DISUSUN OLEH :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan dengan judul
Pertumbuhan dan Perkembangan pada Balita”. Laporan ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Sistem Reproduksi. Selama proses
penyusunan laporan ini kami tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang berupa
bimbingan, saran dan petunjuk baik berupa moril, spiritual maupun materi yang
berharga dalam mengatasi hambatan yang ditemukan. Oleh karena itu, sebagai rasa
syukur dengan kerendahan hati, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada yang terhormat :
1. Ibu Juni Sofiana selaku dosen pengampu mata kuliah evidence based kebidanan
yang telah memberikan bimbingan dan dorongan dalam penyusunan laporan ini.
2. Orangtua kami yang tercinta serta saudara dan keluarga besar kami yang telah
memberikan motivasi/dorongan dan semangat, baik berupa moril maupun materi
lainnya.
3. Sahabat-sahabat kami di UNIMUGO, khususnya Program Studi S1 kebidanan
yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Semoga Allah swt. membalas baik budi dari semua pihak yang telah berpartisipasi
membantu kami dalam menyusun laporan ini. Kami menyadari bahwa laporan ini
jauh dari sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun untuk perbaikan penyusunan selanjutnya.. Kami berharap, semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amiin...
SEVEN JUMP
SKENARIO KASUS
Seorang balita Y (PEREMPUAN) umur 36 bulan datang ke Puskesmas bersama
ibunya. Berdasarkan hasil pemeriksaan diperoleh data BB 14 kg dan tinggi 90 cm.
Diketahui perkembangan motorik kasar halus anak sudah mampu makan menggunakan
sendok dan garpu sendiri
A. Tugas mahasiswa
1. Setelah membaca dengan teliti skenario di atas mahasiswa membahas kasus
tersebut dengan kelompok, dipimpin oleh ketua dan sekretaris.
2. Melakukan aktifitas pembelajaran individual di kelas dengan menggunakan buku
ajar, jurnal dan internet untuk mencari informasi tambahan.
3. Melakukan diskusi kelompok mandiri (tanpa dihadiri fasilitator) untuk melakukan
curah pendapat bebas antar anggota kelompok untuk menganalisa informasi dalam
menyelesaikan masalah.
4. Berkonsultasi pada narasumber yang telah ditetapkan oleh fasilitator.
5. Mengikuti kuliah khusus dalam kelas untuk masalah yang belum jelas atau tidak
ditemukan jawabannya untuk konsultasi masalah yang belum jelas
6. Melakukan praktikum penanganan suhu tinggi bayi.
B. Proses pemecahan masalah
Dalam diskusi kelompok mahasiswa diharapkan dapat memecahkan problem yang
terdapat dalam scenario dengan mengikuti 7 langkah penyelesaian masalah di bawah
ini:
1. Klarifikasi istilah yang tidak jelas dalam skenario di atas, dan tentukan kata /
kalimat kunci skenario di atas.
2. Identifikasi problem dasar skenario, dengan membuat beberapa pertanyaan
penting.
3. Analisa problem-problem tersebut dengan menjawab pertanyaan- pertanyaan di
atas.
4. Klarifikasikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut.
5. Tentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai oleh mahasiswa atas kasus di
atas. Langkah 1 sampai 5 dilakukan dalam diskusi tutorial pertama dengan
fasilitator.
6. Cari informasi tambahan informasi tentang kasus di atas di luar kelompok tatap
muka; dilakukan dengan belajar mandiri.
7. Laporkan hasil diskusi dan sintetis informasi-informasi yang baru ditemukan;
dilakukan dalam kelompok diskusi dengan fasilitator.
8. Seminar; untuk kegiatan diskusi panel dan semua pakar duduk bersama untuk
memberikan penjelasan atas hal-hal yang belum jelas.
Penjelasan
Bila dari hasil evaluasi laporan kelompok ternyata masih ada informasi yang
diperlukan untuk sampai pada kesimpilan akhir, maka proses 6 bisa diulangi dan
selanjutnya dilakukan lagi langkah 7.
Kedua langkah di atas bisa diulang-ulang di luar tutorial dan setelah informasi
dirasa cukup dilakukan langkah nomor 8.
STEP 1
KATA KUNCI
1. Balita
Balita adalah anak yang berumur 0-59 bulan, pada masa ini ditandai dengan proses
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan disertai dengan perubahan
yang memerlukan zat-zat gizi yang jumlahnya lebih banyak dengan kualitas yang
tinggi. Akan tetapi, balita termasuk kelompok yang rawan gizi serta mudah
menderita kelainan gizi karena kekurangan makanan yang dibutuhkan. Konsumsi
makanan memegang peranan penting dalam pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak
sehingga konsumsi makanan berpengaruh besar terhadap status gizi anak untuk
mencapai pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak (Ariani, 2017).
2. Puskesmas
Fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya
3. Perkembangan
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks
dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan
kemandirian. Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf
pusat dengan neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi. Kesemua
fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh (Purwanti,
2015)
4. Motorik Halus
Pengertian motorik halus secara umum adalah kemampuan untuk melakukan gerakan
dan tugas sehari-hari. Motorik halus dibutuhkan untuk kegiatan yang membutuhkan
otot halus atau intrinsik pada tangan. Otot-otot tersebut berperan penting dalam
kegiatan yang berhubungan dengan tangan dan jari (Sunardi dan Sunaryo, 2017).
STEP 2
PERTANYAAN KASUS
1. Bagaimana stimulasi yang dibutuhkan pada balita ?
2. Bagaimana tahap pertumbuhan dan pekembangan pada anak?
3. Apa saja ciri ciri dan prinsip tumbuh kembang anak?
4. Apa saja faktor faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang pada balita?
5. Apa saja aspek yang dipantau dalam tumbuh kembang anak?
6. Apa saja masalah tumbuh kembang pada balita?
STEP 3
JAWABAN KASUS
1. Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun agar
anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapat stimulasi
rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi tumbuh
kembang anak dilakukan oleh ibu dan ayah - yang merupakan orang terdekat dengan
anak, pengganti ibu/pengasuh anak, anggota keluarga lain dan kelompok masyarakat
di lingkungan rumah tangga masing-masing dan dalam kehidupan sehari-hari.
Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang anak
bahkan gangguan yang menetap. Kemampuan dasar anak yang dirangsang dengan
stimulasi terarah adalah kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak halus,
kemampuan bicara dan bahasa serta kemampuan sosialisasi dan kemandirian. Dalam
melakukan stimulasi tumbuh kembang anak, ada beberapa prinsip dasar yang perlu
diperhatikan, yaitu:
a. Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang.
b. Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan meniru tingkah
laku orang-orang yang terdekat dengannya.
c. Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak.
d. Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, bemyanyi, bervariasi,
menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak ada hukuman.
e. Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak, terhadap
ke 4 aspek kemampuan dasar anak.
f. Gunakan alat bantu/permainan yang sederhana, aman dan ada di sekitar anak.
g. Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.
h. Anak selalu diberi pujian, bila perlu diberi hadiah atas keberhasilannya. Pada
bagian sebelumnya sudah dijelaskan bahwa perkembangan kemampuan dasar
anak anak berkorelasi dengan pertumbuhan. Perkembangan kemampuan dasar
anak mempunyai pola yang tetap dan berlangsung secara berurutan. Dengan
demikian stimulasi yang diberikan kepada anak dalam rangka merangsang
pertumbuhan dan perkembangan anak dapat diberikan oleh orang tua/keluarga.
2. Periode Tumbuh Kembang Anak. Tumbuh-Kembang anak berlangsung secara
teratur, saling berkaitan dan berkesinambungan yang dimulai sejak konsepsi sampai
dewasa.Tumbuh kembang anak terbagi dalam beberapa periode. Berdasarkan
beberapa kepustakaan, maka periode tumbuh kembang anak adalah sebagai berikut:
a. Masa prenatal atau masa intra uterin (masa janin dalam kandungan). Masa ini
dibagi menjadi 3 periode, yaitu : * Masa zigot/mudigah, sejak saat konsepsi
sampai umur kehamilan 2 minggu. * Masa embrio, sejak umur kehamilan 2
minggu sampai 8/12 minggu. Ovum yang telah dlbuahi dengan cepat akan
menjadl suatu organisme, terjadi diferensiasi yang berlangsung dengan cepat,
terbentuk sistem organ dalam tubuh. * Masa janin/fetus, sejak umur kehamilan
9/12 minggu sampai akhir kehamilan. Masa ini terdiri dari 2 periode yaitu:
1) Masa fetus dini yaitu sejak umur kehamilan 9 minggu sampai trimester
kedua kehidupan intra uterin. Pada masa ini terjadi percepatan
pertumbuhan, pembentukan jasad manusia sempurna. Alat tubuh telah
terbentuk serta mulai berfungsi.
2) Masa fetus lanjut yaitu trimester akhir kehamilan. Pada masa ini
pertumbuhan berlangsung pesat disertai perkembangan fungsi-fungsi.
Terjadi transfer lmunoglobin G (lg G) dari darah ibu melalui plasenta.
Akumulasi aasam lemak esensial seri Omega 3 (Docosa Hexanic Acid) dan
Omega 6 (Arachldonlc Acid) pada otak dan retina. Periode yang paling
penting dalam masa prenatal adalah trimester pertama kehamilan. Pada
periode ini pertumbuhan otak janin sangat peka terhadap pengaruh
lingkungan janin. Gizi kurang pada ibu hamil, infeksi, merokok dan asap
rokok, minuman beralkohol, obat-obat, bahan-bahan toksik, pola asuh,
depresi berat, faktor psikologis seperti kekerasan terhadap ibu hamil, dapat
menimbulkan pengaruh buruk bagi pertumbuhan janin dan kehamilan. Pada
setiap ibu hamil, dianjurkan untuk selalu memperhatikan gerakan janin
setelah kehamilan 5 bulan. Agar janin dalam kandungan tumbuh dan
berkembang menjadi anak sehat, maka selama masa intra uterin, seorang
ibu diharapkan: * Menjaga kesehatannya dengan baik. * Selalu berada
dalam lingkungan yang menyenangkan. * Mendapat nutrisi yang sehat
untuk janin yang dikandungnya. * Memeriksa kesehatannya secara teratur
ke sarana kesehatan. * Memberi stimulasi dini terhadap janin. * Tidak
mengalami kekurangan kasih sayang dari suami dan keluarganya. *
Menghindari stres baik fisik maupun psikis. * Tidak bekerja berat yang
dapat membahayakan kondisi kehamilannya.
b. Masa bayi (infancy) umur 0 - 11 bulan. Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap
lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah, serta mulainya berfungsi
organ-organ. Masa neonatal dibagi menjadi 2 periode:
1) Masa neonatal dini,umur 0 - 7 hari.
2) Masa neonatal lanjut, umur 8 - 28 hari. Hal yang paling penting agar bayi
lahir tumbuh dan berkembang menjadi anak sehat adalah: * Bayi lahir
ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih, di sarana kesehatan yang
memadai. * Untuk mengantisipasi risiko buruk pada bayi saat dilahirkan,
jangan terlambat pergi kesarana kesehatan bila dirasakan sudah saatnya
untuk melahirkan. * Saat melahirkan sebaiknya didampingi oleh keluarga
yang dapat menenangkan perasaan ibu. 6 * Sambutlah kelahiran anak
dengan perasaan penuh suka cita dan penuh rasa syukur. Lingkungan yang
seperti ini sangat membantu jiwa ibu dan bayi yang dilahirkannya. *
Berikan ASI sesegera mungkin. Perhatikan refleks menghisap diperhatikan
oleh karena berhubungan dengan masalah pemberian ASI.
c. Masa post (pasca) neonatal, umur 29 hari sampai 11 bulan. Pada masa ini
terjadi pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan berlangsung secara
terus menerus terutama meningkatnya fungsi sistem saraf. Seorang bayi
sangat bergantung pada orang tua dan keluarga sebagai unit pertama yang
dikenalnya. Beruntunglah bayi yang mempunyai orang tua yang hidup
rukun, bahagia dan memberikan yang terbaik untuk anak. Pada masa ini,
kebutuhan akan pemeliharaan kesehatan bayi, mendapat ASI eksklusif
selama 6 bulan penuh, diperkenalkan kepada makanan pendamping ASI
sesuai umurnya, diberikan imunisasi sesuai jadwal, mendapat pola asuh
yang sesuai. Masa bayi adalah masa dimana kontak erat antara ibu dan anak
terjalin, sehingga dalam masa ini, pengaruh ibu dalam mendidik anak
sangat besar.
d. Masa anak dibawah lima tahun (anak balita, umur 12-59 bulan). Pada masa
ini, kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam
perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak halus) serta fungsi ekskresi.
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah pada masa balita.
Pertumbuhan dasar yang berlangsung pada masa balita akan mempengaruhi
dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Setelah lahir terutama
pada 3 tahun pertama kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan sel-sel
otak masih berlangsung; dan terjadi pertumbuhan serabut serabut syaraf dan
cabang-cabangnya, sehingga terbentuk jaringan syaraf dan otak yang
kompleks. Jumlah dan pengaturan hubunganhubungan antar sel syaraf ini
akan sangat mempengaruhi segala kinerja otak, mulai dari kemampuan
belajar berjalan, mengenal huruf, hingga bersosialisasi. Pada masa balita,
perkembangan kemampuan bicara dan bahasa, kreativitas, kesadaran sosial,
emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan
perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta dasar-dasar
kepribadian anak juga dibentuk pada masa ini, sehingga setiap
kelalnan/penyimpangan sekecll apapun apablla tidak dideteksl apalagi tidak
ditangani dengan baik, akan mengurangi kualitas sumber daya manusia
dikemudian hari.
e. Masa anak prasekolah (anak umur 60 - 72 bulan). Pada masa ini,
pertumbuhan berlangsung dengan stabil. Terjadi perkembangan dengan
aktivitas jasmani yang bertambah dan meningkatnya ketrampilan dan
proses berfikir. Memasuki masa prasekolah, anak mulai menunjukkan
keinginannya, seiring dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Pada
masa ini, selain lingkungan di dalam rumah maka lingkungan di luar rumah
mulai diperkenalkan. Anak mulai senang bermain di luar rumah. Anak
mulai berteman, bahkan banyak keluarga yang menghabiskan sebagian
besar waktu anak bermain di luar rumah dengan cara membawa anak ke
taman-taman bermain, taman-taman kota, atau ke tempat-tempat yang
menyediakan fasilitas permainan untuk anak. Sepatutnya lingkungan-
lingkungan tersebut menciptakan suasana bermain yang bersahabat untuk
anak (child friendly environment). Semakin banyak taman kota atau taman
bermain dibangun untuk anak, semakin baik untuk menunjang kebutuhan
anak. Pada masa ini anak dipersiapkan untuk sekolah, untuk itu panca indra
dan sistim reseptor penerima rangsangan serta proses memori harus sudah
siap sehingga anak mampu belajar dengan baik. Perlu diperhatikan bahwa
proses belajar pada masa ini adalah dengan cara bermain. Orang tua dan
keluarga diharapkan dapat memantau pertumbuhan dan perkembangan
anaknya, agar dapat dllakukan intervensl dini bila anak mengalami kelainan
atau gangguan.
3. Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan.
Ciri ciri tersebut adalah sebagai berikut:
a. Perkembangan menimbulkan perubahan. Perkembangan terjadi bersamaan
dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi.
Misalnya perkembangan intelegensia pada seorang anak akan menyertai
pertumbuhan otak dan serabut saraf.
b. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan
selanjutnya. Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan
sebelum ia melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak
akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri. Seorang anak tidak akan bisa berdiri
jika pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri
anak terhambat. Karena itu perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena
akan menentukan perkembangan selanjutnya.
c. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.
Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang
berbedabeda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ
dan perkembangan pada masing-masing anak.
d. Perkembangan berkore/asi dengan pertumbuhan. Pada saat pertumbuhan
berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi peningkatan mental,
memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak sehat, bertambah umur,
bertambah berat dan tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya.
e. Perkembangan mempunyai pola yang tetap. Perkembangan fungsi organ tubuh
terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu:
1) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke
arah kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal).
2) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu
berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan
gerak halus (pola proksimodistal).
f. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan. Tahap perkembangan seorang
anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak bisa
terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran
sebelum mampu membuat gambar kotak, anak mampu berdiri sebelum berjalan
dan sebagainya.
Prinsip
Periode
Tumbuh
kembang
balita
Ciri ciri
Gangguan
Faktor
predisposisi
stimulasi
STEP 5
LEARNING OBJEKTIF
1. Mahasiswa mampu mengetahui stimulasi yang perlu diberikan pada anak.
2. Mahasiswa mampu memahami tahapan atau periode perkembangan dan pertumbuhan
balita
3. Mahasiswa mampu memahami ciri dan Prinsip prinsip tumbuh kembang pada anak
4. Mahasiswa mampu memahami faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak
5. Mahasiswa mampu memahami aspek tumbuh kembang pada anak
6. Mahasiswa mampu memahami gangguan yang terjadi pada pertumbuhan dan
perkembangan balita
STEP 6
INFORMASI TAMBAHAN
Judul Jurnal : STUDI FENOMENOLOGI : PENGALAMAN IBU BEKERJA
TERHADAP TUMBUH KEMBANG ANAK PRASEKOLAH
PENDAHULUAN
Dampak yang akan diterima anak ketika ibu tetap bekerja akan berpengaruh
terhadap pekembangan anak baik dari psikososial maupun dari segi kognitifnya
(Soetjiningsih, 2018). Wijirahayu, Krisnatuti dan Muflikhati (2016) meneliti tentang
pengaruh kelekatan ibu-anak, pertumbuhan anak terhadap perkembangan sosial
emosi anak prasekolah. Salah satu hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa status
pekerjaan ibu berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perkembangan sosial
anak prasekolah (β= -3,652; R=0,102; p=0,032). Hal ini artinya anak dengan ibu
tidak bekerja akan memiliki perkembangan sosial emosi lebih tinggi daripada anak
dengan ibu bekerja. Selain itu, data longitudinal pada 900 anak Eropa Amerika dari
National Institute of Child and Human Development (NICHD) sebuah studi
tentang perawatan anak usia dini menunjukan dampak negatif pada perkembangan
kognitif karena ibu bekerja selama 30 jam atau lebih dalam seminggu saat anak masih
berusia dini (Papalia dan Feldman, 2015)
ABSTRAK
Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan karena asupan gizi yang
kurang dalam waktu yang cukup lama sebagai akibat dari pemberian makanan yang tidak sesuai
dengan kebutuhan gizi yang diperlukan. (Black : 2017) Stunting di usia 0-2 tahun dapat mengganggu
perkembangan kognitif, bahasa, dan motorik anak (Muhoozi: 2016). Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui hubungan antara status gizi stunting dengan perkembangan motorik dan kognitif anak.
Penelitian ini merupakan literature review dari hasil penelitian di beberapa daerah di Indonesia
terkait dengan stunting dan perkembangan anak Sumber pencarian jurnal melalui google scholar
dalam kurun waktu 2015 sampai 2019, dan hasil penelitian yang terpilih meliputi 4 penelitian dari 4
jurnal yang berbeda.
Hasil penelitian menyatakan bahwa Anak yang stunting memiliki peluang 11,98 kali lebih besar untuk
mempunyai perkembangan motorik di bawah rata-rata. Serta kategori mild stunting dengan
perkembangan kognitif suspect ada keterlambatan pada anak toddler yaitu tidak mampu menyebutkan
jenis warna, membedakan ukuran objek, menyebutkan jenis kelamin, memasangkan gambar yang
dikenal. Sedangkan kategori moderate stunting dengan perkembangan kognitif suspect atau
mengalami keterlambatan dapat mengakibatkan sel otak berkurang 15-20 pesen, sehingga kelak di
kemudian hari akan menjadi manusia dengan kualitas otak sekitar 80-85 persen. Anak toddler yang
mengalami kategori severe stunting dengan perkembangan kognitif suspect ada keterlambatan ditandai
dengan lambatnya kematangan sel syaraf, lambatnya gerakan motorik, kurangnya kecerdasan dan
lambatnya respon sosial.
Saran dalam penelitian ini adalah pihak keluarga dapat memberikan asupan makan sejak masa
kehamilan sampai bayi berusia 2 tahun untuk mencegah terjadinya kurang gizi dan penyakit infeksi
yang berdampak pada terjadinya stunting. Untuk mengantisipasi gangguan pertumbuhan dan
perkembangan pada balita, petugas puskesmas dibantu kader posyandu hendaknya lebih aktif
memberikan penyuluhan dan memberikan konsultasi tentang pentingnya pemantauan pertumbuhan
dan perkembangan balita. Selain itu, perlu diadakan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan
balita, sehingga dapat diketahui adanya masalah tumbuh kembang sedini mungkin. Selanjutnya, perlu
adanya pengasuhan yang baik dari keluarga seperti memberikan stimulasi dan dukungan bagi anak
dalam mencapai tumbuh kembang yang optimal.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan literature
review dari hasil penelitian di
beberapa daerah di Indonesia terkait
dengan stunting dan perkembangan
anak Sumber pencarian jurnal melalui
google scholar dalam kurun waktu
2015 sampai 2019, dan hasil
penelitian yang terpilih meliputi 4
penelitian dari 4 jurnal yang berbeda.
