NASKAH PUBLIKASI
Oleh:
Nolla Riani
NIM: 11194862111177
NASKAH PUBLIKASI
Oleh:
Nolla Riani
NIM: 11194862111177
Pembimbing I Pembimbing II
ABSTRAK
Latar Belakang: Pentingnya pemberian imunisasi HB0 pada bayi untuk memberikan kekebalan. Program imunisasi
HB0 diberikan pada bayi baru lahir 0-7 hari yang diberikan langsung di tempat pelayanan ibu bersalin. Pentingnya
penilaian pelaksanaan suatu program yang ditetapkan sehingga nantinya memberikan masukan dengan dilakukannya
evaluasi terhadap input, process dan output.
Tujuan: Mengevaluasi pelaksanaan pemberian HB0 pada bayi baru lahir di Praktik Mandiri Bidan Marlen.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian kualitatif untuk melakukan evaluasi dari pelaksanaan imunisasi HB0 dengan
metode wawancara mendalam kepada 6 partisipan bulan Februari 2023.
Hasil: Sebagian besar bidan belum mengikuti pelatihan imunisasi dan semua bidan belum pernah mengikuti
pelatihan cold chain. Dana pelaksanaan dan Sarana dan prasarana dari Puskesmas. SOP pelaksanaan HB0
berdasarkan Permenkes 2017. Persiapan alat-alat vaksin dari Puskesmas. Perencanaan kebutuhan imunisasi
memberikan amprahan ke Puskesmas. Pelaksanaan imunisasi HB0, sebagian bayi lahir normal di imunisasi.
Pelaporan dan pencatatan diberikan ke Puskesmas setiap bulan dan jumlah cakupan hampir semua tercapai.
Monitoring dan evaluasi dari Puskesmas atau Dinas Kesehatan tidak ada. PMB Marlen memberikan laporan catatan
kepada Puskesmas mengengai jumlah bayi diberikan imunisasi sisa vaksin yang tersedia.
Simpulan: Evaluasi Input pelatihan imunisasi dan cold chain belum lengkap. Process didapatkan dari Puskesmas.
Output tidak ada monitoring dari Puskesmas atau Dinas Kesehatan ke PMB. Perlunya meningkatkan kapasitas dan
kompetensi bidan dengan mengikuti pelatihan, juga meningkatkan promosi kesehatan kepada masyarakat terkait
tujuan dan manfaat imunisasi, dan kepada pihak terkait agar melakukan monitoring dan evaluasi ke unit PMB di
wilayah kerja setempat.
Kata Kunci: Bayi Baru Lahir, Pratik Mandiri Bidan, Evaluasi, HB0
1
Evaluasi Pelaksanaan Pemberian HB0 Pada Bayi Baru Lahir…..
ABSTRACT
Background: The importance of giving HB0 immunization to infants to provide immunity. The
HB0 immunization program is given to newborns aged 0-7 days who are given directly at the
birthing center. The importance of evaluating the implementation of a program is determined so
that it will provide input by evaluating input, process and output.
Objective: Evaluation of the implementation of HB0 administration to newborns at the Marlen
Midwife Independent Practice.
Methods: This research is a qualitative research to evaluate the implementation of HB0
immunization using the in-depth interview method with 6 participants in February 2023.
Results: Most midwives have not attended immunization training and all midwives have never
attended cold chain training. Implementation funds as well as facilities and infrastructure from
the Puskesmas. SOP for implementing HB0 based on the 2017 Permenkes. Preparation of
vaccine kits from the Puskesmas. Planning for immunization needs provides direction to the
Puskesmas. Implementation of HB0 immunization, several babies born normal were immunized.
Reporting and recording is provided to the Puskesmas every month and almost all coverage is
achieved. There is no monitoring and evaluation from the Puskesmas or Health Office. PMB
Marlen provided a record report to the Puskesmas regarding the number of babies given
immunizations, the remaining vaccines available.
Conclusion: Evaluation Input to immunization and cold chain training is incomplete. The
process was obtained from the Puskesmas. The output is that there is no monitoring from the
Puskesmas or Health Service to PMB. It is necessary to increase the capacity and competence of
midwives by participating in training, as well as increasing health promotion to the public
regarding the purpose and benefits of immunization, as well as for related parties to carry out
monitoring and evaluation at PMB units in the regions. work area.
Keywords: Evaluation, HB0, Midwifery Independent Practice, Newborn
Pendahuluan hingga dewasa, sehingga sangat mungkin
Imunisasi hepatitis B merupakan salah terjadi sirosis atau pengerutan hati. Jika
satu imunisasi yang diwajibkan, lebih dari dibiarkan, penyakit ini akan semakin berat
100 negara memasukkan vaksinasi ini dalam dan bisa menjadi kanker hati. Sehingga
penyakit yang disebabkan virus ini sulit meningkat jika diberikan sejak dini, yang
disembuhkan. Bila sejak lahir telah terinfeksi artinya jika tidak memberikan imunisasi bagi
2
Evaluasi Pelaksanaan Pemberian HB0 Pada Bayi Baru Lahir…..
penularan penyakit (Kartika et al., 2022; hambatan jarak, geografis, keamanan, sosial
Umur 0-18 Tahun Rekomendasi Ikatan memberikan data kasus penyakit yang dapat
Dokter Anak Indonesia (IDAI) tahun 2020, dicegah dengan vaksin (VPD) yang
sebaiknya diberikan kepada bayi segera setiap tahun yang didapatkan melalui
30 menit sebelumnya. Bayi dengan berat lahir imunisasi hepatitis B dosis lahir (diberikan
kurang dari 2000 gram, imunisasi hepatitis B dalam 24 jam setelah lahir) sebesar 42%
atau lebih, kecuali ibu HbsAg positif dan bayi Target cakupan imunisasi dasar lengkap
bugar berikan imunisasi HB segera setelah bayi usai 0-11 bulan di Indonesia tahun 2022
lahir tetapi tidak dihitung sebagai dosis mencapai 84,2%, namun angka tersebut
primer. Bayi lahir dari ibu HBsAg positif, masih di bawah target Pemerintah Indonesia
ekstrimitas yang berbeda, maksimal 7 hari Riskesdas pada tahun 2007 menunjukkan
setelah lahir. Imunisasi selanjutnya diberikan bahwa 49,2% bayi di Indonesia tidak
bersama DTwP atau DtaP (IDAI, 2020). mendapatkan imunisasi dasar lengkap dan
Setiap tahun sekitar 85-95% bayi di 9,1% bayi tidak melakukan imunisasi. Tahun
negara-negara maju mendapat imunisasi rutin, 2013 menunjukkan bahwa 32,1% bayi tidak
imunisasi karena menderita penyakit tertentu, 8,7% bayi tidak melakukan imunisasi. Tahun
sulitnya akses terhadap layanan imunisasi, 2018 menunjukkan bahwa 32,9% bayi di
3
Evaluasi Pelaksanaan Pemberian HB0 Pada Bayi Baru Lahir…..
Indonesia tidak mendapatkan imunisasi dasar kematian yang disebabkan oleh penyakit
lengkap dan 9,2% bayi tidak melakukan menular yang dapat dicegah dengan
imunisasi. Proporsi imunisasi pada anak imunisasi. Faktor yang tidak bisa diabaikan
menurut jenis imunisasi HB0 di Indonesia dalam pencapaian tujuan suatu program
secara nasional pada tahun 2013 sebesar adalah berkaitan dengan mutu/kualitas
79,1% dan meningkat pada tahun 2018 pelaksanaan program tersebut. Penilaian
menjadi sebesar 83,1% (Kemenkes, 2019). pelaksanaan suatu program apakah sudah
Kalimantan Tengah jika dilihat dari data perencanaan dan standar yang sudah
Riskesdas tahun 2018 cakupan imunisasi ditetapkan dapat dilakukan suatu kegiatan
dasar pada HB0 sebesar 68,44% dan evaluasi. Untuk kepentingan praktis, ruang
imunisasi HB0 23,13% (Riskesdas, 2018). dibedakan menjadi empat kelompok yaitu
umur 0-7 hari dosis pertama, tinggal 23% terhadap proses (process), evaluasi terhadap
yang menjadi pengidap kronis dan 40% bila keluaran (output) (Afrizal et al., 2020).
bayi diberi dosis pertama pada bulan pertama Hasil studi pendahuluan peneliti pada
kronis. Efektivitas proteksi 85%-95% dalam Mandiri Bidan Marlen didapatkan bahwa
kronisitas pemberian imunisasi dalam waktu Bidan Marlen dilaksanakan oleh bidan dan
12 jam setelah lahir (Ginting et al., 2017). tempat penyimpanan vaksin menggunakan
Pencapaian target dan tingginya lemari es biasa. Hal ini menjelaskan bahwa
cakupan imunisasi HB0 tidak menjamin bidan bukan saja sebagai petugas yang
tercapainya tujuan akhir program imunisasi membantu melahirkan, tapi juga melakukan
dalam menurunkan angka kesakitan dan penyuntikan vaksin dan juga sebagai
4
Evaluasi Pelaksanaan Pemberian HB0 Pada Bayi Baru Lahir…..
pengelola program imunisasi, mulai dari Marlen terhadap masukan (input), proses
jadi dalam hal pelaksanaannya memiliki tugas bulan Januari 2023. Partisipan pada penelitian
jumlah bayi baru lahir pada periode bulan Ethical clearance diperoleh dari Komite
Sebesar 91% bayi mendapatkan imunisasi Banjarmasin pada tanggal 05 Januari 2023
HB0 dan terdapat 10% bayi baru lahir yang dengan No.383/KEP-UNISM/I/2023.
tidak diberikan imunisasi HB0. Sebesar 3,9% Hasil Penelitian dan Pembahasan
badan lahir rendah (BBLR) ibu mengalami Berdasarkan dari hasil penelitian yang
retensio plasenta dan 5,2% bayi yang tidak didapatkan bahwa terdapat 3 orang petugas
diimunisasi dengan alasan orang tua tidak pelaksana imunisasi dan 1 dari orang tersebut
tertarik untuk meneliti tentang “Evaluasi tugas rangkap atau double job.
kualitatif yaitu untuk melakukan evaluasi dari Fungsional Bidan Bab III pasal 5 ayat (2)
pelaksanaan program imunisasi HB0 pada Jenjang Jabatan Fungsional Bidan kategori
bayi baru lahir di Praktik Mandiri Bidan keterampilan dari jenjang terendah sampai
5
Evaluasi Pelaksanaan Pemberian HB0 Pada Bayi Baru Lahir…..
Terampil; Bidan Mahir; dan Bidan Penyelia. Dari hasil wawancara didapatkan bahwa
Ayat (3) Jenjang Jabatan Fungsional Bidan untuk petugas imunisasi yang sudah
kategori keahlian dari jenjang terendah melakukan pelatihan khusus imunisasi hanya
sampai dengan jenjang tertinggi, yaitu: Bidan 1 orang dan 2 lainnya belum pernah
Ahli Pertama; Bidan Ahli Muda; Bidan Ahli melakukan pelatihan dan juga terkait
Madya; dan Bidan Ahli Utama. Pada pasal 7 pelatihan khusus cold chaid, semua tenaga di
Unsur kegiatan tugas Jabatan Fungsional PMB Marlen belum pernah mengikuti
Bidan yang dapat dinilai angka kreditnya, pelatihan cold chain. Peran petugas
Pelayanan Kesehatan Ibu; Pelayanan baik dan selalu menganjurkan bagi petugas
Reproduksi Perempuan dan Keluarga pelatihan khusus imunisasi dan pelatihan cold
Afrizal et al., (2020) menjelaskan imunisasi yang sesuai dengan SOP (Standard
tenaga pengelola imunisasi ada pada setiap Operating Procedure) dari Peraturan
tingkat mulai tingkat propinsi sampai pada Pemerintah. Berdasarkan Peraturan Menteri
tingkat puskesmas terdiri dari petugas pelaksana imunisasi adalah petugas atau
imunisasi, pelaksana cold chain dan pengelola yang telah memenuhi standar
pelaksana di tingkat kabupaten/kota terdiri tingkatan dan telah mendapat pelatihan sesuai
dari pengelola program imunisasi, pengelola dengan tugasnya. Pelatihan merupakan salah
6
Evaluasi Pelaksanaan Pemberian HB0 Pada Bayi Baru Lahir…..
