p-ISSN: 2655-9226
e-ISSN: 2655-9218
ABSTRACT
Immunization protects children against some diseases that can be prevented by immunization
(PD3I). Every year more than 1.4 million children in the world die from various diseases that can
actually be prevented by immunization. Although in reality there are now many mothers who bring
their babies to medical personnel to get immunization, only a small of them are given counseling.
In Pelawan Village 44.37% of toddler did not get complete basic immunization, the reason they
lacked knowledge of 42.86% and busy 57.1%. .Target outcomes expected are: there is an increased
knowledge an increase in knowledge between before and after counseling, and awareness of
mothers to bring their children to Posyandu to get immunization. The method used is counseling.
The results of dedication are an increase in knowledge and awareness of mothers to bring their
children to get immunizations in an effort to prevent disease.
ABSTRAK
Imunisasi melindungi anak terhadap beberapa penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
(PD3I). Setiap tahun lebih dari 1,4 juta anak di dunia meninggal karena berbagai penyakit yang
sebenarnya dapat dicegah dengan imunisasi. Meskipun pada kenyataannya sekarang telah banyak
ibu yang membawa bayinya ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan imuniasi, namun hanya
sebagian kecil dari mereka yang diberikan konseling. Di Desa Pelawan 44,37% balita tidak
mendapatkan imunisasi dasar lengkap dengan alasan kurang pengetahuan 42,86% dan repot 57,1%.
Target luaran yang diharapkan peningkatan pengetahuan antara sebelum dan setelah penyuluhan,
serta kesadaran ibu untuk membawa anaknya ke Posyandu untuk mendapatkan imunisasi. Metode
yang digunakan adalah penyuluhan. Hasil pengabdian terdapat peningkatan pengetahuan dan
kesadaran ibu untuk membawa anaknya mendapatkan imunisasi dalam upaya pencegahan penyakit.
99
Jurnal Abdimas Kesehatan (JAK) Vol 1 No 2, Juni 2019
p-ISSN: 2655-9226
e-ISSN: 2655-9218
kelahiran hidup. Begitu pula dengan Angka Selain memiliki manfaat, imunisasi juga
Kematian Balita (AKABA) hasil SUPAS 2015 menimbulkan efek samping dalam
sebesar 26,29 per 1.000 kelahiran hidup, juga pelaksanaannya. Dalam dunia kesehatan,
sudah memenuhi target MDG 2015 sebesar 32 fenomena ini dikenal juga dengan istilah
per 1.000 kelahiran hidup. Hasil survei adverse event atau lebih dikenal dengan
Riskesdas tahun 2013 didapatkan data cakupan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI).
imunisasi HB-0 (79,1%), BCG (87,6%), DPT- Berdasarkan Riskesdas 2013, didapatkan bahwa
HB-3 (75,6%), Polio-4 (77,0%), dan imunisasi dari 91,3 persen anak di Indonesia yang pernah
campak (82,1%). Survei ini dilakukan pada usia diimunisasi, terdapat 33,4 persen yang pernah
anak 12– 23 bulan. Adapun cakupan pemberian mengalami KIPI. Keluhan yang sering terjadi
imunisasi sebesar 59,2% imunisasi lengkap, adalah kemerahan dan bengkak, sedangkan
32,1% imunisasi tidak lengkap, dan 8,7% tidak keluhan demam tinggi dialami 6,8 persen anak.
pernah diimunisasi. Berdasarkan hasil observasi, meskipun
Imunisasi melindungi anak terhadap pada kenyataannya sekarang telah banyak ibu
beberapa Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan yang membawa bayinya ke tenaga kesehatan
Imunisasi (PD3I). Seorang anak diimunisasi untuk mendapatkan imuniasi, namun hanya
dengan vaksin yang disuntikkan pada lokasi sebagian kecil dari mereka yang diberikan
tertentu atau diteteskan melalui mulut. Sebagai konseling mengenai imunisasi. Akibat dari
salah satu kelompok yang menjadi sasaran kurangnya pengetahuan tentang imunisasi
program imunisasi, setiap bayi wajib banyak ibu yang kemudian panik dan
mendapatkan imunisasi dasar lengkap yang menyalahkan tenaga kesehatan untuk efek
terdiri dari 1 dosis BCG, 3 dosis DPT-HB dan samping dari imunisasi yang mungkin bisa
atau DPT-HB-Hib, 4 dosis polio, dan 1 dosis terjadi. Di Kabupaten Sarolangun Desa Pelawan
campak. Dari imunisasi dasar lengkap yang 44,37% balita tidak mendapatkan imunisasi
diwajibkan tersebut, campak merupakan dasar lengkap dengan alasan kurang
imunisasi yang mendapat perhatian lebih, hal pengetahuan 42,86% dan repot 57,1%.
ini sesuai komitmen Indonesia pada global Pengetahuan ibu terhadap imunisasi
untuk mempertahankan cakupan imunisasi merupakan faktor yang sangat penting, agar ibu
campak sebesar 90% secara tinggi dan merata. dapat cepat tanggap dan tahu apa yang harus
Hal ini terkait dengan realita bahwa campak dilakukan ketika timbul efek samping pada
adalah salah satu penyebab utama kematian anaknya untuk mendapatkan cakupan
pada balita. Dengan demikian pencegahan kelengkapan imunisasi (Sarfaraz, 2017).
campak memiliki peran signifikan dalam Kurangnya pengetahuan orang tua terutama ibu
penurunan AKB. Indonesia memiliki cakupan akan membawa sikap negatif dan rasa takut
imunisasi campak yang sedikit lebih rendah akan efek samping imunisasi yang nantinya
daripada tahun 2014, yaitu sebesar 92,3% pada akan berdampak pada pandangan ibu dan
tahun 2015 (Kemenkes RI, 2016). kemauan ibu untuk membawa anaknya ke
Imunisasi dasar pada bayi seharusnya fasilitas kesehatan guna mendapatkan
diberikan pada anak sesuai dengan umurnya. imunisasi. Sehingga ada ibu yang berpandangan
Pada kondisi ini, diharapkan sistem kekebalan bahwa imunisasi akan menjadi hal yang
tubuh dapat bekerja secara optimal. Namun, merugikan bagi anaknya (Septiarini, 2015).
pada kondisi tertentu beberapa bayi tidak Pemberian informasi melalui penyuluhan
mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap. atau pendidikan kesehatan tentang imunisasi
Seperti kita ketahui, bahwa di masyarakat merupakan upaya promotif untuk meningkatkan
masih ada pemahaman yang berbeda mengenai pengetahuan tentang imunisasi dan preventif
imunisasi, sehingga masih banyak bayi dan untuk pencegahan penyakit, sehingga mampu
balita yang tidak mendapatkan pelayanan menumbuhkan kesadaran orangtua membawa
imunisasi. Alasan yang disampaikan orangtua anaknya ke Posyandu untuk mendapatkan
mengenai hal tersebut, antara lain karena imunisasi dasar secara lengkap (Fitriani, 2013).
anaknya takut panas, sering sakit, keluarga
tidak mengizinkan, tempat imunisasi jauh, tidak TARGET DAN LUARAN
tahu tempat imunisasi, serta sibuk/repot. Karena
itu, pelayanan imunisasi harus ditingkatkan di Target dalam kegiatan pengabdiaan kepada
berbagai unit pelayanan (Kemenkes RI, 2015). masyarakat ini adalah memberikan penyuluhan
100
Jurnal Abdimas Kesehatan (JAK) Vol 1 No 2, Juni 2019
p-ISSN: 2655-9226
e-ISSN: 2655-9218
kesehatan tentang pentingnya imunisasi pada dibantu oleh bidan desa dan kader yang sedang
bayi kepada ibu-ibu yang terutama ibu agar bertugas di Posyandu tersebut.
membawa anaknya ke Posyandu untuk Sebelum dilakukan penyuluhan tentang
mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap imunisasi tim melakukan pretest. Hasilnya
dalam upaya pencegahan penyakit. Adapun hanya 45% ibu mampu menjelaskan pengertian
luaran dalam kegiatan pengabdian kepada ini imunisasi, 30% ibu mampu menyebutkan tujuan
adalah publikasi pada jurnal ilmiah dan imunisasi, 25% ibu mampu menguraikan
meningkatkan kesadaran ibu untuk membawa penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi,
anaknya ke tenaga kesehatan mendapatkan 60% ibu mampu menyebutkan tempat
imunisasi dalam upaya pencegahan penyakit. mendapatkan imunisasi, 40% ibu mampu
menyebutkan jadwal imunisasi, 45% ibu
mampu menerangkan keadaan yang tidak
METODE PELAKSANAAN memperbolehkan anak diimunisasi, dan 50%
ibu mampu menerangkan keadaan yang muncul
Pengabdian kepada masyarakat ini setelah imunisasi.
dilaksanakan pada bulan Februari 2018 di Penyuluhan dalam pengabdian kepada
Posyandu Kasih Ibu Desa Pelawan Kecamatan masyarakat ini dilakukan dengan metode
Pelawan Kabupaten Sarolangun. Sasaran ceramah untuk menjelaskan ide, pengertian
kegiatan ini adalah ibu-ibu yang memiliki secara lisan disertai dengan diskusi dan tanya
balita di Posyandu Kasih Ibu. jawab sehingga ibu memahami apa yang
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat diberikan dan disampaikan. Selain itu, materi
ini, mendapat rekomendasi dari Kepala Desa yang diberikan ditampilkan melalui media
Pelawan, Puskesmas Pelawan, Bidan Desa dan leaflet yang berisi informasi penting tentang
Kader setempat untuk memberikan informasi imunisasi dasar lengkap disertai gambar-
tentang imunisasi dasar lengkap melalui gambar menarik sehingga ibu dapat dengan
penyuluhan kepada ibu-ibu yang memiliki mudah menangkap informasi yang diberikan.
balita di Posyandu Kasih Ibu dengan metode Selama proses penyuluhan berlangsung disertai
ceramah disertai diskusi dan tanya jawab pembagian leaflet ibu-ibu sangat antusias
menggunakan media leaflet berisi informasi mendengarkan sambil memberikan respon baik
tentang imunisasi dasar lengkap. dalam diskusi, 80% ibu bertanya terkait dengan
Tahapan kegiatan pengabdian kepada materi yang disampaikan.
masyarakat meliputi: Setelah diberikan informasi tentang
1. Mengkaji dan menganalisis data tentang imunisasi tim melakukan posttest.
2. Mengidentifikasi masalah Hasilnya mengalami peningkatan 85% ibu
3. Menyusun rencana kegiatan mampu menjelaskan pengertian imunisasi, 80%
ibu mampu menyebutkan tujuan imunisasi, 80%
4. Menyusun SAP, materi, instrumen pre- ibu mampu menguraikan penyakit yang dapat
posttest serta mendesain leaflet dicegah dengan imunisasi, 100% ibu mampu
5. Mengurus izin lokasi kegiatan menyebutkan tempat mendapatkan imunisasi,
6. Melakukan pretest 90% ibu mampu menyebutkan jadwal
7. Melakukan penyuluhan tentang imunisasi, 85% ibu mampu menerangkan
imunisasi menggunakan leaflet sesuai keadaan yang tidak memperbolehkan anak
SAP yang telah disusun diimunisasi, dan 80% ibu mampu menerangkan
8. Melakukan posttest keadaan yang muncul setelah imunisasi. Serta
9. Melakukan monitoring dan evaluasi 100% ibu memiliki kesadaran membawa
anaknya untuk mendapatkan imunisasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
101
Jurnal Abdimas Kesehatan (JAK) Vol 1 No 2, Juni 2019
p-ISSN: 2655-9226
e-ISSN: 2655-9218
1. Kesimpulan
Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat yang dilakukan melalui penyuluhan
tentang imunisasi kepada ibu-ibu balita di
Posyandu Kasih Ibu mampu meningkatkan
Gambar.3 Pemberian imunisasi pengetahuan dan kesadaran ibu untuk
membawa anaknya mendapatkan imunisasi
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dalam upaya pencegahan penyakit.
dilakukan oleh Septiarini dkk, dinyatakan
bahwa terdapat pengaruh bermakna penyuluhan 2. Saran
terhadap pengetahuan ibu sebelum dan setelah Disarankan kepada instansi yang terkait
diberikan penyuluhan (p<0,05). Salah satu lebih mengoptimalkan peran tenaga kesehatan
faktor yang memengaruhi pengetahuan adalah dalam memberikan penyuluhan secara rutin
karena kekurangan informasi. Pemberian khususnya tentang imunisasi sehingga ibu-ibu
informasi melalui pendidikan dan pelatihan balita lebih mengetahui dan mau membawa
akan meningkatkan pengetahuan, selanjutnya anaknya untuk mendapatkan imunisasi dasar
akan menimbulkan kesadaran dan akhirnya secara lengkap.
seseorang akan melakukan praktek sesuai
dengan pengetahuan yang dimiliki, meskipun
memerlukan waktu yang lama.
Hasil penelitian serupa oleh Bomboa
dkk, dinyatakan ada pengaruh penyuluhan
102
Jurnal Abdimas Kesehatan (JAK) Vol 1 No 2, Juni 2019
p-ISSN: 2655-9226
e-ISSN: 2655-9218
103