9 ¬ 3 jadi
HPL = 22-06-2005
Bila mempunyai kalender obstetrik maka usia kehamilan dan HPL dapat dilihat di tabel kalender
tersebut.

2. Gerakan pertama fetus.


Dengan memperkirakan terjadinya gerakan pertama fetus pada umur hamil 16 minggu. maka
perkiraan umur hamil dapat ditetapkan.

3. Perkiraan tingginya fundus uteri.


a. Mempergunakan tinggi fundus uteri untuk memperkirakan umur hamil terutama tepat pada
hamil pertama. Secara tradisional perkiraan tinggi fundus dilakukan dengan palpasi fundus dan
membandingkannya dengan beberapa patokan antara lain simfisis pubis, umbilikus, atau prosesus
xipoideus. Cara tersebut dilakukan tanpa memperhitungkan ukuran tubuh ibu. Pada kehamilan
kedua dan seterusnya perkiraan ini kurang tepat.

Tinggi fundus uteri = Umur kehamilan


1/3 di atas simfisis = 12 minggu
½ simfisis-pusat = 16 minggu
2/3 di atas simfisis = 20 minggu
Setinggi pusat = 22 minggu
1/3 di atas pusat = 28 minggu
½ pusat-prosesus xifoideus = 34 minggu
Setinggi prosesus xifoideus = 36 minggu
Dua jari (4cm) di bawah prosesus xifoideus = 40 minggu

Perbedaan Usia Kehamilan 8 bulan dengan 10 bulan


8 Bulan hamil
Perut lebih kecil
Epigastrium tegang
Pusat datar
Kepala teraba kecil
Kepala belum masuk PAP

10 bulan hamil
Perut besar
Epigastrium lembek, karena kepala janin masuk PAP
Pusat menonjol
Kepala besar.
Kepala telah masuk PAP

Ketidak akuratan metode ini :


1. Wanita bervariasi pada jarak simfisis pubis ke prosesus xifoid, lokasi umbilikus diantara 2 titik
(imajiner) ini.
2. Lebar jari pemeriksa bervariasi antara yang gemuk dan yang kurus.

Keuntungan :
1. Digunakan jika tidak ada Caliper atau pita pengukur.
2. Jari cukup akurat untuk menentukan perbedaan yang jelas antara perkiraan umur kehamilan
dengan tanggal dan dengan temuan hasil pemeriksaan dan untuk mengindikasi perlunya
pemeriksaan lebih lanjut jika ditemukan ketidak sesuaian dan sebab kelainan tersebut.

b. Metode ini menggunakan alat ukur Caliper.


Caliper digunakan dengan meletakkan satu ujung pada tepi atas simfisis pubis dan ujung yang lain
pada puncak fundus. Kedua ujung diletakkan pada garis tengah abdominal. Ukuran kemudian
dibaca pada skala cm (centimeter) yang terletak
ketika 2 ujung caliper bertemu. Ukuran diperkirakan sama dengan minggu kehamilan setelah sekitar
22-24 minggu .

Keuntungan :
Lebih akurat dibandingkan pita pengukur terutama dalam mengukur TFU setelah 22-24 minggu
kehamilan (dibuktikan oleh studi yang dilakukan Engstrom, Mc.Farlin dan Sitller)

Kerugian :
Jarang digunakan karena lebih sulit, lebih mahal, kurang praktis dibawa, lebih susah dibaca, lebih
susah digunakan dibandingkan pita pengukur

c. Menggunakan pita pengukur yang mungkin merupakan metode akurat kedua dalam pengukuran
TFU setelah 22-24 minggu kehamilan. Titik nol pita pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis
pubis dan pita pengukur ditarik melewati garis tengah abdomen sampai puncak. Hasil dibaca dalam
skala cm, ukuran yang terukur sebaiknya diperkirakan sama dengan jumlah minggu kehamilan
setelah 22-24 minggu kehamilan.
Keuntungan :
Lebih murah, mudah dibawa, mudah dibaca hasilnya, mudah
digunakan dan Cukup akurat

Kerugian :
Kurang akurat dibandingkan caliper

d. Menggunakan pita pengukur tapi metode pengukurannya berbeda. Garis nol pita pengukur
diletakkan pada tepi atas simfisis pubis di garis abdominal, tangan yang lain diletakkan di dasar
fundus, pita pengukur diletakkan diantara jari telunjuk dan jari tengah, pengukuran dilakukan
sampai titik dimana jari menjepit pita pengukur. Sehingga pita pengukur mengikuti bentuk
abdomen hanya sejauh puncaknya dan kemudian secara relatif lurus ke titik yang ditahan oleh jari-
jari pemeriksa, pita tidak melewati slope anterior dari fundus.

Caranya tidak diukur karena tidak melewati slope anterior tapi dihitung secara matematika
sebagai berikut ;
a. Sebelum fundus mencapai ketinggian yang sama dengan umbilikus, tambahkan 4 cm pada jumlah
cm yang terukur. Jumlah total centimeternya diperkirakan sama dengan jumlah minggu kehamilan
b. Sesudah fundus mencapai ketinggian yang sama dengan umbilikus, tambahkan 6 cm pada jumlah
cm yang terukur. Jumlah total centimeternya diperkirakan sama dengan jumlah minggu kehamilan

Keuntungan :Cukup akurat

Kerugian :
Rumit, tidak praktis

4.Ultrasonografi
a. Konfirmasi kehamilan. Embrio dalam kantung kehamilan dapat dilihat pada awal kehamilan 51/2
minggu dan detak jantung janin biasanya terobsevasi jelas dalam usia 7 minggu.
b. Mengetahui usia kehamilan. Untuk mengetahui usia kehamilan dapat dengan mengunakan
ukuran tubuh fetus—sehingga dapat memperkirakan kapan tanggal persalinan.

Penentuan umur kehamilan dengan ultrasonografi menggunakan 3 cara:


1. Dengan mengukur diameter kantong kehamilan (GS= Gestational Sac) untuk kehamilan 6-12
minggu.
2. Dengan mengukur jarak kepala bokong (GRI= Grown rump Length) untuk umur kehamilan 7-14
minggu.
3. Dengan mengukur diameter biparietal (BPD) untuk kehamilan lebih dari 12 minggu.
TAKSIRAN BERAT JANIN

Berat janin penting diukur sebelum proses persalinan. Pengukuran tersebut dilakukan untuk
mengantisipasi kemungkinan terjadinya gangguan pertumbuhan bayi atau bayi besar.
Ada berbagai cara untuk menentukan TBJ, yaitu dengan palpasi uterus, pemeriksaan
ultrasonography (USG), dengan pengukuran diameter biparietal, pengukuran tinggi fundus uteri
maupun pengukuran lingkaran perut.

A. Metode Pengukuran TBJ dengan TFU

1. Rumus Johnson Tousack


Dengan mengukur jarak antara tepi atas symfisis pubis sampai puncak fundus uteri dengan
mengikuti lengkungan uterus, memakai pita pengukur. Pemeriksaan dalam ( vaginal toucher )
untuk mengetahui penurunan bagian terendah
a. Hodge I
N= 13 bila kepala belum melewati PAP
Berat janin = ( tinggi Fundus uteri -13 ) x 155, bila kepala janin masih floating
b. Hodge II
N = 12 bila kepala berada di atas spina iliaca
Berat janin = ( TFU - 12 ) x 155 , bila kepa;a janin sudah masuk Pintu Atas
Panggul (PAP) / Hodge II
c. Hodge III
N = 11 bila kepala berada di bawah spina isciadica
Berat Janin = ( TFU - 11 ) x 155 , bila kepala janin sudah melewati Hodge III
2. Formula Dares
Menyatakan bahwa TFU dan pengukuran lingkar perut akan berkorelasi dengan berat
badan bayi baru lahir
TBBJ = TFU x AC
Keterangan :
TBBJ = Taksiran Berat Badan Janin
TFU = Tinggi Fundus Uteri
AC = Lingkar Perut
3. Metode Niswander
TBBJ = ( TFU - 13 ) / 3 Atau TBBJ = ( TFU - 13 ) 151 + 1030 gram
B. Pengukuran Taksiran Berat Janin dengan USG
Merupakan suatu metode menggunakan gelombang ultrasonic, untuk mempelajari struktur
jaringan dari gelombang ultrasonis yang dipantulkan oleh jaringan.
Ada beberapa istilah dalam USG untuk perhitungan :
Kantong Gestasi
Merupakan ukuran kantong kehamilan, berupa bulatan hitam. Untuk mengukur usia kehamilan
trimester 1.
CRL ( Crown Rump Length )
Merupakan ukuran jarak dari pincak kepala janin ke ekor untuk mengukur usia kehanilan
trimester 1
BPD ( Biparietal Diameter )
Merupakan jarak antara kedua tulang perietal. Penting untuk menentukan usia kehamilan,
pertumbuhan janin, taksiran berat badan janin dan diagnosa hidrosepalus.
FL ( Femur Lenght )
Merupakan ukuran panjang femur mewakili nilai variabilitas yang lebih kecil dibandingkan
dengan ukuran BPD
HC ( Head Circumference )
Merupakan lingkaran kepala, digunakan untuk mengukur usia kehamilan trimester II / III
AC ( Abdominal Circumference )
Merupakan lingkaran perut bayi untuk mengukur usia kehamilan trimester II / III.
Dikombinasikan dengan BPD akan menghasilkan perkiraan berat bayi.

Pengukuran Berat Badan Janin berdasarkan USG


TBBJ = 13 ( FL x √ CSAT ) + 39 (gram )
Keterangan :
TBBJ : Taksiran Berat Badan Janin
FL : Femur Lenght
CSAt : Cross Sectional Area of Thigh
AC , BPD dan FL digabungkan untuk memperkirakan Berat Badan Janin.Mesin USG secara
langsung menghitung otomatis perkiraan berat badan janin yang formlanya :
Berat Janin = 1,4 BPD x FL x AC ( semua dalam Cm ) - 200
C. Pengukuran Taksiran Berat Janin berdasarkan usia kehamilan
Taksiran Persalinan

A. Rumus Naegele

Nama rumus ini berasal dari nama penemunya, Franz Karl Naegele, dokter kandungan di Jerman
yang hidup di abad 19. Hari perkiraan lahiran (HPL) dihitung berdasarkan hari pertama haid
terakhir (HPHT) Anda. Rumus Naegele adalah sebagai berikut:

Rumus pertama digunakan jika HPHT ada di bulan Januari sampai Maret. Misalnya, HPHT Anda
adalah 21 Januari 2018, maka perkiraan tanggal persalinan Anda adalah:

Tahun: tetap 2018

Bulan: 1+9 = 10

Hari: 21+7= 28

Maka hari perkiraan bayi Anda lahir adalah 28 Oktober 2018.

Rumus kedua digunakan jika HPHT ada di bulan April sampai Desember. Jadi, jika hari pertama
haid terakhir Anda adalah 1 Mei 2018 maka perkiraan tanggal persalinan Anda adalah:

Tahun: 2018+1= 2019

Bulan: 5-3=2

Hari: 1+7= 8

Maka hari perkiraan bayi Anda lahir adalah 8 Februari 2019.

B. Rumus Parikh

Rumus Naegele di atas punya kelemahan. Rumus ini hanya dapat diterapkan pada wanita dengan
siklus menstruasi 28 hari. Bagaimana dengan siklus menstruasi kurang atau lebih dari 28 hari?
Jawabannya menggunakan rumus Parikh. Cara penghitungan dilakukan dengan menghitung saat
terjadinya ovulasi, yaitu lama siklus menstruasi dikurangi 14 hari.
Misalnya, HPHT pada tanggal 1 Januari 2018. Jika siklus menstruasi 28 hari, maka setelah
dihitung dengan rumus Naegele, HPL-nya adalah 8 Oktober 2018. Namun jika siklus menstruasi
ternyata adalah 35 hari, maka dengan rumus Parikh, tanggal persalinannya menjadi: HPHT + 9
bulan + (35-21) hari = 15 Oktober 2018.
Daftar Pustaka

1. Evelyn C. Pearce. Anatomi Dan Fisiologi. Gramedia. Jakarta; 2002


2. E. Albert Reece and John C. Hobbins. Clinical Obstetrics The Fetus and Mother. Third edition.
Blackwell Publishing , Jakarta; 2007
3. F. Garry Cunningham, Obstetri Williams, edisi 21, EGC. Jakarta; 2006
4. IBG Manuaba dkk. Pengantar Kuliah Obstetri. EGC. Jakarta; 2006
5. Salmah, dkk. Asuhan kebidanan antenatal. EGC. Jakarta; 2006
berbagai sumber

Anda mungkin juga menyukai