Oleh:
(SAP)
Tanggal/Bulan/Tahun : 24/Februari/2024
I. Latar Belakang
II. Tujuan
a. Tujuan umum:
b. Tujuan khusus:
III. Sasaran
Sasaran dari kegiatan penyuluhan “Stunting” adalah keluarga pasien rawat inap RSUD
Dr. Saiful Anwar.
2. Sesi diskusi/tanya-jawab
V. Metode
- Ceramah
- Diskusi
- Tanya jawab
VI. Media
Penggunaan media ini memiliki tujuan untuk memberikan pengetahuan dan wawasan tentang
“Stunting”, media yang penulis gunakan yaitu:
- Powerpoint
- Leaflet
VII. Kepanitiaan
kelompok 3
5. 09.35 – 09.50 Sesi diskusi Pemateri & MOD
6. 09.50 – 09.55 Dokumentasi Operator & MOD
7. 09.55 – 10.00 Penutup MOD
X. Evaluasi
1. Evaluasi terstruktur
a) Adanya koordinasi antara pemateri, peserta penyuluhan dan panitia
penyelenggara selama acara penyuluhan berlangsung.
b) Persiapan acara penyuluhan dapat dilakukan dengan baik, misalnya
dalam penyiapan kursi, absensi dan leaflet.
c) Sebelum penyuluhan telah dilakukan perjanjian penyuluhan dengan
2. Evaluasi proses
a) Peserta aktif mendengarkan dan menyimak acara penyuluhan
b) Peserta aktif bertanya topik yang dibahas pada sesi tanya jawab.
c) Peserta mampu merespon pertanyaan yang diberikan pemateri.
3. Evaluasi hasil
Peserta mampu menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan dengan benar melalui
pertanyaan lisan meliputi pengertian stunting, cara mencegahnya, dan zat gizi yang berperan
menghindari stunting (75%).
XI. Penutup
1. Kesimpulan
Angka kejadian karsinoma kandung kemih lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan
dengan perempuan. Hal ini dikaitkan dengan faktor risiko laki-laki lebih sering merokok
daripada perempuan.
2. Saran
PENYULUHAN
“STUNTING”
1. Pengertian
Stunting merupakan istilah untuk penyebutan anak yang tumbuh tidak sesuai dengan
ukuran yang semestinya (bayi pendek). Stunting (tubuh pendek) adalah keadaan tubuh yang
sangat pendek hingga melampaui defisit 2 SD dibawah median panjang atau tinggi badan
populasi yang menjadi referensi internasional. Stunting adalah keadaan dimana tinggi badan
berdasarkan umur rendah, atau keadaan dimana tubuh anak lebih pendek dibandingkan dengan
anak – anak lain seusianya (MCN, 2009). Stunted adalah tinggi badan yang kurang menurut
umur (<-2SD), ditandai dengan terlambatnya pertumbuhan anak yang mengakibatkan kegagalan
dalam mencapai tinggi badan yang normal dan sehat sesuai usia anak. Stunted merupakan
kekurangan gizi kronis atau kegagalan pertumbuhan dimasa lalu dan digunakan sebagai indikator
jangka panjang untuk gizi kurang pada anak.
Stunting dapat didiagnosis melalui indeks antropometrik tinggi badan menurut umur yang
mencerminkan pertumbuhan linier yang dicapai pada pra dan pasca persalinan dengan indikasi
kekurangan gizi jangka panjang, akibat dari gizi yang tidak memadai dan atau kesehatan.
Stunting merupakan pertumbuhan linier yang gagal untuk mencapai potensi genetic sebagai
akibat dari pola makan yang buruk dan penyakit (ACC/SCN, 2000).
Stunting didefinisikan sebagai indikator status gizi TB/U sama dengan atau kurang dari
minus dua standar deviasi (-2 SD) dibawah rata-rata standar atau keadaan dimana tubuh anak
lebih pendek dibandingkan dengan anak – anak lain seusianya (MCN, 2009) (WHO, 2006). Ini
adalah indikator kesehatan anak yang kekurangan gizi kronis yang memberikan gambaran gizi
pada masa lalu dan yang
b. Faktor Risiko
Menurut beberapa penelitian, kejadian stunted pada anak merupakan suatu proses
kumulatif yang terjadi sejak kehamilan, masa kanak-kanak dan sepanjang siklus
kehidupan. Pada masa ini merupakan proses terjadinya stunted pada anak dan peluang
peningkatan stunted terjadi dalam 2 tahun pertama kehidupan. Faktor gizi ibu sebelum
dan selama kehamilan merupakan penyebab tidak langsung yang memberikan kontribusi
terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin. Ibu hamil dengan gizi kurang akan
menyebabkan janin mengalami intrauterine growth retardation (IUGR), sehingga bayi
akan lahir dengan kurang gizi, dan mengalami gangguan pertumbuhan dan
perkembangan. Anak-anak yang mengalami hambatan dalam pertumbuhan disebabkan
kurangnya asupan makanan yang memadai dan penyakit infeksi yang berulang, dan
meningkatnya kebutuhan metabolic serta mengurangi nafsu makan, sehingga
meningkatnya kekurangan gizi pada anak. Keadaan ini semakin mempersulit untuk
mengatasi gangguan pertumbuhan yang akhirnya berpeluang terjadinya stunted (Allen
and Gillespie, 2001). Gizi buruk kronis (stunting) tidak hanya disebabkan oleh satu faktor
saja seperti yang telah dijelaskan diatas, tetapi disebabkan oleh banyak faktor, dimana
faktor-faktor tersebut saling berhubungan satu sama lainnnya. Terdapat tiga faktor utama
penyebab stunting yaitu sebagai berikut :
Asupan makanan tidak seimbang (berkaitan dengan kandungan zat gizi dalam makanan
yaitu karbohidrat, protein,lemak, mineral, vitamin, dan air).
Riwayat penyakit.
Lancet “Maternal and Child Nutrition” Series tahun 2004 memuat satu konsep model
faktor-faktor yang menyebabkan kekurangan gizi, kecacatan atau disability dan kematian.
• Dalam diagram tersebut terlihat bahwa kekurangan gizi kronis atau pendek
lebih dipengaruhi oleh faktor gangguan pertumbuhan pada masa janin, kekurangan
asupan zat gizi mikro dan kekurangan asupan energy dan protein.
• Sementara itu gizi kurang akut yang sering disebut gizi kurang atau kurus lebih banyak
dipengaruhi oleh faktor tidak cukupnya asupan gizi terutama kalori dan protein dan
infeksi penyakit.
• Tidak optimalnya pemberian Air Susu Ibu merupakan salah satu penyebabnya tingginya
infeksi pada bayi yang mengakibatkan kekurangan gizi akut dan kematian.
d. Penatalaksanaan
1) Penyebab stunting
Stunting berkembang dalam jangka panjang karena kombinasi dari beberapa atau
semua faktor – faktor berikut :
3) Dampak stunting
2. Masa kehamilan
a. Pemeriksaan kehamilan
b. Makanan bergizi untuk ibu hamil
c. Pemberian tablet tambah darah, asam folat dan imunisasi Tetanus Toxoid (TT)
a. IMD (Inisiasi Menyusui Dini) air susu ibu ekslusif selama 6 bulan
b. MP (Makanan Pendamping) ASI dengan nutrisi yang tetap
c. Pemantauan kesehatan dan tumbuh kembang anak melalui KMS (Kartu Menuju
Sehat) dan KKA (Kartu Kembang Anak) di posyandu terdekat
Lampiran II. Leaflet penyuluhan
Adinda. 2014.
Masalah Gizi penyebab Stunting (Pendek).
(http://adindascabiosa.blogspot.co.id/2014/04/-masalah-gizi-penyebab
stunting.html). Diakses pada tanggal 24 April 2016.
Laporan Tahuna Unicef Indonesia. 2012. Ringkasan Kajian Kesehatan Unicef
Indonesia.Oktober 2012.
Laporan Tahunan Indonesia. 2013. Penyajian Pokok-Pokok Hasil Riset Kesehatan Dasar
2013.
Rizma. 2016.
8,8 Juta Anak Indonesia Bertubuh Kerdil.(
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/01/26/o1k24o385-88-
juta-anak-indonesia-bertubuh-kerdil-part1). Diakses pada tanggal 20 Maret 2016.