Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KELAS IBU BALITA


DI WILAYAH PUSKESMAS TANGGUL
TANGGAL 26 FEBRUARI 2024

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Praktik Klinik Stase Asuhan


Kebidanan Neonatus, Balita, Dan Anak Pra Sekolah

Oleh :
ALFINA DWI RAHASTI P17312235112

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
TAHUN 2024
LEMBAR PENGESAHAN SAP
KELAS IBU BALITA DI WILAYAH KERJA PKM TANGGUL
TANGGAL 26 FEBRUARI 2024

Jember, 26 Februari 2024

Alfina Dwi Rahasti


NIM: P17312235112

Mengetahui,

Pembimbing Akadmik Pembimbing Klinik

Riza Umami SST. M.Keb Bdn.Nurul Hidayati F. S.Tr.Keb


NIP. 198412192019022001 NIP. 198606182017052001
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

a) Hari/tanggal : 26 Februari 2024


b) Jam/waktu : 09.00-selesai
c) Sub Bahasan : Kelas Ibu dan Balita
d) Sasaran : Anak Usia 2-5 Tahun
e) Metode : Ceramah dan Tanya jawab
f) Materi : 1. Tumbuh Kembang
2. Pencegahan Kecelakaan
3. Gizi Seimbang
g) Media : Booklet
h) Tempat : Puskesmas Tanggul

I. Latar Belakang

Menurunkan angka kematian anak merupakan salah satu tujuan


Sustainable Development Goals (SDGs) yang bisa dicapai apabila akses dan
kualitas pelayanan kesehatan anak dilaksanakan secara optimal. Untuk itu
upaya akselerasi secara bersama-sama untuk meningkatkan akses dan kualitas
pelayanan kesehatan anak perlu dilaksanakan. Pengelola program kesehatan
anak diharapkan mengetahui dan memahami tentang intervensi efektif dalam
pencapaian SDGs. Adanya angka kejadian kurang optimal pada pertumbuhan
dan perkembangan anak bisa dilihat dari angka stunting. Berdasarkan survei
yang dilakukan studi status gizi Indonesia (SSGI), indonesia menargetkan
angka stunting maksimal 14% pada tahun 2024. Namun, pada tahun 2021
terdapat 24,4%. balita yang mengalami stunting di Indonesia, di Jawa Timur
terdapat 23,5%. sedangkan dikabupaten Malang angka stunting sebesar 25%.
(KemenkesRI, 2021). Hal tersebut menjadi perhatian untuk mengoptimalkan
sebuah program agar angka stunting di Indonesia turun. Penguatan
kemampuan orang tua melalui edukasi dalam sebuah kelas menjadi bagian
dari profesionalitas orang tua mengasuh anak agar lebih baik (Holloway &
Pimlott-Wilson, 2019). Salah satu upaya peningkatan kelangsungan hidup
anak adalah diluncurkannya program yang berbasis masyarakat yaitu kelas
ibu balita. Program kelas ibu balita ini bukanlah program yang baru, program
ini bersamaan dengan dilaksanakannya kelas ibu untuk ibu hamil dan kelas
ibu balita adalah kelanjutan dari kelas ibu hamil. Kelas Ibu Balita merupakan
kelas yang diikuti ibu balita mulai dari 0-59 bulan, melakukan kegiatan
belajar tentang cara merawat dan mengasuh bayi dan anak yang benar serta
bagaimana memantau perkembangan anak sesuai usia, baik secara fisik
maupun mental (Hidayah & Rosita, 2023). Ciri khas Kelas Ibu Balita adalah
metode pembelajaran berbentuk partisipatif, sementara narasumber hanya
berperan sebagai fasilitator di saat-saat tertentu saja, namun kegiatan belajar
lebih dominan melalui sharing, diskusi, dan latihan bersama (Lontaan,
Kusmiyati, & Keintjem, 2018). Herliani, et al (2018) mendapatkan bahwa
Kelas Ibu Balita mampu meningkatkan kualitas ibu dalam pemantauan
tumbuh kembang anak karena dalam kelas Ini terjadi komunikasi dua arah,
bahan dickuci menggunakan pengalaman masing-masing peserta sehingga
lebih bermakna.

Selama ini pelaksanaan kelas ibu balita tidak dapat berjalan optimal yang
kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor antara lain kedatangan ibu ke
puskesmas atau posyandu untuk mengikuti kelas ibu balita ini kurang, media
yang digunakan untuk pembelajaran masih belum optimal, keterbatasan
fasilitator, kurangnya pemahaman masyarakat tentang manfaat adanya kelas
ibu balita. Untuk itu diperlukan evaluasi program dan upaya untuk
mengoptimalkan pelaksanaan kelas ibu balita sehingga tujuan program ini
bisa mencapai hasil maksimal. Beberapa ibu yang ditanya secara acak kurang
memahami tentang stimulasi perkembangan, dan perkembangan balita di
daerah tersebut ada yang meragukan dan mengalami penyimpangan. Buku
KIA yang banyak berisi informasi terkait perawatan balita, disimpan oleh
kader dengan alasan takut hilang karena di buku KIA juga ada data- data
kesehatan balita. Ketakutan ini tentu saja beralasan dan memerlukan solusi
agar informasi terkait pelayanan kesehatan, gizi dan stimulasi pertumbuhan
dan perkembangan balita dapat tetap diperoleh orang tua atau pengasuh.
Optimalisasi kelas ibu balita dengan menggunakan media pendamping selain
buku KIA yang bisa dikemas menarik dan bisa dibawa oleh orang tua atau
pengasuh terbukti mampu meningkatkan kemampuan ibu dalam perawatan
balitanya. (dapus). Penggunaan modul yang berisi materi tumbuh kembang
ternyata efektif meningkatkan prilaku ibu dalam memberikan stimulasi
tumbuh kembang pada balita. Berdasarkan hasil riset tersebut maka penulis
mengimplementasikan kegiatan serupa. Tujuannya untuk mengetahui
kemampuan ibu memberikan stimulasi tumbuh kembang anak melalui
pelaksanaan program Kelas Ibu Balita.
II. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah diberikan penjelasan diharapkan sasaran dapat mengetahui :

a. Tumbuh Kembang Anak

b. Pencegahan Kecelakaan

c. Gizi Seimbang

III. Materi (Terlampir)

a. Tumbuh Kembang Anak

b. Pencegahan Kecelakaan

c. Gizi Seimbang

IV. Metode

a. Ceramah

b. Tanya Jawab

V. Evaluasi

a. Evaluasi Struktur

1. Sasaran menghadiri acara penyuluhan

2. Tempat dan media telah sesuai dengan rencana

3. Peserta berada pada posisi yang telah direncakan

b. Evaluasi Proses

1. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan

2. Peserta mengikuti penyuluhan dengan baik

3. Materi penyuluhan seluruhnya telah disampaikan

c. Evaluasi Program

1.Peserta mengetahui mengenai tumbuh kembang anak, pencegahan


kecelakaan, dan gizi seimbang

2. Peserta dapat menjawab semua pertanyaan yang diajukan


i) Pengorganisasian

a. Moderator

Membuka acara, bertanggung jawab dalam kelancaran


diskusi pada penyuluhan kekerasan seksual pada anak,
mengarahkan diskusi pada hal- hal yang terkait pada
tujuan diskusi, serta memicu peserta untuk berperan aktif.
b. Penyaji

Bertanggung jawab dalam memberikan penyuluhan


dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami
peserta penyuluhan.
c. Fasilitator

Memotivasi peserta untuk aktif berperan serta dalam


diskusi, baik dalam mengajukan usulan, pertanyaan,
ataupun memberi jawaban.
d. Observer

Mengamati jalannya kegiatan pertemuan, membuat


catatan kecil tentang hal-hal yang penting dari kegiatan
tersebut dan mengevaluasi hasil pelaksanaan penyuluhan.
LAMPIRAN MATERI

TUMBUH KEMBANG ANAK

A. Pengertian
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan
interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian
atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa
serta sosialisasi dan kemandirian.
B. Ciri-Ciri Tumbuh Kembang Anak
Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling
berkaitan, diantaranya :
a. Perkembangan menimbulkan perubahan.
b. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan
perkembangan selanjutnya
C. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-beda.
D. Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap,
yaitu: a. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian
menuju ke arah kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal).
b.Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu
berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan
gerak halus (pola proksimodistal) Perkembangan memiliki tahap yang
berurutan.
Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan
berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik.
E. Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh KembangAnak
Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhandan perkembangan normal
yang merupakan hasilinteraksi banyak faktor yang
mempengaruhipertumbuhan dan perkembangan anak. Adapun factor faktor
tersebut antara lain
1.Faktor Internal
Ras/etnik atau bangsa, Keluarga, Umur, Jenis kelamin, Genetik
2. Faktor Eksternal
Gizi, Mekanis, Toksin/zat kimia, Endokrin,Radiasi, Infeksi, Kelainan
imunologi, Anoksia embrio, Psikologi ibu
3. Faktor Pranatal
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat
menyebabkan kerusakan jaringan otak.
4.Faktor Pascanatal
a. Gizi: Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zatmakanan yang adekuat.
b. Penyakit kronis/ kelainan kongenital Tuberkulosis, anemia, kelainan
jantungbawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani.
c. Lingkungan fisis dan kimia: Sanitasi lingkungan yang kurang baik,
kurangnya sinar matahari, paparan sinarradioaktif, zat kimia tertentu (Pb,
mercuri, rokok, dll) mempunyai dampak yang negative terhadap
pertumbuhan anak.
d. Psikologis : Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang
tidak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasatertekan,
akan mengalami hambatan di dalampertumbuhan dan perkembangannya.
e. Endokrin: Gangguan hormon, misalnya pada penyakithipotiroid akan
menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan.
f. Sosio-ekonomi Kemiskinan selalu berkaitan dengankekurangan makanan,
kesehatan lingkunganyang jelek dan ketidaktahuan, akanmenghambat
pertumbuhan anak.
g. Lingkungan pengasuhan: Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak
sangat mempengaruhi tumbuh kembanganak.
h. Stimulasi
Perkembangan memerlukanrangsangan/stimulasi khususnya dalamkeluarga,
misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan
anggotakeluarga lain terhadapkegiatan anak.
i. Obat-obatan: Pemakaian kortikosteroid jangka lama akanmenghambat
pertumbuhan, demikian halnyadengan pemakaian obat perangsang
terhadapsusunan saraf yang menyebabkanterhambatnya produksi hormon
pertumbuhan.
F. Pemantauan Perkembangan
Aspek-aspek perkembangan yang diperhatikan adalah sebagai berikut:
 Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan
dengan kemampuan anak melakukanpergerakan dan sikap tubuh yang
melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri
 Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan
dengan kemampuan anak melakukangerakan yang melibatkan bagian-
bagian tubuhtertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil,
tetapimemerlukan koordinasi yang cermat sepertimengamati sesuatu,
menjimpit, menulis, dan sebagainya.
 Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan
dengan kemampuan untuk memberikanrespons terhadap suara,
berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya. 4.
Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan
selesaibermain), berpisah dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi
dan berinteraksi denganlingkungannya, dan sebagainya.
G. Pemantauan Pertumbunan
 Pengukuran Berat dan Tinggi Badan Anak Pengukuran berat badan
anak terhadap tinggi badan anak dapat dibagi menjadi:
a. Pengukuran Berat Badan Terhadap Tinggi Badan (BB/TB) untuk
menentukan status gizi anak usia dibawah 5 tahun, apakah normal,
kurus, sangat ataugemuk.
b. Pengukuran Panjang Badan terhadap umur atauTinggi Badan
terhadap umur (PB/U atau TB/U) untuk menentukan status gizi anak,
apakah normal, pendek atau sangat pendek.
c. Pengukuran Indeks Massa Tubuh menurut Umur(IMT/U)
gemukatau obesitas. untuk menentukan status gizi anak usia 5 - 6
tahunapakah anak sangat kurus, kurus, normal,
d. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA) Tujuan untuk mengetahui
lingkaran kepala anak dalam batas normal atau diluar batas normal.
Jadwal pengukuran disesuaikan dengan umur anak. Umur O-Il bulan,
pengukuran dilakukan setiap tiga bulan, umur 12-72 bulan dilakukan
setiap enam bulan.
H. Stimulasi Perkembangan Anak I Stimulasi adalah kegiatan merangsang
kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara
optimal. Stimulasi tumbuh kembang anak dilakukan oleh ibu dan ayah yang
merupakan orang terdekat dengan anak, pengganti ibu/pengasuh anakdalam
kehidupan sehari-hari. Terdapat beberapa prinsipdasar yang perlu diperhatikan dalam
pemberian stimulasipada anak, yakni:
a. Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang.
b. Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karenaanak akan meniru tingkah
laku orang-orang yang terdekat dengannya.
c. Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umuranak.
d. Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anakbermain, bernyanyi, bervariasi,
menyenangkan, tanpapaksaan dan tidak ada hukuman.
e. Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutansesual umur anak, terhadap
aspek kemampuan dasar anak.
f. Gunakan alat bantu/permainan yang sederhana, amandan ada di sekitar anak.
g. Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-lakidan per empuan.
h. Anak selalu diberi pujian, bila perlu diberi hadiah atas keberhasilannya.
PENCEGAHAN KECELAKAAN
A. Pengertian Pencegahan kecelakaan adalah suatu tindakan yang bersifat
spesifik terhadap faktor-faktor yangmengancam keamanan dan keselamatan
seseorang
B. Pencegahan cedera oleh Orang Tua Orang tua menut kamus besar bahasa
Indonesia adalah ayah dan ibu kandung. Peran orang tua terhadap anak usia
balita yaitu memahami tumbuh kembang anak, memenuhi kebutuhan gizi,
membeikan kebebasan agar mereka dapat melakukan berbagai hal yang tidak
membahayakan, mengnyimpan benda-benda yang dapat membahayakan
anak, mengawasi setiap yang dilakukan anak (Potter & Perry, 2020).
Pemahaman orang tua terhadap perkembangan anak sangat penting untuk
menghindari cedera pada anak (Kusbiantoro. D, 2019), selain itu pengawasan
orang tua juga sangat penting untuk mengurang cedera pada anak
(Kuschithawati, et all, 2019).
C. Pencegahan cedera pada balita menurut Kusbiantoro .D (20I9) yang dapat
dilakukan petugas kesehatan angtara lain memberikan informasi dan
pengetahuan pada orang tua serta selalu waspada pada gerak gerik yang
dilakukan oleh anak. Upaya pencegahan yang dapat di lakukan orang tua di
rumah yaitu dengan: · Menyimpan benda tajam di dalam laci yang dapat di
kunci. · Membuat lemari khusus untuk zat yang berbahaya.Orang tua
menyimpan harus menyimpan semua racun potensial, termasuk tumbuhan,
subtansi pembersih dan obat obatan ini di lakukan agar menciptakan
lingkungan yang aman bagi anak (Potter & Perry, 2020) · Menjaga lantai
tetap bersih dan kering. Menghindari tumpahan air minum di lantai agar
mengurangi kejadian jatuh pada anak (Atak, et all, 2020) · Memberikan alat
bermain yang sesuai dengan usia anak · Melakukan pengawasan terhadap
anak dengan cara memberikan perhatian pada anak. Pengawasan saat anak
beraktifitas sendiri karena anak suka memasukan benda ke dalam mulutnya
untuk mencegah keracunan pada anak (Amal.AI, et all ,2023) Menurut
Soedjatmiko (2021) cara mencegah kecelakaan balita adalah (1). Ketika
menggendong balita · Hati-hati melewati lantai yang licin atau tangga · Hati-
hati berjalan di tanah yang basah dan licin (2).. Ketika orangtua sibuk bekerja
· Jangan membiarkan balita bermain sediri: di dekat api, kompor menyala, di
dekat sumur, kolam, sungai jalan raya, di dekat tangga dan jendela rumah
bertingkat · Jangan melakukan pekerjaan yang berbahaya di depan anak yang
dapat ditirukan anak misalnya memotong menggunakan pisau, gunting,
parang, arit, membakar, mengotak-atik colokan listerik, kabel listrik (3).
Ketika anak bermain · Jauhkan dari benda berbahaya yang bisa disangka
makanan/minuman : Obat tablet, obat sirup, kamper, racun tikus, racun
serangga, pupuk, bensin, minyak tanah,
solar,sabun/deterjen,permbersihlantai,pengencer cat dan bahan kimia lainnya
parang, arit dll. · Jauhkan dari benda tajam Pisau, gunting, silet, jarum, peniti,
paku, paku payung, garpu, · Jauhkan dari benda panas: Kompor, setrika,
termos berisi air panas, panci berisi masakan panas, lampu minyak tanah,
mesin dan knalpot sepeda motor yang masih panas dll · Jauhkan dari benda
yang mudah pecah Gelas, piring, mangok, kaca, cermin, vas bunga, stoples
dll
D. Cara Pencegahan kecelakaan
 Jauhkan dari lantai yang basah atau licin ·
 Jauhkan dari sumber listerik Colokan listrik, kabel listerik terpasang ·
Jauhkan dari benda yang mudah bergerak yang bisa mencederai anak
Pintu, kipas angin, mesin jahit, laci tidak terkunci ·
 Jauhkan mainan yang mudah pecah atau mudah lepas menjadi bagian
kecil, sehingga mudah tertelan anak
 Pencegahan cedera Menurut Wong (2019) berdasarkan klasifikasi tipe
kecelakaan yang bisa terjadi sebagai berikut:
1) Kendaraan bermotor Gunakan restrain mobil yang tersedia atau
gunakan sabuk pengaman, awasi anak saat bermain diluar, jangan
biarkan anak bermain di pinggir jalan atau belakang mobil yang
sedang parkir, awasi saat bermain sepeda roda tiga, kunci pagar pintu
bila tidak bisa mengawasi anak secara langsung dan ajarkan anak
untuk mematuhi peraturan keamanan pejalan kaki
2) Tenggelam Awasi anak dengan ketat ketika berada dekat sumber
air. termasukember, jaga pintu kamar mandi dan toilet agar
tetaptertutup, pasang pagar disekeliling kolam renang dan kunci
gerbangnya, dan ajari berenang dan keamanan dalam air.
3) Luka Bakar Putar pegangan teko kearah kompor, simpan korek api
dan pematik api rokok di daerah yang terkunci atau tidak dapat di
jangkau, letakan lilin dan obat nyamuk bakar yang menyala, makanan
panas dan rokok di luar jangkauan, tutup soket listrik dengan penutup
plastik pengaman, letakan kabel listrik secara tersembunyi dan tidak
dapat di jangkau, jangan mengizinkan anak bermain dengan peralatan
