PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Luka bakar adalah cedera yang terjadi akibat pajanan terhadap panas, bahan
kimia, radiasi, atau arus listrik. Pemindahan energi dari sumber panas ketubuh
manusia menyebabkan urutan kejadian fisiologis sehingga pada kasus yang paling
berat menyebabkan destruksi jaringan ireversibel. Rentang keparahan luka bakar
mulai dari kehilangan minor segmen kecil lapisan terluar kulit sampai cedera
komplek yang melibatkan semua sistem tubuh. Terapi bervariasi dari aplikasi
sederhana agens antiseptik topikal di klinik rawat jalan hingga pendekatan tim
antardisiplin, multisistem, dan invasif dilingkungan aseptik pusat penanganan luka
bakar.
Diperkirakan bahwa 500.000 milyar cedera luka bakar yang memerlukan
intervensi medis terjadi setiap tahun di Amerika Serikat, dan dari jumlah tersebut,
sekitar 40.000 memerlukan hospitalisasi dengan perkiraan sekitar 4.000 cedera
luka bakar mengakibatkan kematian (American burn Association [ABA], 2007).
Rumah merupakan tempat yang paling umum terjadinya luka bakar terkait
kebakaran (43 %). Kebakaran rumah menyebabkan 92,5 % dari semua kematian
terkait kebakaran. Sebagian besar kebakaran tempat tinggal disebabkan oleh
memasak yang tidak di awasi, yang disebabkan oleh minyak yang mudah
terbakar, lemari, penutup dinding, gorden, dan kantong kertas atau plastik. Bahkan
roko, termasuk sigaret, cerutu, dan rokok tipa, merupakan penyebab utama
kematian akibat kebakaran rumah. Sampah, kasur, dan perabot yang dilapisi
dengan kain pelapis merupakan bahan yang sering terbakar dirumah.
2. Tujuan Penulisan