Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN

TUMBUH KEMBANG PADA ANAK

PEMBIMBING AKADEMIK :
Dr. Ns. ANITA,S. Kep, M.Kep,Sp.Mat

PEMBIMBING LAHAN:
Ns. TUTI HARIYANA, S. Kep

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1

2314901038 Mardhatillah Heriyani


2314901062 Rheinabila
2314901003 Agil Cahya Batara
2314901037 Mala Sari
2314901080 Tahsya Ria Shafira

KELAS:

PROFESI NERS REGULER 1

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK


KESEHATAN TANJUNGKARANG JURUSAN KEPERAWATAN
TANJUNGKARANG SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
A. Pendahuluan
Masa balita merupakan proses pertumbuhan yang pesat dimana memerlukan perhatian
dan kasih sayang dari orang tua dan lingkungannya. Disamping itu balita membutuhkan
zat gizi yang seimbang agar status gizinya baik, serta proses pertumbuhan tidak
terhambat, karena dari segi umur balita yang bertumbuh dan berkembang dan golongan
paling rawan Kurang Energi Protein (KEP). Memiliki anak dengan tumbuh kembang
yang optimal adalah dambaan setiap orang tua. Untuk mewujudkannya tentu saja orang
tua harus selalu memperhatikan, mengawasi, dan merawat anak secara seksama (Kania,
2006).

UNICEF (2008) menyebutkan bahwa pada tahun 2007 hampir 200 juta anak di negara-
negara miskin memiliki pertumbuhan dan perkembangan anak yang terhambat karena
gizi kurang. Depkes RI pada tahun 2010 memnatat 3,38 juta jiwa anak dengan gizi
kurang. Balita yang merupakan bagian dari penduduk Indonesia yang menjadi harapan
masa depan sangat memprihatinkan jika asupannya tidak mencukupi standar
kebutuhannya. Hal ini akan memperburuk keadaan gizi balita di Indonesia. Laporan
organisasi kesehatan dunia (WHO/World Health Organization, 2006) menunjukkan
kesehatan masyarakat Indonesia terendah di Asean yaitu peringkat ke-142 dari 170
negara. Di Amerika latin, negara maju, Asia, negara berkembang dan Afrika diketahui
persentase anak yang mengalami kurang gizi usia 0 sampai 3 tahun pada tahun 2005
yaitu Amerika latin dan negara berkembang (5%), Afrika dan negara berkembang (15-
30%) sedangkan Asia hampir sama dengan Afrika (Gaoway, R, 2006).

Di Indonesia, salah satu masalah kesehatan masyarakat yang sedang kita hadapi saat ini
adalah beban ganda masalah gizi. Pada tahun 1990, prevalensi gizi kurang dan gizi
buruk sebanyak 31%, sedangkan pada tahun 2010 terjadi penurunan menjadi 17,9%.
Data Riskesdas 2010, prevalensi gizi lebih pada Balita sebesar 14,0%, meningkat dari
keadaan tahun 2007 yaitu sebesar 12,2%. Masalah gizi lebih yang paling
mengkhawatirkan terjadi pada perempuan dewasa yang mencapai 26,9% dan laki-laki
dewasa sebesar 16,3%. Sekitar 14% anak balita di Indonesia kurus (sekitar 6%
diantaranya sangat kurus) dan sekitar 12% gemuk. Ini merupakan masalah gizi yang
harus mendapat perhatian keluarga (Kurniasih, 2010). Riskesdas 2010 menunjukkan
prevalensi gizi buruk secara nasional terus mengalami penurunan dari 5,4% di tahun
2007 menjadi 4,9% di tahun 2010. Dan prevalensi gizi kurang tidak mengalami
perubahan dari tahun 2007 sampai tahun 2010, yaitu tetap 13,0%.
Kekurangan gizi berdampak pada meningkatnya angka kematian balita. Selain itu
kekurangan gizi berpengaruh terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan anak.
UNICEF (1998) kurang gizi pada anak dapat menyebabkan menurunnya perkembangan
fisik, kecerdasan, mental, kemampuan interaksi anak dengan lingkungan pengasuhnya.
Hasil penelitian Husaini (2003) menunjukkan bahwa anak dengan status gizi buruk
cenderung lebih banyak terhambat perkembangan motorik kasarnya (25%) dan 8 kali
lebih basar kemungkinan terlambat perkembangan motorik kasarnya dibandingkan anak
yang berstatus gizi normal. Hal yang sama dinyatakan dalam hasil penelitian Ferdiyana
(2003), semakin rendah status gizi anak maka semakin tinggi keterlambatan
perkembangannya (Soekirman, 2006).

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam usaha untuk mewujudkan SDM (sumber
daya manusia) yang berkualitas adalah faktor gizi, kesehatan, pendidikan, informasi,
teknologi dan jasa pelayanan lainnya. Dari berbagai faktor tersebut, faktor gizi
memegang peranan yang paling penting dalam proses tumbuh kembang anak.

Usia balita yang rawan terhadap masalah dan status gizi karena masa pertumbuhan dan
perkembangan di usia ini menentukan perkembangan fisik dan mental anak di usia
remaja dan ketika dewasa. Aktivitas bermain sebagai cara mengenal dunia sekitar dan
mengembangkan seluruh potensinya membuat anak menunda waktu makannya. Selain
itu masalah pola makan yang sering terjadi pada anak balita seperti pilih-pilih makanan,
tidak suka sayuran dan menyukai ‘junk food’ akan semakin mempengaruhi status gizi
balita tersebut.

Markum dkk, yang dikutip oleh Marimbi (2010) perkembangan lebih menitik beratkan
aspek perubahan bentuk atau fungsi pematangan organ atau individu, termasuk

perubahan aspek sosial atau emosional akibat pengaruh lingkungan. Perkembangan


menunjukkan suatu proses tertentu, yaitu suatu proses yang menuju kedepan dan tidak
diulang kembali. Dalam perkembangan manusia terjadi perubahan-perubahan yang
sedikit banyak bersifat tetap dan tidak dapat diulang. Perkembangan menunjukkan pada
perubahan-perubahan dalam suatu arah yang bersifat tetap dan maju (Ahmadi &
Sholeh, 2005).
Pertumbuhan dan perkembangan anak memerlukan zat gizi agar proses pertumbuhan
dan perkembangan berjalan dengan baik. Zat-zat gizi yang dikonsumi balita akan
berpengaruh pada status gizi batita. Perbedaan status gizi batita memiliki pengaruh yang
berbeda pada setiap perkembangan anak, dimana gizi seimbang yang dikonsumsi tidak
terpenuhi untuk pencapaian pertumbuhan dan perkembangan anak (perkembangan
motorik) yang baik pada masa balita, maka perkembangan anak akan terhambat.
Apabila balita mengalami kekurangan gizi akan berdampak pada keterbatasan
pertumbuhan, rentan terhadap infeksi, peradangan kulit dan akhirnya dapat
menghambat perkembangan anak meliputi kognitif, motorik, bahasa, dan
keterampilannya dibandingkan dengan balita yang memiliki status gizi baik.

