Anda di halaman 1dari 19

REAL ON JOB (RANJO)

DI KLINIK RAWAT JALAN PMI ADHIYAKSA PURWOKERTO


PEMERIKSAAN HEPATITIS B PADA ANAK USIA 10-12 TAHUN
DENGAN METODE STIK
DI KLINIK PMI ADHIYAKSA PURWOKERTO
KOMPETENSI KEAHLIAN TEKHNIK LABORATORIUM MEDIK

Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat mengikuti Ujian Sekolah
Bersetandar Nasional dan Ujian Nasional Berbasis Komputer

Disusun oleh :
DINI NUR KHOTIMAH
NIS.1562

SMK CITRA BANGSA MANDIRI PURWOKERTO


2020/2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “PEMERIKSAAN HEPATITIS B


PADA ANAK USIA 10 -12 TAHUN DENGAN METODE STIK” ini diajukan
sebagai syarat untuk mengikuti ujian sekolah dan ujian nasional tahun pelajaran
2019/2020 dan telah mendapat persetujuan Karya Tulis Ilmiah :
Purwokerto, April 2020

Disetujui Oleh
Pembimbing I Pembimbing II

Windu Waluyojati A.Md.AK Dias Januadhi Setiawan S,Sos


NIK. 11.10.04.36 NIK.08.10.05.03

Mengetahui,
Kepala SMK
Citra Bangsa Mandiri Purwokerto

Triafedi Handayani, S.S.S.Pd.Gr


NIK.12.10.05.48

ii
HALAMAN PENGESAHAN
Dengan ini menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah Kerja dengan judul
“PEMERIKSAAN HEPATITIS B PADA ANAK USIA 10-12 TAHUN
DENGAN METODE STIK DI KLINIK RAWAT JALAN PMI
ADHIYAKSA PURWOKERTO”
Telah diuji dan disahkan pada :

Hari :
Tanggal :

Penguji 1

(…………………………)

Penguji 2

(…………………………)

Mengetahui,

Kepala Sekolah,

SMK Citra Bangsa Mandiri Purwokerto

Triafedi Handayani S.S.S.Pd.G


NIK : 10.12.05.48
iii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur alhandulilah atas kehadirat Allah SWT yang


telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga
penulisan Makalah Penelitian sebagai Tugas Akhir Prakerlin dapat
terselesaikan dengan baik.
Makalah ini dapat terselesaikan atas bantuan dan bimbingan dari
semua pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang ikut membantu dalam penyelesaian makalah ini, terutama
kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kemudahan kepada kami
dalam Penyusunan laporan ini, dalam penyusunan Makalah ini.
2. Yth.Ibu Triaferdi Handayani, S.S.S.Pd.Gr selaku kepala SMK Citra
Bangsa Mandiri Purwokerto.
3. Yth. drg.Sutomo.T,MS selaku Direktur Klinik Rawat Jalan PMI
Adhiyaksa Purwokerto
4. Yth.Ibu Yuli Lastuti A.Md.AK selaku Kepala pembimbing lapangan
5. Yth. Ibu Ariffasih Ahmad A.Md.AK selaku Kaprodi Analis Kesehatan SMK
Citra Bangsa Mandiri Purwokerto
6. Yth. Bapak Windu Waluyojati A.Md.AK selaku pembimbing sekolah I
7. Yth. Bapak Dias Januadhi Setiawan S,Sos selaku pembimbing II
8. Yth. Bapak / Ibu Guru SMK Citra Bngsa Mandiri Purwokerto
9. Yth. Bapak/Ibu Karyawan/Pegawai Klinik Rawat Jalan PMI Adhiyaksa
Purwokerto
10. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
telah Membantu dalam proses penyusunan laporan ini.

Penyusunan makalah ini sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian
Akhir sekolah (UAS) dan Ujian Akhir Nasional (UN) Tahun pelajaran
2019/2020 serta sebagai bukti bahwa telah melaksanakan Real on job
(RANJO) Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini sangat penulis harapkan. Mudah-mudahan
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya.
iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………...……i
HALAMAN PERSETUJUAN………………………......……………………….ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………..……………………….iii
KATA PENGANTAR…………………………………...………………………iv
DAFTAR ISI…….………………………………………...……………………..v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………….………………….1
1.2 Rumusan Masalah..……………....………………………………………….2
1.3 Tujuan………………………………….………………………………….……2
1.4 Manfaat……....……….…….………………………………………………….
…..2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Umum Hepatitis B……...……………………………………….3
BAB III PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan……………………………………………………………….….10
4.2 saran………………………………………….……………………………….10
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
v

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Virus Hepatitis B (HBV) pada populasi tertentu termasuk Asia Tengga


ra, Alaska, dan Afrika merupakan endemik dan prevalensi kronis mencapai a
ngka 20%. Pada populasi tersebut, penyebaran utama melalui jalur penurunan
dari ibu ke anak, dan infeksi biasanya berkembang pada saat bayi atau balita.
Pada populasi tersebut, HBsAg (Hepatitis B surface antigen) clear perkemba
ngan sistem imunitas untuk HBV mengikuti kejadian infeksi HBV akut dan k
urang dari 5% pasien menjadi Hepatitis B kronis. Semua orang rentan terkena
infeksi HBV, dan hanya orang-orang yang berhasil imunisasinya dan berkem
bang anti-HBs di dalam tubuh yang imun terhadap infeksi HBV. Setelah terke
na infeksi HBV akut, risiko berkembang menjadi penyakit kronis sangat berv
ariasi tergantung umur.
Infeksi tersebut sangat sering terjadi pada penderita penurunan sistem
kekebalan tubuh (WHO, 2002). Persistensi antibodi anti-HBs secara langsung
berhubungan dengan kadar puncak yang diperoleh setelah dosis ke tiga vaksi
nasi (Sjogren dan Cheatam, 2010). ketika dewasa pada bayi yang telah diberi
vaksin Hepatitis B menunjukkan bahwa titer antibodi turun sampai titer yang
tidak terdeteksi atau sangat rendah pada level (Jackson, 2006). Dalam peneliti
an di Iran pada anak usia 10-12 tahun menjelaskan bahwa 146 dari anak sehat
ditemukan persistensi anti HBs pasca vaksinasi Hepatitis B lengkap.
Masalah gizi masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia. B
erdasarkan data Departemen Kesehatan Indonesia pada tahun 2004 kasus gizi
kurang dan gizi buruk sebanyak 5,1 juta, kemudian pada tahun 2007 turun me
njadi 4,1 juta. Faktor pemicu munculnya masalah-masalah gizi dapat berbeda
di wilayah tertentu ataupun antara kelompok masyarakat. Masalah kurang giz
i umumnya terjadi pada golongan rawan gizi antara lain bayi, balita, remaja, i
bu hamil, dan ibu menyusui (Depkes RI, 2007). Namun demikian masalah giz
i masih merupakan masalah besar di negara kita. Indonesia masih memiliki e
mpat masalah gizi utama yang harus ditanggulangi dengan program perbaikan
gizi (Supariasa, 2002). Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
pada tahun 2010, prevalensi gizi baik pada anak usia 6-12 tahun sebanyak 65,
9% sedangkan prevalensi gizi kurang sebanyak 19,2%. Berdasarkan latar bela
kang yang telah dijelaskan, maka peneliti ingin mengetahui hubungan status g
izi dengan kadar anti HBs pada anak usia 10-12 tahun yang telah diberi vaksi
nasi HBV lengkap.
1

1.2 Rumusan Masalah


1 Apa yang dimaksud dengan penyakit Hepatitis B?
2 Bagaimana proses penyebaran penyakit Hepatitis B?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui penyebab Hepatitis B pada pasien anak usia 10-12
tahun di KLINIK RAWAT JALAN PMI ADHYAKSA PURWOKERTO
2. Untuk mengetahui gejala pasien terinfeksi virus hepatitis B di KLINIK
RAWAT JALAN PMI ADHIYAKSA PURWOKERTO
1.4 Manfaat
2. Untuk Peserta Prakelin
Dapat menambah rasa percaya diri bagi peserta PRAKERLIN
agar dapat bersaing di dunia kerja, dan menumbuhkan keinginan
untuk merasakan pendidikan berkelanjutan.
Nantinya keahlian serta pengalaman yang diperoleh dapat
mengangkat taraf hidup untuk mereka kedepannya. Serta
menambahkan rasa percaya diri untuk menjadi tenaga yang
profesional di dunia kerja.
3. Untuk Sekolah
Memberi kepuasan tersendiri bagi penyelenggara pendidikan
karena dapat menghasilkan lulusan yang siap bekerja dan dapat
diterima oleh masyarakat, dan dapat memberikan manfaat baik untuk
dirinya maupun sekolah serta negara.
2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian HbsAg

HbsAg merupakan protein selubung tertular VHB, dan merupakan


Pertama bahwa individu tersebut pernah terinveksi VHB. HBsAg
merupakan protein selubung terluar VHB, dan merupakan pertanda
bahwa individu tersebut pernah terinfeksi VHB. HBsAg positif dapat
ditemukan pada pengidap sehat (healthy carrier), hepatitis B akut
(simtomatik atau asimtomatik), hepatitis B kronik, sirosis hati, maupun
kanker hati primer. Pemeriksaan dan HBsAg biasanya dilakukan untuk
monitoring perjalanan penyakit hepatitis B akut, skrining sebelum
dilakukan vaksinasi, serta untuk skrining ibu hamil pada program
pencegahan infeksi VHB perinatal. Anti-HBs merupakan antibodi yang
muncul setelah vaksinasi atau setelah sembuh dari infeksi VHB. Pada
hepatitis B akut, anti-HBs muncul beberapa minggu setelah HBsAg
menghilang. (Atmarina,2006).

Hepatitis B diklasifikan menjadi 2, yaitu :


A. Hepatitis B Akut
Hepatitis B akut bisa berlangsung kurang dari enam
bulan. Hal ini disebabkan karena kemungkinan sistem
kekebalan dalam tubuh dapat membersihkan virus hepatitis
B, sehingga pasien dapat pulih dalam beberapa bulan saja.
Namun beberapa orang dewasa yang memiliki hepatitis B
akut dapat mengembangkannya menjadi hepatitis B kronis.
B. Hepatitis B Kronis
Infeksi hepatitis B kronis dapat berlangsung lebih dari
6 bulan lamanya. Hal ini terjadi akibat sistem kekebalan
dalam tubuh tidak dapat melawan infeksi akut. Infeksi
Hepatitis B dapat bertahan seumur hidup, dan kemungkinan
besar dapat menyebabkan penyakit serius seperti sirosis
maupun kanker hati.
3
2.2 Penyebab Terjadinya Hepatitis B Pada Anak Usia 10-12 Tahun
Ada beberapa penyebab anak bisa tertular Hepatitis B, yang dapat
ditularkan secaara parinatal (transmisi vertikal) yaitu penularan material
neonatal dimana terjadi penularan virus Hepatitis B di dalam kandungan atau
ketika persalinan. Virus juga dapat menular saat seorang anak terkena serum
seperti darah atau air liur dari anak atau orang yang terinfeksi. Misalnya anak-
anak dapat terinfeksi ketika anak lain yang terinfeksi menggigit atau
menggaruknya. Anak juga dapat tertular virus dengan berbagi makanan atau
minuman dengan seseorang yang memiliki infeksi virus Hepatitis B. Paparan
darah yang terinfeksi juga dapat menularkan melalui berbagai perlengkapan
mandi, seperti sikat gigi, handuk, alat makan, dan perlengkapan pribadi yang di
gunakan bersama.
2.3 Faktor yang dapat mempengaruhi tingkat infeksi Hepatitis B
diantaranya yaitu :
Hepatitis B dipengaruhi beberapa faktor diantaranya yaitu faktor gizi,
gizi anak yang baik dapat mengurangi aktifitas virus Hepatitis B dibandingkan
keadaan anak yang gizinya buruk. Daya tahan, apa bila daya tahan tubuh anak
melemah akan memudahkan seseorang terinfeksi virus Hepatitis B. Umur
penderita tergantung terjadinya infeksi, Pada bayi dan anak-anak lebih rentan
terinfeksi Hepatitis B, sedangkan orang dewasa lebih resisten.

2.4 Gejala yang di alami saat terkena Hepatitis B

Gejala yang sering dialami saat anak terkena virus Hepatitis B antara
lain timbulnhya warna kuning pada tubuh (ikterus) pada mata dan kuku.
Urine menjadi warna gelap kecoklatan, terjadi rasa mual dan muntah muntah
juga hilangnya selera makan. Kelemahan dan kelelahan yang tidak jelas, sakit
pada bagian perut serta demam.

2.5 Pencegahan Hepatitis B Pada Anak

Dengan vaksinasi maka dapat melindungi anak dari infeksi hepatitis B.


Imunisasi dilakukan 3-4 dosis di sesuaikan dengan jadwal imunisasi rutin.
Apabila pemberian vaksin hepatitis diberikan secara lengkap maka sekitar
95% antibodi pada anak dapat melindungi dari virus hepatitis B. Pencegahan
untuk anak yang di lahirkan dari ibu yang mengidap hepatitis B maka
disarankan diberikan vaksin hepatitis B pertama (maksimal 24 jam setelah
dilahirkan) dilanjutkan dengan memberikan vaksin ke 2 dan ke 3 sesuai
jadwal.
4

2.6 Pengobatan Hepatitis B Pada Anak

Pada bayi yang sudah terinfeksi hepatitis B mempunyai kadar


DNA serum yang tertinggi. Pada stadium akut maka dilakukan dengan
istirahat mutlak yaitu perawatan sesuai dengan kondisi penderita. Selain itu
pengobatan dilakukan dengan menggunakan obat-obatan. Obat anti virus
yang diberikan sesuai dengan resep dokter.

2.7 Waspadai Hepatitis B Pada Anak

Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan


dimulai ibu hamil hingga pasca melahirkan, apabila memiliki resiko tinggi
Hepatitis B pada anak maka dapat dilakukan vaksinasi ketika dilahirkan pada
bayi untuk memberikan imunitas.
5
BAB III
PEMBAHASAN

Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh virus


Hepatitis B, suatu anggota famili hepadnavirus yang dapat menyebabkan
peradangan hati yang dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati.
Hepatitis B akut jika perjalanan penyakit kurang dari 6 bulan, sedangkan
Hepatitis B kronis bila penyakit menetap, tidak menyembuh secara klinis
selama 6 bulan. (James & Tim Hom. 2005.hepatitis virus dan HIV. Jakarta:
Sprita).

Hal-hal yang perlu disiapkan untuk pemeriksaan :


1. Alat
a. Tourniquet
b. Sentrifuge
c. Rak tabung
d. Pipet tetes
e. Tabung reaksi
2. Bahan
a. Darah
b. Reagen
c. Tabung penampung darah
d. Spuit 3cc
e. Strip test HbsAg
f. Kapas alkohol 70%
g. Serum (sempel)
h. Kapas kerig
i. Masker
j. handscoon
6
3. Cara pemeriksaan
Terlebih dahulu persiapkan sempel, siapkan alat dan bahan
kemudian lakukan pengambilan darah vena sebanyak 3cc. masukan
kedalam tabung penampung darah. Lalu masukan darah kedalam
sentrifuge selama 15 menit dengan kecepatan 3000rpm. Setelah itu
pisahkan serum dengan darah menggunakan pipet tetes kedalam wadah
atau tabung yang bersih.
Pemeriksaan dimulai dengan menyiapkan tabung serologi dan
diletakan pada rak tabung. Ambil serum atau plasma menggunakan mikro
pipet sebanyak 100ul serologi. Kemudian letakan pada tabung yang telah
di berikan lebel identitas sesuai dengan pemilik sempel tersebut. Lalu
masukan strip kedalam tabung secara perlahan-lahan. Terakhir tunggu dan
biarkan selama 10-15 menit sepaya serum bereaksi secara sempurna.

