Anda di halaman 1dari 24

Pemeriksaan Fisik

Oleh Theodehild M. Theresia Dee


 Pemeriksaan fisik: peninjauan dari ujung rambut sampai ujung kaki (he
ad to toe) pada tiap sistem tubuh u/ memberikan informasi objektif tentan
g klian sehingga membantu perawat dalam membuat penilaian klinis
 Physical examination: an initial evaluation in triage for emergency care
;for routine screening to promote wellness behavior and preventive healt
h care measure; to determine eligibility for health insurance, military serv
ice, or a new job; or to admit a patient to a hospital/long-term care facilit
y
Tujuan Pemeriksaan Fisik

 Mengumpulkan data dasar tentang status kesehatan klien


 Untuk mengkonfirmasi data yang diperoleh dari riwayat kesehatan
 Untuk mengidentifikasi dan mengkonfirmasi diagnosa keperawatan
 Untuk membuat keputusan klinis terkait perubahan status kesehatan klien dan
penatalaksanaan
 Untuk mengevaluasi hasil dari pelaksanaan asuhan keperawatan
Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pemeriksaan Fisik

1. Meminta kesediaan klien untuk setiap pemeriksaan (informed consent)


2. Menjaga privasi klien
3. Dilakukan dengan seksama dan sistematis
4. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan sebelum pemeriksaan (tujuan, kegunaan, cara dan bag
ian yang akan diperiksa)
5. Beri instruksi spesifik yang jelas
6. Berbicalah yang komunikatif (jika perlu gunakan bahasa daerah setempat)
7. Minta klien untuk bekerja sama selama pemeriksaan
8. Perhatikan ekspresi/bahasa non verbal dari klien
9. Jangan menyakiti klien
Persiapan dalam Pemeriksaan Fisik

1. Alat

1. Meteran/met 9. Otoskop
line 10.Sarung tangan
bersih (jika perlu)
2. Timbangan BB
11.Tissue
3. Penlight
12.Buku cat. Perawat
4. Stetoskop 13.Arloji/stopwatch
5. Tensimeter 14.Refleks hammer
6. Thermometer
2. Lingkungan
Persiapkan ruangan dalam keadaan nyaman, hangat, cukup dan tertutup untuk menjaga priv
asi klien
3. Klien
 Jelaskan mengenakan waktu, tempat dan alasan mengapa pemeriksaan harus dilakukan
 Bantu klien untuk mengenakan baju periksa (jika ada), anjurkan pasien untuk terlebih dahulu
BAK dan rileks selama pemeriksaan dilakukan
 Mengatur posisi yang sesuai
Teknik Pemeriksaan Fisik

1. Inspeksi

 Pemeriksaan dengan melihat langsung seluruh tubuh pasien/bagian tertentu dengan


menggunakan “sense of sign” baik melalui mata telanjang atau alat bantu (lampu)
 Mengkaji warna kulit, bentuk, posisi, ukuran dan lainnya dari tubuh pasien
 Indera penglihatan digunakan untuk mengkaji pasien secara seksama
 Inspeksi lebih lanjut dengan indera pendengaran dan penciumana untuk memvalidasi apa yan
g dilihat oleh mata
Panduan melakukan inspeksi:
 Pencahayaan ruangan yang baik
 Gunakan penlight atau lampu saat inspeksi
 Posisi pasien dapat tidur, duduk atau berdiri
 Bagian tubuh yang diperiksa harus terbuka namun tetap menjaga privasi klien (Pakaian dibuka
seperlunya untuk pemeriksaan dan bagian lain ditutupi oleh selimut)
 Inspeksi dengan seksama tiap area dimulai dari ukuran, bentuk, warna, kesimetrisan, letak dan
keabnormalitasan yang ada
 Bandingkan bagian tubuh yang berlawanan (kesimetrisan) dan abnormalitas. Ex. Mata kuning (i
kterus), terdapat struma di leher, sianosis
 Lakukan validasi hasil pemeriksaan dengan pasien dan catat hasil
2. Palpasi

 Teknik pemeriksaan dengan menggunakan “sense of touch”


 Pemeriksaan yang dilakukan dengan perabaan dan penekanan bagian tubuh dengan jari atau
tangan
 Digunakan u/ mendeteksi suhu tubuh, adanya getaran, pergerakan, bentuk, konsistensi ,
ukuran, kelembaban, nyeri tekan, distensi/massa
 Gunakan permukaan bantalan tangan dan jari untuk menentukan letak, tekstur, ukuran, konsist
ensi, massa, cairan dan krepitasi
 Gunakan permukaan punggung tangan untuk mengkaji suhu tubuh
 Palpasi ringan dengan ujung jari untuk menilai konsistensi dan turgor
Teknik Palpasi

1. Palpasi ringan
Dilakukan dengan cara: ujung-ujung jari
pada satu/dua tangan digunakan secara
simultan. Tangan diletakkan pada area yang
dipalpasi, jari-jari ditekan kebawah
perlahan-lahan sampai ada hasil yang
diharapkan
2.Palpasi dalam (bimanual)
Misalnya u/ merasakan isi abdomen,
dilakukan 2 tangan. Satu tangan u/
merasakan bagian yang dipalpasi, dan
tangan lain menekan ke bawah.
Dengan posisi rileks, jari tangan kedua
diletakkan melekat pada jari pertama.
Cara pemeriksaan:
1. Posisi pasien bisa tidur, berdiri/duduk
2. Pasien harus rileks dengan posisi yang nyaman
3. Kuku jari pemeriksa harus pendek, tangan hangat dan kering
4. Minta pasien untuk napas dalam (meningkatkan relaksasi otot)
5. Lakukan palpasi dengan sentuhan perlahan dan tekanan ringan
6. Palpasi daerah yang dicurigai, adanya nyeri tekan menandakan kelainan.
7. Lakukan palpasi secara hati-hati apabila diduga adanya fraktur tulang.
8. Hindari tekanan yang berlebihan pada pembuluh darah.
9. Rasakan dengan seksama kelainan organ/jaringan, adanya nodul, tumor
bergerak/tidak dengan konsistensi padat/kenyal, bersifat kasar/lembut,
ukurannya dan ada/tidaknya getaran/ trill, serta rasa nyeri raba / tekan.
10. Catatlah hasil pemeriksaan yang didapat
3. Perkusi

 Tindakan pemeriksaan dengan memukul/mengetuk


 U/ mendengarkan bunyi getaran/gelombang suara yang
dihantarkan ke permukaan tubuh dri bagian tubuh yang
diperiksa
 Dilakukan dengan ketokan jari atau tangan pada permukaan
tubuh
 Karakter bunyi yang dihasilkan menentukan lokasi, ukuran,
bentuk dan kepadatan struktur di bawah kulit
Cara Perkusi

1. Posisi pasien dapat tidur, duduk atau berdiri tergantung


bagian yang akan diperiksa
2. Pastikan pasien dalam keadaan rilex
3. Minta pasien untuk menarik napas dalam agar meningkatkan
relaksasi otot
4. Kuku jari-jari pemeriksa harus pendek, tangan hangat dan
kering
5. Lakukan perkusi secara seksama dan sistematis yaitu dengan:
a. Metode langsung yaitu mengetukkan jari tangan langsung ke bagian tubuh
yang akan diperiksa dengan menggunakan 1 atau 2 ujung jari.
b. Metode tidak langsung dengan cara sebagai berikut : Jari tengah tangan kiri d
i letakkan dengan lembut di atas permukaan tubuh, ujung jari tengah dari ta
ngan kanan, untuk mengetuk persendian, pukulan harus cepat dengan mengg
unakan kekuatan pergelangan tangan, dan lengan tidak bergerak dan per
gelangan tangan rilek, berikan tenaga pukulan yang sama pada setiap are
a tubuh yang diperiksa
6. Bandingkan atau perhatikan bunyi yang dihasilkan oleh
perkusi
a. Bunyi timpani mempunyai intensitas keras, nada tinggi, waktu
agak lama dan kualitas seperti drum (lambung)
b. Bunyi resonan mempunyai intensitas menengah, nada rendah,
waktu lama, kualitas bergema (paru normal)
c. Bunyi hipersonar mempunyai intensitas amat keras, waktu
lebih lama, kualitas ledakan (empisema paru)
d. Bunyi pekak mempunyai intensitas lembut sampai menengah,
nada tinggi, waktu agak lama kualitas seperti petir (hati)
4. Auskultasi
a. Pemfis dengan cara mendengarkan suara yang dihasilkan tubuh dengan menggunakan
stetoskop
b. Auskultasi dilakukan u/ mendengarkan bunyi jantung, suara nafas dan bising usus
c. Penilaian auskultasi meliputi:
 Frekuensi: jumlah getaran per menit
 Durasi: lama bunyi yang terdengar
 Intensitas: ukuran kuat/lemahnya suara
 Kualitas: warna nada/variasi suara
Urutan pemeriksaan :
1. Kesadaran, tingkah laku, ekspresi wajah, mood,
tanda stres, tahapan perkembangan (pada anak-
anak), TB, BB, kebersihan personal, cara berpakaian,
postur dan cara berjalan, bentuk dan ukuran tubuh,
cara bicara
2. Pemeriksaan fisik dari ujung rambut sampai ujung
kaki (head to toe) atau hanya bagian tubuh yang
diperlukan saja
Terima Kasih
&
Selamat Belajar

Anda mungkin juga menyukai