Anda di halaman 1dari 23

Asuhan Keperawatan

Pada Anak Dengan


TETRALOGI OF FALLOT
Kelompok 4

ANIS PURNAMASARI LAILATUL IZMALIA

DWINTA WIDYA NAVITA MURWANI SURAYANING

FADHILA AYU SETYANI NIKE KRISTANTI

FAIDATUL CHASANAH SYAFENDRA PRIYO UTUMO

FEBY HIDYATI ZAHROCHA FATHMANDA

FELLA PANCARANI IRAWATI


Definisi TOF
Tetralogy of Fallot (TOF) merupakan kelainan
jantung bawaan sianotik.Kelainan yang terjadi adalah
kelainan pertumbuhan dimana terjadi defek
ataulubang dari bagian infundibulum septum
intraventrikular (sekat antara rongga ventrikel)
dengan syarat defek tersebut paling sedikit sama
besar dengan lubang aorta.
(Yayan A.I, 2010).
Kelainan Anatomi
Empat Kelainan Anatomi
1. Defek Septum Ventrikel (VSD) yaitu lubang pada sekat antara kedua rongga ventrikel
2. Stenosis pulmonal terjadi karena penyempitan klep pembuluh darah yangkeluar dari bilik kanan
menuju paru, bagian otot dibawah klep juga menebaldan menimbulkan penyempitan.
3.Aorta overriding dimana pembuluh darah utama yang keluar dari ventrikel kiri mengangkat sekat
bilik, sehingga seolah-olah sebagian aorta keluar dari bilik kanan.
4. Hipertrofi ventrikel kanan atau penebalan otot di ventrikel kanan karena peningkatan tekanan di
ventrikel kanan akibat dari stenosis pulmonal.
Patofisiologi
1. Darah dari aorta berasal dari ventrikel kanan bukan dari kiri, atau dari sebuahlubang
pada septum, sehingga menerima darah dari kedua ventrikel.

2. Arteri pulmonal mengalami stenosis, sehingga darah yang mengalir dariventrikel


kanan ke paru-paru jauh lebih sedikit dari normal; malah darah masuk keaorta.

3. Darah dari ventrikel kiri mengalir ke ventrikel kanan melalui lubang septum
ventrikel dan kemudian ke aorta atau langsung ke aorta, mengaabaikan lubang ini.

4. Karena jantung bagian kanan harus memompa sejumlah besar darahke dalam aorta
yang bertekanan tinggi, otot-ototnya akan sangat berkembang,sehingga terjadi
pembesaran ventrikel kanan
(Yayan A.I, 2010 )
Etiologi
1. Selama hamil, ibu menderita rubella (campak Jerman) atau infeksi virus lainnya
2. Gizi yang buruk selama hamil
3. Ibu yang alkoholik  
4. Usia ibu diatas 40 tahun
5. Ibu menderita diabetes
6. Tetralogi Fallot lebih sering ditemukan pada anak-anak yang menderita sindroma Down.
Tetralogi Fallot dimasukkan ke dalam kelainan jantung sianotik karena terjadi pemompaan darah
yang sedikit mengandung oksigen ke seluruh tubuh, sehingga terjadi sianosis (kulit berwarna ungu
kebiruan) dan sesak nafas. Mungkin gejala sianotik baru timbul di kemudian hari, dimana bayi
mengalami serangan sianotik karena menyusu atau menangis (Yayan A.I,2010)
Ada sebagian besar kasus, penyebab penyakit jantung bawaan juga diduga karena
adanya faktor endogen dan eksogen, antara lain :

