Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gero (2017); Kambuno (2019) dalam Irfan, dkk (2019) Hepatitis merupakan salah

satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Hepatitis

merupakan peradangan hati yang dapat berkembang menjadi fibrosis, sirosis, maupun kanker

hati. Hepatitis B masih menjadi masalah yang sering ditemukan dan dilaporkan. Penyebaran

baik secara intrafamili, horizontal maupun vertikal.

Harahap (2017) dalam Irfan, dkk (2019) Penyakit Hepatitis merupakan penyakit

menular yang menjadi masalah kesehatan yang besar di masyarakat, karena penularannya

yang relatif mudah baik secara horizontal maupun vertikal.

Rumini, dkk (2018) Infeksi kronik Virus Hepatitis B (VHB) merupakan masalah

yang serius karena penyebaran di seluruh dunia dan kemungkinan terjadinya gejala sisa,

khususnya di wilayah Asia Pasifik yang prevalensinya tinggi.

Infodatin (2017) dalam Irfan, dkk (2019), Berdasarkan data World Health

Organization (WHO) sekitar 257 juta orang hidup dengan infeksi ini dan setiap bulan

menyumbang 500.000 – 1.200.000 kematian penduduk dunia.

Indonesia merupakan Negara dengan endemis tinggi Hepatitis B, terbesar ke dua di

Negara SEAR (South East Asion Region) setelah Myanmar. Sekitar 240 juta orang

diantaranya menjadi pengidap Hepatitis kronik. sebanyak 1,5 juta penduduk di dunia

meninggal karena penyebaran di seluruh dunia dan kemungkinan terjadinya gejala sisa,

khususnya di wilayah Asia Pasifik yang prevalensinya paling tinggi (Rumini dkk, 2018).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Profinsi Sulawesi Utara (2022) Jumlah bayi

yang sudah melakukan imunisasi Hepatitis B tahun 2017 sebesar 75,12 (50,4%), sedangkan

pada tahun 2019 jumlah bayi yang sudah melakukan imunisasi Hepatitis B sebesar 73,83 atau

sebesar (49,5%).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Kotamobagu (2021) jumlah angka

kematian bayi yang terjadi di Kota Kotamobagu tahun 2020 sebanyak 3 bayi (21,4%),

sedangkan pada tahun 2021 jumlah angka kematian bayi yang terjadi di Kota Kotamobagu

menjadi 11 bayi atau (78,5%). Tetapi bukan karena Hepatitis B tetapi penyebab lainnya.

Berdasarkan data dari Puskesmas Motoboi Kecil, Kecamatan Kotamobagu Selatan,

Kota Kotamobagu, pada tahun 2019 jumlah bayi yang sudah melakukan imunisasi Hepatitis

B sebesar 412 bayi (29,96%), sedangkan pada tahun 2020 jumlah bayi yang sudah

melakukan imunisasi Hepatitis B menjadi 430 bayi (31,27%), kemudian pada tahun 2021

jumlah bayi yang sudah melakukan imunisasi Hepatitis B menjadi 418 bayi atau sebesar

(30,4%) dan kemudian pada tahun 2022 bulan Januari – Mei berjumlah 51 bayi (8,36%)

(Profil Puskesmas Motoboi Kecil, 2022).

Hepatitis B merupakan suatu penyakit yang berbahaya, karena seseorang yang

menderita ini lebih banyak tidak menunjukkan gejala yang khas, sehingga penderita akan

mengalami keterlambatan diagnosis. Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada

jaringan yang dapat disebabkan oleh inveksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-

obatan serta bahan-bahan kimia. Penyakit ini menyerang semua umur, gender dan ras di

seluruh dunia (Rumini dkk, 2018).

Hepatitis B dapat dicegah dengan memberikan imunisasi. Imunisasi Hepatitis B

diberikan sedini mungkin setelah lahir. Pemberian Imunisasi Hepatitis B pada bayi baru lahir
harus berdasarkan apakah ini mengandung virus Hepatitis B atau tidak pada saat melahirkan.

Ulangan imunisasi Hepatitis B dapat dipertimbangkan pada umur 10-12 tahun. Apabila anak

sampai usia 5 tahun belum mendapatkan imunisasi Hepatitis B maka diberikan secepatnya

(Rumini dkk, 2018).

World Health Organization (WHO) program imunisasi di Indonesia memiliki tujuan

untuk menurunkan angka kejadian penyakit dan angka kematian akibat penyakit yang dapat

dicegah dengan imunisasi. Program Pengembangan Imunisasi (PPI) telah diterapkan di

Indonesia sejak 1977. Ada juga tujuh penyakit yang penjadi target adalah Difteri, Polio,

Tuberculosis, Tetanus, Pertusis, dan Hepatitis B (Albertina, 2009; Rizani, dkk 2009; Irfan

dan Aries 2019 dalam Wawomeo, 2019).

Program Imunisasi Nasional di Indonesia mulai dijalankan oleh Kementrian

Kesehatan. Program yang dinamakan Pengembangan Program Imunisasi (PPI) atau

Expanded Program on Imunization (EPI) ini adalah bagian dari upaya pemerintah untuk

mencapai Universal Child Immunization (UCI) yang ditetapkan WHO berupa target yaitu

cakupan dari imunisasi sebesar 86,8% (Arifianto, 2019).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka penulis merumuskan masalah

“Bagaimana Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pentingnya Imunisasi Hepatitis B Pada

Bayi Di Puskesmas Motoboi Kecil?”

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang

Pentingnya Imunisasi Hepatitis B Pada Bayi Di Puskesmas Motoboi Kecil.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

a. Manambahkan wawasan tentang bagaimana pengetahuan yang dimiliki ibu tentang

Imunisasi Hepatitis B.

b. Manambah pengetahuan tentang metodelogi penelitian beserta aplikasinya dalam

penelitian yang digunakan.

2. Bagi Masyarakat

Diharapkan hasil penelitian ini salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan

masyarakat khususnya tentang imunisasi Hepatitis B bagi anak.

3. Bagi Petugas Kesehatan

Diharapkan dari penelitian ini untuk meningkatkan pelayanan dan bahan

pertimbangan dalam menyusun kegiatan atau program imunisasi yang

akan dilaksanakan pada program selanjutnya.

4. Bagi Pendidikan

Diharapkan hasil penelitian ini menjadi tambahan kepustakaan untuk memperkaya

pustaka yang sudah ada sehingga dapat dimanfaatkan peserta didik berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai