Anda di halaman 1dari 17

PENYULUHAN TUMOR GANAS KANDUNG KEMIH

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Untuk memenuhi tugas Praktik Klinik Keperawatan Anak

Di Ruang Tondano RSUD Dr. Saiful Anwar

Oleh:

1. Yanuar Putrikasari (P17211217138)


2. Ismi Malikka Isnaini (P17211217139)
3. Reny Nur Indah F (P17211217148)
4. Balkizta Putri Nadia (P17211217156

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN DASAR MANUSIA PROGRAM STUDI SARJANA


TERAPAN KEPERAWATAN JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES
MALANG TAHUN AKADEMIK 2023/2024
SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Pokok Bahasan : Stunting

Penyuluh : Kelompok 3C D4 Poltekkes Malang

Kelompok sasaran : Keluarga pasien ruang tondano RSSA

Tanggal/Bulan/Tahun : 24/Februari/2024

Waktu : 13.00 WIB

I. Latar Belakang

Stunting merupakan istilah untuk penyebutan anak yang tumbuh tidak


sesuai dengan ukuran yang semestinya (bayi pendek). Stunting (tubuh pendek)
adalah keadaan tubuh yang sangat pendek hingga melampaui defisit 2 SD dibawah
median panjang atau tinggi badan populasi yang menjadi referensi internasional. Stunting
adalah keadaan dimana tinggi badan berdasarkan umur rendah, atau keadaan dimana
tubuh anak lebih pendek dibandingkan dengan anak – anak lain seusianya (MCN, 2009).
Stunted adalah tinggi badan yang kurang menurut umur (<-2SD), ditandai dengan
terlambatnya pertumbuhan anak yang mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tinggi
badan yang normal dan sehat sesuai usia anak. Stunted merupakan kekurangan gizi
kronis atau kegagalan pertumbuhan dimasa lalu dan digunakan sebagai indikator jangka
panjang untuk gizi kurang pada anak.
Stunting dapat didiagnosis melalui indeks antropometrik tinggi badan menurut
umur yang mencerminkan pertumbuhan linier yang dicapai pada pra dan pasca
persalinan dengan indikasi kekurangan gizi jangka panjang, akibat dari gizi yang tidak
memadai dan atau kesehatan.
Sekitar 8,8 juta anak Indonesia menderita stunting (tubuh pendek) karena kurang
gizi. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 mencatat angka kejadian stunting
nasional mencapai 37,2 persen. Angka ini meningkat dari 2010 sebesar 35,6 persen
(Rizma, 2016). Oleh karena itu dalam hal ini diperlukan upaya pencegahan stunting
salah satunya dengan penyuluhan bagaimana cara mencegah stunting diberikan pada
orangtua anak

II. Tujuan

Tujuan diadakan penyluhan “stunting”, adalah sebagai berikut

a. Tujuan umum:

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan orangtua anak dapat mengetahui dan


memahami bagaimana mencegah stunting.

b. Tujuan khusus:

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan pasien dan


keluarga pasien dapat mengetahui tentang:
1) Defenisi Stunting
2) Penyebab stunting
3) Dampak stuntig
4) Cara mencegah stunting
5) Zat Gizi Mikro yang Berperan untuk Menghindari Stunting (Pendek)

III. Sasaran

Sasaran dari kegiatan penyuluhan “Stunting” adalah keluarga pasien rawat inap RSUD
Dr. Saiful Anwar.

IV. Waktu Pelaksanaan

Adapun kegiatan penyuluhan “Stunting” dilaksanakan pada:

Hari/tanggal : Sabtu, 24 Februari 2024

Peserta :Keluarga pasien rawat inap RSUD Dr. Saiful Anwar

Media : PPT dan leaflet


Narasumber : Anggota kelompok 3

Sistem : 1. Sesi penyuuhan: ceramah/presentasi materi

2. Sesi diskusi/tanya-jawab

V. Metode

Metode yang penulis gunakan dalam penyuluhan “Stunting”, yaitu:

- Ceramah
- Diskusi
- Tanya jawab

VI. Media

Penggunaan media ini memiliki tujuan untuk memberikan pengetahuan dan wawasan tentang
“Stunting”, media yang penulis gunakan yaitu:

- Powerpoint
- Leaflet

VII. Kepanitiaan

Ketua : Reny Nur Indah Firdaus

Sekretaris : Balkizta Putri Nadia

Bendahara : Ismi Malikka Isnaini

Pemateri : Yanuar Putrikasari

Moderator : Balkizta Putri Nadia

Notulen : Ismi Malikka Isnaini

Fasilitator : Reny Nur Indah Firdaus

Observer : Yanuar Putrikasari


VIII. Susunan Acara

No Waktu Kegiatan Keterangan


1. 09.00 – 09.10 Persiapan penyuluhan Operator
2. 09.10 – 09.15 Pembukaan acara MOD
3. 09.15 – 09.35 Penyampaian materi “Stunting” Pemateri: anggota

kelompok 3
5. 09.35 – 09.50 Sesi diskusi Pemateri & MOD
6. 09.50 – 09.55 Dokumentasi Operator & MOD
7. 09.55 – 10.00 Penutup MOD

IX. Kegiatan Penyuluhan

No Tahap Kegiatan Metode Media/ Peraga


1 Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab Lisan
2. Memperkenalkan diri salam
3. Menjelaskan topik dan 2. Mendengarkan
tujuan pendidikan 3. Menjawab
kesehatan
4. Menanyakan kesiapan
keluarga

2 Penjelasan Menjelaskan tentang: 1. Mendengarkan 1. Leafelt


2. Bertanya 2.PPT
1. Stunting
2. Faktor penyebab
stunting
3. Tanda dan gejala
stunting
4. Pemeriksaan
penunjang
5. Pilihan pengobatan
stunting

3 Evaluasi 1. Menanyakan kembali Tanya jawab Lisan


hal- hal yang sudah
dijelaskan mengenai
stunting
2. Memberikan
kesempatan keluarga
untuk menjelaskan
kembali apa yang
sudah diberikan
edukasi

4 Penutup 1. Menutup pertemuan 1. Menjawab Lisan


dengan menyimpulkan salam
materi yang telah 2. Mendengarka
dibahas n
2. Memberikan salam 3. Menjawab
penutup

X. Evaluasi

1. Evaluasi terstruktur
a) Adanya koordinasi antara pemateri, peserta penyuluhan dan panitia
penyelenggara selama acara penyuluhan berlangsung.
b) Persiapan acara penyuluhan dapat dilakukan dengan baik, misalnya
dalam penyiapan kursi, absensi dan leaflet.
c) Sebelum penyuluhan telah dilakukan perjanjian penyuluhan dengan
2. Evaluasi proses
a) Peserta aktif mendengarkan dan menyimak acara penyuluhan
b) Peserta aktif bertanya topik yang dibahas pada sesi tanya jawab.
c) Peserta mampu merespon pertanyaan yang diberikan pemateri.

3. Evaluasi hasil
Peserta mampu menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan dengan benar melalui
pertanyaan lisan meliputi pengertian stunting, cara mencegahnya, dan zat gizi yang berperan
menghindari stunting (75%).

XI. Penutup

1. Kesimpulan

Angka kejadian karsinoma kandung kemih lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan
dengan perempuan. Hal ini dikaitkan dengan faktor risiko laki-laki lebih sering merokok
daripada perempuan.

2. Saran

Berdasarkan kesimpulan di ata diharapkan masyarakat lebih sadar tentang bahaya


karsinoma kandung kemih. Masyarakat harus dapat mencegah karsinoma kandung kemih
dengan menghindari faktor risiko nya.
Lampiran I. Materi

PENYULUHAN

“STUNTING”

1. Pengertian

Stunting merupakan istilah untuk penyebutan anak yang tumbuh tidak sesuai dengan
ukuran yang semestinya (bayi pendek). Stunting (tubuh pendek) adalah keadaan tubuh yang
sangat pendek hingga melampaui defisit 2 SD dibawah median panjang atau tinggi badan
populasi yang menjadi referensi internasional. Stunting adalah keadaan dimana tinggi badan
berdasarkan umur rendah, atau keadaan dimana tubuh anak lebih pendek dibandingkan dengan
anak – anak lain seusianya (MCN, 2009). Stunted adalah tinggi badan yang kurang menurut
umur (<-2SD), ditandai dengan terlambatnya pertumbuhan anak yang mengakibatkan kegagalan
dalam mencapai tinggi badan yang normal dan sehat sesuai usia anak. Stunted merupakan
kekurangan gizi kronis atau kegagalan pertumbuhan dimasa lalu dan digunakan sebagai indikator
jangka panjang untuk gizi kurang pada anak.
Stunting dapat didiagnosis melalui indeks antropometrik tinggi badan menurut umur yang
mencerminkan pertumbuhan linier yang dicapai pada pra dan pasca persalinan dengan indikasi
kekurangan gizi jangka panjang, akibat dari gizi yang tidak memadai dan atau kesehatan.
Stunting merupakan pertumbuhan linier yang gagal untuk mencapai potensi genetic sebagai
akibat dari pola makan yang buruk dan penyakit (ACC/SCN, 2000).
Stunting didefinisikan sebagai indikator status gizi TB/U sama dengan atau kurang dari
minus dua standar deviasi (-2 SD) dibawah rata-rata standar atau keadaan dimana tubuh anak
lebih pendek dibandingkan dengan anak – anak lain seusianya (MCN, 2009) (WHO, 2006). Ini
adalah indikator kesehatan anak yang kekurangan gizi kronis yang memberikan gambaran gizi
pada masa lalu dan yang

b. Faktor Risiko

Menurut beberapa penelitian, kejadian stunted pada anak merupakan suatu proses
kumulatif yang terjadi sejak kehamilan, masa kanak-kanak dan sepanjang siklus
kehidupan. Pada masa ini merupakan proses terjadinya stunted pada anak dan peluang
peningkatan stunted terjadi dalam 2 tahun pertama kehidupan. Faktor gizi ibu sebelum
dan selama kehamilan merupakan penyebab tidak langsung yang memberikan kontribusi
terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin. Ibu hamil dengan gizi kurang akan
menyebabkan janin mengalami intrauterine growth retardation (IUGR), sehingga bayi
akan lahir dengan kurang gizi, dan mengalami gangguan pertumbuhan dan
perkembangan. Anak-anak yang mengalami hambatan dalam pertumbuhan disebabkan
kurangnya asupan makanan yang memadai dan penyakit infeksi yang berulang, dan
meningkatnya kebutuhan metabolic serta mengurangi nafsu makan, sehingga
meningkatnya kekurangan gizi pada anak. Keadaan ini semakin mempersulit untuk
mengatasi gangguan pertumbuhan yang akhirnya berpeluang terjadinya stunted (Allen
and Gillespie, 2001). Gizi buruk kronis (stunting) tidak hanya disebabkan oleh satu faktor
saja seperti yang telah dijelaskan diatas, tetapi disebabkan oleh banyak faktor, dimana
faktor-faktor tersebut saling berhubungan satu sama lainnnya. Terdapat tiga faktor utama
penyebab stunting yaitu sebagai berikut :

Asupan makanan tidak seimbang (berkaitan dengan kandungan zat gizi dalam makanan
yaitu karbohidrat, protein,lemak, mineral, vitamin, dan air).

Riwayat berat badan lahir rendah (BBLR),

Riwayat penyakit.

Lancet “Maternal and Child Nutrition” Series tahun 2004 memuat satu konsep model
faktor-faktor yang menyebabkan kekurangan gizi, kecacatan atau disability dan kematian.

• Dalam diagram tersebut terlihat bahwa kekurangan gizi kronis atau pendek

lebih dipengaruhi oleh faktor gangguan pertumbuhan pada masa janin, kekurangan
asupan zat gizi mikro dan kekurangan asupan energy dan protein.

• Sementara itu gizi kurang akut yang sering disebut gizi kurang atau kurus lebih banyak
dipengaruhi oleh faktor tidak cukupnya asupan gizi terutama kalori dan protein dan
infeksi penyakit.

• Tidak optimalnya pemberian Air Susu Ibu merupakan salah satu penyebabnya tingginya
infeksi pada bayi yang mengakibatkan kekurangan gizi akut dan kematian.

• Kekurangan gizi mikro disamping menyebabkan kekurangan gizi kronis juga


menyebabkan disability, yang meningkatkan risiko kematian

• Faktor-faktor kemiskinan, sosial budaya dan politik, meningkatnya infeksi penyakit,


ketahanan pangan dan tidak optimalnya cakupan dan kualitas pelayanan merupakan
merupakan faktor yang secara bersama-sama maupun secara sendiri-sendiri berpengaruh
pada keadaan gizi ibu hamil, kekurangan gizi mikro, asupan energy yang rendah dan
tidak optimalnya pemberian Air Susu Ibu.
c. Pathway

d. Penatalaksanaan

1) Penyebab stunting

Stunting berkembang dalam jangka panjang karena kombinasi dari beberapa atau
semua faktor – faktor berikut :

a. Kurang gizi kronis dalam jangka waktu panjang


b. Retardasi pertumbuhan intrauterine
c. Tidak cukup protein dalam proporsi total asupan kalori
d. Perubahan hormon yang di picu oleh stress
e. Sering menderita infeksi diawal kehidupan seorang anak

2) Ciri – ciri stunting


a. Pertumbuhan melambat
b. Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya

c. Pertumbuhan gigi melambat


d. Performa buruk pada kemampuan fokus dan memori belajarnya
e. Usia 8 – 10 tahun anak menjadi lebih pendiam, tidak banyak melakukan kontak
mata terhadap orang sekitarnya
f. Berat badan balita tidak naik bahkan cenderung menurun
g. Perkembangan tubuh anak terhambat, seperti terlat monarche (menstruasi pertama
anak perempuan)
h. Anak mudah terserang berbagai penyakit infeksi

3) Dampak stunting

4) Pencegahan stunting pada anak


1. Persiapan sebelum hamil

a. Pemeriksaan kesehatan bagi PUS (Pasangan Usia Subur)


b. Asupan gizi yang baik bagi PUS (Pasangan Usia Subur)

2. Masa kehamilan

a. Pemeriksaan kehamilan
b. Makanan bergizi untuk ibu hamil
c. Pemberian tablet tambah darah, asam folat dan imunisasi Tetanus Toxoid (TT)

3. Persalinan nifas dan menyusui

a. Persalinan oleh tenaga kesehatan


b. Pelayanan KB paca persalinan
c. Nutrisi ibu selama menyusui

4. Bayi dan balita

a. IMD (Inisiasi Menyusui Dini) air susu ibu ekslusif selama 6 bulan
b. MP (Makanan Pendamping) ASI dengan nutrisi yang tetap
c. Pemantauan kesehatan dan tumbuh kembang anak melalui KMS (Kartu Menuju
Sehat) dan KKA (Kartu Kembang Anak) di posyandu terdekat
Lampiran II. Leaflet penyuluhan

Lampiran II. Dokumentasi


DAFTAR PUSTAKA

Adinda. 2014.
Masalah Gizi penyebab Stunting (Pendek).
(http://adindascabiosa.blogspot.co.id/2014/04/-masalah-gizi-penyebab
stunting.html). Diakses pada tanggal 24 April 2016.
Laporan Tahuna Unicef Indonesia. 2012. Ringkasan Kajian Kesehatan Unicef
Indonesia.Oktober 2012.
Laporan Tahunan Indonesia. 2013. Penyajian Pokok-Pokok Hasil Riset Kesehatan Dasar
2013.
Rizma. 2016.
8,8 Juta Anak Indonesia Bertubuh Kerdil.(
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/01/26/o1k24o385-88-
juta-anak-indonesia-bertubuh-kerdil-part1). Diakses pada tanggal 20 Maret 2016.

Anda mungkin juga menyukai