Status gizi balita dapat di pantau di berbagai pelayanan kesehatan, antara lain Posyandu.
Posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan untuk
masyarakat yang dibimbing petugas terkait. (Departemen Kesehatan RI. 2006). Secara
umum, Posyandu adalah tempat/sarana untuk mendapatkan pelayanan dasar, dalam
bidang kesehatan (PUS, WUS, bayi, balita) dan KB yang dikelola, oleh dan untuk
masyarakat. Pengertian Posyandu berdasar aspek proses yakni wujud peran serta
masyarakat dalam pembangunan, khususnya kesehatan dengan menciptakan
kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk dalam mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Sedangkan berdasar aspek hirarki sistem upaya
pelayanan kesehatan Posyandu adalah forum yang menjembatani alih teknologi dan alih
kelola untuk upaya kesehatan yang profesional kepada masyarakat sebagai upaya untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat agar hidup sehat. Tujuannya yaitu memelihara
dan meningkatkan kesehatan bayi, balita, ibu dan pasangan usia subur. Oleh karena itu
sesuai uraian tersebut maka kami mahasiswa ners poltekkes Tanjung Karang bermaksud
untuk mengadakan penyuluhan kesehatan tentang tumbuh kembang balita di Marga
agung
B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Warga di Desa marga agung dapat memahami pentinya tumbuh kembang pada anak
2. Tujuan Khusus
Setelah penyuluhan warga mampu:
a) menyebutkan pengertian tumbuh kembang balita
b) menyebutkan pertumbuhan balita sesuai usia
c) menyebutkan perkembangan balita sesuai usia
d) menyebutkan cara mengotimalkan tumbuh kembang balita

C. Tahap Pelaksanaan
1. Waktu Kegiatan
Waktu pelaksanaan kegiatan pada hari Selasa tanggal 17 oktober 2023
2. Bentuk Kegiatan
Penyuluhan kesehatan tentang penanganan bencana
Narasumber : mahasiswa
3. Tempat
Desa Marga Agung
4. Laporan Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari selasa 17 Oktober 2023 dengan rinciankegiatan:
a) Persiapan tempat kegiatan yaitu setting tempat, media, alat dan bahan
penyuluhan

b) Kegiatan penyuluhan dalam bentuk materi ceramah dilakukan secara clasical


D. Tahap Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a) Panitia
Kegiatan ini dilaksanakan oleh mahasiswa dengan pengorganisasian yang
telah disepakatin bersama
b) Peserta
Kegiatan ini diikuti oleh peserta posyandu di desa Marga Agung berjulah 20
orang
2. Evaluasi Proses
Kegiatan ini berjalan dengan baik, sesuai dengan perencanaan walaupun saat
mulai kegiatan mengalami keterlambatan waktu. Pada saat pemaparan materi
ceramah, peserta memperhatikan dan banyak yang bertanya dan antusiasme
peserta.
3. Evaluasi Akhir
Kegiatan ini berjalan dengan cukup baik, semua kegiatan dapat dilaksankan dengan
baik oleh semua tim.
a) Peserta mampu menyebutkan pengertian tumbuh kembang balita
b) Peserta mampu menyebutkan pertumbuhan balita sesuai usia
c) Peserta mampu menyebutkan perkembangan balita sesuai usia
d) Peserta mampu menyebutkan cara mengotimalkan tumbuh kembang balita

E. Penutup
Demikian laporan pertanggung jawaban ini kami buat, Semoga dapat menjadi gambaran
tentang kejadian yang telah kami laksanakan
F. Lampiran
1. SAP

Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

Tumbuh Kembang Anak

1. Pokok bahasan : Tumbuh Kembang Anak


2. Subpokok bahasan : Mengasuh dan Membimbing Anak Sesuai Dengan
Tahap Perkembangan
3. Tempat : Desa Marga Agung
4. Waktu : 45 menit
5. Hari/Tanggal : Selasa, 17 Oktober 2023
6. Sasaran : Ibu dan anak
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 1x45 menit, klien mampu mengerti dan
memahami tentang masalah tumbang anak.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 1x45 menit klien dapat:
1. Menyebutkan pengertian pertumbuhan dan perkembangan dengan benar.
2. Menyebutkan 2 dari 3 tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan yang dialami.
3. Menjelaskan kembali faktor-faktor yang mempengaruhi tumbang
4. Menyebutkan 2 dari setiap fase perkembangan.

3. Metode : Ceramah, diskusi


4. Media : PPT, leaflet
5. Materi :
a. Pengertian tumbuh Kembang
b. Tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan yang dialami
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbang
d. Fase perkembangan pada anak
6. Kegiatan Penyuluhan
Tahap K e g i a t an
Waktu
kegiatan Penyuluh Sasaran
5 menit Pembukaan 1. Membuka acara dengan 1. Menjawab salam
mengucapkan salam 2. Mendengarkan
kepada sasaran penyuluh
2. Menyampaikan topik dan menyampaikan topik
tujuan penkes kepada dan tujuan.
sasaran 3. Menyetujui
3. Kontrak waktu untuk kesepakatan waktu
kesepakatan pelaksanaan pelaksanaan
penkes dengan sasaran pendidikan
kesehatan.
20 menit Kegiatan 1. Mengkaji ulang 1. Menyampaikan
inti pengetahuan sasaran pengetahuannya
tentang materi penyuluhan. tentang materi
2. Menjelaskan materi penyuluhan
penyuluhan kepada sasaran 2. Mendengarkan
dengan menggunakan penyuluh
lembar balik dan leaflet. menyampaikan
3. Memberikan kesempatan materi
kepada sasaran untuk 3. menanyakan hal-hal
menanyakan hal-hal yang yang tidak
belum di mengerti dari dimengerti dari
meteri yang dijelaskan materi penyuluhan
penyuluh.
15 menit Evaluasi/ 1. Memberikan pertanyaan 1. Menjawab
penutup kepada sasaran tentang pertanyaan yang
materi yang sudah diajukan penyuluh
disampaikan penyuluh 2. Mendengarkan
2. Menyimpulkan materi penyampaian
penyuluhan yang telah kesimpulan
disampaikan kepada 3. Mendengarkan
sasaran penyuluh menutup
3. Menutup acara dan acara dan menjawab
mengucapkan salam serta salam
terima kasih kepada
sasaran.

7. Evaluasi
a. Prosedur : Post test
b. Bentuk : Lisan
c. Jenis : Verbal
d. Butir Pertanyaaan
1. Jelaskan Pengertian tumbuh Kembang!
2. Sebutkan 2 dari 3 Tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan yang dialami!
3. Jelaskan Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbang!
4. Jelaskan 2 dari setiap Fase perkembangan pada anak!

8. Pengorganisasian Kelompok
Pembawa Acara : Mardhatillah Heriyani
Penyuluh : Mala sari
Observer : Rheinabila
Fasilitator : - Agil cahya batara
- Tahsya ria safira
KONSEP DASAR TUMBANG ANAK

1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan


Tumbang merupakan dua proses yang saling berkaitan dan sulit untuk dipisahkan.
a. Pertumbuhan
Yaitu yang berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar jumlah, ukuran yang
bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pounds, Kg), ukuran panjang (milimeter,
centimeter, meter). Contoh : BB, TB, PB.
b. Perkembangan
Akibatnya kemampuan / skill/ kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam polay / teratur. Sebagai hasil dari proses kematangan.
Pertumbuhan berdampak pada aspek fisik.

2. Tahap-tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak


a. Proses Pertumbuhan yang Dialami
Pertumbuhan paling cepat terjadi pada masa bayi adalah sejak ia lahir sampai berumur 1
tahun. Hal ini terlihat dari pertumbuhan BB saat bayi umur 6 bulan BB nya 2x lipat dari BB
saat lahir dan usia 12 bulan BB nya + 3x lipat dari BB waktu lahir.
b. Proses Perkembangan yang Dialami
- Perkembangan Motorik
Perkembangan yang berhubungan dengan kemampuan duduk, berjalan, melompat,
menulis, mengambil sesuatu.
- Perkembangan Bahasa
Berhubungan dengan kemampuan mendengar, mengerti dan menggunakan bahasa.
- Perkembangan Sosial
Untuk berhubungan dengan orang lain, contoh : bermain dengan teman.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbang
a. Faktor Genetik
Faktor keturunan sangat menentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Contoh : jenis
kelamin, suku bangsa.
b. Faktor Lingkungan
a. Sebelum Hamil (Prenatal)
Gizi ibu waktu hamil, obat-obatan yang dikonsumsi, penyakit yang diderita saat
hamil, trauma (cedera) yang pernah dialami ketika hamil, contoh : terjatuh/kecelakaan
stress, pekerjaan yang terlalu berat.
b. Post Natal (Setelah Lahir)
Ras, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, penyakit kronis, cuaca dan
musim, sanitasi, kebersihan rumah, stimulasi, motivasi orang tua, cara mendidik dan
sosok keluarganya.

4. Fase Perkembangan dan Pertumbuhan Anak


a. Dari Lahir sampai 3 Bulan
- Belajar mengangkat kepala.
- Belajar mengikuti objek dengan matanya.
- Melihat ke muka orang dengan tersenyum.
- Bereaksi terhadap suara/bunyi.
- Melihat ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan komtak.
- Menahan barang yang dipengannya.

b. Dari 3 sampai 6 Bulan


- Mengangkat kepala 90 derajat dan mengangkat dada dengan tangan.
- Mulai belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya atau di luar
jangkauannya.
- Menaruh benda-benda di mulut.
- Berusaha memperluas lapangan pandangan.
- Tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain.
- Mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang.
c. Dari 6 sampai 9 Bulan
- Dapat duduk tanpa dibantu.
- Dapat tengkurep dan berbalik sendiri.
- Dapat merangkak meraih benda atau mendekati seseorang.
- Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lain.
- Memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk.

d. Dari 9 sampai 12 Bulan


- Dapat berdiri sendiri tanpa dibantu.
- Dapat berjalan dengan dituntun.
- Menirukan suara.
- Mengulang bunyi yang didengarnya.
- Belajar mengatakan satu atau dua kata.
- Mengerti perintah sederhana larangan.

e. Dari 12 sampai 18 bulan


- Berjalan dan mengeksplorasi rumah sekeliling rumah.
- Menyusun 2 atau 3 kotak.
- Dapat mengatakan 5-10 kata.
- Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing.

f. Dari 18 sampai 24 bulan


- Naik turun tangga.
- Menyusun 6 kotak.sss
- Menunjuk mata dan hidungnya.
- Menyusun dua kata.
- Belajar makan sendiri.
- Menggambar garis di kertas atau pasir.

g. Dari 2 sampai 3 Tahun


- Belajar meloncat, memanjat, melompat, ddengan satu kaki.
- Membuat jembatan dengan 3 kotak.
- Mampu menyusun kalimat.
- Mempergunakan kata-kata saya, bertanya, mengerti kata-kata yang ditujukan
kepadanya.
h. Dari 3 sampai 4 Tahun
- Berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga.
- Berjalan pada jari kaki.
- Belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri.
- Menggambar garis silang.
- Menggambar orang hanya kepala dan badan.
- Mengenal 2 atau 3 warna.
- Bicara dengan baik.
- Menyebut namanya, jenis kelamin dan umurnya.
- Banyak bertanya.

i. Dari 4 sampai 5 Tahun


- Melompat dan menari.
- Menggambar orang terdiri dari kepala, lengan, badan.
- Menggambar segi tiga dan segi empat.
- Pandai bicara.
- Dapat menghitung jari-jarinya.
- Dapat menyebut hari-hari dalam seminggu.
- Dapat mencuci tangan tanpa bantuan.
DAFTAR PUSTAKA
Markum A.H., Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Jilid 1, Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 1991
Soetjiningsih, Tumbuh Kembang Anak, Cetakan I, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta,
1995
Whaley & Wong, Nursing Care of Infant’s and Children, Fifth Edition, Mosby Company,
Missouri, 1995
Martono, Lydia Herlina, Mengasuh dan Membimbing Anak Dalam Keluarga, Edisi I, PT
Pustaka Antara, Jakarta, 1996
2. Lampiran absensi
3. Lampiran kegiatan

Anda mungkin juga menyukai