dan keterampilan petugas atau pengelola mengusulkan kebutuhan dana untuk kegiatan
imunisasi dalam rangka meningkatkan kinerja imunisasi kepada Dinas Kesehatan Kampar,
pada petugas imunisasi di PMB Marlen. verifikasi tim pengelola Jamkesmas dan BOK
pegawai dan juga perlu menambahkan tenaga 2017 menyatakan bahwa sumber pembiayaan
pelaksana yang sesuai dengan tupoksinya untuk imunisasi dapat berasal dari pemerintah
sendiri seperti pemegang program imunisasi, dan sumber pembiayaan lain yang sah sesuai
petugas pelaksana imunisasi dan petugas cold dengan ketentuan peraturan perundang-
Dari hasil penelitian yang didapatkan dana dari pemerintah melalui kementerian
Dana BOK digunakan untuk pelayanan jaringannya serta Poskesdes dan Posyandu
promotif dan preventif yang berasal dari dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan
pemerintah. Proses pencairan dana BOK promotif dan preventif seperti Kesehatan Ibu
terlebih dahulu membuat POA (Plan Of dan Anak, Keluarga Berencana, imunisasi,
7
Evaluasi Pelaksanaan Pemberian HB0 Pada Bayi Baru Lahir…..
Berdasarkan hal tersebut bahwa adanya dan prasarana adalah hal yang sangat penting,
dana BOK yang dialokasikan untuk kegiatan jika tidak ada sarana maka kegiatan imunisasi
program imunisasi merupakan salah satu tidak dapat dilaksanakan. Sarana prasarana
Puskesmas dan diteruskan lagi ke PMB untuk perlengkapan, dan ruang yang dibutuhkan
kegiatan imunisasi. Dalam hal ini dana yang untuk menunjang pelaksanaan program
didapatkan dari Puskesmas Melayu Muara imunisasi. Saran dan prasarana yang
Teweh memberikan dana untuk pelaksanaan dibutuhkan terdiri atas vaksin, peralatan
bahwa sarana dan prasarana terkait kegiatan imunisasi, konseling, penyuluhan, vaksin, dan
imunisasi HB0 di PMB Marlen semuanya obat-obatan. Sarana dan prasarana merupakan
didapatkan dari Puskesmas. Sarana dan salah satu penunjang kegiatan dan
prasarana yang ada di PMB Marlen seperti berpengaruh terhadap kinerja individu.
lemari es, termos, cold pack dan cool pack, Pemerintah bertanggung jawab terhadap
termometer suhu vaksin, kartu monitor suhu, penyediaan logistik imunisasi program yaitu
alat indikator beku, vasksin, jarum suntik 1cc, penyediaan vaksin, ADS, safety box dan
3cc, safety box, termometer suhu, stetoskop, peralatan cold chain berupa alat penyimpanan
timbangan bayi dan alat ukur panjang bayi. vaksin yang meliputi cold room, freezer
Peralatan yang tidak ada di PMB Marlen room, vaccine refrigerator, dan freezer, alat
seperti kartu monitor suhu, freezer room dan transportasi vaksin meliputi kendaraan
8
Evaluasi Pelaksanaan Pemberian HB0 Pada Bayi Baru Lahir…..
termograf, alat pemantau suhu beku secara yang sudah ditetapkan (Sitaresmi, 2019).
terus menerus dan alarm (Kemenkes, 2017). Asmanto et al., (2021) menjelaskan
Berdasarkan hal tersebut bahwa sarana bahwa program imunisasi dituntut untuk
dan prasana dalam kegiatan imunisasi sangat melaksanakan ketentuan sesuai dengan
imunisasi dan juga untuk menjaga rantai efektif dan efisien. Pedoman penyelenggaraan
dingin vaksin agar memiliki suhu yang sesuai. imunisasi akan memberikan acuan tentang
dengan SOP yang ada dan sudah sesuai masyarakat, pencatatan dan pelaporan,
merupakan urutan langkah-langkah suatu imunisasi harus sesuai dengan SOP yang ada.
pekerjaan, ini diperlukan dalam pelaksanaan Dengan adanya SOP, pelayanan imunisasi
tugas untuk mencapai tujuan dari hasil suatu menjadi pelayanan yang sesuai dengan
pekerjaan. SOP sebagai suatu acuan memuat standar yang sudah ditetapkan oleh Peraturan
tentang prosedur dari suatu rangkaian Menteri Kesehatan No. 12 Tahun 2017.
imunisasi SOP ini harus menjadi pedoman didapatkan bahwa persiapan terkait kesediaan
dalam memberikan pelayanan imunisasi agar vaksin imunisasi HB0 di PMB Marlen sudah
9
Evaluasi Pelaksanaan Pemberian HB0 Pada Bayi Baru Lahir…..
disediakan oleh Puskesmas juga kelengkapan keuangan negara serta hilangnya kepercayaan
Kesehatan nomor 12 tahun 2017, sebelum kekurangan atau kesalahan saat pelaksanaan
melakukan perencanaan kebutuhan vaksin, vaksin nanti. Persiapan di PMB Marlen sesuai
harus menentukan berapa jumlah sasaran dengan permintaan dari jumlah kelahiran
imunisasi dalam satu tahun yang akan bulan sebelumnya, sehingga sangat jarang
pertambahan penduduk serta angka kelahiran dengan program imunisasi, namun bila bayi
dari hasil sensus penduduk atau Survei baru lahir sehat akan di imunisasi dan bayi
Penduduk Antar Sensus (SUPAS) yang baru lahir rendah akan di rujuk ke Rumah
dilakukan oleh BPS (Kemenkes, 2017). Sakit. Terkait jumlah sarana dan prasarana
Hal ini sesusai dengan Peraturan yang didapatkan sudah sesuai dengan
persiapan merupakan kegiatan yang sangat pemakaian vaksin pada bulan sebelumnya.
penting sehingga harus dilakukan secara benar Dalam penentuan kebutuhan vaksin
oleh petugas yang profesional. Ketidaktepatan perlu disiapkan terlebih dahulu jumlah
10
Evaluasi Pelaksanaan Pemberian HB0 Pada Bayi Baru Lahir…..
Perencanaan kebutuhan alat suntik, safety box Asmanto et al., (2021) menjelaskan
dan cold chain. Pada setiap pelayanan penting sebelum pelayanan imunisasi terlebih dahulu
dan peralatan alat suntik dengan cukup, jika alat suntik dan vaksin serta persiapan safety
hal ini tidak tersedia dengan cukup maka box. Setelah itu diadakan kegiatan
sasaran akan pulang tanpa diimunisasi. Safety penyuluhan kepada orangtua bayi tentang
box merupakan kotak tempat pembuangan manfaat imunisasi, efek samping setelah
limbah medis tajam yang bertujuan untuk diimunisasi dan kerugian jika tidak
keamanan baik bagi petugas, sasaran maupun diimunisasi. Penyuluhan tersebut bertujuan
masyarakat. Cold chain merupakan sarana untuk mendapatkan persetujuan dari orang tua
jumlah vaksin dan alat lainya di PMB Marlen perundang-undangan yang berlaku.
sesuai dengan permintaan dari Puskesmas Pemberian informasi wajib yang dilakukan
Melayu Muara Teweh yang berikan, sehingga secara massal dilakukan melalui
didapatkan bahwa hampir seluruh bayi baru pendidikan kesehatan yang dilakukan dengan
HB0. Masih ada beberapa ibu yang tidak mau menanamkan keyakinan sehingga dapat
11
Evaluasi Pelaksanaan Pemberian HB0 Pada Bayi Baru Lahir…..
tergolong lancar dan aktif dalam pemberian Pencatatan dan pelaporan dalam
imunisasi, namun bagi ibu yang tidak penyelenggaraan program imunisasi sangat
dan diberikan ke Puskesmas setiap bulannya. bidan praktik, dokter praktik, rumah sakit,
program imunisasi disampaikan setiap bulan, lainnya, baik pemerintah maupun swasta,
pelaporan dimulai dari hasil pelaksanaan dilaporkan secara berjenjang sesuai waktu
yang bersumber dari pelayanan di posyandu Marlen sangat baik dan dilaporkan tiap bulan
Bidan Praktek Swasta (BPS) dan klinik-klinik Berdasarkan hasil penelitian yang
yang memberikan pelayanan imunisasi, dan didapatkan bahwa monitoring dan evaluasi di
kemudian ditambahkan dengan pemberian PMB Marlen dari Puskesmas atau Dinas
12
Evaluasi Pelaksanaan Pemberian HB0 Pada Bayi Baru Lahir…..
diberi imunisasi atau pemakaian vaksin dan pendukung dan penghambat pelaksanaan
sisa vaksin yang tersedia dan kalau ada vaksin program (Kemenkes, 2017).
yang sudah kadaluarsa atau tidak bisa Monitoring dan evaluasi yang
digunakan kami tulis dalam buku laporan. dilakukan oleh puskesmas khususnya ke unit-
Monitoring merupakan aktivitas yang unit pelayanan swasta yang berada di wilayah
pembuatan keputusan berdasarkan pada aspek oleh petugas mulai dari perencanaan,
Kesehatan nomor 12 tahun 2017 tentang imunisasi itu sendiri. Dari perencanaan
aktivitas yang dilakukan pimpinan untuk masih perlu evaluasi dari tenaga pelaksana
13
Evaluasi Pelaksanaan Pemberian HB0 Pada Bayi Baru Lahir…..
kepada masyarakat serta masih perlu tersebut masih di bawah target Pemerintah
perhatian untuk kedepannya karena untuk Hanik Fetriyah, Ns., M.Kep selaku
efektif dan efisien maka perlu adanya dan bimbingan dalam penyelesaian penelitian
koordinasi lintas sektor terutama dengan ini dan Praktik Bidan Mandiri Marlen yang
kecamatan dan kelurahan karena dengan telah memberikan ijin dan kesempatan untuk
menggerakkan dan memotivasi masyarakat Asmanto, E., Syafrani, Kamal, Y., Hanafi, A.,
& Sambudi, D. (2021). Analisis
untuk bisa mengikuti program imunisasi Implementasi Manajemen Program
Imunisasi Hepatitis B-0 di Wilayah
(Afrizal et al., 2020). Kerja Puskesmas Rumbio Jaya
Kabupaten Kampar Tahun 2020. Jurnal
Berdasarkan hal tersebut, perlunya Kesehatan Komunitas, 7(1), 24–32.
monitoring dan evaluasi yang rutin dari Fitirana, Fitriani, Teungku Nih Farisni, &
Yarmaliza. (2022). Analisis Manajemen
Puskesmas atau Dinas Kesehatan maupun Program Imunisasi dalam Capaian
Cakupan Universal Child Immunization
dinas terkait lainnya, sehingga jumlah (UCI) di Puskesmas Kuala Bhee
Kabupaten Aceh Barat. Jurnal
cakupan dengan sasaran yang diinginkan Jurmakemas, 2(No. 1), 133–147.
tercapai dan target cakupan imunisasi dasar
Ginting, B. B., Melva, & Ningsih, T. M. S.
lengkap bayi usai 0-11 bulan di Indonesia (2017). Faktor-faktor yang berhubungan
dengan pemberian imunisasi hepatitis B0
tahun 2022 mencapai 84,2%, namun angka bayi 0-7 hari pada bidan delima di kota
medan tahun 2016. Jurnal Maternal Dan
14
Evaluasi Pelaksanaan Pemberian HB0 Pada Bayi Baru Lahir…..
Neonatal, 2(2), 1–12. Rizki, F., Garna, H., & Rasyad, A. S. (2020).
Pengaruh Pengetahuan, Ketersediaan
Sarana Prasarana, dan Supervisi-
IDAI. (2020). Jadwal Imunisasi IDAI 2020. Monitoring Terhadap Penatalaksanaan
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Imunisasi oleh Bidan. 2-Trik: Tunas-
https://www.idai.or.id/tentang-idai/perny Tunas Riset Kesehatan, 10(4), 245–251.
ataan-idai/jadwal-imunisasi-idai-2020
15