Anda di halaman 1dari 6

PEMERIKSAAN FISIK PASIEN

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas LiyaAryati, SKM, M.Si
Larangan NIP. 19790107 200501 2 011

Pemeriksaan tubuh pasien secara keseluruhan atau hanya bagian tertentu yang dianggap perlu
untuk memperoleh data yang sistematif dan komprehensif, memastikan/membuktikan hasil
1. Pengertian
anamnesa, menentukan masalah dan merencanakan tindakan yang tepat bagi pasien.

1. Untuk mengumpulkan data dasar tentang kesehatan pasien.


2. Untuk menginformasi dan mengidentifikasi diagnose pasien

2. Tujuan 3. Untuk membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan pasien dan
penatalaksanaannya.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas


http://gusri-wahyudi.blogspot.co.id/2012/07/sop-pemeriksaan-fisik-head-to-toe_7216.html (23
4. Referensi mei 2016)

5. Prosedur a. Alat
 Meteran, Timbangan BB, senter, Steteskop, Tensimeter/spighnomanometer,
Thermometer, Arloji/stopwatch, Refleks Hammer, Otoskop, Handschoon bersih
( jika perlu), tissue. Alat diletakkan di dekat tempat tidur klien yang akan di
periksa.
 Rekam medik
 Buku catatan perawat
b. Lingkungan
Pastikan ruangan dalam keadaan nyaman, hangat, dan cukup penerangan.
Misalnya menutup pintu/jendala atau skerem untuk menjaga privacy klien
c. Klien (fisik dan fisiologis)
Bantu klien mengenakan baju periksa jika ada dan anjurkan klien untuk rileks.
d. Bagian tubuh yang dioeriksa :
1. kepala
2. rambut
3. telinga
4. muka
5. mata
6. hidung
7. mulut
8. leher
9. dada
10. perut
11. Extermitas /atas/ bawah
12. genetalia
6. Langkah- 1. Cuci tangan
langkah
2. Jelaskan prosedur pemeriksaan kepada pasien
3. Lakukan pemeriksaan dengan berdiri di sebelah kanan klien dan pasang handschoen bila
di perlukan
4. Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis meliputi :
1) Inspeksi
 Suatu tindakan pemeriksaan dengan menggunakan indera penglihatan untuk
mendeteksi karakteristik normal atau tanda tertentu dari bagian tubuh atau fungsi tubuh
pasien.
 Inspeksi digunakan untuk mendeteksi bentuk, warna, posisi, ukuran, tumor dan lainnya
dari tubuh pasien.
Cara pemriksaan :
a. Inspeksi dilakukan mulai pasien terlihat oleh pemeriksa, yaitu keadaan umum
dari ujung kepala sampai ujung kaki,termasuk gaya berjalan pasien
b. Di tempat tidur periksa aturlah posisi pasien sedemikian rupa bias tidur, duduk
atau nerdiri tergantung bagian mana yang akan diperiksa
c. Bagian tubuh pasien yang diperiksa harus terbuka. Bukalah seperlunya untuk
pemeriksaan, tutup bagian lainnya dengan selimut bila ada atau dengan
pakaian pasien sendiri (upayakan pasien membuka sendiri pakaiannya)
d. Bandingkan bagian sisi tubuh yang berlawanan (kesimetrisan atau
abnormalitas)
2) Palpasi
 Palpasi adalah suatu tindakan pemeriksaan yang dilakukan dengan perabaan dan
penekanan bagian tubuh dengan menggunakan jari atau tangan
 Dapat digunakan untuk mendeteksi suhu tubuh, adanya getaran, pergerakan, bentuk,
konsistensi dan ukuran, rasa nyeri tekan dan kelainan dari jaringan/organ tubuh
 Merupakan tindakan penegasan dari hasil inspeksi, disamping menemukan yang tidak
terlihat
Cara pemeriksaan :
a. Aturlah posisi pasien sesuai yang dikehendaki pemeriksa bisa tidur, duduk atau
berdiri tergantung bagian mana yang diperiksa
b. Bukalah tubuh pasien seperlunya untuk pemeriksaan, tutupbagian lainnya dengan
selimut atau dengan pakaian pasien
c. Pastikan pasien dalam keadaan rileks dengan posisi yang nyaman untuk
menghindari ketegangan otot yang dapat mengganggu hasil pemeriksaan
d. Kuku jari-jari pemeriksa harus pendek, tangan hangat dan kering
e. Mintalah pasien untuk menarik napas dalam agar meningkatkan relaksasi otot
f. Lakukan sentuhan perlahan-lahan, yaitu dengan tekanan ringan dan sebentar-
sebentar
g. Palpasilah daerah yang dicurigai, adanya nyeri tekan atau menandakan kelainan
h. Lakukan secara hati-hati apabila diduga adanya fraktur tulang
a. Hindari tekanan yang berlebihan pada pembuluh darah
b. Lakukan palpasi ringan apabila memeriksa organ/jaringan yang dalamnya kurang
dari 1 cm
c. Lakukan palpasi agak dalam apabila memeriksa organ/jaringan dengan kedalaman
1-2,5 cm
d. Lakukan palpasi bimanual apabila melakukan pemeriksaan dengan kedalaman lebih
dari2,5 cm. caranya yaitu dengan menggunakan kedua tangan dimana satu tangan
direlaksasi dan diletakkan di bagian bawah organ/jaringan tubuh,sedangkan tangan
yang lain menekan kea rah tangan yang dibawah untuk mendeteksi karasteristik
jaringan/organ
e. Rasakan dengan seksama kelainan organ/jaringan, adanya nodul, tumor
bergerak/tidak, konsistensi padat/kenyal, bersifat kasar/lembut, ukurannya da
nada/tidaknya getaran/trill, serta rasa nyeri raba/tekan.
3) Perkusi
a. Perkusi adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi
getaran/gelombang suara yang dihantarkan ke permukaan tubuh dari bagian tubuh
yang diperiksa
b. Pemeriksaan dilakukan dengan ketokan jari atau tangan pada permukaan tubuh

Cara pemeriksaan :

a. Aturlah posisi pasien sesuai yang dikehendaki pemeriksa bisa tidur, duduk atau
berdiri tergantung bagian mana yang diperiksa
b. Bukalah tubuh pasien seperlunya untuk pemeriksaan, tutupbagian lainnya dengan
selimut atau dengan pakaian pasien
c. Pastikan pasien dalam keadaan rileks dengan posisi yang nyaman untuk
menghindari ketegangan otot yang dapat mengganggu hasil pemeriksaan
d. Mintalah pasien untuk menarik napas dalam agar meningkatkan relaksasi otot
e. Kuku jari-jari pemeriksa harus pendek, tangan hangat dan kering
f. Lakukan perkusi secara seksama dan sisitimatis yaitu dengan :
g. Metode langsung, yaitu melakukan perkusi atau mengetokkan jari tangan langsung
dengan menggunakan 1 atau 2 ujung jari
h. Metode tidak langsung dengan cara sebagai berikut :
- Letakkan jari tengah tangan kiri (yang tidak dominan) sebagai fleksimeter diletakkan
dengan lembut diatas permukaan tubuh, upayakan telapak tangan dan jari-jari lain
tidak menempel pada permukaan tubuh
- Ujung jari tengah dari tangan kanan (dominan) sebagai fleksor, untuk
memukul/mengetuk persendian distal dari jari tengah tangan kiri
- Pukulan harus cepat, tajam dengan dengan lengan tetap/tidak bergerak dan
pergelangan tangan rileks
- Berikan tenaga pukulan yang sama pada setiap area tubuh
- Bandingkan bunyi frekuensi dengan akurat
i. Pada saat perkusi dengarkan dan bandingkan bunyi yang dihasilkan oleh perkusi
yaitu :
j. Bunyi timpani mempunyai intesintas keras, nada tinggi, waktu agak lama dan
kualitas seperti drum (lambung)
k. Bunyi resonan mempunyai intensitas menengah, nada rendah, waktu lama, kualitas
begema (paru normal)
l. Bunyi hipersonar mempunyai intensitas amat keras, waktu lebih lama, kualitas
ledakan (empisema paru)
m. Bunyi pekak mempunyai intensitas lembut sampai menengah, nada tinggi, waktu
agak lama, kualitas seperti petir (hati)
n. Bunyi kemps mempunyai intensitas lembut, nada tinggi, waktu pendek, kualitas datar
(otot)
4) Auskultasi
a. Auskultasi adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi yang
terjadi di dalam organ tubuh
b. Dilakukan di dada untuk mendengar suara napas, jantung dan bila dilakukan di
abdomen mendengarkan suara bising usus dan yang lainnya

Cara pemeriksaan :

a. Aturlah posisi pasien sesuai yang dikehendaki pemeriksa bisa tidur, duduk atau
berdiri tergantung bagian mana yang diperiksa
b. Bukalah tubuh pasien seperlunya untuk pemeriksaan, tutupbagian lainnya dengan
selimut atau dengan pakaian pasien
c. Pastikan pasien dalam keadaan rileks dengan posisi yang nyaman untuk
menghindari ketegangan otot yang dapat mengganggu hasil pemeriksaan
d. Pastikan stetoskop sudah terpasang baik dan tidak bocor antara bagian kepala,
selang dan telinga
e. Pasanglah ujung stetoskop bagian telinga ke lubang telinga pemeriksa sesuai
arah,ukuran dan lengkungannya
f. Hangatkan dulu kepala stetoskop dengan cara menempelkan pada telapak tangan
pemeriksa atau menggosokkan pada pakaian pemeriksa
g. Tempelkan kepala stetoskop pada bagian tubuh pasien yang akan diperiksa dan
lakukan pemeriksaan dengan seksama dan sistimatis
h. Pergunakanlah bel stetoskop untuk mendengarkan bunyi bernada rendah pada
tekanan ringan, yaitu pada bunyi jantung dan vaskuler, gunakan diafragma untuk
bunyi bernada tinggi seperti bunyi usus dan paru
Petugas loket menerima kunjungan pasien

Menanyakan (KTPK) atau


kartu pengunjung

Lama

7. Bagan Alir

Setelah petugas loket mengantar


pasien keunit yang dituju petugas
mempersilahkan pasien untuk
menunggu panggilan di unit tersebut
8. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
1. PELAYANAN KESEHATAN UMUM
2. PELAYANAN KESEHATAN KIA/KB
3. PELAYANAN KESEHATAN GIGI/MULUT
9. Unit terkait 4. PELAYANAN KESEHATAN MATA
5. UGD
6. RAWAT INAP

1. Rekam medic
10. Dokumen
terkait 2. Buku register pasien

11. Rekaman historis perubahan


No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl. Mulai diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai