Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KEGIATAN NON DIAGNOSIS KOMUNITAS

PENYULUHAN TENTANG PENYAKIT SKABIES PADA SISWA-SISWI PADA


MTS DONOMULYO DESA DONOMULYO, KECAMATAN DONOMULYO,
KABUPATEN MALANG TANGGAL 6 JANUARI 2020

Oleh:

Mohammad Bagus Bashofi 170070201011186

Leonard Albino James 170070201011149

Tika Ayu Saraswati 170070201011166

Grecie Islamiyah Miranda 170070201011154

Pembimbing :
dr. Harun Al Rasyid, MPH

Kepala Puskesmas:
drg. Angga An Novita

LABORATORIUM IKM DAN KEDOKTERAN PENCEGAHAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
DAFTAR ISI

Halaman

Daftar Isi......................................................................................................2

1. Judul........................................................................................................3

2. Gambaran Program.................................................................................3

3. Profil Kegiatan Program yang Diikuti .......................................................4

3.1 Deskripsi Kegiatan.................................................................................4

3.2 Peran Dokter Muda...............................................................................5

4. Hasil Pengamatan.....................................................................................5

4.1 Laporan Hasil Kegiatan.........................................................................5

4.2 Data yang Diperoleh dari Kegiatan........................................................7

4.3 Permasalahan yang Ditemukan.............................................................7

5. Pembahasan.............................................................................................7

5.1 Analisis Evaluasi Manajemen Program (Kelebihan dan Kekurangan


Pengelolaan Program)..................................................................................7

5.1.1 Kelebihan Program........................................................................7

5.1.2 Kekurangan Program.....................................................................7

5.2 Solusi Jangka Pendek dan Jangka Panjang..........................................7

6. Kesimpulan..............................................................................................8

Daftar Pustaka.............................................................................................9
Lampiran.....................................................................................................10
1. JUDUL
Penyuluhan tentang Penyakit Skabies pada Siswa-Siswi MTS Donomulyo,
Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang

2. GAMBARAN PROGRAM

Scabies menurut WHO merupakan suatu penyakit signifikan bagi


kesehatan masyarakat karena merupakan kontributor yang substansial bagi
morbiditas dan mortalitas global. Prevalensi scabies di seluruh dunia dilaporkan
sekitar 300 juta kasus pertahunya. (Nugraheni,2016)

Di Indonesia pada tahun 2011 didapatkan jumlah penderita scabies


sebesar 6.915.135 (2,9%) dari jumlah penduduk 238.452.952 jiwa. Jumlah ini
mengalami peningkatan pada tahun 2012 yang jumlah penderita scabies
diperkirakan sebesar 3,6 % dari jumlah penduduk (Depkes RI, 2012) Penyakit
scabies disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei akan berkembang pesat jika
kondisi lingkungan buruk dan tidak didukung dengan perilaku hidup bersih dan
sehat oleh santri. Sarcoptes scabiei menyebabkan rasa gatal pada bagian kulit
seperti sela jari, siku, selangkangan. Scabies banyak menyerang pada orang
yang hidup dengan kondisi personal hygiene di bawah standar atau buruk, sosial
ekonomi rendah, kepadatan penduduk, dan perkembangan demografik serta
ekologik.

Pondok pesantren mempunyai kegiatan yang sangat padat, baik kegiatan


formal atau non formal, maka dengan adanya kegiatan yang padat sehingga santri
pondok pesantren kurang memperhatikan kebersihan diri dan kebersihan
lingkungan serta hunian yang padat merupakan faktor terjadinya santri terkena
penyakit scabies.

3
3. PROFIL KEGIATAN PROGRAM YANG DIIKUTI
3.1 DESKRIPSI KEGIATAN
Kegiatan penyuluhan yang mengambil Penyakit Skabies pada Siswa-Siswi MTS
Donomulyo, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malangdilakukan melalui
kerjasama pihak puskesmas setempat, khususnya bagian promosi kesehatan.
Penyuluhan ini merupakan salah satu metode dalam upaya meningkatkan
kesadaran siswa-siswi mengenai pentingnya mengetahui mengenai penyakit
scabies serta pencegahan terhadap penyakit tersebut Hal ini dilakukan karena
masih banyaknya kebiasaan-kebiasaan siswa-siswi yang kurang baik.
Penyuluhan dilakukan pada hari Selasa, tanggal 6 Januari 2020 pukul 09.00 –
12.00. Target sasaran penyuluhan 200-300 orang
Penyuluhan diawali dengan memperkenalkan dokter muda yang akan
melakukan penyuluhan, kemudian dilakukan dengan memberikan materi tentang
apa saja poin-poin dari penyakit skabies di sekolah dimulai dengan penjelasan
tentang perngertian penyakit scabies, penyebab,pencegahan dan cara
menangani dari penyakit scabies tersebut.
Kegiatan selanjutnya adalah tanya-jawab. Manfaat yang didapatkan dari
penyuluhan secara langsung dan mudah mengingat materi. Dalam kegiatan ini
pemahaman peserta dinilai melalui sesi tanya-jawab.

3.2 PERAN DOKTER MUDA


Peranan Dokter Muda dalam kegiatan ini adalah sebagai narasumber dalam
pemberian materi.

4. HASIL PENGAMATAN
4.1 LAPORAN HASIL KEGIATAN

MTS Donomulyo terletak di Desa Donomulyo, Kecamatan Donomulyo, Kabupate


Malang dengan jumlah siswa-siswi sebanyak 287 orang. Siswa-siswi tersebut
merupakan kumpulan dadri beberapa pondok pesantren yang berada di
Kecamatan Donomulyo. Pada Hari Senin tanggal 6 Januari 2020, saat waktu
istirahat berlangsung pada pukul 09.00 dilakukan penyuluhan mengenai penyakit
scabies yang dilakukan oleh dokter muda.
Sasaran dari penyuluhan PHBS ini adalah seluruh siswa yang ada.
Penyuluhan diawali dengan sambutan dari kepala sekolah yang
memperkenalkan dokter muda yang akan memberikan penyuluhan. Lalu
dilanjutkan dengan penyuluhan yang diberikan oleh dokter muda yang bertugas.
Setelah itu dilanjutkan dengan sesi tanya jawab .
Selama penyuluhan, peserta antusias mengikuti penyuluhan yang
disampaikan oleh dokter muda. Penyampaian materi menggunakan bahasa
Indonesia dan mudah ditangkap oleh peserta. Materi disampaikan dengan
singkat, jelas, dan padat.
Dalam sesi tanya jawab, ada beberapa pertanyaan yang diberikan oleh peserta,
antara lain :

- Bagaimana cara pencegahan penyakit skabies yang sering dialami ketika


berada di pesantren?
- Apakah dengan menggunakan obat saja sudah cukup untuk penyakit
skabies?

Selain itu untuk menilai apakah peserta telah mengerti penjelasan yang
diberikan, dokter muda memberikan pertanyaan atau review materi, seperti :

- Penyebab penyakit scabies ?


- Pencegahan yang dapat dilakukan ?
- Faktor resiko orang yang terkena scabies ?

Evaluasi Kegiatan :

a. Process
Kegiatan penyuluhan berlangsung dengan baik dan lancar. Selama kegiatan
berlangsung, peserta menyimak dengan baik penjelasan yang diberikan oleh
dokter muda.
b. Impact
Pada siswa sebagai peserta penyuluhan, dapat mendapatkan pengetahuan
seperti tentang penyakit scabies serta pencegahannya.
c. Outcome
Peserta dapat mengerti tentang penyakit skabies dan diharapkan peserta
menjadi lebih peduli dengan kondisi lingkungan, kesehatan dan kebersihan
diri.

5
4.2 DATA YANG DIPEROLEH DARI KEGIATAN
Jumlah peserta yang mengikuti penyuluhan sebanyak 200-300 orang. Seluruh
peserta yang mengikuti kegiatan ini merupakan MTS Donomulyo, Kecamatan
Donomulyo, Kabupaten Malang.

4.3 PERMASALAHAN YANG DITEMUKAN


1. Pemahaman siswai mengenai penyakit skabies masih kurang,
sehingga tidak dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
2. Santri belum mengetahui bahwa penyakit skabies penting dalam
pencegahan penyakit.

5. PEMBAHASAN
5.1 ANALISIS EVALUASI MANAJEMEN PROGRAM (KELEBIHAN DAN
KEKURANGAN PENGELOLAAN PROGRAM)

5.1.1 KELEBIHAN PROGRAM


1. Materi yang diberikan sesuai dengan kondisi kesehatan lingkungan.
2. Materi disampaikan secara interaktif dalam suasana yang
menyenangkan.
3. Antusiasme peserta cukup tinggi terhadap materi yang diberikan.

5.1.2 KEKURANGAN PROGRAM


1. Kegiatan penyuluhan dilaksanakan pada saat isitirahat, sehingga ada
beberapa siswa-siswi yang tidak terlalu memperhatikan karena
kelelahan setelah kegiatan belajar mengajar

5.2 SOLUSI JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG


Solusi jangka pendek adalah sebagai berikut:
1. Mengadakan tanya jawab secara interaktif supaya acara lebih
menyenangkan.
2. Melakukan penyuluhan pada hari tidak bersekolah atau pada waktu
sore.
Solusi jangka panjang adalah sebagai berikut:

1. Puskesmas bisa memperkasakan lagi program kader-kader


kesehatan pesantren dengan membuat yang baru untuk membantu
perawat desa dalam menyebarkan informasi kesehatan.
2. Puskesmas bisa berunding bersama dengan para perawat desa dan
para pengurus pesantren yang lain untuk membuat jadwal rutin
diadakan penyuluhan.

6. KESIMPULAN
Kegiatan penyuluhan yang mengambil tema mengenai mengenai
penyakit skabies ini dilakukan melalui kerjasama dengan pihak puskesmas.
Penyuluhan ini merupakan salah satu metode dalam upaya meningkatkan
kesadaran siswa-siswi mengenai penyakit scabies yang sering diderita.
Penyuluhan dilakukan kepada siswa MTS Donomulyo.
Penyuluhan dilakukan di musholla dengan jumlah peserta 200-300 orang.
Penyuluhan dilakukan dengan memberikan materi tentang penyakit scabies serta
pencegahan terhadap penyakit tersebut.Kegiatan selanjutnya adalah tanya-
jawab. Diharapkan para santri dapat menjaga kondisi lingkungan supaya
sentiasa bersih, mejaga kebersihan dan kesehatan diri dengan sebaiknya.
Dengan adanya kegiatan penyuluhan ini diharapkan permasalahan
mengenai penyakit skabies yang ada pada santri dapat diperbaiki. Penyuluhan
ini merupakan inisiasi awal mengenai pentingnya perilaku bersih dan sehat.

7
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

Nugraheni D. Pengaruh Sikap Tentang Kebersihan Diri TerhadapTimbulnya


Skabies (Gudik) pada Santriwati di Pondok Pesantren Al-Muayyid.
[Skripsi]. Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan UniversitasMuhammadiyah
Surakarta; 2008.

Departemen Kesehatan, RI. 2023. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS 2012).


Jakarta : Departemen Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai