Anda di halaman 1dari 4

PROPOSAL

INOVASI
GANDENG DUKUN CAPAI TARGET
IMUNISASI
(082337923669)
UGD PUSKESMAS LARANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN


DINAS KESEHATAN KABUPATEN PAMEKASAN
PUSKESMAS LARANGAN
TAHUN 2022
INOVASI PUSLAR GANDENG DUKUN CAPAI TARGET IMUNISASI

I. Bidang Inovasi :
Pelayanan Publik
II. Judul Inovasi :
GANDENG DUKUN CAPAI TARGET IMUNISASI
III.Tanggal, Bulan Tahun Pengembangan Inovasi
17 juni 2021
IV. Organisasi Perangkat Daerah Inovator :
UPT. Puskesmas Larangan
V. Latar Belakang

Indonesia menerapkan suatu program yang merupakan suatu ketetapan program dari World

Health Organization (WHO) yakni Expanded Programme on Immunization (EPI) atau Program

Pengembangan Imunisasi (PPI) dalam rangka pencegahan penularan terhadap Penyakit yang

Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I), seperti penyakit Tuberculosis, Difteri, Pertusis,

Tetanus, Hepatitis B, Polio dan Campak. Indikator keberhasilan pelaksanaan imunisasi ini

ditentukan oleh cakupan dalam pencapaian dari Universal Child Immunization (UCI) dengan

pencapaian atas cakupan imunisasi dasar lengkap pada anak sudah mencapai target 80% anak

secara merata di seluruh desa/ kelurahan

Sesuai dengan program World Health Organization (WHO), Pemerintah mewajibkan lima

jenis imunisasi dasar bagi anak-anak, yang termasuk dalam Program Pengembangan Imunisasi

(PPI). Pada dasarnya segala sesuatu yang diwajibkan berarti harus dilakukan tanpa terkecuali

terutama pada anak yang tinggal di seluruh Indonesia wajib mendapatkan lima jenis imunisasi

dasar lengkap. Lima jenis program imunisasi dasar wajib yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu

Bacillus Calmette Guerin (BCG), Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B (DPT-HB), Hepatitis B

pada bayi baru lahir, Polio dan Campak

Puskesmas Larangan melakukan program kegiatan imunisasi rutin, namun selalu ada

hambatan dalam pelaksanaannya dikarenakan adanya masyarakat yang pro kontra tentang

imunisasi. Pro kontra ini sudah berlangsung di setiap daerah. Hambatan yang terjadi dalam

keberhasilan program imunisasi adalah munculnya kelompok-kelompok antivaksinasi dengan

membawa faktor agama dan budaya (IDAI, 2011). Beberapa masyarakat ada yang menjadi anti
imunisasi, dengan berbagai alasan menentang adanya imunisasi, ada yang menyatakan bahwa

vaksin terdiri dari unsur haram, karena ada vaksin yang mengandung porcine (babi), maka para

ibu menilai negatif terhadap imunisasi dan ibu akan menolak anaknya diberi imunisasi karena

dalam ajaran agama Islam tidak diperbolehkan. Penyebab lainnya dikarenakan pengetahuan para

ibu yang juga berhubungan dengan adanya informasi dari media massa yang beredar

dimasyarakat dengan pemberitaan terkait penggunaan vaksin palsu dalam vaksin yang diberikan

untuk imunisasi pada anak, informasi ini berdampak tidak baik bagi masyarakat karena membuat

masyarakat semakin takut dan tidak mau mengimunisasikan anaknya akibat informasi yang

masih menjadi tanda tanya besar bagi masyarakat tentang keaslian vaksin yang digunakan untuk

imunisasi.

Dukun bayi merupakan orang yang dianggap terampil dan dipercaya oleh masyarakat

pamekasan khususnya yang termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas Larangan, dalam hal yang

berhubungan dengan kesehatan. Dukun bayi memiliki keterampilan yang pada umumnya didapat

melalui sistem pengalaman, hal tersebut menjadi budaya turun temurun terutama daerah pedesaan

walaupun sekarang sudah banyak tenaga kesehatan yang ditempatkan di setiap desa namun tidak

dapat dipungkiri keberadaan dukun bayi masih sangat vital dikalangan masyarakat pedesaan.

Anggapan dan kepercayaan masyarakat terhadap dukun bayi berkaitan pula dengan sistem nilai

budaya masyarakat, sehingga dukun bayi pada umumnya diperlakukan sebagai tokoh

masayarakat setempat. Secara tradisional dukun bayi sangat dekat dengan masyarakat sehingga

dalam menyampaikan informasi dukun bayi dapat lebih diterima oleh kalangan masyarakat.

Tugas pokok tenaga kesehatan adalah memelihara dan melindungi masyarakat di wilayah

kerjanya berdasarkan prioritas masalah yang dihadapi dan yang sesuai dengan kewenangan yang

diberikan. Maka dari hal itu program imunisasi memunculkan inovasi dengan memanfaatan

kepercayaan masyarakat terhadap dukun bayi agar mengajak ibu dan keluarga yang memiliki

balita untuk membawa anaknya ke posyandu untuk imunisasi.

VI. Tujuan Melakukan Inovasi


1. Tujuan umum
Masyarakat rutin membawa anak balita ke posyandu untuk melakukan
imunisasi
2. Tujuan khusus
a. Ibu membawa balita ke posyandu
b. Balita mendapatkan imunisasi lengkap
c. Cakupan target imunisasi tercapai

VII. Manfaat
Adapun manfaat yang dapat di ambil dari kegiatan Inovatif Gandeng Dukun Capai
Target Imunisasi
a. BAGI MASYRAKAT
 Bayi dan balita mendapatkan imunisasi
 Bayi dan balita tercapai derajat kesehatan yang baik
b. BAGI INSTITUT KESEHATAN
 Meningkatkan mutu dan kepuasan pelayanan kepada masyarakat
Larangan
 Tercapai nya target cakupan imunisasi
c. BAGI PEMERINTAH DAERAH
 Peningkatan jumlah pelayanan publik terhadap masyrakat untuk
pelayanan kegawat daruratan
VIII. Rancang Bangun atau Disain Inovasi
Dalam rangkaian kegiatan yang dijalani, adapun ruang lingkup kegiatan
meliputi:
1. Koordinasi dengan Kepala Puskesmas Larangan terkait kebijakan inovasi
program
2. Koordinasi dengan Kepala Tata Usaha Puskesmas Larangan selaku tim
pembina
3. Membentuk Tim
4. Penetapan SK Tim danTupoksi
5. Sosialisasi Inovasi
6. Pelaksanaan inovasi

IX. Kebaruan atau Keunikan atau Keaslian


Kegiatan inovasi puslar gandeng dukun capai target imunisasi merupakan
Inovasi UPT Puskesmas Larangan khususnya pelayanan di program imunisasi
untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan anak

Anda mungkin juga menyukai