Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS, BAYI, BALITA DAN


ANAK PRASEKOLAH PADA BAYI Ny. N NEONATUS CUKUP
BULAN SESUAI MASA KEHAMILAN USIA 12 JAM
DI TPMB Bdn. YEANNE, S.SiT., M.Kes
TAHUN 2024

OLEH

APRIYANI SISKADEWI, S.ST


15901KH41040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI


POLITEKNIK KARYA HUSADA
JAKARTA
2024
LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Apriyani Siskadewi


Npm : 15901KH41040
Judul : Manajemen Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak
Prasekolah Pada Bayi Ny. N Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan Usia
12 Jam Di TPMB Bdn. Yeanne, S.SiT., M.Kes Tahun 2024.

Makalah ini telah di setujui untuk diajukan dalam presentasi kasus pada hasil
praktik klinik kebidanan.

Jakarta, Januari 2024


Pembimbing

Nurul Syahfal Ningsih, SST, M.Kes.

2
LEMBAR PENGESAHAN

Makalah Asuhan Kebidanan ini telah dipresentasikan di depan Penguji


Lahan Profesi Kebidanan Politeknik Karya Husada
Pada tanggal Januari 2024

Mengesahkan

Penguji I Penguji II

Bdn. Yeanne, S.SiT., M.Kes Nurul Syuhfal Ningsih, SST, M.Kes.

Mengetahui,

Ketua Program Studi Profesi Kebidanan


Polteknik Karya Husada

DR. Bdn. Nur Handayani, S.SiT, M.Kes.

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah tentang "Manajemen Asuhan
Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah Pada Bayi Ny. N
Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan Usia 12 Jam Di TPMB Bdn.
Yeanne, S.SiT., M.Kes Tahun 2024".

Tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan
bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu,
saya dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat
memperbaiki makalah ini.

Kami berharap semoga makalah yang saya susun ini memberikan manfaat dan
juga inspirasi untuk pembaca.

Sukabumi, Januari 2024

Penulis

4
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………..…………….…… 2
Daftar Isi……………………………………………………….…….….…..... 3
BAB I Pendahuluan…………………………………………………….…….. 4
1.1 Latar Belakang………………………………………………...…. 4
1.2 Tujuan……………………………………………………….…… 6
1.3 Ruang Lingkup………………………………………………...… 6
1.4 Manfaat………………………………………………..…….…… 6
BAB II Tinjauan Teori……………………………………………………….. 8
2.1 Konsep dasar Neonatus…..…………………………….……..… 8
2.2 Imunisasi Hepatitis B…………………………..…………….….. 10
2.3 Pendokumentasian SOAP…………………………………. 12
…….. 14
BAB III Kasus………………………………………………………………... 23
BAB IV Pembahasan……………………………………………….….…..…. 26
BAB V Penutup……………………………………….……………...….…… 26
5.1 Kesimpulan…………………….……..……………...…….…….. 27
5.2 Saran……………………………………………………….…….. 28
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………...……….

5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Imunisasi adalah usaha pemberian kekebalan kepada bayi dan anak dengan
memasukan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat suatu zat untuk mencegah
penyakit tertentu (Wawomeo dkk, 2019). Imunisasi bertujuan untuk memberikan
kekebalan terhadap tubuh anak. Imunisasi Hepatitis B (HB) adalah penyakit infeksi
virus yang dapat menyebabkan infeksi hati kronis. Imunisasi HB 0 yang diberikan
kepada bayi sebelum terjadinya kontak atau setelah kontak dapat melindungi bayi
dari infeksi hepatitis B. Manfaat Imunisasi HB-0 yang diberikan kepada bayi
sebelum terjadinya kontak atau setelah kontak dapat melindungi bayi dari infeksi
hepatitis. Rendahnya cakupan imunisasi HB-0 yang diberikan kurang dari 7 hari
pada bayi itu disebabkan karena sebagian masyarakat belum tahu manfaat
imunisasi HB-0 sebaiknya diberikan segera setelah lahir.
Perangsangan sistem kekebalan tubuh dapat dilakukan dengan melakukan
imunisasi. Imunisasi bekerja dengan menstimulus antibody dengan membentuk
antigen bakteri maupun virus baik dilemahkan maupun dimatikan (Laila, 2019).
Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 Tahun
2013 tentang penyelenggaraan imunisasi (Kemenkes, 2017). Pada tahun 2021
didapatkan pencapaian indicator imunisasi dasar lengkap sebesar 58,4% dari
ketentuan target 79,1%. Hal ini menunjukkan keberhasilan pemberian imunisasi
dasar lengkap pada bayi (Kemenkes, 2019). Termasuk diantara imunisasi dasar
lengkap yang penting untuk mencegah penyebaran virus sejak lahir adalah
imunisasi hepatitis B atau disebut dengan imunisasi HB-0.
Imunisasi HB-0 diberikan pada bayi < 24 jam pasca salin yang
sebelumnya telah diberikan injeksi vit K pada 2-3 jam sebelumnya dan
masih dapat ditoleransi jika sebelum usia bayi 7 hari dapat diberikan imunsasi
HB-0 (Laila, 2019). Upaya untuk pencegahan tertularnya bayi dari ibu dengan
HbsAg positif dengan membentuk kekebalan pada bayi lahir melalui pemberian
vaksin HB-0. Paparan virus hepatitis B pada bayi dapat menyebabkan kerusakan
organ hati sampai dengan terjadinya kanker hati, sehingga diberikanimunisasi
HB-0 sejak lahir (Laila, 2019). Pemberian vaksin HB-0 harus dilakukan segera 12
jam pasca kelahiran dan dapat dilanjutkan pada umur 1-6 bulan.

