Anda di halaman 1dari 47

BAB III

PEMERIKSAAN FISIK

DEFINISI
Pemeriksaan fisik adalah salah satu tehnik pengumpul data untuk mengetahui keadaan
fisik dan keadaan kesehatan.

HAL - HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PEMERIKSAAN


FISIK
Selalu meminta kesediaan/ ijin pada pasien untuk setiap pemeriksaan Jagalah privasi
pasien

Pemeriksaan harus seksama dan sistimatis

Jelaskan apa yang akan dilakukan sebelum pemeriksaan (tujuan, kegunaan,cara dan
bagian yang akan diperiksa)

Beri instruksi spesifikyang jelas

Berbicaralah yang komunikatif

Ajaklah pasien untuk bekerja sama dalam pemeriksaan

Perhatikanlah ekpresi/bahasa non verbal dari pasien

JENIS PEMERIKSAAN FISIK


Pemeriksaan Inspeksi

a. Definisi

Inspeksi adalah suatu tindakan pemeriksa dengan menggunakan indera penglihatannya


untuk mendeteksi karakteristik normal atau tanda tertentu dari bagian tubuh atau fungsi
tubuh pasien. Inspeksi digunakan untuk mendeteksi bentuk,warna, posisi, ukuran, tumor
dan lainnya dari tubuh pasien.
Dipindai dengan
CamScanner
b. Cara pemeriksaan

1) Posisi pasien dapat tidur, duduk atau berdiri

2) Bagian tubuh yang diperiksa harus terbuka (diupayakan pasien membuka sendiri
pakaiannya Sebaiknya pakaian tidak dibuka sekaligus, namun dibuka seperlunya untuk
pemeriksaan sedangkan bagian lain ditutupi selimut).

3) Bandingkan bagian tubuh yang berlawanan (kesimetrisan) dar abnormalitas.

4)Catat hasilnya

2. Pemeriksaan Palpasi

a.Definisi

Palpasi adalah suatu tindakan pemeriksaan yang dilakukan dengan perabaan dan penekanan
bagian tubuh dengan menggunakan jari atau tangan. Palpasi dapat digunakan untuk
mendeteksi suhu tubuh, adanya getaran, pergerakan, bentuk, kosistensi dan ukuran. Rasa
nyeri tekan dan kelainan dari jaringan/organ tubuh. Dengan kata lain bahwa palpasi
merupakan tindakan penegasan dari hasil inspeksi, disamping untuk menemukan yang tidak
terlihat.

b.Cara pemeriksaan

1) Posisi pasien bisa tidur, duduk atau berdiri tergantung bagian mana yang diperiksa dan
Bagian tubuh yang diperiksa harus terbuka

2) Pastikan pasien dalam keadaan rilekdengan posisi yang nyaman untuk menghindari
ketegangan otot yang dapat mengganggu hasil pemeriksaan

3) Kuku jari-jari pemeriksa harus pendek, tangan hangat dan kering

4) Minta pasien untuk menarik napas dalam agar meningkatkan relaksasi otot.

5) Lakukan Palpasi dengan sentuhan perlahan-lahan yaitu dengan tekanan ringan dan
sebentar-sebentar.

6) Palpasil daerah yang dicurigai, adanya nyeri tekan menandakan kelainan

7) Lakukan Palpasi secara hati-hati apabila diduga adanya fraktur tulang.

8) Hindari tekanan yang berlebihan pada pembuluhdarah.

9) Lakukan Palpasi ringan apabila memeriksa organ/jaringan yang dalamnya kurang dari 1
cm.

Dipindai dengan CamScanner


10)Lakukan Palpasi agak dalam apabila memeriksa organ/jaringan
dengan kedalaman 1-2,5 cm.

11)Lakukan Palpasi bimanual apabila melakukan pemeriksaan


dengan kedalaman lebih dari 2,5 cm. Yaitu dengan mempergunakan
kedua tangan dimana satu tangan direlaksasi dan diletakkan dibagian
bawah organ/jaringan tubuh, sedangkan tangan yang lain menekan
kearah tangan yang dibawah untuk mendeteksi karakteristik
organ/jaringan.

12)Rasakan dengan seksama kelainan organ/jaringan,adanya nodul,


tumor bergerak/tidak dengan konsistensi padat/kenyal, bersifat
kasar/lembut, ukurannya dan ada/tidaknya getaran/trill, serta rasa
nyeri raba/tekan.

13)Catatlah hasil pemeriksaan yang didapat

3. Pemeriksaan Perkusi

a. Definisi

Perkusi adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi


getaran/ gelombang suara yang dihantarkan kepermukaan tubuh dari bagian
tubuh yang diperksa. Pemeriksaan dilakukan dengan ketokan jari atau
tangan pada permukaan tubuh. Perjalanan getaran/ gelombang suara
tergantung oleh kepadatan media yang dilalui.Derajat bunyi disebut dengan
resonansi. Karakter bunyi yang dihasikan dapat menentukan lokasi, ukuran,
bentuk, dan kepadatan struktur di bawah kulit. Sifat gelombang suara yaitu
semakin banyak jaringan, semakin lemah hantarannya dan udara/ gas paling
resonan

b.Cara pemeriksaan

1) Posisi pasien dapat tidur, duduk atau berdiri tergantung pada


bagian mana yang akan diperiksa dan bagian tubuh yang diperiksa
harus terbuka

2) Pastikan pasien dalam keadaan rilek dan posisi yang nyaman untuk
menghindari ketegangan otot yang dapat mengganggu hasil perkusi.

3) Minta pasien untuk menarik napas dalam agar meningkatkan


relaksasi otot.

4) Kuku jari-jari pemeriksa harus pendek, tangan hangat dan kering.


5) Lakukan perkusi secara seksama dan sistimatis vaitu dengan:
a. Metode langsung yaitu perkusi atau mengetokkan jari tangan langsung
menggunakan 1 atau 2 ujung jari

b) Metode tidak langsung dengan cara sebagai berikut :

(1)Jari tengah tangan kiri (yang tidak dominan) sebagai fleksimeterdi


letakkan dengan lembut di atas permukaan tubuh,upayakan telapak
tangan dan jari-jari lain tidak menempel pada permukaan tubuh.

(2)Ujung jari tengah dari tangan kanan (dominan) sebagai fleksor, untuk
memukul/mengetuk persendian distal dari jari tengah tangan kiri.

(3) Pukulan harus cepat, tajam dengan lengan tetap/ tidak bergerak dan
pergelangan tangan rilek.

(4)Berikan tenaga pukulan yang sama pada setiap area tubuh.

(5) Bandingkan bunyi frekuensi dengan akurat.

6) Bandingkan atau perhatikan bunyi yang dihasilkan oleh per-kusi.

a) Bunyi timpani mempunyai intensitas keras, nada tinggi, waktu agak lama
dan kualitas seperti drum (lambung).

b) Bunyi resonan mempunyai intensitas menengah, nada rendah, waktu


lama, kualitas bergema (paru normal).

c) Bunyi hipersonar mempunyai intensitas amat keras, waktu lebih lama,


kualitas ledakan (empisema paru).

d) Bunyipekak mempunyaiintensitaslembut sampai menengah, nada tinggi,


waktu agak lama kualitas seperti petir (hati).

e) Bunyi kempes mempunyai intensitas lembut, nada tinggi, waktu pendek,


kualitas datar (otot).

2.Pemeriksaan Auskultasi

a.Definisi

Aukultasi adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi yang


terbentuk di dalam organ tubuh. Hal ini dimaksudkan untuk mendeteksi adanya
kelainan dengan cara membandingkan dengan bunyi normal. Auskultasi yang
dilakukan di dada untuk mendengar suara napas dan bila dilakukan di abdomen
mendengarkan suara bising usus.
b. Penilaian pemeriksaan auskultasi meliputi :

1) Frekuensi yaitu menghitung jumlah getaran permenit.

Durasi yaitu lama bunyi yang terdengar.

3) Intensitas bunyi yaitu ukuran kuat/lemahnya suara

4) Kualitas yaitu warna nada/ variasi suara.

Pemeriksa harus mengenal berbagai tipe bunyi normal yang terdengar pada organ yang
berbeda,sehingga bunyi abnormal dapat di deteksi dengan sempurna. Untuk mendeteksi suara
diperlukan suatu alat yang disebut stetoskop yang berfungsi menghantarkan, mengumpulkan dan
memilih frekuensi suara. Stetoskop terdiri dari beberapa bagian yaitu bagin kepala,selang
karet/plastik dan telinga. Selang karet/plastik stetoskop harus lentur dengan panjang 30-40 cm dan
bagian telinga stetoskop yang mempunyai suduf binaural dan bagiannya ujungnya mengikut lekuk
dari rongga telinga Kepala stetoskop pada waktu digunakan menempel pada kulit pasien. Ada 2 jenis
kepala stetoskop yaitu :

1) Bel stetoskop digunakan untuk bunyi bernada rendah pada tekanan ringan, seperti pada
bunyi jantung dan vaskuler.Bila ditekankan lebih kuat maka nada frekuensi tinggi terdengar
lebih keras karena kulit menjadi teranggang, maka cara kerjanya seperti diafragma.

2) Diafragma digunakan untuk bunyi bernada tinggi seperti bunyi usus dan paru

Cara pemeriksaan

1) Posisi pasien dapat tidur, duduk atau berdiri tergantung bagian mana yang diperiksa dan
bagian tubuh yang diperiksa harus terbuka

2) Pastikan pasien dalam keadaan rilek dengan posisi yang nyaman

3) Pastikan stetoskop sudah terpasang baik dan tidak bocor antara bagian kepala,selang
dan telinga

4) Pasanglah ujung steoskop bagian telinga ke lubang teliga pemeriksa sesuai arah, ukuran
dan lengkungannya.Stetoskop telinga

5) Hangatkan dulu kepala stetoskop dengan cara menempelkan pada telapak tangan
pemeriksa atau menggosokan pada pakaian pemeriksa

6) Tempelkan kepala stetoskop pada bagian tubh pasien yang akan diperiksa dan lakukan
pemeriksaan dengan seksama dan sistimatis
7) Pergunakanlah bel stetoskop untuk mendengarkan bunyi bernada rendah
pada tekanan ringan yaitu pada bunyi jantung dan vaskuler dan gunakan
diafragma untuk bunyi bernada tinggi seperti bunyi usus dan paru

8) Informasikan hasil pemeriksaan dan catat pada status.

D.POSISI PEMERIKSAAN
Untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang optimal, maka posisi pemeriksaan
sangat menentukan. Beberapa posisi yang umum dilakukan yaitu:

1. Posisi duduk dapat dilakukan di kursi atau tempat tidur. Digunakan untuk
pemeriksaan pada kepala, leher,dada,jantung, paru, mamae, ektremitas atas.

2.Posisi supine (terlentang) yaitu posisi berbaring terlentang dengan kepala


disangga bantal. Posisi ini untuk pemeriksaan pada kepala, leher, dada depan,
paru, mamae, jantung, abdomen, ektremitas dan nadi perifer

3. Posisi dorsal recumbent yaitu posisi berbaring dengan lutut ditekuk dan kaki
menyentuh tempat tidur

4. Posisi sims (tidur miring), untuk pemeriksaan rectal dan vagina

5. Posisi Prone (telungkup), untuk evaluasi sendi pinggul dan punggung

6.Posisi lithotomi yaitu posisi tidur terlentang dengan lutut dalam keadaan
fleksi. Untuk pemeriksaan rectal dan vagina

7. Posisi knee chest (menungging), untuk pemeriksaan rectal

8. Posisi berdiri yaitu untuk evaluasi abnormalitas postural,langkah dan


keseimbangan.

E.PEMERIKSAAN FISIK IBU


1.Tujuan

a. Untuk mengetahui keadaan kesehatan umum ibu

b. Untuk mengetahui adanya kelainan

2.Persiapan alat
a. Tempat tidur
i. Tissue
b. Senter
j.Bengkok
c. Thermometer
k.Timbangan berat badn
d. Stetoskop
1.Handuk
e. Tensimeter
m.Tempat cuci tanganl
f. Jam
n.Larutan chlorin 0,5%
g.Hammer
o.Pengukur tinggi
h. Sarungtangan
p. Kapas sublimat

Prosedur

a. Jelaskan pada ibu maksud dan tujuan dilakukan pemeriksaan

b. Susunlah alat secara ergonomis untuk memudahkan dalam bekerja

c. Cuci tangan

d. Atur posisi pasien senyaman mungkin (berbaring pada tempat tidur yang rata)

e. Lakukan penilaian secara sistematis keadaan umum pasien, dengan melakukan inspeksi terhadap
keadaan umum, status nutrisi, warna kulit, tekstur kulit dan pigmentasi.

f. Lakukan pemeriksaan pada kepala dan wajah, dengan melakukan inspeksi dan palpasi pada
kepala dan kulit kepala untuk melihat kesimetrisan, warna rambut, adakah pembengkakan,
kelembapan, lesi, edema dan bau.

g. Lakukan inspeksi pada wajah apakah ada cloasma,pembengkakan palpebra


h. Lakukan pemeriksaan pada mata: melihat pergerakan bola mata, posisi dan kesejajaran mata,
kelainan pada bola mata, sklera dan conjungtiva (apakah tampakikterus pada sklera dan apakah
tampak
125

Dipindai dengan CamScanner


anemi pada konjungtiva), inspeksi adakah sekret pada sklera dan

konjungtiva.

i. Lakukan inspeksi pada hidung dari arah


depan dengan memeriksa septum hidung
berada ditegah atau tidak, adakah benda
asing, sekret hidung, perdarahan, polip.

j. Lakukan pemeriksaan pada mulut dan kerongkongan, dengan melakukan inspeksi untuk
melihat:

1) Rongga mulut : diperiksa adakah stomatitis, kemampuan menggigit, mengunyah dan menelan.

2) Bibir : warna, simetris, lesi, kelembapan, pengelupasan dan bengkak

3) Gusi:warna dan edema

4) Gigi geligi : karang gigi,caries,sisa gigi

5) Lidah : kotor, warna, kesimetrisan, kelembapan, luka, bercak dan pembengkakan

6) Kerongkongan:peradangan,tonsil,lendir/sekret.
126

Dipindai dengan CamScanner


k.Lakukan inspeksi pada telinga dengan melihat
canalis bersih atau tidak, radang, cairan yang
keluar, adakah benda asing.

1. Lakukan pemeriksaan pada leher:

1) Lakukan inspeksi untuk melihat kesimetrisan, pergerakan, adakah massa,kekakuan


leher

2) Lakukan pemeriksaan pada kelenjar tyroid yaitu dengan melakukan inspeksi untuk
melihat besarnya kelenjar tyroid dan juga bentuknya, lakukan palpasi dengan cara satu
tangan dari samping atau dua tangan dari arah belakang. Lalu jari-jari meraba permukaan
kelenjar dan pasien diminta untuk menelan, bila yang teraba saat diminta ikut tertelan hal
itu menandakan benar adanya bahwa yang teraba adalah kelenjar tiroid yang membesar.

3) Lakukan palpasi pada vena jugularis untuk melihat tekanannya juga untuk melihat
apakah vena jugularis tersebut mengembang secara nyata

4) Lakukan inspeksi dan palpasi pada leher adakah pembesaran kelenjar limfe. Bila ada
tentukan ukuran, bentuk, mobilitas dan konsistensi.

m. Lakukan pemeriksaan pada dada dengan cara:

1) Lakukan inspeksi apakah pola pernafasan normal. Adakah


Dipindai dengan CamScanner
landa-tanda Kendaknyamanan bemards.

2) Lakukan auskultasi pada dinding thoraks dengan menggunak.a stetoskop yaitu pasien
diminta untuk bernafas cukup dalam dengan mulut terbuka lalu letakkan stetoskop
secara sistematie dari atas ke bawah dengan membandingkan antara kiri dan kanan.

3) Lihat bentuk payudara, kesimetrisan, adanya benjolan atau tidak,bentuk puting


susu,areola mamae.

n. Lakukan inspeksi dan palpasi pada daerah ketiak (lihat adakah benjolan atau
pembesaran kelenjar getah bening.

o. Lakukan pemeriksaan pada abdomen dengan cara:

1) Lakukan inspeksi untuk mengamati bentuk abdomen membusung atau datar,


umbilikus menonjol/tidak,adakah bayangan bendungan vena dikulit abdomen,
apakah ada benjolan/massa,strie,warna,ketebalan lemak.

2) Lakukan auskultasi dengan cara meletakkan stetoskop pada daerah epigastrium


dan 4 kuadran abdomen, lalu dengarkan periltastik usus (normal 5-35)

3) Lakukan palpasi, sebelumnya menanyakan kepada pasien adakah bagian perut


yang sakit, bila ada maka bagian tersebut dipalpasi terakhir. Melakukan palpasi
abdomen dimulai dari palpasi umum di seluruh dinding abdomen untuk mencari
tanda nyeri umum (peritonitis, pankreatitis). Lalu cardengan perabaan ada/tidak
massa, benjolan (tumor). Melakukan pemeriksaan turgor kulit, lalu melakukan
palpasi berikut ini :

a) Lakukan palpasi hepar dengan menggunakan jari tangan kanan dimulai dari
kuadran kanan bawah berangsur-angsur naik mengikuti irama nafas dan
gembungan perut serta berusaha merasakan sentuhan tepi hepar pada tepi jari
telunjuk. Bila normal maka hepar tidak teraba.
gk d cmengail dinding perut kiri atas dari
arah belakang, sedangkan tangan kanan berupaya merapa
lien (bila normal maka tidak akan teraba)

c) Lakukan perkusi abdomen dengan cara mengetuk, jari engah


tangan kiri ditempelkan di dinding abdomen,massa padat atau cair
akan menimbulkan suara pekak.

d) Lakukan perkusi ginjal didinding abdomen belakang pada sudut


costo vertebral dengan dialasi telapak tangan kiri, maka kita lakukan
perkusi dengan sisi ulnar kepalan tangan kanan.

p. Lakukan pemeriksaan ekstremitas dengan cara:

1) Lakukan inspeksi pada ekstremitas adakah edema, bila ada maka


lakukan pemeriksaan dengan penekanan pada daerah yang dianggap
ada edema, bila ada cekungan maka hal tersebut menandakan adanya
edema.

2) Lakukan inspeksi adakah varises

3) Melakukan perkusi

a) Reflek bisep

Pegang lengan pasien yang disemifleksikan sambil


menempatkan ibu jari diatas tendon otot biseps ibu jari
kemudian diketok, hal ini dapat mengakibatkan gerakan fleksi
lengan bawah,apabila ada kontraksi menandakan bahwa
refleksi otot baik.

b) Reflek trisep

Pegang lengan bawah pasien dalam posisi semi fleksi. Setelah itu diketok
pada tendon insersim trisep. Yang berada sedikit diatas olekranon.Apabila
lengan bawah mengadakan gerakan ekstensi dan ada kontraksi
menendakan bahwa reflek otot baik.

c) Ekstremitas bawah

Tungkai difleksikan dan digantung, misalnya pada tempat tidur.


Kemudian diketuk pada tendon musculus kuadriceps
femoris,dibawah atau diatas patella, biasanya dibawah
patella,apabila ada kontraksi berarti reflek otot baik.
9. Periksa punggung pasien, inspeksi adakah kelainan pada spina,
bagaimana bentuk bujursangkar michelis
r. Lakukan pemeriksaan genetalla wu ieinguinal dimana:

1) Melakukan palpasi pada kelenjar limfe, apakah teraba membesar atau nyeri

2) Melakukan inspeksi pada vulva secara keseluruhan adakah prolapsus uteri, benjolan
pada kelenjar bartolni,pengeluaran pervaginam (sekret), amati warna, bau, nyeri.

s. Lakukan pemeriksaan pada anus bersamaan dengan pemeriksaan genetalia


dengan melakukan inspeksi untuk mengetahui adakah hemoroid,fistula dan
kebersihan.

t. Rapikan pasien

u.Bereskan alat

f.Lepas sarung tangan

w.Cuci tangan

x.Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu

y. Lakukan dokumentasi tindakan dan hasil pemeriksaan

F. PEMERIKSAAN FISIK BAYI

1.Tujuan

Untuk mengenal/menemukan kelainan yang perlu mendapat tindakan segera.

2.Persiapan alat
g. Timbangan bayi
a. Kapas
h.Pita meter(metlyn)
b.Senter
i. Pengukur panjang badan
c. Thermometer
j. Sarung tangan
d. Stetoskop
k. Buku catatan
e. Flanel/selimut bayi

f. Bengkok 1
30
Dipindai dengan CamScanner
Prosca

a.Jelaskan pada ibu atau kelug madd pemeriksaan,


b. Lakukan anamnesa riwayat dari ihu melipat faktor generb fak
lingkungan,sosial,faktor ibu dan perinatal,faktor l

.Susun alat secara ergonomis untuk memudahkan dafam bekens

d. Cuci tangan

c.Letakkan bayi pada tempat yang rata

Upayakan tempat pemeriksaan aman, menghindari bayi jatuh

f.Lakukan penimbangan berat badan

Periksa alat timbangan, posisi, seimbangkan timhangan dan atur skala timbangan
ke titik nol sebelum penimbangan Baca hasil timbangan sampai ketelitian 0,1 kg.

Lakukan pengukuran panjang badan

Letakkan bayi ditempat datar. Ukur panjang badan bayi menggunakan


pengukur panjang badan dari kepala sampai tumit dengan kaki atau badan bayi
diluruskan. Pegangi kepala dan lutut agar kaki tetap lurus. Baca hasil
pengukuran sampai ketelitian 0,1 cm.
Dipindai dengan
CamScanner
KDPK KEBIDANasi
h.Ukur lingkar kepala

Pengukuran dilakukan dari dahi kemudian melingkari kepala kembali lagi


ke dahi.

i. Ukur lingkar dada

Lingkar dada diukur dari daerah dada ke punggung kembali ke dada


(pengukuran dilakukan melalui kedua puting susu).

Lakukan pemeriksaan kepala

Lakukan pengecekan kontur tulang tengkorak, penonjolan daerah yang


cekung, perhatikan juga hubungan kedua telinga simetris atau tidak, dan
keadaan mata, apakah ada tanda-tanda infeksi. Perhatikan juga bibir dan
mulut.
k Periksa leher

Amati apakah ada pembengkakan atau pembesaran kelenjar tyroid atau


vena jugularis.
Pemeriksann Fisik

1. Periksa dada, perhatikan bentuk puting, bunyi nafas,


bunyi jantung.

m. Periksa bahu, lengan dan tangan, perhatikan gerakan dan


jumlah jari.

n. Periksa sistem syaraf, adanya reflek moro.


o. Periksa perut, perhatikan bentuk, penonjolan sekitar pusat,
perdarahan tali pusat, benjolan.
p.Periksa genetalia

Pada genetalia laki-laki perhatikan skrotem apa sudali torun,penss


berlubang sedangkan pada genetalia perempuan, perhatikan yagina
berlubang, uretra berlubang, labia mayora dan minora.

q. Periksa tungkai dan kaki, perhatikan gerakan, jumlah jari, bentuk.

r. Periksa punggung dan anus, perhatikan adakah pembengkakan atau ada


cekungan,periksa anus berlubang atau tidak.
Dipindai dengan
CamScanner
Periksa kulit, perhatikan vernik, warna kulit, pembengkakan dan

bercak hitam, tanda lahir.

Jelaskan pada ib/keluarga tentang hasil pemeriksaannya

. Rapikan bayi

Bereskan alat-alat

.Lakukan pendokumentasian tindakan dan hasil pemeriksaan

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL

Mengukur suhu

Mengukur suhu oral

1) Definisi
Mengukur suhu badan dengan menggunakan termometer yang
ditempatkandi mulut

2) Tujuan

Mengetahui suhu klien untuk menentukan tidakan dan


diagnosa
KDPK KEBIDANAN Teori dan Aplikasi
3)Persiapan alal

a) Termometer air raksa/termometer elektrik siap pakai

b)Larutan sabun, desinfektan,sir bersih dalam tempatnya

c) Sarung tangan

d)Tissue

e) Bengkok

1) Buku catatan dan alat tulis

4)Prosedur

a) Menjelaskan pada klien tentang tindakan yang akan dilakukan

b) Mendekatkan alat ke sampig klien

c) Mencuci tangan dan memakai sarung tangan

d)Menempatkan termometer dibawah lidah klien dalam kantung sub


lingual lateral ke tengah rahang bawah

e) Meminta klien menahan termometer dengan bibir terkatup dan


hindari penggigitan. Bila klien tidak mampu menahan termometer dalam
mulut maka pegangi termometer.

