Anda di halaman 1dari 27

BERKAS-BERKAS KENAIKAN LEVEL

RS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA JAKARTA

DISUSUN OLEH :
NAMA : LISNAWATI
UNIT : ICU ANAK

RS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA


JAKARTA
2023

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


TINJAUAN TEORI

I. DEFINISI
Tetralogi of Fallot (TOF) merpakan kelainan jantung bawaan sianotik.
Kelainan yang terjadi adalah kelainan pertumbuhan dimana terjadi defek atau
lubang dari bagian infundibulum septum interventrikular (sekat antara rongga
ventrikel) dengan syarat defek tersebut paling sedikit sama besar dengan
lubang aorta (Yayan, A.I.2010). Sebagai konsekuensinya, didapatkan adanya
empat kelainan anatomi sebagai berikut :
Gambar 1. Gambar jantung normal dan gambar jantung dengan ToF

Sumber : Tetralogy of Fallot en.wikipedia.org

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


Sumber : Researchgate.net/figure/Tetralogy-of-Fallot
Penjelasan gambar
1. Defek Septum Ventrikel (VSD) yaitu lubang pada sekat antara kedua
rongga ventrikel. dari bilik kanan menuju paru, bagian otot dibawah klep
juga menebal dan menimbulkan penyempitan.
2. Aorta overriding dimana pembuluh darah utama yang keluar dari ventrikel
kiri mengangkang sekat bilik, sehingga seolah-olah sebagian aorta keluar
dari bilik kanan.
3. Hipertrofi ventrikel kanan atau penebalan otot di ventrikel kanan karena
peningkatan tekanan di ventrikel kanan akibat dari stenosis pulmonal.

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


Pada penyakit (TOF) yang memegang peran penting adalah defek septum
ventrikel dan stenosis pulmonal, dengan syarat defek pada ventrikel paling
sedikit sama besar dengan lubang aorta (Yayan, A/I. 2010).
II. ETIOLOGI
Kebanyakan penyebab dari kelainan jantung bawaan tidak diketahui, biasanya
melibatkan bernagai faktor. Faktor prenatal yang berhubungan dengan resiko
terjadinya TOF, yaitu :
a. Selama hamil,ibu menderita rubella (campak jerman) atau infeksi virus
lainnya.
b. Gizi yang buruk selama hamil.
c. Ibu yang alkoholik.
d. Ibu menderita DM.
e. Usia ibu diatas 40 tahun.
f. TOF lebih sering ditemukan pada anak-anak yang dengan Down
Syndrome . TOF dimasukan ke dalam kelainan jantung sianotik karena
terjadi pemompaan darah yang sedikit mengandung oksigen ke seluruh
tubuh, sehingga terjadi sianosis (kulit berwarna ungu kebiruan) dan sesak
nafas.

Mungkin gejala sianotik baru timbul di kemudian hari, dimana bayi


mengalami serangan sianotik karena menyusui atau menangis

Pada sebagian besar kasus, penyakit jantung bawaan juga diduga karena
adanya faktor endogen dan eksogen, antara lain :

Faktor Endogen :

 Berbagai jenis penyakit genetic; kelainan kromosom.


 Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan.
 Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti DM, hipertensi,
penyakit jantung atau kelainan bawaan lain.

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


Faktor Eksogen :

 Riwayat kehamilan ibu : sebelumnya ikut program KB oral atau suntik ,


minum obat-obatan tanpa resep dokter.
 Ibu menderita penyakit infeksi ; Rubella.
 Pajanan terhadap sinar X.

Para ahli berpendapat bahwa penyebab endogen dan eksogen tersebut jarnag
terpisah menyebabkan penyakit jantung bawaan. Diperkirakan lebih dari
90% kasus penyebab adalah multifactor. Apapun sebaabnya, pajanan
terhadapfaktor penyebab harus ada sebelum akhir bulan kedua kehamilan,
oleh karena pada minggu kedelapan kehamilan pembentukan jantung janin
sudah selesai.

