Anda di halaman 1dari 89

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT

DALAM SWAMEDIKASI PENYAKIT DIARE


DI DESA KENDALREJO PEMALANG

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

DIYAH PURYANTI NINGSIH

17081015

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL

2020
TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT
DALAM SWAMEDIKASI PENYAKIT DIARE
DI DESA KENDALREJO PEMALANG

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Mencapai


Gelar Derajat Ahli Madya

Oleh :

DIYAH PURYANTI NINGSIH

17081015

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL

2020

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT

DALAM SWAMEDIKASI PENYAKIT DIARE

DI DESA KENDALREJO PEMALANG

Oleh :

Diyah Puryanti Ningsih

17081015

DIPERIKSA DAN DISETUJUI OLEH :

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Sari Prabandari, S.Farm,.MM.Apt. Joko Santoso, M.Farm

NIDN: 0623018502 NIDN: 0623109201

iii
PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa, karena atas
segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan karya tulis ilmiah yang berjudul “TINGKAT PENGETAHUAN
MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI PENYAKIT DIARE DI DESA
KENDALREJO PEMALANG”

Dalam penelitian karya tulis ilmiah ini, penulis mendapatkan banyak


dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga semua dapat berjalan dengan
baikdan lancar. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Ir. MC. Chambali, B.Eng., EE., M.Kom., selaku direktur politeknik
harapan bersama kota tegal
2. Bapak Heru Nurcahyo, S.Farm., MSc., Apt., selaku KA prodi farmasi
politeknik harapan bersama kota tegal
3. Ibu Sari Prabandari, S.Farm,.MM.Apt selaku pembimbing I dalam
pelaksanaan Karya Tulis Ilmiah Program Studi DIII Farmasi Politeknik
Harapan Bersama kota Tegal
4. Bapak Joko Santoso, M.Farm selaku pembimbing II dalam pelaksanaan
Karya Tulis Ilmiah Program Studi DIII Farmasi Politeknik Harapan
Bersama kota Tegal
5. Suami dan anak saya tercinta yang selalu memberi dukungan dan
semangat
6. Kedua orang tua dan adik saya yang sudah memberikan do’a dan
dukungan
7. Sahabat dan teman-teman seperjuangan saya dan semua pihak yang
membantu dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis menyadari bahwa karya
tulis ilmiah ini tidak lepas dari kekurangan. Oleh karena itu, penulis menerima
kritik dan masukan yang membangun.

Tegal, Desember 2019

Penulis

iv
HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :

Nama : Diyah Puryanti Ningsih

NIM : 17081015

Jurusan / Program Studi : DIII FARMASI

Judul Karya Tulis Ilmiah :Tingkat Pengetahuan Masyarakat Dalam


Swamedikasi Penyakit Diare Di Desa Kendalrejo
Pemalang

Telah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji dan diterima sebagai


bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya
Farmasi pada Jurusan; / Program Studi DIII Farmasi Politeknik Harapan
Bersama Tegal

TIM PENGUJI

Penguji 1 : Heru Nurcahyo, S.Farm., MSc., Apt (...............................)

Penguji 2 : Sari Prabandari, S.Farm,.MM.Apt (...............................)

Penguji 3 : Joko Santoso, M.Farm (...............................)

Tegal, Januari 2020

Program Studi DIII Farmasi

Ketua Program Studi,

Heru Nurcahyo, S.Farm.,M.Sc.,Apt

NIPY .0611058001

v
HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS

Karya tulis ilmiah ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber
baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

NAMA : Diyah Puryanti Ningsih


NIM : 17081015
Tanda Tangan :

Tanggal : Januari 2020

Tegal, Januari 2020

Yang menyatakan,

(Diyah Puryanti Ningsih)

vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA TULIS ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika politeknik Harapan Bersama Tegal, saya yang bertanda
tangan di bawah ini :

Nama : Diyah Puryanti Ningsih

NIM : 17081015

Jurusan / Program Studi : DIII Farmasi

Jenis Karya : Karya Tulis Ilmiah

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Politeknik Harapan Bersama Tegal Hak Bebas Royalti Noneksklusif (none-
exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI


PENYAKIT DIARE DI DESA KENDALREJO PEMALANG

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan hak bebas


royalti/noneksklusif ini Politeknik Harapan Bersama ini berhak menyimpan,
mengalihmedia atau formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database) merawat dan mempublikasikan karya ilmiah saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dalam pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di :..............................

Pada tanggal :..............................

Yang menyatakan

(Diyah Puryanti Ningsih)

vii
MOTTO

Bermimpilah, lalu bangun dan wujudkan.

Kupersembahkan untuk:

 Kedua orang tuaku

 Suami dan anakku

 Teman-temanku

 Almamaterku

viii
INTISARI

Ningsih, Diyah Puryanti., Prabandari, Sari., Susanto, Joko., 2020. Tingkat


Pengetahuan Masyarakat Dalam Swamedikasi Penyakit Diare Di Desa
Kendalrejo Pemalang
Timbulnya diare pada masyarakat dan banyaknya tayangan media sebagai
sumber informasi tentang obat diare memotivasi masyarakat untuk melakukan
pengobatan sendiri atau swamedikasi untuk mengatasi keluhan yang dirasakan.
Saat melakukan swamedikasi, pengetahuan sangat penting untuk memperoleh
hasil swamedikasi dengan baik dan tepat. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan masyarakat dalam swamedikasi
penyakit diare Di Desa Kendalrejo Pemalang.
Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 62 responden masyarakat
Desa Kendalrejo Rt 06 Rw 02 Pemalang. Teknik pengambilan sampel
menggunakan purposive sampling. Data penelitian diperoleh dari kuesioner yang
telah diisi oleh responden. Analisa data pada penelitian menggunakan analisis
statistik dengan uji SPSS.
Hasil penelitian diperoleh dari 62 responden. Ada 41 responden dengan
tingkat pengetahuan baik atau sebanyak 66.1%, 16 responden dengan kategori
cukup atau 25.8% dan 5 responden dengan kategori kurang atau 8.1%.

Kata kunci: pengetahuan, swamedikasi, diare, deskriptif

ix
Abstract

Ningsih, Diyah Puryanti., Prabandari, Sari., Susanto, Joko., 2020. The Level
of Public Knowledge toward Self-Medication of Diarrhea Disease at Kendalrejo
of Pemalang
The emergence of diarrhea in the community and the number of media
shows as a source of information about diarrhea drugs motivate the community to
do self-medication to deal with perceived complaints. When doing self-
authentication, knowledge is very important to get the results of self-
authentication properly and accurately. This study was aimed to determine
the extent of community knowledge toward diarrhea disease self-identification in
Kendalrejo Village, Pemalang.
This type of research used descriptive method with a quantitative
approach. The number of samples in this study were 62 respondents from
Kendalrejo Village Rt 06 Rw 02 Pemalang. The sampling technique used
purposive sampling. Research data obtained from questionnaires that had been
filled out by respondents. Analysis of the data in the study was using statistical
analysis with SPSS test.
The results are obtained from 62 respondents. There are 41 respondents
with a good level of knowledge or as much as 66.1%, 16 respondents with enough
categories or 25.8% and 5 respondents with less categories or 8.1%.

Keywords: knowledge, self-medication, diarrhea, descriptive

x
DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN ............................................................................................... i


HALAMAN JUDUL........................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ...........................................................................iii
PRAKATA ......................................................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. v
HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS ............................................... vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................... vii
MOTTO ...........................................................................................................viii
INTISARI........................................................................................................... ix
ABSTRACT ....................................................................................................... x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 3
1.4 Batasan Masalah .................................................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................. 3
1.6 Keaslian Penelitian ................................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 5
2.1 Definisi Pengtahuan ............................................................................... 5
2.1.1 Pengetahuan ................................................................................. 5
2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan......................... 7
2.2 Definisi Swamedikasi ............................................................................ 9
2.3 Diare .................................................................................................... 15
2.3.1 Pengertiab Diare......................................................................... 15
2.3.2 Penyebab Penyakit Diare ........................................................... 15
2.3.3 Gejala Penyakit Diare ................................................................ 16
2.3.4 Cara Mengatasi Penyakit Diare ................................................. 17
2.4 Desa Kendalrejo ................................................................................... 18

xi
2.4.1 Sejarah Singkat .......................................................................... 18
2.5 Kerangka Teori .................................................................................... 19
2.6 Kerangka Konsep ................................................................................. 20
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................... 21
3.1 Ruang Lingkup Penelitian.................................................................... 21
3.1.1 Ruang Lingkup Ilmu .................................................................. 21
3.1.2 Ruang Lingkup Tempat ............................................................. 21
3.1.3 Ruang Lingkup Waktu ............................................................... 21
3.2 Rancangan dan Jenis Penelitian ........................................................... 21
3.3 Populasi dan Sampel ............................................................................ 22
3.3.1 Populasi ...................................................................................... 22
3.3.2 Sampel........................................................................................ 22
3.3.3 Teknik Sampling ........................................................................ 23
3.4 Variabel Penelitian ............................................................................... 24
3.5 Definisis Operasional ........................................................................... 24
3.6 Jenis dan Cara Pengumpulan Data ....................................................... 26
3.6.1 Jenis Data ................................................................................... 26
3.6.2 Cara Pengumpulan Data ............................................................ 26
3.7 Validitas dan Reliabilitas ..................................................................... 27
3.7.1 Validitas ..................................................................................... 27
3.7.2 Reliabilitas ................................................................................. 28
3.8 Pengolahan dan Analisis Data.............................................................. 28
3.8.1 Pengolahan Data ........................................................................ 28
3.8.2 Analisa Data ............................................................................... 30
3.9 Etika Penelitian .................................................................................... 31
BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................. 32
4.1 Karakteristik Responden ...................................................................... 32
4.1.1 Umur ......................................................................................... 32
4.1.2 Pendidikan.................................................................................. 34
4.1.3 Jenis Kelamin ............................................................................. 37

xii
4.2 Tingkat Pengetahuan Masyarakat dalam Swamedikasi Penyakit Diare di
Desa Kendalrejo Pemalang ........................................................................ 38
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................ 43
5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 43
5.2 Saran .................................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 44

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian.............................................................................. 4


Tabel 1.2 Defisini Operasional ......................................................................... 24
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas............................................................................. 27
Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas ......................................................................... 28
Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Kuesioner ............................................................. 31
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur.................................... 32
Tabel 4.2 Hubungan Umur Dengan Tingkat Pengetahuan ............................... 33
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ........................... 35
Tabel 4.4 Hubungan Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan ....................... 35
Table 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...................... 36
Tabel 4.6 Tingkat Pengetahuan Masyarakat ..................................................... 38
Tabel 4.7 Pernyataan Tingkat Pengetahuan Masyarakat .................................. 39

xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori ............................................................................. 19
Gambar 2.2 Kerangka Konsep .......................................................................... 20

xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian dari Politeknik Harapan Bersama Tegal
kepada KesBanglinmas Pemalang .............................................. 48
Lampiran 2 Surat Balasan Penelitian dari KesBanglinmas Pemalang ......... 49
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian dari Politeknik Harapan Bersama Tegal
kepada Dinkes Pemalang ............................................................ 50
Lampiran 4 Surat Balasan Penelitian dari BAPPEDA Pemalang ................ 51
Lampiran 5 Surat Balasan DinKes .............................................................. 52
Lampiran 6 Surat izin Penelitian Politeknik Harapan Bersama Tegal kepada
Puskesman Klareyan Pemalang .................................................. 53
Lampiran 7 Surat Izin Penelitian dari Politeknik Harapan Bersama Tegal
kepada Kepala Desa Kendalrejo Pemalang ................................. 54
Lampiran 8 Surat Balasan dari Kepala Desa Kendalrejo Pemalang ............ 55
Lampiran 9 Surat Izin Penelitian dari Politeknik Harapan Bersama Tegal
kepada Ketua RT 06 / 02 Desa Kendalrejo Pemalang ................. 56
Lampiran 10 Kuesioner Penelitian .............................................................. 57
Lampiran 11 Kuesioner sebelum dilakukan uji validitas dan reliabilitas .... 58
Lampiran 12 Hasil uji validitas .................................................................... 59
Lampiran 13 Hasil uji reliabilitas ................................................................. 61
Lampiran 14 Kuesioner setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas ....... 62
Lampiran 15 Dokumentasi Penelitian .......................................................... 63
Lampiran 16 Persentase Karakteristik Responden ....................................... 64
Lampiran 17 Persentase Tingkat Pengetahuan ............................................. 65
Lampiran 18 Hubungan Umur Dengan Tingkat Pengetahuan ..................... 66
Lampiran 19 Hubungan Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan ............ 67
Lampiran 20 Persentase Hasil Pernyataan Dari Kuesioner .......................... 68
Lampiran 21 Jawaban Kuesioner tingkat pengetahuan masyarakat oleh
Responden .................................................................................... 70
Curriculum Vitae............................................................................................... 73

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan dunia terutama di

negara berkembang. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka

kesakitan dan kematian akibat diare. WHO memperkirakan 4 milyar kasus

terjadi di dunia pada tahun 2000 dan 2,2 juta diantaranya meninggal,

sebagian besar penderita adalah anak-anak dibawah 5 tahun. Di Indonesia,

diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat utama.

(Adisasmito, 2011). Sedangkan jumlah kasus diare di Pemalang tahun 2016

sebanyak 37.981 kasus atau sebesar 137,74% (Dinkes Kabupaten Pemalang,

2016). Diare adalah suatu penyakit yang ditandai meningkatnya frekuensi

buang air besar lebih dari tiga kali sehari disertai adanya perubahan bentuk

tinja penderitanya (Harianto, 2004).

Timbulnya diare pada masyarakat dan banyaknya tayangan media

sebagai sumber informasi tentang obat memotivasi masyarakat untuk

melakukan pengobatan sendiri atau swamedikasi untuk mengatasi keluhan

yang dirasakan. Upaya pengobatan sendiri dilakukan karena pengaruh

pertimbangan ekonomi, hemat waktu, dan anggapan bahwa gejala sakit

yang diderita masih ringan dan mudah diobati (Shankar, 2002).

Mengobati diri sendiri atau yang lebih dikenal dengan swamedikasi

berarti mengobati segala keluhan dengan obat-obatan yang dapat dibeli

bebas di apotek atau toko obat dengan kemauan sendiri tanpa nasehat

1
2

dokter. Swamedikasi harus dilakukan sesuai dengan penyakit yang dialami,

pelaksanaannya sedapat mungkin harus memenuhi kriteria penggunaan obat

yang rasional. Kriteria obat rasional antara lain ketepatan pemilihan obat,

ketepatan dosis obat, tidak adanya efek samping obat, tidak adanya

kontraindikasi, tidak adanya interaksi obat, dan tidak adanya polifarmasi

(Zeenot, 2013).

Desa Kendalrejo merupakan salah satu desa yang penduduknya

bekerja sebagai petani. Kebiasaan makan di persawahan yang kurang

higenis menjadi salah satu timbulnya masalah penyakit diare. Menurut data

yang diperoleh dari Puskesmas Klareyan bahwa banyaknya penyakit diare

di Desa Kendalrejo sepanjang tahun 2018 adalah 234 kasus (Nuryanti,

2019). Belum lagi dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti bahwa

masyarakat cenderung lebih memilih melakukan pengobatan sendiri atau

swamedikasi karena menganggap penyakit diare tergolong penyakit ringan.

Pada pelaksanaan swamedikasi dapat menjadi sumber terjadinya kesalahan

pengobatan (medication eror) karena keterbatasan masyarakat mengenai

obat dan cara penggunaan obat. Masyarakat cenderung hanya tahu merk

dagang obat tanpa tahu zat khasiat dan penggunaannya (Depkes RI, 2010).

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang tingkat pengetahuan masyarakat dalam swamedikasi

penyakit diare di Desa Kendalrejo Pemalang.


3

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, rumusan masalah

penelitian disini adalah sejauh mana tingkat pengetahuan masyarakat dalam

swamedikasi penyakit diare di Desa Kendalrejo Pemalang?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuin tingkat pengetahuan

masyarakat dalam swamedikasi penyakit diare di Desa Kendalrejo

Pemalang.

1.4 Batasan Masalah

1. Penelitian dilakukan di desa kendalrejo.

2. Penyakit diare yang dibahas adalah diare ringan/akut.

3. Diare yang diteliti adalah diare yang diderita oleh masyarakat dewasa.

4. Populasi penelitian ini adalah masyarakat dewasa di Desa Kendalrejo Rt

06 Rw 02.

5. Teknik pengambilan data yaitu dengan kuesioner.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat :

1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang

swamedikasi diare.

2. Untuk mengetahui penanganan sakit diare agar tidak menjadikan

semakin parah.
4

3. Untuk hasil penelitian dapat dijadikan sebagai sumber informasi dalam

pengetahuan swamedikasi penyakit diare untuk dilakukan penelitian

lanjutan dengan menggunakan variabel dan metode yang berbeda.

1.6 Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No. Nama Rizki Robiyanto, Diyah Puryanti


Peneliti rismawati Monika Rosmimi, Ningsih (2020)
(2019) Eka Kartika
Untari (2018)
1. Judul Tingkat Analisis Pengaruh Tingkat
Penelitian Pengetahuan Tingkat Pengetauan
Ibu Tentang Pengetahuan Masyarakat
Diare Dan Masyarakat Dalam
Penggunaan Terhadap Swamedikasi
Oralit Pada Tindakan Penyakit Diare
Balita Di Desa Swamedikasi Di Desa
Suradadi Diare Akut Di Kendalrejo
Kecamatan Kecamatan Pemalang
Suradadi Pontianak Timur
Kabupaten
Tegal
2. Sampel 44 Responden 60 Esponden 62 Responden
Penelitian
3. Metode Deskriptif Cross-Sectional Deskriptif
Penelitian kuantitatif Kuantitatif

4. Hasil Tidak ada Keberhasilan Tingkat


Penelitian hubungan tindakan pengetahuan
umur dan swamedikasi masyarakat
pekerjaan diare akut pada desa
dengan tingkat masyarakat di Kendalrejo
pengetahuan Kecamatan Pemalang
ibu tentang Pontianak Timur adalah
diare dan di pengaruhi oleh sebanyak
penggunaan tingkat 66.1% kategori
oralit pada pengetahuan baik, 25.8%
balita di desa masyarakat kategori cukup
suradadi rt.04 sendiri dan 8.1%
rw.16 kurang.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Pengetahuan

2.1.1 Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan

terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoatmodjo, 2014). Pengetahuan atau kognitif merupakan domain

yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt

behaviour). Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif

mempunyai enam tingkatan yaitu: (Notoatmodjo, 2014).

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat

ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah

diterima. Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkatan pengetahuan

yang paling rendah.

2. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui, dan

5
6

dapat mengintrepretasikan materi tersebut secara benar. Orang

yang telah paham terhadap obyek atas materi dapat mnejelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan

sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.

3. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real

(sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi

atau pengguanaan hukum-hukum, metode, prinsip, dan

sebagainya dalam konteks atau yang lain.

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi

masih di dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada

kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah

suatu bentuk kemampuan menyusun formulasi baru dari

formulasi-formulasi yang baru.


7

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justfikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang

ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah

ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan

menggunakan wawancara atau angket yang menanyakan tentang

isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau

responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau

kita ukur dapat disesuaikan dengan tingkatan tingkatan di atas.

2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang. Fitriani (2015:12) berpendapat bahwa

faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan

keperibadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah yang

berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses

belajar, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin

mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Pendidikan

tinggi seseorang akan mendapatkan informasi baik dari orang

lain maupun media massa. Semakin banyak informasi yang

masuk, semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang


8

kesehatan. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di

pendidikan formal, akan tetapi dapat diperoleh pada pendidikan

non formal. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek

mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif.

Kedua aspek ini akan menentukan sikap seseorang terhadap

objek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari objek yang

diketahui akan menumbuhkan sikap positif terhadap objek

tersebut.

2. Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan seseorang tanpa

melalui penalaran apakah yang dilakukan itu baik atau tidak.

Status ekonomi seseorang juga akan menentukan ketersediaan

fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status

sosial ekonomi akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

3. Media massa/informasi

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal

maupun non formal dapat memberikan pengetahuan jangka

pendek (immediate impact), sehingga menghasilkan perubahan

dan peningkatan pengetahuan. Kemajuan teknologi menyediakan

bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi

pengetahuan masyarakat tentang informasi baru. Sarana

komunikasi seperti televisi, radio, surat kabar, majalah,

penyuluhan, dan lain-lain pempunyai pengaruh besar terhadap


9

pembentukan opini dan kepercayaan orang.

4. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar

individu baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.

Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan

ke dalam individu yang berada pada lingkungan tersebut. Hal

tersebut terjadi karena adanya interaksi timbal balik yang akan

direspon sebagai pengetahuan.

5. Usia

Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Bertambahnya usia akan semakin berkembang pola pikir dan

daya tangkap seseorang sehingga pengetahuan yang diperoleh

akan semakin banyak.

6. Pengalaman

Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman pribadi

ataupun pengalaman orang lain. Pengalaman ini merupakan

suatu cara untuk memperoleh kebenaran suatu pengetahuan.

2.2 Definisi Swamedikasi

Pengobatan diri sendiri atau biasa disebut swamedikasi, menurut

World Health Organization (WHO) swamedikasi diartikan sebagai memilih

dan menggunakan obat, termasuk obat herbal dan obat tradisional oleh

individu guna merawat diri sendiri dari penyakit atau gejala penyakit

(WHO, 1998). Obat yang dipergunakan untuk swamedikasi di Indonesia


10

meliputi obat yang dapat diperoleh tanpa resep dokter seperti Obat Wajib

Apotek (OWA), obat bebas terbatas (OBT), dan obat bebas (OB).

(Purwanti, 2003).

Obat Wajib Apotek (OWA) adalah obat keras yang oleh apoteker

dapat diberikan kepada pasien. Obat wajib apotek dikeluarkan berdasarkan

keputusan menteri kesehatan. Ada tiga daftar obat yang dapat diserahkan

tanpa resep dokter menurut keputusan Menteri Kesehatan, yaitu:

1. Keputusan Menteri Kesehatan no.347/MenKes/SK/VII/1990 tentang

obat wajib apotek, berisi daftar obat wajib apotek no.1.

2. Keputusan Menteri Kesehatan no.924/MenKes/Per/X/1993 tentang

daftar obat wajib apotek no.2.

3. Keputusan Menteri Kesehatan no.1176/MenKes/SK/X/1999 tentang

daftar obat wajib apotek no.3.

Penggolongan obat menurut Permenkes No.917/1993 adalah :

1. Obat bebas

Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran

dan dapat dibeli tanpa resep dokter. Tanda khusus pada

kemasan dan etiket obat bebas adalah lingkar hijau dengan

garis tepi berwarna hitam.


11

2. Obat bebas terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya

termasuk obat keras tetap masih dapat dijual dan dibeli bebas

tanpa resep dokter, disertai dengan tanda peringatan. Tanda

khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah

lingkaran biru dengan garis tepi berwana hitam.

Tanda peringatan pada obat bebas terbatas selalu tercantum pada

kemasan berupa empat persegi panjang berwarna hitam dan memuat

pemberitahuan sebagai berikut:

P no. 1 P no. 4
Awas! Obat Keras Awas! Obat Keras
Bacalah aturan Hanya untuk dibakar
memakainya

P no. 2 P no. 5

Awas! Obat Keras Awas! Obat Keras


Hanya untuk kumur, Tidak boleh ditelan
jangan ditelan

P no. 3 P no. 6

Awas! Obat Keras Awas! Obat Keras

Hanya untuk bagian luar Obat wasir, jangan ditelan


badan
12

Dalam pelaksanaan swamedikasi, banyak terjadi kesalahan-kesalahan

pengobatan. Kesalahan pengobatan (medication eror) disebabkan karena

terbatasnya pengetahuan masyarakat tentang obat, penggunaan obat serta

informasi obat. Masyarakat pada umumnya tidak begitu mengetahui

informasi dengan lengkap tentang obat yang mereka konsumsi. Oleh karena

itu dalam melakukan swamedikasi, masyarakat berhak memperoleh

informasi yang tepat, benar, lengkap dan objektif agar masyarakat mampu

melakukan pengobatan sendiri dengan aman dan efektif. Dalam hal ini,

apoteker mempunyai peranan penting di dalam swamedikasi (Zeenot, 2013).

Untuk menghindari kesalahan pengobatan pada pelaku swamedikasi,

ada hal-hal yang harus diperhatikan menurut BPOM (2014) yaitu:

1. Mengenali kondisi ketika akan melakukan swamedikasi

2. Memahami bahwa kemungkinan ada interaksi obat

3. Mengetahui obat-obat yang digunakan untuk swamedikasi

4. Mewaspadai efek samping yang mungkin terjadi

5. Meneliti obat yang akan dibeli

6. Mengetahui cara penggunaan obat yang benar

7. Mengetahui cara penyimpanan obat yang baik

Sebelum menggunakan obat untuk swamedikasi perlu diperhatikan

hal-hal sebagai berikut (Anief, 1997):

1. Obatnya masih baik atau tidak

2. Perhatikan tanggal kadaluarsa


13

3. Membaca informasi yang berada di brosur dengan baik, antara lain

berisi informasi tentang:

a. Indikasi yaitu petunjuk penggunaan obat dalam pengobatan

b. Kontraindikasi yaitu petunjuk yang tidak diperbolehkan

penggunaan obat

c. Efek samping yaitu efek yang akan timbul bersifat merugikan

d. Dosis yaitu besaran obat yang boleh digunakan untuk

pengobatan.

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.919/Menkes/Per/X/1993

disebutkan bahwa penggunaan obat swamedikasi harus memenuhi kriteria

pada penggunaan obatnya (Anief, 2000) yaitu:

1. Tidak kontraindikasi pada wanita hamil, anak dibawah usia dua

tahun, dan orang tua di atas 65 tahun.

2. Tidak memberi resiko pada penyakit berkelanjutan

3. Tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus dilakukan oleh

tenaga kesehatan.

4. Diperlukan penyakit yang prevalensinya tinggi di indonesia.

5. Memiliki rasio khasiat keamanan.

Keuntungan pengobatan sendiri adalah aman apabila digunakan sesuai

dengan petunjuk/efek samping dapat diperkirakan, efektif untuk

menghilangkan keluhan karena 80% sakit bersifat self limiting, yaitu

sembuh sendiri tanpa intervensi tenaga kesehatan, biaya pengobatan relatif


14

lebih murah daripada biaya pelayanan kesehatan, hemat waktu karena tidak

perlu mengunjungi fasilitas/profesi kesehatan, kepuasan karena ikut

berperan aktif dalam pengambilan keputusan terapi, berperan serta dalam

sistem pelayanan kesehatan, menghindari rasa malu atau stress apabila harus

menampakan bagian tertentu di depan tenaga kesehatan, dan membantu

pemerintah mengatasi keterbatasan jumlah tenaga kesehatan di masyarakat

(Supardi, dkk. 2010).

Adapun kekurangan pengobatan sendiri adalah obat dapat

membahayakan kesehatan apabila tidak digunakan sesuai aturan,

pemborosan biaya dan waktu apabila salah menggunakan obat,

kemungkinan timbulnya reaksi obat yang tidak diinginkan, misalnya

sensitivitas, efek samping atau resistensi, penggunaan obaat yag salah akibat

informasi yang kurang lengkap dari iklan obat, tidak efektif akibat salah

diagnosis dan pemilihan obat, dan sulit berpikir dan bertindak objektif

karena pemilihan obat dipengaruhi oleh pengalaman menggunakan obat di

masa lalu dan lingkungan sosialnya (Supardi, dkk. 2010).

2.3 Diare

2.3.1 Pengertian Diare

Diare adalah penyakit yang paling umum dan sering di

alami oleh semua orang. Berdasarkan data informasi profil

kesehatan Indonesia tahun 2017 dari Kemenkes RI, jumlah kasus

diare seluruh indonesia adalah sekitar 7 juta. Biasanya diare hanya

berlangsung beberapa hari (akut), namun pada sebagian kasus


15

dapat menjadi berkepanjangan (kronis). Pada umumnya diare tidak

berbahaya jika tidak mengalami dehidrasi (Pasha, 2019)

Diare merupakan sebuah kondisi dimana seseorang

mengalami buang air besar (BAB) lebih dari 3x sehari dan

biasanya ditandai dengan feses yang lebih encer. Diare dapat

terjadi pada siapa saja baik orang dewasa, anak-anak maupun bayi.

2.3.2 Penyebab Penyakit Diare

Penyakit diare dibagi menjadi 2 yaitu diare akut dan diare

kronis. Umumnya penyebab penyakit diare akut adalah virus,

bakteri dan parasit hingga alergi. Benda asing tersebut masuk ke

dalam tubuh melalui makanan. Salah satu hewan pembawa

bakteri yaitu lalat. Oleh karena itu makanan yang terkontaminasi

lalat sebaiknya dibuang.

Penyakit diare akut juga dapat disebabkan oleh kuman yang

menempel pada tangan yang kotor dan masuk kedalam tubuh

ketika sedang makan. Adapula diare yang disebabkan oleh

intoleransi terhadap beberapa makanan seperti fruktosa dan

laktosa.

Penyakit diare kronis penyebab umumnya adalah radang

pada saluran pencernaan, yaitu corhn, olitis ulseratif, olitis

mikroskopik. Beberapa penyebab penyakit diare kronis lainnya

adalah:

1. Infeksi kronis
16

2. Konsumsi obat-obatan

3. Diabetes

4. Penyalahgunaan alkohol

2.3.3 Gejala Penyakit Diare

Beberapa gejala yang dapat dialami ketika menderita

penyakit diare yaitu:

1. Feses lembek dan cair

2. Nyeri dan kram perut

3. Mual dan muntah

4. Nyeri kepala

5. Kehilangan nafsu makan

6. Haus terus menerus

7. Demam

8. Dehidrasi

9. Darah pada feses

Dehidrasi adalah gejala paling umum yang menyertai

penyakit diare. Pada anak-anak, diare dapat ditandai dengan jarang

buang air kecil, mulut kering, serta menangis tanpa mengeluarkan

air mata. Pada keadaan dehidrasi berat, anak dapat terlihat

cenderung mengantuk, tidak responsif, mata cekung, serta kulit

perut yang dicubittidak kembali dengan cepat. Sedangkan tanda

dehidrasi pada orang dewasa antara lain kelelahan dan tidak


17

bertenaga, kehilangan nafsu makan, pusing, mulut kering, serta

nyeri kepala (Pasha, 2019).

2.3.4 Cara Mengatasi Penyakit Diare

1. Minum banyak cairan

Untuk mencegah dehidrasi penyakit diare, dianjurkan

untuk memenuhi kebutuhan cairannya. Dengan meminum air

putih, air kelapa muda, teh manis, atau oralit.

2. Hindari makanan tertetu

Berikut beberapa makanan yang harus dihindari selama

sakit diare:

a. Makanan padat/ keras, pedas, berlemak,berminyak,

mentah, berserat tinggi dan banyak bumbu

b. Buah dan sayur yang mengandung gas

c. Alkohol dan kafein

d. Hindari mengkonsumsi susu dan produk olahan 3 hari

setelah sakit diare sembuh

3. Pilih makanan yang mengandung probiotik

Probiotik mengandung bakteri hidup yang mirip bakteri

sehat yang umumnya ditemukan di dalam sistem pencernaan

tubuh. Probiotik dapat meningkatkan jumlah bakteri sehat

yang ada untuk melawan kuman dalam saluran pencernaan.

Bakteri ini dapat ditemukan dalam yoghurt dan keju

adan/atau suplemen probiotik.


18

4. Rajin cuci tangan

Tangan merupakan bagian tubuh yang sering digunakan

untuk bersentuhan dengan berbagai benda. Misal bersalaman,

membuka pintu, dan lain sebagainya. Oleh karena itu perlu

mencuci tangan setelah beraktifitas sebelum makan agar

terhindar dari bakteri penyebab diare (Pasha, 2019).

2.4 Desa Kendalrejo

2.4.1. Sejarah Singkat

Desa Kendalrejo merupakan salah satu desa yang terletak di

kecamatan petarukan, kabupaten pemalang. Berdasarkan data yang

diperoleh pada tahun 2019 bahwa luas wilayah sekitar 575.457 Ha.

Desa kendalrejo terdiri dari 25 RT dan 3 RW. Berjarak sekitar 10 km

dari kantor kecamatan petarukan dan sekitar 20 km dari kantor

bupati pemalang. Jumlah penduduk desa kendalrejo mencapai 8.729

jiwa, sekitar 4.361 jiwa adalah penduduk laki-laki dan 4.428 jiwa

adalah penduduk perempuan dengan jumlah kepala keluarga 2.368.

mayoritas agama yang dianut adalah agama islam. Batas wilayah

desa kendalrejo yaitu sebelah utara laut jawa, sebelah selatan desa

kendaldoyong, sebelah barat desa klareyan dan sebelah timur desa

pesantren.
19

2.5 Kerangka Teori

Pengetahuan Swamedikasi diare

1. Tahu Diare akut pada masyarakat dewasa


2. Memahami
3. Aplikasi
4. analisis 1. Mengetahui definisi dan
5. sintesis penyebab sakit diare
2. Mengetahui cara penanganan
diare
3. Mengetahui cara pencegahan
Faktor-faktor yang
terjadinya dehidrasi saat diare
mempengaruhi
4. Mengetahui cara pembuatan
pengetahuan (Fitriani
larutan oralit
(2015)):
5. Mengetahui pencegahan pada
1. Pendidikan penyakit diare
2. Sosial budaya
dan ekonomi
3. Media massa
dan informasi
4. Lingkungan baik cukup kurang
5. Usia
6. pengalaman

Gambar 2.1 Kerangka Teori


20

2.6 Kerangka Konsep

Masyarakat

Usia
Pengetahuan Swamedikasi diare
Pendidikan

Diare akut pada masyarakat dewasa

1. Mengetahui definisi dan penyebab sakit diare


2. Mengetahui cara penanganan diare
3. Mengetahui cara pencegahan terjadinya dehidrasi saat
diare
4. Mengetahui cara pembuatan larutan oralit
5. Mengetahui pencegahan pada penyakit diare

baik cukup kurang

Gambar 2.2 Kerangka Konsep


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

3.1.1 Ruang Lingkup Ilmu

Pada penelitian ini ilmu yang dipakai meliputi bidang Ilmu

Farmasi Sosial.

3.1.2 Ruang Lingkup Tempat

Penelitian ini dilakukan di Desa Kendalrejo Kecamatan

Petarukan Kabupaten Pemalang Jawa Tengah Indonesia.

3.1.3 Ruang Lingkup Waktu

Penelitian ini dilakukan pada Oktober - Desember 2019

setelah mendapatkan ijin dari instansi yang berwenang.

3.2 Rancangan Dan Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan

pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang

dilakukan untuk mendapatkan gambaran atau deskriptif tentang suatu

keadaan secara objektif. Penelitian kuantitatif adalah teknik yang digunakan

untuk mengolah data yang berbentuk angka, baik sebagai hasil pengukuran

maupun hasil konvensi (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini

mendreskripsikan tentang Tingkat pengetahuan masyarakat dalam

swamedikasi penyakit diare di Desa Kendalrejo Pemalang.

21
22

3.3 Populasi Dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yan terdiri dari

objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini

adalah sebanyak 163 masyarakat dengan usia 20-50 tahun yang

berada di Desa Kendalrejo Rt 06 Rw 02 Pemalang.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010). Sampel dalam

penelitian ini adalah masyarakat usia 20-50 tahun di Desa

Kendalrejo Pemalang yang pernah telah memenuhi kriteria inklusi

dan eksklusi.

1. Kriteria inklusi

a. Responden adalah masyarakat Desa Kendalrejo Rt

06 Rw 02 yang berusia 20-50 tahun.

b. Responden yang dapat membaca dan menulis.

c. Masyarakat yang bersedia menjadi responden.

2. Kriteria eksklusi

a. Masyarakat yang tidak bersedia menjadi responden

b. Responden yang tidak dapat membaca dan menulis.


23

Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus slovin, yaitu

(Notoatmodjo, 2012).

=
1+

Keterangan :

n = besar sampel

N = besar populasi

d = tingkat kepercayaan atau ketepatan yang

diinginkan (0.1)

Populasi diambil pada bulan Oktober 2019 dibagian kantor kepala

Desa Kendalrejo Pemalang sebesar penduduk.

=
1+

163
=
1 + 163 0.1

163
=
2.63

n = 61.97 dibulatkan 62

Jadi sampel yang diambil berjumlah 62 responden.


24

3.3.3 Teknik Sampling

Pada penelitian ini teknik sampling yang digunakan yaitu

menggunakan purposive sampling yaitu pengambilan sampel

secara purposive didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang

dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat

populasi yang sudah diketahui sebelumnya. (Notoatmodjo,2010).

3.4 Variabel Penelitan

Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan masyarakat

dalam swamedikasi penyakit diare di Desa Kendalrejo Pemalang.

3.5 Definisi Operasional

Dalam penelitian perlu dibuat adanya batasan-batasan untuk variabel

yang akan diteliti serta alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian

variabel-variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo,2010).

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Hasil Skala

Pendidikan Jenjang Dilihat dari Angket SD Ordinal


terakhir pendidikan kuesioner SMP
yang yang telah SMA/
ditempuh diisi oleh SMK
oleh responden Diploma
responden Sarjana
berdasarkan
ijazah
terakhir
25

Lanjutan Tabel 3.1 Definisi Operasional

Tingkat Responden Suatu Angket Baik = Ordinal


pengetahuan menjawab pertanyaan 76%-
masyarakat pernyataan mengenai 100%
tentang terkait tingkat sejauh mana Cukup =
swamedikasi pengetahuan pengetahuan 56-75%
pengakit masyarakat masyarakat Kurang =
diare tentang tetang <56%
swamedikasi swamedikasi
penyakit penyakit
diare diare

Usia Waktu Suatu Angket 20-50 Rasio


kelahiran pertanyaan tahun
responden mengenai
sampai usia
dengan ulang responden
tahun terakhir

Jenis kelamin Jenis kelamin Dilihat dari Angket Laki-laki Ordinal


yang telah kuesioner Perempu
memenuhi yang telah an
kriteria disebarkan ke
inklusi responden

3.6 Jenis Dan Cara Pengumpulan Data

3.6.1 Jenis Data

Semua data yang dikumpulkan dalam penelitan ini adalah

data primer dan sekunder. Data primer diperoleh secara langsung

dengan mengguakan kuesioner yang diberikan kepada responden,

sedangkan data sekunder diperoleh dari data di Puskesmas

Klareyan dan di kantor Kepala Desa Kendalrejo Pemalang.


26

3.6.2 Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dengan cara

responden mengisi kuesioner yang sudah valid dan reliabel.

Kuesioner ini terdiri dari 9 pernyataan dengan pilihan jawaban

benar atau salah dengan kategori pengukuran baik, cukup dan

kurang.

3.7 Validitas Dan Reliabilitas

3.7.1 Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan suatu alat

ukur benar-benar mengukur apa yang di ukur (Notoatmodjo, 2010).

Demikian pula kuesioner sebagai alat ukur harus mengukur apa

yang diukur. Menurut Notoatmodjo (2010), untuk mengetahui

kuesioner yang telah disusun mampu mengukur apa yang ingin

diukur maka perlu diuji dengan uji korelasi antar tiap skors (nilai)

pada tiap-tiap item (pernyataan) dengan skors total kuesioner

tersebut.

Pada uji validitas ini digunakan responden sebanyak 30

orang maka df = N-2, df = 30-2 = 28 sehingga memiliki r-tabel

0,361 (Arikunto, 2013). Data responden yang telah diinput

selanjutnya akan dihitung menggunakan SPSS. Syarat kuesioner

dikatakan valid apabila r hitung > r tabel atau angka sig. <0,05

(Kusuma, 2019)
27

Tabel.3.2 Hasil Uji Validitas

Nomor r hitung r tabel Keterangan

P1 0.413 0.361 Valid

P2 0.503 0.361 Valid

P3 0.503 0.361 Valid

P4 0.506 0.361 Valid

P5 0.164 0.361 Invalid

P6 0.579 0.361 Valid

P7 0.626 0.361 Valid

P8 0.716 0.361 Valid

P9 0.696 0.361 Valid

P10 0.565 0.361 Valid

Hasil pengujian validitas kuesioner pada tabel 3.1 bahwa

item pernyataan P1, P2, P3, P4, P6, P7, P8, P9, P10 tersebut valid

dan item pernyataan P5 tidak valid dikarenakan r hitung < r tabel

disebabkan pernyataan dari kuesioner kurang dipahami oleh

responden sehingga tidak digunakan lagi pada penyebaran

kuesioner berikutnya.

3.7.2 Reliabilitas

Reliabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana

suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini
28

berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap

konsisten atau tetap asa (ajeg) bila dilakukan pengukuran dua kali

atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat

yang sama (Notoatmodjo, 2010).

Untuk mengukur reliabilitas instrumen, peneliti

menggunakan Alpha Chrombach. Instrumen dikatakan reliabel jika

nilai Alpha Chrombach > 0.60 dan dikatakan tidak reliabel jika

Alpha Chrombach <0.60 (Kusuma, 2019).

` Tabel.3.3 Hasil Uji Reliabilitas

Pernyataan Chrombach Kriteria Keterangan

Alpha

P1-P9 0.754 0.60 Reliabel

Sumber: Data primer yang diolah

Hasil uji reliabilitas pada tabel 3.2 dapat disimpulkan

bahwa kuesioner yang akan digunakan yaitu reliabel atau layak

karena memiliki nilai Alpha Chrombach 0.708 > kriteria 0.60.

3.8 Pengolahan Dan Analisa Data

3.8.1 Pengolahan Data

Pengolahan data yang digunakan peneliti adalah dengan

menggunakan komputer, adapun urutan dalam pengolahan data

yaitu:
29

1. Editing (penyuntingan data )

Hasil wawancara, angket, atau pengamatan dari

lapangan harus dilakukan penyuntingan (editing) terlebih

dahulu. Secara umum editing adalah merupakan kegiatan

untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau

kuesioner terebut :

1. Apakah lengkap, dalam arti semua pertanyaan

sudah diisi.

2. Apakah jawaban atau tulisan masing-masing

pertanyaan cukup jelas atau terbaca.

3. Apa kah jawabannya relevan dengan

pertanyaannya.

4. Apakah jawaban-jawaban pertanyaan konsisten

dengan jawaban pertanyaan yang lainnya.

2. Coding

Setelah semua kuesioner diedit atau disunting,

selanjutnya dilakukan peng”kode”an atau Coding, yakni

mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data

atau bilangan (Notoatmodjo, 2010).

3. Memasukkan Data (Data Entry) atau Processing Data.

Yakni jawaban-jawaban dari masing-masing

responden yang dalam bentuk “kode” (angka atau huruf)


30

dimasukkan kedalam program atau “Software” komputer

(Notoatmodjo, 2010).

4. Pembersihan Data (Cleaning)

Apabila semua data dari setiap sumber data atau

responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk

melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-

kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya,

kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi (Notoatmodjo,

2010).

3.8.2 Analisa Data

Analisis univariate bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk

analisis univariate tergantung dari jenis datanya (Notoatmodjo,

2010). Variabel yang dianalisis univariate yaitu tingkat

pengetahuan masyarakat dalam swamedikasi penyakit diare di

Desa Kendalrejo Pemalang.

Angket pengetahuan terdiri atas 9 pernyataan dengan

ketentuan responden memilih jawaban benar atau salah.

Pernyataan terdiri dari dua kalimat negatif (unfavorable) yaitu

pada nomor 3 dan 9, sedangkan nomor 1, 2, 4, 5, 6, 7 dan 8 berupa

kalimat positif (favorable). Untuk mempermudah peneliti

melakukan penilaian pada kuesioner, berikut adalah pedoman

penilaian kuesioner menurut Sugiono (2015):


31

Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Kuesioner


Kalimat positif (+) skor Kalimat negatif (-) skor

Benar 1 Benar 0

Salah 0 Salah 1

Untuk menentukan hasil ukur pengetahuan masyarakat dalam

swamedikasi diare maka responden diberikan kuesioner yang

terdiri dari 9 pernyataan, nilai diperoleh melalui penjumlahan

jawaban yang benar oleh responden dibagi 9 dikalikan 100%.

Kategori nilai pengetahuan menurut Arikunto (2007): Baik bila

jawaban yang benar dengan nilai 76-100%, Cukup >55-75% dan

kurang bila ≤ 55 %.

3.9 Etika Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian, peneliti perlu mematuhi etika

penelitian (Notoatmodjo, 2010) yaitu untuk memenuhi hak serta kewajiban

responden dan peneliti :

1. Hak responden untuk dihargai privacy-nya.

2. Hak responden untuk merahasiakan informasi yang diberikan.

3. Hak responden untuk memperoleh jaminan keamananatau


keselamatan akibat dari informasi yang diberikan.
4. Hak responden untuk menerima imbalan atau kompensasi.

5. Kewajiban peneliti menjaga privacy respoden.

6. Kewajiban peneliti menjaga kerahasiaan responden.

7. Kewajiban peneliti memberikan kompensasi.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Kendalrejo

Rt 06 Rw 02 Pemalang dan memenuhi kriteria yang telah ditentukan dalam

penelitian ini. Setelah dilakukan pengambilan data, diperoleh jumlah

responden 62 responden.

4.1.1 Umur

Hasil penelitian tentang karakteristik responden berdasarkan

umur seperti pada tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

No. Umur Frekuensi Persentase (%)

1 20-30 tahun 35 56.5

2 31-40 tahun 16 25.8

3 41-50 tahun 11 17.7

Total 62 100

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa responden di

desa kendalrejo rt.06 rw.02 pemalang paling banyak adalah umur

20-30 tahun yaitu 29 responden (56.5%), sedangkan yang paling

sedikit adalah umur 41-50 tahun yaitu 13 responden (17.7%).

32
33

Menurut Notoatmodjo (2010) jika seseorang memiliki umur

yang cukup maka akan memiliki pola pikir dan pengalaman yang

matang pula. Umur akan sangat berpengaruh terhadap daya

tangkap, daya tangkap yang baik akan menghasilkan pengetahuan

yang semakin banyak.

Tabel 4.2 Hubungan Karakteristik Umur Dengan Tingkat

Pengetahuan

No. Umur Tingkat pengetahuan Total X2 pvalue

baik Cukup Kurang hitung

1 20-30 ∑=30 ∑=4 ∑=1 ∑=35 18.141 0.001

tahun 85.7 11.4% 2.9% 100%

2 31-40 ∑=9 ∑=5 ∑=2 ∑=16

tahun 56.25 31.25% 12.5% 100%

3 41-50 ∑=2 ∑=7 ∑=2 ∑=11

tahun 18.2 63.6% 18.2% 100%

Sumber: Data primer yang diolah

Hasil penelitian dari tabel 4.2 tentang analisis hubungan

umur dengan tingkat pengetahuan diperoleh pengetahuan baik

paling banyak pada umur 20-30 tahun sebanyak 30 responden

(85.7%) sedangkan tingkat pengetahuan kurang pada umur 41-50

tahun sebanyak 2 responden (18.2%).


34

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan SPSS uji

statistik chi square diperoleh nilai X2 hitung sebesar 18.141 dengan

pvalue 0.001. Nilai X2 tabel pada df=4 adalah 9.488. Hal ini

menunjukkan bahwa X2 hitung > X2 tabel (18.141>9.488) dan nilai

pvalue < α (0.001<0.05), maka hal ini dapat diartikan bahwa ada

hubungan antara umur dengan tingkat pengetahuan masyarakat

dalam swamedikasi penyakit diare.

Semakin bertambah usia seseorang maka akan semakin

berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga

pengetahuan yang diperoleh semakin membaik (Notoatmodjo,

2010). Akan tetapi diera modern yang serba canggih, media

informasi yang semakin maju memungkinkan responden dengan

umur 20-30 tahun dapat lebih banyak pengetahuan karena menurut

Rismawati (2019) pengetahuan dapat diperoleh dari pemahaman

melalui alat indra yang dimiliki sesuai dengan apa yang dilihat,

dengar dan rasakan, pengalaman pribadi maupun orang lain serta

media seperti televisi, internet, koran maupun majalah.

4.1.2 Pendidikan

Hasil penelitian tentang karakteristik responden berdasarkan

pendidikan seperti pada tabel 4.2 berikut.


35

Tabel. 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan

Pendidikan

No. Pendidikan Frekuensi Persentase(%)

1 SD 7 11.3

2 SMP 9 14.5

3 SMA/SMK 23 37.1

4 DIPLOMA 12 19.4

5 SARJANA 11 17.7

TOTAL 62 100

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa responden

paling banyak adalah pendidikan SMA/SMK sebanyak 23

responden (37.1%), sedangkan yang paling sedikit yaitu SD

sebanyak 7 responden (11.3%). Selain dari pendidikan,

pengetahuan juga dapat diperoleh dari pemahaman melalui alat

indra yang dimiliki sesuai dengan apa yang dilihat, dengar dan

rasakan, pengalaman pribadi maupun orang lain serta media seperti

televisi, internet, koran maupun majalah (Rismawati, 2019).

Tabel 4.4 Hubungan Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan

No. Pendidik Tingkat Pengetahuan Total X2 pvalue

an Baik Cukup Kurang hitung

1 SD ∑=0 ∑=4 ∑=3 ∑=7 48.044 0.000

57.1% 42.9% 100%


36

Lanjutan Tabel 4.4 Hubungan Pendidikan Dengan Tingkat


Pengetahuan

2 SMP ∑=0 ∑=7 ∑=2 ∑=9

77.8% 22.2% 100%

3 SMA/ ∑=19 ∑=4 ∑=0 ∑=23

SMK 82.6% 17.4% 100%

4 DIPLOMA ∑=11 ∑=1 ∑=0 ∑=12

91.7% 8.3% 100%

5 SARJANA ∑=11 ∑=0 ∑=0 ∑=11

100% 100%

Sumber: Data primer yang diolah

Hasil penelitian pada tabel 4.4 tentang analisis hubungan

pendidikan dengan tingkat pengetahuan diperoleh hasil dengn

pengetahuan paling baik adalah pendidikan sarjana sebanyak 11

responden (100%), sedangkan hasil pengetahuan kurang adalah

pendidikan SD sebanyak 3 responden (42.9%).

Berdasarkan perhitungan uji SPSS pada uji chi square

diperoleh nilai X2 hitung adalah 48.044 dengan pvalue 0.000. Nilai

X2 tabel pada df=8 adalah 15.507. Hal ini menunjukkan bahwa nilai

X2 hitung > X2 tabel (48.044 > 15.507) dan nilai pvalue<α

(0.000<0.05), maka hal ini dapat diartikan bahwa ada hubungan

antara pendidikan dengan tingkat pengetahuan masyarakat dalam

swamedikasi penyakit diare.

Pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi

pendidikan seseorang maka semakin mudah orang tersebut untuk


37

menerima informasi. Pendidikan tinggi seseorang akan

mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun media massa.

Semakin banyak informasi yang masuk, semakin banyak pula

pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. (Fitriani, 2015). Dari

hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Robiyanto (2018)

menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat,

maka akan semakin baik pula tingkat pengetahuan masyarakat

tentang swamedikasi penyakit diare

4.1.3 Jenis Kelamin

Hasil penelitian tentang karakteristik responden menurut

jenis kelamin yaitu pada tabel 4.3 berikut.

Tabel. 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis

Kelamin

No. Jenis kelamin frekuensi Persentase (%)

1 Perempuan 36 58.1

2 Laki-laki 26 41.9

Total 62 100

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.5 diatas, diperoleh hasil responden

perempuan sebanyak 36 responden (58.1%) dan responden laki-laki

sebanyak 26 responden (41.9%). Data tersebut menunjukkan

bahwa responden kebanyakan adalah masyarakat berjenis kelamin

perempuan. Hasil penelitian Robiyanto (2018) menyatakan jenis


38

kelamin berhubungan dengan perilaku pengobatan diri sendiri atau

swamedikasi. Responden perempuan lebih banyak melakukan

pengobatan sendiri karena cenderung lebih berhati-hati dalam

dalam melakukan pengobatan daripada laki-laki.

4.2 Tingkat Pengetahuan Masyarakat Dalam Swamedikasi Penyakit Diare

Di Desa Kendalrejo Pemalang

Hasil penelitian tingkat pengetahuan masyarakat dalam swamedikasi

penyakit diare di desa kendalrejo pemalang pada tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.6 Tingkat Pengetahuan Masyarakat

No. Tingkat pengetahuan frekuensi Persentase (%)

1 Baik 41 66.1%

2 Cukup 16 25.8%

3 Kurang 5 8.1%

Total 62 100%

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.4 diatas diperoleh hasil tingkat pengetahuan

masyarakat dalam swamedikasi penyakit diare di desa kendalrejo pemalang

adalah kategori baik sebanyak 41 responden (66.1%), kategori cukup 16

responden (25.8%), dan kategori kurang adalah 5 responden (8.1%). Dari

data penelitian diatas, menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh

Rismawati (2019) tingkat pengetahuan masyarakat yang baik dapat

diperoleh juga dari pemahaman melalui alat indra yang dimiliki, melalui

pengalaman pribadi maupun orang lain serta media komunikasi seperti


39

internet, televisi, koran maupun majalah. Menurut Robianto, dkk. (2018)

jika pengetahuan masyarakat baik, maka swamedikasiyang dilakukan oleh

masyarakat juga akan tepat dan maksimal. Sebaliknya jika pengetahuan

masyarakat rendah, maka tindakan swamedikasi menjadi kurang tepat.

Tabel 4.7 Pernyataan Tingkat Pengetahuan Masyarakat

No. Pernyataan persentase keterangan


1. Diare adalah buang air besar lebih 91.9% Baik
dari 3x sehari disertai feses yang
encer atau cair
2. Diare disebabkan oleh bakteri, virus 79.0% Baik
atau zat patogen
3. Diare tidak dapat menyebabkan 83.9% Baik
dehidrasi atau kekurangan cairan
pada tubuh
4. Larutan gula garam / oralit untuk 83.9% Baik
mencegah terjadinya dehidrasi pada
penderita diare
5. Memberikan larutan oralit saat diare 79.0% Baik
setiap kali mengalami buang air
besar
6. Membuat larutan oralit dengan 82.3% Baik
melarutkan 1 sendok makan gula
dan 1 sendok teh garam dalam 1
gelas air
7. Perbanyak minum air putih untuk 83.9% Baik
mengatasi dehidrasi/kekurangan
cairan saat sakit diare
8. Pada orang dewasa saat mengalami 80.6% Baik
diare diberi obat antidiare
9. Mencuci tangan sebelum makan 61.3% Cukup
bukan merupakan tindakan
pencegahan penyakit diare
Sumber: Data primer yang diolah

Tingkat pengetahuan masyarakat dalam swamedikasi penyakit diare

berisi 9 pernyataan. Tingkat pengetahuan masyarakat dikatakan baik apabila

responden dapat menjawab benar pernyataan sebanyak 76-100%, cukup


40

apabila responden menjawab dengan benar 56-75%, dan kurang jika

responden menjawab pernyataan benar <56%.

Pernyataan nomor 1 adalah tentang pengertian diare, data diperoleh

skor 91.9% dengan kategori baik. Pernyataan nomor 2 adalah penyebab dari

penyakit diare yaitu dapat disebabkan karena bakteri, virus atau zat patogen.

Pernyetaan ini mendapat skor 79.0% dengan kategori baik. Diare

merupakan penyakit yang dapat menyerang siapa saja, menurut Pasha

(2019) diare adalah buang air besar lebih dari 3x sehari disertai feses yang

encer atau cair dan diare akut umumnya disebabkan oleh virus, bakteri dan

parasit hingga alergi dan menurut Harianto (2004) diare adalah suatu

penyakit yang ditandai meningkatnya frekuensi buang air besar lebih dari

tiga kali sehari disertai adanya perubahan bentuk tinja penderitanya.

Pernyataan nomor 3 adalah tentang terjadinya dehidrasi atau

kekurangan cairan tubuh karena penyakit diare, mendapat skor 83.9%

dengan kategori baik. Pentingnya mengetehaui hal ini karena menurut Pasha

(2018) dehidrasi saat diare dapat menyebabkan kematian. Pernyataan nomor

4 adalah pencegahan dehidrasi saat sakit diare dengan memberikan larutan

oralit. Pernyataan nomor 4 mendapat skor 83.9% dengan kategori baik.

Terapi terpenting saat mengalami diare akut yaitu rehidrasi, melalui

rute oral dengan larutan yang mengandung air, garam dan gula (Robiyanto,

dkk, 2018). Penelitian Agtini (2011) menambahkan bahwa pecegahan

dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah tangga dengan cara memberikan
41

oralit untuk mengganti cairan tubuh. Siswidiasari, dkk. (2014) mendukung

bahwa pemberian oralit dapat mengatasi sakit dehidrasi akibat sakit diare.

Pernyataan nomor 5 adalah bagaimana cara pemberian oralit dan

kapan waktu diberikannya oralit, mendapat skor 79.0% dengan kategori

baik. Hal ini perlu diketahui masyarakat agar dehidrasi dapat dicegah saat

terkena sakit diare. Cara meminum oralit harus diperhatikan demi

mendapatkan manfaat yang maksimal, karena sebagian orang berfikir bahwa

meminum oralit yaitu diminum sekaligus itu justru akan menimbulkan rasa

ingin buang air besar dan muntah (Rismawati, 2019).

Pernyataan nomor 6 tentang cara pembuatan oralit sendiri,

memperoleh skor 82.3% dengan kategori baik. Sekarang ini oralit banyak

dijual di toko obat ataupun apotek, akan tetapi maasyarakat juga perlu

mengetahui bagaimana cara membuat larutan oralit dengan tujuan

masyarakat bisa membuat sendiri dirumah. Hasil penelitian yang dilakukan

Artiani, Akhir (2012) bahwa pembuatan oralit secara benar yaitu dengan

melarutkan 1 sendok makan gula dan 1 sendok teh garam dalam segelas air..

Pernyataan nomor 7 tentang cara mengatasi dehidrasi saat sakit diare

dengan air putih, memperoleh skor 83.9% dengan kategori baik. Banyak

minum air putih saat mengalami diare merupakan salah satu pencegahan

terjadinya kekurangan cairan tubuh (Pasha, 2019). Pernyataan nomor 8

yaitu pemberian obat antidiare saat sakit diare, mendapat skor 80.6%

dengan kategori baik. Penggunaan atau pemilihan obat diare didapat salah

satunya melalui informasi mengenai obat. Informasi tentang obat diare


42

dapat diperoleh memalui iklan, tenaga kesehatan, keluarga taupun teman

(Hidayati, 2012).

Obat-obat yang dapat digunakan selain oralit saat mengalami diare

menurut Robianto, dkk. (2018) adalah obat sebagai mengurangi frekuensi

buang air besar (anti motilitas) seperti loperamid. Sedangkan obat yang

berfungsi untuk meadatkan tinja (adsorben) adalah kaolin-pektin, dan

attapulgit. Robiyanto, dkk. (2018) menambahkan bahwa yang harus

diperhatikan saat menggunakan obat-obatan tanpa resep yaitu kondisi obat,

tanggal kadaluarsa obat, indikasi dan kontraindikasi obat, efek samping

yang dapat timbul, dosis obat agar penggunaan obat untuk mengatasi

penyakit misalnya diare dapat rasional.

Pernyataan nomor 9 adalah tentang tindakan pencegahan yang dapat

dilakukan agar tidak terkena sakit diare, pernyataan ini mendapat skor

61.3% dengan kategori cukup. Pencegahan yang dilakukan adalah dengan

meningkatkan kebersihan diri dengan cara mencuci tangan sebelum makan.

Banyaknya aktifitas yang dilakukan, apalagi tangan sebagai organ tubuh

yang salah satunya digunakan untuk berjabat tangan, saat itulah banyak

bakteri berpindah dari tangan satu ketangan yang lain. Diare dapat

disebabkan oleh bakteri, oleh sebab itu cuci tangan sebelum makan sangat

penting guna mencegah sakit diare (Pasha, 2019).


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Simpulan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti tentang tingkat

pengetahuan masyarakat dalam swamedikasi penyakit diare Di Desa

Kendalrejo Pemalang adalah tingkat pengetahuan dengan kategori baik

sebanyak 66.1%, cukup 25.8% dan kurang 8.1%.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan saran sebagai

berikut:

1. Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan

pedoman sebagai penelitian selanjutnya dengan variabel dan

metode yang berbeda.

2. Diharapkan masyarakat untuk lebih menjaga kebersihan diri

terutama dengan mencuci tangan, baik sebelum makan atau

sesudah makan untuk mencegah penyakit diare.

43
DAFTAR PUSTAKA

Adisasmito, W. (2007). Faktor Resiko Pada Bayi Dan Balita Di Indonesia.


(Diakses 29 April 2011).
Agtini, D. (2011). Morbiditas Dan Mortalitas Diare Pada Balita Di Indonesia.
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Anief. (1997). Apa Yang Perlu Diketahui Tentang Obat. Yogyakarta: Gadjah
Mada University.
Anief. (2000). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 919/Menkes/Per/X/1993.
(1993). Tentang Kriteria OWA.
Arikunto dan Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Melalui Pendekatan Praktik.
Badan Pengawas Obat Makanan. (2014). Menuju Swamedikasi Yang Aman.
https://studylibid.com. Tanggal 20 oktober 2019
Crittenden, R. et al. (2005). Probiotic Research In Australia, New Zealand And
The Asia Pasific Region.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2010). Profil Kesehatan Indonesia.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Depkes RI. (2000). Informasi Obat Nasional Indonesia. Sagung Seto. Jakarta.

Depkes RI. (2006). Pedoman Penggunaan Obat Bebas Dan Bebas Terbatas.
https://www.binfar.depkes.goid/ (diakses selasa, 17 mei 2011).
Dinas Kesehatan Kabupaten Pemalang. (2016). Profil Kesehatan Kabupaten
Pemalang.

Ditjen Binfar Dan Alkes. (2006). Pedoman Penggunaan Obat Bebas Dan Obat
Bebas Terbatas. Jakarta.
Fitriani NL dan Andriyani S. 2015. Dukungan Antara Pengetahuan Dengan Sikap
Harianto. (2004). Penyuluhan Penggunaan Diare Untuk Menanggulangi Diare
Di Masyarakat. Majalah Kefarmasian Indonesia. (diakses 6 mei 2011).
Hidayati, H.D. Mutmainah, N. (2012). Tingkat Pengetahuan Dan Tindakan
Swamedikasi Diare Pada Pelajar SMA Negeri 1 Karanganom
Kecamatan Karanganom Kabupaten Klaten.
Keputusan Menteri Kesehatan No.1176/MenKes/SK/X/1999. (1999). Tentang
Daftar Obat Wajib Apotek No.3.

44
45

Keputusan Menteri Kesehatan No.347/MenKes/SK/VII/1990. (1990). Tentang


Obat Wajib Apotek, Berisi Daftar Obat Wajib Apotek No.1.
Keputusan Menteri Kesehatan No.924/MenKes/Per/X/1993. (1993). Tentang
Daftar Obat Wajib Apotek No.2.
Kristiana, S. Prabandari, Y. & Sudjaswadi, R. (2008). Perilaku Pengobatan
Sendiri Yang Rasional Pada Masyarakat Kecamatan Depok Dan
Cangkringan Kabupaten Sleman. (diakses 18 mei 2011).
Kusuma, A.C. (2019). Buku Ajar Statistika.
Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar.
Cetakan Kedua.Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu Dan Seni. Jakarta: Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, S. (2014). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka


Cipta.
Nuryanti, Wendy. (2018). Rekapitulasi Penderita Diare Di Sarana Kesehatan
Dan Kader Di Kabupaten Pemalang.

Pasha, A.C. Kenali Penyakit Diare, Penyebab, Gejala Dan Cara Mengatasinya.
Liputan6. 15 Maret 2019.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 917 Tahun 1993. (1993). Tentang


Penggolongan Obat.
Priyanto. (2008). Farmakologi Dasar Untuk Mahasiswa Keperawatan Dan
Farmasi. Jakarta: Leskonfi.
Raharjo, Sahid. (2019). Uji Chi Square Dengan SPSS Serta Interprestasi
Lengkap. https://www.spssindonesia.com/2015/01/uji-chi-square-
dengan-spss-lengkap.html?m=1 (diakses 14 Desember 2019).
Rismawati, Rizki. (2019). Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Diare Dan
Penggunaan Oralit Pada Balita Di Desa Suradadi Kecamatan Suradadi
Kabupaten Tegal.
Riwidikdo. (2007). Statistik Kesehatan. Cetakan Kedua. Yogyakarta: Mitra
Cendekia.
Robiyanto. Rosmimi,M. Untari, E.K. (2018). Analisis Pengaruh Tingkat
Pengetahuan Masyarakat Terhadap Tindakan Swamedikasi Diare Akut
Di Kecamatan Pontianak Timur.
46

Stefan29803. (2014). Uji Validitas & Reliabilitas Soal Dengan SPSS 11 By SCR.
https://youtu.be/_hLd6iHvVs0 (diakses 27 november 2019).
Shankar. (2002). Self Medication And Non Doktor Prescription Practices In
Pokhara Valley, Western Nepal: a Questionnaire Based Study, (online),
(http//www.Biomedcentral.com/self medication, diakses 8 mei 2011).
Siswidiasari, A., Astuti, K. W., & Yowani S. C. 2014. Profil Terapi Obat Pada
Pasien Rawat Inap Dengan Diare Akut Pada Anak Di Rumah Sakit
Umum Negara. Jurnal Kimia, 8(2): 183-190.

Sugiyono. (2015). Statistik Untuk Penelitian. Alfabeta.


Supardi, S. & Notosiswoyo, M. (2005). Pengobatan Sendiri Sakit Kepala,
Demam, Batuk Dan Pilek Pada Masyarakat Di Desa Ciwalen,
Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Majalah
Ilmu Kefarmasian. (diakses 18 mei 2011).
WHO. (1998). The Role Of The Pharmacist In Self-Care And Self-Medication.
Zeenot, S. (2013). Pengelolaan Dan Penggunaan Obat Wajib Apotek.
Yogyakarta. D-Medika.
47

LAMPIRAN
48

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian Dari Politeknik Harapan Bersama Tegal


Kepada Kesbanglinmas Pemalang
49

Lampiran 2 Surat Balasan Penelitian Dari Kesbanglinmas


50

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian Dari Politeknik Harapan Bersama Tegal


Kepada Dinkes Pemalang
51

Lampiran 4 Surat Balasan Penelitian Dari BAPPEDA Pemalang


52

Lampiran 5 Surat Balasan Penelitian Dari Dinkes Pemalang


53

Lampiran 6 Surat Izin Penelitian Dari Politeknik Harapan Bersama Tegal


Kepada Kepala Puskesmas Klareyan
54

Lampiran 7 Surat Izin Penelitian Dari Politeknik Harapan Bersama Tegal


Kepada Kepala Desa Kendalrejo Pemalang
55

Lampiran 8 Surat Balasan Dari Kepala Desa Kendalrejo Pemalang


56

Lampiran 9 Surat Izin Penelitian Dari Politeknik Harapan Bersama Tegal


Kepada Ketua Rt 06 Rw 02 Desa Kendalrejo
57

Lampiran 10 Kuesioner Penelitian


58

Lampiran 11 Kuesioner Sebelum Dilakukan Uji Validitas Dan Reliabilitas

No. Pernyataan Jawaban


Benar Salah
1. Diare adalah buang air besar lebih
dari 3x sehari disertai feses yang
encer atau cair
2. Diare disebabkan oleh bakteri, virus
atau zat patogen
3. Diare tidak dapat menyebabkan
dehidrasi atau kekurangan cairan pada
tubuh
4. Larutan gula garam / oralit untuk
mencegah terjadinya dehidrasi pada
penderita diare
5. Swamedikasi yaitu mengobati sendiri
suatu penyakit tanpa bantuan dokter
6. Memberikan larutan oralit saat diare
setiap kali mengalami buang air besar
7. Membuat larutan oralit dengan
melarutkan 1 sendok makan gula dan
1 sendok teh garam dalam 1 gelas air
8. Perbanyak minum air putih untuk
mengatasi dehidrasi/kekurangan
cairan saat sakit diare
9. Pada orang dewasa saat mengalami
diare diberi obat antidiare
10. Mencuci tangan sebelum makan
bukan merupakan tindakan
pencegahan penyakit diare
59

Lampiran 12 Hasil Uji Validitas

Correlations

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 keterang
an
Pearson 1 -,089 ,356 ,079 -,184 ,111 ,302 ,181 ,342 ,267 ,413*
Correlation
P1 Sig. (2- ,640 ,053 ,679 ,331 ,559 ,105 ,337 ,065 ,154 ,023
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson -,089 1 ,464* ,484* ,169 ,200 ,141 ,327 ,169 ,117 ,503**
Correlation * *

P2 Sig. (2- ,640 ,010 ,007 ,373 ,288 ,457 ,077 ,373 ,539 ,005
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson ,356 ,464* 1 ,484* -,147 ,200 ,141 ,327 ,169 ,117 ,503**
* *
Correlation
P3 Sig. (2- ,053 ,010 ,007 ,437 ,288 ,457 ,077 ,373 ,539 ,005
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson ,079 ,484* ,484* 1 ,068 ,315 ,024 ,193 ,255 -,017 ,506**
Correlation * *

P4 Sig. (2- ,679 ,007 ,007 ,720 ,090 ,901 ,307 ,174 ,928 ,004
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson -,184 ,169 -,147 ,068 1 ,118 -,154 ,032 -,118 -,017 ,164
Correlation
P5 Sig. (2- ,331 ,373 ,437 ,720 ,534 ,415 ,866 ,535 ,928 ,388
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson ,111 ,200 ,200 ,315 ,118 1 ,641* ,272 ,118 ,036 ,579**
Correlation *

P6 Sig. (2- ,559 ,288 ,288 ,090 ,534 ,000 ,146 ,534 ,849 ,001
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson ,302 ,141 ,141 ,024 -,154 ,641* 1 ,431* ,380* ,263 ,626**
P7
*
Correlation
60

Sig. (2- ,105 ,457 ,457 ,901 ,415 ,000 ,017 ,038 ,160 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson ,181 ,327 ,327 ,193 ,032 ,272 ,431* 1 ,515* ,356 ,716**
*
Correlation
P8 Sig. (2- ,337 ,077 ,077 ,307 ,866 ,146 ,017 ,004 ,053 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson ,342 ,169 ,169 ,255 -,118 ,118 ,380* ,515* 1 ,671* ,696**
Correlation * *

P9 Sig. (2- ,065 ,373 ,373 ,174 ,535 ,534 ,038 ,004 ,000 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson ,267 ,117 ,117 -,017 -,017 ,036 ,263 ,356 ,671* 1 ,565**
*
Correlation
P10 Sig. (2- ,154 ,539 ,539 ,928 ,928 ,849 ,160 ,053 ,000 ,001
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson ,413* ,503* ,503* ,506* ,164 ,579* ,626* ,716* ,696* ,565* 1
* * * * * * * *
keter Correlation
anga Sig. (2- ,023 ,005 ,005 ,004 ,388 ,001 ,000 ,000 ,000 ,001
n tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
61

Lampiran 13 Hasil Uji Reliabilitas

Case Processing Summary

N %
Valid 30 100,0
Cases Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Cronbach's N of Items


Alpha Alpha Based on
Standardized
Items

,754 ,759 9
62

Lampiran 14 Kuesioner Setelah Dilakukan Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas

No. Pernyataan Jawaban


Benar Salah
1. Diare adalah buang air besar lebih
dari 3x sehari disertai feses yang
encer atau cair
2. Diare disebabkan oleh bakteri, virus
atau zat patogen
3. Diare tidak dapat menyebabkan
dehidrasi atau kekurangan cairan
pada tubuh
4. Larutan gula garam / oralit untuk
mencegah terjadinya dehidrasi pada
penderita diare
5. Memberikan larutan oralit saat diare
setiap kali mengalami buang air
besar
6. Membuat larutan oralit dengan
melarutkan 1 sendok makan gula
dan 1 sendok teh garam dalam 1
gelas air
7. Perbanyak minum air putih untuk
mengatasi dehidrasi/kekurangan
cairan saat sakit diare
8. Pada orang dewasa saat mengalami
diare diberi obat antidiare
9. Mencuci tangan sebelum makan
bukan merupakan tindakan
pencegahan penyakit diare
63

Lampiran 15 Dokumentasi Penelitian

No. Gambar Keterangan

1 Gambar Balai Desa


Kendalrejo
Pemalang

2 Pengisian kuesioner
sebagai uji validitas
dan reliabilitas

3 Pengisian kuesioner
sebagai data
penelitian
64

Lampiran 16 Persentase Karakteristik Responden

UMUR

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
20-30 35 56,5 56,5 56,5
31-40 16 25,8 25,8 82,3
Valid
41-50 11 17,7 17,7 100,0

Total 62 100,0 100,0

PENDIDIKAN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
SD 7 11,3 11,3 11,3

SMP 9 14,5 14,5 25,8


SMA/SMK 23 37,1 37,1 62,9
Valid
DIPLOMA 12 19,4 19,4 82,3
SARJANA 11 17,7 17,7 100,0

Total 62 100,0 100,0

JENIS_KELAMIN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
PEREMPUAN 36 58,1 58,1 58,1

Valid LAKI-LAKI 26 41,9 41,9 100,0


Total 62 100,0 100,0
65

Lampiran 17 Persentase Tingkat Pengetahuan

kriteria

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
baik 41 66,1 66,1 66,1

cukup 16 25,8 25,8 91,9


Valid
kurang 5 8,1 8,1 100,0
Total 62 100,0 100,0
66

Lampiran 18 Hubungan Umur Dengan Tingkat Pengetahuan Masyarakat

umur * SKOR Crosstabulation


Count

SKOR Total
1 2 3
20-30 1 4 30 35
umur 31-40 2 5 9 16

41-50 2 7 2 11
Total 5 16 41 62

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-


sided)
Pearson Chi-Square 18,141a 4 ,001
Likelihood Ratio 18,451 4 ,001
Linear-by-Linear Association 15,026 1 ,000
N of Valid Cases 62

a. 5 cells (55,6%) have expected count less than 5. The minimum


expected count is ,89.
67

Lampiran 19 Hubungan Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan


Masyarakat

pendidikan * skor Crosstabulation


Count
skor Total
kurang cukup baik

SD 3 4 0 7
SMP 2 7 0 9
pendidikan SMA/SMK 0 4 19 23

DIPLOMA 0 1 11 12
SARJANA 0 0 11 11
Total 5 16 41 62

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-


sided)
Pearson Chi-Square 48,044a 8 ,000
Likelihood Ratio 55,201 8 ,000
Linear-by-Linear Association 31,983 1 ,000
N of Valid Cases 62
a. 10 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,56.
68

Lampiran 20 Persentase Hasil Pernyataan Dari Kuesioner

P1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
0 5 8,1 8,1 8,1
Valid 1 57 91,9 91,9 100,0

Total 62 100,0 100,0

P2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
0 13 21,0 21,0 21,0

Valid 1 49 79,0 79,0 100,0


Total 62 100,0 100,0

P3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

0 10 16,1 16,1 16,1


Valid 1 52 83,9 83,9 100,0

Total 62 100,0 100,0

P4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

0 10 16,1 16,1 16,1


Valid 1 52 83,9 83,9 100,0
Total 62 100,0 100,0

P5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

0 13 21,0 21,0 21,0


Valid 1 49 79,0 79,0 100,0
Total 62 100,0 100,0
69

P6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
0 11 17,7 17,7 17,7
Valid 1 51 82,3 82,3 100,0

Total 62 100,0 100,0

P7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

0 10 16,1 16,1 16,1


Valid 1 52 83,9 83,9 100,0

Total 62 100,0 100,0

P8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

0 12 19,4 19,4 19,4

Valid 1 50 80,6 80,6 100,0


Total 62 100,0 100,0

P9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
0 24 38,7 38,7 38,7
Valid 1 38 61,3 61,3 100,0
Total 62 100,0 100,0
70

Lampiran 21 Jawaban Kuesioner Tingkat Pengetahuan Masyarakat Oleh Responden


Rumus Nilai Tingkat Pengetahuan: 100%

No. P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 Jml Nilai Kriteria Umur Pendidikan Jenis Kelamin


1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 88.8% baik 1 3 1
2 1 1 0 1 0 1 1 1 1 7 77.7% baik 1 3 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100% baik 1 4 1
4 1 0 1 0 1 0 0 0 1 4 44.4% kurang 3 1 2
5 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 88.8% baik 1 4 2
6 1 1 0 0 1 1 1 1 0 6 66.6% cukup 2 3 1
7 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 88.8% baik 1 4 1
8 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 88.8% baik 1 3 2
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100% baik 3 3 2
10 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8 88.8% baik 1 4 2
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100% baik 1 5 1
12 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8 88.8% baik 1 4 2
13 1 0 0 1 1 1 1 0 0 5 55.5% cukup 2 2 1
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100% baik 1 5 1
15 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 88.8% baik 1 3 1
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100% baik 1 5 2
17 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 88.8% baik 3 3 1
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100% baik 1 5 1
19 1 0 1 0 1 1 1 0 0 5 55.5% cukup 3 1 1
20 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 88.8% baik 1 3 1
71

21 1 1 1 1 1 1 0 1 1 8 88.8% baik 2 3 2
22 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 88.8% baik 1 3 2
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100% baik 1 5 1
24 1 1 1 1 0 1 0 1 0 6 66.6% cukup 3 2 2
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100% baik 1 5 1
26 1 0 1 0 0 1 0 1 0 4 44.4% kurang 2 2 2
27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100% baik 1 5 1
28 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 88.8% baik 1 3 1
29 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 88.8% baik 1 3 1
30 1 1 0 1 0 0 1 1 1 6 66.6% cukup 3 3 2
31 1 0 1 1 1 1 0 0 1 6 66.6% cukup 3 1 1
32 1 0 0 0 1 0 1 0 0 3 33.3% kurang 1 2 1
33 1 1 1 1 0 1 1 0 0 6 66.6% cukup 2 2 2
34 0 1 1 1 0 0 0 1 0 4 44.4% kurang 3 1 2
35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100% baik 2 4 2
36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100% baik 2 5 1
37 1 0 0 0 1 1 1 1 1 6 66.6% cukup 1 3 1
38 1 1 1 1 0 1 1 0 1 7 77.7% baik 2 3 1
39 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 88.8% baik 1 3 1
40 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 88.8% baik 1 3 1
41 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 88.8% baik 1 3 1
42 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8 88.8% baik 1 4 2
43 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100% baik 2 5 2
44 1 1 1 1 0 1 0 0 0 5 55.5% cukup 3 3 2
45 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 88.8% baik 1 3 2
46 1 1 1 0 1 0 1 1 0 6 66.6% cukup 1 4 2
72

47 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7 77.7% baik 1 4 1
48 1 1 1 0 0 1 1 1 0 6 66.6% cukup 2 2 2
49 1 1 0 1 1 1 0 0 1 6 66.6% cukup 1 2 2
50 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100% baik 1 5 1
51 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 88.8% baik 2 3 1
52 1 1 1 0 1 0 1 1 0 6 66.6% cukup 3 1 1
53 1 0 0 1 0 1 1 0 0 4 44.4% kurang 2 1 2
54 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100% baik 2 5 2
55 1 1 1 1 1 0 0 1 0 6 66.6% cukup 3 2 2
56 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 88.8% baik 2 3 1
57 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 88.8% baik 1 4 1
58 0 1 1 0 0 0 1 1 1 5 55.5% cukup 1 2 1
59 1 0 1 1 0 1 1 1 0 6 66.6% cukup 2 1 2
60 1 1 1 1 0 0 1 1 1 7 77.7% baik 1 4 1
61 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100% baik 2 4 1
62 1 1 1 1 1 1 0 1 1 8 88.8% baik 1 3 1

Keterangan :
1. Umur 2. Pendidikan

 1 : 20-30 tahun  1 : SD 3. Jenis kelamin


 2 : 31-40 tahun  2 : SMP
 3 : 41-50 tahun  3 : SMA/SMK  1 : PEREMPUAN
 4 : DIPLOMA  2 : LAKI-LAKI
 5 : SARJANA
73

Curriculum Vitae

Nama : Diyah Puryanti Ningsih

Nim : 17081015

Jenis Kelamin : Perempuan

TTL : Pemalang, 9 Desember 1996

Alamat : Dusun Nambangsari, Desa Kedalrejo Rt 6 Rw 2


Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang

No. Hp : 085226910261

Email : diyahtan6@gmail.com

Riwayat pendidikan :

1. SD : SDN 02 Pesantren
2. SMP : SMPN 02 Klareyan
3. SMK : SMK Wicaksana Al-Hikmah 2 Benda, Sirampog, Brebes

Nama Ayah : Nur Yanto

Nama Ibu : Darti

Pekerjaan Ayah : Petani

Pekerjaan Ibu : Pedagang

Alamat : Dusun Nambangsari, Desa Kendalrejo Rt 6 Rw 2


Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang

Judul Penelitian : Tingkat Pengetahuan Masyarakat Dalam Swamedikasi


Penyakit Diare Di Desa Kendalrejo Pemalang

Anda mungkin juga menyukai