4. Pembacaan Hasil

a. Positif (+) : terbentuk dua garis merah pada area kontrol (C) dan test.
b. Negatif (-) : terbentuk satu garis pada area kontrol.
7
5. Hasil Pemeriksaan

Pemeriksaan HBsAg yang dilakukan di Laboratorium Klinik PMI


Adhiyaksa Purwokerto dengan diagnosa Hepatitis B

Dari hasil pemeriksaan pertama AN. P umur (12 tahun)


dinyatakan Positif hepatitis b, penularannya terjadi di pesantren, berawal
dari kontak di dalam pesantren, lantaran diduga di pesantren terdapat orang
yang terinfeksi hepatitis b. Virus hepatitis b dapat berada di luar tubuh
dalam jangka waktu tertentu, bahkan menempel pada barang barang
tertentu, dengan kandungan darah atau cairan tubuh orang yang terinfeksi,
barang barang yang berpotensi menularkan virus hepatitis b antara lain sikat
gigi, pisau cukur, handuk,dan gunting kuku. Setelah kejadian ini pesantren
menerapkan peraturan untuk menghindari pemakaian bersama peralatan
pribadi dan tidak menggunakan barang orang lain dengan sembarangan.
Hasil pemeriksaan yang kedua AN. A umur 10 tahun dinyatakan
Negatif hepatitis b, meskipun ia tinggal di lingkungan yang terpapar virus
hepatitis b. Karena dalam kesehariaannya ia selalu melakukan pola hidup
sehat, dan mengkonsumsi makanan empat sehat lima sempurna serta selalu
menerapkan kebiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. Makan
makanan sehat, dan menjaga pola hidup bersih dan sehat dapat mencegah
terjadinya virus hepatitis b. Dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat
kita dapat terhindar dari virus hepatitis b.
Hasil pemeriksaan yang ketiga AN. N umur 11 tahun dinyatakan
positif hepatitis b, penularannya terjadi di lingkungan rumah sekitar,
lantaran diduga sering berbagi munuman atau makanan dengan teman yang
terj angkit virus hepatitis b. Anak dapat tertular virus dengan berbagi
makanan atau minuman dengan seseorang yang memilki infeksi hepatitis b.
Dengan kejadian ini di lingkungan tersebut diadakan sosialisasi tentang
bahaya penularan dan pencegahan hepatitis b.
8
Hasil pemeriksaan keempat AN. D umur 12 tahun dinyatakan positif
hepatitis b, penularannya terjadi dilingkungan sekolah, lantaran mencakar
atau menggaruk tangan teman yang terinfeksi hepatitis b. anak-anak dapat
terinfeksi hepatitis b ketika anak lain yang terinfeksi menggigit atau
menggaruknya. Setelah kejadian itu sekolah mengadakan vaksinasi untuk
murid muridnya.
Hasil pemeriksaan kelima AN. B umur 11 tahun dinyatakan negatif
hepatitis b, meskipun ia habis berkontak dengan barang yang terpapar virus
hepatitis b. Virus hepatitis b dapat berada di luar tubuh dalam jangka waktu
tertentu, bahkan menempel pada barang-barang tertentu. Karena ia sudah
melalukan vaksinasi, sehingga ia terhindar dari penularan hepatitis b.

3.2 Penularan infeksi virus hepatitis B melalui berbagai cara yaitu:

Parenteral adalah dimana terjadinya penembusan kulit, misalnya


melalui tusuk jarum, atau benda yang sudah tercemar virus hepatitis B dan
pembuatan tato.
Non Parenteral terjadi karena persentuhan erat dengan benda yang
tercemar virus hepatitis B. Penularan infeksi virus hepatitis B dibagi menjadi 2
cara yaitu : pertama penularan vertikal adalah penularan infeksi virus hepatitis
B dari ibu yang HbsAg positif kepada anak yang dilahirkan. Yang kedua
penularan horizontal : adalah penularan infeksi virus hepatitis B dari seorang
pengidap virus hepatitis B kepada orang lain disekitarnya, contohnya: melalui
hubungan seksual.

3.3 Cara mengantisipasi agar virus Hepatitis B tidak menyebar :


Virus hepatitis B tidak akan menyebar jika menerapkan kebiasaan
mencuci tanagan, cucilah tangan sebelum dan sesudah makan, serta saat pulang
dan beraktifitas. Perhatiakn konsumsi makanan dan minuman yang sehat. Dan
hindari berbagi pemakaian bersama barang-barang pribadi. Segera lakukan
lakukan vaksinasi.
9

3.4 Manfaat membuat penelitian Hepatitis B bagi orang lain :


Dengan penelitian hepatitis B dapat menambah wawasan dan
pengalaman. Suatu permasalahan fakta dapat di identifikasikan secara
sistematik. Serta memberikan gambaran terhadap pemecahan dari suatu
permasalahan yang sedang dihadapi.
10
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Hepatitis adalah suatu penyakit peradangan pada jaringan hati yang
di sebabkan oleh infeksi virus yang menyebabkan sel sel hati mengalami
kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Virus-
virus yang menyebabkan cedera dan kematian. Secara langsung
membunuh sel dan dengan merangsang reaksi peradangan dan imun yang
mencederai atau menghancurkan hepatosit. Semua hepatitis virus
mempunyai gejala yang hampir sama, sehingga secara klinis hampir tidak
mungkin dibedakan satu sama lain. Terdapat tiga stadium pada semua
jenis hepatitis yaitu : Stadium prodromal, stadium ikterus,stadium
pemulihan. Pencegahan terhadap hepatitis virus ini adalah sangat penting
karena sampai saat ini belum ada obat yang dapat membunuh virus,
sehingga satu-satunya jalan untuk mencegah hepatitis virus adalah dengan
vaksinasi.

4.2 Saran

Biasakan untuk selalu menerapkan pola hidup bersih dan sehat.


Komsumsi makanan yang sehat dan bergizi. Hindarilah pemakaian
bersama barang barang pribadi. Selalu periksa kesehatan atau vaksinasi
jika sudah terjangkit penyakit hepatitis.
11
DAFTAR PUSTAKA

Akbar H. N., 2007. Hepatitis B in: Buku Ajar Ilmu Penyakit Hati. 1 ed.
Jakarta: jayabadi pp. 201-4.

Hadinegoro S. R. S,. 2011. Jadwal Vaksinasi, in: Pedoma Imunisasi di


Indonesia. 4thn ed. Jakarta: Badan Penerbit IDAI pp. 49-51.

Kowdley K. V,. 2010. Hepatitis B, in: Netter’s Gastroenterology. 2 ed.


Philadelphia: Saunderes pp. 632-34.

Soemohardjo S,. 1990. Pengidap Virus Hepatitis B, in: Gastroenterology


and Hepatology. Jakarta: CV. Infomedika pp. 291-5.

Suraiyah., Oswari H., Poesponegoro H. D,. 2008. Proporsi Seroproteksi


Hepatitis B pada 10-12 Tahun dengan Riwayat Imunisasi Dasar
Hepatitis B Lengkap pada dua Sekolah Dasar di Jakarta. Sari
pediatric 9(6): 423-8.

World Health Organization. 2002. Hepatitis B. Publication pp. 6-10.

Jafarzadeh A., Montazerifar S.J,. 2006. Persistance of anti HBs Antibodi


and Immunological Memory in Children vaccinated with
Hepatitis B Vaccine at Birth.. Rafsanjan University of
Medical Science and Health Services. PhD Thesis.

Dienstag J. L., Wands J. R., Koff R. S., 1995. Acute Hepatitis, in:
Harrison’s Principles of Internal medicine 1. 11thn ed. USA:
McGrawHill pp. 1325-38.
12
LAMPIRAN

Gambar 1. Contoh Sampel Pasien Pada penderita Hepatitis B

Gambar 2. Contoh hasil HbsAg atau Hepatitis B

(1) HBsAg Positif (+) (2) HbsAg Negatif (-)


Terdapat dua(2) garis merah Terdapat satu(1) garis merah
13

Anda mungkin juga menyukai