PEMBIMBING AKADEMIK :
Dr. Ns. ANITA,S. Kep, M.Kep,Sp.Mat
PEMBIMBING LAHAN:
Ns. TUTI HARIYANA, S. Kep
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
KELAS:
UNICEF (2008) menyebutkan bahwa pada tahun 2007 hampir 200 juta anak di negara-
negara miskin memiliki pertumbuhan dan perkembangan anak yang terhambat karena
gizi kurang. Depkes RI pada tahun 2010 memnatat 3,38 juta jiwa anak dengan gizi
kurang. Balita yang merupakan bagian dari penduduk Indonesia yang menjadi harapan
masa depan sangat memprihatinkan jika asupannya tidak mencukupi standar
kebutuhannya. Hal ini akan memperburuk keadaan gizi balita di Indonesia. Laporan
organisasi kesehatan dunia (WHO/World Health Organization, 2006) menunjukkan
kesehatan masyarakat Indonesia terendah di Asean yaitu peringkat ke-142 dari 170
negara. Di Amerika latin, negara maju, Asia, negara berkembang dan Afrika diketahui
persentase anak yang mengalami kurang gizi usia 0 sampai 3 tahun pada tahun 2005
yaitu Amerika latin dan negara berkembang (5%), Afrika dan negara berkembang (15-
30%) sedangkan Asia hampir sama dengan Afrika (Gaoway, R, 2006).
Di Indonesia, salah satu masalah kesehatan masyarakat yang sedang kita hadapi saat ini
adalah beban ganda masalah gizi. Pada tahun 1990, prevalensi gizi kurang dan gizi
buruk sebanyak 31%, sedangkan pada tahun 2010 terjadi penurunan menjadi 17,9%.
Data Riskesdas 2010, prevalensi gizi lebih pada Balita sebesar 14,0%, meningkat dari
keadaan tahun 2007 yaitu sebesar 12,2%. Masalah gizi lebih yang paling
mengkhawatirkan terjadi pada perempuan dewasa yang mencapai 26,9% dan laki-laki
dewasa sebesar 16,3%. Sekitar 14% anak balita di Indonesia kurus (sekitar 6%
diantaranya sangat kurus) dan sekitar 12% gemuk. Ini merupakan masalah gizi yang
harus mendapat perhatian keluarga (Kurniasih, 2010). Riskesdas 2010 menunjukkan
prevalensi gizi buruk secara nasional terus mengalami penurunan dari 5,4% di tahun
2007 menjadi 4,9% di tahun 2010. Dan prevalensi gizi kurang tidak mengalami
perubahan dari tahun 2007 sampai tahun 2010, yaitu tetap 13,0%.
Kekurangan gizi berdampak pada meningkatnya angka kematian balita. Selain itu
kekurangan gizi berpengaruh terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan anak.
UNICEF (1998) kurang gizi pada anak dapat menyebabkan menurunnya perkembangan
fisik, kecerdasan, mental, kemampuan interaksi anak dengan lingkungan pengasuhnya.
Hasil penelitian Husaini (2003) menunjukkan bahwa anak dengan status gizi buruk
cenderung lebih banyak terhambat perkembangan motorik kasarnya (25%) dan 8 kali
lebih basar kemungkinan terlambat perkembangan motorik kasarnya dibandingkan anak
yang berstatus gizi normal. Hal yang sama dinyatakan dalam hasil penelitian Ferdiyana
(2003), semakin rendah status gizi anak maka semakin tinggi keterlambatan
perkembangannya (Soekirman, 2006).
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam usaha untuk mewujudkan SDM (sumber
daya manusia) yang berkualitas adalah faktor gizi, kesehatan, pendidikan, informasi,
teknologi dan jasa pelayanan lainnya. Dari berbagai faktor tersebut, faktor gizi
memegang peranan yang paling penting dalam proses tumbuh kembang anak.
Usia balita yang rawan terhadap masalah dan status gizi karena masa pertumbuhan dan
perkembangan di usia ini menentukan perkembangan fisik dan mental anak di usia
remaja dan ketika dewasa. Aktivitas bermain sebagai cara mengenal dunia sekitar dan
mengembangkan seluruh potensinya membuat anak menunda waktu makannya. Selain
itu masalah pola makan yang sering terjadi pada anak balita seperti pilih-pilih makanan,
tidak suka sayuran dan menyukai ‘junk food’ akan semakin mempengaruhi status gizi
balita tersebut.
Markum dkk, yang dikutip oleh Marimbi (2010) perkembangan lebih menitik beratkan
aspek perubahan bentuk atau fungsi pematangan organ atau individu, termasuk
Status gizi balita dapat di pantau di berbagai pelayanan kesehatan, antara lain Posyandu.
Posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan untuk
masyarakat yang dibimbing petugas terkait. (Departemen Kesehatan RI. 2006). Secara
umum, Posyandu adalah tempat/sarana untuk mendapatkan pelayanan dasar, dalam
bidang kesehatan (PUS, WUS, bayi, balita) dan KB yang dikelola, oleh dan untuk
masyarakat. Pengertian Posyandu berdasar aspek proses yakni wujud peran serta
masyarakat dalam pembangunan, khususnya kesehatan dengan menciptakan
kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk dalam mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Sedangkan berdasar aspek hirarki sistem upaya
pelayanan kesehatan Posyandu adalah forum yang menjembatani alih teknologi dan alih
kelola untuk upaya kesehatan yang profesional kepada masyarakat sebagai upaya untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat agar hidup sehat. Tujuannya yaitu memelihara
dan meningkatkan kesehatan bayi, balita, ibu dan pasangan usia subur. Oleh karena itu
sesuai uraian tersebut maka kami mahasiswa ners poltekkes Tanjung Karang bermaksud
untuk mengadakan penyuluhan kesehatan tentang tumbuh kembang balita di Marga
agung
B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Warga di Desa marga agung dapat memahami pentinya tumbuh kembang pada anak
2. Tujuan Khusus
Setelah penyuluhan warga mampu:
a) menyebutkan pengertian tumbuh kembang balita
b) menyebutkan pertumbuhan balita sesuai usia
c) menyebutkan perkembangan balita sesuai usia
d) menyebutkan cara mengotimalkan tumbuh kembang balita
C. Tahap Pelaksanaan
1. Waktu Kegiatan
Waktu pelaksanaan kegiatan pada hari Selasa tanggal 17 oktober 2023
2. Bentuk Kegiatan
Penyuluhan kesehatan tentang penanganan bencana
Narasumber : mahasiswa
3. Tempat
Desa Marga Agung
4. Laporan Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari selasa 17 Oktober 2023 dengan rinciankegiatan:
a) Persiapan tempat kegiatan yaitu setting tempat, media, alat dan bahan
penyuluhan
E. Penutup
Demikian laporan pertanggung jawaban ini kami buat, Semoga dapat menjadi gambaran
tentang kejadian yang telah kami laksanakan
F. Lampiran
1. SAP
7. Evaluasi
a. Prosedur : Post test
b. Bentuk : Lisan
c. Jenis : Verbal
d. Butir Pertanyaaan
1. Jelaskan Pengertian tumbuh Kembang!
2. Sebutkan 2 dari 3 Tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan yang dialami!
3. Jelaskan Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbang!
4. Jelaskan 2 dari setiap Fase perkembangan pada anak!
8. Pengorganisasian Kelompok
Pembawa Acara : Mardhatillah Heriyani
Penyuluh : Mala sari
Observer : Rheinabila
Fasilitator : - Agil cahya batara
- Tahsya ria safira
KONSEP DASAR TUMBANG ANAK