6
Dalam perjalan penyakit hepatitis dapat dilakukan tindakan pencegahan
jika ibu dengan HBsAg positif 12 jam setelah bayi lahir maka pemberian vaksin
HB-1 bersama dengan HBIg sebanyak 0,5 ml. Jika status HBsAg ibu tidak
diketahui dan didapatkan beberapa hari kemudian ditemukan HBsAg positif
makaperlu pemberian HBIg 0,5 ml kurang dari 7 hari setelah lahir (Dunggio,
2020). Penyakit hati kronis dapat terjadi pada bayi yang mengalami infeksi virus
hepatitis B hingga menyebabkan penyakit hati kronis. Pemberian vaksin HB-0
dapat menghalangivirus hepatitis B masuk dan menyebabakan kerusakan hati yang
dapat terjadi sampai dewasa dan menimbulkan resiko terjadinya kanker hati
(Bustami, 2019). Angka kejadian terhadap infeksi hepatitis B kronis sering
terjadi pada bayi baru lahir sebesar 90%, peluang 25% -50% diusia 1-5 tahun.
Penyebab penyakit tersebut sering terjadi pada penderita dengan system
kekebalan tubuh yang rendah (Leni, 2021).
Penyebab pemberian imunisasi tidak tepat waktu karena keluarga kurang
mendukung karena khawatir masih terlalu kecil dan bisa menyebabkan bayi
demam dan rewel. Kondisi masih adanya bayi yang tidak tepat waktu melakukan
imunisasi adalah karena kurang infirmasi, motivasi dan situasi. Kurangnya
informasi tentang imunisasi menyebabkan keluarga takut untuk memberikan ijin
agar bayinya diimunisasi disamping adanya ketakutan terhadap efek samping
yang timbul dari imunisiasi tersebut (Kemenkes RI, 2017). Ketepatan imunisasi
dipengaruhi adanya dukungan dari keluarga. Pentingnya dukungan keluarga
berhubunagn dengan kesiapan keluarga baik suami untuk mengantarkan anak ke
posyandu untuk diberikan imunisasi (Friedman, 2019).

1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan Neonatus, Bayi,
Balita, dan Anak Prasekolah Pada Bayi Ny. N Neonatus Cukup Bulan
Sesuai Masa Kehamilan Usia 12 Jam Di TPMB Bdn. Yeanne, S.SiT.,
M.Kes Tahun 2024 dengan menggunakan pendokumentasian sesuai
SOAP.

7
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subyektif pada Bayi
Ny. N Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan Usia 12 Jam
Di TPMB Bdn. Yeanne, S.SiT., M.Kes Tahun 2024.
b. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan data obyektif pada Bayi
Ny. N Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan Usia 12 Jam
Di TPMB Bdn. Yeanne, S.SiT., M.Kes Tahun 2024.
c. Mahasiswa mampu menentukan analisis data pada Bayi Ny. N
Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan Usia 12 Jam Di
TPMB Bdn. Yeanne, S.SiT., M.Kes Tahun 2024.
d. Mahasiswa mampu melaksanakan planning pada Bayi Ny. N
Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan Usia 12 Jam Di
TPMB Bdn. Yeanne, S.SiT., M.Kes Tahun 2024.

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup makalah ini menyajikan manajemen asuhan kebidanan
Nifas Dan Menyusui Pada Bayi Ny. N Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa
Kehamilan Usia 12 Jam Di TPMB Bdn. Yeanne, S.SiT., M.Kes Tahun
2024, pengambilan data dilakukan pada tanggal 10 Januari 2024 jam 08.20
WIB. Setelah dilakukan pengkajian berupa data subyektif dan obyektif
kemudian melakukan penatalaksanaan sesuai kebutuhan dan melakukan
pendokumentasian dengan SOAP.

1.4 Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Makalah ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam membantu
mahasiswa untuk memahami tentang praktik asuhan Neonatus, Bayi,
Balita dan Anak Prasekolah Pada Bayi Ny. N Neonatus Cukup Bulan
Sesuai Masa Kehamilan Usia 12 Jam Di TPMB Bdn. Yeanne, S.SiT.,
M.Kes Tahun 2024 beserta tehnik pendokumentasian dengan SOAP.

8
2. Manfaat Praktis
Makalah ini diharapkan dapat diaplikasikan para petugas
kesehatan khususnya tenaga bidan dalam menjalankan praktik asuhan
kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah Pada Bayi Ny. N
Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan Usia 12 Jam Di TPMB
Bdn. Yeanne, S.SiT., M.Kes Tahun 2024.

9
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Neonatus


1. Pengertian Neonatus
Neonatus adalah bayi yang baru lahir 28 hari pertama kehidupan
(Rudolph, 2015). Neonatus adalah usia bayi sejak lahir hingga akhir
bulan pertama (Koizer, 2011). Neonatus adalah bulan pertama kelahiran.
Neonatus normal memiliki berat 2.700 sampai 4.000 gram, panjang 48-
53 cm, lingkar kepala 33-35cm (Potter & Perry, 2009). Dari ketiga
pengertian di atas dapat disimpulkan neonatus adalah bayi yang lahir 28
hari pertama.
2. Ciri Neonatus
Neonatus memiliki ciri berat badan 2700-4000gram, panjang 48- 53 cm,
lingkar kepala 33-35cm (Potter & Perry, 2009). Neonatus memiliki
frekuensi denyut jantung 120-160 x/menit, pernapasan 40-60 x/menit,
lanugo tidak terlihat dan rambut kepala tumbuh sempurna, kuku agak
panjang dan lemas, nilai APGAR >7, refleks-refleks sudah terbentuk
dengan baik (Dewi, 2010).
3. Klasifikasi Neonatus
Klasifikasi neonatus menurut Marni (2015) :
a. Neonatus menurut masa gestasinya
1. Kurang bulan (preterm infan) : 294 hari (42 minggu)
2. Cukup bulan (term infant) : 259- 294 hari (37-42 minggu)
3. Lebih bulan( postterm infant) :>294hari (42 minggu)
b. Neonatus menurut berat lahir :
1. Berat lahir rendah : 4000 gram.
2. Berat lahir cukup : 2500-4000 gram.
3. Berat lahir lebih : >4000 gram.

10
c. Neonatus menurut berat lahir terhadap masa gestasi (masa gestasi dan
ukuran berat lahir yang sesuai untuk masa kehamilan :
1. Neonatus cukup/ kurang/ lebih bulan.
2. Sesuai/ kecil/ besar ukuran masa kehamilan.
4. Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal
Bayi lahir normal mempunyai ciri-ciri berat badan lahir 2500-4000 gram,
umur kehamilan 37-40 minggu, bayi segera menangis, bergerak aktif,
kulit kemerahan, menghisap ASI dengan baik, dan tidak ada cacat
bawaan (Kementerian Kesehatan RI, 2010). Bayi baru lahir normal
memiliki panjang badan 48-52 cm, lingkar kepala 32-37cm, lingkar dada
30-38 cm, lingkar lengan 11-12 cm, frekuensi denyut jantung 120-
160x/menit, pernapasan 40-60x/menit, lanugo tidak terlihat dan rambut
kepala tumbuh sempurna, kuku agak panjang dan lemas, nilai APGAR
>7, refleks-refleks sudah terbentuk dengan baik (rooting, sucking,
morrow, grasping), organ genitalia pada bayi laki-laki testis sudah berada
pada skrotum dan penis berlubang, pada bayi perempuan vagina dan
uretra berlubang serta adanya labia minora dan mayora, mekonium sudah
keluar dalam 24 jam pertama berwarna hitam kecoklatan (Kemenkes RI,
2012).
5. Asuhan Bayi Baru Lahir
Menurut Kemenkes R.I (2017) asuhan yang dapat diberikan untuk
bayi baru lahir sampai masa neonatus ada 3 kali yaitu :

a. Kunjungan neonatal pertama (KN1) dilakukan dari 6 hingga 48 jam


setelah kelahiran bayi, asuhan yang diberikan adalah menjaga
kehangatan tubuh bayi, memberikan ASI eksklusif, pencegahan
infeksi, perawatan mata, perawatan tali pusat, injeksi Vitamin K1, dan
imunisasi Hepatitis B.

b. Kunjungan neonatal kedua (KN2) dilakukan pada hari ke-3 sampai


hari ke-7 setelah bayi lahir. Asuhan yang diberikan adalah menjaga
kehangatan tubuh bayi, memberikan ASI eksklusif, memandikan bayi,
perawatan tali pusat, dan imunisasi.

11
c. Kunjungan neonatal lengkap (KN3) dilakukan pada saat usia bayi 8
sampai 28 hari setelah lahir. Asuhan yang diberikan kepada bayi
adalah memeriksa tanda bahaya dan gejala sakit, menjaga kehangatan
tubuh bayi, memberikan ASI eksklusif dan imunisasi.

2.2 Imunisasi Hepatitis-B 0


a. Vaksin hepatitis B
Vaksin hepatitis B adalah jenis vaksin wajib bagi bayi untuk mencegah
infeksi virus hepatitis B yang menyebabkan gangguan organ hati. Vaksin
hepatitis B mengandung antigen virus hepatitis B (HBsAg) yang telah
dinonaktifkan. Saat masuk ke dalam tubuh, antigen tersebut akan
merangsang sistem imun untuk menghasilkan antibodi yang mampu
melawan virus hepatitis B.
b. Manfaat Vaksin Hepatitis B
Hepatitis B adalah jenis vaksin yang mengandung antigen virus hepatitis
B (HBsAg). Manfaat vaksin Hepatitis B adalah untuk mencegah infeksi
virus hepatitis B yang dapat mengganggu fungsi organ hati.
Vaksin hepatitis B adalah jenis vaksin yang termasuk imunisasi wajib
pada bayi. Menurut American Academy of Pediatrics, vaksin hepatitis B
yang diberikan pada bayi sebelum berusia 24 jam efektif mencegah
transmisi infeksi hepatitis B dari ibu ke bayi. Namun, pemberian dosis
vaksin hepatitis B pada bayi baru lahir ini perlu dilanjutkan hingga 4 kali
dosis dengan jadwal tertentu.
c. Siapa yang Membutuhkan Vaksin Hepatitis B
Utamanya, vaksin hepatitis B diberikan pada usia 0 hingga 18 bulan.
Namun, apabila belum menerima vaksin hepatitis B saat bayi, anak wajib
mendapatkan imunisasi tersebut di usia 2 hingga 18 tahun.
Selain sebagai imunisasi wajib bagi bayi, vaksin hepatitis B juga
dianjurkan untuk orang dewasa, terutama jika memiliki faktor risiko
terinfeksi hepatitis B.

12
Adapun faktor risiko hepatitis B bagi orang dewasa di antaranya:
- Tengah menjalani pengobatan penyakit menular seksual.
- Memiliki pasangan yang terinfeksi hepatitis B.
- Tenaga kesehatan yang kerap melakukan kontak langsung dengan
cairan tubuh atau darah pasien.
- Bepergian ke daerah atau negara yang berstatus endemik hepatitis B.
d. Cara Pemberian Vaksin Hepatitis B pada Bayi
Vaksin hepatitis B pada bayi diberikan melalui injeksi intramuskuler,
yaitu dengan menyuntikkan vaksin pada area otot. Adapun dosis vaksin
hepatitis B adalah sebanyak 0,5–1 ml dengan 4 kali dosis utama dan 1
kali booster. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anjuran
pemberian vaksin hepatitis B adalah sebagai berikut:
- Dosis 1: segera setelah lahir sebelum berusia 24 jam.
- Dosis 2: usia 2 bulan.
- Dosis 3: usia 3 bulan.
- Dosis 4: usia 4 bulan.
- Dosis 5 (booster): usia 18 bulan.
Di samping itu, pemberian vaksin hepatitis B ini perlu diperhatikan
terutama untuk bayi yang lahir secara prematur. Bila bayi prematur
memiliki berat badan lahir rendah (BBLR), pemberian dosis pertama
vaksin hepatitis B perlu ditunda dan dianjurkan ketika bayi berusia 2
bulan atau berat badan telah mencapai 2.000 gram. Hal ini dikarenakan
vaksin hepatitis B tidak dapat bekerja dengan optimal pada bayi yang
memiliki berat badan di bawah 2.000 gram.
e. Efek Samping Vaksin Hepatitis B pada Bayi
Efek samping yang paling umum dialami oleh bayi setelah mendapatkan
vaksin hepatitis B adalah demam dan nyeri pada area suntikan. Efek
samping ini tergolong normal karena terjadi sebagai bentuk respons
tubuh dalam mengenali antigen yang terdapat vaksin dan pembentukan
kekebalan baru.

13
Bila anak mengalami demam pasca imunisasi, dapat menanganinya
secara mandiri melalui beberapa cara berikut:
- Kompres dingin pada area suntikan
- Perbanyak asupan cairan tubuh dengan ASI atau air buah.
- Kenakan pakaian yang nyaman untuk anak, tidak terlalu tebal atau
tipis.
- Jaga ruangan agar tetap sejuk.
- Berikan obat penurun demam bila perlu.
Di samping itu, meski jarang terjadi, vaksin hepatitis B juga berisiko
menimbulkan reaksi alergi parah pada bayi. Sejumlah gejala reaksi alergi
parah pada bayi yang perlu diwaspadai setelah mendapatkan vaksin
hepatitis B adalah sebagai berikut:
- Muncul ruam kemerahan pada kulit.
- Bengkak pada tenggorokan dan wajah.
- Sesak napas.
- Jantung berdebar

2.9 Pendokumentasian SOAP


Keputusan Menteri Kesehatan No. 938 tahun 2007 telah menetapkan
bahwa model pencatatan yang digunakan dalam asuhan kebidanan dalam
bentuk SOAP (Subjektif, Objektif, Analisa dan Penatalaksanaan).
1. Subjektif (S)
Dilakukan pengkajian tentang identitas bayi, usia, tanggal dan
jam lahir, jenis kelamin. Identitas orangtua, nama, usia, alamat,
pendidikan, agama, pekerjaan. Riwayat kehamilan meliputi paritas,
HPHT, taksiran partus, riwayat ANC, riwayat imunisasi TT. Riwayat
persalinan, tanggal persalinanm jenis persalinan, lama persalinan,
penolong, ketuban, dan komplikasi persalinan. Riwayat penyakit,
penyakit keturunan penyakit yang pernah diderita.

14
2. Objektif (O)
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik,
hasil laboratorium, dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data
focus untuk mendukung assesment.
3. Analisa (A)
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan analisis
dan interpretasi, objektif dalam suatu identifikasi. Yaitu:
Diagnosis/masalah, antisipasi diagnosis lain/masalah potensial.
4. Penatalaksanaan (P)
Penatalaksanaan ini dilakukan berdasarkan hasil kesimpulan dan
evaluasi terhadap keputusan klien yang diambil dalam rangka
mengatasi masalah klien dan memenuhi kebutuhan klien. Pemantauan
ulang dilakukan pada bayi untuk mengetahui kondisi apakah
mengalami perubahan atau tidak dengan melakukan pemeriksaan fisik,
tanda-tanda vital: seperti denyut jantung, suhu, pernafasan serta
pengukuran antropometri yaitu: berat badan, lingkar kepala, panjang
badan, lingkar dada, lingkar perut, lingkar lengan atas.

