Anda di halaman 1dari 117

KARYA TULIS ILMIAH

PERAN ORANG TUA (SEBAGAI PENDIDIK) DALAM PENERAPAN


PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA ANAK USIA DINI
MASA PANDEMI COVID - 19 DI DUSUN JOMBANGAN DESA
TERTEK KECAMATAN PARE KABUPATEN KEDIRI

(Studi Deksriptif di Dusun Jombangan Desa Tertek Kecamatan Pare Kabupaten Kediri)

Oleh :

DIAH AYU WAHYU RAHMADANTI


NIM :201803018

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA KEDIRI
2020
KARYA TULIS ILMIAH

PERAN ORANG TUA (SEBAGAI PENDIDIK) DALAM PENERAPAN


PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA ANAK USIA DINI
MASA PANDEMI COVID - 19 DI DUSUN JOMBANGAN DESA
TERTEK KECAMATAN PARE KABUPATEN KEDIRI

(Studi Deksriptif di Dusun Jombangan Desa Tertek Kecamatan Pare Kabupaten Kediri)

Oleh :

DIAH AYU WAHYU RAHMADANTI


NIM :201803018

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA KEDIRI
2020

i
SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis ilmiah ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar ahli madya disuatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara
tertulis diacu dengan naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Kediri, 06 Februari 2021

DIAH AYU WAHYU . R


NIM. 201803018

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk penelitian karya tulis ilmiah sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan program akhir pendidikan Diploma III Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada Kediri.

Oleh:

DIAH AYU WAHYU RAHMADANTI


NIM. 201803018

Kediri, 06 Februari 2020


Mengetahui Menyetujui
Ketua Prodi D3 Keperawatan Pembimbing
STIKES Karya Husada Kediri

Lilik Setiawan, S.Kep.Ns., M.Kep Dodik Arso W, S. Kep.Ns., M.Kes


NIK. 073128-03-98-1-04 NIK. 073128-03-00-1-08

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Dipertahankan di depan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah


Prodi D3 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada Kediri
dan disetujui untuk Karya Tulis Ilmiah
pada Tanggal 09 February 2020

Tim Penguji:
1. Enur Nurhayati M, S.ST.,M.Kes (.............................)
NIK. 073128-03-00-2-06

2. Nove Lestari, S.Kep.Ns., M.Kes (.............................)


NIK. 073128-01-11-2-17

3. Dodik Arso Wibowo, S.Kep.Ns.,M.Kes (..............................)


NIK. 073128-03-00-1-08

Mengesahkan,
Ketua Program Studi Diploma III Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada

Lilik Setiawan, S.Kep.Ns.,M.Kep


NIK. 073128-03-98-1-04

iv
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala


limpahkan berkah, rahmat, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan pembuatan proposal karya tulis ilmiah dengan judul “ Peran Orang
Tua dalam Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Anak Usia Dini
Masa Pandemi Covid – 19 di Dusun Jombangan Desa Tertek Kecamatan Pare
Kabupaten Kediri.
karya tulis ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan atau menempuh pendidikan akhir pada program studi D3
Keperawatan STIKES Karya Husada Kediri.
Selama proses pembuatan Proposal Karya tulis ilmiah ini, penulis banyak
mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, sehingga proposal Karya Tulis ilmiah
ini dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu, dalam kesempatan ini dengan
segala hormat penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Ita Eko Suparni, S.SiT., M.Keb selaku Ketua STIKES Karya Husada Kediri
2. Ns. Lilik Setiawan, S.Pd, M.Kep selaku ketua prodi D3 keperawatan STIKES
Karya Husada Kediri.
3. Dodik Arso Wibowo, S.Kep. Ns.,M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, arahan, masukan dan semangat sehingga proposal
karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.
4. Ns. Wahyu Tanoto, M.Kep. selaku koordinator mata ajar metodologi
penelitian.
5. Segenap bapak dan ibu dosen prodi D3 Keperawatan yang telah memberikan
ilmu yang bermanfaat bagi peneliti, serta bimbingan dan pengarahan selama
proses perkuliahan.
6. Bapak, ibu dan kakak-kakak tercinta yang telah memberikan dorongan baik
secara moral maupun spiritual selama belajar hingga penyusunan proposal
Karya Tulis Ilmiah ini selesai.
7. Serta rekan satu bimbingan dan semua pihak yang telah berpartisipasi dan
membantu penulis dalam menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah ini
sehingga dapat berjalan lancar.

v
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan proposal
Karya Tulis Ilmiah ini. Untuk itu peneliti mengharapkan saran dan masukan yang
bersifat membangun untuk memperbaiki penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca
pada umumnya.

Kediri, 29 Oktober 2020

Peneliti

vi
ABSTRAK

PERAN ORANG TUA (SEBAGAI PENDIDIK) DALAM PENERAPAN HIDUP


BERSIH DAN SEHAT PADA ANAK USIA DINI MASA PANDEMI COVID -
19 DI DUSUN “J”

Oleh :

DIAH AYU WAHYU RAHMADANTI


201803018

Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan penerapan


bagaimana cara hidup bersih dan sehat dilingkungan masyarakat khususnya rumah
tangga. Melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat diperlukan peran orang tua
dalam mendidik anaknya cara menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat yang
benar terutama pada masa pandemi covid - 19. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi peran orang tua diantaranya usia orangtua, jenis kelamin,
pendidikan, Pekerjaan, Pendapatan, paparan informasi, pengalaman, sosial
budaya, lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran
orang tua (sebagi pendidik) dalam penerapan perilaku hidup bersih dan sehat pada
anak usia dini masa pandemi covid - 19 di dusun J.
Desain penelitian Deksriptif, populasi sebanyak 400 responden, sampel
sebanyak 40 responden, tehnik sampling yang digunakan Purposive Sampling.
Menggunakan variable tunggal yaitu peran orangtua (sebagai pendidik) dalam
penerapan perilaku hidup bersih dan sehat pada anak usia dini, alat
bantukuesioner, penelitian ini dilaksanakan 22 - 30 Desember 2020. Analisa data
menggunakan rumus presentase dan diinterpretasikan secara kuantitatif.
Hasil penelitian ini didapatkan bahwa 40 responden sebagian besar
responden memiliki kriteria peran yang baik yaitu sebanyak 24 responden (60
%), hampir setengah dari responden memiliki kriteria peran yang cukup yaitu
sebanyak 15 responden (37,5 %), dan sebagian kecil responden memiliki kriteria
peran yang kurang yaitu sebanyak 1 responden (2,5%).
Peran orang tua (sebagai pendidik) dalam penerapan PHBS dipengaruhi
oleh usia orang tua, pendidikan, perkerjaan, tingkat pendapatan, paparan informasi
tentang penerapan PHBS.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan sebagian besar dari responden
mempunyai peran yang baik tentang penerapan PHBS di sebabkan kondisi
pandemic covid - 19. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menambah
informasi orang tua dalam menerapkan PHBS pada anak.

Kata Kunci: PHBS, Peran, Pendidik, Orang Tua.

vii
ABSTRACT

THE ROLE OF PARENTS (AS EDUCATORS) IN THE IMPLEMENTATION


OF CLEAN AND HEALTHY LIFE IN EARLY CHILDREN IN THE
PANDEMIC TIME OF COVID-19 IN DUSUN "J"

By :

DIAH AYU WAHYU RAHMADANTI

201803018

The application of clean and healthy living habits (PHBS) is the


application of how to live clean and healthy in the community, especially in
households. Implementing a clean and healthy lifestyle requires the role of parents
in educating their children how to implement proper hygiene and healthy living
habits, especially during the Covid-19 pandemic. There are several factors that
affect the role of parents including parental age, gender, education, employment,
income. , exposure to information, experiences, socio-culture, environment. The
purpose of this study was to determine the role of parents (as educators) in
implementing clean and healthy living behaviors in early childhood during the
Covid-19 pandemic in J. hamlet.
Descriptive research design, population of 400 respondents, sample of 40
respondents, the sampling technique used purposive sampling. Using a single
variable, namely the role of parents (as educators) in the application of clean and
healthy living habits in early childhood, questionnaire aids, this research was
conducted from 22 to 30 December 2020.
Data analysis used a percentage formula and interpreted quantitatively.
The results of this study found that 40 respondents, most of the respondents had
good role criteria, namely 24 respondents (60%), almost half of the respondents
had sufficient role criteria, namely 15 respondents (37.5%), and a small
proportion of respondents had criteria. less roles, namely 1 respondent (2.5%).
The role of parents (as educators) in implementing PHBS is influenced by
the age of the parents, education, occupation, level of income, exposure to
information about the implementation of PHBS.
Based on the results of the study, it shows that most of the respondents
have a good role in implementing PHBS due to the COVID-19 pandemic
condition. It is hoped that this research can add information to parents in
implementing PHBS in children.

Keywords: PHBS, Role, Educator, Parents.

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i


SURAT PERNYATAAN........................................................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................ v
ABSTRAK………………………………………………………………………..vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DAFTAR BAGAN ................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR DIAGRAM...........................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar belakang..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 4
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 5
1.4 Manfaat ................................................................................................ 5
1.4.1 Bagi Peniliti ................................................................................. 5
1.4.2 Bagi Responden........................................................................... 5
1.4.3 Bagi institusi pendidikan ............................................................. 6
1.4.4 Bagi tempat penelitian ................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 5
2.1 Konsep PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) ............................... 5
2.2.1 Pengertian Perilaku ..................................................................... 5
2.2.2 Pengertian Perilaku Sehat ........................................................... 5
2.2.3 Definisi Perilaku Kesehatan ....................................................... 7
2.2.4 Pengertian PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) ................ 8
2.2.5 Ruang Lingkup PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) ...... 10
2.2 Konsep Orang Tua ........................................................................... 21
2.2.1 Pengertian Orang Tua ............................................................... 21

ix
2.2.2 Pengertian Peran Orang Tua ..................................................... 23
2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Peran Orang tua ........................... 24
2.2.4 Peran Orang Tua terhadap Penerapan PHBS ............................ 28
2.2.5 Kriteria Penilaian Peran Orang Tua .......................................... 34
2.3 Konsep Anak Usia Dini ...................................................................... 34
2.3.1 Pengertian Anak Usia Dini....................................................... 34
2.3.2 Karakteristik Anak Usia Dini .................................................. 35
2.3.3 Prinsip – prinsip Perkembangan Anak Usia Dini .................... 37
2.4 Konsep Covid – 19 ............................................................................. 38
2.4.1 Definisi Covid – 19 .................................................................. 38
2.4.2 Etiologi Covid – 19 .................................................................. 39
2.4.3 Manisfestasi Klinis Covid – 19 ................................................ 40
2.4.4 Patofisiologi Covid – 19........................................................... 42
2.4.5 Penatalaksanaan Covid – 19..................................................... 43
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ............................................................... 36
3.1 Kerangka Konsep ................................................................................ 36
3.1.1 Definisi ..................................................................................... 36
3.1.2 Bagan Kerangka Konsep .......................................................... 37
BAB IV METODE PENELITIAN ....................................................................... 38
4.1 Rencana Penelitian .............................................................................. 38
4.2 Kerangka Kerja ................................................................................... 39
4.3 Populasi Penelitian .............................................................................. 41
4.4 Sampel, Besar Sampel dan Teknik Sampling ..................................... 41
4.4.2 Besar Sampel ............................................................................. 42
4.4.3 Teknik Sampling ....................................................................... 43
4.5 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 43
4.5.1 Tempat Penelitian ..................................................................... 43
4.5.2 Waktu Penelitian ...................................................................... 43
4.6 Variabel, Cara Pengukuran, dan Definisi Operasional ....................... 44
4.6.1 Variabel Penelitian ................................................................... 44
4.6.2 Pengukuran ............................................................................... 44
4.6.3 Definisi operasional.................................................................. 44

x
4.7 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data.......................................... 45
4.7.1 TeknikPengumpulan Data ........................................................ 45
4.7.2 Instrumen Pengumpulan Data .................................................. 46
4.8 Analisa Data ........................................................................................ 47
4.9 Etika Penelitian ................................................................................... 48
4.9.1 Lembar persetujuan (Informed Concent) .................................. 48
4.9.3 Kerahasiaan (Confidentially) .................................................... 49
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................................50
5.1 Hasil Penelitian...................................................................................51
5.1.2 Data Umum.............................................................................. 51
5.1.3 Data Khusus..............................................................................58
5.2 Pembahasan.......................................................................................59
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 67
6.1 Kesimpulan.........................................................................................67
6.2 Saran...................................................................................................67
6.2.1 Bagi Responden.........................................................................67
6.2.2 Bagi Peneliti...............................................................................67
6.2.3 Bagi Tempat Penelitian..............................................................67
6.2.4 Bagi Institusi Pendidikan...........................................................67
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 68

xi
DAFTAR BAGAN

Bagan 3. 1 Kerangka Konseptual Peran Orang Tua dalam Penerapan Perilaku


Hidup Bersih dan Sehat pada Anak Usia Dini Masa Pandemi Covid -
19 di Dusun Jombangan Desa Tertek Kecamatan Pare Kabupaten
Kediri.............................................................................................37

Bagan 4. 1 Kerangka Kerja Peran Orang Tua dalam Penerapan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat pada Anak Usia Dini Masa Pandemi Covid - 19
Masyarakat masa Pandemi Covid - 19 di Dusun Jombangan Desa
Tertek Kecamatan Pare Kabupaten Kediri.....................................39

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Definisi Operasional ......................................................................... 45

Tabel. 5.1 Peran orang tua (Sebagai Pendidik) dalam Penerapan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat Pada Anak Usia 3 - 6 tahun Masa Pandemi Covid -
19 di Dusun “J” pada tanggal 22 - 30 Desember 2020......................58

xiii
DAFTAR DIAGRAM

Bagan 5. 1 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Orang Tua di


Dusun "J", Tanggal 22 - 30 Desember 2020 ....................................51

Bagan 5.2 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Orang


Tua di Dusun "J", Tanggal 22 - 30 Desember 2020.........................52

Bagan 5.3 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Orang


Tua di Dusun "J", Tanggal 22 - 30 Desember 2020.........................53

Bagan 5.4 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan


Perbulan di Dusun "J", Tanggal 22 - 30 Desember 2020.................54

Bagan 5.5 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Anak di


Dusun "J", Tanggal 22 - 30 Desember 2020.....................................55

Bagan 5.6 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan Anak ke Berapa


di Dusun "J", Tanggal 22 - 30 Desember 2020.................................56

Bagan 5.7 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan Sarana Informasi


di Dusun "J", Tanggal 22 - 30 Desember 2020.................................57

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar permohonan menjadi responden (inform consent) .............. 74

Lampiran 2 Lembar persetujuan menjadi responden ........................................... 75

Lampiran 3 Lembaran pengunduran diri menjadi responden .............................. 76

Lampiran 4 Instrumen pengumpulan data............................................................ 77

Lampiran 5 Kuesioner B peran orang tua (sebagai pendidik) dalam penerapan

PHBS masa pandemi covid – 19.......................................................79

Lampiran 6 Rekapitulasi Data Umum...................................................................81

Lampiran 7 Rekapitulasi Data Khusus..................................................................83

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah

sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil

pembelajaran.Pembelajaran yang dilakukan bertujuan menjadikan anak-

anak mampu menolong diri sendiri di bidang kesehatan.(Kemenkes,

2011).

Pola Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

merupakan hal yang dapat memotivasi anak - anak untuk berperan penting

dalam mewujudkan kesehatan kebugaran (jasmani) atau kesehatan

tubuhnya, guna terwujudnya hal tersebut maka di laksanakan

pengembangan sistem kesehatan yang baik. salah satu yang menjadi

sasaran pengembangan lingkungan kesehatan di lingkungan rumah tangga,

karena lingkungan rumah tangga merupakan tempat yang memberikan

edukasi anak - anak serta sebagai pengembangan sistem kesehatan

lingkungan sosial akan membentuk perilaku sehat pada anak. Untuk

pembentukan suatu perilaku sehat anak di perlukan adanya peran orang tua

dalam membimbing dan mengajarkan anak. Dan orang tua memiliki peran

memastikan lingkungan rumah dan anak - anaknya dalam keadaan bersih

dan sehat. Selain itu, orang tua juga harus mampu membentuk perilaku

hidup bersih dan sehat pada anaknya. (Wiranata. I. G. L. A, 2020).

Terutama pada masa pandemi ini bahwa mengajarkan perilaku

hidup bersih dan sehat sangatlah penting di ajarkan pada anak guna

1
2

mengantisipasi penularan virus covid – 19 oleh karena itu orang tua sangat

berperan sekali terhadap penerapan perilaku hidup bersih dan sehat,

apalagi jika di liat dari fenomena yang telah terjadi di lapangan saat ini

yaitu masih banyaknya anak - anak yang beraktivitas dan bermain dengan

tidak memperhatikan kebersihan serta tanpa memperhatikan resiko

penularan penyakit yang timbul dari akibat perilaku yang tidak sehat

tersebut.

Orang tua mempunyai anak usia dini memiliki peran pentimg

sebagai pendidik dalam menciptakan perilaku hidup bersih dan sehat yaitu

dengan membiasakan anak untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah

makan, memotong kuku, menyikat gigi sebelum tidur, membuang sampah

pada tempatnya serta mengajarkan toilet training. (Wiranata I. G. L. A,

2020).

Orang tua juga berperan aktif dalam menerapkan perilaku hidup

bersih dan sehat pada anak karena orang tua merupakan orang pertama

yang dilihat dalam lingkungan anak, dimana perilaku dan perbuatan orang

tua selalu dicontoh dan menjadi role model bagi anak. (Novi berliana,

2016).

Banyaknya kasus positif covid – 19 pada anak yang tercatat dari

situs resmi secara nasional pada tanggal 18 Agustus 2020 yaitu pravelensi

anak dengan usia 0 – 5 tahun sebanyak 2,2 % telah terkonfirmasi positif

covid – 19. Dan anak pada umur 6 – 17 tahun mencapai 5,5% dari total

kasus tersebut atau sekitar 525 orang dari 23,851 ribu jiwa. (Satgas

Penanganan Covid -19, 2020).


3

Kasus yang terdapat pada daerah jawa timur dengan anak usia 0 –

5 tahun pravelensi mencapai 1,7% (70) dan pada anak dengan usia 6 – 17

tahun mencapai 5,2%. (Satgas penanganan Covid – 19, 2020).

Menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri pada tanggal

18 Agustus 2020 yaitu tercatat data sebanyak 106 anak dengan usia <18

tahun telah terkonfirmasi positif covid – 19. (Dinkes Kabupaten Kediri,

2020).

Kemudian berdasarkan hasil penelitian Sri Siswani dan Anggita

Cahyani. R, (2018) yaitu didapatkan gambaran PHBS terutama di

lingkungan rumah tangga, orang tua yang menerapkan PHBS dengan baik

sebanyak 49 responden atau 55,1%. Sedangkan jumlah orang tua yang

tidak menerapkan PHBS dengan baik sebanyak 40 responden atau 44,9%.

Dari hasil analisis penelitian menunjukan bahwa belum tercapainya target

nasional sebesar 80 % menerapkan PHBS dengan baik..

Dari hasil Penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kurangnya

Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat terutama dalam lingkungan

rumah tangga. Maka dari hal tersebut orang tua mempunyai peran penting

dalam Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, terutama pada masa

pandemi covid – 19 ini peran orang tua sangat penting dalam mendidik

anak dalam Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat khususnya anak

usia dini untuk mencegah penularan dan penyebaran virus covid – 19.

Peran orang tua yang lebih utama yaitu sebagai pendidik,

motivator, role model dan fasilitator. dan diharapkan kedua orang tua
4

dapat melaksanakan peran - peran ini dengan baik sehingga kebiasaan

seorang anak akan menjadi lebih baik. (Tori, 2016)

Kondisi pandemi covid - 19 mewujudkan kesadaran orang tua

untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat sebagai rutinitas

bahkan menjadi suatu keharusan. Bagaimana tidak, ancaman penyebaran

Covid-19 yang sangat mudah meluas. Sehingga di masa pandemi ini peran

orang tua sangat diperlukan bahkan sudah menjadi keharusan bagi orang

tua untuk menerapkan Perilaku hidup bersih dan sehat pada anak

khususnya anak usia dini. (La Ode Anhusadar, Islamiyah, 2020)

Dampak masalah yang muncul apabila PHBS tidak diterapkan

dengan baik adalah akan berdampak timbulnya penyakit menular dan tidak

menular. Meski penerapannya sederhana namun, masih banyak para orang

tua yang mengabaikan penerapan PHBS di dalam lingkungan rumah

tangga. Terutama pada masa pandemi covid – 19 bila PHBS tidak

diterapkan maka hal tersebut dapat beresiko besar menularkan virus covid

– 19 pada anak. (Tabi’in. A, 2020)

. Hal yang dapat dilakukan orang tua dalam menjaga kesehatan

anak adalah dengan pembiasaan perilaku hidup bersih dan sehat di

lingkungan rumah. Pengalaman orang tua dalam mengikuti kegiatan -

kegiatan parenting di sekolah sudah harus diterapkan dalam meningkatkan

kebutuhan gizi dan kesehatan anak selama masa pendemi corona ini. Serta

orang tua dapat melibatkan anak usia dini dalam kegiatan - kegiatan terkait

dengan pemeliharaan kebersihan lingkungan seperti membereskan mainan,


5

menyapu rumah, mengepel rumah, menyapu halaman, dan lain - lain.

(Apriliana Kuntoro Astuti, 2016).

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengambil

penilitian yang berjudul “Peran Orang Tua dalam Penerapan Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat pada Anak Usia Dini Masa Pandemi Covid – 19

di Dusun Jombangan Desa Tertek Kecamatan Pare Kabupaten Kediri”.

1.2 Rumusan masalah.

Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan penelitiannya adalah

“Bagaimana Peran Orang Tua dalam Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat pada Anak Usia Dini Masa Pandemi Covid – 19 di Dusun

Jombangan Desa Tertek Kecamatan Pare Kabupaten Kediri?.”

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui peran orang tua dalam menerapkan perilaku

hidup bersih dan sehat pada anak usia dini masa pandemi covid – 19 di

Dusun Jombangan Desa Tertek Kecamatan Pare Kabupaten Kediri.

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi Peniliti

Peniliti dapat menambah informasi tentang penerapan perilaku

hidup bersih dan sehat pada anak usia dini .

1.4.2 Bagi Responden

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan

wawasan orangtua dalam penerapan perilaku hidup bersih dan sehat pada

anak usia dini.


6

1.4.3 Bagi institusi pendidikan

Dapat menjadi dokumentasi ilmiah dalam mengembangkan

pendidikan dan menambah referensi.

1.4.4 Bagi tempat penelitian

Dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi penduduk desa

khusus nya bagi orang tua dan sebagai acuan untuk sarana pendidikan

orang tua dalam penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat khususnya di

anak usia dini.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)

2.2.1 Pengertian Perilaku

Menurut Triwibowo (2015) Perilaku merupakan seperangkat

perbuatan atau tindakan seseorang dalam melalukan respon terhadap

sesuatu dan kemudian dijadikan kebiasaan karena adanya nilai yang

diyakini. Perilaku manusia pada hakekatnya adalah tindakan atau aktivitas

dari manusia baik yang diamati maupun tidak dapat diamati oleh interaksi

manusia dengan lingungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan,

sikap, dan tindakan. Perilaku secara lebih rasional dapat diartikan sebagai

respon organisme atau seseorang terhadap rangsangan dari luar subyek

tersebut. Respon ini terbentuk dua macam yakni bentuk pasif dan bentuk

aktif dimana bentuk pasif adalah respon internal yaitu yang terjadi dalam

diri manusia dan tidak secara langsung dapat dilihat dari orang lain

sedangkan bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu dapat diobservasi secara

langsung. (Arthini, Ni Wayan Dewi, 2019)

2.2.2 Pengertian Perilaku Sehat

Sehat menurut undang - undang Republik Indonesia no 36 tahun

2009 adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun

sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara

sosialdan ekonomis. Menurut WHO, kesehatan adalah kondisi dinamis

meliputi kesehatan jasmani, rohani, sosial, dan tidak hanya terbebas dari

5
6

penyakit, cacat, dan kelemahan. Dikatakan sehat secara fisik adalah orang

tersebut tidak memiliki gangguan apapun secara klinis. Fungsi organ

tubuhnya berfungsi secara baik, dan dia memang tidak sakit. Sehat secara

mental/psikis adalah sehatnya pikiran, emosional, maupun spiritual dari

seseorang. (Obella. Z, N. Andliyani, 2015).

Menurut Notoatmodjo (2014) perilaku sehat adalah perilaku -

perilaku yang berkaitan dengan upaya mencegah atau menghindari

penyakit dan mencegah atau menghindari penyebab datangnya penyakit

atau masalah kesehatan (preventif), serta perilaku dalam mengupayakan,

mempertahankan dan meningkatkan kesehatan (promotif). Berbeda dengan

perilaku sakit yang mencakup respon individu terhadap sakit dan penyakit.

Perilaku sehat merupakan perilaku preventif dan promotif.

Menurut Becker (dalam Marmi dan Margiyati, 2013) perilaku sehat

adalah perilaku - perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan

seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya.

Perilaku tersebut mencakup; menu seimbang, olahraga teratur, tidak

merokok, tidak minum minuman keras dan narkoba, istirahat cukup,

mengendalikan stres dan perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi

kesehatan.

Menurut Marmi dan Margiyati (2013) perilaku sehat adalah

tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatanya, termasuk pencegahan penyakit, perawatan kebersihan diri,

penjagaan kebugaran melalui olahraga dan makanan bergizi. Perilaku


7

sehat diperlihatkan oleh individu yang merasa dirinya sehat meskipun

secara medis belum tentu mereka betul - betul sehat.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, perilaku

sehat adalah perilaku individu yang berkaitan dengan upaya mencegah

atau menghindari penyakit dan penyebab masalah kesehatan (preventif),

dan perilaku dalam mengupayakan mempertahankan dan meningkatkan

kesehatan (promotif). Perilaku kesehatan tersebut mencakup, makan

dengan menu seimbang, olahraga teratur, tidak merokok, tidak minum

minuman keras dan narkoba, istirahat cukup, mengendalikan stres dan

perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan, misalnya

menjaga kebersihan lingkungan. (Arief. A, 2017)

2.2.3 Definisi Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang (organisme)

terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit,

sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan.

Perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok (Luthviatin,

2012) :

1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintenance), adalah perilaku

atau usaha - usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga

kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana

sakit. Oleh sebab itu perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3

aspek:
8

a. Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila

sakit serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari

penyakit.

b. Perilaku peningkatan kesehatan apabila seseorang dalam keadaan

sehat

c. Perilaku gizi (makanan) dan minuman.

2. Perilaku pencarian pengobatan (health seeking behavior), adalah upaya

atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit atau kecelakaan.

Tindakan atau perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri sampai

mencari pengobatan keluar negeri.

3. Perilaku kesehatan lingkungan, adalah upaya seseorang merespons

lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya, dan

sebagainya sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi

kesehatannya. Dapat disimpulkan bahwa perilaku kesehatan

lingkungan adalah upaya - upaya yang dilakukan seseorang dalam

mengelola lingkungannya sehingga telah menyebabkan sakit baik bagi

dirinya sendiri ataupun anggota keluarga yanglain serta masyarakat

sekitar. Misalnya, bagaimana mengelola pembuangan tinja, air minum,

tempat pembuangan sampah, pembuangan limbah dan sebagainya.

( Prita E Pratiwi, 2015)

2.2.4 Pengertian PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) secara umum merupakan

perilaku - perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang

untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. Menurut Lily S.


9

Sulistyowati (2011) perilaku hidup bersih dan sehat adalah sekumpulan

perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil

pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau

masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) dibidang kesehatan

dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat.

Sedangkan menurut Atikah Proverawati & Eni Rahmawati (2012),

perilaku hidup bersih dan sehat merupakan cerminan pola hidup keluarga

yang senantiasa memperhatikan dan menjaga kesehatan seluruh anggota

keluarga. Semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran

sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri

dibidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan

kesehatan di masyarakat.

Lebih lanjut Atikah Proverawati & Eni Rahmawati (2012),

menjelaskan bahwa pola hidup sehat adalah suatu gaya hidup dengan

memperhatikan faktor - faktor tertentu yang mempengaruhi kesehatan,

antara lain makanan dan olahraga.

Menurut Ahmad Kholid (2012) Perilaku hidup bersih dan sehat

adalah suatu respon seseorang (organism) terhadap stimulus obyek yang

berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan

dan minuman, serta lingkungan. Definisi lain menyebutkan bahwa PHBS

adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga

anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang

kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan - kegiatan Kesehatan di

masyarakat. (Pusat Promosi Kesehatan Kemenkes RI, 2016).


10

Mencegah lebih baik dari pada mengobati, prinsip kesehatan inilah

dasar dari pelaksanaan PHBS. Kegiatan PHBS tidak dapat terlaksana

apabila tidak ada kesadaran dari seluruh anggota keluarga itu sendiri. Pola

hidup bersih dan sehat harus diterapkan sedini mungkin agar menjadi

kebiasaan positif dalam memelihara kesehatan (Atikah Proverawati dan

Eni Rahmawati, 2012).

Keluarga yang melaksanakan Perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) maka setiap rumah tangga akan meningkat kesehatannya dan tidak

mudah sakit. Salah satu indikator menilai keberhasilan Pemerintah Daerah

Kabupaten atau Kota di bidang kesehatan adalah pelaksanaan PHBS.

PHBS juga bermanfaat untuk meningkatkan citra pemerintah daerah dalam

bidang kesehatan, sehingga dapat menjadi percontohan rumah tangga sehat

dan bagi daerah lain (Atikah Proverawati dan Eni Rahmawati, 2012 dalam

Fauzi. I, 2017).

2.2.5 Ruang Lingkup PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)

Ruang lingkup merupakan batasan banyaknya subjek yang

tercakup dalam sebuah masalah. Berikut ini adalah Ruang lingkup menurut

(Atikah Proverawati dan Eni Rahmawati, 2012). Sekumpulan kegiatan

perilaku seseorang dalam kegiatan sehari-hari dengan pedoman perilaku

hidup bersih sehat meliputi lima ruang lingkup yaitu :

A. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di rumah tangga.

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di rumah tangga adalah

upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau


11

dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta

berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.

1. Di dalam Rumah tangga Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

ada 10 PHBS yaitu :

a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

b. Memberi ASI ekslusif

c. Menimbang balita setiap bulan

d. Menggunakan air bersih

e. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

f. Menggunakan jamban sehat

g. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu

h. Makan buah dan sayur setiap hari

i. Melakukan aktivitas fisik setiap hari

j. Tidak merokok di dalam rumah

2. Sasaran Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di Rumah Tangga

adalah seluruh anggota keluarga yaitu:

a. Pasangan Usia Subur

b. Ibu Hamil dan Menyusui

c. Anak dan Remaja

d. Usia Lanjut

e. Pengasuh Anak
12

3. Manfaat Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

a. Bagi Rumah Tangga :

1) Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah

sakit.

2) Anak tumbuh sehat dan cerdas.

3) Anggota keluarga giat bekerja.

4) Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk

memenuhi gizi keluarga, pendidikan modal usaha untuk

menambah pendapatan keluarga.

b. Bagi Masyarakat :

1) Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.

2) Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi


masalah - masalah kesehatan.
3) Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang
ada.
4) Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan
Bersumber Masyarakat (UKBM) seperti posyandu,
tabungan ibu bersalin, arisan jamban, ambulans desa dan
lain-lain
B. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Institusi Kesehatan

Institusi Kesehatan adalah sarana yang telah di selenggarakan

pemerintah swasta atau perorangan untuk kegiatan pelayanan

kesehatan bagi kesehatan masyarakat seperti rumah sakit,

Puskesmas dan Klinik Swasta.

Menurut (Atikah Proverawati dan Eni Rahmawati, 2012)

PHBS di Institusi Kesehatan adalah upaya untuk memberdayakan


13

pasien, masyarakat pengujung dan petugas agar tahu, mau dan

mampu untuk mempraktikan Perilaku Hidup Besih dan Sehat dan

berperan aktif dalam mewujudkan Institusi Kesehatan Sehat dan

mencegah penularan penyakit di Institusi Kesehatan.

1) Ada beberapa faktor ukuran untuk menilai PHBS di Institusi

Kesehatan yaitu:

a. Menggunakan air bersih.

b. Menggunakan jamban.

c. Membuang sampah pada tempatnya.

d. Tidak merokok di institusi kesehatan.

e. Tidak meludah sembarangan

f. Memberantas nyamuk

2) Tujuan PHBS di Institusi Kesehatan:

a. Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat di

Institusi Kesehatan.

b. Mencegah terjadinya penularan penyakit Institusi

Kesehatan.

c. Menciptakan Institusi Kesehatan yang sehat.

d. Sasaran PHBS di Institusi Kesehatan

e. Pasien.

f. Keluarga pasien.

g. Pengunjung.

h. Petugas kesehatan di institusi kesehatan

i. Karyawan di Institusi Kesehatan.


14

3) Manfaat PHBS di Institusi Kesehatan bagi Pasien/Keluarga

Pasien/Pengunjung :

a. Memperoleh pelayanan kesehatan di institusi kesehatan.

b. Kesehatan yang sehat.

c. Terhindar dari penularan penyakit.

d. Mempercepat proses penyembuhan penyakit dan

peningkatan kesehatan pasien.

4) Manfaat bagi institusi kesehatan :

a. Mencegah terjadinya penularan penyakit di institusi

kesehatan.

b. Meningkatkan citra institusi kesehatan yang baik sabagai

tempat untuk memberikan pelayanan kesehatan dan

pendidikan kesehatan bagi masyarakat.

5) Manfaat bagi pemerintah daerah :

a. Peningkatan presentase institusi kesehatan sehat menunjukkan

kinerja dan citra Pemerintah Kabupaten/Kota yang baik.

b. Kabupaten/Kota dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi

daerah lain yang dalam pembinaan PHBS di institusi

kesehatan.

C. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat-tempat Umum

Menurut (Atikah Proverawati dan Eni Rahmawati, 2012)

Penularan penyakit dapat terjadi di tempat - tempat umum karena

kurang tersedianya air bersih dan jamban, kurang baiknnya


15

pengelolaan sampah dan air limbah, kepadatan vector berupa lalat dan

nyamuk, kurangnya ventilasi dan pencahayaan, kebisingan dan lain-

lain. Tempat - tempat umum yang tidak sehat dapat menimbulkan

berbagai penyakit, yang selanjutnya dapat menurunkan kualitas sumber

daya manusia.

Menurut (Atikah Proverawati dan Eni Rahmawati, 2012) PHBS

ditempat - tempat umum adalah upaya untuk memberdayakan

masyarakat pengunjung dan pengelola tempat - tempat umum agar

tahu, kamu dan mampu untuk mempraktikan PHBS dan berperan aktif

dalam mewujudkan tempat - tempat umum sehat. Tempat - tempat

umum adalah sarana yang diselengarakan oleh pemerintah/swasta, atau

perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat seperti

sarana pariwisata, transportasi, sarana ibadah, sarana perdagangan dan

olahraga, rekreasi dan sarana sosisal lainnya.

1) Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai

PHBS di tempat-tempat umum yaitu :

a. Menggunakan air bersih.

b. Menggunakan jamban.

c. Membuang sampah pada tempatnya.

d. Tidak merokok di tempat umum.

e. Tidak meludah sembarangan.

f. Memberantas jentik nyamuk.


16

2) Sasaran PHBS di Tempat-tempat Umum

a. Masyarakat pengunjung/pembeli

b. Pedagang

c. Petugas Kebersihan, Keamanan Pasar

d. Konsumen

e. Pengelola (Pramusaji)

f. Jamaah

g. Pemeliharaan /pengelola tempat ibadah

h. Remaja Tempat Ibadah

i. Penumpang

j. Awak Angkutan Umum

k. Pengelola Angkutan Umum

3) Manfaat PHBS di tempat-tempat umum bagi masyarakat :

a. Masyarakat mampu lebih sehat dan tidakmudah sakit.

b. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat, serta

mampu mencegah dan mengatasi masalah kesehatan yang

dihadapi.

4) Manfaat PHBS di tempat-tempat umum bagi tempat umum :

a. Lingkungan di sekitar tempat-tempat umum menjadi lebih

bersih, indah dansehat, sehingga meningkatkan citra tempat

umum.

b. Meningkatkan pendapatan bagi tempat-tempat umum

sebagai akibat dari meningkatnya kunjungan pengguna

tempat umum.
17

5) Manfaat PHBS di tempat-tempat umum bagi pemerintah

Kabupaten/Kota:

a. Peningkatan presentase tempat umu sehat menunjukkan

kinerja dan citra pemerintah kabupaten/kota yang baik.

b. Kabupaten/kota dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi

daerah lain dalam membina PHBS di tempat-tempat umum

D. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah

PHBS di sekolah adalah sekumpulan perilaku yang

dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan

sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga

secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatan,

serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.

Menurut (Atikah Proverawati dan Eni Rahmawati, 2012) PHBS

disekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan

masyarakat lingkungan sekolah agar mengetahui, mau dan mampu

mempraktikkan PHBS, dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah

sehat.

1. Indikator PHBS di Sekolah :

a. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan

sabun.

b. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah.

c. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.

d. Olahraga yang teratur dan terukur.

e. Memberantas jentik nyamuk.


18

f. Memberantas jentik nyamuk.

g. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6

bulan.

h. Membuang sampah pada tempatnya

2. Sasaran pembinaan PHBS di sekolah :

a. Siswa.

b. Warga sekolah (kepala sekolah, guru, karyawan sekolah,

komite sekolah dan orang tua siswa).

c. Masyarakat lingkungan sekolah (penjaga kantin, satpam, dan

lain-lain).

3. Manfaat pembinaan PHBS di sekolah :

a. Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga siswa,

guru dan masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari

berbagai gangguandan ancaman penyakt.

b. Meningkatkan semangat proses belajar mengajar yang

berdampak pada prestasi belajar siswa.

c. Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat

sehingga mampu menarik minat orang tua.

d. Meningkatkan citra pemerintah daerah di bidang pendidikan

e. Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain.

E. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat Kerja

Banyaknya industri kecil dan jenis usaha sector informal serta

jumlah tenaga kerja yang terserap, memerlukan perhatian serta

penanganan kesehatan dan keselamatan kerjayang baik sehingga


19

terhindar dari gangguan penyakit akibat kerja dan kecelakaan

kerja,yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap produktivitas

kerja.

Menurut (Atikah Proverawati dan Eni Rahmawati, 2012)

PHBS di Tempat Kerja adalah Upaya untuk memberdayakan para

pekerja agar tau, mau dan mampu mempraktekkan perilaku hidup

bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan tempat kerja

sehat. `

1. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di tempat kerja antar lain :

a. Tidak merokok di tempat kerja.

b. Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja.

c. Melakukan olahraga secara teratur/aktifitas fisik.

d. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan

dan sesudah baung air besar dan buang air kecil.

e. Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja.

f. Menggunakan air bersih.

g. Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar.

h. Membuang sampah pada tempatnya.

i. Mempergunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis


pekerjaan.
2. Tujuan perilaku hidup bersih dan sehat di tempat kerja

a. Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat di tempat

kerja.

b. Meningkatkan produktivitas kerja.

c. Menciptakan lingkungan kerja yang sehat.


20

d. Menurunkan angka penyakit akibat kerja dan lingkungan

kerja.

e. Memberikan dampak yang positif terhadap lingkungan kerja

dan masyarakat.

3. Manfaat PHBS di tempat kerja bagi pekerja :

a. Setiap pekerja meningkat kesehatannya dam tidak mudah

sakit.

b. Produktivitas pekerja meningkat yang berdampak pada

peningkatan penghasilan pekerja dan ekonomi keluarga.

c. Pengeluaran biaya rumah tangga hanya ditunjukkan untuk

peningkatan taraf hidup bukan untuk biaya pengobatan.

4. Bagi masyarakat :

a. Tetap mempunyai lingkungan yang sehat walaupun berada di

sekitar tempat kerja.

b. Dapat mencontoh perilaku hidup besih dan sehat yang

diterapkan oleh tempatkerja setempat.

5. Bagi tempat kerja :

a. Meningkatnya produktivitas kerja pekerja yang berdampak

positif terhadap pencampaian target dan tujuan.

b. Menurunkan biaya kesehatan yang harus dikeluarkan.

c. Meningkatkan citra tempat kerja yang positif.

6. Bagi pemerintah provinsi dan kabupaten/kota :

a. Peningkatan tempat kerja sehat menunjukkan kinerja dan citra

pemerintah provinsi dan kabupaten/kota yang baik.


21

b. Anggaran pendapatan dan belanja daerah dapat dialihkan

untuk peningkatan kesehatan bukan untuk menanggulangi

masalah kesehatan.

c. Dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam

pembinaan PHBS di rumah tangga.

d. Instansi terkait

e. Adanya bimbingan teknis pelaksanaan pembinaan PHBS di


tempat kerja.
f. Dukungan buku panduan dan media promosi.

2.2 Konsep Orang Tua

2.2.1 Pengertian Orang Tua

Orang tua dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan “Orang

tua artinya ayah dan ibu”. Banyak beberapa pendapat dari para ahli yang

mengemukakan pendapatnya tentang pengertian orang tua, yaitu menurut

Miami dalam Zaldy Munir (2010) bahwa “Orang tua adalah pria dan

wanita yang terikat dalam perkawinan dan siap sedia untuk memikul

tanggung jawab sebagai ayah dan ibu dari anak - anak yang dilahirkannya”

(Hendri, 2019)

Menurut (Suparyanto 2011) yang mendefinisikan “Orang tua

adalah komponen keluarga yang terdiri dari dua jenis individu yang terikat

dengan hubungan sah sehingga membentuk suatu keluarga”. Orang tua

merupakan pendidik utama di dalam suatu keluarga. orang tua yang terdiri

dari ayah dan ibu. (Damayanti, 2017)


22

Ayah merupakan orang yang berperan sebagai kepala keluarga,

dalam keluarga ayah yang bertugas mengatur dan mengayomi keluarga.

Ayah mempunyai pengaruh besar dalam membimbing dan mendidik

anaknya. Bagi sang anak ayah adalah sosok yang paling di kagumi dan

dihormati dalam anggota keluarga, karena ayah mempunyai kedudukan

paling tinggi di dalam keluarga.

Oleh karena itu ayah diharapkan dapat memberikan contoh yang

baik, seperti contoh perilaku ayah yang pekerja keras dalam mengejarkan

perkerjaan sehari – harinya, dalam hal ini ayah dapat menjadi panutan bagi

anak dalam melakukan suatu perkerjaan. Sedangkan ibu yang selalu

berada di samping anaknya dari lahir hingga anak dewasa.

Ibu merupakan orang yang paling terdekat dengan sang anak, oleh

karena itu anak sering meniru perilaku ibunya, dalam hal ini ibu juga

sangat berperan besar dalam mendidik dan membimbing anaknya untuk

menuju proses kedewasaan anak. Hal ini dapat disimpulkan bahwa orang

tua mempunyai peran penting dalam upaya mengembangkan aspek –

aspek positif pada anak.

Dengan perawatan orang tua yang penuh kasih sayang dan cinta

sehingga menumbuhkan rasa simpati dan empati pada anak. orang tua juga

mengajarkan nilai – nilai sosial, budaya serta sebagaimana cara beriteraksi

dengan orang lain hal ini bertujuan supaya anak dapat menyesuaikan

dengan keadaan masyarakat di sekitar serta membentuk anak dengan

karakter baik.
23

2.2.2 Pengertian Peran Orang Tua

Orang tua yaitu terdiri dari ayah dan ibu. yang mempunyai peranan

penting dalam membimbing dan mendidik anak - anaknya baik secara

formal maupun non formal. Peran orang tua dapat mempengaruhi

perkembangan anak baik dari aspek kogniftif, psikomotor, bahasa, serta

sosio dan emosional.

Menurut Lestari (2012) “peran orang tua merupakan cara yang

digunakan oleh orang tua berkaitan dengan pandangan mengenai tugas

yang harus dijalankan dalam mengasuh anak”. Peran ayah dan ibu

merupakan satu kesatuan peran yang sangat penting dalam sebuah

keluarga. (Nur Aisyatinnaba dan Anwar Sutoyo, 2016).

Macam - macam Peran Orang Tua Menurut BKKBN menjelaskan

bahwa peran orang tua terdiri dari :

1. Peran sebagai pendidik

Orang tua perlu menanamkan kepada anak - anak arti penting dari

pendidikan dan ilmu pengetahuan yang mereka dapatkan dari sekolah.

Selain itu nilai-nilai agama dan moral, terutama nilai kejujuran perlu

ditanamkan kepada anaknya sejak dini sebagi bekal dan benteng untuk

menghadapi perubahan - perubahan yang terjadi.

2. Peran sebagai pendorong

Sebagai anak yang sedang menghadapi masa peralihan, anak

membutuhkan dorongan orang tua untuk menumbuhkan keberanian dan

rasa percaya diri dalam menghadapi masalah.


24

3. Peran sebagai panutan

Orang tua perlu memberikan contoh dan teladan bagi anak, baik dalam

berkata jujur maupun ataupun dalam menjalankan kehidupan sehari-hari

dan bermasyarakat.

4. Peran sebagai teman

Menghadapi anak yang sedang menghadapi masa peralihan. Orang tua

perlu lebih sabar dan mengerti tentang perubahan anak. Orang tua dapat

menjadi informasi, teman bicara atau teman bertukar pikiran tentang

kesulitan atau masalah anak, sehingga anak merasa nyaman dan

terlindungi.

5. Peran sebagai pengawas

Kewajiban orang tua adalah melihat dan mengawasi sikap dan perilaku

anak agar tidak keluar jauh dari jati dirinya, terutama dari pengaruh

lingkungan baik dari lungkungan keluarga, sekolah, maupun lingkungan

masyarakat

6. Peran sebagai konselor

Orang tua dapat memberikan gambaran dan pertimbangan nilai positif dan

negatif sehingga anak mampu mengambil keputusan yang terbaik.

(Sujarwati, 2015).

2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Peran Orang tua

1. Usia

Usia Terdapat tiga periode usia dewasa, yaitu periode dewasa awal (18 -

40 tahun), dewasa madya (40 - 60 tahun), dan dewasa lanjut (di atas 60

tahun). Usia sangat mempengaruhi perkembangan daya tangkap dan pola


25

pikir. Semakin tua usia orang tua maka proses-proses perkembangan

mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada usia tertentu. Bertambahnya

proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur

belasan tahun. Bertambahnya umur orang tua dapat berpengaruh dengan

pertambahan peran yang diperolehnya, tetapi umur - umur tertentu atau

menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan bahkan mengingat suatu

pengetahuan orang tua dalam menerapkan peran akan berkurang. Bisa

diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan bertambahnya usia,

khususnya beberapa kemampuan yang lain seperti kosa kata dan

pengetahuan umum. Hal ini terbukti dengan beberapa penelitian yang

melaporkan bahwa orang tua yang lebih muda akan lebih mudah menerima

inovasi baru daripada orang tua yang lebih tua.

2. Jenis kelamin

Jenis kelamin terdiri dari laki-laki dan perempuan. jenis kelamin orang tua

mempengaruh dalam menerapkan peran dikarenakan tingkat kecerdasan

orang tua dalam hal ini berbeda. Beberapa orang menganggap bahwa

peran orang tua dapat dipengaruhi oleh jenis kelaminnya..

3. Tingkat pendidikan

Pendidikan sangat erat hubungannya dengan peran, dimana diharapkan

orang tua yang berpendidikan tinggi akan semakin luas pengetahuannya

dalam menerapkan suatu peran. Namun orang tua yang berpendidikan

rendah tidak berarti mutlak memiliki pengetahuan sehingga dalam

menerapkan peran buruk juga. Secara luas pendidikan mencakup seluruh

proses kehidupan seseorang mulai dari dalam ayunan hingga liang lahat,
26

berupa interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal

maupun nonformal. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk

mengembangkan kepribadian dan kemampuan yang berlangsung seumur

hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar seseorang, semakin tinggi

pendidikan seseorang maka semakin mudah ia dalam memperoleh dan

menerima informasi.

4. Tingkat pendapatan

Tingkat pendapatan orang tua juga akan menentukan Peran, karena untuk

memenuhi tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kebutuhan

anak, sehingga tingkat pendapatan ini akan mempengaruhi peran orang

tua. Badan Pusat Statistik (BPS) membedakan pendapatan penduduk

menjadi empat golongan, yaitu rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi

dengan rincian sebagai berikut:

1. Rendah : Pendapatan rata-rata kurang dari Rp 1.500.000,00 per bulan

2. Sedang : Pendapatan rata-rata Rp 1.500.000,00 s.d. Rp 2.500.000,00

per bulan

3. Tinggi : Pendapatan rata-rata Rp 2.500.000,00 s.d. Rp 3.500.000,00

per bulan

4. Sangat tinggi: Pendapatan rata-rata lebih dari Rp 3.500.000,00 per

bulan.

5. Paparan informasi

Informasi dapat diperoleh dari pendidikan formal maupun non formal.

Sumber informasi dapat berupa media cetak maupun media elektronik,

seperti televisi, radio, komputer, surat kabar, buku, dan majalah. Seseorang
27

yang mudah mengakses informasi akan lebih cepat mendapat pengetahuan.

Dengan memperoleh informasi dari media – media tersebut pengetahuan

orang tua dalam menerapkan perannya semakin bertambah. Seiring

majunya teknologi dapat mempengaruhi peran orang tua dalam

menginovasi perannya yang dapat memberi pengaruh sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan peran.

6. Pengalaman

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan orang tua yang digunakan

sebagai aspek dalam menerapkan peran, pengalaman juga bisa menjadi

suatu cara untuk memperoleh kebenaran. Pengalaman dapat berupa

pengalaman sendiri atau orang lain. Oleh sebab itu pengalaman pribadi

pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan orang

tua dalam menerapkan perannya. Hal ini dilakukan dengan cara

mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan

permasalahan yang dihadapi pada masa lalu. Melakukakan konsultasi ke

profesional akan memudahkkan orang tua untuk mendapat pengetahuan

dan pemahaman tentang disabilitas intelektual yang diderita anaknya.

7. Sosial dan budaya

Dalam menerapkan peran. Orang tua memperoleh suatu kebudayaan dalam

hubunganya dengan orang lain, karena hubungan ini orang tua mengalami

suatu proses belajar dan memperoleh suatu pengetahuan. Unsur budaya

diantaranya adalah keagamaan, sistem dan organisasi masyarakat (sistem

kekerabatan, sistem kenegaraan, kesatuan hidup, asosiasi dan

perkumpulan-perkumpulan, bahasa lisan dan tulisan, kesenian, mata


28

pencaharian, teknologi dan peralatan). Kebiasaan dan tradisi yang

dilakukan orang tua kebanyakan tanpa melalui penalaran, apakah yang

dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian orang tua akan bertambah

berpengalaman dalam perannya walaupun tidak melakukan.

8. Lingkungan

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan

orang tua. Lingkungan memberikan pengaruh besar, dimana orang tua

dapat mempelajari hal - hal yang baik dan juga hal - hal yang buruk

tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan orang tua

memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada cara berfikir.

Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan sosial dimana

keduanya berpengaruh terhadap proses memperoleh peran. Lingkungan

sosial dapat berupa lingkungan pergaulan atau kelompok sebaya. Salah

satu lingkungan fisik adalah lingkungan geografis yang mempengaruhi

kemampuan orang tua untuk memperoleh pengetahuan dalam menerapkan

perannya, contoh mudahnya adalah perbedaan lingkungan kota dan desa,

dimana seseorang yang tinggal di daerah perkotaan akan lebih mudah

mengakses informasi dibandingkan orangtua yang tinggal di daerah

pedalaman. (Nurhayati. P, 2020)

2.2.4 Peran Orang Tua terhadap Penerapan PHBS

1. Peran sebagai pendidik

Pendidikan dilaksanakan pada setiap lingkungan di mana anak berada.

Lingkungan keluarga adalah lingkungan pertama yang ditemukan anak.

Orang tua memiliki tanggung jawab untuk menanamkan sikap - sikap yang
29

baik pada anak. Orang tua adalah model yang akan ditiru dan diteladani

oleh anak, baik ucapan maupun perbuatannya. Penanaman kependidikan

pada anak dapat dilakukan melalui nasihat, pembiasaan, keteladanan, dan

penguatan. Peran orang tua yang konsisten terhadap perilaku hidup sehat

akan ditiru oleh anak kemudian menjadi kebiasaan atau kepribadian

anaknya. Semakin baik peran orangtua terutama dengan keteladanan,

pendidikan akan pentingnya kesehatan dan kebersihan linkungan rumah.

Salah satunya yaitu orang tua memberikan pendidikan kepada anak

mengenai cara mencuci tangan dengan benar pendidikan orang tua yang

baik makan semakin baik pula anak dalam menerapkan kebiasaan mencuci

tangan dengan benar dan memakai sabun setiap sebelum dan sesudah

melakukan aktivitas. (Kurniati dkk, 2021)

Peran orang tua di rumah sangatlah penting dalam memberikan

edukasi kepada anak untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan, edukasi

tersebut dapat di sampaikan pada anak dengan memberikan contoh untuk

selalu mencuci tangan setelah beraktifitas di luar, hal tersebut dinilai

penting untuk meningkatkan kesadaran mengenai kebersihan lingkungan.

Selain itu peran orang tua untuk memastikan anak mengonsumsi makanan

yang bergizi, tidur teratur, rajin mencuci tangan, aktif bermain, dll. (Ihsani,

I., dan Santoso, M. B., 2020)

Dari berbagai definisi dapat disimpulkan bahwa peran orang tua

sebagai pendidik dalam penerepan PHBS antara lain mengajarkan kepada

anak pentingnya mengunakan air bersih untuk mandi dan minum,

mengajarkan anak mencuci tangan dengan bersih menggunakan air dan


30

sabun, mengajarkan kepada anak menggunakan jamban dengan sehat,

mengajarkan cara memberantas jentik nyamuk, mengajarkan kepada anak

makan buah dan sayur setiap hari dan mengajarkan kepada anak

melakukan aktivitas fisik setiap hari seperti menyapu dan mengepel, dll.

2. Peran sebagai pendorong

Dorongan merupakan suatu set yang dapat membuat individu melakukan

kegiatan – kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Dengan demikian

dorongan dapat menimbulkan perilaku tertentu yang terarah kepada

pencapaian suatu tujuan . Sebagai anak yang sedang menghadapi masa

peralihan, anak membutuhkan dorongan orang tua untuk menumbuhkan

keberanian dan rasa percaya diri dalam menghadapi masalah. orang tua

mendorong anak agar pro aktif dalam memperkuat gerakan masyarakat

yang berhubungan dengan pengendalian kesehatan. Sekedar contoh, orang

tua dapat mengajak anak membersihkan lingkungan rumah seperti

membersihkan tempat yang berpotensi sebagai sarang nyamuk. (Kurniati

dkk, 2021)

3. Peran sebagai panutan

Orang tua perlu memberikan contoh dan teladan bagi anak, baik dalam

berkata jujur maupun ataupun dalam menjalankan kehidupan sehari-hari

dan bermasyarakat. Orang tua merupakan pemimpin di dalam keluarga, di

mana orang tua adalah seseorang yang paling dewasa di antara anggota

keluarga lainnya. Dalam struktur keluarga, anak-anak akan mengikuti dan

mencontoh perilaku orang tua.


31

Rakhmawati (2015) menyatakan bahwa anak akan meniru perilaku

orang tuanya karena anak melihat hal tersebut baik itu yang positif ataupun

yang negatif, hal yang ditiru oleh anak contohnya meniru kebiasaan,

pergaulan orang tua, perilaku, ataupun aktivitas sehari-hari yang dilakukan

orang tua. Dengan begitu orang tua menjadi sumber pertama anak untuk

belajar karena pada dasarnya anak memiliki dorongan untuk meniru suatu

pekerjaan, baik itu dari orang tua maupun dari orang lain. (Taubah, 2016).

Memberikan suatu contoh terhadap anggota keluarganya, bahwa

pada masa pandemi corona yang pertama harus dijaga adalah kesehatan,

yang kedua kegiatan - kegiatan rutin yang sifatnya pendidikan ataupun

kerja itu bisa dilakukan dari rumah yaitu dengan membiasakan mencuci

tangan dan juga kaki sehabis beraktivitas main di luar, dengan mencuci

bersama, supaya jadi contoh buat anak (La Ode Anhusadar, 2020)

4. Peran sebagai teman

Menghadapi anak yang sedang menghadapi masa peralihan. Orang tua

perlu lebih sabar dan mengerti tentang perubahan anak. Orang tua dapat

menjadi informasi, teman bicara atau teman bertukar pikiran tentang

kesulitan atau masalah anak, sehingga anak merasa nyaman dan

terlindungi. Posisi orang tua menjadi partner yang sangat penting dalam

keberhasilan pendidikan anak-anaknya sehingga perlu dibekali dengan

panduan-panduan yang sesuai dengan kebutuhan anak saat ini. Seperti

misalnya, panduan mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat,

keterampilan menyelesaikan masalah, berfikir kritis, kolaborasi dan

komunikasi, literasi informasi media dan teknologi, kreativitas dan


32

inovasi serta ICT yang merupakan keterampilan - keterampilan yang

dibutuhkan di abad Tentu saja proses pendampingan orang tua terhadap

anak selama melaksanakan BDR (belajar dari rumah) akan membantu

pencapaian perkembangan optimal putra putrinya. (Kurniati dkk, 2021).

Menurut (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia, 2017) ada beberapa kegiatan yang dapat dilakukan bersama

dengan anak untuk menciptakan waktu yang berkualitas, yaitu dengan

beribadah bersama, makan bersama, bermain atau olahraga bersama,

masak bersama, membersihkan rumah bersama, mendampingi anak dalam

mengerjakan tugas sekolah, menonton televisi, berinternet, dan

menggunakan gadget. orang tua harus saling membantu satu sama lain,

bersama dengan anak, kemudian mengajak anak agar berpartisipasi dalam

pekerjaan rumah, seperti membereskan mainan, membereskan tempat

tidur, menyiram tanaman, dan lain - lain. (Kurniati dkk, 2021)

4. Peran sebagai pengawas

Kewajiban orang tua adalah melihat dan mengawasi sikap dan perilaku

anak agar tidak keluar jauh dari jati dirinya, terutama dari pengaruh

lingkungan baik dari lingkungan keluarga, sekolah, maupun lingkungan

masyarakat. Fungsi pengawasan dilakukan orang tua terhadap pola

perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan pelaksanaan kegiatan belajar

anak. Peran pengawasan menunjukkan bahwadalam keluarga, orang tua

merupakan subsistem terkait interaksi orang tua dengan anak, yang di

dalamnya berperan untuk melindungi, membesarkan dan mendisiplinkan

anak (Pratiwi et al, 2018).


33

Membiasakan pola hidup sehat pada anak pada masa pandemi

covid - 19 dapat dilakukan dengan cara mengingatkan dan melakukan

peangawasan pada anak untuk memakan makanan yang bergizi seperti

sayur dan buah, berolahraga teratur dan istirahat yang cukup serta

berjemur setiap pagi sekitar 10 - 15 menit ( La Ode Anhusadar, 2020).

5. Peran sebagai konselor

Orang tua dapat memberikan gambaran dan pertimbangan nilai positif dan

negatif sehingga anak mampu mengambil keputusan yang terbaik.

Pemenuhan kebutuhan dasar keluarga merupakan upaya untuk memenuhi

perawatan, pengasuhan dan pendidikan. Dalam hal ini, terdapat kewajiban

dan tanggung jawab keluarga yakni untuk memenuhi kebutuhan dasar

anak, seperti mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak

(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang

Perlindungan Anak, 2014). Kebutuhan dasar keluarga yang mampu

terpenuhi merupakan bentuk dari keluarga yang sejahtera atau harmonis

(Puspitawati, 2013).

Ketidakberfungsian keluarga dalam memenuhi kebutuhan dasar

akan berdampak pada keharmonisan keluarga, apalagi di situasi saat ini.

Upaya keluarga dalam mencukupi kebutuhan merupakan bagian dari

pengasuhan positif, yang dimana hubungan dibangun terus-menerus antara

orang tua dan anak atau antar anak-anak yang termasuk di dalamnya

mengasuh, mengajar, memimpin, berkomunikasi, dan menyediakan

kebut`uhan anak secara konsisten dan tanpa syarat (Seay et al., 2014).
34

Dalam upaya mengubah pola pikir mengutamakan aspek promotif

dan preventif, orang tua memberikan konseling pada anak agar dapat

melaksanakan PHBS di lingkungan dirumah dengan benar (Kurniati dkk,

2021)

2.2.5 Kriteria Penilaian Peran Orang Tua

Kriteria penilaian peran orang tua

1. Baik : 76 – 100%

2. Cukup : 56 - 75%

3. Kurang : ≤ 56 %

(Nursalam, 2014)

2.3 Konsep Anak Usia Dini

2.3.1 Pengertian Anak Usia Dini

Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 - 8

tahun. Menurut Beichler dan Snowman (Dwi Yulianti, 2010), anak usia

dini adalah anak yang berusia antara 3 - 6 tahun. Masa usia dini (0 - 6

tahun) merupakan masa keemasan (golden age) dimana stimulasi seluruh

aspek perkembangan berperan penting untuk tugas perkembangan

selanjutnya. Masa awal kehidupan anak merupakan masa terpenting dalam

rentang kehidupan seseorang anak. Pada masa ini pertumbuhan otak

sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat (eksplosif). (Putri

Hanna. P, 2017).

Maria Montessori berpendapat bahwa anak usia 3 - 6 tahun adalah

usia anak yang sudah memasuki tahap periode sensitif atau masa peka

anak, yaitu periode di mana suatu fungsi tertentu perlu dirangsang,


35

diarahkan sehingga tidak terlambat perkembangannya. (Dr. Sri

Tatminingsih dkk, 2017).

Dari berbagai definisi, dapat disimpulkan bahwa anak usia dini

adalah anak dengan usia 3 - 6 tahun yang sedang dalam tahap

pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun mental.

Masa anak usia dini sering disebut dengan masa golden age (masa

keemasan). Pada masa ini anak mengalami masa peka untuk tumbuh dan

berkembang secara cepat dan hebat. Masa kanak - kanak merupakan masa

saat anak belum mampu mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya.

Mereka cenderung senang bermain pada saat yang bersamaan, ingin

menang sendiri dan sering mengubah aturan main untuk kepentingan diri

sendiri. Dengan demikian, dibutuhkan upaya peran orang tua untuk

mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan, baik perkembangan

fisik maupun perkembangan psikis. Potensi anak yang sangat penting

untuk dikembangkan. Potensi - potensi tersebut meliputi kognitif, bahasa,

sosioemosional, kemampuan fisik dan lain sebagainya. (Fauziddin M,

2016)

2.3.2 Karakteristik Anak Usia Dini

Anak usia dini merupakan sekelompok anak yang berada dalam

proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik, oleh karena itu

setiap pertumbuhan dan perkembangan anak, tidak boleh disamakan,

karena pada dasarnya setiap anak itu memiliki kemampuan yang berbeda-

beda. Menurut Cross dalam Lilis (2016). ada beberapa karakteristik anak

usia dini
36

1. Bersifat egosentris

Anak memandang dunia luar dari pandangannya sendiri, sesuai dengan

pengetahuan dan pemahamannya sendiri, dibatasi oleh perasaan dan

pikirannya yang masih sempit.

2. Bersifat Unik

Masing-masing anak berbeda satu sama lain. Anak memiliki bawaan,

minat dan latar belakang kehidupan masing-masing. Meskipun terdapat

pola urutan umum dalam perkembangan anak yang dapat diprediksi, pola

perkembangan dan belajar anak tetap memiliki perbedaan satu sama lain.

3. Mengekspresikan perilakunya secara spontan

Perilaku yang ditampilkan anak umumnya relatif asli atau tidak ditutup-

tutupi. Ia akan marah kalau memang mau marah, dan ia akan menangis

kalau memang mau menangis, ia akan memperlihatkan wajah yang ceria di

saat bergembira

4. Bersifat aktif dan energik

Anak suka melakukan berbagai aktivitas, gerak dan aktivitas bagi anak

merupakan suatu kesenangan. Selain itu, apa yang dilakukan oleh anak

merupakan kebutuhan belajar dan juga perkembangan.

5. Bersifat eksploratif dan berjiwa petualang

Terdorong rasa ingin tahu yang kuat, anak suka menjelajah, mencoba dan

mempelajari hal baru.

6. Melakukan pertimbangan dalam melakukan sesuatu

Anak belum memiliki pertimbangan yang matang termasuk hal-hal yang

membahayakan. Oleh karena itu, perlunya lingkungan perkembangan dan


37

belajar yang aman bagi anak sehingga anak dapat terhindar dari hal yang

membahayakan. (Nur Adiyanti, 2020)

2.3.3 Prinsip – prinsip Perkembangan Anak Usia Dini

Menurut Bredekamp dan Coople (Siti Aisyah dkk, 2010), beberapa

prinsip perkembangan anak usia dini yaitu sebagai berikut: Aspek - aspek

perkembangan anak seperti aspek fisik, sosial, emosional, dan kognitif

satu sama lain saling terkait secara erat. Perkembangan anak tersebut

terjadi dalam suatu urutan yang berlangsung dengan rentang bervariasi

antar anak dan juga antar bidang perkembangan dari masing - masing

fungsi. Perkembangan berlangsung ke arah kompleksitas, organisasi, dan

internalisasi yang lebih meningkat. Pengalaman pertama anak memiliki

pengaruh kumulatif dan tertunda terhadap perkembangan anak.

Perkembangan dan belajar dapat terjadi karena dipengaruhi oleh

konteks sosial dan kultural yang merupakan hasil dari interaksi

kematangan biologis dan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial

tempat anak tinggal. Perkembangan mengalami percepatan bila anak

memiliki kesempatan untuk mempraktekkan keterampilan - keterampilan

yang baru diperoleh dan ketika mereka mengalami tantangan. Sarana

penting bagi perkembangan sosial, emosional, dan kognitif anak serta

merefleksikan perkembangan anak yaitu dengan bermain.

Melalui bermain anak memiliki kesempatan dalam pertumbuhan

dan perkembangannya sehingga anak disebut dengan pembelajar aktif.

Anak akan berkembang dan belajar dengan baik apabila berada dalam

suatu konteks komunitas yang aman (fisik dan psikologi), menghargai,


38

memenuhi kebutuhan - kebutuhan fisiknya, dan aman secara psikologis.

Anak menunjukkan cara belajar yang berbeda untuk mengetahui dan

belajar tentang suatu hal yang kemudian mempresentasikan apa yang

mereka tahu dengan cara mereka sendiri. Dari berbagai uraian,dapat

disimpulkan bahwa prinsip - prinsip anak usia dini adalah anak merupakan

pembelajar aktif. Perkembangan dan belajar anak merupakan interaksi

anak dengan lingkungan antara lain melalui bermain. Bermain itu sendiri

merupakan sarana bagi perkembangan dan pertumbuhan anak. Melalui

bermain anak memiliki kesempatan untuk mempraktekkan keterampilan

yang baru diperoleh sehingga perkembangan anak akan mengalami

percepatan. ( Istiana. Y, 2017)

2.4 Konsep Covid – 19

2.4.1 Definisi Covid – 19

Coronavirus adalah virus RNA dengan ukuran partikel 120-160

nm. Virus ini utamanya menginfeksi hewan, termasuk di antaranya adalah

kelelawar dan unta.

Sebelum terjadinya wabah covid - 19, ada 6 jenis coronavirus yang

dapat menginfeksi manusia, yaitu alphacoronavirus229E, alphacoronavirus

NL63, betacoronavirus OC43, betacoronavirus HKU1, (SARS-CoV) Severe

Acute Respiratory Illness Coronavirus, dan (MERS-CoV) Middle East

Respiratory Syndrome Coronavirus. (Aditya Susilo dkk, 2020). World

Health Organization (WHO) menjelaskan bahwa Coronaviruses (Cov)

adalah virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Infeksi virus ini disebut

covid. Virus Corona menyebabkan penyakit flu biasa sampai penyakit


39

yang lebih parah seperti Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS-CoV)

dan Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS-CoV). Virus ini menular

dengan cepat dan telah menyebar ke beberapa negara, termasuk Indonesia.

Seseorang dapat tertular Covid-19 melalui berbagai cara ( Hanoatubun. S,

2020).

2.4.2 Etiologi Covid – 19

Para peneliti di Institute of Virology di Wuhan telah melakukan

analisis metagenomics untuk mengidentifikasi virus corona baru sebagai

etiologi potensial. Mereka menyebutnya novel coronavirus 2019 (nCoV-

2019). (Zhou dkk, 2020).

Selanjutnya, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS

(CDC) menyebut virus corona sebagai 2019 novel coronavirus (2019-

nCoV) dan sekarang penyakitnya populer dengan istilah coronavirus

disease-19 (Covid-19). Virus corona termasuk superdomain biota,

kingdom virus. Virus corona adalah kelompok virus terbesar dalam ordo

Nidovirales. Semua virus dalam ordo Nidovirales adalah non-segmented

positive - sense RNA viruses. Virus corona termasuk dalam familia

Coronaviridae, sub familia Coronavirinae, genus Betacoronavirus,

subgenus Sarbecovirus. Pengelompokan virus pada awalnya dipilah ke

dalam kelompok - kelompok berdasarkan serologi tetapi sekarang

berdasar pengelompokan filogenetik. Lebih jauh dijelaskan bahwa

subgenus Sarbecovirus meliputi Bat-SL-CoV, SARS-CoV dan 2019-

nCoV.Bat-SL-CoV awalnya ditemukan di Zhejiang, Yunan, Guizhou,

Guangxi, Shaanxi dan Hubei, China. (Ferh AR dan Perlman S, 2015).


40

Pengelompokan yang lain memperlihatkan bahwa virus corona

grup beta meliputi Bat coronavirus (BcoV), Porcine hemagglutinating

encephalomyelitisvirus (HEV), Murine hepatitis virus (MHV), Human

coronavirus 4408 (HCoV-4408), Human coronavirus OC43 (HCoV-

OC43), Human coronavirus HKU1 (HCoV-HKU1), Severe acute

respiratory syndrome coronavirus (SARS-CoV) dan Middle Eastern

respiratory syndrome coronavirus (MERS-CoV). (Shcoeman dkk, 2020)

Coronavirus yang menjadi etiologi Covid-19 termasuk dalam

genus betacoronavirus. Hasil analisis filogenetik menunjukkan bahwa

virus ini masuk dalam subgenus yang sama dengan coronavirus yang

menyebabkan wabah Severe Acute Respiratory Illness (SARS) pada 2002-

2004 silam, yaitu Sarbecovirus. (Zhu dkk, 2020).

Atas dasar ini, International Committee on Taxonomy of Viruses

mengajukan nama SARS-CoV-2. (Gorbalenya dkk, 2020).

Sampel yang diteliti menunjukkan etiologi coronavirus

baru.Awalnya, penyakit ini dinamakan sementara sebagai 2019 novel

coronavirus (2019-nCoV), kemudian WHO mengumumkan nama baru

pada 11 Februari 2020 yaitu Coronavirus Disease (Covid-19) yang

disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2

(SARS-CoV-2). (Adityo Susilo dkk, 2020)

2.4.3 Manisfestasi Klinis Covid – 19

Infeksi covid-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang atau

berat. Gejala klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu >380C), batuk

dan kesulitan bernapas. Selain itu dapat disertai dengan sesak memberat,
41

fatigue, mialgia, gejala gastrointestinal seperti diare dan gejala saluran

napas lain. Setengah dari pasien timbul sesak dalam satu minggu. Pada

kasus berat perburukan secara cepat dan progresif, seperti ARDS, syok

septik, asidosis metabolik yang sulit dikoreksi dan perdarahan atau

disfungsi sistem koagulasi dalam beberapa hari. Pada beberapa pasien,

gejala yang muncul ringan, bahkan tidak disertai dengan demam.

Kebanyakan pasien memiliki prognosis baik, dengan sebagian kecil dalam

kondisi kritis bahkan meninggal. Berikut sindrom klinis yang dapat

muncul jika terinfeksi. (PDPI, 2020)

1. Tidak berkomplikasi

Kondisi ini merupakan kondisi teringan. Gejala yang muncul berupa

gejala yang tidak spesifik. Gejala utama tetap muncul seperti demam,

batuk, dapat disertai dengan nyeri tenggorok, kongesti hidung, malaise,

sakit kepala, dan nyeri otot. Perlu diperhatikan bahwa pada pasien

dengan lanjut usia dan pasien immunocompromises presentasi gejala

menjadi tidak khas atau atipikal. Selain itu, pada beberapa kasus

ditemui tidak disertai dengan demam dan gejala relatifringan. Pada

kondisi ini pasien tidak memiliki gejala komplikasi diantaranya

dehidrasi, sepsis atau napas pendek.

2. Pneumonia ringan

Gejala utama dapat muncul seperti demam, batuk, dan sesak. Namun

tidak ada tanda pneumonia berat. Pada anak-anak dengan pneumonia

tidak berat ditandai dengan batuk atau susah bernapas


42

3. Pneumonia berat.

Pada pasien dewasa:

a. Gejala yang muncul diantaranya demam atau curiga infeksi

saluran napas

b. Tanda yang muncul yaitu takipnea (frekuensi napas: > 30x/menit),


distress pernapasan berat atau saturasi oksigen pasien <90% udara
luar.

2.4.4 Patofisiologi Covid – 19

Kebanyakan Coronavirus menginfeksi hewan dan bersirkulasi di

hewan. Coronavirus menyebabkan sejumlah besar penyakit pada hewan

dan kemampuannya menyebabkan penyakit berat pada hewan seperti babi,

sapi, kuda, kucing dan ayam. Coronavirus disebut dengan virus zoonotik

yaitu virus yang ditransmisikan dari hewan ke manusia. Banyak hewan liar

yang dapat membawa patogen dan bertindak sebagai vektor untuk

penyakit menular tertentu. Kelelawar, tikus bambu, unta dan musang

merupakan host yang biasa ditemukan untuk Coronavirus. Coronavirus

pada kelelawar merupakan sumber utama untuk kejadian Severe Acute

Respiratory Syndrome (SARS) dan Middle East Respiratory Syndrome

(MERS) (PDPI, 2020).

Coronavirus hanya bisa memperbanyak diri melalui sel host-nya.

Virus tidak bisa hidup tanpa sel host. Berikut siklus dari Coronavirus

setelah menemukan sel host sesuai tropismenya. Pertama, penempelan dan

masuk virus ke sel host diperantarai oleh Protein S yang ada dipermukaan

virus. Protein S penentu utama dalam menginfeksi spesies host-nya serta

penentu tropisnya (Wang dkk, 2020).


43

Pada studi SARS-CoV protein S berikatan dengan reseptor di sel

host yaitu enzim ACE-2 (angiotensin-converting enzyme 2). ACE-2 dapat

ditemukan pada mukosa oral dan nasal, nasofaring, paru, lambung, usus

halus, usus besar, kulit, timus, sumsum tulang, limpa, hati, ginjal, otak, sel

epitel alveolar paru, sel enterosit usus halus, sel endotel arteri vena, dan sel

otot polos. Setelah berhasil masuk selanjutnya translasi replikasi gen dari

RNA genom virus. Selanjutnya replikasi dan transkripsi dimana sintesis

virus RNA melalui translasi dan perakitan dari kompleks replikasi virus.

Tahap selanjutnya adalah perakitan dan rilis virus (Ferh AR dan Perlman

S, 2015).

Setelah terjadi transmisi, virus masuk ke saluran napas atas

kemudian bereplikasi di sel epitel saluran napas atas (melakukan siklus

hidupnya). Setelah itu menyebar ke saluran napas bawah. Pada infeksi

akut terjadi peluruhan virus dari saluran napas dan virus dapat berlanjut

meluruh beberapa waktu di sel gastrointestinal setelah penyembuhan.

Masa inkubasi virus sampai muncul penyakit sekitar 3 - 7 hari (PDPI,

2020).

2.4.5 Penatalaksanaan Covid – 19

Beberapa upaya pencegahan dan kontrol infeksi perlu diterapkan

prinsip-prinsip yaitu hand hygiene, penggunaan alat pelindung diri untuk

mencegah kontak langsung dengan pasien (darah, cairan tubuh, sekret

termasuk sekret pernapasan, dan kulit tidak intak), pencegahan tertusuk

jarum serta benda tajam, managemen limbah medis, pembersihan dan

desinfektan peralatan di RS serta pembersihan lingkungan RS.


44

Pembersihan dan desinfektan berdasarkan karakteristik Coronavirusyaitu

sensitif terhadap panas dan secara efektif dapat diinaktifkan oleh

desinfektan mengandung klorin, pelarut lipid dengan suhu 56° C selama

30 menit, eter, alkohol, asam perioksiasetat dan klorofor. Berikut ini

adalah penatalaksanaan covid – 19 menurut (PDPI, 2020) :

1. isolasi pada semua kasus Sesuai dengan gejala klinis yang muncul,

baik ringan maupun sedang.

2. Implementasi pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)

3. Serial foto toraks untuk menilai perkembangan penyakit

4. Suplementasi oksigen

5. Kenali kegagalan napas hipoksemia berat

6. Terapi cairan

7. Pemberian antibiotik empiris

8. Terapi simptomatik .

9. Pemberian kortikosteroid.

10. Observasi ketat

11. Pahami komorbid pasien

Saat ini belum ada penelitian atau bukti talaksana spesifik pada covid

– 19 belum ada tatalaksana antiviral untuk infeksi Coronavirus yang

terbukti efektif. Pada studi terhadap SARSCoV, kombinasi opinavir dan

ritonavir dikaitkan dengan memberi manfaat klinis. Saat ini penggunaan

lopinavir dan ritonavir masih diteliti terkait efektivitas dan keamanan

pada infeksi Covid-19. Tatalaksana yang belum teruji / terlisensi hanya

boleh diberikan dalam situasi uji klinis yang disetujui oleh komite etik
45

atau melalui Monitored Emergency Use of Unregistered Intervention

Framework (MEURI), dengan pemantauan ketat. Selain itu, saat ini

belum ada vaksin untuk mencegah pneumonia Covid - 19 ini (PDPI,

2020).
BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konsep

3.1.1 Definisi

Konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat di

komunikasikan dan membentuk suatu teori dan menjelaskan keterkaitan

antar variabel (baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti).

Kerangka konsep akan membantu peneliti menghubungkan hasil

penemuan dengan teori. (Nursalam, 2017).

Kerangka konsep adalah kelanjutan dari kerangka teori atau

landasan teori yang disesuaikan dengan tujuan khusus perhatian yang akan

dicapai, yakni sesuai dengan apa yang telah ditulis dalam rumusan

masalah (Sugiyono, 2015).

36
37

3.1.2 Bagan Kerangka Konsep


Pandemi Covid - 19

PHBS (Perilaku Hidup


Bersih dan Sehat )

Ruang Lingkup PHBS :


Faktor yang mempengaruhi
peran orang tua : 1. PHBS di rumah tangga
1. Usia
2. Jenis kelamin 2. PHBS di Institusi kesehatan
3. Tingkat pendapatan 3. PHBS di tempat umum
4. Tingkat pendidikan 4. PHBS di Sekolah
5. Paparan informasi 5. PHBS di tempat kerja
6. Pengalaman
7. Sosial dan budaya
8. Lingkungan

Indikator PHBS di Rumah Tangga:


1. 1. Persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan
2. 2. Pemberian asi eksklusif
Peran orang tua terhadap
PHBS pada masa pandemi 3. 3. Menimbang balita setiap bulan
Tua Kriteria Penilaian Peran :
1. Baik : 76 – 100% covid – 19 : 4. Menggunakan air bersih
2. Cukup : 56 - 75% 1. Sebagai pendidik 5. Mencuci tangan dengan air bersih
3. Kurang : ≤ 56 % 1. dan sabun
(Nursalam, 2014) 2. Sebagai pendorong 6. Menggunakan jamban sehat
3. Sebagai teman 7. Memberantas jentik nyamuk
4. Sebagai panutan 8. Makan buah dan sayur setiap hari
5. Sebagai pengawas 9. Melakukan aktivitas fisik setiap
6. Sebagai konselor hari

10. Tidak merokok dalam rumah

Keterangan :

: diteliti

: tidak diteliti

: menghubungkan

Bagan 3.1: Kerangka Konsep Peran Orang Tua Dalam Penerapan Perilaku Hidup Bersih Dan

Sehat Pada Anak Usia Dini Masa Pandemi Covid – 19 Di Desa Tertek Dusun

Jombangan Kec. Pare Kab. Kediri.


BAB IV

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh

kebenaran ilmu pengetahuan atau pemecahan suatu masalah yang pada

dasarnya menggunakan metode ilmiah (Notoatmodjo, 2012).

4.1 Rencana Penelitian

Rancangan penelitian adalah suatu yang sangat penting dalam

penelitian, memungkinkan pengontrolan maksimal beberapa faktor yang

dapat mempengaruhi akurasi hasil. Istilah rancangan penelitian digunakan

dalam dua hal: pertama, rancangan penelitian merupakan suatu strategi

penelitian digunakan dalam mengidentifikasi permasalahan sebelum

digunakan untuk mendefinisikan struktur penelitian yang akan

dilaksanakan (Nursalam, 2017).

Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif

yang bertujuan untuk mendiskripsikan (memaparkan) peristiwa - peristiwa

penting yang terjadi pada masa kini. Deskripsi peristiwa dilakukan secara

sistematis yang lebih menekankan pada aktual dari pada penyimpulan.

Fenomena yang disajikan secara apa adanya tanpa manipulasi dan

penelitian tidak mencoba menganalisis bagaimana dan mengapa fenomena

tersebut bisa terjadi. Oleh karena itu penelitian jenis ini tidak memerlukan

adanya suatu hipotesis (Nursalam, 2017).

Dalam penelitian ini desain penelitian yang digunakan deskriptif,

yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk

membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara obyektif.

38
39

Disini peneliti akan menggambarkan Peran Orang Tua dalam Penerapan

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Anak Usia Dini Masa Pandemi

Covid – 19 di Dusun Jombangan Desa Tertek Kecamatan Pare Kabupaten

Kediri.

4.2 Kerangka Kerja

Kerangka kerja merupakan suatu strategi penelitian dalam

mengidentifikasi permasalahan sebelum perencanaan akhir pengumpulan

data, kedua, kerangka kerja digunakan untuk mendefinisikan struktur

penelitnian yang akan digunakan (Nursalam, 2017)


40

Kerangka kerja :

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Peneliti

Tinjauan Pustaka

Metode Penelitian

Desain Variabel Populasi Sampel penelitian : Teknik


Penelitian: Penelitian : penelitian: Sebagian orang tua Sampling :
Dekskriptif Peran orang ua Semua orang tua yang mempunyai Purposive
dalam penerapan yang mempunyai anak usia 3 – 6 tahun sampling
PHBS pada anak anak usia 3 – 6 di desa tertek dusun
usia dini masa tahun di desa jombangan
pandemi covid - 19 tertek dusun kecamatan pare
jombangan kabupaten kediri
kecamatan pare
kabupaten kediri

Teknik Pengumpulan Data : Kuesioner

Teknik analisa data :


𝑆𝑃
P= × 100%
𝑆𝑀

Hasil:
1. Baik : 76 – 100%
2. Cukup : 56 - 75%
3. Kurang : ≤ 56 %
(Nursalam, 2014)

Bagan 4.1: Kerangka Kerja Peran Orang Tua Dalam Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat pada Anak Usia Dini Masa Pandemi Covid – 19 di Dusun Jombangan

Desa Tertek Kec. Pare Kab. Kediri.


41

4.3 Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah subjek (misalnya manusia : klien) yang

memenuhi kriteria yang telah di tetapkan (Nursalam, 2017).

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

jadi populasi bukan hanya orang,tetapi juga obyek dan benda alam yang

lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek

yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki

oleh subyek atau obyek itu (Sugiyono, 2014)

Populasi dalam penelitian ini adalah Semua orang tua yang

mempunyai anak usia 3 - 6 tahun di Dusun Jombangan Desa Tertek

Kecamatan Pare Kabupaten Kediri.

4.4 Sampel, Besar Sampel dan Teknik Sampling

4.4.1 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono,2014).

Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat

dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam,

2017).

Sampel dalam penelitian ini adalah “sebagian orang tua yang

mempunyai anak dengan usia 3 – 6 Tahun di Dusun Jombangan Desa

Tertek Kecamatan Pare Kabupaten Kediri”. Dalam penelitian ini


42

pengambilan sempel yang digunakan purposive sampling adalah mengacu

pada kriteria penelitian.

Kriteria inklusi meliputi :

1. Orang tua yang mempunyai anak usia 3 - 6 tahun.

2. Orang tua yang bertempat tinggal di dusun jombangan.

3. Orang tua yang bersedia menjadi responden dan kooperatif.

4. Orang tua yang dapat membaca dan menulis.

5. Orang tua yang dalam kondisi sehat

Kriteria eksklusi meliputi :

1. Orang tua yang tidak berada di tempat.

2. Orang tua yang mempunyai anak dengan retardasi mental.

3. Orang tua yang mempunyai anak dengan autis.

4.4.2 Besar Sampel

Besar Sampel merupakan jumlah anggota sampel yang diharapkan

dapat mewakili populasi. (Sugiyono, 2015)

Besar populasi apabila < 100 maka subjek yang diambil semua

sedangkan jika subjek lebih dari 100 diambil 10 - 15% atau 20 - 25% dari

hasil populasi (Arikunto, 2015)

n = 10% x N

Keterangan:

n : Besar sampel

N : Perkiraan Jumlah populasi

(Arikunto, 2015)
43

n = 10% x N

n = 10% x 400

n = 0,10 x 400

n = 40 sampel

Jadi besar sampel dalam penelitian ini adalah 40 sampel.

4.4.3 Teknik Sampling

Sampling adalah proses penyeleksian porsi dari populasi untuk

dapat mewakili populasi. Teknik samling nerupakan cara-cara yang

ditempuh dalam pengambilan sampel (Nursalam, 2017). Pada penelitian

ini teknik pengambilan sampling yang digunakan adalah Purposive

Sampling.

Purposive sampling adalah suatu teknik penetapan sampel dengan

cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki

peneliti (tujuan/masalah dalam penelitian), sehingga sampel tersebut dapat

mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya (Nursalam,

2017).

4.5 Tempat dan Waktu Penelitian

4.5.1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di Dusun Jombangan Desa Tertek

Kecamatan Pare Kabupaten kediri

4.5.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan November – Desember 2020


44

4.6 Variabel, Cara Pengukuran, dan Definisi Operasional

4.6.1 Variabel Penelitian

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberi nilai

beda terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain).

Variabel juga merupakan konsep dari berbagai level abstrak yang

didefinisikan sebagai suatu fasilitas untuk pengukuran dan atau manipulasi

suatu penelitian. (Nursalam, 2017).

Variabel penelitian ini adalah Tentang Peran Orang Tua dalam

Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Anak Usia Dini Masa

Pandemi Covid – 19 di Dusun Jombangan Desa Tertek Kecamatan Pare

Kabupaten Kediri.

4.6.2 Pengukuran

Pengukuran adalah fenomena dengan maksud agar dilakukan

analisa menurut aturan tertentu. Dua karakteristik alat ukur yang harus

diperhatikan peneliti adalah validitas menyatakan apa yang seharusnya

diukur dan reliabilitas (keadaan) (Nursalam, 2014).

Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan kuesioner.

4.6.3 Definisi operasional

Definisi oprasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang

diamatai dari suatu yang didefinisikan tersebut, karakteristik yang dapat

diamati (diukur) itulah yang merupakan kunci definisi oprasional. Dapat di

amati artinya memungkinkan penelitian untuk melakukan observasi atau


45

pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau venomena yang

kemudian dapat dimulai lagi oleh orang lain (Nursalam, 2017).

Tabel 4.1 Definisi operasional Peran Orang Tua Dalam Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat Pada Anak Usia Dini Masa Pandemi Covid – 19 di Dusun Jombangan Desa Tertek

Kecamatan Pare Kabupaten Kediri.

Variabel Definisi Parameter Alat ukur Skala Skor


Penelitian Operasional
Peran peran orang Peran orang tua Menggunakan kuesioner
orang tua tua merupakan sebagai pendidik Kuesioner Ordinal yang disusun dengan
dalam cara yang dengan indikator indikator PHBS meliputi
penerapan digunakan PHBS: skor:
PHBS oleh orang tua 1. Menggunakan
pada anak berkaitan air bersih 1. Dilakukan :3
usia dini dengan 2. Mencuci 2. Kadang – kadang : 2
masa pandangan tangan dengan 3. Tidak pernah :1
pandemi mengenai air bersih dan
covid – 19 tugas yang sabun. Dengan Kriteria
harus 3. Menggunakan 1. Baik : 76 – 100%
dijalankan jamban sehat 2. Cukup : 56 - 75%
dalam 4. Memberantas 3. Kurang : ≤ 56 %
mendidik dan jentik nyamuk (Nursalam, 2014)
membimbing 5. Makan buah
anak. dan sayur
setiap hari
6. Melakukan
aktivitas fisik
setiap hari
1)
4.7 Teknik, Instrumen dan Proses Pengumpulan Data

4.7.1 Proses Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada

subjek dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang di perlukan

dalam suatu penelitian (Nursalam, 2017).

1. Setelah selesai ujian proposal mengajukan untuk di uji etik sampai

mendapatkan surat keterangan laik etik.


46

2. Mengajukan surat pengantar kepada ketua prodi D3 Keperawatan

STIKES Karya Husada Kediri

3. Mengajukan surat ijin penelitian ke Kepala Desa Tertek Kecamatan

Pare Kabupaten Kediri.

4. Melakukan koordinasi dengan Kepala DesaTertek Kecamatan Pare

Kabupaten Kediri.

5. Melakukan pendekatan melalui media whatsaap dengan masuk di grup

yang berisi orang tua yang mempunyai anak dengan usia 3 - 6 tahun di

Dusun Jombangan Desa Tertek Kecamatan Pare Kabupaten Kediri dan

menyerahkan persetujuan kepada para responden (Informed Consent )

6. Membagikan kuesioner kepada responden melalui google form.

7. Responden Mengisi Kuesioner melalui google form, responden

mengirimkan Kuesioner tersebut, dan Kemudian peneliti menerima

hasil tersebut.

8. Pengolahan Data

4.7.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2014).

Jenis instrumen penelitian yang dapat dipergunakan pada ilmu

keperawatan dapat diklasifikasikan menjadi 5 bagian, yang meliputi

pengukuran: biofisiologis, observasi, wawancara, koesioner dan skala

(Nursalam, 2017).

Dalam penelitian ini Instrumen data yang digunakan adalah

kuesioner yaitu kuesioner yang disusun dengan indikator PHBS sejumlah


47

18 pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden dalam laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui.

Kuesioner adalah pengukuran dimana penelitian mengumpulkan

data secara formal kepada subjek untuk menjawab pertanyaan secara

tertulis (Nursalam, 2017).

4.8 Analisa Data

Analisa data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh

responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisa data

adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden,

mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan

data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab

rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis

yang telah diajukan (Sugiyono, 2014).

Data yang telah terkumpul kemudian dilanjutkan dengan

pengolahan data dengan teknik deskriptif, yaitu suatu teknik pengolahan

data yang berfungsi untuk meringkas, mengklasifikasi dan menyajikan

data (Hidayat, 2011). Bila Pertanyaan dengan jawaban Dilakukan diberi

skor 3, Kadang – kadang diberi skor 2, dan Tidak pernah diberi skor 1.

Kemudian hasil dimasukkan kedalam rumus presentase.

Rumus yang digunakan adalah

𝑆𝑃
P = 𝑆𝑀 × 100%

Keterangan:

P :Presentase
48

SP :Skor perolehan

SM :Skor maksimal

Dari skor dapat di presentasekan untuk tingkat pelaksanaan skala

ordinal yaitu:

1. Baik : 76 – 100%

2. Cukup : 56 - 75%

3. Kurang : ≤ 56 %

(Nursalam, 2014)

Data yang telah diketahui kemudian diinterpretasikan dengan

ketentuan sebagai berikut

100% : Seluruh responden

76%-99% : Hampir seluruh responden

51%-75% : Sebagian besar responden

50% : Setengah dari responden

26%-49% : Hampir setengah dari responden

1%-25% : Sebagian kecil dari responden

0% : Tidak satupun dari responden

(Arikunto, 2010)

4.9 Etika Penelitian

Etik penelitian berfungsi untuk melindungi hak – hak responden

sehingga masalah etik yang ditekankan pada penelitian ini adalah :

4.9.1 Lembar persetujuan (Informed Concent)

“Informed Consent” Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan


49

informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden (Hidayat, A.

Aziz. Alimul, 2011).

4.9.2 Tanpa nama (Anonimity)

Masalah etik keperawatan merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subyek penelitian dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur

dan hanya menuliskan kode pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan

kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan

disajikan. (Hidayat, A. Aziz. Alimul, 2011).

4.9.3 Kerahasiaan (Confidentially)

Masalah ini merupakan masalah etik yang memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah - masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya

oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada

hasil riset (Hidayat,A.Aziz Alimul, 2011)


50

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian dan pembahasan yang

telah dilaksanakan Peran Orang Tua (Sebagai Pendidik) dalam Penerapan

Perilaku Bersih dan Sehat Pada Anak Usia 3 - 6 th Masa Pandemi Covid -

19. Pelaksanaan penelitian selama 8 hari pada tanggal 22 Desember - 30

Desember 2020 dengan responden sebanyak 40 responden. Hasil

Penelitian ini meliputi data umum dan data khusus.

Data umum yang terdiri karekteristik responden berdasarkan Usia

Orang Tua, Pendidikan Orang Tua, Pekerjaan Orang Tua, Tingkat

Pendapatan Perbulan beserta data anak yang meliputi Usia Anak, Anak ke

Berapa dan Sumber Informasi yang di peroleh Orang Tua tentang

Penerapan PHBS pada anak dan orang tua mendapatkan informasi tersebut

dari mana. Apakah dari media elektronik, sosial media, buku/majalah, atau

tidak ada. Sedangkan data khusus terdiri dari Peran Orang Tua (Sebagai

Pendidik) dalam Penerapan PHBS pada Anak.


51

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Data Umum

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Orang Tua

USIA ORANG TUA


2% 2%

15%
22% 20 - 25 th

26 - 36 th
22%
31 - 35 th

36 - 40 th
37%
41 - 45 th

> 46 th

Sumber data: Kuesioner,Diah Ayu 22 - 30 Desember 2020.

Gambar 5.1: Diagram pie Kareteristik Responden Berdasarkan Usia Orang


Tua di Dusun J, tanggal 22 - 30 Desember 2020.

Berdasarkan diagram Pie di atas menunjukkan bahwa 40

responden, hampir setengah responden berusia 31 - 35 tahun sebanyak 14

responden (37,5%), hampir sebagian kecil dari responden berusia >46

tahun sebanyak 1 responden (2,5%).


52

b. Pendidikan Orang Tua

PENDIDIKAN ORANG TUA

9%
28%
18%
SD/MI
SMP/Sederajat
SMA/Sederajat
48% Perguruan Tinggi

Sumber data : Diah Ayu, Google Form Kuesioner, 22 - 30 Desember 2020.

Gambar 5.2: Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan


Orang Tua di Dusun J, tanggal 22 - 30 Desember 2020.

Berdasarkan Diagram pie diatas menunjukkan bahwa dari 40

responden, hampir setengah dari responden berpendidikan SMA/Sederajat

sebanyak 19 responden (47,5%), sebagian kecil dari responden

berpendidikan SD/MI sebanyak 3 responden (7,5%).


53

c. Pekerjaan Orang Tua

PEKERJAAN ORANG TUA

15% 9%
Petani
28%
Swasta
25%
PNS
Ibu Rumah Tangga
25% Wiraswasta, dll

Sumber data : Kuesioner Diah Ayu, tanggal 22 - 30 Desember 2020.

Gambar 5.3: Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan


Orang Tua di Dusun J, tanggal 22 - 30 Desember 2020.

Berdasarkan Diagram pie di atas menunjukkan bahwa dari 40

responden, hampir setengah dari responden bekerja sebagai swasta sebanyak

11 responden (27,5%), sebagian kecil dari responden bekerja sebagai

wiraswasta sebanyak 6 responden (15%).


54

d. Pendapatan Perbulan

PENDAPATAN PERBULAN

9%
23%
28%
500.000
500.000 - 1. 500. 000
2.000. 000 - 3.000. 000
43%
>3.000. 000

Sumber data : Kuesioner Diah Ayu, Tanggal 22 - 30 Desember 2020.

Gambar 5.4: Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan


Perbulan di Dusun J, tanggal 22 - 30 Desember 2020.

Berdasarakan Diagram pie di atas menujukkan bahwa 40 responden,

hampir setengah dari responden berpendapatan perbulan 500.000 - 1.500.000

sebanyak 17 responden (42,5%), sebagian kecil dari responden berpendapatan

perbulan >3.000. 000 sebanyak 3 responden (7, 5%).


55

e. Usia Anak

Usia Anak

19%
31%

16% 3 th
4 th
5 th
34% 6 th

Sumber data : Kuesioner Diah Ayu, Tanggal 22 - 30 Desember.

Gambar 5.5: Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Anak di


Dusun J, Tanggal 22 - 30 Desember 2020.

Berdasarkan Diagram pie di atas menujukkan bahwa 40 responden,

hampir setengah dari responden mempunyai anak berusia 4 tahun sebanyak

13 responden (32,5%), sebagian kecil dari responden mempunyai 3 tahun

sebanyak 6 responden (15%).


56

f. Anak Ke Berapa

Anak Ke Berapa
0%
5%
25%
33%
Anak Ke - 1
Anak ke - 2
Anak ke - 3

37% Anak ke - 4
Anak ke >5

Sumber data : Kuesioner Diah Ayu, Tanggal 22 - 30 Desember 2020.

Gambar 5.6 : Diagram Pie Berdasarkan Karakteristik Responden Anak Ke


Berapa di Dusun J, tanggal 22 - 30 Desember 2020.

Berdasarkan menunjukkan bahwa di atas menunjukkan bahwa 40

responden, hampir setengah dari responden mempunyai anak ke - 2 sebanyak

15 responden (37,5 %), sebagian kecil dari responden mempunyai anak ke - 1

sebanyak 10 responden (25%).


57

g. Sarana Informasi

SARANA INFORMASI

0%
10%
40% Media Elektronik
Buku
sosial media
50%
koran/majalah
tidak ada
0%

Sumber data : Kuesioner Diah Ayu, Tanggal 22 - 30 Desember 2020.


Gambar 5.7 : Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan Sarana
Informasi di Dusun J, Tanggal 22 - 30 Desember 2020.

Berdasarkan Diagram pie diatas menunjukan bahwa 40 responden,

setengah dari responden mendapatkan sarana informasi dari sosial media

sebanyak 20 responden (50%), tidak satupun responden mendapatkan sarana

informasi dari Koran/majalah sebanyak 0 responden (0%).


58

5.1.2 Data Khusus

Data Khusus menyajikan hasil tabulasi tiap - tiap variable dan

tabulasi yang menggambarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap

responden mengenai peran orang tua (Sebagai Pendidik) PHBS pada anak

usia 3 - 6 tahun masa pandemi covid - 19 di Dusun “J” pada tanggal 22 -

30 Desember 2020.

Tabel. 5.1 Peran orang tua (Sebagai Pendidik) dalam Penerapan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat Pada Anak Usia 3 - 6 tahun Masa
Pandemi Covid - 19 di Dusun “J” pada tanggal 22 - 30
Desember 2020.
No Kriteria Jumlah Presentase

1. Baik 24 60%

2. Cukup 15 37,5%

3. Kurang 1 2,5%

Jumlah 40 100%
S
Sumber data : Kuesioner Diah Ayu, tanggal 22 - 30 Desember 2020.

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa total dari 40

responden, sebagian besar responden memiliki kriteria peran yang baik

yaitu sebanyak 24 responden (60 %), hampir setengah dari responden

memiliki kriteria peran yang cukup yaitu sebanyak 15 responden (37,5 %),

dan sebagian kecil responden memiliki kriteria peran yang kurang yaitu

sebanyak 1 responden (2,5%).


59

5.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian pada peran orang tua (sebagai

pendidik) dalam penerapan PHBS pada anak khususnya anak usia 3 - 6

tahun masa Pandemi covid - 19 yang dilakukan di Dusun “J” pada tanggal

22 - 30 Desember 2020, didapatkan sebanyak 40 responden orang tua.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut didapatkan hasil sebagian besar

responden yaitu dengan presentase 60% memiliki kriteria peran yang baik

sebanyak 24 responden, hampir setengah dari responden dengan

presentase 32,5% memiliki kriteria peran yang cukup sebanyak 15

responden, dan sebagian kecil dari responden yaitu dengan presentase

2,5% memiliki kriteria yang kurang sebanyak 1 responden.

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah sekumpulan

perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil

pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau

masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) dibidang kesehatan

dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. (Lily S.

Sulistyowati, 2011). Dalam penerapan perilaku hidup bersih dan sehat

diperlukan adanya peran orang tua.

Peran orang tua merupakan kegiatan keterlibatan aktif orang

dewasa terhadap anak. Pusat pendidikan yang pertama adalah lingkungan

keluarga, pendidikan di lingkungan keluarga sangat strategis untuk

persiapan hidup di masyarakat. Orang tua akan menjadi contoh bagi anak,

anak harus bisa memberikan keteladanan dan kebiasaan sehari - hari yang

baik itu, sebaiknya diberikan oleh orang tua sejak kecil atau kanak - kanak
60

karena hal itu dapat berpengaruh terhadap perkembangan jiwa anak. Orang

tua mampu menyediakan kebutuhan materi anak-anaknya secara

memuaskan tetapi kebutuhan pendidikan tidak terpenuhi. Anak tidak

dipersiapkan menjadi manusia yang dewasa seperti tujuan yang hendak di

capai oleh pendidikan. Anak berkembang tanpa adanya polah yang hendak

dituju, tetapi berkembang dengan sendirinya (Ariyani, 2016).

Macam - macam peran orang tua menurut BKKBN Peran orang tua

dibagi menjadi beberapa macam diantaranya yaitu sebagai pendidik,

panutan, pendamping, konselor dan komunikator (surjawti, 2014)

Faktor - faktor yang mempengaruhi peran orang tua yaitu usia,

jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, paparan informasi,

pengalaman, sosial dan budaya, lingkungan. (Nurhayati P, 2020)

Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 - 8

tahun. Menurut Beichler dan Snowman (Dwi Yulianti, 2010), anak usia

dini adalah anak yang berusia antara 3 - 6 tahun. Masa usia dini (0 - 6

tahun) merupakan masa keemasan (golden age) dimana stimulasi seluruh

aspek perkembangan berperan penting untuk tugas perkembangan

selanjutnya. Masa awal kehidupan anak merupakan masa terpenting dalam

rentang kehidupan seseorang anak. Pada masa ini pertumbuhan otak

sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat (eksplosif). (Putri

Hanna. P, 2017)
61

Coronavirus adalah virus RNA dengan ukuran partikel 120 - 160

nm. Virus ini utamanya menginfeksi hewan, termasuk di antaranya adalah

kelelawar dan unta.

Sebelum terjadinya wabah covid - 19, ada 6 jenis coronavirus yang

dapat menginfeksi manusia, yaitu alphacoronavirus229E, alphacoronavirus

NL63, betacoronavirus OC43, betacoronavirus HKU1, (SARS-CoV) Severe

Acute Respiratory Illness Coronavirus, dan (MERS-CoV) Middle East

Respiratory Syndrome Coronavirus. (Aditya Susilo dkk, 2020).

Coronavirus yang menjadi etiologi Covid-19 termasuk dalam

genus betacoronavirus. Hasil analisis filogenetik menunjukkan bahwa

virus ini masuk dalam subgenus yang sama dengan coronavirus yang

menyebabkan wabah Severe Acute Respiratory Illness (SARS) pada 2002-

2004 silam, yaitu Sarbecovirus. (Zhu dkk, 2020).

Atas dasar ini, International Committee on Taxonomy of Viruses

mengajukan nama SARS-CoV-2. (Gorbalenya dkk, 2020).

Sampel yang diteliti menunjukkan etiologi coronavirus baru.

Awalnya, penyakit ini dinamakan sementara sebagai 2019 novel

coronavirus (2019-nCoV), kemudian WHO mengumumkan nama baru

pada 11 Februari 2020 yaitu Coronavirus Disease (Covid-19) yang

disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2

(SARS-CoV-2). (Adityo Susilo dkk, 2020).


62

Hasil penelitian didapatkan hampir setengah dari responden berusia

31 - 35 tahun yaitu sebanyak 14 responden (37,5%). Bertambahnya umur

orang tua dapat berpengaruh dengan pertambahan peran yang

diperolehnya., tetapi umur - umur tertentu atau menjelang usia lanjut

kemampuan penerimaan bahkan mengingat suatu pengetahuan orang tua

dalam menerapkan peran akan berkurang. Bisa diperkirakan bahwa IQ

akan menurun sejalan bertambahnya usia, khususnya beberapa

kemampuan yang lain seperti kosa kata dan pengetahuan umum. Hal ini

terbukti dengan beberapa penelitian yang melaporkan bahwa orang tua

yang lebih muda akan lebih mudah menerima inovasi baru daripada orang

tua yang lebih tua (Nurhayati P, 2020).

Hal ini membuktikan bahwa semakin tua usia orang tua maka

peran orang tua semakin bertambah namun, pada usia tertentu atau lanjut

usia maka daya ingat orang tua akan berkurang sehingga peran orang tua

akan berkurang dan usia orang tua yang tidak terlalu tua daya ingatnya

masih di katakan normal sehingga karena hal tersebut orang tua masih

dapat melaksanakan peraanya sebagai orang tua dengan baik terutama

dalam mendidik anaknya dalam penerapan PHBS masa pandemic covid -

19.

Hasil penelitian yang dapatkan hampir setengah dari responden

berpendidikan tingkat SMA/sederajat yaitu sebanyak 19 responden

(47,5%) dan hampir setengah dari responden berpendidikan Perguruan

tinggi yaitu sebanyak 12 responden (30%). Tingkat pendidikan orang tua

secara tidak langsung mempengaruhi kelangsungan pendidikan anak.


63

Menurut Wardhani dalam Nilawati (2013: 36) pendidikan orang tua akan

memberikan pengaruh terhadap pola berpikir pada anak serta orientasi

pendidikan pada anaknya. (Novrinda et al, 2017). Hal ini membuktikan

bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua juga akan

mempengaruhi peran orang tua dalam mendidik anaknya dengan tingkat

pendidikan orang tua yang tinggi orang tua dapat mendapat pengetahuan

untuk melaksanakan peran sebagai orang tua dalam mendidik anaknya

dengan baik terutama penerapan PHBS masa pandemic covid - 19 ini.

Hasil penelitian yang didapatkan hampir setengah dari responden

bekerja sebagai swasta yaitu sebanyak 11 responden (27,5%). Pekerjaan

merupakan suatu mata pencaharian orang tua untuk memenuhi kebutuhan

rumah tangga serta kebutuhan materi anaknya, orang tua bekerja untuk

memberikan pendidikan tinggi kepada anaknya. Hal ini mempengaruhi

orang tua dalam melaksanakan perannya dimana orangtua berperan

menyiapkan dan memenuhi kebutuhan anaknya terutama memberikan

pendidikan.

Hasil penelitian yang didapatkan hampir setengah dari responden

berpendapatan perbulan 500.000 - 1.500.000 sebanyak 17 responden

(42,5%). Tingkat pendapatan orang tua juga akan menentukan Peran,

karena untuk memenuhi tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk

kebutuhan anak, sehingga tingkat pendapatan ini akan mempengaruhi

peran orang tua. (Nurhayati P, 2020). Hal ini membuktikan bahwa tingkat

pendapatan orang tua juga akan mempengaruhi peran orang tua terutama

dalam memenuhi kebutuhan anaknya.


64

Hasil penelitian yang didapatkan setengah dari responden

mendapatkan sarana informasi dari sosial media yaitu sebanyak 20

responden (50%). Informasi dapat diperoleh dari pendidikan formal

maupun non formal. Sumber informasi dapat berupa media cetak maupun

media elektronik, seperti televisi, radio, komputer, surat kabar, buku, dan

majalah. Seseorang yang mudah mengakses informasi akan lebih cepat

mendapat pengetahuan. Dengan memperoleh informasi dari media – media

tersebut pengetahuan orang tua dalam menerapkan perannya semakin

bertambah. (Nurhayati P ,2020). Hal ini membuktikan bahwa paparan

informasi/sumber informasi sangat penting serta berpengaruh terhadap

peran di karenakan dengan sumber informasi yang banyak maka orang tua

dapat mudah mengakses sumber pengatuhuan yang akan digunakan orang

tua sebagai panduan belajar orang tua dalam menjalankan perannya

terutama dalam mendidik anak untuk menerapkan PHBS masa pandemic

covid - 19.

Hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden dalam

kriteria peran yang baik yaitu sebanyak 24 responden (60%) dan hampir

setengah dari responden yaitu sebanyak 15 responden (37,5 %) dalam

kriteria peran yang cukup. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor salah

satunya paparan informasi dan tingkat pendidikan. Dalam hal ini

didapatkan dari hasil penelitian yaitu sebanyak 21 responden (50%)

memeperoleh paparaan informasi dari sosial media. Informasi dapat

diperoleh dari pendidikan formal maupun non formal. Sumber informasi

dapat berupa media cetak maupun media elektronik, seperti televisi, radio,
65

komputer, surat kabar, buku, dan majalah. Seseorang yang mudah

mengakses informasi akan lebih cepat mendapat pengetahuan. Dengan

memperoleh informasi dari media – media tersebut pengetahuan orang tua

dalam menerapkan perannya semakin bertambah. Seiring majunya

teknologi dapat mempengaruhi peran orang tua dalam menginovasi

perannya yang dapat memberi pengaruh sehingga menghasilkan perubahan

atau peningkatan peran. (Nurhayati P, 2020).

Sedangkan tingkat pendidikan, pendidikan mempunyai peranan

yang penting untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara

karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan

mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Dalam penelitian ini

didapatkan sebanyak 19 responden (47,5 %) tingkat pendidikan akhir

SMA/sederajat dan didapatkan sebanyak 12 responden (30%) tingkat

pendidikan perguruan tinggi. Dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan

yang tinggi mempengaruhi pengetahuan orang tua dalam menerapkan

peran terutama penerapan PHBS pada anak. Dimana pendidikan dapat

diartikan sebagai proses kegiatan mengubah perilaku individu menuju

kedewasaan. Hal ini sejalan dengan teori menurut Purba dan Yusnaidi

(2014: 10) bahwa “Pendidikan merupakan usaha sadar dan penuh

tanggung jawab dari orang dewasa dalam membimbing, memimpin dan

pertanyaan timbul dalam pelaksanaan. Semakin tinggi tingkat pendidikan

orang tua semakin tinggi pula tingkat pengetahuan orang tua dalam

menerapkan peran terutama untuk mendidik anak”. (Cornelia, 2019).


66

Hasil penelitian yang didapatkan sebagian kecil dari responden

yaitu sebanyak 1 responden (2,5%) memiliki kriteria peran yang kurang.

Diketahui responden tersebut tingkat pendidik akhir nya yaitu SD/MI dan

tidak mendapat paparan informasi sehingga hal tersebut dapat disimpulkan

responden yang tingkat pendidikan nya rendah dan tidak mendapatkan

paparan informasi tentang penerapan PHBS memiliki kriteria yang kurang.

Karena orang tua kurang mengakses informasi serta pengetahuan

bagaimanacara penerapan PHBS yang benar terutama pada masa

pandemic covid - 19 ini.


67

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar

responden memiliki kriteria peran yang baik.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberi saran sebagai berikut :

6.2.1 Bagi Responden

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman

dan wawasan responden mengenai Peran orang tua (sebagai

pendidik) dalam penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS).

6.2.2 Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah ilmu dan

wawasan tentang Peran orang tua (sebagai pendidik) dalam

penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

6.2.4 Bagi Tempat Penelitian

Diharapkan dusun “J” dapat memberikan penyuluhan

kepada penduduk desa khususnya orang tua tentang penerapan

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan baik.

6.2.5 Bagi Institusi Pendidikan

Dapat diharapkan dari hasil penelitian ini dapat digunakan

sebagai referensi/sumber informasi bagi Institusi pendidikan.


DAFTAR PUSTAKA

Adityo Susilo, C. Martin Rumende, Ceva W Pitoyo, Widayat Djoko Santoso,


Mira Yulianti, Herikurniawan, Robert Sinto, Gurmeet Singh, Leonard
Nainggolan, Erni J Nelwan, Lie Khie Chen, Alvina Widhani, Edwin Wijaya,
Bramantya Wicaksana, Maradewi Maksum, Firda Annisa, Chyntia OM
Jasirwan, Evy Yunihastut. (2020). Coronavirus Disease 2019: Tinjauan
Literatur Terkini Jurnal Penyakit Dalam Indonesia. 7, (1), Maret 2020. 45 –
67.
Ahmad Kholid. (2012). Promosi Kesehatan Dengan Pendekatan Teori
Perilaku,Media dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers.
Apriliana Kuntoro Astuti. (2016). Pelaksanaan Perilaku Sehat Pada Anak Usia
Dini Di PAUD Puwomukti Desa Batur Kecamatan Getasan Scholaria.
Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan. 6, (3), September 2016.
Ardini S Raksanagara , Ahyani Raksanagara. ( 2015). Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat Sebagai Determinan Kesehatan Yang Penting pada Tatanan Rumah
Tangga di Kota Bandung. Jurnal Sistem Kesehatan. 1, (1) , 2015. 30 – 34.
doi: https://doi.org/10.24198/jsk.v1i1.10340
Arief. A. (2017). Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Perilaku Sehat Pada
Mahasiswa Yang Memiliki Riwayat Keluarga Hipertensi. Skripsi Thesis.
Universitas Mercu Buana Yogyakarta : 11 – 35.
Arthini, Ni Wayan Dewi (2019) Keterampilan Menyikat Gigi Sebelum Dan
Sesudah Penyuluhan Kesehatan Gigi Dan Mulut Di Kecamatan Mengwi
Kabupaten Badung Tahun 2019 Diploma thesis, Poltekkes Kemenkes
Denpasar: 1689 -1699.
Atikah Proverawati dan Eni Rahmawati. (2012). Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat. Yogyakarta: Nuha Medika.
Bello. L. Del. (2020). How Covid-19 could redesign our world. BBC Future.
https://www.bbc.com/future/article/20200527-coronavirus-how-covid-19-
could-redesign-our-world. Di akses pada 18 agustus 2020.
Cornelia, (2018). Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orang Tua Dan
Keakraban Orang Tua Dengan Anak Dirumah Terhadap Karakter Peserta
Didik Di Kelas IV SDN 066048 Medan Helvetia T.A 2018/2019.

68
KOMUNIKOLOGI : Jurnal Pengembangan Ilmu Komunikasi Dan Sosial. 3
(1), 2019. 59 - 68
Damayanti. (2017). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perilaku Sosial
Anak di Kelompok B1 TK Kemala Bhayangkari 01 Pim Staf Besusu
Tengah. jurnal Stikes, 4 (.3), 1- 13.
Dinkes Kabupetan Kediri, (2020). Profil Kesehatan Kabupaten Kediri.
https://dinkes.kedirikab.go.id/?hal=dbet&id=189
Dr. Sri Tatminingsih, Dr Hodiqotul Lulu, Lin Cintasih. (2019). Dasar – Dasar
Pendidikan Anak Usia Dini . Universitas Terbuka: Tanggerang Selatan.
Dwi Yulianti. (2010). Bermain sambil Belajar Sains di Taman Kanak - kanak.
Jakarta: PT Indeks.
Faozy. I (2017). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Siswa Kelas VIII SMP Negri 1
Bumijawa Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2016/2017. Skripsi Universitas
Negeri Yogyakarta: 54 – 60.
Fauziddin, M. (2016). Peningkatan Kemampuan Kerja Sama melalui Kegiatan
Kerja Kelompok Pada Anak Kelompok A TK Kartika Salo Kabupaten
Kampar. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2, (1), 2016.
Hlm. 29 – 45.
Fehr AR and Perlman S. Coronaviruses: An Overview of Their Replication and
Pathogenesis. Methods Mol Biol. 2015;1282:1-23. doi: 10.1007/978-1-
4939-2438-7_1.
Gorbalenya AE, Baker SC, Baric RS, de Groot RJ, Drosten C, Gulyaeva AA, et
al. The species Severe acute respiratory syndrome-related coronavirus:
classifying 2019-nCoV and naming it SARS-CoV-2. Nat Microbiol. 2020;
published online March 2. DOI : 10.1038/s41564-020-0695-z.
Hanoatubun. S. (2020). Dampak Covid – 19 Terhadap Perekonomia Indonesia.
EduPsyCouns: Journal of Education, Psychology and Counseling. 2(1), 146
-153.
Hendri, (2017). Peran Pola Asuh Orang Tua Terhadap Pembentukan Konsep Diri
Pada Anak. Journal At-Taujih: Bimbingan dan Konseling Islam. 2 (2) Juli -
Desember 2019. 56 – 71.

69
Hidayat, A. A. (2011) Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif.
Jakarta: Selemba Medika.
Ihsani, I., & Santoso, M. B. (2020). Edukasi Sanitasi Lingkungan Dengan
Menerapkan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Pada Kelompok Usia
Prasekolah Di Taman Asuh Anak Muslim Ar-Ridho Tasikmalaya. Prosiding
Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 6, (3), Desember 2019.
289 – 296.
Istiana. Y (2017). Konsep – Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
DIDAKTIKA: Jurnal Pemikiran Pendidikan. 20, (2), November 2017. 90 -
98.
Kementrian Kesehatan RI. (2011). Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat, Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Kurniati, Euis Nur Alfaeni, Dina Kusumanita Andriani, Fitri. (2021). Analisis
Peran Orang Tua dalam Mendampingi Anak di Masa Pandemi Covid-19.
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. 5 .(1 ), (2021).
La Ode Anhusadar , Islamiyah, (2020). Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat Anak Usia Dini di Tengah Pandemi Covid – 19. Jurnal Obsesi: Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini, 5, (1). 463 - 475.
Lilis Madyawati. (2016). Strategi Pengembangan Bahasa Pada Anak. Jakarta:
Kencana.
Lily S Sulistyowati, (2011). Prototype Kawasan Tanpa Rokok, Penerbit
Kemenkes RI, Jakarta.
Marmi & Margiyati. (2013). Pengantar Psikologi kebidanan. Yogyakarta:
Pustaka Plajar (anggota IKAPI).
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2014). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Novi Berliana , Effendi Pradana, (2016). Hubungan Peran Orang Tua, Pengaruh
Teman Sebaya Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat. Jurnal
Endurance, 1, (2), June 2016. 75 – 80.
Novrinda N, Nina K, Yulidesni , (2017). Peran Orang Tua Dalam Pendidikan Usia
Dini Ditinjau Dari Latar Belakang Pendidikan. Jurnal Ilmiah POTENSIA. 2,
(1), 2017. 39 - 46.

70
Nur Adiyanti. (2017). Pengembangan Bicara Anak Usia Dini Dengan
Menggunakan Media Pembelajaran Visual di Ba Aisyiyah Gatak Delanggu.
Skiripsi IAIN Surakarta : 22 – 30.
Nur 'Aisyatinnaba', Anwar Sutoyo. (2016). Peran Orang Tua dalam Memotivasi
Belajar Siswa. Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and
Application. 5, (4), Desember 2016.
Nurhayati, P (2020) . Gambaran Peran Ibu dalam Pencegahan Cacingan Pada
Balita. Karya Tulis Ilmiah. Stikes Karya Husada Kediri : 45 – 50.
Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis
Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.
Obella. Z, N. Adliyani. (2015). Pengaruh Perilaku Individu Terhadap Hidup
Sehat. Medical Journal Of Lampung University. 4, 7, Juni 2015. 109 – 114.
Parwanto. M. L. E. (2020). Virus Corona (2019-nCoV) Penyebab COVID-19.
Jurnal Biomedika dan Kesehatan,. 3,(1),Maret 2020 .
PDPI. (2020). Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Panduan Praktik Klinis
Pnemounia 2019n-Cov. PDPI: Jakarta.
Pratiwi, M. R., Mukaromah, & Herdiningsih, W. (2018). Peran Pengawasan
Orangtua Pada Anak Pengguna Media Sosial. Jurnal Penelitian Pers dan
Komunikasi Pembangunan 22, (1), Juni 2018. 37 – 57.
Prita E Pratiwi. (2015). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan
Rumah Tangga Using (Study Kualitatif di Desa Kemiren Kecamatan Glagah
Kabupaten Banyuwangi. Skripsi. Universitas Jember : 32 – 78.
Puspitawati, H. (2013). Konsep dan Teori Keluarga. Gender Dan Keluarga, 4
(Zeitlin 1995), 1–16. doi:
https://doi.org/10.1249/01.mss.0000074580.79648.9d
Putri Hana. P. (2017). Analisis Penggunaan Gadget terhadap Kemampuan
Interaksi Sosial pada Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan
Anak Usia Dini. 1, (1), (2017) . 1 - 11.
Rakhmawati, I. (2015). Peran Keluarga dalam Pengasuhan Anak. Jurnal
Bimbingan Konseling Islam. 6, (1), Juni 2015. 1-16.

71
Satgas Penanganan Covid – 19, (2020). Peta Sebaran Covid- 19. Komite
Penanganan. COVID – 19 Dan Pemulihan Ekonomi Nasional.
https://covid19.go.id/peta-sebaran.
Schoeman D and Fielding BC. Coronavirus envelope protein: current knowledge.
Virol J. 2019;16:69. doi: 10.1186/s12985-019-1182-0.
Seay, A., Freysteinson, W. M., & McFarlane, J. (2014). Positive Parenting.
Nursing Forum. https://doi.org/10.1111/nuf.12093.
Sri Siswani dan Anggita Cahyani Rizki. (2018). Hubungan Antara Pengetahuan
Ibu Rumah Tangga Dengan Penerapan PHBS di Wilayah RW 07 Kelurahan
Cijantung Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur Tahun 2017. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, Vol (2), 1, April 2018. 16 – 29.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan :Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. (Bandung). Alfabeta.
Sujarwati, Anafrin Yugistyowati, Kayat Haryanti, (2015). Peran Orang Tua dan
Sumber Informasi dalam Pendidikan Seks dengan Perilaku Seksual Remaja
pada Masa Pubertas di SMAN 1 Turi. Jurnal Ners dan Kebidanan
Indonesia, 2, (3), September 2014. 112 – 116.
Tabi’in. A. (2020). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Anak Usia
Dini Sebagai Upaya Pencegahan Covid 19. Jea (Jurnal Edukasi Aud)
Pendidikan Islam Anak Usia Dini Universitas Islam Negeri Antasari
Banjarmasin. 6, (1), Januari - Juni 2020. 58 – 73.
Taubah, M. (2016). Pendidikan Anak Dalam Keluarga Perspektif Islam
Mufatihatut Taubah (Dosen STAIN Kudus Prodi PAI). Jurnal Pendidikan
Agama Islam, 3, (1). 109 – 136.
Tori Rihiantoro. (2016). Peran Orang Tua Dalam Kebiasaan Mencuci Tangan
Pada Anak Usia 6 - 8 Tahun. Jurnal Keperawatan, 12, (1), April 2016. 161I
– 172.
Triwibowo, C. (2015). Pengantar Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Wang Z, Qiang W, Ke H. A Handbook of 2019-nCoV Pneumonia Control and
Prevention. Hubei Science and Technologi Press. China; 2020

72
Wiranata, I. G. L. .A. (2020). Penerapan Positive Parenting Dalam Pembiasaan
Pola Hidup Bersih Dan Sehat Kepada Anak Usia Dini. Pratama Widya:
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. 5, (1), April 2020.
Zaldy Munir. (2010). Pengertian Orang Tua. Bandung : PT. Refika Aditam.
Zhou P, Yang X, Wang X, et al. A pneumonia outbreak associated with a new
coronavirus of probable bat origin. Nature. 579, 270–273 (2020). doi:
10.1038/s41586-020-2012
Zhu N, Zhang D, Wang W, Li X, Yang B, Song J, et al. A Novel Coronavirus
from Patients with Pneumonia in China, 2019. N Engl J Med.

73
Lampiran 1

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN


(INFORM CONSENT)

Kepada
Yth. Calon Responden
Di tempat

Dengan Hormat,
Saya mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada Kediri
Program Studi Diploma III Keperawatan. Saya bermaksud melaksanakan
penelitian untuk dijadikan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas
akhir Diploma III Keperawatan STIKES Karya Husada Kediri.
Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui. Peran Orang Tua dalam
Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pada Anak Usia Dini Masa Pandemi
Covid – 19 di Dusun Jombangan Desa Tertek Kecamatan Pare Kabupaten Kediri.
Sehubungan dengan hal tersebut, saya mohon kesediaan saudara atau
saudari untuk menjadi responden. Kesediaan saudara atau saudari menjadi
responden bersifat suka rela. Saya akan menjamin kerahasiaan mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan data yang diberikan terhadap saya. Apabila selama
pelaksanaan saudara atau saudari merasa tidak nyaman, saudara atau saudari
mempunyai hak untuk mengundurkan diri. Demikian atas kesediaan saudara atau
saudari, saya ucapkan terima kasih.
Pare, November 2020
Responden Peneliti

(.....................................) (Diah Ayu Wahyu.R)

74
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Kepada
Yth. Calon Responden
Di Tempat
Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswa program studi Diploma III
Keperawatan STIKES Karya Husada Kediri, saya akan melakukan penelitian
tentang “Peran Orang Tua (Sebagai Pendidik) dalam Penerapan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat Pada Anak Usia Dini Masa Pandemi Covid – 19 di Dusun
Jombangan Desa Tertek Kecamatan Pare Kabupaten Kediri”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui. Peran Orang Tua dalam
Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pada Anak Usia Dini Masa Pandemi
Covid – 19 di Dusun Jombangan Desa Tertek Kecamatan Pare Kabupaten Kediri
Untuk keperluan tersebut saya mohon saudara atau saudari untuk bersedia atau
tidak bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, selanjutnya saya mohon
bersedia atau tidak bersedia saudara atau saudari untuk mengisi kuesioner yang
saya sediakan dengan kejujuran dan apa adanya. Jawaban saudara atau saudari
dijamin kerahasiaannya.
Demikian lembar persetujuan ini saya buat. Atas bantuan dan
partisipasinya, saya sampaikan terimaksih.
Pare, November 2020
Responden Peneliti

(.....................................) (Diah Ayu Wahyu. R)

Saksi

(.....................................)

*coret yang tidak perlu

75
Lampiran 3
LEMBARAN PENGUNDURAN DIRI MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :
Usia :
Alamat :
Dengan ini menyatakan sesungguhnya telah
MENGUNDURKAN DIRI
Untuk ikut serta berpartisispasi dalam penelitian
Dengan judul : Peran Orang Tua (Sebagai Pendidik) dalam Penerapan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat Pada Anak Usia Dini Masa Pandemi
Covid – 19 di Dusun Jombangan Desa Tertek Kecamatan Pare
Kabupaten Kediri.

Pare, November 2020

Responden Peneliti

(.....................................) (Diah Ayu Wahyu. R)

Saksi

(.....................................)

76
Lampiran 4
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
No. Responden (diisi oleh peneliti)

DATA DEMOGRAFI RESPONDEN


1. Isi semua pertanyaan sesuai dengan keadaan diri Anda
2. Silakan mengisi pada tempat yang sesuai dan telah disediakan
3. Khusus untuk pertanyaan pilihan pengisian dengan memberikan tanda
centang (√) pada kotak pilihan yang telah disediakan
4. Bila pada pengisisan kuesioner kurang jelas dapat ditanyakan ke peneliti

Usia Orang Tua :


20-25 Tahun
26-30 Tahun
31-35 Tahun
36-40 Tahun
41-45 Tahun
≥46 Tahun
Pendidikan Orang Tua :
SD/MI
SMP /Sederajat
SMA/Sederajat
Perguruan Tinggi
Pekerjaan Orang Tua :
Petani
Swasta
PNS
Ibu Rumah Tangga
Wiraswasta, dll

77
Tingkat Pendapatan perbulan :
500.000
500.000 - 1.500.000
2.000.000 - 3.000.000
>3.000.000
Usia Anak :
3 Tahun
4 Tahun
5 Tahun
6 Tahun
Anak ke berapa :
1
2
3
4
>5
Sumber Informasi yang di peroleh tentang penerapan PHBS :
Media elektronik
Buku
Sosial Media
Koran / Majalah
Tidak ada

78
Lampiran 4
KUESIONER B
Peran Orang Tua (Sebagai Pendidik) dalam Penerapan PHBS Masa
Pandemi Covid - 19

Petujuk:
Kuesioner ini bertujuan untuk menilai Peran Orang Tua (Sebagai
Pendidik) dalam Penerapan PHBS pada saat pandemi. Tidak ada jawaban benar
atau salah. Karenanya, jawablah secara jujur pada masing-masing pernyataan
untuk menyatakan perilaku Anda yang sebenarnya dengan memberikan tanda (√)
pada kolom yang paling sesuai dengan kondisi Anda.
Terdapat 3 pilihan jawaban sebagai berikut:
a. Dilakukan
b. kadang – kadang
c. Tidak pernah

No. Pertanyaan dilakukan Kadang – Kadang Tidak pernah

1. Menjelaskan kepada anak penting nya √


mandi menggunakan air bersih

Kalau Anda menjawab (√) pada kolom dilakukan, itu artinya Anda
melaksanakan hal tersebut jika anda menjawab (√) pada kolom kadang – kadang
berati tidak setiap hari atau jarang, kalau Anda menjawab tidak pernah (√) berati
anda tidak pernah melakukan hal tersebut.

79
Berilah tanda centang (√) pada pertayaan yang anda lakukan !
No. Pertanyaan dilakukan Kadang – Kadang Tidak pernah

1. Menjelaskan kepada anak tentang penting nya


menggunakan air bersih dalam kehidupan
sehari – hari.
2. Menjeslaskan kepada anak tentang pentingnya
mandi menggunakan air bersih.
3. Mengajarkan kepada anak pentingnya
menggunakan air bersih untuk minum.
4. Mengajarkan kepada anak tentang cara
mencuci tangan yang benar dengan teknik 6
langkah
5. Mengajarkan kepada anak untuk mencuci
tangan ketika selesai bermain
6. Mengajarkan tentang pentingnya mencuci
tangan sebelum dan sesudah makan.
7. Mengajarkan anak untuk buang air besar di
jamban
8. Mengajarkan anak untuk membersihkan
jamban setelah buang air besar.
9. Mengajarkan anak cara menjaga kebersihan
jamban
10. Menjelaskan anak tentang bahaya jentik -
jentik nyamuk.
11. Menjelaskan kepada anak tentang pentingya
3M untuk memberatas jentik – jentik nyamuk
12. Mengajarkan kepada anak cara menjaga
kebersihan lingkungan rumah agar jentik –
jentik nyamuk tidak berkembang.
13. Mengajarkan kepada anak tentang pentingnnya
makan sayur- sayuran dan buah – buahan
14. Mengajarkan kepada anak tentang pentingnya
mengkonsumsi makana dengan menu 4 sehat 5
sempurna
15. Mengajarkan kepada anak cara mengkonsumsi
makanan dengan menu yang seimbang.
16. Mengajarkan kepada anak tentang pentingnya
melakukan aktivitas fisik di rumah.
17. Mengajarkan kepada anak untuk melakukan
aktivitas fisik setiap hari dengan melakukan
pekerjaan rumah tangga (ex: menyapu ,
mengepel ,dll)
18. Mengajarkan kepada anak untuk berolahraga
setiap pagi. (ex : jalan pagi , bersepeda , dll)

80
Lampiran 7

REKAPITULASI RESPONDEN BERDASARKAN DATA UMUM PERAN ORANG TUA (SEBAGAI PENDIDIK) DALAM
PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA ANAK USIA DINI MASA PANDEMI COVID – 19
DI DUSUN J

No Usia Orang Tua Pendidikan Pekerjaan Orang Tua Tingkatan Pendapatan Usia Anak Anak Ke Sumber Informasi
Orang Tua Perbulan Berapa
20 26 31 36 41 ˃ S S S Pe Pe S P Ib W 500. 500. 2.000 ˃3.00 3 4 5 6 1 2 3 4 ˃ Me B S K Ti
- - - - - 46 D M M rg ta w N u i 000 000 . 000 0.000 t t t t 5 dia u o or da
25 30 35 40 45 th / P A ur ni as S R ra – 1. - h h h h Ele k s an k
th th th th th M / / ua ta u s 500. 3.000 ktro u i / ad
I S S n m w 000 .000 nik a M a
e e Ti ah as l aj
d d ng ta ta, m al
e e gi n dl e ah
r r l d
a a
g i
j j g a
a a a
t t
1. √ √ √ √ √ √ √
2. √ √ √ √ √ √ √
3. √ √ √ √ √ √ √
4. √ √ √ √ √ √ √
5. √ √ √ √ √ √ √
6. √ √ √ √ √ √ √
7. √ √ √ √ √ √ √
8. √ √ √ √ √ √ √
9. √ √ √ √ √ √ √
10. √ √ √ √ √ √ √
11. √ √ √ √ √ √ √
12. √ √ √ √ √ √ √
13. √ √ √ √ √ √ √
14. √ √ √ √ √ √ √
15. √ √ √ √ √ √ √
16. √ √ √ √ √ √ √
17. √ √ √ √ √ √ √
18. √ √ √ √ √ √ √
19. √ √ √ √ √ √ √
20. √ √ √ √ √ √ √
21 √ √ √ √ √ √ √
22. √ √ √ √ √ √ √
23. √ √ √ √ √ √ √
24. √ √ √ √ √ √ √
25. √ √ √ √ √ √ √
26. √ √ √ √ √ √ √
27. √ √ √ √ √ √ √
28. √ √ √ √ √ √ √
29. √ √ √ √ √ √ √
30. √ √ √ √ √ √ √
31. √ √ √ √ √ √ √
32. √ √ √ √ √ √ √
33. √ √ √ √ √ √ √
34. √ √ √ √ √ √ √
35. √ √ √ √ √ √ √
36. √ √ √ √ √ √ √
37. √ √ √ √ √ √ √
38. √ √ √ √ √ √ √
39. √ √ √ √ √ √ √
40. √ √ √ √ √ √ √
Lampiran 8

REKAPITULASI RESPONDEN BERDASARKAN DATA KHUSUS PERAN ORANG TUA (SEBAGAI PENDIDIK) DALAM
PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA ANAK USIA DINI MASA PANDEMI COVID - 19
DI DUSUN J

No Nomor Kuesioner Jumlah Presentase Kategori

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1. 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 50 92% Baik
2. 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 52 96% Baik
3. 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 1 48 88% Baik
4. 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 48 88% Baik
5. 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 48 88% Baik
6. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 45 83% Baik
7. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 2 2 2 2 3 3 46 85% Baik
8. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 33% Kurang
9. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 54 100% Baik
10. 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 2 2 3 3 3 3 3 3 44 81% Baik
11. 3 3 3 1 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 46 85% Baik
12. 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 50 92% Baik
13. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 36 66% Cukup
14. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 54 100% Baik
15. 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 50 92% Baik
16. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 47 87% Baik
17. 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 51 91% Baik
18. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 51 91% Baik
19. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 52 94% Baik
20. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 52 94% Baik
21. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 54 100% Baik
22. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 54 100% Baik
23. 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 1 2 46 85% Baik
24. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 36 66% Cukup
25. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 36 66% Cukup
26. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 34 62% Cukup
27. 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 35 64% Cukup
28. 2 3 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 37 68% Cukup
29. 2 2 2 2 3 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 36 66% Cukup
30. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 54 100% Baik
31. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 54 100% Baik
32. 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 51 94% Baik
33. 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 50 92% Baik
34. 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 40 74% Cukup
35. 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 39 72% Cukup
36. 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 39 72% Cukup
37. 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 39 72% Cukup
38. 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 39 72% Cukup
39. 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 39 72% Cukup
40. 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 39 72% Cukup
DATA UMUM

1. Usia Orang tua

6
a. 20 - 25 th : 𝑥 100 % = 15 %
40

9
b. 26 - 30 th : 40 𝑥 100 % = 22,50 %

15
c. 31 - 35 th : 𝑥 100 % = 37, 50 %
40

9
d. 36 - 40 th : 40 𝑥 100 % = 22,50 %

1
e. 41 - 45 th : 40 𝑥 100 % = 2,50 %

1
f. > 46 th : 40 𝑥 100 % = 2,50 %

2. Pendidikan Orang tua

2
a. SD / MI : 40 𝑋 100 % = 5%

7
b. SMP / Sederajat : 40 𝑥 100 % = 17,50 %

19
c. SMA / Sederajat : 40 𝑥 100 % = 47,50 %

12
d. Perguruan Tinggi : 40 𝑥 100 % = 30 %

3. Pekerjaan Orang tua

3
a. Petani : 40 𝑥 100 % = 7,50 %

11
b. Swasta : 40 𝑥 100 % = 27,50 %

10
c. PNS : 40 𝑋 100 % = 25 %
10
d. Ibu Rumah Tangga : 40 𝑥 100 % = 25 %

6
e. Wiraswasta, dll : 40 𝑥 100 % = 15 %

4. Pendapatan Perbulan

9
a. 500. 000 : 40 𝑥 100 % = 22,50 %

17
b. 500. 000 - 1. 500. 000 : 40 𝑥 100 % = 42,50 %

11
c. 2. 500. 000 - 3.000. 000 : 40 𝑥 100 % = 27,50 %

3
d. > 3.000. 000 : 40 𝑥 100 % = 7,50 %

5. Usia Anak

6
a. 3 Tahun : 40 𝑥 100 % = 15 %

13
b. 4 Tahun : 𝑥 100 % = 32,50 %
40

11
c. 5 Tahun : 40 𝑥 100 % = 27,50 %

10
d. 6 Tahun : 40 𝑥 100 % = 25 %

6. Anak Ke berapa

10
a. Anak ke - 1 : 40 𝑥 100 % = 25 %

15
b. Anak ke - 2 : 40 𝑥 100 % = 37,50 %

13
c. Anak ke - 3 : 40 𝑥 100 % = 32,50 %

2
d. Anak ke - 4 : 40 𝑥 100 % = 5 %

0
e. Anak ke - <5 : 40 𝑥 100 % = 0 %
7. Paparan Informasi Tentang Penerapan PHBS

16
a. Media Elektronik : 40 𝑥 100 % = 40 %

0
b. Buku : 40 𝑥 100 % = 0 %

20
c. Sosial media : 40 𝑥 100 % = 50 %

0
d. Koran / Majalah : 40 𝑥 100 % = 0 %

4
e. Tidak ada : 40 𝑥 100 % = 10 %

DATA KHUSUS
24
1. Kriteria Peran Baik : 40 𝑥 100 % = 60 %

15
2. Kriteria Peran Cukup : 40 𝑥 100 % = 37,50 %

1
3. Kriteri Peran Kurang : 40 𝑥 100 % = 2,50 %

Anda mungkin juga menyukai