III. MANIFESTASI KLINIS


Anak dengan TOF umumnya akanan mengalami keluhan :
1. Sesak yang biasanya terjadi ketika anak melakukan aktivitas (misalnya
menangis atau mengedan).
2. Berat badan anak tidak menambah/ pertumbuhan anak berlangsung
lambat.
3. Jari tnagan seperti tabuh gendering / gada (clubbing finger).
4. Sianosis / kebiruan. Sianosis akan muncul saat anak beraktivitas,
makan,menyusu, atau menagis, dimana vasodilatasi sistemik muncul dan
menyebabkan peningkatan shunt dari kanan ke kiri (right to left shunt).

Darah yang miskin oksigen akan bercampur dengan darah yang kaya oksigen
dimana pencampuran darah tersebut dialirkan ke seluruh tubuh, akibatnya
jaringan akan kekurangan oksigen dan menimbulkan gejala kebiruan. Anak
akan mencoba mengurangi keluhan yang mereka alami dengan berjongkok
yang justru dapat meningkatkan resistensi pembuluh darah sistemik karena
arteri femoralis yang

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


terlipat. Hal ini akan meningkatkan pirau kanan ke kiri dan membawa lebih
banyak darah dari ventrikel kanan ke dalam paru-paru. Semakin berat sianosis
pulmonal yang terjadi maka akan semakin berat gejala yang terjadi.

IV.PATOFISIOLOGI
Pada TOF terdapat 4 macam kelainan jantung yang bersamaan yaitu :
1. Darah dari aorta berasal dari ventrikel kanan bukan dari kiri, atau dari
sebuah lubang pada septum sehingga menerima darah dari kedua ventrikel.
2. Arteri pulmonal stenosis , sehingga darah yang mengalir dari ventrikel
kanan ke paru-paru jauh lebih sedikit dari yang normalnya; malah darah
masuk ke aorta.
3. Darah mengalir dari ventrikel kanan ke VSD dan kemudian ke aorta atau
langsung ke aorta,mengabaikan lubang VSD.
4. Karena jantung bagian kanan harus memompa sejumlah besar darah ke
dalam aorta yang bertekanan tinggi, maka otot-ototnya akan sangat
berkembang, sehingga terjadi pembesaran ventrikel kanan.

Kesulitan fisiologis utama akibat TOF adalah karena darah tidak melewwati
paru sehingga tidak mengalami oksigenasi. Sebanyak 75% darah vena yang
kembali ke

jantung dapat melintas langsung dari ventrikel kanan ke aorta tanpa mengalami
oksigenasi. Untuk kalsifikasi /derajat TOF dibagi menjadi beberapa bagian ,
yaitu :

1. Derajat I : Tak ada sianosis, kemampuan kerja jantung normal.


2. Derajat II : Sianosis saat beraktivitas, kemampuan jantung berkurang
3. Derajat III : Sianosis bukan saja saat aktivitas, tetapi saat istirahat,
bahkan waktu aktivitas sianosis bertambah, ada dispneu, jari tabuh.
4. Derajat IV : Sianosis dan dispneu saat istirahat, ada jari tabuh.

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


Pathway TOF. Sumber www.academia.edu>ASUHAN_KEPERAWATAN TOF

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


IV.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


1. Pemeriksaan laboratorium
Ditemukan adanyapeningkatan Hb dan Ht akibat saturasi O2 yang rendah.
Pada umumnya Hb dipertahankan 16-18gr/dl dan hematocrit antara 50-
65%. Nilai AGD menunjukan peningkatan tekanan parsial karbondioksida
(PCO2), penurunan tekanan parsial oksigen (PO2) dan penurunan pH.
2. Radiologis
Sinar X pada thorax menunjukan penurunan aliran darah pulmonal , tidak
ada pembesaran jantung, gambaran khas jantung tampak apeks jantung
terangkat sehingga seperti sepatu.
3. Elektrokardiogram
Pada EKG sumbu QRS hampir selalu berdeviasi ke kanan,. Tampak pula
hipertrofi ventrikel kanan. Pada anak besar dijumpai P pulmonal.
4. Echocardiografi
Memperlihatkan dilatasi aorta, overriding aorta dengan dilatasi ventrikel
kanan, penurunan ukuran arteri pulmonal dan penurunan aliran darah ke
paru-paru.
5. Kateterisasi
Diperlukan sebelum tindakan pembedahan untuk mengetahui VSD
multiple, mendeteksi kelainan arteri koronnari dan mendeteksi stenosis
pulmonal perifer. Mendeteksi adanya penurunan saturassi O2, peningkatan
tekanan ventrikel kanan, dengan tekanan pulmonal normal atau rendah.
IV. PENATALAKSANA
Penatalaksanaan pasien TOF dapat dirawat jalan jika derajat termasuk derajat I,
II, III tanpa sianosis maupun dispneu berat. Jika pasien memerlukan rawat
inap, apabila TOF termasuk dalam derajat IV dengan sianosis atau dispneu
berat.
Berikut penatalaksanaannya :

 Tatalaksana rawat inap


a. Mengatasi kegawatan yang ada.
b. Oksigenasi yang cukup.

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


c. Tindakan konservatif.
d. Tindakan bedah (rujukan). Bedah terbagi 2 yaitu ; Operasi paliatif dan
korektif. Untuk paliatif modified BT Shunt dan koreksi total TOF.
Modified BT Shunt sebelum dilakukan koreksi total. Operasi ini
dilakukan pada anak BB <10kg dengan keluhan yang jelas (derajat III
dan IV). Sementara koreksi total untuk anak dengan BB >10kg; jenis
tindakan tutup VSD dan reseksi infundibulum.
e. Tatalaksana gagal jantung kalau ada.
f. Tatalaksana radang paru kalau ada.
g. Pemeriksaan kesehatan gigi dan THT, pencegahan endocarditis.

 Tatalaksana rawat jalan.


a. Derajat I
Medikamentosa : tidak perlu.
Operasi (rujukan) perlu dimotivasi , operasi total dapat dikerjakan kalau
BB >10kg. Kalau sangat sianosis / ada komplikasi abses otak, perlu
dilakukan operasi paliatif dan kontrol tiap bulan.
b. Derajat II dan III
Medikamentosa : propranolol.
Operasi (rujukan) perlu motivasi, operasi koreksi total dapat dikerjakan
kalau BB>10kg. Kalau sianosis / ada komplikasi abses otak, perlu
dilakukan operasi paliatif dan kontrol tiap bulan. Pasien dinyatakan
sembuh bila telah dikoreksi dengan baik.

Pengobatan pada serangan sianosis

 Usahakan meningkatkan saturasi O2 arteri dengan cara membuat posisi knee


chest dan ventilasi yang adekuat.
 Menghambat pusat nafas dengan morfin 0,1-0,2mg/kg IM atau subcutan.

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


 Bila serangan hebat bisa langsung diberikan Natrium Bicarbonat 1meq/kgBB
untuk mencegah asidosis metabolik.
 Bila Hb<15gr/dl berikan transfusi darah segar 5mg/kgBB sampai Hb
15-17gr/dl.
 Propanolol 0,1mg/kgBB IV terutama untuk prolonged spell diteruskan dosis
rumatan 1-2mg/kg oral.

Tujuan utama menangani TOF adalah koreksi primer yaitu penutupan VSD dan
pelebaran infundibulum ventrikel kanan. Pada umumnya koreksi primer
dilaksanakan pada usia kurang lebih satu tahun dengan perkiraan BB mencapai
minimal 8 kg. Jika syaratnya belum terpenuhi, dapat dilakukan tindakan tindakan
paliatif, yaitu membuat pirau antara arteri sistemik dengan arteri pulmonal,
misalnya Blalock-Tausig shunt (pirau antara arteri subclavia dengan cabang arteri
pulmonal) bila anak belum mencapai usia 1 tahun.

Orang tua dari anak-anak yang dengan penyakit jantung bawaan bisa diajari
tentang cara-cara menghadapi gejala yang timbul, yaitu :

 Menyusui atau menyuapi anak secara perlahan.


 Memberikan porsi makan yang lebih kecil tetapi lebih sering.
 Mengurangi kecemasan anak dengan tetap bersikap tenang.
 Menghentikan tangis anak dengan cara memenuhi kebutuhannya.

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


 Membaringkan anak dalam posisi miring dan kaki ditekuk ke dada selama
serangan sianosis.

TINJAUAN KASUS
==========================================================
==
Tgl / Bln / Thn Pengkajian : 7 Januari 2021
Tgl. Masuk : 6 Januari2022

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


Nama Pasien / Umur : An.H
Diagnosa Medis : TOF
No. MR : 2020483465
Unit : ICU ANAK

PROSES KEPERAWATAN

I. PENGKAJIAN

Central Nerveus System (CNS) : SAS (Sedation Agitation Scale) 1 dengan


ecron 0,1mg/kg/jam dan sedasi morfin 20mcg/kg/jam
Cardiovascular System (CVS) : Tekanan darah saat awal masuk ICUA
(direct operation) 118/90 MAP 103mmHg HR 123X/mnt CVP 6cmH20
disuport dengan norepineprin 0,05mcg/kg/menit , adrenalin
0,075mcg/kg/menit, calcium gluconas 300mg/jam. Riwayat intra operasi
pasien mengalami vasodilatasi ketika vascon naik ke dosis
0,1mcg/kg/mnt ;kesan mitral regurgitasi, sehingga vascon turun ke
0,05mcg/kg/menit. Nadi teraba kuat, akral teraba agak dingin (diberikan warm
air)
Capirally refill <3detik.

Respirasi System : Saat awal masuk ICUA respirasi


menggunakan ventilasi mekanik modus PC FiO2 50% PS 8cmH20 PEEP
4cmH20 RR 17x/mnt Saturasi O2 95%.
Gastro Intestinal System : Abdomen supel, cairan mantenance dengan
D51/4 Saline GDS 118mg/dl. Enteral feeding belum diberikan, gutt feeding
diberikan 8 X 5ml.

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


Renal System : Produksi urin <1ml/kg/jam
(0,25-0,4ml/kg/jam), saat awal masuk pasien di support Lasix intermiten
3x20mg.

Tanda –tanda vital pasien post operasi

TTV Tgl 7 / jam 17 Tgl 7/ jam 21.30 Tgl 8 / jam 16.30


TD 118/90mmHg 71/45mmHg 87/63mmHg
HR 123X/mnt 113x/mnt 129x/mnt
CVP 6cmH20 16cmH20 7cmH20

Laporan intra operasi


Saat kontrol perdarahan tekanan darah turun (MAP 40mmHg) , dilakukan TEE
di kamar bedah dengan hasil : tidak ada VSD residual, RVOTO & LVOTO (-),
RVOTO PG mean 13mmHg, kontraktilitas LV baik, kontraktilitas RV baik,
MR trivial, ASD bidirectional shunt, TR (-), kesan volume masih dapat diisi
(vasodilatasi).
Kemudian dilakukan ukur PA tancap Aorta 57/37 MAP 17mmHg , RV 29/5
Mean 17mmHg , PA 20/10 mean 15mmHg, RA 9/5 mean 7mmHg. Diberikan
support adrenalin 0,05mcg/kg/mnt, dan vascon 0,05mcg/kg/mnt naik perlahan
sampai dosis 0,1mcg/kg/mnt tetapi kesan MR (mitral regurgitasi) sehingga
diturunkan ke dosis 0,05mcg/kg/mnt maka tekanan darah naik sampai MAP
55mmHg.

Laboratorium
Echocardiografi evaluasi post operasi

Tanggal 7/1/21 jam 21.30 Tanggal 8/1/21 jam 16.30

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


EF 77% TAPSE 0,7cm PE (-), LVOT diameter 1,8cm . LVOT VTI 13
Residual TR (-), residual VSD (+), Stroke Volume 33,06ml
RV-PA gradient sulit dinilai LV D- Cardiac Output 4,3L/menit
shaped (-) SVR 1172 dyne/sec/cm-5
Saat kondisi hemodinamik : tekanan Fungsi sistolik global LV baik (EF 75%)
darah 71/45 MAP 50mmHg HR Kontraktilitas RV baik (TAPSE 1,3)
113X/mnt CVP 16cmH20 LV tidak D-shaped
PE tidak tampak, katup-katup dbn.
Saat kondisi hemodinamik Tekanan
darah 87/63 MAP 71mmHg HR
129x/mnt support vascon
0,05mcg/kg/mnt dan adrenalin
0,075mcg/kg/mnt.

Laboratorium post operasi

Tgl/jam 7 / jam 18 7/jam 14 8/ jam 18 8/ jam 24


AGD
pH 7,28 7,32 7,35
pO2 171 179 179
Pco2 23,6 31,5 32,1
HCO3 17,1 16,5 17,9
BE -9,8 -9,7 -7,9
Sat O2 99,8% 99.9% 99,9%
Lactat 2,4 3,5 3,5

Fibrinoge 152
n
Albumin 3
Ureum 88,40
Creatinin 2,27

ANALIA DATA

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


NO Data Klien Masalah Keperawatan
1 DS : - Penurunan curah jantung
DO : (D.0008)
Tekanan darah saat awal masuk ICUA (direct
operation) 118/90 MAP 103mmHg HR 123X/mnt
CVP 6cmH20 disuport dengan norepineprin
0,05mcg/kg/menit , adrenalin 0,075mcg/kg/menit,
calcium gluconas 300mg/jam. Riwayat intra operasi
pasien mengalami vasodilatasi ketika vascon naik ke
dosis 0,1mcg/kg/mnt ;kesan mitral regurgitasi,
sehingga vascon turun ke 0,05mcg/kg/menit.

-Hasil echo tgl 7/1 jam 21.30


EF 77% TAPSE 0,7cm PE (-), Residual TR (-),
residual VSD (+), RV-PA gradient sulit dinilai LV D-
shaped
(-). Saat kondisi hemodinamik : tekanan darah 71/45
MAP 50mmHg HR 113X/mnt CVP 16cmH20
-Urin output < 1ml/kg/jam
-akral teraba agak dingin (diberikan warm air)
2 DS : - Resiko perfusi renal tidak
DO : efektif (D.0016).
Hasil lab Ureum 88,40 dan Creatinin 2.27
Hasil AGD asidosis metabolik
Produksi urin <0,5ml/kg/jam
CVP saat awal masuk (direct post op) 6cmH20.

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Penurunan curah jantung b.d perubahan pada preload dan afterload
dibuktikan dengan menurunnya CVP dan oligouria (D.0008).
b. Resiko perfusi renal tidak efektif dibuktikan dengan hipertensi; pembedahan
jantung; kekurangan volume cairan ; asidosis metabolik (D.0016)

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


II. INTERVENSI KEPERAWATAN

Tgl No Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Intervensi Keperawatan


Hasil
1/1/21 1 Penurunan curah jantung b.d perubahan Tujuan : curah Manajemen syok kardiogenik
pada preload dan afterload dibuktikan jantung meningkat. (I.02051)
dengan : Kriteria hasil :
Observasi
Tekanan darah saat awal masuk ICUA -oligouria menurun.
(direct operation) 118/90 MAP -tekanan darah -Monitor status kardiopulmonal
103mmHg HR 123X/mnt CVP 6cmH20 membaik (frekuensi, & kekuatan nadi, RR ,
disuport dengan norepineprin -CVP membaik. TD,MAP).
0,05mcg/kg/menit , adrenalin -akral hangat. -Monitor status oksigenasi (AGD,
0,075mcg/kg/menit, calcium gluconas -capirally refill SatO2)
300mg/jam. Riwayat intra operasi pasien membaik (<3 detik) -Monitor status cairan (intake,output,
mengalami vasodilatasi ketika vascon turgor kulit, CRT)
naik ke dosis 0,1mcg/kg/mnt ;kesan -Monitor tingkat kesadaran, respon pupil.
mitral regurgitasi, sehingga vascon turun -Periksa seluruh permukaan tubuh
ke 0,05mcg/kg/menit. terhadap adanya (DOTS= Deformitas,
-Hasil echo tgl 1/1 jam 21.30 Open wound/luka terbuka, Tenderness
EF 77% TAPSE 0,7cm PE (-), Residual /nyeri tekan, Swelling/bengkak)
TR (-), residual VSD (+), RV-PA -Monitor EKG,enzim jantung & rontgen.

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


gradient sulit dinilai LV D-shaped -Identifikasi penyebab masalah utama
(-). Saat kondisi hemodinamik : tekanan (volume, pompa, irama).
darah 71/45 MAP 50mmHg HR Terapeutik
113X/mnt CVP 16cmH20 -Pertahankan jalan nafas paten
-Urin output < 1ml/kg/jam -Berikan O2 u/mempertahankan saturasi
-akral teraba agak dingin (diberi warm O2 >94%.
air) -Pertahankan jalur IV, pertahankan jalur
kateter urine, pasang NGT u/dekompresi
lambung.

Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian inotropik.
-Kolaborasi pemberian vasopressor,
vasopressor kuat (norepineprin)
-Kolaborasi antiaritmia jika perlu.
-kolaborasi pompa intra aorta jika perlu.
31/7/20 2 Resiko perfusi renal tidak efektif Perfusi renal Manajemen asam basa (I. 03096).
dibuktikan dengan hipertensi; meningkat, dengan Observasi
pembedahan jantung; kekurangan volume kriteria hasil : -Identifikasi penyebab terjadinya asidosis
cairan ; asidosis metabolik Jumlah urine metabolik (DM,GGA, GGK, diare,
meningkat alkoholisme, overdosis salisilat, fistula
-MAP (Mean Arteri pankreas)
Pressure) membaik -Monitor pola nafas.
-terjadi keseimbangan -Monitor intake dan output cairan,
asam basa. -Monitor dampak susunan saraf pusat
-kadar elektrolit (sakit kepala, gelisah).

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


membaik. -Monitor dampak sirkulasi pernafasan
(hipotensi, hipoksia, kusmaul).
-Monitor dampak saluran pencernaan
(mual,muntah, penurunan nafsu makan).
-Monitor AGD

Terapeutik
-Pertahankan jalan nafas.
-Pertahankan posisi semi fowler
u/memfasilitasi ventilasi.
-Pertahankan akses IV.
-Pertahankan hidrasi sesuai kebutuhan.
-Berikan O2, sesuai indikasi.

Edukasi
-Jelaskan penyebab dan mekanisme
terjadinya asidosis metabolic.

Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bikarbonat, jika
perlu.

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


III. IMPLEMENTASI & EVALUASI KEPERAWATAN

Waktu No Implementasi Paraf Evaluasi Paraf


DX
1/1/21 1 Subjektif : -
Jam 17 -Memonitor tanda vital dan hemodinamik dengan Objektif
hasil : -Tekanan darah 71/45mmHg HR113x/mnt
Tekanan darah118/90mmHg , HR123X/mnt dan CVP CVP 16cmH20
6cmH20, irama EKG Sinus Rhythm, nadi kuat, akral -Akral hangat (diberikan warm air)
teraba agak dingin. -CRT <3 detik
-Kolaborasi u/mempertahankan jalur IV yaitu CVP -Urin output produksi <0,5ml/kg/jam
yang berada di jugularis kanan, NGT nomor 10. dengan disuport terapi Lasix injeksi
-melanjutkan pemberian adrenalin 0,05mcg/kg/mnt dan -Gambaran EKG : SR
Jam 18
vascon 0,05mcg/kg/mnt -Hasil echo tgl 7/1 jam 21.30 : EF 77%
-Kolaborasi pemberian transfusi Cryopresipitate TAPSE 0,7cm PE (-), Residual TR (-),
5ml/kgBB (Fibrinogen 152), dengan hasil : Cryo dapat residual VSD (+), RV-PA gradient sulit
21.30 masuk seluruhnya pada pasien, tidak tampak ada alergi dinilai LV D-shaped
tranfusi. -Hasil echo tgl 8/1 jam 16.30 : LVOT
-Mempersiapkan pasien untuk dilakukan pemeriksaan diameter 1,8cm . LVOT VTI 13
echo evaluasi post operasi. Hasil echo terlampir. Stroke Volume 33,06ml
-Memberikan loading cairan koloid ; gelofusin 10ml/kg Cardiac Output 4,3L/menit
SVR 1172 dyne/sec/cm-5

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


-Melakukan pengambilan sampel untuk pemeriksaan Fungsi sistolik global LV baik (EF 75%)
8/1/21 AGD. Kontraktilitas RV baik (TAPSE 1,3)
Jam -Mempersiapkan pasien untuk dilakukan pemeriksaan LV tidak D-shaped
21.30 echo evalusi pasca operasi . Hasil terlampir PE tidak tampak, katup-katup dbn.
Analisa : masalah belum teratasi
Planning : lanjut perawatan untuk diagnosa
perawatan penurunan curah jantung ;
kolaborasi pemberian cairan koloid dan
lanjutkan pemberian inotropik, vasopressor
dan evaluasi efektifitas pemberian
inotropik,vasopressor.
E 2 - Melakukan pengambilan sampel untuk pemeriksaan Subjektif : -
AGD, ureum , kreatinin. Objektif
-Melakukan pengukuran intake output. -Produksi urin output <0,5ml/kg/jam
-Kolaborasi pemberian koreksi bikarbonat. -Hasil lab Ureum 88,40 dan Creatinin 2.27
-Kolaborasi untuk pemberian terapi Lasix dan -Hasil AGD asidosis metabolik
mengaktifkan peritonel dialysis. -Produksi urin <0,5ml/kg/jam
-Kadar albumin
-Pasien terpasang Peritoneal dialysis
dengan siklus per jam volume 200ml cairan
dianeal 1,5% ; PD berjalan lancar.
-Pasien diberikan terapi Lasix injeksi
Analisa
Masalah belum teratasi

Planning

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


-Evaluasi AGD pasca pemberian
bicarbonate
-Evaluasi urin output pasca pemberian
terapi Lasix
-Evaluasi urin output pengaktifan terapi
peritoneal dialysis.
-Evaluasi kadar ureum creatinine.
-Evaluasi kesadaran pasien, tekanan darah,
CVP (tanda vital dan hemodinamik).

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


DAFTAR PUSTAKA

Baraas, Faisal. (1995). Kardiologi Klinis Dalam Diagnosis & Tatalaksana Penyakit Jantung Pada Anak. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.

Jonas, Richard. (2014).Comprehensive Syrgical Heart Management of Congenital Heart Disease second edition. Washington
DC, USA : CRC Press.

Jones, et all. (2017). Pediatric Cardiac Intensive Care Handbook. Washington DC, USA : The Pediatric Cardiac Intensive Care
Society.

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


Mengetahui Jakarta, 7 Januari 2021

Ka. Unit ICU ANAK

( Ns. Tri Nurani , S.Kep.M.Kep) ( Ns. Lisnawati,


Amd.Kep)

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat
Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat
Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat

Anda mungkin juga menyukai