listrik kabel atau korek api , tekankan bahaya api yang terbuka , ajari
tentang apa artinya panas , dan selalu periksa suhu air mandi, atau
suhu air 48.9 C, atau lebih rendah, jangan biarkan anak bermain keran
air. Mengatur suhu air mandi dengan thermometer, memastikan
makanan dan minuman agar tidak terlalu panas, Jauhkan anak dari
dapur saat memasak (Zou.K, at all, 2015).
4) Keracunan Letakan semua bahan yang berpotensi beracun diluar
jangkauan atau di dalam lemari terkunci, waspada terhadap makanan,
bahan makanan yang tidak bisa dikunyah seperti tanaman, letakan
kembali obat atau bahan beracun setelah dipakai dengan segera,
pasang penutup obat bertakaran secara tepat, berikan obat sebagai
obatbukan permen, ajarkan anak agar tidak bermain-main dalam
wadah sampah, jangan lepaskan label dari wadah beracun dan cari tau
nomor dan lokasi pengendalian racun terdekat
5) Jatuh Pasang jaring - jaring pada jendela, paku dengan aman, dan
pasang terali pelindung, pasang gerbang di atas dan bawah tangga,
ganti karpet yang sudah robek atau tidak aman, jaga pintu pagar tetap
terkunci agar tidak bisa terbuka oleh anak, pasang karpet dibawah
tempat tidur dan di kamar mandi, awasi tempat bermain, pilih tempat
bermain dengan lantai di lapisi bahan yang lembut dan aman dan yang
terakhir kenakan pakaian yang amaan
E. Pertolongan Pertama Kecelakaan dan Penyakit Pada Anak Menurut Soedjatmiko
(2021), pertolongan pertama
a. Terjatuh · Anak segera di peluk, dihibur dan ditenangkan ·
b. Ketika sedang menangis kuat jangan diberi minum, bisa tersedak · Periksa adakah
bagian yang bengkak atau luka · Bila ada yang bengkak boleh dikompres dengan air
hangat atau minyak telon bayi · Bila bengkaknya besar atau balita sangat kesakitan,
segera bawa ke petugas kesehatan · Bila ada luka berdarah oleskan obat luka,
kemudian tutup dengan kasa · Bila luka besar atau perdar ahan terus berlanjut segera
bawa ke petugas kesehatan · Bila bayl sering muntah, rewel atau tidur terus menerus
segera bawa ke petugas kesehatan
c. Tertusuk atau tersayat benda tajam · Anak segera dipeluk, dihibur dan ditenangkan
· Hentikan perdar ahan dengan menekan pinggir luka dengan kain bersih · Bersihkan
luka dengan obat luka · Tutup luka dengan kasa · Bila nyeri, minumkan obat
penghilang rasa nyeri (misalnya : parasetamol) · Bila beberapa hari kemudian keluar
cairan keruh dari luka, segera bawa ke petugas kesehatan.
d. Terkena api atau benda panas · Anak segera dipeluk, dihibur dan ditenangkan ·
Matikan api dengan air bersih atau singkirkan benda panas · Kalau ada pakaian yang
terbakar segera disobek atau dipotong, agar kulit dibawahnya bisa di dinginkan dan
diobati · Segera siram dengan air dingin matang bagian yang terkena benda panas ·
Hibur dan tenangkan anak · Siram terus menerus dengan air dingin matang sampai
rasa panas hilang · Setelah rasa panas dan nyeri banyak berkurang, boleh oleskan
obat luka · Jangan diolesi dengan cairan atau bahan-bahan bukan obat luka · Bila
masih minum ASI segera berikan ASI · Berikan minuman manis agar anak tidak
kekur angan cairan · Minumkan obat penghilang rasa nyeri · Kalau timbul
gelembung-gelembung, jangan dipecahkan, olesi dengan obat luka · Bila bagian
yang terkena api atau benda panas sangat luas, meliputi wajah, leher, dada, perut,
tangan kaki, jari jemari, segera bawa ke rumah sakit
e. Diggit Binatang · Anak segera dipeluk, dihibur, dan ditenangkan. · Hentikan
perdar ahan dengan menekan pinggir luka dengan tangan bersih atau kain bersih ·
Bersihkan bekas gigitan dan sekitarnya dengan air sabun · Oleskan obat luka di
dalam luka dan sekitarnya · Bila yang menggigit adalah binatang berbisa ( misalnya
ular, kalajengking) , atau anjing, kucing, segera bawa ke petugas kesehatan terdekat,
untuk mendapat obat tambahan
f. Hidung berdarah (Mimisan) · Anak segera dipeluk, dihibur, ditenangkan ·
Baringkan anak, miringkan sesuai lubang hidung yang berdarah · Tekan bagian
hidung yang mengeluarkan darah dengan tangan bersih sampai darah berhenti · Bila
ada, kompres dgn es sisi hidung yang mengeluarkan darah
g. Mata Kemasukan Debu (Kelilipan) · Anak segera dipeluk, dihibur, ditenangkan ·
Biarkan anak memejamkan mata sambil diajak bicara · Mata jangan digosok-gosok
karena dapat melukai mata · Setelah anak tenang, coba membuka mata perlahanlahan
· Air mata yang mengalir akan membantu mengeluarkan debu · Kalau anak kesakitan
atau mata berdarah segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat
h. Demam · Jika masih menyusu, berikan ASI lebih sering. · Beri minum lebih sering
dan lebih banyak. · Jangan diselimuti atau diberi baju tebal. · Kompres dengan air
biasa atau air hangat. · Jangan kompres dengan air dingin karena anak bisa menggigil
· Jika demam tinggi, beri obat penurun panas sesuai dosis. · Untuk daer ah endemis
malaria, balita harus tidur di dalam kelambu antinyamuk (mengandung insektisida).
Anak demam harus segera dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan jika: · Demam
disertai kejang. · Demam tidak turun dalam 2 hari · Demam disertai bintik-bintik
merah, perdar ahan di hidung,dan atau buang air besar berwarna hitam.
i. Batuk Pilek · Jika masih menyusu, berikan ASI lebih sering. · Beri minum air
matang atau jus buah lebih banyak. · Jauhkan dari debu, bulu, serbuk, asap rokok,
asap dapur, dan asap pembakar an sampah. Anak batuk harus dibawa ke fasilitas
pelayanan kesehatan jika: · Batuk pilek tidak sembuh dalam 2 hari. · Anak sesak
napas. · Demam j. Mencret - Muntah · Berikan segera cairan oralit setelah anak
mencret atau muntah · Jika tidak ada oralit, berikan air matang, kuah sayur, atau air
tajin. · Jika anak masih menyusu, terus berikanASI dan MPASI. · Jangan beri obat
apapun kecuali dari petugas kesehatan. Segera bawa ke fasilitas pelayanan
kesehatanjika: · Timbul demam. · Ada darah di dalam tinja · Diare makin parah. ·
Muntah terus menerus. · Anak terlihat sangat haus. · Anak tidak mau makan dan
minum
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, dkk. 2017. Menu Makanan Sehat Untuk Balita. Surakarta. Yuma Pustaka.
Dedeh Kurniasih, Hilman Hilmansyah, Marfuah Panji Astuti dan Saeful Imam.
2010. Sehat & Bugar Berkat Gizi Seimbang.
Nakita dan Yayasan Institut Danone. Penerbit PT Gramedia. Jakarta. Maetryani.
2018. 3Pengetahuan Gizi Seimbang. Denpasar.
Salemba Medika Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Nomor tahun
2014 Toeti Soenardi. 2006. Hidup Sehat Gizi Seimbang dalam Siklus Kehidupan
Manusia. Ranch Market. Penerbit PT Primamedia Pustaka. Jakarta
Dewi, dkk. 2017. Menu Makanan Sehat Untuk Balita. Surakarta. Yuma Pustaka
Dedeh Kurniasih, Hilman Hilmansyah, Marfuah Panji Astuti dan Saeful Imam.
2010.
Sehat & Bugar Berkat Gizi Seimbang. Nakita dan Yayasan Institut Danone.
Penerbit PT Gramedia. Jakarta. Maetryani. 2018.
Pengetahuan Gizi Seimbang. Denpasar. Salemba Medika Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia. Nomor 4 tahun 2014 Toeti Soenardi. 2006. Hidup
Sehat Gizi Seimbang dalam Siklus Kehidupan Manusia. Ranch Market. Penerbit
PT Primamedia Pustaka. Jakarta
LAMPIRAN MEDIA
DAFTAR HADIR
NO NAMA ALAMAT TTD

Anda mungkin juga menyukai