15
BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal : 10-01-2024
Waktu : 08.20
Tempat : TPMB Bdn. Yeanne, S.SiT.,M.Kes

3.1 Data Subjektif


1. Identitas Bayi
Nama : Bayi Ny. N
Usia : 12 jam
Tanggal/jam lahir : 09-12-2023/ 20.20 WIB
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak Ke : 4 (empat)
2. Identitas Orangtua
Nama Ibu : Ny. N Nama Ayah : Tn. Y
Umur Ibu : 36 th Umur Ibu : 43 th
Suku : Sunda Suku : Sunda
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMP Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Ngojek

2. Alasan Datang
Periksa/Keluhan Utama
Sering merasa lemas, dan
pusing

16
3. Riwayat Kesehatan
Klien
Tidak ada riwayat penyakit
hipertensi, asma, jantung,
hepatitis, TBC, HIV/AIDS
atau penyakit yang dapat
memperberat lainnya.
4. Riwayat Kesehatan
Keluarga
Dikeluarga tidak ada
riwayat penyakit berat
yang berpotensi menular
ataupun
menurun
3. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Ny. N usia 36 tahun G4P3A0, HPHT 24-04-2023, TP 31-01-2024, Usia
Kehamilan 37 minggu, ini merupakan anak keempat, belum pernah
keguguran, TFU 28 cm. Ibu melahirkan normal pada hari Selasa, 09

17
Januari 2024 pukul 20.20 WIB dengan ketuban pecah pukul 18.30 WIB,
ketuban jernih. Bayi lahir spontan dan langsung menangis, tonus otot
kuat, warna kulit kemerahan. Sudah diberikan suntik vitamin K dan salep
mata, belum diberikan imunisasi HB0.

4. Riwayat Kesehatan Ibu dan Keluarga

Ibu dan keluaga tidak memiliki riwayat penyakit menurun, menahun


maupun menular seperti jantung, hipertensi, asma, malaria, DM, ginjal,
ataupun hepatitis.
5. Pola Kebiasaan Sehari-hari
- Pola Nutrisi
Bayi dilakukan IMD selama satu jam.
- Pola Eliminasi
Bayi sudah BAB dan belum BAK
- Pola Aktivitas dan Istirahat
Bayi lebih banyak tidur, menangis sesekali
- Personal Hygiene
Bayi sudah dimandikan.
6. Riwayat Psikososial Keluarga
- Riwayat Psikologis
Ibu mengatakan kehamilan yang keempat ini tidak di rencanakan
karena menggunakan KB pil dan tidak teratur, tetapi ibu dan keluarga
menerima kehamilan ini.
- Riwayat Sosial
Ibu mengatakan jika nanti bayinya sudah sampai dirumah bayi boleh
dijenguk tetapi tidak memperbolehkan orang lain selain anggota
keluarganya menggendong ataupun mencium bayinya dikarenakan
takut bayi tertular penyakit.

3.2 Data Objektif

18
1. Pemeriksaan Umum

- Keadaan Umum : Baik, tonus otot aktif, tangisan kuat, warna kulit
kemerahan.

- Tanda – Tanda Vital


Laju jantung : 130x/mnt
Suhu : 36,7°C
Pernafasan : 46x/menit

- Antropometri
Berat badan : 2500 gram
Panjang badan : 47 cm
Lingkar kepala : 29 cm
Lingkar dada : 30 cm
2. Pemeriksaan Fisik

- Kepala : bentuk proposional, rambut tebal, tidak ada molase, tidak ada
cepat haematoma, tidak ada caput, tidak ada cekungan atau kelainan
lainnya.

- Telinga : simetris, terletak sejajar dengan sudut mata, daun telinga


elastis, terdapat lubang telinga, tidak ada pengeluaran cairan
abnormal.

- Mata : simetris, sclera putih, tidak terdapat tanda infeksi, refleks


glabella (+), tidak ada kelainan lainnya.

- Hidung : terdapat septum ditengah, terdapat dua lubang hidung,


bersih, tidak ada kelainan, tidak ada pernapasan cuping hidung.

- Mulut : bibir tidak ada kelainan, berwarna kemerahan, tidak ada


palatoskiziz maupun labioskizis, lidah bersih, mukosa lembab, gusi
kemerahan, refleks mencari positif, refleks menghisap positif, dan
refleks menelan positif.

- Leher : Tidak teraba benjolan dan tidak ada pembengkakan pada


kelenjar getah bening dan tiroid.

19
- Dada : bentuk dada normal dan simetris, putting susu kecoklatan dan
menonjol, bunyi nafas dan jantung teratur, tidak ada retraksi dada,
reflek morro (+).

- Abdomen : Tidak teraba benjolan, tidak ada penonjolan umbicalis,


tidak ada perdarahan maupun tanda-tanda infeksi pada tali pusat.

- Genetalia : labia mayora menutupi klitoris dan labia minora.

- Punggung : tidak ada benjolan atau cekungan, tidak terdapat bercak


mongol, spina bifida (-).

- Anus : terdapat lubang anus, bayi sudah BAB

- Ekstremitas : Tangan kanan dan kiri simetris, tonus otot aktif, jumlah
jari tangan kanan dan kiri lengkap, reflek palmar grasp (+). Kaki
kanan dan kiri simteris, tonus otot aktif, jumlah jari kaki kanan dan
kiri lengkap, reflek Babinski (+).

- Kulit : warna kulit kemerahan.

3.3 Analisis
Diagnosa : Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan
Usia 12 jam
Dasar
Data Subjektif

- Riwayat Kehamilan dan Persalinan


Ny. N usia 36 tahun G4P3A0, HPHT 24-04-2023, TP 31-01-2024, Usia
Kehamilan 37 minggu, ini merupakan anak keempat, belum pernah
keguguran, TFU 28 cm. Ibu melahirkan normal pada hari Selasa, 09
Januari 2024 pukul 20.20 WIB dengan ketuban pecah pukul 18.30 WIB,
ketuban jernih. Bayi lahir spontan dan langsung menangis, tonus otot
kuat, warna kulit kemerahan. Sudah diberikan suntik vitamin K dan salep
mata, belum diberikan imunisasi HB0.
Data Objektif
- Antropometri
Berat badan : 2500 gram

20
Panjang badan : 47 cm
Lingkar kepala : 29 cm
Lingkar dada : 30 cm
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : pemberian imunisasi HB0

3.4 Planning
1. Menjelaskan pada ibu prosedur yang akan dilakukan dan manfaat serta
efek samping imunisasi hepatitis B 0. Imunisasi hepatitis B 0 akan
diberikan pada bayi di kaki kanan paha bagian atas. Adapun manfaat
dari imunisasi hepatitis B ini yaitu bertujuan untuk mencegah penyakit
hepatitis B, yaitu infeksi hati yang dapat menimbulkan komplikasi
berbahaya, seperti sirosis dan kanker hati. Biasanya tidak ada efek
samping yang berbahaya setelah diberikan imunisasi hepatitis b 0,
sebagian besar bayi tidak pernah mengalami demam setelah mendapat
imunisasi hepatitis b 0. Adapun efek samping yang mungkin terjadi
seperti demam, kemerhan dan bengkat pada area bekas suntikan, atau
nyeri otot.
Ibu sudah mengetahui prosedur yang akan dilakukan serta manfaat dan
efek samping dari imunisasi hepatitis B 0.
2. Menanyakan pada ibu apakah bersedia untuk bayinya diberikan
imunisasi Hepatitis B 0, setelah diberikan penjelasan oleh petugas.
Ibu bersedia bayinya diberikan imunisasi.
3. Menyiapkan alat: Hanscoen, termos vaksin berisi; vaksin Hepatitis B
Uniject; kapas desinfektan, bengkok.
Alat sudah siap.
4. Mencuci tangan sesuai prosedur, mengeringkan tangan dan memakai
sarung tangan.
Sudah dilakukan.

21
5. Membuka kemasan vaksin Hepatitis B Uniject dan menyiapkan vaksin
dengan cara memutar tutup spuit dan menekan sehingga terdengar
bunyi klik (tanpa membuka tutup spuit).
Sudah dilakukan.
6. Mengatur posisi bayi: bayi dipangku ibunya disisi sebelah kanan,
tangan kiri bayi melingkar kebadan ibu. Tangan kanan ibu merangkul
bayi, menyangga kepala, bahu dan memegang sisi luar tangan kiri bayi,
tangan kiri memegang kaki bayi dengan kuat.
Bayi sudah di pangku oleh ibunya.
7. Menyiapkan bagian yang akan diinjeksi, yaitu: 1/3 bagian atas paha
kanan bagian luar.
Sudah dilakukan.
8. Membersihkan lokasi penyuntikan dengan kapas desinfektan.
Sudah dilakukan.
9. Mendorong ujung penutup jarum vaksin.
Sudah dilakukan.
10. Menekan kulit sekitar tempat penyuntikan dengan ibu jari dan telunjuk.
Sudah dilakukan.
11. Memberitahu ibu dan bayinya akan disuntikan imunisasi.
Ibu dan bayi sudah diberitahu.
12. Menusukkan jarum sampai seluruh jarum tidak terlihat pada tempat
penyuntikan dengan sudut 80-90° dan melakukannya dengan cepat
(injeksi intra muscular).
Sudah dilakukan.
13. Menarik jarum setelah vaksin habis sambil menekan lokasi penyuntikan
dengan kapas (untuk suntikan multipel, berikan pada ektermitas
berbeda).
Sudah dilakukan.
14. Mengamati kondisi umum bayi.
Bayi menangis kuat, tonus otot aktif, warna kulit kemerahan,
pernafasan normal, denyut jantung normal.
15. Merapikan bayi.

22
Bayi sudah dirapikan.
16. Memberikan penjelasan pada orangtua sehubungan hasil imunisasi dan
efek samping. Bayi telah diberikan imunisasi hepatitis b 0 di paha
sebelah kanan.
Ibu mengerti penjelasan yang diberikan.
17. Memberikan penjelasan kepada orangtua tentang jadwal imunisasi
selanjutnya. Jadwal imunisasi selanjutnya yaitu imunisasi BCG saat
bayi berusia 1 bulan. Ibu dianjurkan untuk datang ke fasilitas kesehatan.
Ibu sudah mengetahui jadwal imunisasi selanjutnya.
18. Merapikan alat-alat.
Alat sudah dirapikan.
19. Melakukan dokumentasi asuhan yang telah dilakukan.
Dokumentasi sudah dibuat dalam bentuk SOAP.

23
BAB IV
PEMBAHASAN

1. Pengkajian Subjektif
Dari hasil pengkajian data subjektif pada Bayi Ny. N dengan
melakukan anamnesa. Hasil yang didapatkan Ny. N usia 36 tahun G4P3A0,
HPHT 24-04-2023, TP 31-01-2024, Usia Kehamilan 37 minggu, ini
merupakan anak keempat, belum pernah keguguran, TFU 28 cm. Ibu
melahirkan normal pada hari Selasa, 09 Januari 2024 pukul 20.20 WIB dengan
ketuban pecah pukul 18.30 WIB, ketuban jernih. Bayi lahir spontan dan
langsung menangis, tonus otot kuat, warna kulit kemerahan. Sudah diberikan
suntik vitamin K dan salep mata, belum diberikan imunisasi HB0. Hal ini
sesuai dengan teori menurut Kepmenkes No. 938 Tahun 2007 yaitu pada data
subjektif dilakukan pengkajian tentang identitas bayi, usia, tanggal dan jam
lahir, jenis kelamin. Identitas orangtua, nama, usia, alamat, pendidikan, agama,
pekerjaan. Riwayat kehamilan meliputi paritas, HPHT, taksiran partus, riwayat
ANC, riwayat imunisasi TT. Riwayat persalinan, tanggal persalinanm jenis
persalinan, lama persalinan, penolong, ketuban, dan komplikasi persalinan.
Riwayat penyakit, penyakit keturunan penyakit yang pernah diderita. Maka
tidak ada kesenjangan antara kasus dan teori.

2. Pengkajian Objektif
Pada pukul 08.20 WIB dilakukan pengkajian neonaus usia 12 jam. Didapatkan
hasil pemeriksaan keadaan umum baik, tonus otot aktif, tangisan kuat, warna
kulit kemerahan, laju jantung 130x/mnt, suhu 36,7°C, pernafasan 46x/menit,
berat badan 2500 gram, panjang badan 47 cm, lingkar kepala 29 cm, lingkar
dada 30 cm. Dan hasil pemeriksaan fisik tidak terdapat kelainan pada bayi.

Hal ini sejalan dengan teori Bayi lahir normal mempunyai ciri-ciri berat badan
lahir 2500-4000 gram, umur kehamilan 37-40 minggu, bayi segera menangis,
bergerak aktif, kulit kemerahan, menghisap ASI dengan baik, dan tidak ada
cacat bawaan (Kementerian Kesehatan RI, 2010).

24
Bayi baru lahir normal memiliki panjang badan 48-52 cm, lingkar kepala 32-
37cm, lingkar dada 30-38 cm, lingkar lengan 11-12 cm, frekuensi denyut
jantung 120-160x/menit, pernapasan 40-60x/menit (Kemenkes RI, 2012).
Maka tidak ada kesenjangan antara kasus dan teori.

3. Analisa Data
Dari hasil pengkajian data subjektif pada Bayi Ny. N dengan
melakukan anamnesa. Hasil yang didapatkan Ny. N usia 36 tahun G4P3A0,
HPHT 24-04-2023, TP 31-01-2024, Usia Kehamilan 37 minggu, ini merupakan
anak keempat, belum pernah keguguran, TFU 28 cm. Ibu melahirkan normal
pada hari Selasa, 09 Januari 2024 pukul 20.20 WIB dengan ketuban pecah
pukul 18.30 WIB, ketuban jernih. Bayi lahir spontan dan langsung menangis,
tonus otot kuat, warna kulit kemerahan. Sudah diberikan suntik vitamin K dan
salep mata, belum diberikan imunisasi HB0.
Dari hasil pengkajian data obyektif didapatkan hasil pemeriksaan
keadaan umum baik, tonus otot aktif, tangisan kuat, warna kulit kemerahan,
laju jantung 130x/mnt, suhu 36,7°C, pernafasan 46x/menit, berat badan 2500
gram, panjang badan 47 cm, lingkar kepala 29 cm, lingkar dada 30 cm. Dan
hasil pemeriksaan fisik tidak terdapat kelainan pada bayi.
Maka diagnosa yang dibuat dari data dasar tersebut yaitu Neonatus
Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan Usia 12 jam. Hal ini sejalan dengan teori
menurt Marni 2015 yaitu klasifikasi neonatus menurut berat lahir terhadap
masa gestasi (masa gestasi dan ukuran berat lahir yang sesuai untuk masa
kehamilan : Neonatus cukup/ kurang/ lebih bulan dan Sesuai/ kecil/ besar
ukuran masa kehamilan. Menurut Kepmenkes No. 938 tahun 2007 telah
menetapkan bahwa model pencatatan yang digunakan dalam asuhan kebidanan
dalam bentuk SOAP, Analisa data menggambarkan pendokumentasian hasil
pemeriksaan analisis dan interpretasi, objektif dalam suatu identifikasi. Yaitu:
Diagnosis/ masalah, antisipasi diagnosis lain/masalah potensial. Maka tidak
ada kesenjangan antara kasus dan teori.

25
4. Planning
Dari hasil pengkajian data subyektif, obyektif dan juga analisa data, untuk
memenuhi kebutuhan ibu maka dilakukan pemberian imunisasi hepatitis b 0.
Ibu dan keluarga diberikan penjelasan mengenai prosedur yang akan dilakukan.
Melakukan pemeriksaan keaadaan umum bayi dan pemeriksaan fisik.
Memberikan imunisasi hepatitis b 0 di paha sebelah kanan. Serta menjelaskan
pada ibu efek samping imunisasi hepatitis b 0 dan memberitahu ibu jadwal
imunisasi selajutnya.
Dalam hal ini penatalaksaan yang diberikan sudah sesuai teori Menurut
Kemenkes R.I (2017) asuhan yang dapat diberikan untuk kunjungan neonatal
pertama (KN1) dilakukan dari 6 hingga 48 jam setelah kelahiran bayi, asuhan
yang diberikan adalah menjaga kehangatan tubuh bayi, memberikan ASI
eksklusif, pencegahan infeksi, perawatan mata, perawatan tali pusat, injeksi
Vitamin K1, dan imunisasi Hepatitis B. Dan menurut American Academy of
Pediatrics, vaksin hepatitis B yang diberikan pada bayi sebelum berusia 24 jam
efektif mencegah transmisi infeksi hepatitis B dari ibu ke bayi. Maka tidak ada
kesenjangan antara kasus dan teori.

26
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Setelah dilakukan pengkajian data subyektif pada Bayi Ny. N meliputi
identitas bayi, usia, tanggal dan jam lahir, jenis kelamin. Identitas
orangtua, nama, usia, alamat, pendidikan, agama, pekerjaan. Riwayat
kehamilan meliputi paritas, HPHT, taksiran partus, riwayat ANC, riwayat
imunisasi TT. Riwayat persalinan, tanggal persalinanm jenis persalinan,
lama persalinan, penolong, ketuban, dan komplikasi persalinan. Riwayat
penyakit, penyakit keturunan penyakit yang pernah diderita. Hal ini
sesuai dengan teori sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan
kasus.
2. Setelah dilakukan pengkajian data obyektif pada Bayi Ny. N meliputi
pemeriksaan keadaan umum, tanda-tanda vital, dan pemeriksaan fisik.
Hal ini sesuai dengan teori sehingga tidak ada kesenjangan antara teori
dan kasus.
3. Setelah dilakukan analisa pada Bayi Ny. N yang meliputi diagnosa
kebidanan, data dasar, masalah, dan kebutuhan. Hal ini sesuai dengan
teori sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.
4. Setelah dilakukan planning/penatalaksanaan, asuhan yang diberikan pada
Ny. N sesuai dengan kebutuhan dan diagnosa kebidanan. Hal ini sesuai
dengan teori sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

27
5.2 Saran
1. Untuk Ibu dan Keluarga
Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Bayi Ny. N sesuai dengan
kebutuhan. Diharapakan ibu dan keluarga dapat memberikan imunisasi
rutin lengkap pada bayi nya.
2. Untuk Bidan
a. Mengutamakan upaya promotif dan preventif dalam pelayanan asuhan
kebidanan neonates, bayi, balita dan anak prasekolah.
b. Meningkatkan kemampuan dalam memberikan pelayanan kebidanan
khusunya dalam komunikasi, informasi dan edukasi pada neonates,
bayi, balita dan anak prasekolah.
3. Untuk Institusi
Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan perlu kiranya penerapan
manajemen kebidanan dalam pemecahan masalah lebih ditingkatkan dan
dikembangkan mengingat proses tersebut sangat bermanfaat dalam
membina tenaga bidan guna menciptakan sumber daya manusia yang
berpotensi dan professional.

28
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Kesehatan RI. KEPMENKES RI NO:938/MENKES/SK/2007


Tentang Standar Asuhan Kebidanan. In: Kemenkes, editor. Jakarta 2007.

Buda. (2011). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Neonatus, Bayi dan Balita.
Surabaya : Griya Husada.
Depkes RI. (2012). Profil Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2012.
Deepublish Prasetyawati. (2012). Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
Yongki. (2012). Asuhan Pertumbuhan Kehamilan, persalinan, Neonatus, Bayi dan
Balita. Nuhamedika
Anita. (2014). Asuhan Kebidanan,Neonatus Normal dan Patologis. Tangerang :
Binarupa aksara.
Kemenkes RI. (2014). Profil Kesehatan Indonesia. Kementrian Kesehatan
Indonesia. In Pusdatin.Kemenkes.Go.Id.
Widiastini. (2014). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin dan BBL. IN MEDIA
Marni. (2015). Asuhan neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah. pustaka
pelajar.
Oktarina. (2016). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
APN. (2017). Buku Acuan Persalinan Normal. JNPK-KR.
Armini. (2017). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra
Sekolah. Yogyakarta : Andi.
APN. (2017). Buku Acuan Persalinan Normal. JNPK-KR.
Besar.Sembiring, B. (2017). Buku Ajar Neonatus, Bayi, Balita, Prasekolah
(Pertama). CV Budi Utama.
Noordiati. (2018). Asuhan Kebidanan, Neonatus, Bayi, Balita, Dan Anak Pra
Sekolah.
World Health Organization (WHO). (2018). Deafness and hearing loss.
Nuha Medika.rukiyah. (2019). Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Rendah Serta
Hipotermi Umur 1 Hari di RSUD Sumbawa

29

Anda mungkin juga menyukai