Faktor endogen
1. Berbagai jenis penyakit genetik : kelainan kromosom
2. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan
3. Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetes melitus,hipertensi,
penyakit jantung atau kelainan bawaan
Faktor eksogen :
1. Riwayat kehamilan ibu : sebelumnya ikut program KB oral atausuntik,minum obat-
obatan tanpa resep dokter, (thalidmide,dextroamphetamine,aminopterin, amethopterin,
jamu).
2. Ibu menderita penyakit infeksi rubella
3. Pajanan terhadap sinar X
Klasifikasi TOF
Derajat I : tak sianosis, kemampuan aktivitas normal.
Derajat II : sianosis ketika aktivitas, kemampuan kerja kurang
Derajat III : sianosis saat istirahat. kuku kebiruan, waktu kerja sianosis bertambah, ada dispneu.
Derajat IV : sianosis dan dispneu pada saat istirahat, ada jari tabuh
Manifestasi Klinik
1. Sesak yang biasanya terjadi ketika anak melakukan aktivitas (misalnya
menangis atau mengedan)
2. Berat badan bayi tidak bertambah
3. Pertumbuhan berlangsung lambat
4. Jari tangan seperti tabuh gendering/ gada (clubbing fingers)
5. Sianosis /kebiruan sianosis akan muncul saat anak
beraktivitas,makan/menyusu, atau menangis dimana vasodilatasi
sistemik (pelebaran pembuluh darah di seluruh tubuh) muncul
dan menyebabkan peningkatan aliran dari kanan ke kiri (right to left
shunt)
Pemeriksaan Diagnosis
• Laboratorium :
Adanya peningkatan hemoglobin dan hematokrit
akibat saturasi oksigen yang rendah
• Radiologi :
Sinar X pada thoraks menunjukkan penurunan aliran
darah pulmonal, tidak ada pembesaran jantung
gambaran khas jantung tampak apeks jantung
terangkat sehingga seperti sepatu
Lanjutan….
Elektrokardiogram
Pada EKG sumbu QRS hampir selalu berdeviasi ke kanan. Tampak pula hipertrofi ventrikel kanan.
Ekokardiografi
Memperlihatkan dilatasi aorta, overriding aorta dengan dilatasiventrikel kanan,penurunan ukuran arteri
pulmonalis & penurunan alirandarah ke paru-paru
Kateterisasi
Diperlukan sebelum tindakan pembedahan untuk mengetahui defekseptum ventrikel multiple,
mendeteksi kelainan arteri koronari dan mendeteksi stenosis pulmonal perifer. Mendeteksi adanya
penurunansaturasi oksigen, peningkatan tekanan ventrikel kanan, dengan tekanan pulmonalis normal
atau rendah
(Samik Wahab, 1996).
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dengan kemungkinan penderita
Tetralogi Fallot dapat dirawat jalan jika derajat
termasuk pada derajat I, II, atau III tanpa sianosis maupun
dispneu berat. Jika penderita perlu rawat inap, apabila
Tetralogi Fallot termasuk dalam derajat IV dengan sianosis
atau dispneu berat (Yayan A.I, 2010).
Penatalaksanaan Rawat Jalan
Derajat I
Medikametosa : tidak perlu
Operasi (rujukan ) perlu dimotivasi, operasi total dapat dikerjakan jika BB > 10 kg. jika sangat
sianosis/ada komplikasi abses otak, perlu dilakukan operasi paliatif.
Kontrol : tiap bulan.
Derajat II dan III
Medikamentosa ; Propanolol
Operasi (rujukan) perlu motivasi, operasi koreksi total dapat dikerjakan jika BB > 10 kg.Jika sangat
sianosis/ada komplikasi abses otak, perlu dilakukan operasi paliatif.
Kontrol : tiap bulan
Penatalaksanaan Rawat Inap
1. Mengatasi kegawatan yang ada.
2. Oksigenasi yang cukup.
3. Tindakan konservatif.
4. Tindakan bedah : Operasi paliatif : modified BT shunt. Sebelum dilakukan koreksi
total :dilakukan pada anak BB < 10 kg dengan keluhan yang jelas. (derajat III dan IV)
Koreksi total: untuk anak dengan BB > 10 kg : tutup VSD + reseksi infundibulum.
5. Tatalaksana gagal jantung jika ada.
6. Tatalaksana radang paru jika ada.
7. Pemeliharaan kesehatan gigi dan THT, pencegahan endocarditis.
Edukasi yang perlu diberikan pada
Orangtua
1. Menyusui atau menyuapi anak secara perlahan. Memberikan porsi makan yang lebih kecil
tetapi lebih sering.
2. Mengurangi kecemasan anak dengan tetap bersikap tenang.
3. Menghentikan tangis anak dengan cara memenuhi kebutuhannya.
4. Membaringkan anak dalam posisi miring dan kaki ditekuk ke dada selama serangan sianosis.
Asuhan Keperawatan Pada Tof
Pengkajian
 Riwayat kehamilan ibu : Ditanyakan sesuai dengan yang terdapat pada etiologi (faktor endogen dan
eksogen yang mempengaruhi).

 Riwayat pertumbuhan: Biasanya anak cendrung mengalami keterlambatan pertumbuhan karena fatigue
selama makan dan peningkatan kebutuhan kalori sebagai akibat dari kondisi penyakit.

 Riwayat psikososial / perkembangan

a) Kemungkinan mengalami masalah perkembangan

b) Mekanisme koping anak / keluarga

c) Pengalaman hospitalisasi sebelumnya


Pemeriksaan Fisik
a. Pada awal bayi baru lahir biasanya belum ditemukan sianotik,bayi tampak biru
setelah tumbuh.

b. Clubbing finger (jari tabuh) tampak setelah usia 6 bulan.

c. Serang sianotik mendadak (blue spells/cyanotic spells/paroxysmal


hiperpnea,hypoxic spells) ditandai dengan dyspnea, napas cepat dan dalam ,lemas,
kejang, sinkop (kehilangan kesadaran) bahkan sampai koma dan kematian.
a. Anak akan sering Squatting (jongkok) setelah anak dapat berjalan, setelah berjalan
beberapa lama anak akan berjongkok dalam beberapa waktu sebelum ia berjalan
kembali.

b. Pada auskultasi terdengar bising sistolik yang keras didaerah pulmonal yang semakin
melemah dengan bertambahnya derajat obstruksi.

c. Bunyi jantung I normal. Sedang bunyi jantung II tunggal dan keras.

d. Bentuk dada bayi masih normal, namun pada anak yang lebih besar tampak menonjol
akibat pelebaran ventrikel kanan.

e. Ginggiva hipertrofi, gigi sianotik.


Diagnosa
1. Gangguan pertukaran gas b.d penurunan aliran darah ke pulmonal.

2. Penurunan kardiak output b.d sirkulasi yang tidak efektif sekunder dengan adanya malformasi jantung.

3. Gangguan perfusi jaringan b.d penurunan sirkulasi (anoxia kronis, serangan sianotik akut).

4. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d fatigue selama makan dan peningkatan kebutuhan
kalori,penurunan nafsu makan.

5. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b.d tidak adekuatnya suplai oksigen dan zat nutrisi ke jaringan.

6. Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.

7. Koping keluarga tidak efektif b.d kurang pengetahuan keluarga tentang diagnosis/prognosis penyakit anak.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai