Anda di halaman 1dari 150

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN

ANAK BALITA PADA MASA PANDEMI COVID-19


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TIBAWA

SKRIPSI

LISTIYAWATI HARUN
NIM. C01417078

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
GORONTALO
2022
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN
ANAK BALITA PADA MASA PANDEMI COVID-19
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TIBAWA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat wajib dalam menyelesaikan jenjang


Pendidikan sarjana

LISTIYAWATI HARUN
NIM. C01417078

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
GORONTALO
2022
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul “Faktor – Faktor Yang
Mempengaruhi Perkembangan Anak Balita Pada Masa Pandemi Covid-19 Di
Wilayah Kerja Puskesmas Tibawa” adalah benar karya saya di bawah arahan
komisi pembimbing. Skripsi ini belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada
perguruan tinggi manapun dan bebas dari unsur plagiat. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan
dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Apabila
dikemudian hari ditemukan unsur – unsur plagiat maka saya bersedia menerima
sanksi hukum dan akademik sesuai ketentuan yang berlaku.

Gorontalo, Maret 2022

Listiyawati Harun
C01417078
PENGESAHAN PEMBIMBING

Nama : Listiyawati Harun


NIM : C01417078
Tahun Masuk : 2017
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Fakultas : Ilmu Kesehatan
Judul Penelitian : Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Anak
Balita Pada Masa Pandemi COVID-19 Di Wilayah Kerja
Puskesmas Tibawa

Disetujui Pembimbing

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Dewi Modjo, S.Kep, Ns, M.Kep Ns.Andi Akifa Sudirman, S.Kep, M.Kep
NIDN : 1903099102 NBM. 1 1 5 0 4 7 1

Mengetahui

Dekan Ketua Program Studi


Fakultas Ilmu Kesehatan Ilmu Keperawatan

Ns. Abdul Wahab Pakaya, S.Kep, MM, M.Kep Ns. Harismayanti, S.Kep, M.Kep
NBM : 1328876 NIDN : 920048704

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI

Judul Penelitian : Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Anak Balita Pada
Masa Pandemi Covi-19 Di Wilayah Kerja Puskesmas Tibawa
Nama : Listiyawati Harun
Nim : C01417078
ProgramStudi : IlmuKeperawatan

Telah Dinyatakan Lulus Ujian Tanggal : 30 Maret 2020

Pembimbing/Penguji Gorontalo, Maret 2022

TandaTangan

1. Dewi Modjo, S.Kep, Ns, M.Kep (........................................)

2. Ns. Andi Akifa Sudirman, S.Kep, M.Kep (........................................)

3. Ns. Muriyati Rokani, M.Kep (........................................)

Mengetahui

Dekan KetuaProgramStudi
FakultasIlmu Kesehatan IlmuKeperawatan
Ns. Abdul Wahab Pakaya, S.Kep, MM, M.KepNs. Harismayanti, S.Kep, M.Kes
NIDN : 8825150017 NIDN : 920048704
MOTTO & PERSEMBAHAN

“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sebelum mereka merubah
Keadaan diri mereka sendiri”
(Q.S Ar Ra’d : 11)

“Hanya karena kamu membutuhkan waktu sedikit lama dari yang lain bukan berarti kamu
gagal, teruslah berjuang karena tidak ada kata terlambat untuk menggapai kesuksesan
yang di impikan”
(Listiyawati Harun)

Ya Allah yang Maha Kuasa segala puji bagimu, saya ucapkan rasa syukur ini kepada mu atas
apa yang telah kau berikan kepada saya berupa akal, rizki, ilmu yang bermanfaat, kesabaran,
dan selalu memberikan rasa semangat untuk bangkit dari setiap cobaan yang selalu datang.

Karya kecil ini saya persembahkan untuk orang - orang tercinta :

Kepada kedua orang tua saya (AyahIDRIS HARUN dan Ibu RAMLAHWATI RAUF)
terimakasih telah memberikan rasa kasih sayang dengan penuh pengorbanan dan
kesabaran, memberikan nasehat, motivasi, serta doa dan ridho yang tak pernah
putus - putusnya. Terimakasih telah menjadi alasan saya untuk tetap semangat
menyelesaikan studi ini hingga akhir. Untuk kakak saya (ABDUL FARID HARUN)
terimakasih selalu memberi support, menemani, serta mendukung selama proses
perkuliahan hingga sampai pada proses pembuatan skripsi ini. Serta untuk tante dan
paman saya (LIAN HARUN, RITA HARUN dan HENDRIK RAUF) yang selalu
membantu baik moril maupun materil. Dan untuk orang terdekat, terimakasih
selama ini telah menjadi tempat untuk berkeluh kesah serta support system terbaik.

ALMAMATER TERCINTA TEMPAT SAYA MENIMBA ILMU


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
KATA PENGANTAR
Allhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi
dengan judul “Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Anak Balita
Pada Masa Pandemi COVID-19 Di Wilayah Kerja Puskesmas Tibawa”.

Harus diakui bahwa banyak hal yang masih membutuhkan sentuhan-


sentuhan perbaikan dalam upaya penyempurnaan Skripsi ini.Olehnya penulis tiada
henti-hentinya berucap syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kecerahan pemikiran dan umur yang panjang hingga penulis dapat mengenyam
pendidikan Program StudiS1 Ilmu Keperawatan di Universitas Muhammadiyah
Gorontalo. Terima kasih kepada mereka yang telah membimbing dan membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Ucapan terimakasih dihaturkan pula kepada mereka yang berperan serta
hingga penelitian dapat terlaksana, terutama kepada:
1. Rektor Universitas Muhammadiyah Gorontalo Bapak Prof. Dr. H. Abdul Kadim
Masaong.,M.Pd
2. Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Muhammadiyah Gorontalo Ibu Prof.
Dr. Hj. Moon Otoluwa, M.Hum.
3. Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum, Keuangan, Perencanaan dan
Sumber Daya Universitas Muhammadiyah Gorontalo Bapak Dr. Salahudin
Pakaya, MH.
4. Wakil Rektor III dalam Bidang Al-Islam Kemuhammadiyaan dan Kemahasiswaan
Universitas Muhammadiyah Gorontalo Bapak Dr. Apris Ara Tilome, S.Ag., M.Si.
5. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo Ns,
Abdul Wahab Pakaya, S.Kep, MM, M.Kep.
6. Ketua Jurusan S1 Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah GorontaloNs.
Andi Akifa Sudirman, M.Kep.
7. Ketua Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Gorontalo Ns. Harismayanti, S.Kep, M.Kep.
8. Ns. Dewi Modjo, S.Kep, M.Kepselakupembimbing 1 yang telah banyak membantu
dan memberikan bimbingan, serta masukan dalam menyelesaikan skripsi ini
9. Ns. Andi Akifa Sudirman, S.Kep. M.Kep selakupembimbing 2 yang telah banyak
membantu dan memberikan bimbingan, serta masukan dalam menyelesaikan
skripsi ini
10. Ns. Muriyati Rokani, M.Kep selaku penguji saya yang telah memberikan
kesediaan meluangkan waktu untuk menguji, membimbing, dan memberikan
motivasi bagi penulis.
11. Seluruh staf penunjang akademik dan pegawai administrasi di lingkungan
Fakultas Ilmu Kesehatan yang lebih khusus lagi pada Jurusan Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Gorontalo yang telah banyak membantu dalam
penyelesaian studi.
12. Kedua Orang tua Saya Ayah dan ibu yang selalu mendoakan, mendorong serta
memotivasi dan membimbing dengan penuh kasih sayang dan pengorbanannya
hingga saya dapat menyelesaikan studi.
13. Sahabat – sahabat tercinta Riska R. Sione, Nurain Ismail & Tantri Muharam yang
selalu menemani selama proses perkuliahan.
14. Teman – teman seperjuangan S1 Ilmu Keperawatan Angkatan 2017 dengan
penuh keikhlasan membantu penulis, semoga kebersamaan kita selama
menempuh hari - hari perkuliahan tetap berjalan indah sebagai kenangan abadi
selamanya.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang disebabkan oleh
keterbatasan pengetahuan, wawasan dan kemampuan penulis.Oleh karena itu,
penulis sangat menghargai masukan guna penyempurnaan dalam penulisan Skripsi
ini.Semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pengambilan keputusan.

Gorontalo, Maret 2022

Listiyawati Harun
C01417078
ABSTRACT
LISTIYAWATI HARUN, Factors Affecting Toddler Development during the Covid-19
Pandemic in the Work Area of Tibawa Health Center, supervised by DEWI MODJO
as chairman and ANDI AKIFA SUDIRMAN as member

Development is a process of increasing structure, function, and human abilities that


are more complex in an orderly pattern, as a result of the maturation process.
Growth and development have an important role in forming a healthy human being.
A child whose physical growth is good will have good psychomotor development as
well. The purpose of this study was to determine the factors that influence the
development of toddler during the Covid-19 pandemic in Tibawa Health Center. This
type of research is analytic observational. By using a cross sectional research
design, a population of 127 toddlers with a sample of 56 toddlers, the type of
sampling used was cluster random sampling. This research was conducted by
distributing questionnaires the instruments used were KPSP and questionnaire
sheets. The results obtained are factors that affect the developmental status of
toddler, namely nutritional status with a p-value of 0.000, and the number of siblings
with a p-value of 0.015 and the most influencing factor in the developmental status of
toddler is the education of parents with a p-value. 0.001.

Keywords: Developmental Status of Toddler, Nutritional Status, Number of


Siblings and Parental Education.
ABSTRAK
LISTIYAWATI HARUN, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Anak
Balita Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Wilayah Kerja Puskesmas Tibawa Di
Bimbing Oleh DEWI MODJO Sebagai Ketua Dan ANDI AKIFA SUDIRMAN Sebagai
Anggota.

Perkembangan merupakan suatu proses bertambahnya struktur, fungsi, dan


kemampuan manusia yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, sebagai hasil
dari proses pematangan. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai peranan
penting dalam membentuk manusia yang sehat. Seorang anak yang pertumbuhan
fisiknya baik, akan mempunyai perkembangan psikomotorik yang baik pula. Tujuan
dari penelitian ini untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi
perkembangan anak balita pada masa pandemi Covid-19 Di Wilayah Kerja
Puskesmas Tibawa. Jenis penelitian observasional analitik. Dengan menggunakan
desain penelitian cross sectional, populasi 127 balita dengan sampel 56 balita di
Puskesmas Tibawa, jenis pengambilan sampling menggunakan cluster random
sampling. Penelitian ini dilakukan dengan membagikan kusioner, instrument yang
digunakan yaitu KPSP dan lembar kuesioner. Hasil penelitian yang di peroleh adalah
faktor yang mempengaruhi status perkembangan anak balita yaitu status gizi
dengan nilai p-value 0,000, dan jumlah saudara dengan nilai p-value 0,015, serta
faktor yang paling mempengaruhi status perkembangan anak balita adalah
pendidikan orang tua dengan nilai p-value 0,001.
Kata Kunci : Status Perkembangan Balita, Status Gizi, Jumlah Saudara Dan
Pendidikan Orang Tua
DAFTAR ISI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH.......................................................... ii
PENGESAHAN PEMBIMBING................................................................................ iii
PENGESAHAN KOMISI PENGUJI.......................................................................... iv
MOTTO & PERSEMBAHAN....................................................................................v
KATA PENGANTAR............................................................................................... vi
ABSTRAK...............................................................................................................viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL..................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR................................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah..................................................................................1
1.1 Identifikasi Masalah......................................................................................... 6
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................. 6
1
2
3
4
4.1
1
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5 Manfaat Penelitian........................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................8
2.1 Perkembangan................................................................................................ 8
2.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan..................................... 10
2.3 Dampak Keterlambatan Perkembangan.......................................................... 16
2.4 Skrining Pemeriksaan Perkembangan............................................................ 18
2.5 Balita .............................................................................................................. 20
2.6 Pandemi Covid-19........................................................................................... 22
2.7 Penelitian Yang Relevan................................................................................. 24
2.8 Kerangka Teori................................................................................................ 27
2.9 Kerangka Konsep............................................................................................ 28
2.10 Hipotesis ...................................................................................................... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...................................................................... 30
1
2
2.1
1
2
2.1
3.1 Desain Penelitian............................................................................................... 30
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................ 30
3.3 Variabel Penelitian.......................................................................................... 30
3.4 Definisi Operasional........................................................................................ 31
3.5 Populasi dan Sampel ..................................................................................... 32
3.6 Instrumen Penelitian ....................................................................................... 34
3.7 Tehnik Pengumpulan Data ............................................................................. 35
3.8 Tehnik Pengolahan Data ................................................................................ 35
3.9 Tehnik Analisis Data ....................................................................................... 36
3.10 Hipotesis Statistik ........................................................................................... 37
3.11 Etika Penelitian ............................................................................................... 38
3.12 Alur Penelitian ................................................................................................ 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................................. 40
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian................................................................ 40
4.2 Hasil Penelitian............................................................................................... 41
4.3 Pembahasan................................................................................................... 47
4.4 Keterbatasan Penelitian....................................................................................... 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................... 58
5.1 Kesimpulan..................................................................................................... 58
5.2 Saran.............................................................................................................. 58
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 60
LAMPIRAN.............................................................................................................. 63
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Penelitian Relevan ................................................................................. 25


Tabel 2. Definisi Operasional............................................................................... 31
Tabel 3. Jumlah Sampel....................................................................................... 33
Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Usia Orang Tua............................... 41
Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Usia Balita....................................... 41
Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.................................. 42
Tabel 7. Analisis Univariat BBLR.......................................................................... 42
Tabel 8. Analisis Univariat Status Gizi.................................................................. 43
Tabel 9. Analisis Univariat Pendapatan Orang Tua.............................................. 43
Tabel 10. Analisis Univariat Pendidikan Orang Tua................................................ 43
Tabel 11. Analisis Univariat Jumlah Saudara......................................................... 44
Tabel 12. Hubungan Faktor BBLR Dengan Status Perkembangan........................ 44
Tabel 13. Hubungan Faktor Status Gizi Dengan Status Perkembangan................ 45
Tabel 14. Hubungan Faktor Pendapatan Dengan Status Perkembangan.............. 45
Tabel 15. Hubungan Faktor Pendidikan Dengan Status Perkembangan................ 46
Tabel 16. Hubungan Faktor Jumlah Saudara Dengan Perkembangan................... 47
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Teori.................................................................................... 27


Gambar 2. Kerangka Konsep................................................................................ 28
Gambar 3. Alur Penelitian ..................................................................................... 39
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Riwayat Hidup................................................................................. 63


Lampiran 2. Permohonan Menjadi Responden................................................... 64
Lampiran 3. Lembaran Persetujuan Kepada Orang Tua Balita........................... 65
Lampiran 4. Formulirpernyataankesediaansebagairesponden............................ 67
Lampiran 5. Kuesioner Penelitian........................................................................ 68
Lampiran 6. SOP Penimbangan BB Dan Pengukuran TB................................... 84
Lampiran 7. Kategori Dan Ambang Batas Status gizi Anak................................. 85
Lampiran 8. Standar Indeks Masa Tubuh menurut umur anak laki-laki............... 86
Lampiran 9. Standar Indeks Masa Tubuh menurut umur anak perempuan........ 90
Lampiran 10. Master Tabel................................................................................... 94
Lampiran 11. Uji Validitas Dan Reabilitas.............................................................. 98
Lampiran 12. Hasi Uji Statistik.............................................................................. 99
Lampiran 13. Surat Permohonan Data Awal......................................................... 108
Lamipran 14. Sura Rekomendasi Permohonan Data Awal................................... 109
Lampiran 15. Surat Uji Validitas............................................................................ 110
Lampiran 16. Surat Selelsai Uji Validitas............................................................... 111
Lampiran 17. Surat Rekomendasi Penelitian........................................................ 112
Lampiran 18. Surat Rekomendasi Penelitian Kesbangpol..................................... 113
Lampiran 19. Surat Selesai Penelitian.................................................................. 114
Lampiran 20. Dokumentasi Penelitian................................................................... 115
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai peranan penting dalam membentuk
manusia yang sehat. Seorang anak yang pertumbuhan fisiknya baik, akan mempunyai
perkembangan psikomotorik yang baik pula.Pertumbuhan dan perkembangan tiap anak
berbeda-beda, oleh karena itu orang tua diharapkan dapat memberikan stimulus yang baik
serta sesuai kebutuhan sang anak. Stimulasi ini akan saling berhubungan dengan gen, pola
asuh orang tua maupun pengasuh, serta masyarakat dengan tumbuh kembang anak.
Pertumbuhan dan perkembangan balita perlu dilakukan pemantauan. Pemerintah
Indonesia dengan mengadakan kegiatan Posyandu untuk mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan anak balita. Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah suatu bentuk Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dilakukan oleh masyarakat, dari, dan
bersama masyarakat guna memberikan serta memperdayakan masyarakat dalam memperoleh
akses pelayanan kesehatan balita.
Pada Desember 2019 lalu muncul penyakit bernama Covid-19 muncul pertama kali di
wilayah Wuhan, Tiongkok.Covid-19 saat ini menjadi suatu pandemi sebab kasusnya terjadi
di berbagai negara di seluruh dunia Covid-19 menyebar melalui orang ke orang melalui
percikan yang keluar dari mulut maupun hidung (droplet) disaat orang bersin, batuk, dan
berbicara.Percikan ini mampu menempel pada benda-benda dilingkungan sekitar. Orang akan
terinfeksi apabila menghirup droplet orang yang terinfeksi virus Covid-19 (WHO, 2020).
Sampai saat ini pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) masih belum berakhir,
meskipun demikian kegiatan posyandu harus tetap dilakukan, hal ini merupakan salah satu
kegiatan yang sangat penting untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak
balita.Dampak dari pandemi Covid-19 salah satunya adalah tidak optimalnya pemantauan
terhadap kesehatan anak.Hal ini disebabkan karena kurangnya layanan kesehatan pada masa
pandemi. Tercatat hanya 19,2% layanan seperti posyandu yang tetap buka selama pandemi.
Saat ini, Pemerintah Indonesia sedang berupaya untuk menurunkan angka masalah status
gizi, sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2020-2024.Pada situasi pandemi Covid-19,
pemantauan pertumbuhan balita harus tetap dilaksanakan melalui berbagai upaya alternatif
untuk memastikan balita tetap dapat dipantau tumbuh kembangnya. (Kemenkes RI, 2020).
Penurunan layanan kesehatan seperti posyandu dapat berdampak buruk terhadap tumbuh
kembang anak balita karena tidak ada pemantauan secara rutin tumbuh kembang mereka.
Pemantauan secara rutin perkembangan anak balita dan pemberian imunisasi serta pemberian
vitamin dapat menghindari resiko masalah status gizi pada anak balita.
Apabila terjadi gangguan perkembangan pada anak dan tidak cepat di tangani dengan
baik maka akan berdampak buruk yang berpengaruh pada perkembangan motorik anak
selanjutnya, karena perkembangan anak memiliki rangkaian tahapan yang berurutan. Dengan
demikian salah satu upaya untuk mengetahui adanya penyimpangan pada perkembangan
anak yakni dengan melakukan deteksi dini penyimpangan perkembangan yang bertujuan
untuk mengetahui apakah ada masalah perkembangan anak sehingga pemulihannya dapat
dilakukan lebih awal dan akhirnya tumbuh kembang anak dapat berlangsung secara optimal.
Perkembangan seorang anak dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain yakni faktor
genetik dan lingkungan. Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi perkembangan anak
meliputi : lingkungan pranatal, perinatal, dan postnatal. Yang termasuk faktor lingkungan
pranatal yaitu riwayat gizi ibu saat hamil, mekanis, toksin kimia.Lingkungan perinatal seperti
BBLR sedangkan lingkungan posnatal yakni faktor biologis (ras, jenis kelamin, status gizi),
faktor fisik, faktor psikososial, dan faktor keluarga (pekerjaan / pendapatan keluarga,
pendidikan ayah /Ibu, dan jumlah saudara).
Perkembangan batita sangatlah dipengaruhi oleh kondisi berat badan pada saat
lahir.Anak yang lahir dengan BBLR berisiko untuk mengalami permasalahan dalam
perkembangannya.Anak yang lahir dengan riwayat berat badan lahir rendah memiliki
kecenderungan untuk mengalami masalah perkembangan di kemudian hari. Hal tersebut
disebabkan karena bayi dengan berat badan lahir rendah lebih rentan terhadap penyakit
infeksi sehingga akan berdampak terhadap proses tumbuh kembangnya. Gangguan
perkembangan pada anak BBRL dapat mempengaruhi kemampuan belajar dan membatasi
partisipasi aktif dalam kehidupan sehari – hari seorang anak, sehingga faktor berat bayi lahir
rendah lebih beresiko 2 kali lipat untuk mengalami keterlambatan perkembangan.
Selanjutnya status gizi adalah salah satu indikator penting dalam perkembangan anak.
Anak yang mengalami gizi buruk, sangat berpotensi untuk terjadi perkembangan yang tidak
sesuai dengan usianya. Hal tersebut di jelaskan bahwa anak yang mengalami kekurangan
makanan bergizi akan menyebabkan anak lemah dan tidak aktif sehingga dapat terjadi
keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan anak.
Kekurangan gizi pada anak akan berdampak pada keterbatasan pertumbuhan,
kerentanan terhadap infeksi, dan akhirnya dapat menghambat perkembangan anak. Selain
status gizi kurang, status gizi lebih juga berdampak negatif terhadap tumbuh kembang, anak
menjadi berisiko tinggi untuk terserang penyakit. Dari aspek psikologis, anak gizi lebih akan
merasa kurang percaya diri dalam bersosialisasi dengan teman sebayanya.
Selain itu pendapatan dan pendidikan orang tua juga adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi perkembangan anak. Karena pendapatan orang tua sangat menunjang tumbuh
kembang anak, dimana orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan baik kebutuhan
primer maupun kebutuhan sekunder, disisi lain pendidikan orang tua juga memiliki peran
penting dalam perkembangan anak.
Karena dengan pendidikan yang baik, maka orang tua dapat menerima segala informasi
dari luar terutama tentang tata cara pengasuhan anak yang baik. Oleh karena itu semakin
tinggi tingkat pengetahuan dan pendapatan orang tua dalam mendidik dan merawat anak
maka kemungkinan besar dapat mempercepat perkemangan dan kecerdasan anak.
Kemudian jumlah saudara juga dapat mempengaruhi perkembangan anak, karena
presentase keluarga dengan jumlah anak > 1 lebih banyak menderita gizi kurang (50,8%) di
bandingkan dengan keluarga yang jumlah anaknya satu (31.5%). Selain itu jumlah anak yang
banyak pada keluarga yang keadaan sosial ekonominya cukup, akan mengakibatkan
berkurangnya perhatian dan kasih sayang yang di terima anak, lebih – lebih kalau jarak anak
yang terlalu dekat.
Pandemi Covid-19 sangat berpotensi meningkatkan jumlah anak kekurangan gizi di
Indonesia.Hal ini disebabkan tingkat perekonomian keluarga banyak yang menurun sehingga
mempengaruhi pemenuhan kebutuhan anak.Dan salah satu penyebab kurang gizi anak
menurut Ahli Gizi Indonesia (Persagi), adalah ketahanan pangan yang tidak memadai.
Menurut Pungkas Bahjuri Ali selaku Direktur Badan Perencanaan Nasional (Bappenas)
menjelaskan, terdapat beberapa indikator yang menunjukan adanya potensi peningkatan
masalah status gizi selama Covid-19. Berdasarkan hasil survey Balitbangkes Kemenkes pada
4.798 puskesmas, diketahui terdapat penurunan pada kegiatan layanan posyandu, sebanyak
43,51% posyandu yang menghentikan kegiatannya selama pandemi, 37,23% mengalami
penurunan kegiatan, dan 18,70% posyandu melakukan kegiatan seperti kondisi normal
sehingga mengakibatkan 31,01% balita yang mengalami masalah status gizi.
Data awal yang diperoleh di Puskesmas Tibawa sebelum pandemi Covid-19 pada awal
tahun 2020 kegiatan layanan posyandu dengan presentase kunjungan sebanyak 80% tetapi
selama pandemi Covid-19 mulai pada bulan Juni 2020 kegiatan layanan posyandu mengalami
penurunan menjadi 30% kunjungan. Sehingga balita yang mengalami gangguan tumbuh
kembang dari semua total data sebanyak 63 orang dan balita dengan BBLR sebanyak 7
orang.
Berdassarkan permasalahan di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti “ Faktor-
faktor yang mempengaruhi perkembangan anak balita pada masa pandemi Covid – 19 di
wilayah kerja Puskesmas Tibawa”.

Dalam Islam kita di haruskan untuk selalu menjaga kesehatan dan kebersihan diri
terutama pada masa pendemi Covid-19 seperti saat ini. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW
dalam hadist yang berbunyi :
ِ ‫َواَيُّوْ بَاِ ْذن َٰادى َربَّهٗ ٓاَنِّ ْي َم َّسنِيَالضُّ رُّ َواَ ْنتَاَرْ َح ُمالر‬
َ‫َّاح ِم ْين‬

Artinya: Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, "(Ya
Tuhanku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha
Penyayang dari semua yang penyayang."

Qs. Al-Hajj Ayat : 5


‫طفَ ٍة ثُ َّم ِم ْن َعلَقَ ٍة ثُ َّم ِمن ُّمضْ َغ ٍة ُّم َخلَّقَ ٍة َو َغي ِْر ُم َخلَّقَ ٍة‬ ْ ُّ‫ب ثُ َّم ِمن ن‬ ٍ ‫ث فَِإنَّا َخلَ ْق ٰنَ ُكم ِّمن تُ َرا‬ِ ‫ب ِّمنَ ْٱلبَ ْع‬ ٍ ‫ياََأيُّهَا ٱلنَّاسُ ِإن ُكنتُ ْم فِى َر ْي‬
‫لِّنُبَيِّنَ لَ ُك ْم ۚ َونُقِرُّ فِى ٱَأْلرْ َح ِام َما نَشَٓا ُء ِإلَ ٰ ٓى َأ َج ٍل ُّم َس ّمًى ثُ َّم نُ ْخ ِر ُج ُك ْم ِط ْفاًل ثُ َّم لِتَ ْبلُ ُغ ٓو ۟ا َأ ُش َّد ُك ْم ۖ َو ِمن ُكم َّمن يُتَ َوفَّ ٰى َو ِمن ُكم َّمن يُ َر ُّد ِإلَ ٰ ٓى‬
ْ ‫ت َوَأ ۢنبَت‬
ٍ ۭ ْ‫َت ِمن ُك ِّل زَ و‬
‫ج‬ ْ ‫ض هَا ِم َدةً فَِإ َذٓا َأن َز ْلنَا َعلَ ْيهَا ْٱل َمٓا َء ٱ ْهتَ َّز‬
ْ َ‫ت َو َرب‬ َ ْ‫َأرْ َذ ِل ْٱل ُع ُم ِر لِ َكيْاَل يَ ْعلَ َم ِم ۢن بَ ْع ِد ِع ْل ٍم َش ْيـًٔا ۚ َوت ََرى ٱَأْلر‬
‫يج‬
ٍ ‫بَ ِه‬

Artinya :

Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka
(ketahuilah) sesungguhnya kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian setetes mani,
kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya
dan yang tidak sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu apa yang kami tetapkan dalam
rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian kami
keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan ansur-ansur) kamu sampai kepada
kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang
dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahuiyang dahulunya telah
diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah kami turunkan air di
atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-
tumbuhan yang indah.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diidentifikasi masalah adalah sebagai
berikut :
1. Terdapat beberapa indikator yang menunjukan adanya potensi peningkatan
masalah status gizi selama Covid-19. Berdasarkan hasil survey Balitbangkes
Kemenkes pada 4.798 puskesmas, diketahui terdapat penurunan pada kegiatan
layanan posyandu, sebanyak 43,51% posyandu yang menghentikan kegiatannya
selama pandemi, 37,23% mengalami penurunan kegiatan, dan 18,70% posyandu
melakukan kegiatan seperti kondisi normal sehingga mengakibatkan 31,01% balita
yang mengalami masalah status gizi.
2. Data awal yang diperoleh di Puskesmas Tibawa sebelum pandemi Covid-19 pada
awal tahun 2020 kegiatan layanan posyandu dengan presentase kunjungan
sebanyak 80% tetapi selama pandemi Covid-19 mulai pada bulan Juni 2020
kegiatan layanan posyandu mengalami penurunan menjadi 30% kunjungan.
Sehingga balita yang mengalami gangguan tumbuh kembang dari semua total data
sebanyak 63 orang dan balita dengan BBLR sebanyak 7 orang.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka rumusan masalah yang peneliti ajukan
dalam penelitian ini adalah “Apakah faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan anak
balita pada masa pandemi Covid-19 di wilayah kerja Puskesmas Tibawa”
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak balita pada masa
pandemi Covid-19 di Wilayah kerja Puskesmas Tibawa
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Untuk menngetahui karakteristik responden anak balita di Wilayah kerja Puskesmas
Tibawa
2. Untuk mengetahui hubungan faktor berat badan lahir rendah dengan status
perkembangan balita usia 1-3 tahun pada masa pandemi Covid-19 di Wilayah kerja
Puskesmas Tibawa
3. Untuk mengetahui hubungan faktor status gizi balita dengan status perkembangan
balita usia 1-3 tahun pada masa pandemi Covid-19 di Wilayah kerja Puskesmas
Tibawa
4. Untuk mengetahui hubungan faktor pendapatan orang tua dengan status
perkembangan balita usia 1-3 tahun pada masa pandemi Covid-19 di Willayah kerja
Puskesmas Tibawa
5. Untuk mengetahui hubungan faktor pendidikan orang tua dengan status
perkembangan balita usia 1-3 tahun pada masa pandemi Covid-19 diWilayah kerja
Puskesmas Tibawa
6. Untuk mengetahui hubungan faktor jumlah saudara balita dengan status
perkembangan balita usia 1-3 tahun pada masa pandemi Covid-19 di Wilayah kerja
Puskesmas Tibawa
1.5 Manfaat Penelitia
1.5.1 Manfaat Teoritis
Dari penelitian ini diharapkan agar dapat digunakan untuk menambah wawasan
informasi dan pengetahuan atau teori baru tentang perkembangan anak balita di masa
Covid-19
1.5.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Puskesmas
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi
perkembangan secara nyata dilapangan sesuai teori yang ada mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi perkembangan balita pada masa pandemi Covid-19.
2. Bagi Institusi
Memberikan informasi serta untuk digunakan sebagai referensi terhadap peneliti
selanjutnya dan dapat menjadi bahan penelitiaan lanjutan tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan anak balita pada masa pandemic Covid-19
agar tercapainya hasil yang optimal.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perkembangan
2.1.1. Definisi Perkembangan
Perkembangan merupakan suatu proses bertambahnya struktur, fungsi, dan
kemampuan manusia yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, sebagai hasil dari proses
pematangan. Masa kanak-kanak memberi pengaruh yang besar pada individu dalam tahapan
perkembangan selanjutnya.Anak toodler adalah anak yang berusia 1-3 tahun, yang pada
umumnya kelompok anak tersebut sudah belajar percaya pada orang lain, mulai cepat meniru
dan mengembangkan kemandirian membuka dan memakai baju, berjalan, mengambil
mainan, makan sendiri dan ke toilet mulai terbentuk kontrol diri. Jika perkembangan
kemandirian toodler tidak didukung oleh orang tua, maka rata - rata anak akan memiliki
kepribadian yang ragu-ragu, dan jika anak dibuat merasa buruk pada saat kegiatan stimulasi
ia melakukan kegagalan, maka anak akan menjadi pemalu dan pendiam (Lestari & Hati,
2016).
Kualitas generasi penerus bangsa tergantung dari kualitas tumbuh kembang anak,
terutama usia toodler (1-3) tahun, dimana anak menunjukkan perkembangan otak yang sangat
signifikan, keluarga harus mengupayakan agar anaknya dapat bertumbuh dan berkembang
secara optimal untuk menghindari tumbuh kembang yang abnormal, meragukan ataupun
menyimpang. Penyimpangan tumbuh kembang harus dideteksi (ditemukan) sejak dini,
terutama sebelum berumur 3 tahun, supaya dapat segera di intervensi (diperbaiki), bila
deteksi terlambat, maka penanganan terlambat, sehingga penyimpangan sukar untuk
diperbaiki.
Masa anak dianggap sebagai fase yang penting karena akan menentukan kualitas
kesehatan, kesejahteraan, pembelajaran, dan perilaku dimasa yang akan dating serta masa
depan masyarakat tergantung pada anak-anak yang mampu mencapai pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal (WHO, 2017).
Dengan demikian aspek perkembangan ini bersifat kuantitatif, yaitu pertambahan
kematangan fungsi dari masing-masing bagian tubuh.Hal ini diawali dengan berfungsinya
jantung untuk memompa darah, kemampuan untuk bernafas, sampai kemampuan anak untuk
tengkurap, duduk, berjalan, berbicara, memungut benda-benda disekitarnya, serta
kematangan emosi dan sosial anak. Tahap perkembangan awal akan menetukan tahap
perkembangn selanjutnya.
Perkembangan dapat di tinjau dari berbagai aspek yaitu: aspek fisik (perkembangan
dapat berupa perkembangan motorik kasar dan perkembangan motorik halus), aspek mental
(berupa kegiatan berpikir yang sederhana sampai kompleks), aspek emosional (berhubungan
dengan perasaan seseorang seperti takut, malu, kecewa), dan aspek sosial (merupakan
kemampuan seseorang untuk berhubungan dengan orang lain).
Perkembangan adalah hasil interaksi antara kematangan susunan saraf pusat dengan
organ yang dipengaruhinya, sehingga perkembangan ini berperan penting dalam kehidupan
manusia.
2.1.2 Teori – teori perkembangan anak balita usia 1-3 tahun
a. Perkembangan kognitif menurut Piaget
1. Tahap sensori motorik (0-2 tahun).
Menurut Piaget, bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan selain juga dorongan
untuk mengeksplorasi dunianya. Pada tahap ini anak mampu mengasimilasi dan
mengakomodasi informasi dengan cara melihat, mendengar, menyentuh dan
aktivitas motorik. Semua kegiatan yang dilakukan berfokus pada mulut (oral).
b. Perkembangan Psikoseksual Menurut Sigmud Freud
Menurut Freud, dalam perkembangannya anak akan melewati beberapa tahap
dalam hidupnya, yaitu:
1. Tahap oral (0-1 tahun)
Pada masa ini kepuasan dan kesenangan anak didapat melalui kegiatan menghisap,
menggigit, mengunyah atau bersuara.Ketergantungan pada orang di sekelilingnya
sangat tinggi dan selalu minta dilindungi untuk mendapatkan rasa aman.Masalah
yang sering terjadi pada masa ini adalah masalah penyapihan dan makan.

2. Tahap anal (1-3 tahun)


Kepuasan anak didapatkan pada saat pengeluaran tinja. Anak akan menunjukkan
keakuannya dan sangat egoistik dan narsisistik yaitu cinta terhadap dirinya sendiri.
Pada saat ini anak juga mulai mempelajari struktur tubuhnya. Tugas yang dapat
dilakukan adalah latihan kebersihan. Masalah yang sering terjadi pada fase ini
adalah sifatnya yang obsesif, pandangan sempit, introvert atau ekstrovet impulsive
yaitu dorongan untuk membuka diri, tidak rapi, kurang pengendalian diri.
c. Perkembangan Psikososial Menurut Erikson
1. Tahap percaya vs tidak percaya (0-1 tahun).
Pada tahap ini bayi membentuk rasa percaya kepada seseorang baik orang tua
maupun orang yang mengasuhnya atau perawat yang merawatnya.Kegagalan atau
kesalahan dalam mengasuh atau merawat pada tahap ini dapat menimbulkan rasa
tidak percaya pada anak.
2.Tahap kemandirian (otonomi) vs rasa malu dan ragu (1 - 3 tahun/ toddler).
Pada tahap ini anak sudah mulai mencoba mandiri dalam tugas tumbuh
kembangnya seperti fungsi motorik dan bahasa, mulai latihan jalan sendiri dan
belajar berbicara. Pada tahap ini pula anak akan merasakan malu apabila orang tua
terlalu melindungi dan tidak memberikan kemandirian atau kebebasan pada anak
bahkan menuntut anak dengan harapan yang tinggi.
2.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan
Perkembangan balita dipengaruhi oleh berbagai faktor genetik dan faktor lingkungan
seperti lingkungan pranatal, perinatal, dan postnatal.
1. Faktor lingkungan pranatal
Lingkungan pranatal adalah lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim ibu. Pertumbuhan janin yang baik akan mempengaruhi
pertumbuhan selanjutnya setelah bayi dilahirkan. Faktor lingkungan pranatal yang
mempengaruhi pertumbuhan janin adalah :
a. Riwayat gizi ibu (Kondisi ibu saat hamil)
b. Mekanis
c. Toksin/zat kimia
d. Endokrin
e. Radiasi
f. Infeksi
g. Imunitas
2. Faktor lingkungan prenatal
Periode perinatal adalah masa antara 28 minggu dalam kandungan sampai 7 hari
setelah bayi dilahirkan.Periode ini merupakan masa rawan bagi pertumbuhan bayi khususnya
otak. Faktor lingkungan perinatal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin
antara lain adalah :
a. Trauma lahir.
b. BBLR
BBLR merupakan masalah kesehatan masyarakat utama yang secara negatif
mempengaruhi perkembangan bayi dan kualitas hidup, serta menimbulkan beban keuangan
pada sistem perawatan kesehatan.Anak yang lahir dengan riwayat berat badan lahir rendah
memiliki kecenderungan untuk mengalami masalah perkembangan di kemudian hari. Hal
tersebut disebabkan karena bayi dengan berat badan lahir rendah lebih rentan terhadap
penyakit infeksi sehingga akan berdampak terhadap proses tumbuh kembangnya.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak BBLR lebih cenderung
memiliki masalah neurologis yang mungkin bertahan sampai usia sekolah dan masa remaja.
Bayi BBLR dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan, yang membuat penilaian
perkembangan wajib pada usia dini. Gangguan perkembangan pada anak-anak BBLR dapat
mempengaruhi kemampuan belajar dan membatasi partisipasi aktif dalam kehidupan sehari-
hari misalnya di sekolah maupun di rumah.Anak dengan berat lahir kurang dari 2500 gram
lebih cenderung mengalami berbagai masalah keterlambatan perkembangan.
3. Faktor lingkungan postnatal
Lingkungan postnatal yang mempengaruhi pertumbuhan, secara umum dapat
digolongkan menjadi beberapa aspek, antara lain yaitu:
a. Ras/suku bangsa
b. Jenis kelamin
c. Umur
d. Status gizi
Status Gizi memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak, dimana
kebutuhan anak berbeda dengan orang dewasa, karena makanan bagi anak, selain untuk
aktivitas sehari-hari, dibutuhkan juga untuk pertumbuhan.Ketahanan makanan (food security)
keluarga mempengaruhi status gizi anak. Satu aspek yang penting yang perlu ditambahkan
adalah keamanan pangan (food safety) yang mencakup pembebasan makanan dari berbagai
"racun" fisika, kimia dan biologis, yang kian mengancam kesehatan manusia.
Malnutrisi pada masa anak-anak mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sel
otak sehingga jumlah sel otak menurun. Perkembangan otak sangat dipengaruhi oleh
kekurangan gizi selama kehamilan sampai usia 5 tahun. Anak-anak yang menderita
kekurangan gizi sejak usia dini umumnya mengalami kesulitan menghadapi masa depan dan
berpotensi memiliki kemampuan fisik dan intelektual yang rendah serta produktivitas rendah
(Soetjiningsih dan Ranuh, 2016).
Adapun penilaian status gizi anak dapat dilakukan berdasarkan standar Antropometri
Anak yang didasarkan pada parameter berat badan dan panjang/tinggi badan yang terdiri atas
4 (empat) indeks, meliputi:
1. Indeks berat badan menurut umur (BB/U)
Indeks BB/U ini menggambarkan berat badan relatif dibandingkan dengan umur
anak.Indeks ini digunakan untuk menilai anak dengan berat badan kurang (underweight)
atau sangat kurang (severely underweight), tetapi tidak dapat digunakan untuk
mengklasifikasikan anak gemuk atau sangat gemuk.Penting diketahui bahwa seorang
anak dengan BB/U rendah, kemungkinan mengalami masalah pertumbuhan, sehingga
perlu dikonfirmasi dengan indeks BB/PB atau BB/TB atau IMT/U sebelum diintervensi.
2. Indeks panjang badan atau tinggi badan menurut umur (PB/U atau TB/U)
Indeks PB/U atau TB/U menggambarkan pertumbuhan panjang atau tinggi badan
anak berdasarkan umurnya.Indeks ini dapat mengidentifikasi anak-anak yang pendek
(stunted) atau sangat pendek (severely stunted), yang disebabkan oleh gizi kurang dalam
waktu lama atau sering sakit.
Anak-anak yang tergolong tinggi menurut umurnya juga dapat diidentifikasi.Anak-
anak dengan tinggi badan di atas normal (tinggi sekali) biasanya disebabkan oleh
gangguan endokrin, namun hal ini jarang terjadi di Indonesia.
3. Indeks berat badan menurut panjang badan atau tinggi badan (BB/PB atau BB/TB)
Indeks BB/PB atau BB/TB ini menggambarkan apakah berat badan anak sesuai
terhadap pertumbuhan panjang/tinggi badannya. Indeks ini dapat digunakan untuk
mengidentifikasi anak gizi kurang (wasted), gizi buruk (severely wasted) serta anak yang
memiliki risiko gizi lebih (possible risk of overweight). Kondisi gizi buruk biasanya
disebabkan oleh penyakit dan kekurangan asupan gizi yang baru saja terjadi (akut)
maupun yang telah lama terjadi (kronis).
4. Indeks masa tubuh menurut umur (IMT/U)
Indeks IMT/U digunakan untuk menentukan kategori gizi buruk, gizi kurang, gizi
baik, berisiko gizi lebih, gizi lebih dan obesitas. Grafik IMT/U dan grafik BB/PB atau
BB/TB cenderung menunjukkan hasil yang sama. Namun indeks IMT/U lebih sensitif
untuk penapisan anak gizi lebih dan obesitas.Anak dengan ambang batas IMT/U >+1SD
berisiko gizi lebih sehingga perlu ditangani lebih lanjut untuk mencegah terjadinya gizi
lebih dan obesitas.
Status gizi yang buruk, berpotensi untuk terjadi perkembangan yang tidak sesuai
dengan usia. Hal ini menjelaskan bahwa anak yang mengalami kekurangan makanan bergizi
akan menyebabkan anak lemah dan tidak aktif sehingga dapat terjadi keterlambatan
pertumbuhan dan perkembangan anak. Kekurangan gizi pada anak akan berdampak pada
keterbatasan pertumbuhan, kerentanan terhadap infeksi, dan akhirnya dapat menghambat
perkembangan anak sehingga anak perlu memperoleh gizi dari makanan sehari-hari dalam
jumlah yang tepat dan kualitas baik (Kemenkes RI 2016)
Jika gangguan gizi tidak segera diatasi, hal itu akan menyebabkan perubahan
permanen termasuk keterbelakangan dalam perkembangan kognitif, kesulitan belajar,
kelainan perilaku dan keterbelakangan dalam perkembangan bahasa dan usia membaca.
Status gizi yang baik meningkatkan perkembangan kognitif.Anak balita memiliki nilai
perkembangan kognitif jauh lebih rendah daripada anak normal.Status gizi yang baik dapat
bermanfaat untuk anak dalam menerima segala bentuk stimulasi yang diberikan.
Selain status gizi kurang, status gizi lebih juga berdampak negatif terhadap tumbuh
kembang, anak menjadi berisiko tinggi untuk terserang penyakit. Dari aspek psikologis, anak
gizi lebih akan merasa kurang percaya diri dalam bersosialisasi dengan teman sebayanya.
Gizi lebih juga menyebabkan kemampuan motorik pada anak menjadi terganggu, dalam
melakukan aktivitas, anak menjadi cepat capek dan anak tidak kuat melakukan aktivitas
dalam jangka waktu yang lama dan lebih lambat dalam melakukan sesuatu.
e. Perawatan kesehatan.
f. Kerentanan terhadap penyakit
g. Faktor keluarga
Perkembangan anak juga di pengaruhi oleh faktor keluarga yang terdiri atas :
1. Pendapatan orang tua
Keluarga merupakan agen sosialisasi utama untuk anak-anak, karena pendapatan orang
tua yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak, orang tua dapat menyediakan
semua kebutuhan anak baik yang primer maupun yang sekunder. Status sosial ekonomi
keluarga yang rendah dapat dilihat dari pendapatan keluarga yang rendah.
Pendapatan yang rendah dapat berpengaruh terhadap penyediaan makanan oleh keluarga
terhadap anak.Ketersediaan makanan sehat untuk anak menjadi kurang terpenuhi.Pengentasan
kemiskinan dapat meningkatkan status gizi anak, khususnya balita.Selain menyediakan
kebutuhan pokok, seperti makanan, tempat tinggal, dan pakaian, keluarga memberikan nilai
moral dan pendidikan serta membantu anak beradaptasi dan berinteraksi kepada
masyarakat.Kemiskinan dapat berdampak pada pendidikan dan perkembangan anak-anak.
Dampak langsung kemiskinan misalnya, anak-anak dari keluarga berpenghasilan rendah
berdampak pada kekurangan gizi dan berat badan, sering dikaitkan dengan kerawanan
pangan.Keluarga berpenghasilan rendah sering memiliki keterbatasan pendidikan, kurang
kemampuan dalam merangsang perkembangan anak-anak mereka.Kekurangan gizi dan berat
badan, sering dikaitkan dengan kerawanan pangan.Keluarga berpenghasilan rendah sering
memiliki keterbatasan pendidikan, kurang kemampuan dalam merangsang perkembangan
anak-anak mereka.
2. Pendidikan orang tua
Pendidikan orang tua adalah salah satu faktor yang penting dalam tumbuh kembang anak.
Karena dengan pendidikan yang baik, maka orang tua dapat menerima segala informasi dari
Iuar terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik, bagaimana menjaga kesehatan
anaknya, pendidikannya dan sebagainya.
Faktor pendidikan orang tua terutama ibu sangat berpengaruh dalam perkembangan anak
balita, karena seorang ibu adalah subjek utama dalam pengasuhan anak.Seorang ibu dengan
pendidikan rendah tidak mudah mengerti dan memahami kebutuhan anak dalam mendukung
perkembangan anak sesuai tahapan usianya.Berbeda dengan orangtua yang berpendidikan
tinggi, atau pengetahuan yang luas maka orangtua memahami bagaimana harus memposisikan
diri dalam tahapan perkembangan anak.
Tingkat kecerdasan seorang anak pada usia dini menentukan arah hidup di masa dewasa.
Oleh karena itu, semakin tinggi pengetahuan dan kapasitas orang tua untuk mendidik dan
merawat anak mereka sejak usia dini, semakin tinggi kemungkinan orang tua bisa memberikan
berbagai rangsangan yang akan mempercepat perkembangan kecerdasan anak mereka.
Seorang ibu dengan pendidikan rendah tidak mudah mengerti dan memahami kebutuhan
anak dalam mendukung perkembangan anak sesuai tahapan usianya.Berbeda dengan orang tua
yang berpendidikan tinggi, atau pengetahuan yang luas maka orang tua memahami bagaimana
harus memposisikan diri dalam tahapan pekembangan anak.
3. Jumlah Saudara
Jumlah anak yang banyak pada keluarga yang keadaan sosial ekonominya cukup, akan
mengakibatkan berkurangnya perhatian dan kasih sayang yang diterima anak. Lebih-lebih
kalau jarak anak terlalu dekat.Pada keluarga yang sosial ekonominya kurang, jumlah anak
yang banyak dapat menyebabkan kurangnya kasih sayang dan perhatian pada anak, selain
kebutuhan dasar anak juga tidak terpenuhi.
Persentase keluarga dengan jumlah anak > 2 lebih banyak menderita gizi kurang (50,8%)
dibandingkan dengan keluarga yang jumlah anaknya satu (31,5%). Hasil analisa pada
penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara jumlah anak dengan status gizi balita.
Faktor risiko termasuk ≥ 3 anak dalam keluarga berhubungan dengan keterlambatan
perkembangan pada balita. Jumlah anak ≥ 3 dalam keluarga berisiko 1,87 kali mengalami
keterlambatan perkembangan. Pada penelitian tersebut mengatakan bahwa faktor risiko
sosioekonomi memiliki tingkat kepentingan yang sama dengan faktor risiko biologis dalam
perkembangan balita.
2.3 Dampak Keterlambatan Perkembangan
Keterlambatan perkembangan merupakan kelainan perkembangan yang banyak
ditemukan, dan didefinisikan bila terdapat adanya keterlambatan yang signifikan, yaitu :
motorik kasar - halus, bahasa – bicara, kognitif, personal – sosial, atau adanya hambatan
dalam aktifitas harian. Adapun terdapat beberapa faktor risiko dan etiologi metabolik,
neurologik, maupun ekstrinsik seperti nutrisi dan stimulasi.
Masa balita, jika pada masa pertumbuhan dan perkembangan tidak dipantau baik akan
terjadi gangguan pertumbuhan dan perkembangan sehingga tidak akan dapat diperbaiki pada
periode selanjutnya sampai usia dewasa.
Banyak dari faktor risiko yang dapat menyebabkan dampak jangka panjang dan abadi
pada perkembangan anak.Kehidupan awal sangat penting karena gangguan selama periode
perkembangan yang cepat ini dapat menyebabkan perubahan yang abadi pada kapasitas
struktural dan fungsional otak.Gagal memenuhi perkembangan selama jendela kritis ini
memiliki efek abadi sepanjang jalan hidup, termasuk pencapaian sekolah, pendapatan orang
dewasa, dan kemiskinan antar generasi.
Perkembangan anak yang baik merupakan kebutuhan yang diprioritaskan karena
perkembangan yang buruk juga memiliki beberapa konsekuensi jangka panjang, seperti
kinerja sekolah yang buruk, upah rendah, dan tingkat kemiskinan yang tinggi.
Adapun jenis – jenis keterlambatan perkembangan anak yaitu :
1. Kerlambatan kognitif
Keterlambatan kognitif dapat mempengaruhi fungsi intelektual, mengganggu kesadaran
dan menyebabkan kesulitan dalam belajar. Selain itu, anak juga mengalami kesulitan
berkomunikasi dan bermain dengan orang lain.
2. Keterlambatan motorik / gerak
Keterlambatan pada keterampilan motorik akan mengganggu kemampuan anak untuk
mengendalikan otot di lengan, kaki dan tangan. Keterlambatan pada bayi di tandai dengan
gejala kesulitan berguling atau merangkak. Sementara anak yang lebih besar akan sulit
melakukan pekerjaan dasar seperti memegang benda-benda kecil atau menyikat gigi.
3. Keterlambatan sosial, emosional, dan perilaku
Keterlambatan sosial, emosional, dan perilaku disebabkan oleh perbedaan otak dalam
memproses informasi, atau bereaksi terhadap lingkungan sekitar. Akibatnya, kemampuan
anak untuk belajar, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain akan terganggu.
4. Keterlambatan berbicara
Seringkali anak dengan keterlambatan perkembangan akan mengalami keterlambatan
bicara secara reseptif dan ekspresif. Gangguan bahasa reseptif merupakan kondisi dimana
seorang anak mengalami kesulitan untuk memahami kata - kata yang diucapkan orang lain.
Anak menjadi sulit dalam mengidentifikasi warna, bagian tubuh, atau bentuk – bentuk.
Sementara itu, anak yang mengalami gangguan bahasa ekspresif yang ditandai dengan
kurangnya kosakata dan kalimat rumit yang dimiliki untuk anak seusianya. Anak menjadi
lebih lambat dalam berbicara, dan membuat kalimat.
Keterlambatan ini dapat terjadi karena penyebab fisiologis, seperti kerusakan otak,
sindrom genetik, atau gangguan pendengaran. Selain itu, keterlambatan berbicara juga dapat
disebabkan oleh faktor lingkungan seperti kurangnya stimulasi.
4.2 Skrining/pemeriksaan perkembangan anak menggunakan kuesioner pra skrining
perkembangan KPSP
Tujuan skrining / pemeriksaan perkembangan anak mengunakan KPSP adalah untuk
mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.Jadwal skrining /
pemeriksaan KPSP rutin adalah pada umur 3,6,9,12,15, 18, 21, 24, 30, dan 36 bulan.Jika
anak belum mencapai umur skrining tersebut, minta ibu datang kembali pada umur skrining
yang terdekat untuk pemeriksaan rutin.Misalnya bayi umur 7 bulan, diminta kembali untuk
skrining KPSP pada umur 9 bulan.Apabila orang tua datang dengan keluhan anaknya
mempunyai masalah tumbuh kembang, sedangkan umur anak bukan umur skrining maka
pemeriksaan menggunakan KPSP untuk umur skrining terdekat-yang lebih
muda.Skrining/pemeriksaan dilakukan oleh tenaga kesehatan, guru TK dan petugas PADU
terlatih.
Adapun tata cara pemeriksaan perkembangan anak menggunakan kuesioner pra
skrinining adalah sebagai berikut :
1. Alat/instrumen yang digunakan adalah:
a. Formulir KPSP menurut umur
Formulir ini berisi 9-10 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan yang telah
dicapai anak. Sasaran KPSP anak umur 1-36 bulan.
b.Alat bantu pemeriksaan berupa: pensil, kertas, bola sebesar bola tenis, kerincingan,
kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah, kismis, kacang tanah, potongan biscuit
kecil berukuran 0.5-1 cm.
2. Cara menggunakan KPSP :
a. Pada waktu pemeriksaan/skrining, anak harus dibawa.
b.Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal bulan dan tahun anak lahir.
Bila umur anak lebih 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan. Contoh: bayi umur 3 bulan
16 hari, dibulatkan menjadi 4 bulan. Bila umur bayi 3 bulan 15 hari, dibulatkan
menjadi 3 bulan.
c. Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak.
d.KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan, yaitu:
1) Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak, contoh: dapatkah bayi makan
kue sendiri?”
2) Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas untuk melaksanakan tugas yang
tertulis pada KPSP. Contoh: “pada posisi bayi anda telentang, tarilah bayi pada
pergelangan tangannya secara perlahanlahan keposisi duduk”.
a. Jelaskan kepada orang tua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab, oleh
karena itu pastikan ibu/pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan.
b. Tanyakan pertanyaan tersebut secara berurutan, satu persatu. Setiap pertanyaan
hanya ada 1 jawaban, Ya atau Tidak. Catat jawaban di formulir.
c. Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu/pengasuh anak menjawab
pertanyaan terdahulu.
d. Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab
3) Interpretasi hasil KPSP:
a. Hitunglah berapa jumlah jawaban Ya.
4) Intervensi yang diberikan setelah mendapat skrining
a. Bila perkembangan anak sesuai umur lakukan tindakan berikut:
1. Beri pujian pada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik.
2. Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak.
3. Ikutkan anak pada kegiatan dan pelayanan kesehatan di posyandu secara
teratur sebulan sekali.
4. Lakukan pemeriksaan skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan
pada anak berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan pada anak
berumur 24 sampai 36 bulan.
b. Bila perkembangan anak sesuai umur maka lakukan tindakan berikut:
1. Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan pada anak
lebih sering lagi.
2. Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak untuk
mengatasi penyimpangan atau mengejar ketertinggalannya.
3. Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan adanya
penyakit yang menyebabkan penyimpangan perkembangannya.
4. Lakukan penelitian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan menggunakan
daftar KPSP yang sesuai umur anak.
5. Jika hasil KPSP ulang jawaban “Ya” tetap 7 atau 8 maka kemungkinan ada
penyimpangan (P).
c. Bila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan (P), lakukan tindakan rujukan
ke rumah sakit dengan menuliskan jenis penyimpangan perkembangan (gerak
kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian).
4.3 Balita
4.3.1Pengertian balita
Balita adalah anak yang berusia diatas satu tahun atau biasa juga disebut dengan bayi di
bawah lima tahun. Berdasarkan peraturan Kemenkes RI (2016) seorang anak dikatakan
balita apabila anak berusia 12 bulan sampai dengan 59 bulan. Sedangkan seorang anak dari
usia 1 sampai 3 tahun disebut batita atau toddler.
Balita merupakan usia dimana anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan
yang pesat. Proses pertumbuhan dan perkembangan setiap individu berbeda-beda, bisa cepat
maupun lambat tergantung dari beberapa faktor diantranya herediter, lingkungan, budaya
dalam lingkungan, sosial ekonomi, iklim atau cuaca, nutrisi dan lain-lain (Kemenkes RI.
2016)
Selama 3 tahun pertama kehidupan, perkembangan anak bersifat dinamis dan
melibatkan pematangan fungsi yang saling terkait seperti kemampuan kognitif, fisik dan
sosio-emosional. Periode ini ditandai dengan perkembangan fisik dan neurologis yang cepat
dan membutuhkan nutrisi yang tepat agar anak dapat mencapai kemampuan tersebut
sehingga anak dapat mencapai potensi penuh mereka, dan tidak hanya dalam kualitas hidup,
tetapi juga dalam hal pencapaian pendidikan dan potensi penghasilan.
Usia toddler terjadi antara 1 sampai 3 tahun. Usia ini merupakan masa keemasan pada
anak karena pada masa ini anak akan sangat cepat mempelajari hal-hal baru. Keberhasilan
menguasai tugas-tugas perkembangan pada usia toddler membutuhkan dasar yang kuat
selama masa pertumbuhan dan memerlukan bimbingan dari orang lain terutama orang tua.
Menurut teori umur yang paling rawan adalah pada masa balita, oleh karena pada masa
itu anak mudah sakit dan anak mudah terjadi kurang status gizi.Disamping itu masa batita
merupakan dasar pembentukan 20 kepribadian anak, sehingga diperlukan perhatian khusus.
Batita dengan usia 1-3 tahun adalah masa yang sangat penting diperhatikan berkaitan
dengan tingkat kebutuhan batita untuk pertumbuhan dan perkembangan balitanya.
Pada balita terdapat rentang perubahan pertumbuhan dan perkembangan, yaitu rentang
cepat dan lambat. Dalam proses berkembangnya memiliki ciri fisik, kognitif, konsep diri,
dan perilaku sosial. Masa balita ini jika pada masa pertumbuhan dan perkembangan tidak
dipantau dengan baik akan terjadi gangguan pertumbuhan dan perkembangan sehingga tidak
akan dapat diperbaiki pada periode selanjutnya sampai usia dewasa.
4.3.2Karakteristik Balita
Pertumbuhan dan perkembangan seorang anak memiliki karakteristik yang berbeda-
beda di setiap tahapnya. Karakteristik perkembangan pada balita secara umum dibagi
menjadi 4 bagian, yakni :negativism, ritualism, temper tentrum, dan egocentric. Negativism
adalah anak cenderung memberikan respon yang negatif dengan mengatakan kata
“tidak”.Ritualism adalah anak akan membuat tugas yang sederhana untuk melindungi diri
dan meningkatkan rasa aman. Balita akan melakukan hal secara leluasa jika ada seseorang
seperti anggota keluarga berada disampingnya karena mereka merasa aman ada yang
melindungi ketika terdapat ancaman (Kemenkes RI. 2018).
Karakteristik selanjutnya adalah Temper tantrum.Temper tantrum merupakan sikap
dimana anak memiliki emosi yang cepat sekali berubah. Anak akan menjadi cepat marah
jika tidak dapat melakukan sesuatu yang tidak bisa dia lakukan. Berkembangnya egocentric
ini akan membuat anak menjadi lebih percaya diri, dapat membedakan dirinya dengan oran
lain, maka dapat mengembangkan kemauan dan mencapai dengan cara yang tersendiri serta
anak juga menyadari kegagalan dalam mencapai sesuatu.
Perkembangan selanjutnya pada anak usia 3 tahun adalah anak mulai bisa
menggunakan sepeda beroda tiga, berdiri dengn satu kaki dalam beberapa detik, melompat
luas, dapat membangun atau menyusun menara dengan menggunakan 9 sampai 10 kubus.
Melepaskan pakaian dan mengenakan baju sendiri.Usia 4 tahun, anak dapat melompat
dengan satu kaki, dapat menyalin gambar persegi, mengetahui lagu yang mudah dan rasa
ingin tahu yang ditunjukan dengan bermain seperti menjadi dokter atau perawat. Anak usia
5 tahun dapat melempar dan menangkap bola dengan baik, menyebutkan empat atau lebih
warna, bicara mudah dimengerti, dan sebagainya.
4.4 Pandemi Covid-19
Pandemi Covid-19 adalah krisis kesehatan yang pertama dan terutama di dunia.Banyak
hal yang belum pernah terjadi, bisa terjadi pada pandemi covid-19 ini. Misalnya, penutupan
Bandara, penutupan sekolah, baik dari jenjang sekolah dasar sampai perguruan tinggi,
penutupan toko, pemberlakuan WFH dan lain sebagainya serta pembatasan pelayanan-
pelayanan kesehatan. Dari upaya-upaya yang diterapkan untuk mengurangi penularan covid-
19 sangat menimbulkan dampak yang signifikan di berbagai sektor, salah satunya sektor
ekonomi, kegiatan sehari-hari dan seluruh aspek kehidupan anak (Agus Purwanto 2020).
Sampai saat pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) masih belum berakhir,
meskipun demikian kegiatan posyandu harus tetap dilakukan, hal ini merupakan salah satu
kegiatan yang sangat penting untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak
balita.Dampak dari pandemi Covid-19 salah satunya adalah tidak optimalnya pemantauan
terhadap kesehatan anak.Hal ini disebabkan karena kurangnya layanan kesehatan pada masa
pandemi. Tercatat hanya 19,2% layanan seperti posyandu yang tetap buka selama pandemi
(Has, 2020).
Dalam pedoman pencegahan dan pengendalian Covid-19 yang di keluarkan pada bulan
Juli 2020 revisi ke 5 dinyatakan bahwa penularan Covid-19 terjadi melalui droplet yang
mengandung virus SARSCoV-2 yang masuk ke dalam tubuh melalui hidung, mulut dan
mata, oleh karena itu untuk pencegahan penularan COVID-19 dapat dilakukan dengan
beberapa tindakan, antara lain seperti:
a. Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan pakai sabun dan air mengalir
selama 40-60 detik atau menggunakan cairan antiseptik berbasis alkohol (handsanitizer)
minimal 20 – 30 detik. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang
tidak bersih.
b. Menggunakan alat pelindung diri berupa masker yang menutupi hidung dan mulut jika
harus keluar rumah atau berinteraksi dengan orang lain yang tidak diketahui status
kesehatannya (yang mungkin dapat menularkan Covid-19).
c. Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk menghindari terkena droplet
dari orang yang yang batuk atau bersin. Jika tidak memungkin melakukan jaga jarak
maka dapat dilakukan dengan berbagai rekayasa administrasi dan teknis lainnya.
d. Membatasi diri terhadap interaksi / kontak dengan orang lain yang tidak diketahui status
kesehatannya.
e. Saat tiba di rumah setelah bepergian, segera mandi dan berganti pakaian sebelum kontak
dengan anggota keluarga di rumah.
f. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS)
seperti konsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik minimal 30 menit sehari, istirahat yang
cukup termasuk pemanfaatan kesehatan tradisional. Pemanfaatan kesehatan tradisional,
salah satunya dilakukan dengan melaksanakan asuhan mandiri kesehatan tradisional
melalui pemanfaatan Taman Obat Keluarga (TOGA) dan akupresur, yang meliputi :
1) Cara kesehatan tradisional untuk meningkatkan daya tahan tubuh
2) Cara kesehatan tradisional untuk meningkatkan nafsu makan
3) Cara kesehatan tradisional untuk mengatasi susah tidur
4) Cara kesehatan tradisional untuk mengatasi stress
5) Cara kesehatan tradisional untuk mengurangi keinginan merokok
g. Mengelola penyakit penyerta/komorbid agar tetap terkontrol
h. Mengelola kesehatan jiwa dan psikososial
Kondisi kesehatan jiwa dan kondisi optimal dari psikososial dapat tingkatkan melalui:
1) Emosi positif: gembira, senang dengan cara melakukan kegiatan dan hobi yang
disukai, baik sendiri maupun bersama keluarga atau teman dengan
mempertimbangkan aturan pembatasan sosial berskala besar di daerah masing-masing
2) Pikiran positif: menjauhkan dari informasi hoax, mengenang semua pengalaman yang
menyenangkan, bicara pada diri sendiri tentang hal yang positif (positive self-talk),
responsif (mencari solusi) terhadap kejadian, dan selalu yakin bahwa pandemi akan
segera teratasi
3) Hubungan sosial yang positif: memberi pujian, memberi harapan antar sesama, saling
mengingatkan cara-cara positif, meningkatkan ikatan emosi dalam keluarga dan
kelompok, menghindari diskusi yang negatif, tetap melakukan komunikasi secara
daring dengan keluarga dan kerabat.
Ketentuan teknis peningkatan kesehatan jiwa dan psikososial merujuk pada pedoman
dukungan kesehatan jiwa dan psikososial pada pandemi Covid-19 yang disusun oleh
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA.
i. Apabila sakit menerapkan etika batuk dan bersin. Jika berlanjut segera berkonsultasi
dengan dokter/tenaga kesehatan.
j. Menerapkan adaptasi kebiasaan baru dengan melaksanakan protokol kesehatan
dalam setiap aktivitas
4.5 Penelitian Yang Relevan
Dari penelitian yang dilakukan oleh orang - orang terdahulu di temukan penelitian yang
sisi kesamaan dengan penelitian penulis. Dan setiap penelitian tersebut memiliki cara
pandang yang berbeda – beda dalam penelitian.

Tabel 1 Penelitian Relevan

No Nama Peneliti / Hasil Perbedaan Persamaan


Thn Judul Metode Tammbahkan

1 Dini Makrufiyani Hasil menunjukan bahwa : 1. Waktu dan 1. Variabel Independen


(2018) Faktor- 1. Sebagian besar balita usia 1-3 tahun tempat penelitian 2. Desain penelitian
memiliki status perkembangan sesuai
faktor yang sebesar (25.6 %). 2. variabel 3. Definisi operasional
mempengaruhi 2. Berdasarkan hasil penelitian balita usia
dependen variabel penelitian
status 1-3 tahun dengan BBLR yang
mengalami status perkembangan sesuai 3. Uji sampel
perkembangan
sebanyak 3 balita (50%). Adapun balita
balita usia 1-3 4. Tehnik Sampling
dengan tidak BBLR yang mengalami
tahun di wilayah status perkembangan tidak sesuai
Puskesmas sebanyak 20 balita (23,8%). Hasil uji
Gamping II chi-square menunjukkan nilai p-value
Sleman 0,171 (>0,05)
3. Ada hubungan faktor status gizi balita,
pendapatan orang tua, dan pendidikan
orang tua dengan status perkembangan
balita usia 1-3 tahun sebanyak 8 balita
(50%). Adapun balita dengan status gizi
normal yang mengalami status
perkembangan tidak sesuai sebanyak 15
balita (20,3%).
4. Pendidikan orang tua merupakan faktor
yang paling mempengaruhi status
perkembangan balita usia 1-3 tahun
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
balita usia 1-3 tahun dengan
perkembangan sesuai pada tingkat
pendidikan orang tua rendah sebanyak 9
balita (47,4%). Adapun orang tua
dengan tingkat pendidikan tinggi namun
anak balitanya mengalami
perkembangan yang tidak sesuai
sebanyak 13 balita (18,3%). Hasil uji
chi-square menunjukkan nilai p-value
0,006 (< 0,05).
5. Tidak ada hubungan faktor berat badan
lahir balita dan jumlah saudara balita
dengan status perkembangan balita usia
1-3 dengan Hasil uji chi-square
menunjukkan nilai p-value 0,171
(>0,05).
2. Riski Meilidia Hasil menunjukn bahwa : 1. Variabel 1. Variabel Independen
Ginting (2017) 1. Distribusi Pengetahuan ibu tentang Dependen
Faktor – Faktor perkembangan anak usia 1-3 tahun di 2. Desain Penelitian
Yang desa Sei-Balai Tahun 2017, dengan 2. Uji Sampel
3. Uji populasi
pengetahuan baik yang
Mempengaruhi
perkembangannya sesuai sebanyak 58
Penyimpangan (100%)
Perkembangan 2. Distribusi ibu berpendidikan tinggi
Anak Usia 1 – 3 sebanyak 58 responden (89,2%),
Tahun Di Desa sedangkan minoritas responden yang
Sei – Balai berpendidikan rendah sebanyak 7
Kecamatan Sei – responden (10,8%) dengan
perkembangan anak usia 1-3 tahun.
Balai Kabupaten 3. Terdapat pengaruh pengetahuan ibu
Batu Bara” dengan nilai pvalue=0,000, pendidikan
ibu, pvalue= 0,001, dapat dilihat dari
α=0,05 sehingga p<a Tidak terdapat
pengaruh umur ibu dengan nilai pvalue
= 0,489, pekerjaan, pvalue = 0,389,
jumlah anak, pvalue =0,389, terhadap
penyimpangan perkembangan anak usia
1-3 tahun di desa sei-balai kecamatan
sei-balai kabupaten batubara.

3 Riadini Wahyu Hasil menunjukan bahwa : 1.Waktu dan 1. Variabel Independen


Utami (2016) tempat 2. Desain penelitian
1. Terdapat hubungan negatif antara
Faktor-Faktor pendidikan ibu dengan perkembangan penelitian 3. Definisi operasional
Yang motorik kasar balita usia 6 – 24 bulan
meskipun secara statistik tidak 2.variabel variabel penelitian
Mempengaruhi
Perkembangan signifikan dependen
Perkembangan 2. Terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara pemberian ASI 3.Uji sampel
Motorik Kasar
dengan perkembangan motorik kasar 4.Tehnik Sampling
Bayi Usia 6-24
balita dengan hasil (OR= 25,00; Cl 95%
Bulan Di Klinik
5,45 – 114,58; p<0,001)
Baby Smile
3. Terdapat hubungan yang positif antara
Kabupaten status gizi dengan hasil (OR= 3,04; Cl
Karanganyar 95% 0,97 – 9,46; p= 0.048)
4. Terdapat hubungan positif dan
signifikan antara penyakit infeksi
dengan perkembangan motorik kasar
balita dengan hasil penelitian (OR=
4,77; Cl 95% 1,84 – 12,36; p=0,0001)

4.6 Kerangka Teori

Perkembangan Balita

Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan balita


Lingkungan Pranatal Lingkungan Perinatal Lingkungan Postnatal

3 1 2

1. Riwayat gizi ibu saat hamil 1 1. Trauma lahir 1.Ras / suku bangsa
2. Mekanis 2.Jenis kelamin
2. BBLR
3. Toksin / zat kimia 3.Umur
4. Endokrin 4.Status Gizi
4.Status gizi
5. Radiasi
6. Infeksi 5.Perawatan kesehatan
7. Imunitas 6.Kerentanan terhadap penyakit
7.Faktor keluarga :

a. Pendidikan orang tua

b.Pendapatan orang tua

c. Jumlah saudara
Keterangan :
: Diteliti

: Tidak diteliti

Gambar 1 Kerangka Teori


Sumber : Dini Mukrufiyani(2018)1, Riski Meilidia Ginting (2017)2, Riadini Wahyu Utami (2016)3

2.9 Kerangka Konsep


Variabel Independen Variabel Dependen

BBLR

Status Gizi
Status Perkembangan Balita Usia 1-3
Pendapatan Orang Tua Tahun

Pendidikan Orang Tua


Jumlah Saudara

Keterangan :

: Variabel Independen

: Variabel Dependen

Gambar 2 Kerangka Konsep

2.10 Hipotesis
Hipotesis Penelitian
a. Jika nilai p Value < α (0,05) maka Ha diterima yang berarti :
1. Ada hubungan faktor berat badan lahir rendah dengan status perkembangan balita
usia 1-3 tahun pada masa pandemi Covid-19 di wilayah kerja Puskesmas Tibawa
2. Ada hubungan faktor status gizi balita dengan status perkembangan balita usia 1-3
tahun pada masa pandemi Covid-19 di wilayah kerja Puskesmas Tibawa
3. Ada hubungan faktor pendapatan orang tua balita dengan status perkembangan
balita usia 1-3 tahun pada masa pandemi Covid-19 di wilayah kerja Puskesmas
Tibawa
4. Ada hubungan faktor pendidikan orang tua balita dengan status perkembangan
balita usia 1-3 tahun pada masa pandemi Covid-19 di wilayah kerja Puskesmas
Tibawa
5. Ada hubungan faktor jumlah saudara balita dengan status perkembangan balita usia
1-3 tahun pada masa pandemi Covid-19 di wilayah kerja Puskesmas Tibawa.
b. Jika nilai p Value > α (0,05) maka Ha ditolak yang berarti :
1. Tidak ada hubungan faktor berat badan lahir rendah dengan status perkembangan
balita usia 1-3 tahun pada masa pandemi Covid-19 di wilayah kerja Puskesmas
Tibawa
2. Tidak ada hubungan faktor status gizi balita dengan status perkembangan balita usia
1-3 tahun pada masa pandemi Covid-19 di wilayah kerja Puskesmas Tibawa.
3. Tidak ada hubungan faktor pendapatan orang tua balita dengan status perkembangan
balita usia 1-3 tahun pada masa pandemi Covid-19 di wilayah kerja Puskesmas
Tibawa
4. Tidak ada hubungan faktor pendidikan orang tua balita dengan status
perkembangan balita usia 1-3 tahun pada masa pandemi Covid-19 di wilayah kerja
Puskesmas Tibawa
5. Tidak ada hubungan faktor jumlah saudara balita dengan status perkembangan
balita usia 1-3 tahun pada masa pandemi Covid-19 di wilayah kerja Puskesmas
Tibawa

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan penelitian observasional
analitik.Penelitian observasional analitik adalah suatu penelitian yang mengamati bagaimana
dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi tanpa melakukan intervensi apapun kepada
subyek penelitian.
Pada penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap faktor-faktor yang mempengruhi
status perkembangan balita usia 1-3 tahun. Adapun desain penelitian yang digunakan adalah
Cross sectional.Desain Cross Sectional yaitu mencakup semua jenis penelitian yang
pengukuran variabel-variabelnya dilakukan hanya satu kali pada satu saat.
3.2 Waktu Dan Tempat Penelitian
3.2.1Waktu Penelitian
Waktu penelitian telah dilakukan pada tanggal 11 Juni sampai 20 Desember tahun
2021.
3.2.2 Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di Puskesmas Tibawa Kecamatan Tibawa Kabupaten
Gorontalo.
3.3 Variabel Penelitian
3.3.1Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah berat badan lahir rendah, status gizi,
pendapatan orang tua, pendidikan orang tua, dan jumlah saudara balita
3.3.2Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perkembangan balita usia 1-3 tahun.

3.4 Definisi Operasional


Definisi operasional adalah definisi mengenai variabel yang di rumuskan berdasarkan
karakteristik-karakteristik variabel yang diamati. Adapun definisi operasional dari penelitian
ini yaitu sebagai berikut :
Tabel 2 Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Parameter Alat ukur Hasil Ukur Skala


Opersional
1. Status Hasil Pengukuan KPSP KPSP Status perkembangan Ordinal
Perkembang bertambahnya sesuai usia balita, 1. Jawaban “Ya” 9
an struktur fungsi berdasarkan atau 10 Kategori
tubuh yang di pedoman : = sesuai umur
2. Jawaban “Ya”7
ukur 1.jumlah
atau 8 Kategori =
menggunakan jawaban“Ya” 9
Meragukan
KPSP dan 10 dalam
3. Jawaban “Ya” 6
kategori sesuai
atau kurang
2.jumlah jawaban
Kategori =
“Ya” 7 dan 8
Penyimpangan
(meragukan)
3.jumlah jawaban
“Ya” kurang dari 7
(penyimpangan)
atau dalam
kategori tidak
sesuai.

2. Berat Badan Berat badan bayi 1. BBLR (<2500 gr) Wawancara Berat badan lahir Ordinal
Lahir lahir kurang dari 2. Tidak BBLR rendah :
Rendah 2500 gram (≥2500 gr) 1 = BBLR
(<2500gr)
2 = Tidak BBLR
(≥ 2500gr)

3. Status Gizi Status gizi yaitu 1. Gizi baik Mengukur 1. Normal Ordinal
keadaan tubuh 2. Gizi kurang berat badan 1) Gizi baik -2
akibat dari 3. Gizi buruk dan tinggi SD sd +1 SD
4. Beresiko gizi lebih badan
konsumsi
5. Gizi lebih menggunakan 2. Tidak Normal
makanan dan 6. Obesitas
penggunaan zat- Z-Score
1) Gizi buruk <-3
zat gizi. IMT/U.
SD
2) Gizi kurang -
3 SD sd <- 2
SD
3) Berisiko gizi
lebih > + 1
SD sd + 2 SD
4) Gizi lebih > +
2 SD sd +3
SD
5) Obesitas > + 3
SD

4. PendapatanOr Jumlah 1. Pendapatan sesuai Wawancara Pendapatan orang tua Ordinal


ang Tua penghasilan UMP daerah
Kabupaten
kedua orang tua Gorontalo
balita selama 2. Pendapatan tidak 1. Sesuai UMP
satu bulan. sesuai UMP daerah Kabupaten
daerah Kabupaten Gorontalo Rp.
Gorontalo 2.586.900
2. Tidak sesuai UMP
daerah Kabupaten
Gorontalo Rp.
2.586.900
5. Pendidikan Pendidikan 1. Tidak sekolah Wawancara Pendidikan orang tua: Ordinal
Orang Tua terakhir yang 2. SD, SMP 1. Tinggi
ditempuh oleh /Sederajat 1) Tamat SMA
3. SMA /Sederajat
orang tua balita.
4. PT /Sederajat 2) Tamat Sarjana

2. Rendah

1) Tamat SMP

2) Tamat SD

3) Tidak Tamat
SD

6. Jumlah Jumlah saudara 1. Tidak ada saudara Wawancara Jumlah saudara: Ordinal
Saudara kandung yang 2. Ada saudara Jumlah saudara 1 = Tidak ada
dimiliki oleh balita 2 = >1
balita dalam
keluarga yang
tinggal satu
rumah dengan
balita.

3.5 Populasi Dan Sampel


3.5.1 Populasi
Populasi dalam penenlitian ini adalah anak balita di Wilayah kerja Puskesmas Tibawa
yaitu sebanyak 127 balita.
3.5.2 Sampel
Rumus yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah rumus slovin :
n= N
1+ (N×d2)
Keterangan:
n = Ukuran sampel
N = Ukuran Populasi
d = Tingkat signifikan (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 90%)
Rumus slovin:
n = N
1+(N x d2)
n = 127
1+(127 x 0,12)
n = 127
1+(127 x 0,01)
n = 127
1+ 1,27
n = 127
2,27
n = 55,94 Dibulatkan menjadi 56
Jadi besar sampel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah 56
Tabel 3 Jumlah sampel yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Tibawa
No Nama Desa Jumlah Balita Jumlah Sampel

1. Desa Isimu Selatan

a. Dusun Teladan 25 25

X 56 = 11
b. Dusun Satria 127

20 20

X 56 = 9

127

2. Desa Balahu

a. Dusun Basulapa 27 27

X 56 = 12

127
b. Dusun Balahu 30
30
X 56 = 13
127

c. Dusun Dulango 25

25 X 56 = 11

127

Total 127 56

3.5.3 Sampling

Tehnik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cluster
random sampling. Hal ini digunakan agar peneliti dapat mudah menentukan sampel di setiap
tempat penelitian.
Kriteria sampel dalam penelitian ini meliputi dua kriteria, yaitu kriteria inklusi dan
kriteria eksklusi.(Notoatmodjo, 2016).
Adapun kriteria pengambilan sampel yang diambil oleh penulis yaitu :
1. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:
a. Balita usia 1-3 tahun
b. Balita yang terdaftar di Puskesmas Tibawa
2. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:
a. Orang tua balita yang tidak bersedia menjadi responden
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah angket /kuisoner.
Angket atau kuisoner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.Jadi Jenis
instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. KPSP status perkembangan
Lembar kuisioner dan KPSP yang berisi seperangkat pernyataan tertulis yang
ditujukan kepada responden dan dijawab oleh responden dengan memberi tanda check
list pada kolom yang tersedia. Adapun KPSP yang digunakan terdiri dari 7 jenis KPSP
yang terdiri atas KPSP untuk balita umur 12, 15, 18, 21, 24, 30 sampai dengan 36 bulan
2. Kuesioner status gizi
Pengukuran status gizi pada penelitian ini menggunakan alat ukur timbangan injak
digital untuk mengukur berat badan pada balita dan pita ukur atau microtoice untuk
pengukuran panjang badan pada balita.Pada penelitian ini status gizi balita diukur
menggunakan rumus IMT/U dengan kategori ambang batas status gizi anak yang dilihat
dari juknis antropometri.

3. Kuesioner BBLR
Pengukuran BBLR pada penelitian ini menggunakan cara wawancara berat badan
balita pada saat lahir.
4. Kuesioner Pendidikan orang tua
Pengukuran pendidikan orang tua pada penelitian ini menggunakan cara wawancara
pendidikan terakhir orang tua.
5. Kuesioner pendapatan orang tua
Pengukuran pendapatan orang tua pada penelitian ini menggunakan cara wawancara
berapa jumlah keseluruhan pendapatan orang tua balita selama sebulan.
6. Kuesioner jumlah saudara
Pengukuran jumlah saudara pada penelitian ini menggunakan cara wawancara
berapa jumlah saudara balita.
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Data yang diambil adalah data primer dan data sekunder. Dalam penelitian ini jenis
data yang digunakan ada dua (2) macam yaitu :
1. Data primer
Data primer yaitu data diperoleh dari responden dengan menggunakan kuesioner dan KPSP
berupa daftar pertanyaan sebagai alat bantu, dimana terlebih dahulu memberi penjelasan
singkat tentang kuesionernya, dibandingkan diisi oleh responden, kemudian dikumpulkan
kembali oleh peneliti dan diperiksa kelengkapannya.
2. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh berdasarkan formulir rekapitulasi laporan
kesehatan Balita atau laporan pihak Wilayah Kerja Puskesmas Tibawa.
3.8 Teknik Pengolahan Data
Data yang terkumpul diolah dengan langkah – langkah sebagai berikut:
1. Editing (Penyuntingan Data)
Editing adalah proses yang dilakukan untuk menilai kelengkapan data.
Peneliti mengecek kuisioner yang telah diisi oleh responden dan melihat
kelengkapan, kejelasan jawaban dengan pertanyaan. Tidak terdapat pertanyaan yang
belum terisi atau jawaban kurang jelas, responden mengerti cara pengisian dan
memahaminya. Proses ini dilakukan di tempat pengumpulan data.
2. Coding (Kode)
Pemberian simbol serta menyederhanakan data dengan pemberian
kode.Kegunaan dari koding ini adalah untuk mempermudah pada saat analisis data
dan juga mempercepat pada saat entry data.
3. Data Entry (Memasukkan Data)
Entry data merupakan proses memasukkan data ke dalam program pengolahan
data untuk dilakukan analisis menggunakan program statistik dengan komputer.
Setelah dilakukan pengkodean, peneliti memasukkan data untuk dilakukan proses
pengolahan data.
4. Cleaning
Cleaning merupakan pembersihan seluruh data supaya terhindar dari kesalahan
sebelum dilakukan proses analisis data. Peneliti memeriksa kembali seluruh proses
mulai dari pengkodean serta memastikan bahwa data yang diinput tidak terdapat
kesalahan sehingga analisis dapat dilakukan dengan benar. Proses cleaning dapat
dilakukan dengan bantuan program analisis statistik computer.
3.9 Teknik Analisa Data
3.9.1 Analisa Univariat
Analisis ini digunakan untuk menentukan distribusi frekuensi dan persentase dari setiap
variabel. Untuk analisa univariat menggunakan rumus :

x
P= x 100
y
Keterangan:
P : Persentase Subjek pada kategori tertentu
X : jumlah sampel dengan karakteristik tertentu
Y : jumlah sampel total

3.9.2 Analisis Bivariat


Analisa bivariat adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara
variabel independen yang meliputi : berat badan lahir, status gizi balita, pendapatan orang
tua, pendidikan orang tua, dan jumlah saudara balita dengan variabel dependen yang meliputi
status perkembangan balita. Analisa bivariat dilakukan dua tahap yang di duga berhubungan
atau berkolerasi.
Uji statistic yang digunakan untuk menguji hubungan kedua variabel tersebut adalah
dengan uji Chi-Square. Rumus yang digunakan yaitu :

2
( fo−fe)
x =∑
2

fe

Keterangan :

2
f = Nilai chi-kuadrat

fo = Frekuensi yang diobservasi (frekuensi empiris)

fe = Frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoritis)

Dari uji statistik ini akan dapat disimpulkan adanya hubungan variabel independen dan
variabel dependen dalam penelitian ini bermakna atau tidak mengguanakan derajat
kepercayaan 95% dan taraf kesalahan 5% (α=0,05), sehingga jika nilai p (ρ value)<0,5 berarti
hasil perhitungan signifikan (Ho ditolak dan Ha diterima) atau menunjukan ada hubungan
antara variabel independen dengan variabel dependen, dan apabila ρ value>0,05 berarti hasil
perhitungan statistik tidak bermakna atau tidak ada hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen.
3.10 Hipotesis Statistik
1. Jika nilai p Value < α (0,05) maka Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti terdapat
hubungan antara faktor BBLR, status gizi, pendapatan orang tua, pendidikan orang tua,
dan jumlah saudara dengan status perkembangan anak balita pada masa pandemi
Covid-19 di Wilayah Kerja Puskesmas Tibawa.
3.11 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan rekomendasi dari institusi tempat penelitian.
Peneliti mengajukan surat permohonan ijin kepada kepala Puskesms Tibawa terlebih dahulu,
kemudian setalah mendapat persetujuan selanjutnya peneliti melakukan penelitian dengan
menekankan masalah etika yang meliputi :
1) Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)
Penelitian mempertimbangkan hak-hak subyek untu mendapatkan informasi yang
terbuka berkaitan dengan jalannya penelitian serta memiliki kebebasan menentukan
pilihan dan bebas dari paksaan untuk berpartisipasi dalam kegiatan penelitian (autonomy).
Beberapa tindakan yang terkait dengan prinsip menghormati harkat dan martabat manusia,
adalah : peneliti mempersiapkan formulir persetujuan subjek (informed consent).
2) Menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penelitian (respect for privacy and
confidentiality)
Pada dasarnya penelitian akan memberikan akibat terbukanya informasi individu
termasuk informasi yang bersifat pribadi, sehingga peneliti memperhatikan hak-hak dasar
individu tersebut.
3) Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan
Peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian guna
mendaatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi subyek penelitian dan dapat
di generalisasikan di tingkat populasi (beneficence).
3.12 Alur Penelitian

Studi Pendahuluan

Permohonan Penelitian

Permohonan ijin kepada pihak Puskesmas Tibawa

Informed Consent

Bersedia Tidak Bersedia

Tanpa nama
Mengisi lembar kuesioner dan
pengukuran BB/TB

Kerahasiaan
Pengumpulan data dan
pengolahan data (SPSS)

Analisa Data

Hasil

Gambar 3 Alur Penelitian


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Tibawa yang merupakan salah satu puskesmas
yang ada di Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo. Puskesmas ini terletak di Kecamatan
Tibawa, Tepatnya di Desa Isimu Selatan. Puskesmas Tibawa melayani Masyarakat
khususnya di Kecamatan Tibawa yang terdiri dari 11 desa yaitu : Desa Isimu Utara, Desa
Isimu Selatan, Desa Datahu, Desa Tolotio, Desa Dunggala, Desa Molowahu, Desa Ilomata,
Desa Rekso, Desa Isimu Raya, Desa Balahu, dan Desa Botumoputi. Dengan batas wilayah
kerja sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Palopo
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Limboto Barat
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Buhu
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pulubala
Jumlah penduduk di wilayah Puskesmas Tibawa sebanyak 27.126 jiwa, dengan jumlah
KK sebanyak 7.728 KK. Jumlah laki-laki sebanyak 13.438 jiwa, dan penduduk perempuan
13.688 jiwa.
Puskesmas Tibawa sudah berapakali direnovasi oleh pemerintah gorontalo agar pasien
dan perawat dapat merasa nyamanan saat di puskesmas. Oleh karena itu puskesmas tibawa
direnovasi kembali pada tahun 2017 dengan dipimpin oleh bapak Suharto Akaseh, SKM di
tahun 2017-2018 dan sekarang dipimpin oleh bapak Hendra Tuna, SKM, M.Kes. Puskesmas
Tibawa termasuk Puskesmas global yang memliki ruangan UGD dan ruangan rawat inap, dan
juga memiliki ruangan kepala puskes, 1 ruangan dokter gigi, 1 ruangan dokter umum, 1
ruangan apotik, 1 ruangan imunisasi, 1 ruangan gizi, 1 ruangan administrasi, 1 ruangan VK
dan ruangan inapnya, dan memiliki ruangan tata usaha.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Karakteristik Responden
Pemaparan karakteristik responden pada penelitian in meliputi : Usia orang tua, Usia
dan jenis kelamin balita
1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan Usia ibu
Pada tabel dibawah ini akan disajikan karateristik responden berdasarkan usia ibu
diwilayah kerja Puskesmas Tibawa.
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia ibu Di Wilayah Kerja Puskesmas Tibawa.

Karakteristik Frekuensi Presentasi

Usia

20 Tahun – 25 Tahun 12 21.4


26 Tahun – 30 Tahun 19 33.9
31 Tahun – 35 Tahun 15 26.8
36 Tahun – 40 Tahun 7 12.5
41 Tahun – 45 Tahun 1 1.8
46 Tahun – 50 Tahun 2 3.6

Total 56 100.0

Sumber : Olah Data SPSS 2021


Distribusi responden berdasarkan usia ibu yang terbanyak rata-rata pada usia 26 tahun -
30 tahun yaitu 19 responden (33.9%) dan yang paling sedikit pada usia 41 – 45 tahun
sebanyak 1 responden (1.8%).
2. Distribusi responden berdasarkan usia balita
Pada tabel dibawah ini akan disajikan karateristik responden berdasarkan usia balita
diwilayah kerja Puskesmas Tibawa
Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Usia Balita di wilayah kerja Puskesmas Tibawa

Karakteristik Frekuensi Presentasi

Usia Balita 1-3 Tahun

12 Bulan – 15 Bulan 10 17.9


16 Bulan – 18 Bulan 4 7.1
19 Bulan – 21 Bulan 5 8.9

22 Bulan – 24 Bulan 10 17.9

25 Bulan – 30 Bulan 14 25.0

31 Bulan – 36 Bulan 13 23.2

Total 56 100.0

Sumber : Olah data SPSS 2021

Distribusi responden berdasarkan usia balita rata-rata paling banyak usia 25 bulan – 30
bulan sebanyak 14 responden (25.0%) dan yang paling sedikit usia 16 bulan – 18 bulan
sebanyak 4 responden (7.1%).
3. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin balita
Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Balita di wilayah kerja Puskesmas Tibawa

Karakteristik Frekuensi Presentasi

Jenis Kelamin

Laki-laki 24 42.9
Perempuan 32 57.1

Total 56 100.0

Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin rata – rata paling banyak yang berjenis
kelamin perempuan sebanyak 32 responden (57.1%) dan yang paling sedikit yang berjenis
kelamin laki-laki sebanyak 24 responden (42.9%).
4.2.2 Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan dan melihat distribusi serta
frekuensi dari variabel yang diteliti, pada penelitian ini distribusi variabel sampel yang
diambil adalah BBLR, Status Gizi, Pendapatan Orang Tua, Pendidikan Orang Tua dan
Jumlah Saudara.
1. Ananlisis univariat BBLR
Tabel 7 Ananlisis univariat BBLR

Variabel Frekuensi Presentasi


Berat Badan Lahir Rendah

Tidak BBLR 50 89.3


BBLR 6 10.7

Total 56 100.0

Sumber : Olah data SPSS 2021


Distribusi responden berdasarkan BBLR rata – rata terbanyak yaitu tidak BBLR
sebanyak 50 responden (89.3%). Sedangkan yang BBLR sebanyak 6 responden (10.7%).

2. Analisis univariat Status Gizi

Tabel 8 Analisis univariat Status Gizi

Variabel Frekuensi Presentasi

Status Gizi

Normal 42 75.0
Tidak Normal 14 25.0

Total 56 100.0

Sumber : Olah data SPSS 2021


Distribusi responden berdasarkan status gizi rata- rata terbanyak yaitu status gizi
normal sebanyak 42 responden (75.0%) dan yang paling sedikit status gizi tidak normal
sebanyak 14 responden (25.0%).
3. Analisis univariat Pendapatan Orang Tua

Tabel 9 Analisis univariat Pendapatan Orang Tua

Variabel Frekuensi Presentasi

Pendapatan Orang Tua

Sesuai UMP 25 44.6


Tidak Sesuai 31 55.4

Total 56 100.0

Sumber : Olah data SPSS 2021


Distribusi responden berdasarkan pendapatan orang rata – rata terbanyak tidak sesuai
UMP sebanyak 31 responden (55.4%) dan yang paling sedikit sesuai UMP sebanyak 25
responden (44.6%).
4. Analisis univariat Pendidikan Orang Tua

Tabel 10 Analisis univariat Pendidikan Orang Tua

Variabel Frekuensi Prekuensi

Pendidikan Orang Tua

Tinggi 42 75.0
Rendah 14 25.0

Total 56 100.0

Sumber : Olah data SPSS 2021


Distribusi responden berdasarkan pendidikan orang tua yang terbanyak pendidikan tinggi
sebanyak 42 responden (75.0%) dan yang berpendidikan rendah sebanyak 14 responden
(25.0%)

5. Analisis univariat Jumlah Saudara

Tabel 11 Analisis univariat Jumlah Saudara

Variabel Frekuensi Prekuensi

Jumlah Saudara

Tidak ada 38 67.9


>1 18 32.1

Total 56 100.0

Sumber : Olah data SPSS 2021


Distribusi responden berdasarkan jumlah saudara rata – rata terbanyak tidak ada
sebanyak 38 responden (67.9%), sedangkan yang paling sedikit >1 sebanyak 18 responden
(32.1%).
4.2.3 Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat apakah ada hubungan antara faktor BBLR,
Status Gizi, Pendapatan Orang Tua, Pendidikan Orang Tua, dan Jumlah Saudara dengan
Status Perkembangan Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tibawa
1. Hubungan faktor BBLR dengan status perkembangan anak balita

Tabel 12 Distribusi hubungan faktor BBLR dengan status perkembangan anak balita

StatusPerkembangan Total P
BBLR
Kategori Sesuai Kategori
Meragukan

n % n % N %

Tidak BBLR 36 64.3 14 25.0 50 89.3

BBLR 4 7.1 2 3.6 6 10.7 0.785

Total 40 71.4 16 28.6 56 100.0

Sumber : Olah data SPSS 2021


Berdasarkan tabel di atas menunjukan balita yang tidak BBLR dengan status
perkembangan kategori sesuai sebanyak 36 anak balita (64.3%) dan yang kategori meragukan
sebanyak 14 anak balita (25.0%) sedangkan balita yang BBLR dengan status perkembangan
kategori sesuai sebanyak 4 anak balita (7.1%) dan yang kategori meragukan sebnayak 2 anak
balita (3.6%).
Hasil Chi Square didapatkan nilai p= 0.785 >0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat hubungan yang bermakna antara BBLR dengan status perkembangan anak
balita pada masa pandemi covid 19 di wilayah kerja Puskesmas Tibawa.
2. Hubungan faktor status gizi balita dengan status perkembangan anak balita
Tabel 13 Distribusi hubungan faktor status gizi balita dengan status perkembangan anak balita
StatusPerkembangan Total P
Status Gizi
Kategori Sesuai Kategori
Meragukan

n % N % N %
Normal 37 66.1 5 8.9 42 75.0

Tidak Normal 4 7.1 10 17.9 14 25.0 0.000

Total 41 73.2 15 26.8 56 100.0

Sumber : Olah data SPSS 2021

Berdasarkan tabel di atas menunjukan balita yang memiliki status gizi normal dengan
status perkembangan kategori sesuai sebanyak 37 anak balita (66.1%) dan yang kategori
meragukan sebanyak 5 anak balita (8.9%), sedangkan balita yang memiliki status gizi tidak
normal dengan status perkembangan kategori sesuai sebnayak 4 anak balita (7.1%) dan yang
kategori meragukan sebanyak 10 anak balita (17.9%).
Hasil Chi Square didapatkan nilai p= 0.000 <0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan antara status gizi dengan status perkembngan anak balita pada masa
pandemi covid 19 di wilayah kerja Puskemas Tibawa.
3. Hubungan faktor pendapatan orang tua dengan status perkembangan anak balita

Tabel 14 Distribusi hubungan faktor pendapatan orang tua dengan status perkembangan anak balita

StatusPerkembangan Total P
Pendapatan
Orang Tua Kategori Sesuai Kategori
Meragukan

n % N % N %

Sesuai UMP 21 37.5 4 7.1 25 44.6

Tidak Sesuai 19 33.9 12 21.5 31 55.4 0.061


UMP

Total 40 71.4 16 28.6 56 100.0

Sumber : Olah data SPSS 2021


Berdasarkan tabel di atas menunjukan pendapatan orang tua sesuai UMP dengan status
perkembangan kategori sesuai sebnayak 21 orang (37.5%) dan yang kategori meragukan
sebanyak 4 orang (7.1%). Sedangkan pendapatan orang tua yang tidak sesuai UMP dengan
kategori sesuai sebanyak 19 orang (33.9%) dan kategori meragukan sebanyak 12 orang
(21.5%).
Hasil Chi Square didapatkan nilai p= 0.061 > 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat hubungan faktor pendapatan orang tua dengan status perkembngan anak balita
pada masa pandemi covid 19 di wilayah kerja Puskemas Tibawa.
5. Hubungan faktor pendidikan orang tua dengan status perkembangan anak balita

Tabel 15 Distribusi hubungan faktor pendidikan orang tua dengan status perkembangan anak balita

StatusPerkembangan Total P
Pendidikan
Orang Tua Kategori Sesuai Kategori
Meragukan

n % N % n %

Tinggi 35 62.5 7 12.5 42 75.0

Rendah 5 8.9 9 16.1 14 25.0 0.001

Total 40 71.4 16 28.6 56 100.0

Sumber : Olah data SPSS 2021


Berdasarkan tabel di atas menunjukan orang tua yang berpendidikan tinggi yang status
perkembangan dengan kategori sesuai sebanyak 35 orang (62.5%) dan yang kategori
meragukan sebanyak 7 orang (12.5%). Sedangkan orang tua yang berpendidikan rendah yang
status perkembangan dengan kategori sesuai sebanyak 5 orang (8.9%) dan yang kategori
meragukan sebanyak 9 orang (16.1%).
Hasil Chi Square didapatkan nilai p= 0.001 < 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan faktor pendidikan orang tua dengan status perkembngan anak balita pada
masa pandemi covid 19 di wilayah kerja Puskemas Tibawa.

6. Hubungan faktor jumlah saudara balita dengan status perkembangan anak balita

Tabel 16 Distribusi hubungan faktor jumlah saudara balita dengan status perkembangan anak balita
StatusPerkembangan Total P
Jumlah
Saudara Balita Kategori Sesuai Kategori
Meragukan

n % N % n %

Tidak ada 31 55.3 7 12.5 38 67.8

>1 9 16.1 9 16.1 18 32.2 0.015

Total 40 71.4 16 28.6 56 100.0

Sumber : Olah data SPSS 2021


Berdasarkan tabel di atas menunjukan balita yang tidak ada saudara dengan status
perkembangan kategori sesuai sebnayak 31 anak balita (55.3%) dan yang kategori meragukan
sebanyak 7 anak balita (12.5%). Sedangkan balita yang memiliki jumlah saudara > 1 yang
status perkembangan dengan kategori sesuai sebanyak 9 anak balita (16.1%) dan kategori
meragukan sebanyak 9 anak balita (16.1%).
Hasil Chi Square didapatkan nilai p= 0.015 < 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan jumlah saudara balita dengan status perkembngan anak pada masa
pandemi covid 19 di wilayah kerja Puskemas Tibawa.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Karakteristik Responden
1. Karakteristik Responden berdasarkan Usia Ibu
Berdasarkan karakteristik responden dari usia orang tua yang memiliki anak
balita di wilayah kerja Puskesmas Tibawa terbanyak berkisar antara usia 26 - 30
tahun sebanyak 19 responden (33.9%). Kelompok usia 26 - 30 tahun termasuk pada
kelompok usia dewasa hal ini berdasarkan klasifikasi WHO (2020) yang menyatakan
bahwa usia dewasa seseorang sejak masuk pada usia 20-60 tahun.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Oyefara (2014)
menyatakan bahwa mayoritas ibu yang berusia 20 tahun atau 20 tahun keataslebih
cenderung memiliki pengetahuan yang baik dalam mengasuh anaknya dibandingkan
ibu yang berusia < 20 tahun. Hal ini karena kelompok usia dewasa awal memiliki
pemikiran yang matang dan pengalaman yang lebih banyak memengaruhi ibu untuk
mengambil keputusan dalam perkembangan anaknya
Menurut Prihanti (2016), menyatakan bahwa usia ibu yang mengalami
peningkatan dalam batas tertentu yaitu sejak 20-35 tahun dapat meningkatkan
pengalaman ibu dalam mengasuh anak, sehingga akan berpengaruh dalam upaya
pencegahan dan penanggulangan timbulnya penyakit. Ibu yang berusia dewasa (20-
35 tahun) biasanya cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih akan
kesehatan anaknya.
Berdasarkan uraian diatas peneliti berasumsi bahwa usia dewasa memiliki
karakteristik dimana seseorang lebih mau mencari informasi terkini dan memiliki
sudut pandang yang lebih baik terhadap sesuatu hal yang baru. Hal ini lambat laun
dapat meningkatkan pengetahuannya. Ibu yang memiliki usia tersebut dapat berpikir
dengan lebih beralasan dan memiliki pola pikir yang matang tentang pentingnya
proses perkembangan anak.
2. Karakteristik Berdasarkan Usia Balita
Berdasarkan karakteristik responden dari usia balita yang berada di wilayah
kerja Puskesmas Tibawa rata – rata paling banyak usia 25 bulan – 30 bulan sebanyak 14
responden (25.0%). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Dini Makrufiani
(2018) menyatakan pada usia ini karakter anak mulai terbentuk dan berkembang menjadi
dirinya sendiri. Tak jarang, di usia ini, anak mulai kerap meniru kebiasaan orang tua mulai
dari gerakan, cara berbicara, hobi dan lain – lain.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Ritiananwati (2015) menyatakan bahwa pada usia
dua tahun pertama merupakan masa – masa emas bayi. Tumbuh kembang bayi pada usia
tersebut sangatlah cepat. Bayi yang hanya bisa menangis hingga menjadi anak balita yang
pandai berbicara. Oleh karena itua, pada masa ini orang tua berperan penting untuk
mencermati dan memberikan stimulasi yang maksimal untuk tumbuh kembangnya.
Berdasarkan uraian diatas peneliti berasumsi bahwa mulai pada usia 24 bulan
balita akan menjukkan banyak perkembangan selama satu tahun ke depan, baik
perkembangan fisik maupun perkembangan motoriknya.
3. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan karakteristik responden dari jenis kelamin anak balita yang
berada di Wilayah kerja Puskesmas Tibawa rata – rata paling banyak yang berjenis
kelamin perempuan sebanyak 32 responden (57.1%). Penelitian sejalan dengan hasil
penelitian Argianti (2017) menunjukkan mayoritas anak berjenis kelamin perempuan
sebanyak 53,2%.Dari fenomena ini sebagian besar responden orang tua memiliki
anak perempuan.
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Uki Nengsih
(2016) menyatakan bahwa salah satu faktor yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan adalah jenis kelamin dengan hasil penelitian menunjukan bahwa dari
24 responden yang pertumbuhannya normal sebanyak 16 orang atau sebesar
66.6% berjenis kelamin perempuan.
Menurut Maryuani (2015) menjenlaskan bahwa secara umum faktor-faktor
penentu (determinan) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak adalah faktor
genetik yang salah satunya adalah jenis kelamin dimana pada umur tertentu laki –
laki dan perempuan sangat berbeda dalam dalam ukuran besar kecepatan tumbuh
proporsi jasmani. Anak laki – laki memang pertumbuhannya lebih cepat dari anak
perempuan namun anak perempuan menjadi dewasa lebih dini mulai pada usia
remaja.
Berdasarkan uraian diatas peneliti berasumsi bahwa adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi perkembangan anak balita adalah jenis kelamin.
4.3.2 Analisis Univariat
1. Gambaran responden berdasarkan BBLR
Berdasarkan karakteristik responden dari BBLR anak balita yang berada di Wilayah
kerja Puskesmas Tibawa balita yaitu tidak BBLR sebanyak 50 responden (89.3%).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ade Santri (2016)
mengungkapkan anak yang lahir dengan dengan riwayat BBLR mempunyai pola
pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan dengan anak berat lahir normal. Terdapat
hambatan pertumbuhan yang serius pada anak yang riwayat BBLR yang dimulai sejak dalam
kandungan hingga anak berumur 2 tahun sehingga anak tidak pernah mencapai berat badan
ideal.
Menurut Hidayat (2015) Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan bayi yang lahir
dengan berat badan kurang dari 2.500 gram. BBLR biasanya memiliki fungsi sistem organ
yang belum matur sehingga dapat mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan lingkungan
hidupnya. Oleh karena itu, BBLR memiliki resiko untuk mengalami hambatan pertumbuhan
dan perkembangan di masa depan. Hambatan tersebut akan terjadi pada tahun – tahun
pertama kehidupan dengan riwayat BBLR.
2. Gambaran responden berdasarkan Status Gizi
Berdasarkan karakteristik responden dari status gizi anak balita yang berada di Wilayah
kerja Puskesmas Tibawa rata- rata terbanyak yaitu dengan status gizi Normal sebanyak 42
responden (75.0%). Sejalan dengan penelitian Jumadi (2016) ditinjau dari sudut masalah
kesehatan dan gizi, maka balita termasuk dalam golongan masyarakat kelompok rentan gizi,
yaitukelompok masyarakat yang paling mudah menderita kelainan gizi, sedangkan pada saat
ini mereka sedang mengalami proses pertumbuhan yang sangat pesat terutama pada usia 1
sampai 5 tahun.
Menurut Stanhope dan Lancaster (2012), menjelaskan bahwa balita memiliki
faktor resiko biologi yang meliputi faktor genetik atau fisik yang ikut berperan dalam
timbulnya risiko tertentu yang mengancam kesehatan. Usia balita yang masih muda
(1-5 tahun) menyebabkan sistem kekebalan tubuh yang belum berkembang. Hal ini
menyebabkan balita lebih mudah terkena masalah nutrisi.
Berdasarkan uraian diatas peneliti berasumsi bahwa balita dengan usia 1
tahun merupakan keadaan dimana balita sedang mengalami pertumbuhan dan
perkembangan, sehingga balita pada usia ini lebih mudah memiliki resiko masalah
gizi, oleh karena itu peran orang tua dalam memenuhi status gizi anak dalam
periode usia ini sangatlah penting.
3. Gambaran responden berdasarkan Pendapatan Orang Tua
Berdasarkan karakteristik responden dari pendapatan orang tua balita yang
berada di Wilayah kerja Puskesmas Tibawa pendapatan orang rata – rata terbanyak tidak
sesuai UMP sebanyak 31 responden (55.4%).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2011) dari
hasil penelitian diketahui bahwa 66,8% orang tua memiliki pendapatan yang tidak
sesuai UMP dengan status ekonomi rendah, keluarga yang miliki pendapatan
kurang atau tidak menentu memiliki keterbatasan untuk menyediakan pangan yang
baik untuk kebutuhan sehari-hari.
Menurut Hidayat (2020) pendapatan masyarakat yang kurang atau tidak sesuai
UMP daerah akan berdampak pada ekonomi, dimana masyarakat akan mengalami
kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan sehingga akan berdampak buruk bagi
kesehatan secara individu pada masyarakat dan status ekonomi bagi Negara.
Hidayat mengemukakan di masa pandemi covid-19 ini tidak hanya masyarakat yang
berpenghasilan kecil yang mengalami dampaknya pengusaha dengan penghasilan
besarpun merasakan dampak ekonomi ini.
Berdasarkan pembahasan diatas peneliti berasumsi bahwa pendapatan
orangtua yang tidak sesuai UMP akan berdampak pada ekonomi dalam keluarga,
dimana hal ini karena banyaknya kebutuhan yang harus dipenuhi dalam keluarga
tidak seimbang dengan pendapatan yang diperoleh, terlebih dimasa pandemi Covid-
19 ini masyarakat perlu memerhatikan kebutuhan nutrisi agar tidak mudah
sakit/terinfeksi covid-19 sehingga kebutuhan meningkat.
4. Gambaran responden berdasarkan pendidikan orang tua
Berdasarkan karakteristik responden dari pendidikan orang tua balita yang
berada di Wilayah kerja Puskesmas Tibawa rata – rata orang tua berpendidikan
tinggi sebanyak 42 responden (75.0%). Hasil ini sesuai dengan Nurapriyanti (2015)
yang mengatakan bahwa tingkat pendidikan yang tinggi dapat mempengaruhi tingkat
kemudahan ibu dalam menerima dan mengakses informasi sehingga orang tua
dengan pendidikan tinggi lebih dominan menerapkan pola asuh yang baik untuk
perkembangan anaknya.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Ngadjo dalam Utami (2018) diketahui
bahwa orang tua dengan pendidikan tinggi kerap menggunakan pola yang baik dan
sesuai dalam mengasuh anak, orang tua yang berpendidikan tinggi banyak
menerima informasi tentang hal-hal yang baik untuk anaknya sehingga menerapkan
pada anak dengan memaksa anak disertai dengan penjelasan agar anak paham.
Berdasarkan uraian diatas peneliti berasumsi bahwa pendidikan orang tua juga
berpengaruh dalam perkembangan anak. Selain itu pada penelitian ini menunjukan
bahwa orang tua yang berpendidikan tinggi rata-rata memberikan pola asuh yang
baik untuk perkembangan anaknya. karena orangtua yang berpendidikan tinggi
kerap menerapkan aturan-aturan pada anaknya, adapun aturan yang diterapkan ini
dianggap penting untuk kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai
dengan informasi yang didapatkan orang tua baik dari bangku pendidikan maupun
dari sumber yang lain seperti media sosial atau lingkungan sekitar.
5. Gambaran responden berdasarkan jumlah saudara
Berdasarkan karakteristik responden dari jumlah saudara balita yang berada di
Wilayah kerja Puskesmas Tibawa rata – rata lebih banyak balita tidak ada saudara
sebanyak 38 responden (67.9%).
Penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Risky (2017) dengan
hasil mayoritas balita yang hanya memiliki 1 saudara sebanyak 38 (92.7%) dapat
berpengaruh pada perkembangan balita.
Menurut M Ozkan et al (2016) mengatakan bahwa faktor risiko termasuk >1 anak
dalam keluarga beresiko 1,87 kali mengalami keterlambatan dalam keluarga beresiko 1,87
kali mengalami keterlambatan perkembangan.
Berdasarkan uraian diatas peneliti berasumsi bahwa balita yang memiliki jumlah saudara
lebih dari 1 dapat menyebabkan kurangnya perhatian pada anak. Selain itu kebutuhan dasar
anak juga akan kurang terpenuhi terutama pada keluarga yang keadaan sosial ekonominya
cukup.
4.3.3 Analisis Bivariat
1. Analisis hubungan BBLR dengan status perkembangan anak balita pada masa
pandemi covid-19
Berdasarkan tabel 12 di ketahui jumlah responden sebanyak 56 responden, dari 56
responden tersebut yang tidak BBLR dengan status perkembangan kategori sesuai sebanyak
36 responden dan kategori meragukan sebanyak 14 responden. Sedangkan responden yang
BBLR dengan status perkembangan kategori sesuai sebanyak 4 responden dan kategori
meragukan sebanyak 2 responden. Berdasarkan hasi uji analisis Chi Square didapatkan nilai
p=Value0.785 > dari nilai α 0.05 yang artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara
BBLR dengan status perkembangan anak balita pada masa pandemi covid 19 di wilayah kerja
Puskesmas Tibawa.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dini Makrufiyani
(2018), tentang hubungan berat badan lahir dengan perkembangan balita usia 1-3 tahun
dengan nilai p-value = 0,171. Hasil statistik menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan
bermakna antara BBLR dengan status perkembangan balita.
Menurut Wiknjosastro (2017) bahwa balita yang lahir dengan riwayat BBLR tetapi
mendapatkan penanganan yang tepat pada saat persalinan, neonatus, masa bayi, dan masa
balita tidak akan mengalami gangguan perkembangan.
Sedangkan menurut Linsell et al (2015) bahwa perkembangan anak balita sangat
dipengaruhi oleh berat badan saat lahir. Anak yang lahir dengan BBLR beresiko untuk
mengalami permasalahan perkembangan. Tetapi faktor eksternal seperti lingkungan dan
stimulasi serta pola asuh dapat mengubah kondisi tersebut. Meskipun lahir dengan BBLR
anak masih mempunyai kesempatan untuk tumbuh dan berkembang secara optimal jika

faktor eksternal seperti stimulasi dan pola asuh diberikan secara maksimal.
Berdasarkan hasil penelitian di atas peneliti berasumsi bahwa anak yang lahir dengan

berat badan lahir rendah atau masih dibawah normal masih mempunyai kesempatan untuk
berkembang secara normal sesuai dengan usia jika keluarga atau orang terdekat dapat
memberikan stimulasi maupun perawatan yang baik.
2. Analisis hubungan status gizi dengan status perkembangan anak balita pada masa
pandemi covid-19
Berdasarkan tabel 13 di ketahui jumlah responden sebanyak 56 responden, dari 56
responden tersebut yang status gizi normal dengan status perkembangannya sesuai kategori
sebanyak 37 responden dan kategori meragukan sebanyak 5 responden. Sedangkan responden
yang status gizi tidak normal dengan status perkembangannya sesuai kategori sebanyak 4
responden dan kategori meragukan sebanyak 10 responden. Berdasarkan hasil uji analisis Chi
Square didapatkan nilai p=Value0.000 < dari nilai α 0.05 yang artinya terdapat hubungan
yang bermakna antara status gizi dengan status perkembangan anak balita pada masa
pandemi covid 19 di wilayah kerja Puskesmas Tibawa.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakuakan oleh Lindawati (2016)
yang menyatakan bahwa status gizi berhubungan signifikan dengan perkembangan anak (p-
value 0,004). Status gizi yang buruk 5,7 kali lipat beresiko untuk terjadinya keterlambatan
perkembangan. Status gizi buruk berpotensi untuk terjadi perkembangan yang tidak sesuai
dengan usia.
Menurut Rosela (2017) mengatakan faktor penting yang mempengaruhi tumbuh
kembang anak adalah faktor gizi. Kekurangan gizi pada anak akan berdampak pada
keterbatasan pertumbuhan, kerentanan terhadap infeksi, dan akhirnya dapat menghambat
perkembangan sehingga anak perlu memperoleh gizi dari makanan dalam jumlah yang tepat
dan kualitas baik.
Berdasarkan hasil penelitian diatas peneliti berasumsi bahwa balita dengan usia 1-3
tahun merupakan keadaan dimana balita sedang mangalami proses pertumbuhan dan
perkembangan. sehingga balita pada usia ini memiliki resiko masalah gizi, dan saat inilah
peran orang tua dalam memenuhi status gizi anak dalam periode usia ini sangatlah penting.
3. Analisis hubungan pendapatan orang tua dengan status perkembangan anak balita
pada masa pandemi covid-19
Berdasarkan tabel 14 di ketahui jumlah responden sebanyak 56 responden, dari 56
responden tersebut yang memiliki pendapatan sesuai UMP dengan status perkembangan
kategori sesuai sebanyak 21 responden dan dengan kategori meragukan sebanyak 4
responden. Sedangkan responden yang memiliki pendapatan tidak sesuai UMP dengan status
perkembanga kategori sesuai sebanyak 19 responden dan kategori meragukan sebanyak 12
responden. Berdasarkan hasi uji analisis Chi Square didapatkan nilai p=Value0.061 > dari
nilai α 0.05 yang artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna pendapatan orang tua
dengan status perkembangan anak balita pada masa pandemi Covid-19 di wilayah kerja
Puskesmas Tibawa. Hal tersebut di sebabkan karena selama pandemi Covid-19 pendapatan
orang tua mengalami penurunan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dini Makrufiyani
(2018), tentang hubungan pendapatan orang tua dengan perkembangan balita usia 1-3 tahun
dengan nilai p-value = 0,474 hasil penelitian menjukkan tidak ada hubungan antara
pendapatan orang tua dengan perkembangan anak balita.
Menurut teori Soetjiningsih (2015) jika pendapatan orang tua yang di bawah UMP
tetapi faktor eksternal seperti stimulasi dan pola asuh yang baik di berikan maka faktor
pendapatan tidak dapat mempengaruhi perkembangan anak .
Menurut Lestari RD et al (2016) menyatakan bahwa status sosial ekonomi rendah tidak
berhubungan secara signifkan dengan perkembangan anak balita, balita dengan status sosial
ekonomi orang tua rendah masih memiliki peluang sebanyak 44 kali perkembangan anak
balita yang sesuai dengan tahap usianya.
Berdasarkan hasil penenlitian diatas peneliti berasumsi bahwa keluarga dengan
pendapatan yang cukup tetapi masih bisa memberikan pola asuh yang baik kepada anak maka
status perkembangan anak bisa sesuai dengan tahap seusianya.
4. Analisis hubungan pendidikan orang tua dengan status perkembangan anak balita
pada masa pandemi Covid-19
Berdasarkan tabel 15 di ketahui jumlah responden sebanyak 56 responden, dari 56
responden tersebut yang berpendidikan tinggi dengan status perkembangan kategori sesuai
sebanyak 35 responden dan dengan kategori meragukan sebanyak 7 responden. Sedangkan
responden yang memiliki pendidikan rendah dengan status perkembanga kategori sesuai
sebanyak 5 responden dan kategori meragukan sebanyak 9 responden.
Berdasarkan hasi uji analisis Chi Square didapatkan nilai p=Value0.001 < dari nilai α
0.05 yang artinya terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan orang tua dengan
status perkembangan anak balita pada masa pandemi Covid-19 di wilayah kerja Puskesmas
Tibawa.
Hasil penelitan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan olah Riski Meilidia
Ginting tentang pengaruh pendidikan terhadap perkembangan anak dengan hasil uji Chi-
square menunjukan nilai p-value 0,006 (<0,05) yang berarti ada hubungan yang signifikan
antara pendidikan orang tua dengan perkembangan balita. Hasil penelitian ini juga didukung
oleh Bhattacharya et al (2017) menjukan bahwa balita dengan status pendidikan orang tua
rendah memiliki peluang sebanyak 5 kali perkembangan anak balita tidak sesuai dengan
tahapan usianya dibandingkan dengan balita yang status pendidikan orang tuanya tinggi
dengan p-valueI 0,01.
Penelitian lain yang mendukung penelitian ini adalah penelitian Westgard C dan
Alnasser Y (2017) menjukkan hubungan yang signifikan antara keterlambatan perkembangan
dengan tingkat pendidikan orang tua dengan p-value 0.009 dan penelitian Lestari RD et al
juga menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan orang tua
dengan status perkembangan balita p-value 0,002 dan pendidikan orang tua yang rendah
memiliki resiko 4.3 kali mengalami perkembangan yang tidak sesuai.
Berdasarkan hasil penelitian di atas peneliti berasumsi bahwa faktor pendidikan orang
tua terutama ibu sangat berpengaruh dalam perkembangan anak balita, karena seorang ibu
adalah subjek utama dalam pengasuhan anak. Seorang ibu dengan pendidikan rendah tidak
mudah mengerti dan memahami kebutuhan anak dalam mendukung perkembangan anak
sesuai tahapan usianya. Berbeda dengan orang yang berpendidikan tinggi, atau pengetahuan
yang luas maka orang tua memahami bagaimana harus memposisikan diri dalam tahapan
perkembangan anak.
5. Analisis hubungan jumlah saudara dengan status perkembangan anak balita pada
masa pandemi Covid-19
Berdasarkan tabel 16 di ketahui jumlah responden sebanyak 56 responden, dari 56
responden tersebut yang tidak ada saudar dengan status perkembangan kategori sesuai
sebanyak 31 responden dan yang kategori meragukan sebanyak 7 responden. Sedangkan
responden yang memiliki jumlah saudara > 1 dengan status perkembanga kategori sesuai
sebanyak 9 responden dan kategori meragukan sebanyak 9 responden.
Berdasarkan hasi uji analisis Chi Square didapatkan nilai p=Value0.015 < dari nilai α
0.05 yang artinya terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah saudara dengan status
perkembangan anak balita pada masa pandemi covid-19 di wilayah kerja Puskesmas Tibawa.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Celikkiran S et al
(2015) yang menjukkan adanya hubungan yaitu jumlah anak dalam keluarga ≥1 beresiko
1,909 kali mengalami keterlambatan perkembangan. Banyaknya jumlah anak dalam keluarga
membuat perhatian orang tua terbagi dan kurang maksimal pada masing-masing anak.
Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Dini Makrufiani (2018)
mengatakan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara antara jumlah saudara dan
perkembangan anak (p= 0.128)
Menurut M Ozkan et al (2016) mengatakan bahwa faktor risiko termasuk > 1 anak
dalam keluarga beresiko 1,87 kali mengalami keterlambatan dalam keluarga beresiko 1,87
kali mengalami keterlambatan perkembangan.
Berdasarkan hasil penelitian di atas peneliti berasumsi bahwa jumlah anak yang >1
dapat menyebabkan kurangnya perhatian pada anak. Selain itu kebutuhan dasar anak juga
akan kurang terpenuhi terutama pada keluarga yang keadaan sosial ekonominya cukup.
4.4 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian awal yang dilakukan oleh peneliti sehingga hasil
penelitian ini tidak luput dari keterbatasan. Adapun keterbatasan yang ditemukan peneliti saat
proses penelitian yaitu peneliti mengalami beberapa penolakan dari responden terutama pada
saat pengukuran tinggi dan berat badan responden, dan sulitnya mencari respoden
dikarenakan jarak rumah yang berjauhan.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Perkembangan Anak Balita Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Wilayah Kerja
Puskesmas Tibawa ” dengan jumlah 56 responden didapatkan kesimpulan:
1. Karakteristik berdasarkan usia ibu rata – rata paling banyak ibu yang berusia
25 tahun – 30 tahun sebanyak 19 responden (33.9%) dan yang paling sedikit
berusia 41 tahun – 45 tahun sebanyak 1 responden (1.8%). Sedangkan
berdasarkan usia dan jenis kelamin balita rata-rata paling banyak balita yang
usia 25 bulan - 30 bulan sebanyak 14 responden (25.0%), dan yang paling
sedikit rata-rata usia 16 bulan – 18 bulan sebanyak 4 responden (7.1%). Dan
untuk yang jenis kelamin rata – rata paling banyak balita berjenis kelamin
perempuan sebanyak 32 responden (57.1%) dan yang berjenis kelamin laki –
laki sebanyak 24 responden (42.9%)
2. Tidak terdapat pengaruh antara BBLR dengan status perkembangan anak balita pada
masa pandemi covid 19 di wilayah kerja Puskesmas Tibawadengan hasil uji Chi
Squaredidapatkan nilai p=Value0.785 > dari nilai α 0.05.
3. Terdapat pengaruh antara status gizi dengan status perkembangan anak balita pada
masa pandemi covid 19 di wilayah kerja Puskesmas Tibawa dengan hasil uji Chi
Square didapatkan nilai p=Value0.000 < dari nilai α 0.05
4. Tidak terdapat pengaruh antara pendapatan orang tua dengan status perkembangan
anak balita pada masa pandemi covid-19 di wilayah kerja Puskesmas Tibawa dengan
hasi uji analisis Chi Square didapatkan nilai p=Value0.061 > dari nilai α 0.05
5. Terdapat pengaruh antara pendidikan orang tua dengan status perkembangan anak
balita pada masa pandemi covid-19 di wilayah kerja Puskesmas Tibawa dengan hasi uji
analisis Chi Square didapatkan nilai p=Value0.001 < dari nilai α 0.05
6. Terdapat pengaruh antara jumlah saudara dengan status perkembangan anak balita pada
masa pandemi covid-19 di wilayah kerja Puskesmas Tibawa dengan hasi uji analisis
Chi Square didapatkan nilai p=Value0.015 < dari nilai α 0.05
5.2 Saran
1. Untuk Puskesmas
Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada petugas kesehatan tentang
faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan anak balita pada masa
pandemi Covid-19, sehingga petugas puskesmas dapat meningkatkan
pelayanan khususnya pelayanan pada anak balita.
2. Untuk Desa
Sebagai bahan referensi untuk pemerintah desa dalam meningkatkan status
ekonomi masyarakat di masa pandemi covid-19 khususnya pada orang tua
yang memiliki anak balita.
3. Untuk Peneliti Selanjutnya
Dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan bahan referensi bagi
mahasiswa kesehatan dalam melakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor –
faktor yang mempengaruhi perkembangan anak balita pada masa pandemi
Covid-19.
.
DAFTAR PUSTAKA

A. Tabi’in “Problematika Stay At Home Pada Anak Usia Dini Di Tengah Pandemi Covid 19”
Jurnal Golden Age, Universitas Hamzanwadi Vol. 04 No. 1, Juni 2020, Hal. 190-200
E-ISSN : 2549-7367

Bhattacharya T, Ray S, Das DK. Developmental Delay Among Children Below Two Years
of Age : A Cros-Sectional Study in A Community Development Block of Burdwan
District, West Bengal. 2017;4(5):1762-7

Depkes RI. (2015). Pemantauan Status Gizi di Wilayah Kabpaten Kota Se


Indonesia.Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta. Departemen Kesehatan RI.

Dini Mukrufiyani(2018).Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Perkembangan Balita


Usia 1-3 Tahun Di Wilayah Puskesmas Gamping Ii Sleman Tahun 2018

Dian Febrida Sari, Gina Muthia, Putri Nelly Syofiah, Eka Putri Primasari Optimalisasi Peran
Keluarga Dalam Stimulasi Tumbuh Kembang Balita dan Anak Prasekolah Pada Masa
Pandemi Covid–19 Vol.4 No.1. Mar 2021. Page.195-199

Farida Rohayani. Menjawab Problematika Yang Dihadapi Anak Usia Dini di Masa Gend
Mainstreaming. 2020;14(1):29-50. doi:10.20414/Qawwam.v14i1.2310

Ford,Nicole D and Stein AD. Risk Factors Affecting Child Cognitive Development: A
Summary of Nutrition, Environment, and Maternal-Child Interaction Indicators for
Sub-Saharan Africa. 2017;7(2):197–217

Hendrawati S, Mardhiyah A, Mediani HS, Nurhidayah I, Mardiah W. Pemberdayaan Kader


Posyandu dalam Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
pada Anak Usia 0 – 6 Tahun Pendahuluan Pembangunan kesehatan merupakan bagian
dari upaya membangun manusia seutuhnya, antara lain dengan diselenggarakannya.
MKK. 2018;1(1):39- 58

Kemenkes RI (2016). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi Dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang Anak. Diakses pada September 2021
Kemenkes RI (2020) Pedoman Pelaksanaan Dan Pengendalian Corona Virus Disease
COVID-19. Diakses pada September 2021

Kemenkes.RI. (2020). Perkembagan Kasus Covid-19 Kumulatif Di


Indonesia.Diakses pada September 2021

Kementerian Kesehatan RI. 2020. Panduan Gizi Seimbang Pada Masa Pandemi
Covid-19. Jakarta: Kemenkes RI. Diakses pada September 2021

Lestari RD, Isa N, Novadela T. Faktor post natal yang berhubungan perkembangan
anak balita di Wilayah Lampung Utara 2017;12(2):219-27

Linsell, Malouf R, Morris J, JJ K, Marlow N. Prognostic Factors for Poor Cognitive


Development in Children Born Very Preterm or With Very Low Birth Weight:A
Systematic Review. JAMA Pediatr.2015;169(12):1162–72.

Nantabah ZK, Auliyati Z, Laksono D. Gambaran Akses Pelayanan Kesehatan pada Balita di
Indonesia Gambaran Akses Pelayanan Kesehatan pada Balita di Indonesia.
Researchgate. 2019:1-11.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nunung, N, 2013. Hubungan Jarak Kelahiran Dan Jumlah Balita Dengan Status Gizi Di RW
07 Wilayah Kerja Puskesmas Cijerah Kota Bandung. Jurnal Keperawatan Anak,
Volume 1 No. 2 November 2013. Diakses Tgl 12 Juli 2020

Permenkes RI.(2020). Standar Atropometri Anak. Nomor 2 tahun 2020 . Diakses pada
September 2021

Rosella E, Hastuti TP, Triredjeki H. Hubungan Status Gizi Dengan Perkembangan Anak Usia
1 sampai 5 Tahun Di Kelurahan Tidar Utara, Kota Magelang. J Keperawatan
Soedirman (The Soedirman J Nursing)2017;12(1):27-37

Riski Melidia Ginting (2017) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyimpangan


Perkembangan Anak Usia 1-3 Tahun Di Desa Sei-Balai Kecamatan Sei-Balai
Kabupaten Batu Bara.

Sholikah A, Rustiana ER, Yuniastuti A. Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Status
Gizi Balita di Pedesaan dan Perkotaan. Public Heal Percpective J. 2017;2(1):9-18.
Tilaar SKI, Runtunuwu AL. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keterlambatan
Perkembangan Bayi Usia 9 Bulan.2017;4;2-7

Westgard C, Alnasser Y. Developmental Delay in The Amazon : The Social Determinants


and Prevalence Among Rural Communities in Peru. 2017;1–13.

Yurianto, Ahmad, Bambang Wibowo, K. P. (2020). Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian


Coronavirus Disease (COVID-19) (M. I. Listiana Azizah, Adistikah Aqmarina (ed.).

Yuniarti S, Angesti RD. the relationship between the provision of basic immunization with
the growth of kembang balita at posyandu 07 village sukarapih. In: Third International
Seminar on Global Health (3rd ISGH) Technology Transformation in Healthcare for a
Better Life ISGH 3. Vol 3. ; 2019:414-418.

Lampiran 1
RIWAYAT HIDUP

LISTIYAWATI HARUN dilahirkan di Kabupaten


Gorontalo pada tanggal 9 September 1998 dari ayah Idris
Harun dan Ibu Ramlahwati Rauf. Penulis merupakan anak
kedua dari 2 bersaudara. Penulis memulai jenjang pendidikan
di bangku sekolah dasar SDN 2 Balahu pada tahun 2006
sampai tahun 2011. Kemudian setelah lulus dari bangku
Sekolah Dasar penulis melanjutkan studinya di SMPN 4
Limboto Barat pada tahun 2012 sampai 2014. Kemudian
penulis melanjutkan ke
Madrasah Aliyah Negeri 1 Kab. Gorontalo pada tahun 2015 sampai tahun 2017
penulis lulus, selama bersekolah di Madrasah Aliyah Negeri 1 Kab. Gorontalo
penulis aktif dalam mengikuti kegiatan ekstrakulikuler. Kemudian mendaftar di
Universitas Muhammadiyah Gorontalo pada tahun 2017 dan lulus masuk kampus
UMGo. Penulis memilih program studi S1 Ilmu Keperawatan, Fakultas Kesehatan.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam beberapa kegiatan ekstrakurikuler
seperti Bakti Sosial. Dengan ketekunan, motivasi tinggi untuk terus belajar dan
berusaha, penulis telah berhasil menyelesaikan pengerjaan tugas akhir skripsi ini.
Semoga dengan penulisan tugas akhir skripsi ini mampu memberikan kontribusi
positif bagi dunia pendidikan. Akhir kata penulis mengucapkan rasa syukur yang
sebesar-besarnya atas terselesaikannya skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Perkembangan Anak Balita Pada Masa Pandemi Covid-19 Di
Wilayah Kerja Puskesmas Tibawa”

Lampiran 2

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN


Responden yang saya hormati, Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Listiyawati Harun
NIM : C01417078
Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo,
melakukan penelitian tentang :

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN


ANAK BALITA PADA MASA PANDEMI COVID-19
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TIBAWA

Oleh karena itu, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk menjadi responden. Jawaban
akan saya jaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Atas
bantuan dan kerjasama yang telah diberikan, saya ucapkan terimakasih.

Peneliti,

(Listiyawati Harun)

Lampiran 3

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

LEMBAR PENJELASAN KEPADA ORANG TUA BALITA


Saya, Listiyawati Harun akan melakukan penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Perkembangan Anak Balita Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Wilayah Kerja
Puskesmas Tibawa”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan anak balita pada masa pandemic covid-19..
1. Keikut sertaan dalam penelitian
Orang tua bebas memilih untuk ikut serta dalam penelitian ini tanpa ada paksaan.Bila
keluarga sudah memutuskan untuk ikut serta, Bapak/Ibu juga bebas untuk
mengundurkan diri setiap saat tanpa dikenakan denda atau sanksi apapun.
2. Prosedur penelitian
Apabila Bapak/Ibu bersedia berpartisipasi dalam penelitianini, Bapak/Ibu diminta
untuk menandatangani lembar persetujuan ini dua rangkap, satu untuk Bapak/Ibu
simpan dan satu untuk peneliti. Prosedur selanjutnya adalah :
a. Pengukuran status perkembangan
b. Pengukuran berat badan lahir balita
c. Pengukuran status gizi balita
d. Wawancara kuesioner seputar pendapatan orang tua
e. Wawancara kuesioner seputar pendidikan orang tua
f. Wawancara kuesioner seputar jumlah saudara balita
3. Kewajiban responden penelitian
Sebagai responden penelitian, Bapak/Ibu berkewajiban mengikuti aturan atau petunjuk
penelitian seperti yang tertulis diatas.
4. Risiko dan efeksamping
Dalam penelitian ini, tidak terdapat risiko dan efek samping.
5. Manfaat
Keuntungan langsung yang diperoleh adalah mendapatkan hasil pengukuran status
perkembangan, berat badan lahir balita, status gizi balita, pendapatan orang tua,
pendidikan orang tua, dan jumlah saudara balita
6. Kerahasiaan
Semua informasi yang berkaitan dengan identitas subyek penelitian akan dirahasiakan
dan hanya akan digunakan dalam penelitian.
7. Pembiayaan
Semua biaya yang berkaitan dengan penelitian akan ditanggung oleh peneliti.

Lampiran 4

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

FORMULIR PERNYATAAN KESEDIAAN SEBAGAI RESPONDEN


PENELITIAN (INFORMED CONSENT)
Yang bertanda tangan dibawah ini :

Inisial Nama :

Alamat :

Umur :

Bersedia berpartisipasi sebagai responden penelitian yang berjudul“FAKTOR-FAKTOR


YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN ANAK BALITA PADA MASA
PANDEMI COVID-19 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TIBAWA” yang dilakukan
oleh :

Nama : Listiyawati Harun

NIM : C01417078
Program Studi : S1 Keperawatan

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Gorontalo

Responden

(……………………)

Lampiran 5

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

KUESIONER PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN ANAK
BALITA PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS TIBAWA
Petunjuk: Isilah identitas anda dengan sebenar- benarnya dan pilih jawaban dengan beri
tanda checklist (√) pada kolom yang telah disediakan

A. Biodata Responden
No. ID :
1. Nama Responden : (Inisial Nama)
2. Umur : (Bulan)
3. Jenis Kelamin :

B. Kuesioner Pendapatan Orang Tua


Sesuai UMP daerah Kabupaten Gorontalo Rp. 2.586.900
Tidak sesuai UMP daerah Kabupaten Gorontalo Rp. 2.586.900
Keterangan : Pendapatan upah gaji yang di dapat oleh oran tua selama sebulan

C. Kuesioner Pendidikan Orang Tua


Tidak tamat SD
Tamat SD
Tamat SMP
Tamat SMA
Tamat Sarjana
Keterangan : Pendidikan terakhir yang telah di tempuh oleh orang tua

D. Kuesioner Jumlah Saudara


1. Jumlah saudara : Orang
Keterangan : Jumlah saudara kandung balita
E. Kuesioner BBLR
1. Berat Badan Saat Lahir : (Gram)
Keterangan : Berat badan bayi pada saat di lahirkan
F. Kuesioner Status Gizi
1. Berat badan sekarang : (Kg)
2. Tinggi badan/panjang badan : (Cm)
3. IMT/U : (Kg/m)
4. Z-Score : Gizi Buruk (<-3 SD)
Gizi Kurang ( -3 SD sd <-2 SD)
Gizi Baik -2 SD sd +1 SD
Beresiko Gizi lebih > +1 SD sd +2 SD
Gizi Lebih >+2 SD sd +3 SD
Obesitas >+3 SD
Keterangan : Hasil pengukuran status gizi dengan menentukan Z-score menggunakan rumus
IMT/U
G. Kuesioner Status Perkembangan
1. Form KPSP usia : Bulan
2. Kategori KPSP : Sesuai Kategori : 9-10
Kategori Meragukan : 7-8
Kategori Menyimpang atau tidak sesuai : 6
Keterangan : Hasil penguuran KPSP status perkembangan balita

KPSP PADA ANAK UMUR 12 BULAN


Alat dan bahan yang dibutuhkan :
1. Pensil
2. Kismis
3. Kubus

No Pemeriksaan Ya Tidak

Bayi dipangku ibunya/pengasuh di tepi meja periksa

1. Letakkan pensil di telapak tangan bayi. Gerak Halus


Coba ambil pensil tersebut dengan
perlahan-lahan. Sulitkah anda
mendapatkan pensil itu kembali?
2. Taruh kismis di atas meja. Dapatkah bayi Gerak halus
memungut dengan tangannya benda-
benda kecil seperti kismis, kacang-
kacangan, potongan biskuit, dengan
gerakan miring atau menggerapai seperti
gambar ?

3. Tanpa bantuan,apakah anak dapat Gerak halus


mempertemukan dua kubus kecil yang ia
pegang?
4. Sebut 2-3 kata yang dapat ditiru oleh Bicara & bahasa
anak (tidak perlu kata-kata yang lengkap).
Apakah ia mencoba meniru menyebutkan
kata-kata tadi ?
Tanya Ibu/Pengasuh

5. Jika anda bersembunyi di belakang Sosialisasi dan


sesuatu/di pojok, kemudian muncul dan Kemandirian
menghilang secara berulang-ulang di
hadapan anak, apakah ia mencari anda
atau mengharapkan anda muncul
kembali?

6. Apakah anak dapat mengangkat badannya Gerak kasar


ke posisi berdiri tanpa bantuan anda?

7. Apakah anak dapat membedakan anda Sosialisasi dan


dengan orang yang belum ia kenal? Ia Kemandirian
akan menunjukkan sikap malu-malu atau
ragu-ragu pada saat permulaan bertemu
dengan orang yang belum dikenalnya
8. Apakah anak dapat duduk sendiri tanpa Gerak kasar
bantuan?

9. Apakah anak dapat mengatakan 2 suku Bicara & bahasa


kata yang sama, misalnya: “ma-ma”, “da-
da” atau “pa-pa”. Jawab YA bila ia
mengeluarkan salah satu suara tadi.

Coba berdirikan anak:

10. Apakah anak dapat berdiri selama 30 Gerak kasar


detik atau lebih dengan berpegangan pada
kursi/meja?
Total
Lihat Algoritme untuk Interpretasi dan Tindakan

Perinci untuk Aspek Perkembangan dengan jawaban “Tidak”

Gerak halus

Gerak kasar

Bicara dan bahasa

Sosia dan kemandirian

KPSP PADA ANAK UMUR 15 BULAN


Alat dan bahan yang dibutuhkan :
1. Kubus
2. Kismis

No Pemeriksaa Ya Tidak

Anak dipangku ibunya/pengasuh ditepi meja periksa

1. Beri 2 kubus, tanpa bantuan, apakah Gerak halus


anak dapat mempertemukan dua kubus
kecil yang ia pegang?
2. Apakah anak anak dapat mengambil Gerak halus
benda kecil seperti kacang, kismis, atau
potongan biskuit dengan menggunakan
ibu jari dan jari telunjuk seperti pada
gambar ?

Tanya ibu /pengasuh

3. Apakah anak dapat jalan sendiri atau Gerak kasar


jalan dengan berpegangan?
4. Tanpa bantuan, apakah anak dapat Sosialisasi
bertepuk tangan atau melambailambai? &kemandirian

5. Jawab TIDAK bila ia membutuh kan Bicara dan Bahasa


bantuan Apakah anak dapat mengatakan
"papa" ketika ia memanggil/melihat
ayahnya, atau mengatakan "mama" jika
memanggil/melihat ibunya?
6. Jawab YA bila anak mengatakan salah Sosial & kemandirian
satu diantaranya Apakah anak dapat
menunjukkan apa yang diinginkannya
tanpa menangis atau merengek? Jawab
YA bila ia menunjuk, menarik atau
mengeluarkan suara yang menyenangkan

Coba berdirikan anak

7. Apakah anak dapat berdiri sendiri tanpa Gerak kasar


berpegangan selama kira-kira 5 detik?
8. Apakah anak dapat berdiri sendiri tanpa Gerak kasar
berpegangan selama 30 detik atau
lebih?
9. Taruh kubus di lantai, tanpa Gerak kasar
berpegangan atau menyentuh lantai,
apakah anak dapat membungkuk
untuk memungut kubus di lantai dan
kemudian berdiri kembali?
10. Apakah anak dapat berjalan di Gerak halus
sepanjang ruangan tanpa jatuh
atauterhuyung-huyung?

Total

Lihat Algoritme untuk Interpretasi dan Tindakan


Perinci untuk Aspek Perkembangan dengan jawaban“Tidak”

Gerak halus

Gerak kasar

Bicara dan bahasa

Sosia dan kemandirian

KPSP PADA ANAK UMUR 18 BULAN


Alat dan bahan yang dibutuhkan :
1. Kubus
2. Bola tenis
3. Kismis

No Pemeriksaan Ya Tidak

Anak dipangku ibunya / Pengasuh ditepi meja periksa


1. Letakkan kismis diatas meja dekat anak, Gerak halus
apakah anak dapat mengambil dengan
ibu jari dan telunjuk?
2. Gelindingkan bola tenis ke arah anak, Gerak halus
apakah dapat mengelindingkan
/melempar bola kembali kepada anak

Tanya ibu/pengasuh

3. Apakah anak dapat bertepuk tangan atau Sosialisasi & kemandirian


melambaikan tangan tanpa bantuan?
4. Apakah anak dapat mengatakan “papa” Bicara dan Bahasa
ketika melihat atau memanggil ayahnya
atau mengatakan “mama” ketika
melihat atau memanggil ibunya?
5. Apakah anak dapat menunjukkan apa Sosialisasi &
yang diingikan tanpa menangis atau Kemandirian
merengek?
6. Apakah anak dapat minum dari Sosialisasi &
cangkir/gelas sendiri tanpa tumpah? Kemandirian

Coba berdirikan anak

7. Apakah anak dapat berdiri kira-kira 5 Gerak kasar


detik tanpa pegangan
8. Apakah anak dapat berdiri kira kira lebih Gerak kasar
dari 30 detik tanpa pegangan?

9. Letakkan kubus di lantai, minta anak Gerak kasar


memungut, apakah anak dapat
memungut dan berdiri kembali tanpa
berpegangan ?
10. Minta anak berjalan sepanjang Gerak kasar
ruangan, dapatkan ia berjalan tanpa
terhunyung/jatuh?

Total

Lihat Algoritme untuk Interpretasi dan Tindakan

Perinci untuk Aspek Perkembangan dengan jawaban“Tidak”

Gerak halus

Gerak kasar

Bicara dan bahasa

Sosia dan kemandirian


KPSP PADA ANAK UMUR 21 BULAN
Alat dan bahan yang dibutuhkan :
1. Kubus
2. Bola tenis
3. Kismis

No Pemeriksaan Ya Tidak

Anak dipangku ibunya / Pengasuh ditepi meja periksa

1. Letakkan kismis diatas meja dekat Gerak halus


anak, apakah anak dapat mengambil
dengan ibu jari dan telunjuk?
2. Gelindingkan bola tenis ke arah anak, Gerak halus
apakah dapat mengelindingkan
/melempar bola kembali kepada anak?
3. Beri kubus didepannya. Minta anak Gerak halus
meletakkan 1 kubus diatas kubus
lainnya (1 tingkat saja)
Tanya ibu/pengasuh

4. Apakah anak dapat menunjukkan apa Sosialisasi & kemandirian


yang diinginkan tanpa menangis atau
merengek?
5. Apakah anak dapat minum dari Sosialisasi & kemandirian
cangkir/gelas sendiri tanpa tumpah?
6. Apakah anak suka meniru bila ibu Sosialisasi & kemandirian
sedang melakukan pekerjaan rumah
tangga (menyapu, mencuci, dll)
7. Apakah anak dapat mengucapkan Bicara & bahasa
minimal 3 kata yang mempunyai arti
(selain kata mama dan papa)
8. Apakah anak pernah berjalan mundur Gerak kasar
minimal 5 langkah?

Coba berdirikan anak

9. Letakkan kubus di lantai, minta anak Gerak kasar


memungut, apakah anak dapat
memungut dan berdiri kembali tanpa
berpegangan
10. Minta anak berjalan sepanjang ruangan, Gerak kasar
dapatkan ia berjalan tanpa
terhunyung/jatuh?
Total

Lihat Algoritme untuk Interpretasi dan Tindakan

Perinci untuk Aspek Perkembangan dengan


jawaban“Tidak”

Gerak halus

Gerak kasar

Bicara dan bahasa

Sosia dan kemandirian


\

KPSP PADA ANAK UMUR 24 BULAN


Alat dan bahan yang dibutuhkan :
1. Kubus
2. Bola tenis

No Pemeriksaan Ya Tidak

Anak dipangku ibunya / Pengasuh ditepi meja periksa

1. Apakah anak dapat meletakkan satu Gerak halus


kubus di atas kubus yang lain tanpa
menjatuhkan kubus itu?
2. Tanpa bimbingan, petunjuk, atau Bicara & bahasa
bantuan anda, dapatkah anak menunjuk
dengan benar paling sedikit satu bagian
badannya (rambut, mata, hidung, mulut,
atau bagian badan yang lain)?
Tanya ibu/pengasuh

3. Apakah anak suka meniru bila ibu Sosialisasi & Kemandirian


sedang melakukan pekerjaan rumah
tangga (menyapu, mencuci, dll)?
4. Apakah anak dapat mengucapkan Bicara & bahasa
paling sedikit 3 kata yang mempunyai
arti selain "papa" dan "mama"?
5. Apakah anak berjalan mundur 5 Gerak kasar
langkah atau lebih tanpa kehilangan
keseimbangan? (Anda mungkin dapat
melihatnya ketika anak menarik
mainannya)

6. Dapatkah anak melepas pakaiannya Gerak halus


seperti : Baju, Rok, atau celananya ?
7. Dapatkah anak berjalan naik tangga Gerak kasar
sendiri? Jawab YA jika ia naik tangga
dengan posisi tegak atau berpegangan
pada dinding atau pegangan tangga.
Jawab TIDAK jika ia naik tangga
dengan merangkak atau anda tidak
mebolehkan anak naik tangga atau anak
harus berpegangan pada seseorang
8. Dapatkah anak makan nasi sendiri tanpa Sosialisasi & Kemandirian
banyak tumpah?

9. Dapatkah anak membantu memungt Bicara & bahasa


mainannya sendiri atau membantu
mengangkat piring jika diminta?

Berdirikan anak

10. Letakkan bola tenis di depan kakinya. Gerak kasar


Apakah dia dapat menendangnya, tanpa
berpegangan pada apapun?

Total

Lihat Algoritme untuk Interpretasi dan Tindakan

Perinci untuk Aspek Perkembangan dengan


jawaban“Tidak”
Gerak halus

Gerak kasar

Bicara dan bahasa

Sosia dan kemandirian

KPSP PADA ANAK UMUR 30 BULAN


Alat dan bahan yang dibutuhkan :
1. Kubus
2. Bola Tenis
3. Kertas
4. Pensil
5. Form Gambar

No Pemeriksan Ya Tidak

Anak dipangku ibunya / Pengasuh ditepi meja periksa

1. Tanpa bimbingan, petunjuk atau bantuan Bicara & bahasa


anda, dapatkah anak menunjuk dengan
benar paling sedikit satu bagian
badannya (rambut, mata, hidung, mulut,
atau bagian badan yang lain)?

2. Beri kubus di depannya. Dapatkah anak Gerak halus


meletakkan 4 buah kubus satu persatu
di atas kubus yang lain tanpa
menjatuhkan kubus itu?
3. Apakah anak dapat menyebut 2 diantara Bicara & bahasa
gambar-gambar ini tanpa bantuan?

4. Bila diberi pensil, apakah anak Gerak halus


mencoret-coret kertas tanpa
bantuan/petunjuk?
Tanya ibu/pengasu

5. Dapatkah anak melepas pakaiannya Sosial & kemandirian


seperti: baju, rok, atau celananya? (topi
dan kaos kaki tidak ikut dinilai)
6. Dapatkah anak berjalan naik tangga Gerak kasar
sendiri? Jawab YA. Jika ia naik tangga
dengan posisi tegak atau berpegangan
pada dinding atau pegangan tangga
Jawab TIDAK. Jika ia naik tangga
dengan merangkak atau anda tidak
membolehkan anak naik tangga atau
anak harus berpegangan pada seseorang
7. Dapatkah anak makan nasi sendiri tanpa Sosial & kemandirian
banyak tumpah?
8. Bantu memungut mainannya sendiri Bicara & bahasa
atau membantu mengangkat piring jika
diminta?
9. Dapatkah anak menggunakan 2 kata Bicara & bahasa
pada saat berbicara seperti "minta
minum", "mau tidur"? "Terimakasih"
dan "Dadag" tidak ikut dinilai.

Berdirikan anak

10. Letakkan bola tenis didpn kakinya. Gerak kasar


Dapatkah anak menendang bola kecil
(sebesar bola tenis) ke depan tanpa
berpegangan pada apapun? Mendorong
tidak ikut dinilai.
Total

Lihat Algoritme untuk Interpretasi dan Tindakan

Perinci untuk Aspek Perkembangan dengan


jawaban“Tidak”

Gerak halus

Gerak kasar

Bicara dan bahasa

Sosia dan kemandirian

KPSP PADA ANAK UMUR 36 BULAN


Alat dan bahan yang dibutuhkan :
1. Kubus
2. Bola Tenis
3. Kertas
4. Pensil
5. Form Gambar

No Pemeriksaan Ya Tidak

Anak dipangku ibunya / Pengasuh ditepi meja periksa

1. Beri kubus di depannya. Gerak halus


Dapatkah anak meletakkan 4 buah kubus
satu persatu di atas kubus yang lain tanpa
menjatuhkan kubus itu?
2. Apakah anak dapat menyebut 2 diantara Bicara & bahasa
gambar- gambar ini tanpa bantuan?
3. Bila diberi pensil, apakah anak Gerak halus
mencoret-coret kertas tanpa
bantuan/petuniuk?
4. Buat garis lurus ke bawah sepanjang Gerak halus
sekurang- kurangnya 2.5 cm. Suruh anak
menggambar garis lain di samping garis ini

Tanya ibu/pengasuh

5. Dapatkah anak menggunakan 2 kata Bicara & bahasa


berangkai pada saat berbicara seperti
"minta minum", "mau tidur''?
"Terimakasih" dan "Dadag" tidak ikut
dinilai
6. Apatkah anak mengenakan sepatunya Sosialisasi & Kemandirian
sendiri?
7. Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga Gerak kasar
sejauh sedikitnya 3 meter?

Berdirikan anak

8. lkuti perintah ini dengan seksama. Bicara & bahasa


Jangan memberi isyarat dengan telunjuk
atau mata pada saat memberikan perintah
berikut ini: "Letakkan kertas ini di
lantai". "Letakkan kertas ini di kursi".
"Berikan kertas ini kepada ibu"
9. Dapatkah anak melaksanakan ketiga Gerak kasar
perintah tadi? Letakkan selembar kertas
seukuran buku ini di lantai. Apakah anak
dapat melompati bagian lebar kertas
dengan mengangkat kedua kakinya secara
bersamaan tanpa didahului lari?

10. Beri bola tenis. Minta anak melemparkan Gerak kasar


kearah dada anda. Dapatkah anak
melempar bola lurus ke arah perut atau
dada anda dari jarak 1,5 meter?

Total

Lihat Algoritme untuk Interpretasi dan Tindakan

Perinci untuk Aspek Perkembangan dengan


jawaban“Tidak”

Gerak halus

Gerak kasar

Bicara dan bahasa

Sosia dan kemandirian

Lampiran 6

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

SOP (Standar Operasinal Prosedur)


A. Penimbangan Berat Badan (BB)
ASPEK YANG DILIHAT

Alat :

Menggunakan timbangan injak (timbangan manual/timbangan digita)

Prosedur Tindakan:
1. Letakan timbangan dilantai yang datar sehingga tidak mudah bergerak.
2. Lihat posisi jarum atau angkah arus menunjuk keangka 0
3. Anak sebaiknya memakai baju sehri-hari yang tipis, tidak memakai alas kaki, jaket, tpi, jam
tangan, kalung dan tidak memegang sesuatu.
4. Anak berdiri diatas timbangan tampa di pegangi
5. Lihat jarum timbangan sampai berhenti.
6. Baca angka yang ditunjukan oleh jarum timbangan atau angka timbangan
7. Bila anak terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca angka di tengah-tengah
antara gerakan jarum kekanan dan kekiri.

B. Pengukuran Panjang Badan/Berat Badan (PB/BB)

ASPEK YANG DILIHAT

Alat :

Menggunakan pita ukur dalam bentuk centimeter (Panjang Badan) atau Microtoice (Usia di atas
2 tahun)

Prosedur Tindakan:
1. Anak tidakmemakai sandal atausepatu.
2. Berdiri tegak menghadap kedepan
3. punggung, pantat dan tumit menempel pada
tiang pengukur
4. Turunkan batas atas pengukur sampai
Menempel diubun-ubun
5. Baca angka pada batas tersebut.
6. Jika anak umur< 24 bulan diukur berdiri maka
ditambah 0,7

Lampiran 7 PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO


Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks Masa Tubuh/Umur
(IMT/U)

Kategori dan ambang batas status gizi anak adalah sebagai mana terdapat pada tabel
dibawah ini :
Kategori dan Ambang BatasStatus Gizi Anak Berdasarkan Indeks Masa Tubuh
Indeks Kategori Status Gizi Ambang Batas(z-Score)
Gizi buruk (severely <-3SD
wasted) 3

Gizi kurang (wasted)3 -3SD sampai dengan <- 2


SD
Indeks Masa Tubuh
Gizi baik (normal) -2 SD sampai dengan +1
menurut Umur
SD
(IMT/U)
Beresiko gizi lebih
Anak Umur 0-60 > +1 SD sampai dengan +2
(possible risk of
Bulan SD
overweight)
Gizi lebih (overweight) > +2 SD sampai dengan +3
SD
Obesitas (obese) > +3 SD IMT :B
B
(TB)2
Cara menghitung dengan Z-Skore :
RUMUS :

Z-Score = Nilai Individu Subyek – Nilai Median Baku Rujukan

Nilai Simpang Baku Rujukan

Lampiran 8

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

Standar Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U)

Anak Laki-Laki Umur 0-24 Bulan

Umur (Bulan) Indeks Masa Tubuh (IMT)


-3 SD -2 SD -1 SD Median +1 SD +2 SD +3 SD

0 10.2 11.1 12.2 13.4 14.8 16.3 18.1

1 11.3 12.4 13.6 14.9 16.3 17.8 19.4

2 12.5 13.7 15.0 16.3 17.8 19.4 21.1

3 13.1 14.3 15.5 16.9 18.4 20.0 21.8

4 13.4 14.5 15.8 17.2 18.7 20.3 22.1

5 13.5 14.7 15.9 17.3 18.8 20.5 22.3

6 13.6 14.7 16.0 17.3 18.8 20.5 22.3

7 13.7 14.8 16.0 17.3 18.8 20.5 22.3

8 13.6 14.7 15.9 17.3 18.7 20.4 22.2

9 13.6 14.7 15.8 17.2 18.6 20.3 22.1

10 13.5 14.6 15.7 17.0 18.5 20.1 22.0

11 13.4 14.5 15.6 16.9 18.4 20.0 21.8

12 134 14.4 15.5 16.8 18.2 19.8 21.6

13 13.3 14.3 15.4 16.7 18.1 19.7 21.5

14 13.2 14.2 15.3 16.6 18.0 19.5 21.3

15 13.1 14.1 15.2 16.4 17.8 19.4 21.2

16 13.1 14.0 15.1 16.3 17.7 19.3 21.0

17 13.0 13.9 15.0 16.2 17.6 19.1 20.9

18 12.9 13.9 14.9 16.1 17.5 19.0 20.8

19 12.9 13.8 14.9 16.1 17.4 18.9 20.7


20 12.8 13.7 14.8 16.0 17.3 18.8 20.6

21 12.8 13.7 14.7 15.9 17.2 18.7 20.5

22 12.7 13.6 14.7 15.8 17.2 18.7 20.4

23 12.7 13.6 14.6 15.8 17.1 18.6 20.3

24 12.7 13.6 14.6 15.7 17.0 18.5 20.3

Keterangan : Pengukuran PB dilakukan dalam keadaan anak terlentang

Standar Indeks Massa Tubuh Menurut Umur (IMT/U)


Anak Laki-Laki Umur 24 – 60 Bulan

Umur (Bulan) Indeks Masa Tubuh (IMT)

-3 SD -2 SD -1 SD Median +1 SD +2 SD +3 SD

24* 12.9 13.8 14.8 16.0 17.3 18.9 20.6

25 12.8 13.8 14.8 16.0 17.3 18.8 20.5

26 12.8 13.7 14.8 15.9 17.3 18.8 20.5

27 12.7 13.7 14.7 15.9 17.2 18.7 20.4

28 12.7 13.6 14.7 15.9 17.2 18.7 20.4

29 12.7 13.6 14.7 15.8 17.1 18.6 20.3

30 12.6 13.6 14.6 15.8 17.1 18.6 20.2

31 12.6 13.5 14.6 15.8 17.1 18.5 20.2

32 12.5 13.5 14.6 15.7 17.0 18.5 20.1

33 12.5 13.5 14.5 15.7 17.0 18.5 20.1

34 12.5 13.4 14.5 15.7 17.0 18.4 20.0

35 12.4 13.4 14.5 15.6 16.9 18.4 20.0

36 12.4 13.4 14.4 15.6 16.9 18.4 20.0

37 12.4 13.3 14.4 15.6 16.9 18.3 19.9

38 12.3 13.3 14.4 15.5 16.8 18.3 19.9

39 12.3 13.3 14.3 15.5 16.8 18.3 19.9

40 12.3 13.2 14.3 15.5 16.8 18.2 19.9

41 12.2 13.2 14.3 15.5 16.8 18.2 19.9

42 12.2 13.2 14.3 15.4 16.8 18.2 19.8


43 12.2 13.2 14.2 15.4 16.7 18.2 19.8

44 12.2 13.1 14.2 15.4 16.7 18.2 19.8

45 12.2 13.1 14.2 15.4 16.7 18.2 19.8

46 12.1 13.1 14.2 15.4 16.7 18.2 19.8

47 12.1 13.1 14.2 15.3 16.7 18.2 19.9

48 12.1 13.1 14.1 15.3 16.7 18.2 19.9

49 12.1 13.0 14.1 15.3 16.7 18.2 19.9

50 12.1 13.0 14.1 15.3 16.7 18.2 19.9

51 12.1 13.0 14.1 15.3 16.6 18.2 19.9

52 12.0 13.0 14.1 15.3 16.6 18.2 19.9

53 12.0 13.0 14.1 15.3 16.6 18.4 20.0

54 12.0 13.0 14.0 15.3 16.6 18.2 20.0

55 12.0 13.0 14.0 15.2 16.6 18.2 20.0

56 12.0 12.9 14.0 15.2 16.6 18.2 20.1

57 12.0 12.9 14.0 15.2 16.6 18.2 20.1

58 12.0 12.9 14.0 15.2 16.6 18.3 20.2

58 12.0 12.9 14.0 15.2 16.6 18.3 20.2

60 12.0 12.9 14.0 15.2 16.6 18.3 20.3

Keterangan : Pengukuran PB dilakukan dalam keadaan anak bediri


Lampiran 9

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

Standar Indeks Massa Tubuh Menurut Umur (IMT/U)

Anak Perempuan Umur 0-24 bulan

Umur (Bulan) Indeks Masa Tubuh (IMT)

-3 SD -2 SD -1 SD Median +1 SD +2 SD +3 SD

0 10.1 11.1 12.2 13.3 14.6 16.1 17.7

1 10.8 12.0 13.2 14.6 16.0 17.5 19.1

2 11.8 13.0 14.3 15.8 17.3 19.0 20.7

3 12.4 13.6 14.9 16.4 17.9 19.7 21.5

4 12.7 13.9 15.2 16.7 18.3 20.0 22.0

5 12.9 14.1 15.4 16.8 18.4 20.2 22.2


6 13.0 14.1 15.5 16.9 18.5 20.3 22.3

7 13.0 14.2 15.5 16.9 18.5 20.3 22.3

8 13.0 14.1 15.4 16.8 18.4 20.2 22.2

9 12.9 14.1 15.3 16.7 18.3 20.1 22.1

10 12.9 14.0 15.2 16.6 18.2 19.9 21.9

11 12.8 13.9 15.1 16.5 18.0 19.8 21.8

12 12.7 13.8 15.0 16.4 17.9 19.6 21.6

13 12.6 13.7 14.9 16.2 17.7 19.5 21.4

14 12.6 13.6 14.8 16.1 17.6 19.3 21.3

15 12.5 13.5 14.7 16.0 17.5 19.2 21.1

16 12.4 13.5 14.6 15.9 17.4 19.1 21.0

17 12.4 13.4 14.5 15.8 17.3 18.9 20.9

18 12.3 13.3 14.4 15.7 17.2 18.8 20.8

19 12.3 13.3 14.4 15.7 17.1 18.8 20.7

20 12.2 13.2 14.3 15.6 17.0 18.7 20.6

21 12.2 13.2 14.3 15.5 17.0 18.6 20.5

22 12.2 13.1 14.2 15.5 16.9 18.5 20.4

23 12.2 13.1 14.2 15.4 16.9 18.5 20.4

24 12.1 13.1 14.2 15.4 16.8 18.4 20.3

Keterangan : Pengukuran PB dilakukan dalam keadaan anak terlentang


Standar Indeks Massa Tubuh Menurut Umur (IMT/U)

Anak Perempuan Umur 24-60 Bulan

Umur (Bulan) Indeks Masa Tubuh (IMT)

-3 SD -2 SD -1 SD Median +1 SD +2 SD +3 SD

24* 12.4 13.3 14.4 15.7 17.1 18.7 20.6

25 12.4 13.3 14.4 15.7 17.1 18.7 20.6

26 12.3 13.3 14.4 15.6 17.0 18.7 20.6


27 12.3 13.3 14.4 15.6 17.0 18.6 20.5

28 12.3 13.3 14.3 15.6 17.0 18.6 20.5

29 12.3 13.2 14.3 15.6 17.0 18.6 20.4

30 12.3 13.2 14.3 15.5 16.9 18.5 20.4

31 12.2 13.2 14.3 15.5 16.9 18.5 20.4

32 12.2 13.2 14.3 15.5 16.9 18.5 20.4

33 12.2 13.1 14.2 15.5 16.9 18.5 20.3

34 12.2 13.1 14.2 15.4 16.8 18.5 20.3

35 12.1 13.1 14.2 15.4 16.8 18.4 20.3

36 12.1 13.1 14.2 15.4 16.8 18.4 20.3

37 12.1 13.1 14.1 15.4 16.8 18.4 20.3

38 12.1 13.0 14.1 15.4 16.8 18.4 20.3

39 12.0 13.0 14.1 15.3 16.8 18.4 20.3

40 12.0 13.0 14.1 15.3 16.8 18.4 20.3

41 12.0 13.0 14.1 15.3 16.8 18.4 20.4

42 12.0 12.9 14.0 15.3 16.8 18.4 20.4

43 11.9 12.9 14.0 15.3 16.8 18.4 20.4

44 11.9 12.9 14.0 15.3 16.8 18.5 20.4

45 11.9 12.9 14.0 15.3 16.8 18.5 20.5

46 11.9 12.9 14.0 15.3 16.8 18.5 20.5

47 11.8 12.8 14.0 15.3 16.8 18.5 20.5

48 11.8 12.8 14.0 15.3 16.8 18.5 20.6


49 11.8 12.8 13.9 15.3 16.8 18.5 20.6

50 11.8 12.8 13.9 15.3 16.8 18.6 20.7

51 11.8 12.8 13.9 15.3 16.8 18.6 20.7

52 11.7 12.8 13.9 15.2 16.8 18.6 20.7

53 11.7 12.7 13.9 15.3 16.8 18.6 20.8

54 11.7 12.7 13.9 15.3 16.8 18.7 20.8

55 11.7 12.7 13.9 15.3 16.8 18.7 20.9

56 11.7 12.7 13.9 15.3 16.8 18.7 20.9

57 11.7 12.7 13.9 15.3 16.9 18.7 21.0

58 11.7 12.7 13.9 15.3 16.9 18.8 21.0

58 11.6 12.7 13.9 15.3 16.9 18.8 21.0

60 11.6 12.7 13.9 15.3 16.9 18.8 21.1

Keterangan : Pengukuran PB dilakukan dalam keadaan anak berdiri


Lampiran 10

Master Tabel
Karakteristik Orang Tua Karakteristik Balita

Pndptn Pnddkn Jmlh BBLR Statu Gizi K Stts


Org Tua Org Tua Saudara Prkmbngn
No inisial Usia K Inisial Umur K JK K

1 Ny. YB 36 Thn 4 An. F 25 Bln 5 Laki-Laki 1 1 1 1 1 Gizi Baik 1 1

2 Ny. MD 46 Thn 6 An. A 24 Bln 4 Perempuan 2 1 1 1 1 Gizi Baik 1 1

3 Ny. SP 30 Thn 2 An. R 36 Bln 6 Laki-laki 1 1 2 2 1 Gizi Baik 1 1

4 Ny. FP 29 Thn 2 An. A 36 Bln 6 Perempuan 2 2 1 2 1 Gizi Kurang 2 2

5 Ny.IW 21 Thn 1 An. S 36 Bln 6 Perempuan 2 2 2 1 1 Brsko Gzi Lbh 2 2

6 Ny. MI 28 Thn 2 An. A 20 Bln 3 Perempuan 2 1 2 1 1 Gizi Baik 1 1

7 Ny. M 30 Thn 2 An. K 24 Bln 4 Perempuan 2 1 1 1 1 Gizi Baik 1 1

8 Ny. SY 25 Thn 1 An. A 30 Bln 5 Laki-laki 1 2 1 1 1 Gizi Baik 1 1

9 Ny. NN 26 Thn 2 An. N 13 Bln 1 Perempuan 2 2 1 1 1 Gizi Baik 1 1

10 Ny. NH 30 Thn 2 An. S 26 Bln 5 Perempuan 2 1 1 1 1 Gizi Baik 1 1

11 Ny. MH 23 Thn 1 An. B 36 Bln 6 Laki-laki 1 2 2 2 1 Gizi Kurang 2 2

12 Ny. FG 24 Thn 1 An. D 25 Bln 5 Laki-laki 1 2 1 1 1 Gizi Baik 1 1

13 Ny. AN 32 Thn 3 An. F 25 Bln 5 Laki-laki 1 2 1 1 1 Gizi Baik 1 1

14 Ny. H 36 Thn 4 An. N 13 Bln 1 Laki-laki 1 1 1 1 1 Gizi Baik 1 1

15 Ny. SL 30 Thn 2 An. A 35 Bln 6 Laki-laki 1 2 1 1 1 Gizi Baik 1 1


16 Ny. MD 38 Thn 4 An. M 26 Bln 5 Laki-laki 1 1 1 1 1 Gizi Baik 1 1

17 Ny. FL 25 Thn 1 An. Z 15 Bln 1 Perempuan 2 2 2 1 1 Gizi Baik 1 2

18 Ny. ML 28 Thn 2 An. K 36 Bln 6 Perempuan 2 2 2 2 1 Brsko Gzi Lbh 2 2

19 Ny. DI 28 Thn 2 An. N 18 Bln 2 Perempuan 2 2 1 2 1 Brsko Gzi Lbh 2 2

20 Ny. LY 27 Thn 2 An. B 22 Bln 4 Laki-laki 1 2 1 2 1 Gizi Kurang 2 1

21 Ny. TL 26 Thn 2 An. A 19 Bln 3 Perempuan 2 2 1 1 1 Gizi Baik 1 1

22 Ny. SN 33 Thn 3 An. K 29 Bln 5 Perempuan 2 1 1 1 1 Gizi Baik 1 1

23 Ny. AT 29 Thn 2 An. M 22 Bln 4 Laki-laki 1 1 1 1 1 Gizi Baik 1 1

24 Ny. UD 26 Thn 2 An. A 25 Bln 5 Laki-laki 1 2 1 1 1 Gizi Baik 1 1

25 Ny. AT 20 Thn 1 An. R 13 Bln 1 Perempuan 2 2 1 1 1 Gizi Baik 1 2

26 Ny. LH 25 Thn 1 An. A 36 Bln 6 Laki-Laki 1 2 2 2 1 Gizi Kurang 2 2

27 Ny. ND 24 Thn 1 An. S 25 Bln 5 Perempuan 2 2 2 2 1 Gizi Baik 1 1

28 Ny. MP 32 Thn 3 An. K 17 Bln 2 perempuan 2 1 1 1 1 Gizi Baik 1 1

29 Ny. HM 32 Thn 3 An. G 17 Bln 2 Laki-laki 1 2 2 2 1 Gizi Baik 1 1

30 Ny.W 38 Thn 4 An. A 35 Bln 6 Laki-laki 1 1 1 1 1 Gizi Baik 1 2

31 Ny. MK 35 Thn 3 An. P 15 Bln 1 Perempuan 2 1 1 1 2 Brsko Gzi Lbh 2 1

32 Ny. SS 29 Thn 2 An. R 13 Bln 1 Perempuan 2 2 1 1 2 Gizi Kurang 2 1

33 Ny. MR 38 Thn 4 An. A 28 Bln 5 Laki-laki 1 1 1 1 1 Gizi Baik 1 1

34 Ny. ID 27 Thn 2 An. F 19 Bln 3 Perempuan 2 2 1 2 1 Gizi Baik 1 1

35 Ny. RH 23 Thn 1 An. S 36 Bln 6 Perempuan 2 2 2 1 1 Gizi Baik 1 2


36 Ny. RT 35 Thn 3 An. P 24 Bln 4 Perempuan 2 1 1 2 1 Brsko Gzi Lbh 2 2

37 Ny. HL 37 Thn 4 An. P 13 Bln 1 Perempuan 2 2 2 1 1 Gizi Kurang 2 1

38 Ny. AY 48 Thn 6 An. V 24 Bln 4 Perempuan 2 1 1 1 1 Gizi Baik 1 1

39 Ny. SB 29 Thn 2 An. F 35 Bln 6 Perempuan 2 1 1 1 2 Gizi Baik 1 1

40 Ny. RA 24 Thn 1 An. A 26 Bln 5 Laki-laki 1 2 1 1 1 Gizi Baik 1 1

41 Ny. NR 32 Thn 3 An. R 26 Bln 5 Laki-laki 1 1 1 1 2 Gizi Baik 1 1

42 Ny. RT 25 Thn 1 An. N 15 Bln 1 Perempuan 2 2 2 1 1 Brsko Gzi Lbh 2 2

43 Ny. I 32 Thn 3 An. Z 25 Bln 5 Perempuan 2 2 1 2 1 Gizi Baik 1 1

44 Ny. NP 33 Thn 3 An. A 24 Bln 4 Perempuan 2 1 1 1 1 Gizi Baik 1 1

45 Ny. LR 30 Thn 2 An. N 35 Bln 6 Perempuan 2 1 1 1 1 Gizi Baik 1 1

46 Ny. MD 45 Thn 5 An. A 31 Bln 6 Laki-laki 1 2 1 2 1 Gizi Baik 1 1

47 Ny. NK 34 Thn 3 An. N 36 Bln 6 Perempuan 2 1 1 2 1 Gizi Baik 1 2

48 Ny. SD 32 Thn 3 An. L 24 Bln 4 Perempuan 2 1 1 1 1 Gizi Baik 1 1

49 Ny. LK 34 Thn 3 An. M 13 Bln 1 Perempuan 2 1 1 1 1 Gizi Baik 1 1

50 Ny. NA 37 Thn 4 An. A 21 Bln 3 Laki-laki 1 2 1 1 1 Gizi Baik 1 1

51 Ny. NP 30 Thn 2 An. K 24 Bln 4 Perempuan 2 2 1 2 1 Gizi Baik 1 1

52 Ny. HD 35 Thn 3 An. Z 19 Bln 3 Perempuan 2 2 2 1 1 Gizi Baik 1 2

53 Ny. SR 35 Thn 3 An. I 24 Bln 4 Laki-laki 1 1 1 1 1 Gizi Baik 1 1

54 Ny. HT 27 Thn 2 An. F 27 Bln 5 Laki-laki 1 2 1 2 1 Gizi Baik 1 1

55 Ny. KH 32 Thn 3 An. A 15 Bln 1 Laki-laki 1 1 1 2 2 Gizi Kurang 2 2


56 Ny. CH 22 Thn 1 An. S 16 Bln 2 Laki-laki 1 2 2 2 2 Gizi Kurang 2 2

Keterangan

Usia Ibu Usia Balita Pendapatan Orang Tua Pendidikan Orang Tua

1. 20 Thn – 25 Thn 1. 12 Bln – 15 Bln 1. Sesuai UMP 1. Tinggi


2. 26 Thn – 30 Thn 2. 16 Bln – 18 Bln 2. Tidak Sesuai UMP 2. Rendah
3. 31 Thn – 35 Thn 3. 19 Bln – 21 Bln
4. 36 Thn – 40 Thn 4. 22 Bln – 24 Bln
5. 41 Thn – 45 Thn 5. 25 Bln – 30 Bln
6. 46 Thn – 50 Thn 6. 31 Bln – 36 Bln

Jumlah Saudara BBLR Status Gizi Status Perkembangan

1. Tidak ada 1. Tidak BBLR 1. Normal 1. Kategori Sesuai


2. ≥1 2. BBLR 2. Tidak Normal 2. Kategori Meragukan
Lampiran 11

Hasil Uji Validitas Dan Reabilitas


1. Uji Validitas

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item-Total Cronbach's Alpha if


Deleted Item Deleted Correlation Item Deleted

X1 10.93 1.495 -.468 -.446a

X2 9.73 .781 -.218 -.762a

X3 11.07 .638 .691 -2.519a

X4 11.00 1.143 .000 -.906a

X5 10.13 1.695 -.513 .176

X6 11.47 1.410 -.332 -.380a

2. Uji Reabilitas Kuesioner

Reliability Statistics

Cronbach's Alphaa N of Items

-.785 6

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 15 100.0

Excludeda 0 .0

Total 15 100.0
Lampiran 12

Hasil Uji Statistik

Frequencies

Karakteristik orang tua :

Usia Ibu

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 20 Tahun - 25 Tahun 12 21.4 21.4 21.4

26 Tahun - 30 Tahun 19 33.9 33.9 55.4

31 Tahun - 35 Tahun 15 26.8 26.8 82.1

36 Tahun - 40 Tahun 7 12.5 12.5 94.6

41 Tahun - 45 Tahun 1 1.8 1.8 96.4

46 Tahun - 50 Tahun 2 3.6 3.6 100.0

Total 56 100.0 100.0


Karakteristik Balita

Usia Balita

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 12 Bulan - 15 Bulan 10 17.9 17.9 17.9

16 Bulan - 18 Bulan 4 7.1 7.1 25.0

19 Bulan - 21 Bulan 5 8.9 8.9 33.9

22 Bulan - 24 Bulan 10 17.9 17.9 51.8

25 Bulan - 30 Bulan 14 25.0 25.0 76.8

31 Bulan - 36 Bulan 13 23.2 23.2 100.0

Total 56 100.0 100.0


Jenis_Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Laki – laki 24 42.9 42.9 42.9

Perempuan 32 57.1 57.1 100.0

Total 56 100.0 100.0

Analisis univariat :

BBLR

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak BBLR 50 89.3 89.3 89.3

BBLR 6 10.7 10.7 100.0

Total 56 100.0 100.0

Status Gizi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Normal 42 75.0 75.0 75

Tidak Normal 14 25.0 25.0 100.0

Total 56 100.0 100.0

Pendapatan Orang Tua

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Sesuai UMP 25 44.6 44.6 44.6

Tidak Sesuai UMP 31 55.4 55.4 100.0

Total 56 100.0 100.0


Pendidikan Orang Tua

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tinggi 42 75.0 75.0 75.0

Rendah 14 25.0 25.0 100.0

Total 56 100.0 100.0

Jumlah Saudara

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0-1 38 67.9 67.9 67.9

>1 18 32.1 32.1 100.0

Total 56 100.0 100.0

Analisis bivariat :

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

BBLR * Status
56 100.0% 0 .0% 56 100.0%
Perkembangan

BBLR * Status Perkembangan Crosstabulation

Status Perkembangan

Kategori
Kategori Sesuai Meragukan Total

BBLR Tidak BBLR Count 36 14 50


% within BBLR 72.0% 28.0% 100.0%

% within Status
90.0% 87.5% 89.3%
Perkembangan

% of Total 64.3% 25.0% 89.3%

BBLR Count 4 2 6

% within BBLR 66.7% 33.3% 100.0%

% within Status
10.0% 12.5% 10.7%
Perkembangan

% of Total 7.1% 3.6% 10.7%

Total Count 40 16 56

% within BBLR 71.4% 28.6% 100.0%

% within Status
100.0% 100.0% 100.0%
Perkembangan

% of Total 71.4% 28.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square .075a 1 .785

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .073 1 .787

Fisher's Exact Test 1.000 .558

Linear-by-Linear Association .073 1 .787

N of Valid Casesb 56

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.71.

b. Computed only for a 2x2 table


Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Status Gizi * Status


56 100.0% 0 .0% 56 100.0%
Perkembangan

Status Gizi * Status Perkembangan Crosstabulation

Status Perkembangan

Kategori
Kategori Sesuai Meragukan Total

Status Gizi Normal Count 37 5 42

% within Status Gizi 88.1% 11.9% 100.0%

% within Status
90.2% 33.3% 75.0%
Perkembangan

% of Total 66.1% 8.9% 75.0%

Tidak Normal Count 4 10 14

% within Status Gizi 28.6% 71.4% 100.0%

% within Status
9.8% 66.7% 25.0%
Perkembangan

% of Total 7.1% 17.9% 21.4%

Total Count 41 15 56

% within Status Gizi 73.2% 26.8% 100.0%

% within Status
100.0% 100.0% 100.0%
Perkembangan

% of Total 73.2% 26.8% 100.0%


Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 18.970a 1 .000

Continuity Correctionb 16.056 1 .000

Likelihood Ratio 17.671 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 18.631 1 .000

N of Valid Casesb 56

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.43.

b. Computed only for a 2x2 table

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pendapatan Orang Tua *


56 100.0% 0 .0% 56 100.0%
Status Perkembangan

Pendapatan Orang Tua * Status Perkembangan Crosstabulation

Status Perkembangan

Kategori Kategori
Sesuai Meragukan Total

Pendapatan Sesuai UMP Count 21 4 25


Orang Tua
% within Pendapatan 84.0% 16.0% 100.0%
Orang Tua
% within Status
52.5% 25.0% 44.6%
Perkembangan

% of Total 37.5% 7.1% 44.6%

Tidak Sesuai Count 19 12 31


UMP
% within Pendapatan
61.3% 38.7% 100.0%
Orang Tua

% within Status
47.5% 75.0% 55.4%
Perkembangan

% of Total 33.9% 21.5% 55.4%

Total Count 40 16 56

% within Pendapatan
71.4% 28.6% 100.0%
Orang Tua

% within Status
100.0% 100.0% 100.0%
Perkembangan

% of Total 71.4% 28.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 3.497a 1 .061

Continuity Correctionb 2.473 1 .116

Likelihood Ratio 3.642 1 .056

Fisher's Exact Test .079 .056

Linear-by-Linear Association 3.435 1 .064

N of Valid Casesb 56

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.14.

b. Computed only for a 2x2 table


Crosstabs
Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pendidikan Orang Tua *


56 100.0% 0 .0% 56 100.0%
Status Perkembangan

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 11.667a 1 .001

Continuity Correctionb 9.450 1 .002

Likelihood Ratio 10.910 1 .001

Fisher's Exact Test .001 .001

Linear-by-Linear Association 11.458 1 .001

N of Valid Casesb 56

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.00.

b. Computed only for a 2x2 table

Crosstabs
Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Jumlah Saudara * Status


56 100.0% 0 .0% 56 100.0%
Perkembangan
Status Perkembangan

Kategori
Kategori Sesuai Meragukan Total

Jumlah Saudara 0-1 Count 31 7 38

% within Jumlah Saudara 81.6% 18.4% 100.0%

% within Status
77.5% 43.8% 67.9%
Perkembangan

% of Total 55.4% 12.6% 67.9%

>1 Count 9 9 18

% within Jumlah Saudara 50.0% 50.0% 100.0%

% within Status
22.5% 56.2% 32.1%
Perkembangan

% of Total 16.1% 16.1% 32.1%

Total Count 40 16 56

% within Jumlah Saudara 71.4% 28.6% 100.0%

% within Status
100.0% 100.0% 100.0%
Perkembangan

% of Total 71.4% 28.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 5.968a 1 .015

Continuity Correctionb 4.521 1 .033

Likelihood Ratio 5.746 1 .017

Fisher's Exact Test .025 .018

Linear-by-Linear Association 5.862 1 .015

N of Valid Casesb 56

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.14.

b. Computed only for a 2x2 table


Lampiran 13

SURAT PERMOHONAN DATA AWAL


Lampiran 14

SURAT REKOMENDASI PERMOHONAN DATA AWAL

KESBANGPOL KABUPATEN GORONTALO


Lampiran 15

SURAT PERMOHONAN UJI VALIDITAS


Lampiran 16

SURAT SELESAI UJI VALIDITAS

PUSKESMAS LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO


Lampiran 17

SURAT PERMOHONAN REKOMENDASI PENELITIAN


Lampiran 18

SURAT REKOMENDASI PENELITIAN

KESBANGPOL KABUPATEN GORONTALO


Lampiran 19

SURAT SELESAI PENELITIAN

PUSKESMAS TIBAWA KABUPATEN GORONTALO


Lampiran 20

Dokumentasi Penelitian

Lokasi : Desa Isimu SelatSan, Dusun Teladan


Hari/tanggal :Senin, 29 November 2021, jam 09..00 - 13.00 Wita

Wawancara pengisian Kuesioner Wawancara pengisian kuesioner

Wawancara pengisian kuesioner Wawancara pengisin kuesioner


Wawancara pengisian kuesioner Wawancara pengisian kuesioner

Wawancara pengisian kuesioner Wawancara pengisian kuesioner

Wawancara pengisian kuesioner Wawancara pengisian kuesioner


Pengukuran berat badan Pengukuran berat badan

Pengukuran berat badan Pengukuran berat badan

Pengukuran berat badan Pengukuran berat badan


Pengukuran berat badan Pengukuran berat badan

Pengukuran tinggi badan Pengukuran tinggi badan

Pengukuran tinggi badan Pengukuran tinggi badan


Pengukuran tinggi badan Pengukuran tinggi badan

Dokumentasi Penelitian
Lokasi : Desa Isimu Selatan, Dusun Satria
Hari/tanggal :Rabu,1 Desember 2021. Jam 10.00 – 12.00 Wita

Wawancara pengisian Kuesioner Wawancara pengisian Kuesioner

Wawancara pengisian Kuesioner Wawancara pengisian Kuesioner

Wawancara pengisian Kuesioner Wawancara pengisian Kuesioner


Wawancara pengisian kuesioner Wawancara pengisian kuesioner

Wawancara pengisian kuesioner Pengukurran berat badan

Pengukuran berat badan Pengukuran berat bada


Pengukuran berat badan pengukuran berat badan

Pengukaran tinggi badan Pengukaran tinggi badan

Pengukuran tinggi badan Pengukuran tinggi badan


Pengukuran tinggi badan Pengukuran tinggi badan

Pengukuran tinggi badan Pengukuran tinggi badan

Dokumentasi Penelitian
Lokasi : Desa Balahu, Dusun Basulapa
Hari/tanggal : Selasa 7 Desember 2021. Jam 09.00 – 13.00 Wita

Wawancara pengisian kuesioner Saat pengisian kuesioner

Saat pengisian kuesioner Saat pengisian kuesioner

Saat pengisian kuesioner Saat pengisian kuesioner


Saat pengisian kuesioner saat pengisian kuesioner

Saat pengisian kuesuesioner pengukuran berat badan

Pengukuran berat badan pengukuran berat badan


Pengukuran berat badan pengukuran berat badan

Pengukuran berat badan pengukuran panjang badan

Pengukuran panjang badan pengukuran tinggi badan


Dokumentasi Penelitian

Lokasi : Desa Balahu, Dusun Balahu


Hari/tanggal : kamis 16 Desember 2021. Jam 09.00 – 13.00 Wita

Wawancara pengisian kuesioner Wawancara pengisian kuesioner

Saat pengisian kuesioner Saat pengisian kuesioner

Saat pengisian kuesioner Saat pengisian kuesioner


Saat pengisian kuesioner Saat pengisian kuesioner

Saat pengisian kuesioner Wawancara pengisian kuesioner

Saat pengisian kuesioner Saat pengisian kuesioner


Pengukuran tinggi badan pengukuran berat badan

Pengukuran berat badan pengukuran berat badan

Pengukuran berat badan pengukuran tinggi badan


Pengukuran tinggi badan Pengukuran tinggi badan

Pengukuran tinggi badan

Dokumentasi Penelitian
Lokasi : Desa Balahu, Dusun Dulango
Hari/tanggal : Sabtu 18 Desember 2021. Jam 10.00 – 12.00 Wita

Saat pengisian kuesioner Saat pengisian kuesioner

Saat pengisian kuesioner wawancara pengisian kuesioner

Saat pengisian kuesioner saat pengisian kuesioner


Saat pengisian kuesioner saat pengisian kuesioner

Saat pengisian kuesioner pengukuran berat badan

Pengukuran berat badan pengukuran berat badan


Pengukuran berat badan pengukuran berat badan

Pengukuran berat badan pengukuran berat badan

Pengukuran berat badan pengukuran tinggi badan


Pengukuran tinggi badan pengukuran tinggi badan

Anda mungkin juga menyukai