Anda di halaman 1dari 17

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBERIAN HB0 PADA BAYI BARU LAHIR

DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN MARLEN

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:
Nolla Riani
NIM: 11194862111177

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


JURUSAN KEBIDANAN
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2023
HALAMAN PENGESAHAN

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBERIAN HB0 PADA BAYI BARU LAHIR DI


PRAKTIK MANDIRI BIDAN MARLEN

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:
Nolla Riani
NIM: 11194862111177

Telah Disahkan oleh Pembimbing pada Tanggal Maret 2023

Pembimbing I Pembimbing II

Istiqamah, S.S.T., M.Kes Umi Hanik Fetriyah, Ns., M.Kep


NIK. 1166012012048 NIK. 1166042009023
Evaluasi Pelaksanaan Pemberian HB0 Pada Bayi Baru Lahir…..

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBERIAN HB0 PADA BAYI BARU LAHIR DI


PRAKTIK MANDIRI BIDAN MARLEN

Nolla Riani1*, Istiqamah1, Umi Hanik Fetriyah2


1
Program Studi Sarjana Kebidanan Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia
2
Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia
*
E-mail: rianinolla@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang: Pentingnya pemberian imunisasi HB0 pada bayi untuk memberikan kekebalan. Program imunisasi
HB0 diberikan pada bayi baru lahir 0-7 hari yang diberikan langsung di tempat pelayanan ibu bersalin. Pentingnya
penilaian pelaksanaan suatu program yang ditetapkan sehingga nantinya memberikan masukan dengan dilakukannya
evaluasi terhadap input, process dan output.
Tujuan: Mengevaluasi pelaksanaan pemberian HB0 pada bayi baru lahir di Praktik Mandiri Bidan Marlen.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian kualitatif untuk melakukan evaluasi dari pelaksanaan imunisasi HB0 dengan
metode wawancara mendalam kepada 6 partisipan bulan Februari 2023.
Hasil: Sebagian besar bidan belum mengikuti pelatihan imunisasi dan semua bidan belum pernah mengikuti
pelatihan cold chain. Dana pelaksanaan dan Sarana dan prasarana dari Puskesmas. SOP pelaksanaan HB0
berdasarkan Permenkes 2017. Persiapan alat-alat vaksin dari Puskesmas. Perencanaan kebutuhan imunisasi
memberikan amprahan ke Puskesmas. Pelaksanaan imunisasi HB0, sebagian bayi lahir normal di imunisasi.
Pelaporan dan pencatatan diberikan ke Puskesmas setiap bulan dan jumlah cakupan hampir semua tercapai.
Monitoring dan evaluasi dari Puskesmas atau Dinas Kesehatan tidak ada. PMB Marlen memberikan laporan catatan
kepada Puskesmas mengengai jumlah bayi diberikan imunisasi sisa vaksin yang tersedia.
Simpulan: Evaluasi Input pelatihan imunisasi dan cold chain belum lengkap. Process didapatkan dari Puskesmas.
Output tidak ada monitoring dari Puskesmas atau Dinas Kesehatan ke PMB. Perlunya meningkatkan kapasitas dan
kompetensi bidan dengan mengikuti pelatihan, juga meningkatkan promosi kesehatan kepada masyarakat terkait
tujuan dan manfaat imunisasi, dan kepada pihak terkait agar melakukan monitoring dan evaluasi ke unit PMB di
wilayah kerja setempat.

Kata Kunci: Bayi Baru Lahir, Pratik Mandiri Bidan, Evaluasi, HB0

1
Evaluasi Pelaksanaan Pemberian HB0 Pada Bayi Baru Lahir…..

EVALUATION OF THE IMPLEMENTATION OF HB0 GIVING TO NEWBORNS AT


MARLEN'S INDEPENDENT MIDWIFE PRACTICE

Nolla Riani1*, Istiqamah1, Umi Hanik Fetriyah2


1
Program Studi Sarjana Kebidanan Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia
2
Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia
*
E-mail: rianinolla@gmail.com

ABSTRACT
Background: The importance of giving HB0 immunization to infants to provide immunity. The
HB0 immunization program is given to newborns aged 0-7 days who are given directly at the
birthing center. The importance of evaluating the implementation of a program is determined so
that it will provide input by evaluating input, process and output.
Objective: Evaluation of the implementation of HB0 administration to newborns at the Marlen
Midwife Independent Practice.
Methods: This research is a qualitative research to evaluate the implementation of HB0
immunization using the in-depth interview method with 6 participants in February 2023.
Results: Most midwives have not attended immunization training and all midwives have never
attended cold chain training. Implementation funds as well as facilities and infrastructure from
the Puskesmas. SOP for implementing HB0 based on the 2017 Permenkes. Preparation of
vaccine kits from the Puskesmas. Planning for immunization needs provides direction to the
Puskesmas. Implementation of HB0 immunization, several babies born normal were immunized.
Reporting and recording is provided to the Puskesmas every month and almost all coverage is
achieved. There is no monitoring and evaluation from the Puskesmas or Health Office. PMB
Marlen provided a record report to the Puskesmas regarding the number of babies given
immunizations, the remaining vaccines available.
Conclusion: Evaluation Input to immunization and cold chain training is incomplete. The
process was obtained from the Puskesmas. The output is that there is no monitoring from the
Puskesmas or Health Service to PMB. It is necessary to increase the capacity and competence of
midwives by participating in training, as well as increasing health promotion to the public
regarding the purpose and benefits of immunization, as well as for related parties to carry out
monitoring and evaluation at PMB units in the regions. work area.
Keywords: Evaluation, HB0, Midwifery Independent Practice, Newborn
Pendahuluan hingga dewasa, sehingga sangat mungkin

Imunisasi hepatitis B merupakan salah terjadi sirosis atau pengerutan hati. Jika

satu imunisasi yang diwajibkan, lebih dari dibiarkan, penyakit ini akan semakin berat

100 negara memasukkan vaksinasi ini dalam dan bisa menjadi kanker hati. Sehingga

program nasionalnya. Jika menyerang anak, manfaat imunisasi Hepatitis B akan

penyakit yang disebabkan virus ini sulit meningkat jika diberikan sejak dini, yang

disembuhkan. Bila sejak lahir telah terinfeksi artinya jika tidak memberikan imunisasi bagi

virus hepatitis B dapat menyebabkan anak dapat mengakibatkan sakit berat,

kelainan-kelainan yang dibawanya terus kematian, cacat, bahkan menjadi sumber

2
Evaluasi Pelaksanaan Pemberian HB0 Pada Bayi Baru Lahir…..

penularan penyakit (Kartika et al., 2022; hambatan jarak, geografis, keamanan, sosial

Susilawati et al., 2018). ekonomi dan lain-lain (Rizki et al., 2022).

Berdasarkan Jadwal Imunisasi Anak World Health Organitation tahun 2022,

Umur 0-18 Tahun Rekomendasi Ikatan memberikan data kasus penyakit yang dapat

Dokter Anak Indonesia (IDAI) tahun 2020, dicegah dengan vaksin (VPD) yang

vaksin Hepatitis B (HB) monovalen dilaporkan secara global dan dilaporkan

sebaiknya diberikan kepada bayi segera setiap tahun yang didapatkan melalui

setelah lahir sebelum berumur 24 jam, Formulir Pelaporan Bersama WHO/UNICEF

didahului penyuntikan vitamin K1 minimal tentang Imunisasi didapatkan data cakupan

30 menit sebelumnya. Bayi dengan berat lahir imunisasi hepatitis B dosis lahir (diberikan

kurang dari 2000 gram, imunisasi hepatitis B dalam 24 jam setelah lahir) sebesar 42%

sebaiknya ditunda sampai berumur 1 bulan (WHO, 2022).

atau lebih, kecuali ibu HbsAg positif dan bayi Target cakupan imunisasi dasar lengkap

bugar berikan imunisasi HB segera setelah bayi usai 0-11 bulan di Indonesia tahun 2022

lahir tetapi tidak dihitung sebagai dosis mencapai 84,2%, namun angka tersebut

primer. Bayi lahir dari ibu HBsAg positif, masih di bawah target Pemerintah Indonesia

segera berikan vaksin HB dan yaitu sebesar 93,6% (Kusnandar, 2022).

immunoglobulin hepatitis B (HBIg) pada Berdasarkan Laporan Nasional

ekstrimitas yang berbeda, maksimal 7 hari Riskesdas pada tahun 2007 menunjukkan

setelah lahir. Imunisasi selanjutnya diberikan bahwa 49,2% bayi di Indonesia tidak

bersama DTwP atau DtaP (IDAI, 2020). mendapatkan imunisasi dasar lengkap dan

Setiap tahun sekitar 85-95% bayi di 9,1% bayi tidak melakukan imunisasi. Tahun

negara-negara maju mendapat imunisasi rutin, 2013 menunjukkan bahwa 32,1% bayi tidak

sedangkan sisanya belum terjangkau mendapatkan imunisasi dasar lengkap dan

imunisasi karena menderita penyakit tertentu, 8,7% bayi tidak melakukan imunisasi. Tahun

sulitnya akses terhadap layanan imunisasi, 2018 menunjukkan bahwa 32,9% bayi di

3
Evaluasi Pelaksanaan Pemberian HB0 Pada Bayi Baru Lahir…..

Indonesia tidak mendapatkan imunisasi dasar kematian yang disebabkan oleh penyakit

lengkap dan 9,2% bayi tidak melakukan menular yang dapat dicegah dengan

imunisasi. Proporsi imunisasi pada anak imunisasi. Faktor yang tidak bisa diabaikan

menurut jenis imunisasi HB0 di Indonesia dalam pencapaian tujuan suatu program

secara nasional pada tahun 2013 sebesar adalah berkaitan dengan mutu/kualitas

79,1% dan meningkat pada tahun 2018 pelaksanaan program tersebut. Penilaian

menjadi sebesar 83,1% (Kemenkes, 2019). pelaksanaan suatu program apakah sudah

Cakupan Imunisasi HB0 di Provinsi berjalan dengan baik sesuai dengan

Kalimantan Tengah jika dilihat dari data perencanaan dan standar yang sudah

Riskesdas tahun 2018 cakupan imunisasi ditetapkan dapat dilakukan suatu kegiatan

dasar pada HB0 sebesar 68,44% dan evaluasi. Untuk kepentingan praktis, ruang

Kabupaten Barito Utara memiliki cakupan lingkup evaluasi (penilaian) tersebut

imunisasi HB0 23,13% (Riskesdas, 2018). dibedakan menjadi empat kelompok yaitu

Pemberian imunisasi HB pada bayi evaluasi terhadap masukan (input), evaluasi

umur 0-7 hari dosis pertama, tinggal 23% terhadap proses (process), evaluasi terhadap

yang menjadi pengidap kronis dan 40% bila keluaran (output) (Afrizal et al., 2020).

bayi diberi dosis pertama pada bulan pertama Hasil studi pendahuluan peneliti pada

kehidupannya maka yang menjadi pengidap tanggal 29 November 2022 di Praktik

kronis. Efektivitas proteksi 85%-95% dalam Mandiri Bidan Marlen didapatkan bahwa

mencegah infeksi virus hepatitis B dan penatalaksanaan imunisasi di Praktik Mandiri

kronisitas pemberian imunisasi dalam waktu Bidan Marlen dilaksanakan oleh bidan dan

12 jam setelah lahir (Ginting et al., 2017). tempat penyimpanan vaksin menggunakan

Pencapaian target dan tingginya lemari es biasa. Hal ini menjelaskan bahwa

cakupan imunisasi HB0 tidak menjamin bidan bukan saja sebagai petugas yang

tercapainya tujuan akhir program imunisasi membantu melahirkan, tapi juga melakukan

dalam menurunkan angka kesakitan dan penyuntikan vaksin dan juga sebagai

4
Evaluasi Pelaksanaan Pemberian HB0 Pada Bayi Baru Lahir…..

pengelola program imunisasi, mulai dari Marlen terhadap masukan (input), proses

perencanaan ketersediaan, transportasi (process), dan keluaran (output).

penyimpanan, sampai penyuntikan vaksin, Pengumpulan data dilaksanakan pada

jadi dalam hal pelaksanaannya memiliki tugas bulan Januari 2023. Partisipan pada penelitian

rangkap. ini sebanyak 6 orang. 3 orang partisipan

Berdasarkan informasi yang diperoleh utama dan 3 orang partisipan triangulasi.

jumlah bayi baru lahir pada periode bulan Ethical clearance diperoleh dari Komite

Januari-Desember 2022 berjumlah 77 bayi. Etik Penelitian Universitas Sari Mulia

Sebesar 91% bayi mendapatkan imunisasi Banjarmasin pada tanggal 05 Januari 2023

HB0 dan terdapat 10% bayi baru lahir yang dengan No.383/KEP-UNISM/I/2023.

tidak diberikan imunisasi HB0. Sebesar 3,9% Hasil Penelitian dan Pembahasan

bayi yang tidak diimunisasi dengan alasan Input

dirujuk ke Rumah Sakit karena bayi berat Tenaga Pelaksana

badan lahir rendah (BBLR) ibu mengalami Berdasarkan dari hasil penelitian yang

retensio plasenta dan 5,2% bayi yang tidak didapatkan bahwa terdapat 3 orang petugas

diimunisasi dengan alasan orang tua tidak pelaksana imunisasi dan 1 dari orang tersebut

mau kalau anaknya diimunisasi. juga merangkap sebagai penanggung jawab

Berdasarkan hal tersebut peneliti cold chain, jadi pelaksanaannya memiliki

tertarik untuk meneliti tentang “Evaluasi tugas rangkap atau double job.

Pelaksanaan Pemberian Hb0 Pada Bayi Baru Berdasarkan Peraturan Menteri

Lahir di Praktik Mandiri Bidan Marlen”. Pendayagunaan Aparatur Negara Dan

Metode Reformasi Birokrasi Republik Indonesia

Penelitian ini adalah penelitian Nomor 36 Tahun 2019 Tentang Jabatan

kualitatif yaitu untuk melakukan evaluasi dari Fungsional Bidan Bab III pasal 5 ayat (2)

pelaksanaan program imunisasi HB0 pada Jenjang Jabatan Fungsional Bidan kategori

bayi baru lahir di Praktik Mandiri Bidan keterampilan dari jenjang terendah sampai

dengan jenjang tertinggi terdiri atas: Bidan

5
Evaluasi Pelaksanaan Pemberian HB0 Pada Bayi Baru Lahir…..

Terampil; Bidan Mahir; dan Bidan Penyelia. Dari hasil wawancara didapatkan bahwa

Ayat (3) Jenjang Jabatan Fungsional Bidan untuk petugas imunisasi yang sudah

kategori keahlian dari jenjang terendah melakukan pelatihan khusus imunisasi hanya

sampai dengan jenjang tertinggi, yaitu: Bidan 1 orang dan 2 lainnya belum pernah

Ahli Pertama; Bidan Ahli Muda; Bidan Ahli melakukan pelatihan dan juga terkait

Madya; dan Bidan Ahli Utama. Pada pasal 7 pelatihan khusus cold chaid, semua tenaga di

Unsur kegiatan tugas Jabatan Fungsional PMB Marlen belum pernah mengikuti

Bidan yang dapat dinilai angka kreditnya, pelatihan cold chain. Peran petugas

yaitu pelayanan kebidanan, meliputi: Puskesmas Melayu sudah berjalan dengan

Pelayanan Kesehatan Ibu; Pelayanan baik dan selalu menganjurkan bagi petugas

Kesehatan Anak; Pelayanan Kesehatan pelaksana imunisasi untuk melakukan

Reproduksi Perempuan dan Keluarga pelatihan khusus imunisasi dan pelatihan cold

Berencana; Pelayanan Kebidanan Komunitas; chain di wilayah kerjanya.

Mengelola Pelayanan Kebidanan; Pelatihan tenaga imunisasi perlu

Melaksanakan Program Pemerintah; dan dilaksanakan untuk mendukung proses

Melakukan Inovasi Pelayanan Kebidanan. berlangsungnya penyelenggaraan program

Afrizal et al., (2020) menjelaskan imunisasi yang sesuai dengan SOP (Standard

tenaga pengelola imunisasi ada pada setiap Operating Procedure) dari Peraturan

tingkat mulai tingkat propinsi sampai pada Pemerintah. Berdasarkan Peraturan Menteri

tingkat puskesmas. Tenaga pelaksana di Kesehatan No. 12 Tahun 2017 tenaga

tingkat puskesmas terdiri dari petugas pelaksana imunisasi adalah petugas atau

imunisasi, pelaksana cold chain dan pengelola yang telah memenuhi standar

pengelola program imunisasi. Tenaga kualifikasi sebagai tenaga pelaksana di setiap

pelaksana di tingkat kabupaten/kota terdiri tingkatan dan telah mendapat pelatihan sesuai

dari pengelola program imunisasi, pengelola dengan tugasnya. Pelatihan merupakan salah

vaksin dan cold chain. satu upaya peningkatan pengetahuan, sikap

6
Evaluasi Pelaksanaan Pemberian HB0 Pada Bayi Baru Lahir…..

dan keterampilan petugas atau pengelola mengusulkan kebutuhan dana untuk kegiatan

imunisasi dalam rangka meningkatkan kinerja imunisasi kepada Dinas Kesehatan Kampar,

dan kualitas petugas (Kemenkes, 2017). kemudian bendahara Dinas Kesehatan

Berdasarkan hal tersebut bahwa Kabupaten akan mencairkan permintaan dana

perlunya memberikan pelatihan imunisasi puskesmas berdasarkan persetujuan atas hasil

pada petugas imunisasi di PMB Marlen. verifikasi tim pengelola Jamkesmas dan BOK

Pelatihan sangat penting untuk meningkatkan kabupaten/kota (Asmanto et al., 2021).

kemampuan dan keterampilan kerja, dan Berdasarkan Peraturan Menteri

dengan demikian meningkatkan kinerja Kesehatan Republik Indonesia No. 12 tahun

pegawai dan juga perlu menambahkan tenaga 2017 menyatakan bahwa sumber pembiayaan

pelaksana yang sesuai dengan tupoksinya untuk imunisasi dapat berasal dari pemerintah

sendiri seperti pemegang program imunisasi, dan sumber pembiayaan lain yang sah sesuai

petugas pelaksana imunisasi dan petugas cold dengan ketentuan peraturan perundang-

chain di PMB Marlen. undangan. Menurut Peraturan Menteri

Dana Kesehatan No. 71 tahun 2016, BOK adalah

Dari hasil penelitian yang didapatkan dana dari pemerintah melalui kementerian

bahwa dana dari pelaksanaan imunisasi di kesehatan dalam membantu pemerintahan

PMB Marlen didapatkan dari Puskesmas kabupaten/kota melaksanakan pelayanan

Melayu Muara Teweh. kesehatan sesuai SPM (Standar Pelayanan

Dana program imunisasi berasal dari Minimal) bidang kesehatan melalui

dana BOK (Bantuan Operasional Kesehatan). peningkatan kinerja puskesmas dan

Dana BOK digunakan untuk pelayanan jaringannya serta Poskesdes dan Posyandu

promotif dan preventif yang berasal dari dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan

pemerintah. Proses pencairan dana BOK promotif dan preventif seperti Kesehatan Ibu

terlebih dahulu membuat POA (Plan Of dan Anak, Keluarga Berencana, imunisasi,

Action), berdasarkan POA tersebut puskesmas gizi masyarakat, promosi kesehatan,

7
Evaluasi Pelaksanaan Pemberian HB0 Pada Bayi Baru Lahir…..

kesehatan lingkungan dan pengendalian Rizki et al., (2020) menjelaskan bahwa

penyakit (Kemenkes, 2017). dalam pelaksanaan program imunisasi, sarana

Berdasarkan hal tersebut bahwa adanya dan prasarana adalah hal yang sangat penting,

dana BOK yang dialokasikan untuk kegiatan jika tidak ada sarana maka kegiatan imunisasi

program imunisasi merupakan salah satu tidak dapat dilaksanakan. Sarana prasarana

bentuk penunjang kegiatan yang di dapatkan meliputi ketersediaan peralatan,

Puskesmas dan diteruskan lagi ke PMB untuk perlengkapan, dan ruang yang dibutuhkan

kegiatan imunisasi. Dalam hal ini dana yang untuk menunjang pelaksanaan program

didapatkan dari Puskesmas Melayu Muara imunisasi. Saran dan prasarana yang

Teweh memberikan dana untuk pelaksanaan dibutuhkan terdiri atas vaksin, peralatan

imunisasi ke PMB Marlen. penyimpanan vaksin, peralatan penggunaan

Sarana dan Prasarana vaksin, ruangan yang terdiri atas ruangan

Dari hasil penelitian yang didapatkan sebagai tempat pelaksanaan kegiatan

bahwa sarana dan prasarana terkait kegiatan imunisasi, konseling, penyuluhan, vaksin, dan

imunisasi HB0 di PMB Marlen semuanya obat-obatan. Sarana dan prasarana merupakan

didapatkan dari Puskesmas. Sarana dan salah satu penunjang kegiatan dan

prasarana yang ada di PMB Marlen seperti berpengaruh terhadap kinerja individu.

lemari es, termos, cold pack dan cool pack, Pemerintah bertanggung jawab terhadap

termometer suhu vaksin, kartu monitor suhu, penyediaan logistik imunisasi program yaitu

alat indikator beku, vasksin, jarum suntik 1cc, penyediaan vaksin, ADS, safety box dan

3cc, safety box, termometer suhu, stetoskop, peralatan cold chain berupa alat penyimpanan

timbangan bayi dan alat ukur panjang bayi. vaksin yang meliputi cold room, freezer

Peralatan yang tidak ada di PMB Marlen room, vaccine refrigerator, dan freezer, alat

seperti kartu monitor suhu, freezer room dan transportasi vaksin meliputi kendaraan

ruangan konsultasi. berpendingin khusus, cold box, vaccine

carrier, cool pack, dan cold pack, dan alat

8
Evaluasi Pelaksanaan Pemberian HB0 Pada Bayi Baru Lahir…..

pemantau suhu, meliputi termometer, pemberian pelayanan sesuai dengan standar

termograf, alat pemantau suhu beku secara yang sudah ditetapkan (Sitaresmi, 2019).

terus menerus dan alarm (Kemenkes, 2017). Asmanto et al., (2021) menjelaskan

Berdasarkan hal tersebut bahwa sarana bahwa program imunisasi dituntut untuk

dan prasana dalam kegiatan imunisasi sangat melaksanakan ketentuan sesuai dengan

penting untuk keberhasilan program kebijakan/SOP program imunisasi secara

imunisasi dan juga untuk menjaga rantai efektif dan efisien. Pedoman penyelenggaraan

dingin vaksin agar memiliki suhu yang sesuai. imunisasi akan memberikan acuan tentang

SOP (Standard Operating Procedure) jenis imunisasi, penyelenggaraan imunisasi

Dari hasil penelitian yang didapatkan program, penyelenggaraan imunisasi pilihan,

bahwa di PMB Marlen dalam pemantauan dan penanggulangan KIPI,

penatalaksanaan imunisasi HB0 sesuai penelitian dan pengembangan, peran

dengan SOP yang ada dan sudah sesuai masyarakat, pencatatan dan pelaporan,

dengan SOP dari Peraturan Menteri pembinaan pengawasan (Kemenkes, 2017).

Kesehatan No. 12 Tahun 2017. Berdasarkan hal tersebut, bahwa

Standard Operating Procedure (SOP) penyelenggaraan dan penatalaksanaan

merupakan urutan langkah-langkah suatu imunisasi harus sesuai dengan SOP yang ada.

pekerjaan, ini diperlukan dalam pelaksanaan Dengan adanya SOP, pelayanan imunisasi

tugas untuk mencapai tujuan dari hasil suatu menjadi pelayanan yang sesuai dengan

pekerjaan. SOP sebagai suatu acuan memuat standar yang sudah ditetapkan oleh Peraturan

tentang prosedur dari suatu rangkaian Menteri Kesehatan No. 12 Tahun 2017.

kegiatan secara efektif dan efisien Process

berdasarkan standar dan ketentuan yang Persiapan

sudah ada. Dalam pelaksanaan program Berdasarkan hasil penelitian yang

imunisasi SOP ini harus menjadi pedoman didapatkan bahwa persiapan terkait kesediaan

dalam memberikan pelayanan imunisasi agar vaksin imunisasi HB0 di PMB Marlen sudah

9
Evaluasi Pelaksanaan Pemberian HB0 Pada Bayi Baru Lahir…..

disediakan oleh Puskesmas juga kelengkapan keuangan negara serta hilangnya kepercayaan

APD lainnya. Persiapan tersebut sesuai masyarakat (Kemenkes, 2017).

dengan permintaan dari jumlah kelahiran Berdasarkan hal tersebut bahwa

bulan sebelumnya. persiapan sebelum program imunisasi harus

Berdasarkan Peraturan Menteri lengkap dan sesuai, sehingga tidak terjadi

Kesehatan nomor 12 tahun 2017, sebelum kekurangan atau kesalahan saat pelaksanaan

melakukan perencanaan kebutuhan vaksin, vaksin nanti. Persiapan di PMB Marlen sesuai

harus menentukan berapa jumlah sasaran dengan permintaan dari jumlah kelahiran

imunisasi dalam satu tahun yang akan bulan sebelumnya, sehingga sangat jarang

dilayani di wilayah kerja masing-masing terjadi kekurangan dalam penyediaan vaksin.

(Kemenkes, 2017). Sasaran untuk setiap jenis Perencanaan

kegiatan pelayanan imunisasi dihitung Berdasarkan hasil penelitian yang

berdasarkan angka jumlah penduduk, didapatkan, tidak ada perencanaan terkait

pertambahan penduduk serta angka kelahiran dengan program imunisasi, namun bila bayi

dari hasil sensus penduduk atau Survei baru lahir sehat akan di imunisasi dan bayi

Penduduk Antar Sensus (SUPAS) yang baru lahir rendah akan di rujuk ke Rumah

dilakukan oleh BPS (Kemenkes, 2017). Sakit. Terkait jumlah sarana dan prasarana

Hal ini sesusai dengan Peraturan yang didapatkan sudah sesuai dengan

Menteri Kesehatan nomor 12 tahun 2017 kebutuhan permintaan berdasarkan jumlah

persiapan merupakan kegiatan yang sangat pemakaian vaksin pada bulan sebelumnya.

penting sehingga harus dilakukan secara benar Dalam penentuan kebutuhan vaksin

oleh petugas yang profesional. Ketidaktepatan perlu disiapkan terlebih dahulu jumlah

dalam persiapan akan mengakibatkan sasaran imunisasi, target cakupan dan

terhambatnya pelaksanaan program, tidak menghitung indeks pemakaian vaksin.

tercapainya target kegiatan, pemborosan Perencanaan kebutuhan vaksin dilakukan

setelah menghitung jumlah sasaran imunisasi.

10
Evaluasi Pelaksanaan Pemberian HB0 Pada Bayi Baru Lahir…..

Perencanaan kebutuhan alat suntik, safety box Asmanto et al., (2021) menjelaskan

dan cold chain. Pada setiap pelayanan penting sebelum pelayanan imunisasi terlebih dahulu

untuk memperhatikan ketersediaan vaksin mempersiapkan petugas imunisasi, peralatan

dan peralatan alat suntik dengan cukup, jika alat suntik dan vaksin serta persiapan safety

hal ini tidak tersedia dengan cukup maka box. Setelah itu diadakan kegiatan

sasaran akan pulang tanpa diimunisasi. Safety penyuluhan kepada orangtua bayi tentang

box merupakan kotak tempat pembuangan manfaat imunisasi, efek samping setelah

limbah medis tajam yang bertujuan untuk diimunisasi dan kerugian jika tidak

keamanan baik bagi petugas, sasaran maupun diimunisasi. Penyuluhan tersebut bertujuan

masyarakat. Cold chain merupakan sarana untuk mendapatkan persetujuan dari orang tua

khusus yang digunakan untuk menjaga agar bayinya diberi imunisasi.

kualitas vaksin (Asmanto et al., 2021). Pemberian informasi imunisasi wajib

Berdasarkan hal tersebut, peneliti yang dilakukan secara perseorangan

menyimpulkan bahwa terkait perencanaan dilakukan sesuai dengan ketentuan

jumlah vaksin dan alat lainya di PMB Marlen perundang-undangan yang berlaku.

sesuai dengan permintaan dari Puskesmas Pemberian informasi wajib yang dilakukan

Melayu Muara Teweh yang berikan, sehingga secara massal dilakukan melalui

sangat jarang terjadi kekurangan dalam pemberitahuan dengan menggunakan media

pemberian vaksin imunisasi HB0. massa dan/atau media informasi kepada

Pelaksanaan masyarakat (Kemenkes, 2013). Penyuluhan

Berdasarkan hasil penelitian yang kesehatan diartikan sebagai kegiatan

didapatkan bahwa hampir seluruh bayi baru pendidikan kesehatan yang dilakukan dengan

lahir di PMB Marlen diberikan imunisasi cara menyebarluaskan pesan dan

HB0. Masih ada beberapa ibu yang tidak mau menanamkan keyakinan sehingga dapat

anaknya di imunisasi. melakukan anjuran kesehatan.

11
Evaluasi Pelaksanaan Pemberian HB0 Pada Bayi Baru Lahir…..

Berdasarkan hal tersebut, bahwa yang berdomisili di daerah binaan yang

pelaksanaan imunisasi di PMB Marlen bersangkutan (Afrizal et al., 2020).

tergolong lancar dan aktif dalam pemberian Pencatatan dan pelaporan dalam

imunisasi, namun bagi ibu yang tidak penyelenggaraan program imunisasi sangat

memberikan vaksin kepada anaknya harus penting dilakukan di semua tingkat

diberikan lagi penyuluhan terkait dari administrasi guna mendukung pengambilan

program imunisasi seperti tujuan imunisasi, keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan

manfaat imunisasi dan sebagainya. kegiatan maupun evaluasi. Hasil pencatatan

Pencatatan dan Pelaporan yang dilakukan oleh setiap unit yang

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan melakukan kegiatan imunisasi, mulai dari

bahwa pelaporan dan pencatatan dilakukan posyandu, puskesmas, puskesmas pembantu,

dan diberikan ke Puskesmas setiap bulannya. bidan praktik, dokter praktik, rumah sakit,

Pencatatan dan pelaporan pelaksanaan klinik dan fasilitas pelayanan kesehatan

program imunisasi disampaikan setiap bulan, lainnya, baik pemerintah maupun swasta,

pelaporan dimulai dari hasil pelaksanaan dilaporkan secara berjenjang sesuai waktu

imunisasi di posyandu-posyandu yang ada di yang telah ditetapkan (Kemenkes, 2021).

lingkungan pembina wilayah masing-masing. Berdasarkan hal tersebut, peneliti

Pembina wilayah melakukan perekapan hasil menyimpulkan bahwa kegiatan pencatatan

pelaksanaan imunisasi di wilayah binaannya dan pelaporan program imunisasi di PMB

yang bersumber dari pelayanan di posyandu Marlen sangat baik dan dilaporkan tiap bulan

digabung dengan pemberian iminisasi yang ke Puskesmas.

dilaksanakan oleh jejaring puskesmas seperti Output (Monitoring dan Evaluasi)

Bidan Praktek Swasta (BPS) dan klinik-klinik Berdasarkan hasil penelitian yang

yang memberikan pelayanan imunisasi, dan didapatkan bahwa monitoring dan evaluasi di

kemudian ditambahkan dengan pemberian PMB Marlen dari Puskesmas atau Dinas

imunisasi di Puskesmas terhadap sasaran Kesehatan tidak ada. PMB Marlen

12
Evaluasi Pelaksanaan Pemberian HB0 Pada Bayi Baru Lahir…..

memberikan laporan catatan kepada selama kegiatan berlangsung dan menilai

Puskesmas mengengai jumlah bayi yang ketercapaian tujuan, melihat faktor

diberi imunisasi atau pemakaian vaksin dan pendukung dan penghambat pelaksanaan

sisa vaksin yang tersedia dan kalau ada vaksin program (Kemenkes, 2017).

yang sudah kadaluarsa atau tidak bisa Monitoring dan evaluasi yang

digunakan kami tulis dalam buku laporan. dilakukan oleh puskesmas khususnya ke unit-

Monitoring merupakan aktivitas yang unit pelayanan swasta yang berada di wilayah

dilakukan yang dilakukan pimpinan untuk kerja puskesmas perlu ditingkatkan

melihat dan memantau jalannya organisasi kualitasnya terutama untuk melakukan

selama kegiatan berlangsung dan menilai pembinaan tentang pengelolaan vaksin

ketercapaian tujuan, melihat faktor dengan benar bagi petugas/pelaksana

pendukung dan penghambat pelaksanaan imunisasi sehingga dapat mengidentifikasi

program, sedangkan evaluasi merupakan masalah yang terjadi pada pelaksanaan

proses untuk mengidentifikasi masalah, imunisasi di masyarakat (Afrizal et al., 2020).

mengumpulkan data dan menganalisa data, Upaya pencapaian target cakupan

menyimpulkan hasil yang dicapai, imunisasi masih memerlukan evaluasi yang

menginterpretasikan hasil menjadi rumusan menyeluruh dari pelaksanaan program

kebijakan dan menyajikan informasi untuk imunisasi. Evaluasi terhadap pelaksanaan

pembuatan keputusan berdasarkan pada aspek oleh petugas mulai dari perencanaan,

hasil evaluasi (Asmanto et al., 2021). pemberian pelayanan, sampai kepada

Berdasarkan Peraturan Menteri pencatatan dan pelaporan pelaksanaan

Kesehatan nomor 12 tahun 2017 tentang imunisasi itu sendiri. Dari perencanaan

Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi diperlukan pendataan yang akurat terhadap

menyebutkan bahwa monitoring merupakan sasaran pada setiap wilayah, pelaksanaan

aktivitas yang dilakukan pimpinan untuk masih perlu evaluasi dari tenaga pelaksana

melihat, memantau jalannya organisasi dalam memberikan edukasi dan komunikasi

13
Evaluasi Pelaksanaan Pemberian HB0 Pada Bayi Baru Lahir…..

kepada masyarakat serta masih perlu tersebut masih di bawah target Pemerintah

dilakukan pelatihan-pelatihan kepada petugas Indonesia yaitu sebesar 93,6% (Kusnandar,

yang belum pernah mengikuti pelatihan 2022).

imunisasi selama ini (Afrizal et al., 2020). Ucapan Terimakasih

Koordinasi lintas sektoral menjadi Istiqamah, S.S.T., M.Kes dan Umi

perhatian untuk kedepannya karena untuk Hanik Fetriyah, Ns., M.Kep selaku

terlaksananya program imunisasi secara pembimbing yang telah memberikan arahan

efektif dan efisien maka perlu adanya dan bimbingan dalam penyelesaian penelitian

koordinasi lintas sektor terutama dengan ini dan Praktik Bidan Mandiri Marlen yang

kecamatan dan kelurahan karena dengan telah memberikan ijin dan kesempatan untuk

keikutsertaan lintas sektor ini bisa nantinya melakukan penelitian.

secara bersama-sama untuk mengidentifikasi Daftar Pustaka

masalah-masalah yang ada dalam Afrizal, Edison, & Firdawati. (2020).


Evaluasi Pelaksanaan Program Imunisasi
pelaksanaan imunisasi ini di masyarakat, Dasar Di Puskesmas Lubuk Buaya.
Human Care Journal, 5(3), 865–874.
danmmencari jalan keluarnya untuk dapat

menggerakkan dan memotivasi masyarakat Asmanto, E., Syafrani, Kamal, Y., Hanafi, A.,
& Sambudi, D. (2021). Analisis
untuk bisa mengikuti program imunisasi Implementasi Manajemen Program
Imunisasi Hepatitis B-0 di Wilayah
(Afrizal et al., 2020). Kerja Puskesmas Rumbio Jaya
Kabupaten Kampar Tahun 2020. Jurnal
Berdasarkan hal tersebut, perlunya Kesehatan Komunitas, 7(1), 24–32.

monitoring dan evaluasi yang rutin dari Fitirana, Fitriani, Teungku Nih Farisni, &
Yarmaliza. (2022). Analisis Manajemen
Puskesmas atau Dinas Kesehatan maupun Program Imunisasi dalam Capaian
Cakupan Universal Child Immunization
dinas terkait lainnya, sehingga jumlah (UCI) di Puskesmas Kuala Bhee
Kabupaten Aceh Barat. Jurnal
cakupan dengan sasaran yang diinginkan Jurmakemas, 2(No. 1), 133–147.
tercapai dan target cakupan imunisasi dasar
Ginting, B. B., Melva, & Ningsih, T. M. S.
lengkap bayi usai 0-11 bulan di Indonesia (2017). Faktor-faktor yang berhubungan
dengan pemberian imunisasi hepatitis B0
tahun 2022 mencapai 84,2%, namun angka bayi 0-7 hari pada bidan delima di kota
medan tahun 2016. Jurnal Maternal Dan

14
Evaluasi Pelaksanaan Pemberian HB0 Pada Bayi Baru Lahir…..

Neonatal, 2(2), 1–12. Rizki, F., Garna, H., & Rasyad, A. S. (2020).
Pengaruh Pengetahuan, Ketersediaan
Sarana Prasarana, dan Supervisi-
IDAI. (2020). Jadwal Imunisasi IDAI 2020. Monitoring Terhadap Penatalaksanaan
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Imunisasi oleh Bidan. 2-Trik: Tunas-
https://www.idai.or.id/tentang-idai/perny Tunas Riset Kesehatan, 10(4), 245–251.
ataan-idai/jadwal-imunisasi-idai-2020

Rizki, H., Siagian, M., & Sirait, A. (2022).


Kartika, Y., Tambunan, L. N., & Lestari, R. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
M. (2022). Analisis Faktor yang Keberhasilan Imunisasi Dasar Pada Bayi
Mempengaruhi Pemberian Imunisasi Baru Lahir di Ruangan Bayi RSU. Bina
HB-0 pada Bayi Baru Lahir. Jurnal Kasih Medan Sunggal. Journal of
Surya Medika, 8(1), 156–160. Healtcare Technology and Medicine,
8(2), 749–761.
Kemenkes. (2013). Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 71 Sitaresmi, S. D. (2019). Tingkat Kepatuhan
Tahun 2013 Tentang Pelayanan Petugas Dalam Menjalankan Sop
Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Pelayanan Imunisasi Di Puskesmas
Nasional. Jakarta: Kementerian Balesono Kabupaten Tulungagung
Kesehatan RI. Tahun 2019. Kebidanan, 9(2), 1–5.

Kemenkes. (2017). Peraturan Menteri Susilawati, Wardani, P. P., & Lathifah, N. S.


Kesehatan Nomor 12 tahun 2017 tentang (2018). Efek Pemberian Asi Dan
Penyelenggaraan Imunisasi. Jakarta: Perawatan Metode Kanguru Untuk
Kementerian Kesehatan RI. Mengurangi Nyeri Setelah Imunisasi
Hepatitis B-0. Jurnal Kebidanan, 4(2),
79–83.
Kemenkes. (2019). Riset Kesehatan Dasar
Tahun 2018. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI. WHO. (2022). Immunization Dashboard
Global. Reported Cases of Vaccine-
Preventable Diseases (VPDs) Globally.
Kemenkes. (2021). Pedoman Praktis
World Health Organization.
Manajemen Program Imunisasi di
https://immunizationdata.who.int/
Puskesmas. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI.

Kusnandar, V. B. (2022). Cakupan Imunisasi


Dasar Lengkap pada Bayi 0-11 Bulan di
Bawah Target. Databoks.Katadata.
https://databoks.katadata.co.id/datapublis
h/2022/08/09/cakupan-imunisasi-dasar-
lengkap-pada-bayi-0-11-bulan-di-
bawah-target

Riskesdas. (2018). Laporan Provinsi


Kalimantan Tengah Riskesdas 2018. In
Kementerian Kesehatan RI. Kementerian
Kesehatan RI.

15

Anda mungkin juga menyukai