HASIL PENELITIAN
DAFTAR PUSTAKA
Ambaw F. Effect of mild to moderate Maternal and child
chronic malnutrition on undernutrition: global and
cognitive development of regional exposures and
toddlers in health consequences.
Lancet 371, 243–260.
Bagshaw SM, Uchino S, Cruz D,
Bellomo R, Morimatsu H, Black, M. M., Walker, S. P., Fernald,
Morgera S, et al. A L. C. H.,Andersen, C. T.,
comparison of observed Digirolamo, A. M., Lu, C.,
versus estimated baseline McCoy, D.C., Fink, G.,
creatinine for determination Shawar, Y. R., Shiff Man, J.,
of RIFLE class in patients Devercelli,A. E., Wodon, Q.
with acute kidney injury. T., Vargas-Barón, E.
Nephrology dialysis &Grantham-Mcgregor, S.
transplantation. Series advancing early 562
2009;24(9):2739–44 Berita Kedokteran
Masyarakat, Volume 33 No.
Black R.E., Allen L.H., Bhutta Z.A., 11 Tahun 2017 childhood
Caulfield L.E., de Onis M., development: from science to
Ezzati M. et al. (2008)
scale 1early childhood
development coming Kementrian Kesehatan RI. Laporan
hasil riset kesehatan dasar
Departemen Kesehatan RI. Pedoman (Riskesdas) Tahun 2013.
pelaksanaan stimulasi. deteksi Jakarta: Kemenkes RI; 2013.
dan intervensi dini tumbuh
kembang anak di tingkat Lindawati. Faktor–faktor yang
pelayanan kesehatan dasar. berhubungan dengan
Jakarta : Depkes RI; 2009. perkembangan motorik anak
Diyah Arini1, Ayu Citra Mayasari1, usia prasekolah. Diakses pada
Muh Zul Azhri Rustam, 12 Oktober 2018. Didapat dari:
Gangguan Perkembangan https://www.poltekkesjakarta1.
Motorik dan Kognitif pada ac.id/file/dokumen/46JURNAL
Anak Toodler yang _LINDAWATI.pdf.
Mengalami Stunting di
Wilayah Pesisir Surabaya : Maria Goreti Pantaleon1, Hamam
2019 Hadi, Indria Laksmi
Gamayanti, Stunting
Ernawati F, Muljati S, S MD, Safitri Berhubungan
A. Hubungan Panjang Badan
Lahir Terhadap Perkembangan Dengan Perkembangan
Anak Motorik Anak Di Kecamatan
Sedayu, Bantul, Yogyakarta :
Gibson R. Antropometric assessment 2015
principles of nutritional
assessment. New York: Oxford Mirham Nurul Hairunis, Harsono
University Press; 1990. Salimo, Yulia Lanti Retno
Dewi, Hubungan Status Gizi
Hardiana Probosiwi , Emy Huriyati , dan Stimulasi Tumbuh
Djauhar Ismail, Stunting dan Kembang
perkembangan pada anak usia
12-60 bulan di Kalasan : 2017 dengan Perkembangan Balita
di Nusa Tenggara Barat tahun
Hudaini, Ahmad A, Gustiana. 2018
Hubungan stunting dan
stimulasi dengan Muhoozi, G. K., Atukunda, P.,
perkembangan motorik kasar Mwadime, R.,Iversen, P. O. &
pada anak taman kanak-kanak Westerberg, A. C. Nutritional
usia 3-5 tahun di Banda Aceh. anddevelopmental status
J Politek Kesehat. 2011;3–6. among 6-to 8-month-
oldchildren in southwestern
Jimma town. Journal of Medicine and Uganda: a cross-
Medical Sciences. sectionalstudy. Food &
2013;4(8):301 nutrition research. 2016;60.
science through the life course.
2016;6736(16).Aguayo
V.M.,
Nair R., Badgaiyan N. &
Krishna V. (2016) De-
terminants of stunting and poor Wiwit Desi Intarti, Naomi Parmila
linear growth in children un- Hesti Savitri. Pengaruh Tinggi
der two years of age in India: Badan Terhadap Kecerdasan
an in- depth analysis of Kognitif Murid TK A Al-
Maharashtra’s Comprehensive Mujahidin Cilacap. Bidan
Nutrition Prada: Jurnal Ilmiah
Survey. Maternal and Child Kebidanan. 2014 Jun;5(1):63–
Nutrition 12(Suppl. 1): 121– 76.
140.