PROPOSAL
SKRIPSI
Oleh:
Nolla Riani
NIM: 11194862111177
PENDAHULUAN
Infeksi virus hepatitis B (HBV) saat ini telah dikenal sebagai salah satu
masalah utama masyarakat di seluruh dunia. Telah diperkirakan sebesar 350 – 400
juta individu di seluruh dunia mengalami infeksi kronik virus hepatitis B. Selain
itu, yang cukup menarik perhatian adalah hampir 50% dari seluruh individu ini
tropis, karena pada daerah tersebut virus yang menyebabkan hepatitis dapat
berkembang dengan subur (Meutia et al., 2018). Penyakit hepatitis B tersebar luas
dengan tingkat endemisitas yang berbeda menurut geografi dan etnis. Tingkat
terhadap anak usia di bawah lima tahun di Indonesia mencapai 1,3% pada 2020.
dokter di Indonesia tahun 2013 – 2018 yaitu sebesar 0,2 – 0,4%, berdasarkan
provinsi tertinggi dengan prevalensi hepatitis berdasarkan diagnosis dokter yaitu
Papua (0,7%), NTB (0,6%), Sulawesi Tengah (0,6%), Gorontalo (0,6%), Sulawesi
nasional yang perlu mendapat prioritas utama guna peningkatan kualitas sumber
daya manusia (Sampul et al., 2018). Usia neonatus (periode bayi) merupakan fase
yang sangat penting bagi tumbuh kembang serta sangat rentan untuk terjangkit
penyakit terurama infeksi karena daya tahan tubuh bayi belum terbentuk dan
berfungsi secara optimal upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah hal tersebut
tubuh pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh untuk
efektif dan efisien pada hadiah layanan kesehatan. Lewat acara ini Indonesia
dinyatakan bebas menurut penyakit cacar sejak tahun 1974. Sejak tahun 1977,
Campak, Polio, Tetanus, Hepatitis-B, dan Pneumonia yang diberikan kepada tidak
hanya anak sejak masih bayi hingga remaja tetapi juga orang dewasa, maka
dengan dilakukannya pemberian imunisasi dasar lengkap diharapkan kejadian
institusi rumah sakit, klinik dan bidan praktik swasta diberikan vaksin imunisasi
perkenankan sampai kurang dari 7 hari. Pemerintah telah melakukan upaya agar
pemberian secara gratis atau tidak dipungut biaya dengan harapan masyarakat
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Bayi baru lahir
kebal atau resisten terhadap suatu penyakit tetapi belum tentu kebal terhadap
penyakit yang lain. Imunisasi atau vaksinasi adalah cara sederhana, aman, dan
dengan agen penyebab penyakit (Situmorang & Susilawati, 2022). HB0 adalah
Imunisasi hepatitis B adalah vaksinasi untuk mencegah Infeksi hati dan dan
sirosis akibat virus hepatitis B. Vaksin HB adalah vaksin virus rekombinan yang
al., 2022).
Pentingnya pemberian imunisasi HB0 pada bayi yaitu memberikan
kekebalan pada tubuh bayi dari penularan virus Hepatitis B dari ibu dengan status
HbsAg positif. Virus Hepatitis B jika menyerang bayi akan berdampak pada
kerusakan organ hati pada bayi bahkan dapat menyebabkan kanker hati. Oleh
karena itu, pemberian imunisasi HB-0 pada bayi akan memberikan perlindungan
terhadap paparan virus Hepatitis B (Meutia et al., 2018). Program imunisasi HB0
diberikan pada bayi baru lahir 0 – 7 hari yang diberikan langsung di tempat
pelayanan ibu bersalin. Imunisasi HB0 penting diberikan karena antibodi spesifik
geografis, keamanan, sosial ekonomi dan lain-lain (Rizki et al., 2022). World
Health Organitation tahun 2022, memberikan data kasus penyakit yang dapat
dicegah dengan vaksin (VPD) yang dilaporkan secara global dan dilaporkan setiap
bahwa 32,9% bayi di Indonesia tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap dan
9,2% bayi tidak melakukan imunisasi, proporsi imunisasi pada anak menurut jenis
Cakupan Imunisasi HB0 di Provinsi Kalimantan Tengah jika dilihat dari data
Riskesdas tahun 2018 cakupan imunisasi dasar pada HB0 sebesar 68,44% dan
(Riskesdas, 2018).
Rendahnya cakupan imunisasi HB0 yang diberikan kurang dari 7 hari pada
bayi itu disebabkan karena sebagian masyarakat belum tahu manfaat imunisasi
HB0 sebaiknya diberikan segera setelah lahir (Lamdayani & Wendra, 2017).
informasi yang tidak baik tentang imunisasi sehingga mengakibatkan orang tua
enggan untuk membawa anaknya imunisasi akan hal takut terhadap efek samping
pemberian imunisasi HB pada bayi umur 0 – 7 hari dosis pertama, tinggal 23%
yang menjadi pengidap kronis dan 40% bila bayi diberi dosis pertama pada bulan
85% – 95% dalam mencegah infeksi virus hepatitis B dan kronisitas apabila
pemberian imunisasi dalam waktu 12 jam setelah lahir (Ginting et al., 2017).
lebih dari 100 negara memasukkan vaksinasi ini dalam program nasionalnya. Jika
menyerang anak, penyakit yang disebabkan virus ini sulit disembuhkan. Bila sejak
dibawanya terus hingga dewasa. Sehingga sangat mungkin terjadi sirosis atau
pengerutan hati. Jika dibiarkan, penyakit ini akan semakin berat dan bisa menjadi
diberikan sejak dini, yang artinya jika tidak memberikan imunisasi bagi anak
dapat mengakibatkan sakit berat, kematian, cacat, bahkan menjadi sumber
dan kematian yang disebabkan oleh penyakit menular yang dapat dicegah dengan
imunisasi. Faktor yang tidak bisa diabaikan dalam pencapaian tujuan suatu
Penilaian pelaksanaan suatu program apakah sudah berjalan dengan baik sesuai
dengan perencanaan dan standar yang sudah ditetapkan dapat dilakukan suatu
khusus imunisasi, dana untuk pelaksanaan program sudah memadai, sarana dan
imunisasi dilakukan di dalam dan di luar gedung, masih ada petugas imunisasi
yang belum melaksanakan SOP. Pencatatan dan pelaporan dimulai dari pembina
bayi baru lahir sejak awal November 2022 berjumlah 32 bayi, cakupan imunisasi
HB0 sebesar 87,5%, yang artinya ada 4 bayi baru lahir yang tidak diberikan
imunisasi HB0 dengan alasan dirujuk karena berat badan lahir rendah (BBLR) di
“bagaimana program pemberian HB0 pada bayi baru lahir di wilayah kerja UPT
1.4.1 Teoritis
1.4.2 Praktis
a. Bagi Puskesmas
c. Bagi Bidan