Organisasi Profesi Ikatan Bidan Indonesia (OP IBI), sebagai organisasi
profesi bidan di Indonesia berdiri pada tanggal 24 Juni 1951 di Jakarta, mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Nomor 60/954 pada tanggal 15 Oktober 1654. Pengesahan IBI sebagai Organisasi Profesi diperbaharui dengan akte notaris Nomor 52 tanggal 19 Agustus 2008 Notaris Trismorini Asmawel, SH. Pada tahun 1951 OP IBI terdaftar sebagai anggota Kongres Wanita Indonesia (KOWANI), dan menjadi anggota Kowani yang aktif sampai dengan saat ini. Pada tahun 1956 OP IBI menjadi anggota Confederation Of Midwives (ICM) dan menjadi anggota ICM yang aktif sampai saat ini Ikatan Bidan Indonesia selalu mengikuti secara aktif pada pertemuan ICM Regional Asia Pasifik juga mengikuti Kongres ICM. Sebagai anggota ICM, IBI selalu mengikuti kebijakan persatuan bidan dunia tersebut baik dalam pendidikan, pelayanan dan organisasi. Pada tahun 1985 IBI terdaftar di Departemen Dalam Negeri sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Sebagai Organisasi Profesi, IBI memiliki perangkat organisasi yang selalu diperbaiki sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan organisasi. Pedoman Pelaksanaan Organisasi ini diperbaharui berdasarkan AD/ART yang baru yang di syahkan pada Kongres IBI untuk ditindak lanjuti sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan organisasi IBI pada setiap jenjang kepengurusan. Gerak dan langkah Ikatan Bidan Indonesia di semua tingkatan dapat dikatakan semakin maju dan berkembang dengan baik. Sampai dengan tahun 2019 IBI telah memiliki 34 Pengurus Daerah, 501 Cabang IBI (di tingkat Kabupaten/Kodya) dan 2.592 Ranting IBI (di tingkat Kecamatan/unit Pendidikan/Unit Pelayanan). Jumlah anggota yang telah memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) 215.571, sedangkan jumlah bidan yang terdaftar di Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI) ada 419.000. IBI Cabang Kabupaten Sukabumi memiliki anggota berjumlah 1448 orang yang tersebar di 10 ranting.