Anda di halaman 1dari 9

Syifa’MEDIKA, Vol.6 (No.

1), September 2015

Dukungan Petugas terhadap Kepatuhan Imunisasi Hepatitis B pada


Wilayah Kerja Puskesmas Ariodillah Kota Palembang

Achmad Ridwan1, Legiran2


1
STIK Siti Khadijah Palembang
2
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Abstrak

Data World Health Organization (WHO) tahun 2012 memperkirakan bahwa satu individu yang hidup
telah terinfeksi hepatitis B, sehingga lebih dari 200 juta orang di seluruh dunia terinfeksi. Cakupan
imunisasi hepatitis di Puskesmas Ariodillah masih rendah yaitu Hepatitis B (0-7) hari uniject 6,9%,
DPT-HB1 8,2% dan DPT-HB2 8,0% dari standar yang ditargetkan yaitu sebesar 100%. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu serta dukungan petugas terhadap kepatuhan
imunisasi Hepatitis B di wilayah kerja Puskesmas Ariodillah Palembang dengan menggunakan
penelitian analitik observasional melalui pendekatan cross sectional. Metode pengumpulan data
menggunakan teknik cluster sampling. Jumlah sampel penelitian adalah 178 subjek. Dari 178 subjek
diperoleh 137 subjek (77,0%) yang patuh dan 41 subjek (23,0%) tidak patuh terhadap imunisasi
Hepatitis B. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden yang patuh imunisasi hepatitis B
memiliki pengetahuan baik (86,2%), memiliki sikap positif (82,8%), dan memiliki dukungan petugas
yang baik (55,6%). Tenaga kesehatan diharapkan lebih meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu
mengenai imunisasi Hepatitis B serta meningkatkan pelayanan yang lebih baik.

Kata kunci : Kepatuhan imunisasi hepatitis B, pengetahuan imunisasi, sikap imunisasi, dukungan
petugas kesehatan

Abstract

World Health Organization (WHO) in 2012 estimated that one living individual has been infected with
hepatitis B, so that more than 200 million people worldwide are infected. Immunization coverage at the
public health center Ariodillah was still low i.e hepatitis B (0-7) day uniject 6,9%, DPT-HB1 8,2% dan
DPT-HB2 8,0% of the targeted standard that is equal to 100%. This study aimed to determine the
knowledge and attitude of mothers and support for compliance officers Hepatitis B immunization in the
public health center Ariodillah using observational analytic study with cross sectional approach .
Methods of data collection using cluster sampling technique. Total sample was 178 subjects . From all
samples, there were 137 samples (77.0 %) who compliant and 41 samples (23.0 % ) who did not
compliant to Hepatitis B immunization. The results showed that the subjects who compliant to hepatitis
B immunization with a good knowledge was 86.2 %, with positive attitude was 82.8 %, and had good
support from the health workers was 55.6 %. Health professionals were expected to improve mother’s
knowledge and attitude toward immunization and to improve better service.

Key words: compliant of Hepatitis B immunization, immunization knowledge, immunization attitudes,


health workers support

Korespondensi= 1 email: achmadridwan@yahoo.com STIK Siti Khadijah Palembang

38
Syifa’MEDIKA, Vol.6 (No.1), September 2015

Pendahuluan polio 93,4%, hepatitis B 80,4%, campak


Penyakit Hepatitis B adalah 93,0%. Cakupan imunisasi pada
penyakit infeksi yang disebabkan oleh bayi di provinsi Sumatera Selatan
virus hepatitis B. Virus Hepatitis B (VHB) tahun 2011 menunjukkan bahwa dari
merupakan penyakit infeksi utama dunia jumlah sasaran bayi sebanyak 180.074
yang masih menjadi masalah kesehatan jiwa, dengan cakupan prevalensi anak
masyarakat. Secara global dari dua milyar dengan imunisasi lengkap sebesar 95,1%
penduduk dunia terancam penyakit infeksi untuk BCG 97%, polio 95,1%, hepatitis B
yang dibawa oleh berbagai macam 76,33%, campak 96,17%. Terlihat bahwa
mikroba seperti virus, bakteri, parasit, cakupan imunisasi yang paling rendah
jamur. Sekitar 350 juta jiwa telah yaitu Imunisasi Hepatitis B (HB) usia 0
terinfeksi virus hepatitis B kronis yang bulan atau kurang dari 7 hari, dimana
menyebabkan 1-2 juta jiwa kematian target cakupan untuk setiap imunisasi
setiap tahun yang diakibatkan sirosis adalah 100%.3
hepatis dan kanker hati (hepato cellular WHO (1997) merekomendasikan
carcinoma) sebagai bentuk komplikasi agar imunisasi hepatitis B diintegrasikan
VHB.1 ke dalam program imunisasi rutin.
Di dunia ini diperkirakan terdapat Menurut Undang - undang Nomor 36
250 juta orang telah menjadi carrier Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 130
hepatitis B. Dari jumlah itu, sekitar 200 bahwa pemerintah wajib memberikan
juta orang terdapat di beberapa Negara imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan
Asia. Sementara itu angka kejadian yang anak. Dalam hal ini baik negara,
sama disejumlah Negara Asia Tenggara pemerintah, keluarga dan orang tua wajib
seperti, Indonesia (10%), Malaysia mengusahakan agar anak yang lahir
(5,3%), Brunai (6,1%), Thailand (8%- terhindar dari penyakit yang mengancam
10%), Filipina (3,4%-7%) (WHO, 2010). kelangsungan hidup atau menimbulkan
Angka insidens penyakit Hepatitis B di kecacatan.4 Dengan adanya kebijakan
Indonesia pada tahun 2002 – 2007 Indonesia sehingga dapat mengurangi
mengalami peningkatan. Pada tahun 2002 angka morbiditas dan mortalitas akibat
terjadi 12.990 kasus per 10.000 penduduk penyakit hepatitis B adalah dilakukannya
dengan angka insiden sebesar 0,6%. sedini mungkin pada bayi dan balita
Sedangkan 5 tahun kemudian tepatnya melalui pemberian imunisasi hepatitis B. 5
pada tahun 2007 dijumpai lonjakan kasus Imunisasi adalah perlindungan yang
hepatitis B sebanyak 21.713 kasus per paling ampuh untuk mencegah beberapa
10.000 penduduk dengan angka insidens penyakit berbahaya. Imunisasi
sebesar 9,7%.2 merangsang kekebalan tubuh bayi
Di Indonesia, cakupan bayi di sehingga dapat melindungi dari beberapa
imunisasi pada tahun 2011 menunjukkan penyakit berbahaya.6
bahwa dari jumlah sasaran 4.761.382 jiwa Kegiatan imunisasi merupakan salah satu
bayi, cakupan imunisasi BCG 98,1%, kegiatan prioritas Kementerian Kesehatan,
39
Syifa’MEDIKA, Vol.6 (No.1), September 2015

sebagai salah satu bentuk nyata komitmen Faktor kendala kedua yang dihadapi
pemerintah untuk mencapai MDG’s dalam imunisasi adalah letak geografis yang
khususnya untuk menurunkan angka kematian sulit dijangkau. Di daerah pelosok akses
pada anak.7 pelayanan kesehatan masih minim termasuk
Beberapa faktor diduga berperan dalam imunisasi. Diadakannya posyandu
pemberian imunisasi hepatitis B 0-7 hari diharapakan bisa menggapai masyarakat
diantaranya pendidikan, pekerjaan, jumlah dengan tingkat ekonomi yang rendah.12
anak, pengetahuan ibu tentang imunisasi, Faktor ketiga yaitu ketersediaan vaksin.
persepsi akan kerentanan, persepsi akan Ketersediaan vaksin dan jarum dalam
keparahan, persepsi akan manfaat, persepsi pelaksanaan imunisasi sering menyebabkan
akan hambatan, penolong persalinan, tempat jumlah anak yang diimunisasi tidak sesuai
pertolongan persalinan, dukungan keluarga target yang telah ditentukan. Dan faktor yang
dan pelayanan petugas kesehatan.8 terakhir adalah peran petugas kesehatan.
Dari beberapa penyebab diatas orang tua Seorang dokter, bidan, atau perawat harus
merupakan faktor yang paling utama seorang mengingatkan terus kepada ibu tentang jadwal
anak mendapatkan imunisasi lengkap. Peran imunisasi yang harus dilengkapi. Suatu
serta orang tua terhadap suatu program program kesehatan akan gagal bila interaksi
kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara pemberi pelayanan dan masyarakat
dan salah satunya adalah faktor pengetahuan kurang. Perilaku kasar petugas kesehatan pada
dan sikap ibu pada program kesehatan itu saat memberikan informasi membuat orang
sendiri.9 Tiga faktor yang memengaruhi tua tidak mau untuk mengimunisasikan
kepatuhan ibu mengimunisasikan anaknya anaknya. Untuk itu, petugas kesehatan harus
yaitu perilaku ibu dalam pemanfaatan baik dalam memberikan penyuluhan tentang
pelayanan kesehatan selama kehamilan imunisasi kepada masyarakat khususnya ibu
(ANC), akses ke pelayanan kesehatan dan agar ibu mendapat pengetahuan tentang
tingkat pendidikan ibu.10 Masyarakat awam pentingnya imunisasi tersebut.13
lebih khawatir terhadap efek samping dari Menurut Lawrence Green yang dikutip
imunisasi daripada penyakitnya sendiri dan oleh Notoatmodjo (2007), perilaku
komplikasi penyakit tersebut yang dapat dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu faktor
menyebabkan kecacatan dan kematian.11 pemudah (pengetahuan dan sikap masyarakat,
Persepsi yang salah tentang keparahan suatu tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi,
penyakit dipengaruhi oleh kepercayaan umur, jenis kelamin dan susunan keluarga),
setempat dan kurangnya pengetahuan tentang faktor pemungkin (ketersediaan sarana dan
kesehatan. Kepercayaan dan kurangnya prasarana atau fasilitas kesehatan bagi
pengetahuan ini membuat seorang berasumsi masyarakat), faktor penguat (sikap dan
bahwa penyakit tidak berbahaya, jarang ada, perilaku tokoh masyarakat, sikap dan perilaku
tidak menular, merupakan hal yang biasa bagi petugas kesehatan). Sesuai dengan hal diatas
anak atau individu akan resisten dengan ada faktor pemudah, pemungkin dan penguat
sendirinya. yang mempengaruhi pemberian imunisasi
dasar lengkap pada bayi oleh ibu. Faktor
40
Syifa’MEDIKA, Vol.6 (No.1), September 2015

pemudah yaitu tingkat pendidikan dan yaitu data primer (wawancara langsung
pengetahuan ibu tentang imunisasi. Faktor kepada responden yang menjadi sampel) dan
pemungkin yaitu jarak tempat tinggal dengan data sekunder berupa data dari KMS/Kartu
sarana pelayanan kesehatan. Sedangkan faktor imunisasi. Data yang telah dikumpulkan
penguat yaitu dukungan suami dan dukungan diolah dan dianalisis dengan sistem
petugas kesehatan. komputerisasi program SPSS melalui editing,
Berdasarkan data awal penelitian coding, entry, cleaning. Metode teknis analisis
pendahuluan yang didapat dari Dinas data yang digunakan pada penelitian ini
Kesehatan Kota Palembang pada tahun 2012 berupa analisis univariat dan analisis bivariat
masih ditemukan kasus cakupan imunisasi yang disajikan dalam bentuk tabel.
hepatitis B belum mencapai target 100% pada
Puskesmas Ariodillah yaitu hepatitis B (0-7) Hasil dan Pembahasan
hari uniject 6,9%, DPT-HB1 8,2% dan DPT- Pada penelitian ini terdiri dari karakteristik
HB2 8,0%.14 ibu seperti pada tabel berikut
Berdasarkan data-data diatas maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Tabel 1. Distribusi karakteristik
hubungan pengetahuan, sikap ibu dan responden
dukungan petugas terhadap imunisasi Karakteristik frekuensi Persentase
Hepatitis pada bayi di Wilayah Kerja Responden (%)
Puskesmas Ariodillah Kecamatan Ilir Timur I Usia
<20 th 7 3,9
Palembang tahun 2013. Alasan memilih
20-35 th 156 87,6
Puskesmas Ariodillah karena cakupan >35 th 15 8,4
imunisasi hepatitis sangat rendah diantara
puskesmas lain di kota Palembang. Pendidikan
Rendah 16 9,0
Menengah 144 80,9
Metode Penelitian Tinggi 18
Penelitian hubungan antara 10,1
Pekerjaan
pengetahuan dan sikap ibu serta dukungan IRT 164 92,1
petugas terhadap kepatuhan imunisasi SWASTA/
hepatitis B di wilayah kerja puskesmas PNS 14 7,9
Ariodillah Palembang tahun 2014 berbentuk
penelitian survey analitik observasional Pada karakteristik ibu didapatkan
dengan pendekatan potong lintang (cross responden berusia 20-35 tahun lebih banyak
sectional). Sampel penelitian ini sebesar 89 (87,6%) daripada responden dengan usia <20
responden ibu (n1 = n2), dimana pembagian tahun (3,9%), dan usia >35 tahun sebanyak 15
besaran sampel menggunakan teknik cluster (8,4%). Pada pendidikan menengah (80,9%),
random sampling, sehingga didapatkan 89 pendidikan rendah (9,0%) pendidikan tinggi
responden ibu di kelurahan Sei Pangeran dan (10,1%). Ibu yang bekerja sebagai karyawan
89 responden ibu dari kelurahan 20 Ilir D III. swasta/negeri (7,9%) lebih sedikit daripada
Pengumpulan data diperoleh dengan dua cara, ibu rumah tangga (IRT) (92,1%).
41
Syifa’MEDIKA, Vol.6 (No.1), September 2015

Tabel 2. Distribusi pengetahuan ibu baik lebih sedikit (20,2%) daripada dukungan
terhadap imunisasi hepatitis B petugas yang kurang (79,8%).
Pengetahuan Frekuensi Persentase
(%) Tabel 5. Distribusi kepatuhan
imunisasi hepatitis B
Baik 138 77,5
Kepatuhan Frekuensi Persentase
Kurang 40 22,5
(%)
Total 178 100,0
Patuh 137 77,0
Tidak 41 23,0
Pada penelitian ini jumlah responden
Patuh
sebanyak 178 responden ibu, dari tabel 2
Total 178 100,0
menunjukkan bahwa responden ibu yang
memiliki pengetahuan baik lebih banyak
Pada penelitian ini jumlah responden
(77,5%) daripada responden ibu yang
sebanyak 178 responden ibu, dari tabel 5
memiliki pengetahuan kurang (22,5%).
menunjukkan bahwa responden yang patuh
dalam imunisasi hepatitis B lebih banyak
Tabel 3. Distribusi sikap ibu terhadap
(77,0%) daripada responden ibu yang tidak
imunisasi hepatitis B
patuh (23,0%).
Sikap Frekuensi Persentase
(%) Tabel 6. Distribusi hubungan pengetahuan
Positif 157 88,2 terhadap kepatuhan imunisasi hepatitis B
Negatif 21 11,8 Pengetahuan Patuh/ f (%)
Total 178 100,0 Tidak
Pada penelitian ini jumlah responden Baik Patuh 119 86,2
sebanyak 178 responden ibu, dari tabel 3 Kurang Patuh 18 45,0
menunjukkan bahwa responden ibu yang
memiliki sikap positif lebih banyak (88,2%) Baik Tidak 19 13,8
daripada responden ibu yang memiliki sikap Patuh
negatif (11,5%). Kurang Tidak 22 55,0
Patuh
Tabel 4. Distribusi dukungan petugas Dari tabel 6. menunjukkan bahwa
terhadap imunisasi hepatitis B persentase yang patuh imunisasi hepatitis B
Dukungan Frekuensi Persentase dengan pengetahuan baik (responden ibu yang
Petugas (%) memahami dan mengerti tentang manfaat
Baik 36 20,2 imunisasi, jadwal imunisasi serta dampak
Kurang 142 79,8 tidak imunisasi) sebanyak 119 sampel
Total 178 100,0 (86,2%). Persentase ini lebih tinggi
Pada penelitian ini jumlah responden dibandingkan persentase imunisasi patuh
sebanyak 178 responden ibu, dari tabel 4 dengan pengetahuan yang kurang
menunjukkan bahwa dukungan petugas yang

42
Syifa’MEDIKA, Vol.6 (No.1), September 2015

(pengetahuan tentang imunisasi kurang) tidak setuju dan keberatan untuk


sebanyak 18 sampel (45,0%). mengimunisasikan anaknya) sebanyak 7
Artinya penelitian ini menunjukkan sampel (33,3%).
semakin baik pengetahuan ibu tentang
imunisasi hepatitis B maka semakin besar Tabel 7. Distribusi hubungan Sikap terhadap
kepatuhan imunisasi hepatitis B
kesadaran untuk mengimunisasikan anaknya.
Sikap Patuh/ f (%)
Pengetahuan merupakan seluruh
Tidak
kemampuan individu untuk berfikir secara
Positif Patuh 130 82,8
terarah dan efektif, sehingga orang yang
Negatif Patuh 7 33,3
mempunyai pengetahuan tinggi akan mudah
menyerap informasi, saran, dan nasihat.15
Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan Positif Tidak 27 17,2
atau kognitif merupakan domain yang sangat Patuh
penting dalam membentuk tindakan seseorang Negatif Tidak 14 66,7
(overt behavior). Pengetahuan merupakan Patuh
domain yang sangat penting dalam Artinya penelitian ini sesuai dalam
membentuk perilaku seseorang karena Notoatmodjo (2007) bahwa sikap
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. mempengaruhi seseorang untuk
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori berperilaku dalam hal ini sikap ibu
tersebut yaitu pengetahuan responden terhadap imunisasi dasar mempengaruhi
terhadap imunisasi berhubungan dengan tindakannya dalam mengimunisasikan
tindakan dalam kepatuhan imunisai hepatitis anaknya.
B anaknya. Berdasarkan Teori Allport dalam
Hasil penelitian ini sesuai dengan Notoatmodjo (2003), menjelaskan bahwa
penelitian yang dilakukan Daryani & Ambar sikap itu mempunyai 3 komponen pokok
Winarti (2006), Gunawan (2013), Laila salah satunya kecenderungan untuk
kusumawati (2007) yang mendapatkan hasil bertindak, ketiga komponen ini secara
penelitian bahwa ada hubungan antara bersama-sama membentuk sikap yang
pengetahuan dan persepsi ibu terhadap utuh (total attitude). Dalam penentuan
kepatuhan imunisasi hepatitis B. sikap ini, pengetahuan, berfikir,
Dari tabel 7. Menunjukkan bahwa keyakinan, dan emosi memegang peranan
persentase yang patuh imunisasi hepatitis penting. Sikap merupakan reaksi atau
B dengan sikap positif (responden ibu respons seseorang yang masih tertutup
yang tetap setuju mengimunisasikan terhadap suatu stimulus atau objek,
anaknya walaupun ada efek samping yang dimana sikap ini terjadi dari menerima,
terjadi, butuh biaya, jarak, dan memiliki merespon, menghargai, dan bertanggung
banyak anak) sebanyak 130 sampel jawab. Sebagai contoh dalam penelitian
(82,8%). Persentase ini lebih tinggi ini, responden yang mengetahui tentang
dibandingkan persentase imunisasi patuh imunisasi (manfaat, jadwal imunisasi,
dengan sikap negatif (responden yang dampak) akan membawa responden untuk
43
Syifa’MEDIKA, Vol.6 (No.1), September 2015

berfikir dan berusaha supaya imunisasi imunisasi sehingga sesuai dalam notoadmodjo
hepatitis anaknya lengkap. Dalam berfikir (2007) bahwa peran tenaga kesehatan adalah
ini komponen emosi dan keyakinan ikut sebagai customer, komunikator, fasilator,
bekerja sehingga responden tersebut motivator, dan konselor.
berniat akan mengimunisasikan anaknya. Menurut Yusuf (2008) mengemukakan
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori bahwa kualitas pelayanan dan sikap petugas
tersebut yaitu sikap responden tentang merupakan cerminan keberhasilan program.
imunisasi berhubungan dengan kepatuhan Sikap sopan dan keramahan dalam melayani
imunisasi hepatitis B anaknya. masyarakat juga merupakan suatu motivasi
Hasil penelitian ini sesuai dengan yang diberikan oleh petugas kepada
penelitian yang dilakukan Gunawan masyarakat, sehingga masyarakat tidak segan-
(2013) dengan nilai p valuenya < 0,05 segan mengungkapkan masalah kesehatan
yaitu ada hubungan antara sikap ibu yang dialaminya. Ketepatan komunikasi yang
terhadap kepatuhan imunisasi hepatitis B. diungkapkan oleh petugas dapat membawa
dampak yang baik terhadap penyakit yang
Tabel 8. Distribusi hubungan Dukungan diderita oleh masyarakat. Secara psikologis
petugas terhadap kepatuhan imunisasi
penyakit juga dapat disembuhkan melalui
hepatitis B
terapi-terapi yang dilakukan oleh petugas
Dukungan Patuh/ f (%)
melalui sikap dan tindakan dalam melayani
Petugas Tidak
masyarakat.16
Baik Patuh 20 55,6
Pemberian informasi harus secara terus
Kurang Patuh 117 82,4
menerus dilakukan tentang imunisasi HB
untuk meningkatkan pemahaman ibu.
Baik Tidak 16 44,4
Informasi tersebut dapat disampaikan pada
Patuh
saat kunjungan ANC (Antenatal care),
Kurang Tidak 25 17,6
pertolongan persalinan, atau pada saat
Patuh
posyandu sambil diberi penyuluhan tentang
pentingnya imunisasi. Hasil penelitian ini
Dari tabel 8. Menunjukkan bahwa
sejalan dengan teori tersebut yaitu dukungan
persentase yang patuh imunisasi hepatitis B
petugas tentang imunisasi berhubungan
dengan dukungan petugas baik (petugas
dengan kepatuhan imunisasi hepatitis B anak.
puskesmas yang baik dan selalu melakukan
Hasil penelitian ini sesuai dengan
motivasi kepada masyarakat terutama ibu-ibu)
penelitian yang dilakukan Laila kusumawati
sebanyak 20 sampel (55,6%) lebih rendah
(2007) yang mendapatkan hasil penelitian
dibandingkan persentase imunisasi patuh
bahwa ada hubungan antara pelayanan
dengan dukungan petugas yang kurang
petugas kesehatan terhadap kepatuhan
(pelayanan yang kurang baik terhadap
imunisasi hepatitis B dengan nilai p valuenya
masyarakat) sebanyak 117 sampel (82,4%).
< 0,005.
Artinya, penelitian ini menunjukkan
Menurut Sabariah (2007) melakukan
dukungan petugas mempengaruhi kepatuhan
survei terhadap ibu-ibu bayi usia 0-12 bulan
44
Syifa’MEDIKA, Vol.6 (No.1), September 2015