f) Biarkan termometer ditempat tersebut:

(1)Termometer air raksa :2-3 menit

(2) Termometer digital : sampai sinyal terdengar

g) Keluarkan termometer dengan hati-hati

h) Lap termometer memakai tissue dengan gerakan memutar dari


atas ke arah reservoir, kemudian buangtisu di bengkok

i) Baca air raksa atau digitnya


j) Menurunkan tingkat air raksa/mengembalikan termometer digital ke
skala awal

k) Mengembalikan termometer pada tempatnya

I) Melepas sarungtangan dan mencuci tangan

m)Mendokumentasikan hasil
tindakan

Dipindai dengan CamScanner


KDPK KEBIDANAI ICOan kast

(1)Dewasa : Sim atau miring dan kaki sebelah ata< te-


kesk kearah perut

(2)Bayi/anak:tengkurap/terlentang

g) Melumasi ujung termometer dengan vaselin sekitar 2,5-


3,5 cm untuk orang dewasa dan 1,2-2,5 cm untuk bayi/anak-
anak

h) Membuka anus dengan menaikkan bokong atas dengan


tangan kiri (untuk orang dewasa). Bila bayi tengkurap di
tempat tidur,regangkan kedua bokong dengan jari-jar.

i) Minta klien menarik nafas dalam dan masukkan


termometer secara perlahan ke dalam anus sekitar 3,5cm
pada orang dewasa dan pada bayi 1,2-2,5cm

j) Pegang termometer ditempatnya selama 2-3 menit (orang


dewasa) dan 5 menit (untuk anak-anak).

k) Keluarkan termometer dengan hati-hati.

1) Lap termometer memakai tissue dengan gerakan


memutar dari atas ke arah reservoir, kemudian buang tisu di
bengkok

m)Baca air raksa atau digitnya

n) Melap area anal untuk membersihkan pelumas atau


faeces dan merapikan klien.

o) Membersihkan termometer air raksa

p) Menurunkan tingkat air raksa/mengembalikan termometer


digital ke skala awal

q) Mengembalikan termometer pada tempatnya

r)Melepas sarung tangan dan mencuci tangan

s) Mendokumentasikan hasil tindakan

138
d. Mengukur suhu aksila

1) Definisi

Mengukur suhu badan dengan menggunakan termometer yang


ditempatkan diketiak/aksila

138
2) Tujuan

Mengetahui suhu badan klien untuk menentukan tindakan dan membantu


menentukan diagnosa

3) Persiapan alat

a) Termometer air raksa/termometer elektrik siap pakai

b) Larutan sabun, desinfektan, air bersih dalam tempatnya

c)Sarung tangan

d)Tissue

e)Bengkok

i) Buku catatan dan alat tulis

)Prosedur

a) Menjelaskan pada klien tentang tindakan yang akan dilakukan

b) Mendekatkan alat ke samping klien

c) Mencuci tangan dan memakai sarung tangan

d) Memasang tirai atau menutup gorden/pintu ruangan

e) Membantu klien untuk duduk atau posisi berbaring terlentang.Buka


pakaian pada lengan klien.

f) Menempatkan termometer ke tengah ketiak, turunkan lengan dan silangkan


lengan bawah klien

g) Biarkan termometer ditempat tersebut:

(1) Termometer air raksa :5-10 menit

(2) Termometer digital : sampai sinyal terdengar

138
h)Keluarkan termometer dengan hati-hati

i) Lap termometer memakai tissue dengan gerakan memutar dari atas ke


arah reservoir, kemudian buang tisu di bengkok

j)Baca air raksa atau digitnya

k) Membantu klien merapikan bajunya

1) Menurunkan tingkat air raksa/mengembalikan termometer digital ke skala


awal

m)Mengembalikan termometer pada tempatnya

Dipindai dengan
CamScanner

138
KDPK KEBIDANAN Teori dan Aplikas

n)Melepas sarng tangan dan menctci tangan

o) Mendokumentasikan hasil tindakan

2.Membersihkan termometer

a.Tujuan

Mencegah penyebaran mikroorganisme

b.Persiapan alat

1)Larutan sabun dalam tempatnya

2) Larutan desinfektan 5% dalam tempatnya

3) Air bersih dalam tempatnya

4) Tissu dalam tempatnya

5) Termometer habis pakai

6)Bengkok

c.Prosedur

138
1) Memegang termometer
dengan tangan kiri dan ambil tissu
kemudian basahi dengan air sabun.

138
Pcmeriksaan Fisik

2) Lap termometer memakai tissu tersebut


dengan gerakan memutar dari atas ke arah
reservoir

3) Tissu yang telah dipakai dibuang dalam bengkok

larutan desinfektan 5% selama 3


menit

5) Lap dengan tissu dari atas ke arah


reservoir. Buang tissu yang kotor

) Masukkan termometer ke dalam air bersih

7)Mengeringkan termometer
dengan tissu dengan cara memutar
dari reservoir ke atas. Buang tissu
yang kotor

138
Dipindai dengan
CamScanner

138
8) Menurunkan air raksa dan
menyimpan termometer di
tempatnya

9)Mencuci tangan

3. Mengukur tekanan darah

a.Definisi

Melakukan pengukuran tekanan darah dengan menggunakan


spignomanometer

b. Tujuan

Mengetahui keadaan hemodinamik klien dan keadaan kesehatan


menyeluruh.

c. Persiapan alat

1)Stetoskop

2) Spignomanometer air raksa atau aneroid dengan balon udara dan


manset

3) Buku catatan dan alat tulis

4) Kapas alkohol dalam tempatnya

5)Bengkok

d. Prosedur

1) Menjelaskan pada klien tetang tindakan yang akan dilakukan

138
2) Mendekatkan alat ke samping klien

3) Mencuci tangan

4) Mengatur posisi pasien:duduk atau berbaring yang nyaman dengan


lengan tersokong setinggi jantung dan telapak tangan menghadap ke atas

5) Membuka pakaian yang menutupi lengan atas

142

Dipindai dengan
CamScanner

138
6) Palpasi
wdanmenempatkan manset
2,5cm diatas sisi denyut arteri
brakhialis.

7) Letakkan manometer sejajar dengan mata pemeriksa ag


pemeriksaan lebih akurat

8) Gunakan stetoskop agar suara jelas dan bersih.

9) Pasang stetoskop dengan


meletakkan bel atau diafragma dari
stetoskop diatas arteri brachial,
untuk melepaskan suara yang
maksimal.

10)Tutup katup dengan mengunci


sampai rapat, lalu pompa bola
manometer sampai 30 mmHg
diatas tekanan systolik (untuk
meyakinkan keakuratan
pengukuran tekanan systolik)

11)Buka katup untuk mengeluarkan udara. Katup dibuka secara


perlahan-lahan ±2-3 mmHg/detik.Keluarkan udara dari manset
secara berangsur-angsur dan perhatikan angka pada manometer
saat terdengar bunyi (dup) pertama (systolik) dan perhatikan
suara keras yang terakhir (diastolyk). Kemudian keluarkan
seluruh udara dari manset dengan tepat.

138
12)Buka manset dari lengan pasien, beritahu hasil pemeriksaan
pada pasien

13)Rapikan pasien

14)Bereskan alat

138
16)Dokumentasikan tindakan

4.Mengukur denyut nadi

a.Definisi

Menghitung frekuensi denyut nadi melalui perabaan pada nadi

b.Tujuan

1) Menghitung denyut nadi dalam satu menit

2) Mengetahui keadaan umum klien

3) Mengetahui integritas sistem kardiovaskuler

4) Mengetahui perkembangan jalannya penyakit

c. Persiapan alat

1) Arloji tangan dengan jarum detik atau layar digital

2) Buku catatan dan alat tulis

d.Prosedur

1) Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan

2) Mendekatkan alat

3)Mencuci tangan

4) Mengatur posisi pasien senyaman mungkin

5) Meraba arteri denyut nadi selama 1 menit penuh

6) Mencatat hasil pemeriksaan

7)Merapikan pasien

8) Membereskan alat

9) Mencuci tangan

138
5. Menghitung pernafasan

a.Definisi

144

Dipindai dengan
CamScanner

138

Anda mungkin juga menyukai