Anda di halaman 1dari 4

Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah ( KMB )Dengan Kelainan Jantung Bawaan

A. PENGERTIAN

Penyakit jantung kongenital atau penyakit jantung bawaan adalah sekumpulan malformasistruktur
jantung atau pembuluh darah besar yang telah ada sejak lahir. Penyakit jantung bawaan yang
kompleks terutama ditemukan pada bayi dan anak. Apabila tidak dioperasi,kebanyakan akan meninggal
waktu bayi. Apabila penyakit jantung bawaan ditemukan padaorang dewasa, hal ini menunjukkan
bahwa pasien tersebut mampu melalui seleksi alam, atau telah mengalami tindakan operasi dini pada
usia muda.(IPD FKUI,1996 ;1134)Penyakit Jantung Bawaan (PJB) adalah penyakit jantung yang dibawa
sejak lahir karenasudah terjadi ketika bayi masih dalam kandungan. Pada akhir kehamlan
7minggu,pembentukan jantung sudah lengkap; jadi kelainan pembentukan jantung terjadi pada awal
kehamilan.Penyebab PJB seringkali tidak bisa diterangkan, meskipun beberapa faktordianggap
potensi sebagai penyebab (Rahayoe, 2006).Kelainan jantung kongenital atau bawaan adalah
kelainan jantung atau malformasi yang muncul saat kelahiran, selain itu kelainan jantung kongenital
merupakan kelainan anatomi jantung yang dibawa sejak dalam kandungan sampai dengan lahir
Kebanyakan kelainan jantung kongenital meliputi malformasi struktur di dalam jantung maupun
pembuluh darah besar.baik yang meninggalkan maupun yang bermura pada jantung (Nelson,2000)

B.ANATOMI FISIOLOGI

Jantung terletak di rongga dada. Diselaputih oleh satu membran pelindung yang di sebut
perikardium.Diding jantung terdiri atas tiga lapis yaitu perikardium, miorkardium dan
endokardium.Diding jatung terdiri atas jaringan ikatan padat yang membentuk suatu kerangka firbrosa
dan otot jantung.serabut otot jantung bercabang-cabang dan bereanastomosis secara erat (Timuwaran,
2017) jantung adalah organ berotot berbentuk kerucut berongga,basisnya diatas, dan puncaknya
dibawah Apeknya (puncak) miring kesebelah kiri (pearce,2011).

Jantung memiliki berat 300 gr,mesikipun berat dan ukuranya di pengaruhi oleh usia. jenis kelamin,
berat badan, betanya aktifitas fisik dll. Jantung dewas normal berdekatan sekitar 60 sampai 80 kali per
menit, menyerbukan sekitar79 ml darah dari kedua ventirkel per detakan,dan keluaraan totalnya sekitar
5 L/ menit (Smelzer dan Bare, 212)

Jantung teletak di dalam rongga mediastium dari rongga dada (troraks) diantara dua paru.selaput yang
mengitari jantung di sebut percardium yang terdiri 2 lapisan, yaitu percardium parietelasi, merupakan
lapisan luar yang melekat pada tulang dada dan selaput paru. Dan pericadium viseralis, yaitu lapisan
permukan dari jantung itu sendiri yang juga di sebut epikardium.

Di dalam lapisan jantung tersebuttersapat cairan pericardium, yang berfungsi untuk mengurangi
gesakan yang timbul akibat gerakan jantung saat memopa Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan yaitu
lapisan luar disebut percardium lapisan tengah atau mikorkardium merupakan lapisan berotot, lapisan
dalam disebut endokardium rongga jantung terdiri atas 4 ruangan 2 ruang yang berdinding tipis,disebut
atirium, dan 2 ruang yabg berdinding tebal di sebut ventrikel
C. Etiologi

Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa
faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian penyakit jantung bawaan :

1.Faktor Prenata lbu :

 menderita penyakit infeksi : Rubella.


 Ibu alkoholisme, peminum obat penenang atau jamu
 Umur ibu lebih dari 40 tahun.
 Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan insulin.

2. Faktor Genetik :

 § Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan.


 § Ayah / Ibu menderita penyakit jantung bawaan.
 § Kelainan kromosom seperti Sindrom Down.
 § Lahir dengan kelainan bawaan yang lain.

( Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler, Pusat Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah Nasional
Harapan Kita, 2001 ; 109)

D.MANIFESTASI KILINISI

Jika alat ini Letakkan terlalu ke bawah, anak dapat tersedak, muntah dankadang-kadang
dapat timbul distensi lambung.

Beri aliran sebanyak 1–2 liter/menit, yang memberikan kadar-okSigen inspirasi 45-60%. Perlu
diperhatikan kecepatan aliran tidak kelebihan karena dapat menimbulkanrisiko distensi lambung. Perlu
dilakukan pelempar.PemantauanLatih perawat untuk memasang dan mengeratkan sengau cabang
atau kateter dengan tepat.Periksa secara teratur bahwa semua alat berfungsi dengan memang dan
lepaskan sertabersihkan garpu atau kateter sedikitnya dua kali sehari.Pantau anak sedikitnya setiap 3
selai untuk mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yangterjadi, meliputi: Nilai SaO2 menggunakan
pulse oxymetry

Kateter nasal atau prongs yang bergeserKebocoran sistem aliran oksigen Kecepatan aliran oksigen tidak
tepat Jalan napas anak Tersumbat oleh lendir/kotoran nih (bersihkan nih denganujung kain
yang lembap atau sedot perlahan).

Distensi lambung (periksa posisi kemudi dan perbaiki, jika diperlukan).Oksimetri nadiMerupakan suatu
alat untukMengukur saturasi okgen dalam darahSecara non-invasif.Alpadaini memancarkan cahaya ke
jaringan Seperti jari, jempol kaki, atau pada anak kecil, seluruhbagian tangan atau kaki. Saturasi oksigen
diukur pada pembuluh arteri kecil, oleh sebab itudisebut oksigen arteri saturasi (SaO2). Ada yang dapat
digunakan berulang kali hinggabeberapa bulan, adapula yang hanya sekali pakai.Nilai saturasi oksigen
yang normal pada permukaan laut pada anak adalah 95–100%; padaanak dengan radang paru-paru
berat, yang ambilan oksigennya kelambatan, nilai ini menurun.

E.PATOFISOLOGI

Dalam keadaan normal darah akang mengalir dari daerah yang bertekanan tinggi ke Daerah
rendah.yang bertekanan tinggi ialah jantung kiri sedangkan yangbertekanan rendah adalah jantung
kanan. Sistem sirkulasi paru mempunyai tahanan yangrendah sedangkan sistem sirkulasi sistemik
mempunyai tahanan yang tinggi.Apabila terjadi hubungan antara rongga-rongga jantung yang
bertekanan tinggi denganrongga-rongga jantung yang bertekanan rendah akan terjadi aliran darah
dari rongga jantungyang bertekanan tinggi ke rongga jantung yang bertekanan rendah. Sebagai contoh
adanyadefek pada sekat ventrikel, maka akan terjadi aliran darah dari ventrikel kiri ke ventrikelkanan.
Kejadian ini disebut pirau (shunt) kiri ke kanan. Sebaliknya pada obstruksi arteripulmonalis dan defek
septum ventrikel tekanan rongga jantung kanan akan lebih tinggi daritekanan rongga jantung kiri
sehingga darah dari ventrikel kanan yang miskin akan oksigenmengalir melalui defek tersebut ke
ventrikel kiri yang kaya akan oksigen, keadaan inidisebut dengan pirau (shunt) kanan ke kiri yang
dapat berakibat kurangnya kadar oksigenpada sirkulasi sistemik. Kadar oksigen yang terlalu rendah akan
menyebabkan sianosis.Kelainan jantung bawaan pada umumnya dapat menyebabkan hal-hal sebagai
berikut.

F.KOMPILIKASI

 Endokarditis
 Obstruksi pembuluh darah pulnomal
 CHF
 Hepatomegali (jarang terjadi pada bayi prematur)
 Enterokolitis nekrosis
 Gangguan paru yang terjadi bersamaan (misalnya sindrom gawat nafas atau displasia
bronkkopulmoner)
 Perdarahan gastrointestinal (GI), penurunan jumlah trombosit
 Hiperkalemia (penurunan keluaran urin.
 Aritmia
 Gagal tumbuh

(Betz & Sowden, 2002 ; 376-377, Suriad Suriadi, Rita Yuliani, 2001 ; 236)

G.PENATALAKSAAN MEDIS

 Penatalaksanaan Konservatif : Restriksi cairan dan bemberian obat-obatan :Furosemid


(lasix) diberikan bersama restriksi cairan untuk meningkatkan diuresis dan mengurangi efek
kelebihan beban kardiovaskular, Pemberian indomethacin (inhibitorprostaglandin) untuk
mempermudah penutupan duktus, pemberian antibiotikprofilaktik untuk mencegah
endokarditis bakterial.
 Pembedahan : Operasi penutupan defek, Pemotongan atau pengikatan duktus.
 dianjurkan saat berusia 5-10 tahun
 Obat vasodilator, obat antagonis kalsium untuk membantu pada pasien dengan
ganresistensi kapiler paru yang sangat tinggi dan tidak dapat dioperasi
 Pemotongan atau peningkata duktus.
 Tidak keuntungan : Penutupan denganalat penutup dilakukan pada waktu kateterisasi jantung.
( Betz & Sowden, 2002 ; 377-378, Suriadi, RitaYuliani, 2001 ; 236)

H.PEMERIKSAAN PENUJANG

Pembagian atas dasar kelainan fungsi sirkulasi yang terjadi, yaitu:

1. Penyakit jantung bawaan non sianotik :

A. Dengan vaskularisasi paru normal: stenosis aorta, stenosis paru, koarktasio aorta,kardiomiopati.

B. Dengan vaskularisasi paru bertambah: defek septum atrium, defek atrioventrikularis, defekseptum
ventrikel, duktus arteriosus persisten, anomali drainase vena pulmonalis parsial.

2. Penyakit jantung bawaan sianotik:

A. Dengan vaskularisasi paru bertambah: transposisi arteri besar tanpa stenosis paru,dobel toko Kanan
ventrikel tanpa stenosis paru, trunkus arteriosus gigih, Pektontunggal tanpa stenosis pulmonal, anomali
total drainase vena pulmonalis.

B. Dengan vaskularisasi paru berkurang: stenosis paru berat pada neonatus, tetralogiFallot, atresia
pulmonal, atresia trikuspid, anomali Ebstein.(Sastroasmoro & Maldiyono, 1996)

Anda mungkin juga menyukai