Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PROMKES

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


” KECACINGAN PADA ANAK “

DISUSUN OLEH KELOMPOK 8

1. TRI WAHYUNI PUJI SUAEB (049SYE21)


2. MUHAMAD NURUL YAHYA (028SYE21)
3. ARI ANGGRIAWAN SUSANTO (003SYE21)
4. SALSABILA NAKHLAH (040SYE21)
5. BAIQ SEPTILA OCTARICA A. (006SYE21)
6. DEDIN SATRIAWAN (009SYE21)

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
TA 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan Laporan Satuan Acara Penyuluhan (SAP) dengan Tema
"KECACINGAN PADA ANAK” disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Promosi
Kesehatan . Selain itu Laporan SAP ini bertujuan menambah wawasan tentang
Kecacingan Pada Anak bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Aswati, Ners,. M.Kep dan Ibu Melati
Inayati Albayani, Ners., MPH selaku dosen Mata kuliah Promosi Kesehatan. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya Laporan SAP ini. Penulis menyadari Laporan SAP ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan Laporan SAP ini.

Mataram, 29 September 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………i


KATA PENGANTAR………………………………………………………………..ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….4

1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………………………………4


1.2 Batasan Masalah…………………………………………………………….5

BAB II KEGIATAN PENYULUHAN………………………………………………6

A. Topik Penyuluhan………………………………………………................6
B. Tujuan Penyuluhan ……………………………………………................6
C. Sasaran Penyuluhan ……………………………………………................6
1) Who (siapa) ………………………………………………...6
2) When (kapan dilaksanakan) …………………………………6
3) Where (dimana dilaksanakan) ………………………………7
4) Time (waktu) …………………………………………………7
D. Metode Penyuluhan…………………………………………………………8
E. Media Penyuluhan …………………………………………………………..9

BAB III PEMBAHASAN MATERI …………………………………………………10

A. Penyakit cacingan …………………………………………………………..10


1) Pengertian………………………………………………….10
2) Penyebab ………………………………………………….10
3) Penularan …………………………………………………..10
4) Tanda dan gejala ……………………………………………11
5) Akibat ………………………………………………………12
6) Pencegahan …………………………………………………12

BAB IV PENUTUP…………………………………………………………………..13

Kesimpulan……………………………………………………………………13

Saran ………………………………………………………………………….13

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Penyakit cacingan masih dianggap sebagai hal yang sepeleh oleh sebagian
besar masyarakat Indonesia. Padahal jika dilihat dari dampak jangka
panjangnya, cacingan menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi penderita
dan keluarganya. Infeksi cacing atau penyakit cacingan selalu menjadi penyakit
yang mengancam kesehatan anak. Mengacu pada beberapa data yang diperoleh
WHO menyebutkan bahwa lebih dari 1,5 miliar orang atau 24% dari pupulasi
dunia terinfeksi dengan infeksi cacing tanah-ditransmisikan di seluruh dunia.
Infeksi tersebar lusa di daerah tropis dan subtropics, dengan jumlah terbesar
terjadi di sub-Sahara Afrika, Amerika, Cina dan Asia Timur. Lebih dari 270 juta
anak-anak usia prasekolah dan lebih dari 600 juta anak usia sekolah tinggal
didaerah dimana parasite ini secara intensif berkembang biak dan mebutuhkan
pengobatan dan intervensi pencegahan (WHO, 2013).
Infeksi cacing merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang
masih dijumpai di negara berkembang seperti Indonesia. Prevalensi infeksi cacing di
Indonesia masih tergolong tinggi terutama pada penduduk miskin yang hidup di
lingkungan padat penghuni dengan sanitasi buruk. Letak geografis Indonesia sebagai
negara yang beriklim tropis serta mempunyai tingkat kelembaban yang tinggi
merupakan lingkungan yang baik untuk perkembangbiakan cacing, hal ini
mengakibatkan tingginya prevalensi kecacingan di Indonesia dan terbanyak pada
anak berusia sekolah. Di Indonesia rata-rata prevalensi kecacingan adalah 31.8%
(Kemenkes, 2012).
Menurut Sudomo (2008) Sementara di Indonesia sendiri masih relative
tinggi pada tahun 2006 yaitu sebesar 32,6% terutama penduduk yang kurang
mampu dari sisi ekonomi. Kelompok ekonomi lemah ini mempunyai resiko
tinggi terjangkit penyakit kecacingan karena kurang adanya kemampuan dalam
menjaga hygiene dan sanitasi ingkungan tempat tinggalnya. (Ahdal,2014).
Untuk provinsi NTB khususnya Kabupaten Lombok Barat prevalensi
kecacingan mencapai 34% pada siswa SMP (Wibowo, 2019), sedangkan pada siswa
SD mencapai 24,2%. (Murti, 2016).

4
Infeksi cacing pada anak akan mengganggu pertumbuhan, menurunkan
kemampuan fisik, produktifitas belajar dan intelektualitas. Anak usia sekolah
merupakan frekuensi terbanyak yang menderita cacingan yang dapat
menyebabkan ganguan gizi, anemia, gangguan pertumbuhan yang pada akhirnya
akan mempunyai pengaruh terhadap tingkat kecerdasan seorang anak. Penelitian
Ada hubungan bermakna antara personal hygiene, kebiasaan mencuci tangan
sebelum makan, kebiasaan bermain yang kontak dengan tanah, tingkat pendidikan
dan pengetahuan ibu, kondisi ekonomu orangtua, kepemilikan jamban dan sarana
air bersih dengan infeksi cacinan pada anak SD. (Winita , 2012).
Dari hasil survey yang dilakukan di Terong tawah khususnya lingkungan
Tamn Ayu, Bajur. Dalam masalah hygienitas masih kurang, hal ini dibuktikan masih
banyaknya warga Bajur yang BAB di sungai selain itu juga jarak antar rumah warga
terlalu dempet sehingga sanitasinya kurang. Lingkungan sekitar rumah masih ada
sawah dimana anak-anak mereka terkadang main disekitar sawah tersebut
sehingga dapat menjadi faktor penularan penyakit cacing. Untuk itu pemberian
edukasi pada anak-anak khususnya Anak Sekolah Dasar sangatlah penting karena
berpengaruh untuk pencegahan penyakit cacingan pada anak demi terjaganya
kesehatan anak.

1.2 Batasan Masalah


Untuk provinsi NTB khususnya Kabupaten Lombok Barat prevalensi kecacingan
mencapai 34% pada siswa SMP sedangkan pada siswa SD mencapai 24,2%.
Ruang lingkup pembahasan materi dibatasi pada :
1. Sistem ditujukan pada anak-anak Sekolah Dasar mengenai Cacingan
2. Sistem ditujukan pada anak-anak Sekolah Dasar mengenai penyebab,
penularan, tanda&jegala, akibat serta pencegahan cacingan.
3. Sistem ditujukan pada anak-anak Sekolah Dasar tentang cara mencuci tangan
6 langkah yang benar

5
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )
CACINGAN PADA ANAK

A. Topik Penyuluhan
Cegah cacingan pada anak dengan mengajarkan cuci tangan 6 langkah
B. Tujuan Penyuluhan
1. Menjelaskan pengertian penyakit cacingan
2. Menjelaskan penyebab terjadinya
3. Menjelaskan tanda dan gejala penyakit cacingan
4. Menjelaskan akibat penyakit cacingan
5. Menjelaskan pencegahan penyakit cacingan
6. Mengajarkan cuci tangan 6 langkah
C. Sasaran
1. Who (siapa)
Anak-anak Sekolah Dasar khususnya kelas 4 dan 5
2. When (kapan dilaksanakan)
Disesuaikan
3. Where (dimana dilaksanakan)
SDN 2 Taman Ayu
4. Time ( Waktu)

D. Metode Penyuluhan
Ceramah, Tanya jawab dan Game
E. Media Penyuluhan
Video animasi, LCD, microphone.
F. Kegiatan Penyuluhan

Topik : Cegah Cacingan Pada Anak Dengan Mengajarkaan Cuci


Tangan 6 langkah

Hari/Tanggal : Disesuaikan

Waktu : Pukul 09.00-09.40 WITA

Tempat : SDN 2 Taman Ayu

Sasaran : Anak-anak Sekolah Dasar

6
Pengorganisasian dan uraian tugas :

1) Pemateri 1 : Muhamad Nurul Yahya


Uraian tugas :
 Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada
peserta
 Mengatur proses dan lama penyuluhan
 Mencontohkan cara mencuci tangan 6 langkah
 Menjawab pertanyaan peserta
 Memulaikan game bagi peserta
 Menutup acara penyuluhan
2) Pemateri 2 : Tri Wahyuni Puji Suaeb
Uraian tugas :
 Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan menggunakan
bahasa yang mudah dipahami oleh peserta
 Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses
penyuluhan
 Mencontohkan cara mencuci tangan 6 langkah
 Memotivasi peserta untuk bertanya
3) Fasilitator : Ari Anggriawan Susanto & Dedin Satriawan
Uraian tugas :
 Menyiapkan segala alat-alat yang dibutuhkan dalam kegiatan
penyuluhan
 Mendokumentasikan seluruh kegiatan penyuluhan
 Mengatur PPT pemateri
 Memutarkan video animasi tentang cacingan
4) Observer : Salsabila Nakhlah & Bq. Septila Octarica A.
Uraian tugas :
 Mencatat nama, alamat, dan jumlah peserta serta menempatkan diri
sehingga dapat mengamankan jalannya proses penyuluhan
 Membagikan dorprize bagi peserta yang menang dalam game

7
G. Rencana Kegiatan

Tahap Waktu Kegiatan penyuluhan peserta metode media

Pendahuluan 5 menit 1. Menyampaikan 1. Menjawab Ceramah microphone


salam salam
2. Memperkenalkan 2. Mendengarkan
diri memperhatikan
Penyajian 25 menit 1. Menjelaskan materi 1. Mendengarkan Ceramah dan tanya LCD,
Definisi penyakit dan jawab microphone
cacingan memperhatikan
2. Menjelaskan 2. Mendengarkan
Penyebab dan
terjadinya penyakit memperhatikan
cacingan 3. Mendengarkan
3. Menjelaskan Tanda dan
dan gejala penyakit memperhatikan
cacingan 4. Mendengarkan
4. Menjelaskan Akibat dan

penyakit cacingan memperhatikan

5. Menjelaskan 5. Mendengarkan

Pencegahan dan

penyakit cacingan memperhatikan

6. Menampilkan video 6. Menonton


animasi tentang video

cacingan 7. Mempraktekan

7. Penyuluhan mencuci

mencontohkan cara tangan 6

mencuci tangan langkah


8. Bertanya
8. Memberikan sesi
untuk bertanya
Penutup 10 menit 1. Bertanya kepada 1. Menjawab dan Ceramah dan Tanya microphone
peserta mengenai

8
pemahaman mereka menjelaskan jawab
tentang cacingan 2. mempraktekan
setelah diberikan cuci tangan
materi sebelumnya dan etika batuk
2. Meminta peserta yang benar
untuk 3. mengikuti
mempraktekan cuci game
tangan 6 langkah berhadiah
3. Game berhadiah 4. Mendengarkan
bagi peserta yang 5. Menjawab
bisa hafal salam
memperaktikkan
cuci tangan 6
langkah
4. Menyimpulkan
hasil penyuluhan
5. Menutup acara,
dengan salam
penutup

9
BAB III

PEMBAHASAN MATERI

A. Penyakit cacingan
1. Pengertian Penyakit Cacingan
Cacingan adalah infeksi yang disebabkan oleh cacing parasit.
Cacingan adalah penyakit yang ditularkan melalui makanan, minuman, atau
melalui kulit dengan menggunakan tanah sebagai media penularannya yang
disebabkan oleh cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing kremi, cacing
cambuk (Trichuris trichiura), dan cacing tambang (Ancylostoma duodenale
dan Necator americanus) (Jawetz et al, 2005)
2. Penyebab Penyakit Cacingan
a. Kebersihan Lingkungan
Lingkungan yang tidak hygiene dapat mempermudah
perkembangbiakkan telur cacing menjadi infektif, tanah yang gembur
serta lingkungan yang tidak tertata dengan rapi dapat memperbesar
peluang penyebaran cacing.
b. Kebiasaan yang buruk
Kebiasaan buruk seperti BAB tidak pada tempatnya, factor
sanitasi lingkungan serta factor hygiene per orang (tidak mencuci tangan
sebeum makan, kuku jari yag panjang) yang dapat mempermudah
penularan infeksi cacing usus.
c. Makanan yang tercemar oleh larva cacing
d. Tanah yang mengandung larva cacing
3. Penularan Penyakit Cacingan
Cacing memasuki tubuh melalui dua jalan yakni, pertama lewat
mulut, yaitu ketika anak makan makanan yang tidak higienis, seperti tidak
dicuci bersih atau dimasak dan banyak dihinggapi lalat yang membawa
larva cacing. Larva tersebut selanjutnya akan masuk ke saluran pencernaan.
Di sana, larva pecah dan berkembang biak.
Biasanya, sasaran cacing adalah tempat yang banyak menyimpan sari-
sari makanan, seperti usus. Kedua, cacing masuk lewat pori-pori. Bila anak tidak
memakai alas kaki saat berjalan di tanah dan bersentuhan dengan larva

10
cacing, sangat mungkin larva itu masuk ke dalam tubuhnya lewat pori-pori.
Selanjutnya, larva akan masuk ke pembuluh darah dan sampai di tempat yang
memungkinkannya berkembang biak: bisa di usus, paru-paru, hati, atau di bagian
tubuh lain.

4. Tanda dan Gejala Penyakit Cacingan


a. Badan kurus atau berat badan rendah karena kekurangan gizi
b. Rambut seperti rambut jagung
c. Lemas dan cepat lelah, muka pucat
d. Sakita/nyeri perut, diare dan perung kembung
e. Batuk berulang dan tidak sembuh-sembuh, sering sakit karena daya
tahan tubuh rendah.
5. Akibat Penyakit Cacingan

Pada kasus ringan cacingan memang tidak menimbulkan gejala nyata,


tetapi pada kasus-kasus infeksi berat bisa berakibat fatal. Cacing dapat bermigrasi
ke organ lain yang menyebabkan infeksi pada usus dan dapat berakhir pada
kematian. Infeksi usus akibat cacingan, juga berakibat menurunnya status
gizi penderita yang menyebabkan daya tahan tubuh menurun sehingga
memudahkan terjadinya infeksi penyakit lain termasuk HIV/AIDS,
Tuberkulosis dan Malaria. Selain itu terhambatnya pertumbuhan dan
perkembangan anak-anak Dari pertumbuhan fisik yang terhambat, hingga IQ
loss (penurunan kemampuan mental). Dalam perjalanannya, anak bisa jadi
batuk seperti TBC, berdahak seperti asma, Cacingan juga menyebabkan
anemia sehingga membuat anak mudah sakit karena tidak punya daya tahan.

6. Pencegahan penyakit cacingan


a. Cuci tangan sebelum makan
Budayakan kebiasaan dan perilaku pada diri sendiri, anak dan
keluarga untuk mencuci tangan sebelum makan. Dengan mencuci
tangan makan akan mengeliminir masuknya telur cacing ke mulut sebagai
jalan masuk pertama ke tempat berkembang biak cacing di perut kita.
b. Pakailah alas kaki jika menginjak tanah.
Jenis cacing ada macamnya, cara masuknya pun beragam, salah
satunya adalah cacing tambang. Cacing ini masuk melalui larva cacing

11
yang menembus kulit di kaki, yang kemudian jalan-jalan sampai ke usus
melalui trayek saluran getah bening. yang terselip di antara kuku dan
masuk ke usus dan berkoloni di sana.
c. Gunting dan bersihkan kuku secara teratur. Kadang telur yang terselip di
antara kuku dan masuk ke usus dan berkoloni di sana.
d. Hati-hatilah dengan makanan mentah atau setengah matang
e. Pencegahan dengan meminum obat anti cacing setiap 6 bulan sekali.
B. Mencuci tangan 6 langkah
1. Definisi
Cuci Tangan Menurut DEPKES 2007, mencuci tangan adalah proses
yang secara mekanis melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan
menggunakan sabun biasa dan air. Mencuci tangan adalah membasahi tangan
dengan air mengalir untuk menghindari penyakit, agar kuman yang menempel
pada tangan benar-benar hilang.
2. Enam Langkah Cuci Tangan
1) Gosok tangan dengan posisi telapak tangan pada telapak tangan
2) Telapak kanan di atas punggung tangan kiri dengan jari-jari saling
menjalin dan sebaliknya
3) Telapak pada telapak dengan jari-jari saling menjalin
4) Punggung jari-jari pada telapak tangan berlawanan dengan jari-jari saling
mengunci
5) Gosok memutar dengan ibu jari tangan kanan mengunci pada telapak kiri
dan sebaliknya
6) Gosok memutar, kearah belakang dan kearah depan dengan jari-jari
tangan kanan mengunci pada telapak tangan kiri dan sebaliknya.

12
BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Masyarakat khususnya anak-anak Sekolah Dsar Taman Ayu sudah


seharusnya mendapatkan prioritas kesehatan yang maksimal. Upaya ini harus di
dukung oleh sumber daya manusia yang bermanfaat bagi kesehatan. Tantangan
utama pembangunan suatu bangsa adalah membangun sumber daya manusia yang
berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Pencapaian pembangunan manusia diukur
dengan indeks pembangunan manusia (IPM).
Cacingan adalah infeksi yang disebabkan oleh cacing parasit. Cacingan
adalah penyakit yang ditularkan melalui makanan, minuman, atau melalui kulit
dengan menggunakan tanah sebagai media penularannya yang disebabkan oleh
cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing kremi, cacing cambuk (Trichuris
trichiura), dan cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus)
(Jawetz et al, 2005)
Penyebab Penyakit Cacingan adalah Kebersihan Lingkungan, kebiasaan yang
buruk, Makanan yang tercemar oleh larva cacing, Tanah yang mengandung larva
cacing.
Tanda dan Gejala Penyakit Cacingan adalah Badan kurus atau berat badan
rendah karena kekurangan gizi, Rambut seperti rambut jagung, Lemas dan cepat
lelah, muka pucat, Sakit/nyeri perut, diare dan perung kembung, Batuk berulang
dan tidak sembuh-sembuh, sering sakit karena daya tahan tubuh rendah.
Pencegahan penyakit cacingan adalah Cuci tangan sebelum makan, Pakailah
alas kaki jika menginjak tanah Gunting dan bersihkan kuku secara teratur, Kadang
telur yang terselip di antara kuku dan masuk ke usus dan berkoloni di sana, Hati-
hatilah dengan makanan mentah atau setengah matang, Pencegahan dengan
meminum obat anti cacing setiap 6 bulan sekali.
Saran
Semoga dengan kegiatan penyuluhan kesehatan tentang kecacingan pada
anak ini, diharapkan mampu memberikan dampak baik bagi pengetahauan dan
kesehatan masyarakat khususnya anak-anak Sekolah Dasar di Dusun Taman Ayu.

13
DAFTAR PUSTAKA

Budihardjo Ir, Eko, Prof. M.S.C. 2013. Kota dan Lingkungan, United Nation, University
Pers Jakarta. LP3ES.

Carpenito, Lynda Juall. 2010. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta:
EGC.

Gunawan, S., Drew, C., Nindi R, D. C., Henyta, & Permata Sari, K. (2018). Penyuluhan
“Perilaku Hidup Bersih Sehat (Phbs)” Dalam Rangka Program Tentara
Manunggal Masuk Desa (Tmmd) Wilayah Kodim 0510 Tigaraksa,
Tangerang. 1(2), 133–142.

Maharani, A. (2016). Evaluasi Data Pelaksanaan Rumah Tangga Berperilaku Hidup


Bersih Dan Sehat Di Wilayah Kerja Puskesmas Sigaluh 2 Kabupaten
Banjarnegara. Kesmas: National Public Health Journal, 53(9), 1689–1699.

Taryatman. (2016). Budaya Hidup Bersih Dan Sehat Di Sekolah Dasar Untuk
Membangun Genersi Muda Yang Berkarakter. Jurnal Pendidikan Ke-Sd-An,
3, 8–13.

Kemenkes RI. 2012. Buku Pedoman Pengendalian Kecacingan. Jakarta: Direktorat


Jenderal PP dan PL

Murti, DTK. Setyorini, RH. Triani, E. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan
Angka Kejadian Kecacingan pada Murid Sekolah Dasar. Jurnal Kedokteran
2016, 5(2): 25-30

14

Anda mungkin juga menyukai