untuk mengidentifikasi faktor yang Daftar Pustaka


berhubungan dengan kelengkapan imunisasi
dasar pada bayi menyebutkan bahwa 1. WHO. 2012. Hepatitis B control by 2012
penerimaan ibu terhadap imunisasi bayi in the WHO Western Pacific Region:
rationale and implications. Bulletin of
dipengaruhi oleh pelayanan petugas the World Health Organization.[online].
imunisasi. Ini tidak terjadi kemudian karena WHO _ Hepatitis B control by 2012 in
imunisasi tidak dilakukan di puskesmas saja the WHO Western Pacific Region
melainkan di klinik Bidan dan di Klinik rationale and implications.htm.
2. Dinas Kesehatan Kota Palembang. 2010.
Dokter Umum. Terlihat bahwa persentase Profil Kesehatan Kota Palembang 2010.
yang patuh imunisasi dengan dukungan Palembang.
petugas kurang lebih tinggi dikarenakan tidak 3. Kementerian Kesehatan RI. 2012. Profil
adanya hubungan baik antar petugas Data Kesehatan Indonesia. Jakarta :
KemenKesRI.
pelayanan kesehatan dengan orangtua.17 4. Kementerian Kesehatan RI. 2010. Profil
Data Kesehatan Indonesia. Jakarta :
Simpulan dan Saran KemenKesRI.
Disini terlihat 137 sampel (77,0%) 5. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 2011. Petunjuk Teknis
dengan kepatuhan imunisasi hepatitis B yang Pelaksanaan Imunisasi Hepatitis B, edisi
patuh dan 41 sampel (23,0%) dengan II, Direktorat Jendral Pemberantasan
kepatuhan imunisasi hepatitis B yang tidak Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Pemukiman Dep Kes RI.
patuh. Data hasil menunjukkan bahwa ada
6. Departemen Kesehatan Republik
hubungan bermakna antara pengetahuan dan Indonesia, 2009. Pedoman
sikap serta dukungan petugas terhadap Penyelenggaraan Imunisasi, Jakarta.
kepatuhan imunisasi hepatitis B. 7. Kementerian Kesehatan RI. 2010. Profil
Data Kesehatan Indonesia. Jakarta :
Diharapkan kepada tenaga kesehatan di
KemenKesRI.
Puskesmas Ariodillah untuk meningkatkan 8. WHO, Behavioral Factors in
pengetahuan dan sikap ibu yang tidak patuh Immunization, Geneva, 2000.
imunisasi anaknya antara lain dengan 9. Notoatmodjo. S, 2007. Pendidikan dan
Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
penyuluhan lebih intesif.
Cipta
Dari hasil penelitian dukungan petugas 10. Sofie, N., Wilopo, S.A., & Ismail. D.,
yang kurang sehingga perlu dilakukanya 2004. Hubungan Perilaku ibu dalam
evaluasi dalam memberi pelayanan baik pada Memanfaatkan Pelayanan Kesehatan
Selama Kehamilan dengan Kepatuhan
saat pemeriksaan kehamilan ibu (kunjungan
Ibu Mengimunisasikan Anaknya. Berita
ANC), kegiatan posyandu berlangsung serta Kedokteran Masyarakat, XX. 97 – 103
pemberian informasi kepada masyarakat. 11. Ranuh, IGN, dkk, 2010. Pedoman
Dapat dilakukan penelitian lanjutan Imunisasi di Indonesia. Jakarta: Satgas
Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia
mengenai hubungan pengetahuan dan sikap
12. Badioro, 2002. Pengantar Pendidikan
serta dukungan petugas terhadap kepatuhan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat.
imunisasi hepatitis B dengan desain berbeda Semarang : FK Undip.
dan memperbanyak variabel independen
lainnya yang belum diteliti.
45
Syifa’MEDIKA, Vol.6 (No.1), September 2015

13. Ranuh, IGN, dkk, 2005. Pedoman


Imunisasi di Indonesia. Jakarta: Satgas
Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia.
14. Profil Puskesmas Ariodillah. 2012. Data
imunisasi Hepatitis B. Puskesmas
Ariodillah Kota Palembang.
15. Notoatmodjo. S, 2007. Pendidikan dan
Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta
16. Yusuf. 2008. Analisis Karakteristik Ibu
dan Strategi pelaksanaan Imunisasi
dengan Polio di Kabupaten Bireuen
Tahun 2007. Skripsi Universitas
Sumatera Utara. Medan.
17. Sabariah. 2007. Faktor yang
Berhubungan dengan Pemberian
Imunisasi Dasar pada Bayi di Desa
Bambalamoto Kecamatan
Bambalamototu Kabupaten Mamuju
Utara

46

Anda mungkin juga menyukai