Anda di halaman 1dari 137

BAB 1

PENDAHULUAN

Mata Ajar : Keperawatan Anak

Kode Mata Ajar : MP. 027

Beban SKS : 1 SKS

Penempatan : Semester IV

Koodinator Mata Kuliah : Ns. Mungkasip., M.Kep

A. Latar Belakang
Pembangunan Nasional dibidang kesehatan lebih diarahkan pada tercapainya
derajat kesehatan bagi seluruh warga negara Indonesia. Akademi
Keperawatan Yarsi Samarinda sebagai salah satu institusi yang bertanggung
jawab dalam hal menyiapakan tenaga kesehatan sebagai sumber daya
pembangunan. Pembelajaran praktik merupakan bagian penting dari proses
pendidikan yang kompleks dan harus terintegrasi dalam seluruh program
pendidikan yang mengacu kepada kurikulum Diploma III Keperawatan,
khususnya untuk pencapaian tujuan akhir program pembelajaran bagi
lulusan.

Dalam rangka upaya untuk mencapai tujuan kurikulum, khususnya mata ajar
keperawatan anak dengan penekanan yang berimbang antara domain
kognitif, efektif dan psikomotor, maka dipandang perlu memberikan
kesempatan dan memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengalaman
belajar praktik di lahan praktik sebagai bentuk penerapan konsep dan teori
yang telah diperoleh di kelas. Dimana mahasiswa diberi kesempatan untuk
mengidentifikasi masalah-masalah yang berhubungan dengan biologis,
psikologis, sosial dan spritual melalui interaksi dengan pasien dan
keluarganya, merencanakan dan melaksanakan tindakan yang tepat pada
berbagai tatanan klinik atau situasi nyata.
1
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah menyelesaikan praktik keperawatan anak, mahasiswa akan dapat
merawat anak dari berbagai tingkat usia (neonatus, infant, toddler,
prasekolah, sekolah dan adolensi) yang sakit akut, sakit kronis, sakit
yang mengancam kehidupan diberbagai tatanan pelayanan kesehatan
dengan menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan dan
dengan mengintegrasikan bermain terapeutik sebagai intervensi dan
perawatan atraumatik.
2. Tujuan khusus
Pada akhir praktik mahasiswa diharapkan dapat:
a. Melakukan pengkajian
b. Menentukan masalah keperawatan
c. Merencanakan tindakan keperawatan
d. Mengintegrasikan konsep bermain dalam intervensi keperawatan
e. Memberi tindakan keperawatan
f. Mengevaluasi asuhan keperawatan yang telah diberikan
g. Melakukan komunikasi dengan teknik terapeutik pada anak dan
keluarga
h. Menerapkan konsep perawatan anak yang sedang dirawat dan
keluarganya
i. Menerapkan konsep perawatan atraumatik dalam melakukan
intervensi khusus anak sesuai dengan kasusnya
j. Memberikan pendidikan kesehatan pada anak dan keluarga
k. Melakukan pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan anak.

2
BAB 2

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK SEHAT

Praktik klinik Asuhan Keperawatan serta anak sehat, khususnya asuhan


keprawatan pada anak sehat. Setelah anda mempelajari teori dan pembelajaran
praktik di laboratorium keperawatan, maka anda akan mempraktekkan seluruh
konsep dan keterampilan yang sudah dipelajari pada situasi nyata. Bab ini akan
menjadi panduan untuk anda dalam memberikan asuhan keperawatan anak sehat
yang di teteapkan secara nyata di lahan praktik baik klinik maupun komunitas.

Praktik didesain di lahan praktik baik rumah sakit, puskesmas ataupun di


masyarakat dengan menggunakan kasus atau pasien yang ada di lahan praktik.
Mahasiswa diberi kesempatan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang
berhubungan dengan biopsikososial melalui interaksi dengan pasien dan
keluarganya, merencanakan dan melaksanakan tindakan yang tepat pada anak
sehat. Mahasiswa juga dituntut mampu menguasai aspek kognitif, sikap dan
keterampilan sesuai dengan profesi keperawatan. Mahasiswa akan ditargetkan
untuk memberikan asuhan keperawatan pada anak sehat dengan pendekatan
proses keperawatan. Setelah menyelesaikan praktik keperawatan anak sehat,
mahasiswa diharapkan mampu untuk melakukan asuhan pada anak sehat dan
dapat melakukan deteksi dini tumbuh kembang anak sesuai usia serta mampu
melakukan tindakan kolaborasi pemberian imuniasi dasar.

Fokus pembahasan pada bab ini adalah bagaimana mahasiswa memberikan


asuhan keperawatan pada anak sehat, yang dibagi menjadi tiga (3) Kegiatan
Praktik Klinik sebagai berikut :
a. Kegiatan Praktek 1 (Unit 1): Praktik Klinik Stimulasi Deteksi Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak (SDIDTK)
b. Kegiatan Praktik 2 (Unit 2 ): Praktek Klinik Pemberian imuniasi dasar
c. Kegiatan Praktek 3 (Unit 3): Praktik Klinik memberikan asuhan keperawatan
pada anak sehat.

3
Sebelum melakukan praktik klinik keperawatan anak, prasyarat yang harus
dipersiapkan oleh mahasiswa adalah :
a. Telah dinyatakan lulus mata ajar keperawatan anak baik teori maupun
praktik laboratorium.
b. Membawa peralatan klinik yang diajurkan oleh institusi pendidikan.
c. Telah membaca modul praktik klinik keperawatan anak dan memahami yang
akan dilakukan, apabila tidak mengerti segera hubungi dan diskusikan
dengan pembimbing institusi/ pembimbing klinik anda.
Selama melaksanakan praktik keperawatan anak, anda harus :
a. Datang dan pulang tepat waktu
b. Hadir praktek 100%. apabila anda tidak masuk karena sakit maka harus
mengganti sesuai dengan hari yang ditinggalkan, apabila tidak masuk tanpa
keterangan maka diganti 3 kali dari jumlah yang ditinggalkan
c. Prosedur ijin atau mengganti hari harus diketahui oleh pembimbing
akademik atau pembimbing klinik/ RS
d. Mengisi daftar hadir yang telah disediakan
e. Berpenampilan bersih dan rapi serta menggunakan seragam klinik sesuai
ketentuan institusi.

Bab ini berbentuk praktik klinik yang penting digunakan saat Anda memberikan
asuhan keperawatan pada anak sehat dalam rangka meningkatkan pertumbuhan
dan perkembangan anak serta menjaga status kesehatan anak. Bab ini juga berisi
Petunjuk Praktik, target yang harus dicapai, format pengumpulan data dan outline
laporan sehingga akan dapat dijadikan panduan dalam memberikan asuhan
keperawatan pada anak sehat.

Kami mengharap, anda dapat mengikuti keseluruhan kegiatan praktek sesuai


dengan Panduan dalam bab ini.

4
BAB 3
STIMULASI, DETEKSI, DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG
ANAK (SDIDTK)

Sebelum mengikuti kegiatan praktek ini, pastikan bahwa Anda telah memahami
konsep-konsep dasar tumbuh kembang anak yang sudah dipelajari. Anda juga
diharapkan telah memahami teknik berkomunikasi pada anak dan bagaimana
menerapkannya saat melakukan tindakan keperawatam pada bayi dan anak.

Kegiatan praktek ini akan memberikan pengalaman kepada Anda tentang


bagaimana melakukan stimulasi dan deteksi dini terhadap tumbuh kembang anak
sesuai dengan tahap usia.
Setelah mengikuti kegiatan pratek klinik 1 (unit 1) ini, diharapkan anda mampu :
a. Melakukan deteksi pertumbuhan dan perkembangan anak pada balita dan
anak usia prasekolah
b. Melakukan pemeriksaan daya dengar dan daya lihat
c. Melakukan pemeriksaan penyimpangan emosional
d. Memberikan penyuluhan stimulasi tumbuh kembang pada balita dan anak
pra sekolah

A. URAIAN MATERI
Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang
sejak konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Pertumbuhan dan
perkembangan merupakan bagian penting yang perlu dikaji dalam
memberikan asuhan keperawatan pada anak.

Pertumbuhan adalah pertambahan atau peningkatan ukuran tubuh seperti


tinggi badan, berat badan dan lingkar kepala. Sedangkan perkembangan
adalah peningkatan keterampilan dan kemampuan individu yang terjadi
sepanjang hidupnya seperti sensorik (dengar, lihat, raba, rasa, dan cium),
motorik (gerak kasar dan halus), kognitif (pengetahuan dan kecerdasan),
komunikasi/ berbahasa, emosi-emosi, serta kemandirian.
5
Menurut Soetjiningsih (2014) faktor utama yang berpengaruh terhadap
tumbuh kembang anak, adalah faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor
genetik merupakan modal dasar dan mempunyai peran utama dalam
mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik
yang terkandung di dalam sel telur yang telah dubuahi, dapat ditentukan
kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Pertumbuhan ditandai oleh insentitas
dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan,
umur pubertas, dan berhentinya pertumbuhan tulang. Yang termasuk faktor
genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan
patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa.

Lingkungan meruoakan faktor yang sangat menentukan tercapau tidaknya


potensi genetik. Lingkungan ini merupakan lingkungan biofisikopsikososial
yang mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir
hayatnya. Faktor lingkungan ini dapat meliputi lingkungan pranatal,
lingkungan postnatal, dan faktor hormonal.

Selama 1000 hari pertama kehidupan merupakan periode emas yang harus
benar-benar diperhatikan selama masa tumbuh kembang anak. Pembinaan
tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas diselenggarakan
melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpanan tumbuh
kembang balita dilakukan pada masa kritis atau masa emas tersebut.

Stimulasi dini adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak usia 0-6
tahun agar anak mencapai tumbuh kembang yang optimal sesuai potensi
yang dimilikinya. Anak usia 0-6 tahun perlu mendapatkan stimulasi rutin
sedini mungkin dan terus-menerus pada setiap kesempatan. Kurangnya
stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh-kembang yang bahkan
dapat menyebabkan gangguan yang menetap. Stimulasi kepada anak
hendaknya bervariasi dan ditunjukan terhadap kemampuan dasar anak yaitu :
6
kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak halus, kemampuan bicara dan
bahasa, kemampuan sosialiasi dan kemandirian, kemampuan kognitif,
kreatifitas dan moral-spiritual.

B. Pemeriksaan Pertumbuhan :
Pemeriksaan pertumbuhan pada anak dapat dilakukan dengan pengukuran
tinggi badan, berat bdan serta lingkar kepala, lingkar dada, lingkar perut dan
lingkar lengan atas. Pengukuran ini juga bisa disebut dengan antropometrik.
a. Tinggi Badan (TB)/ Panjang Badan (PB)
Pengukuran panjang badan atau tinggi badan dapat dilakukan dengan
dua cara :
1) Cara mengukur dengan posisi berbaring
a) Cara pengukuran ini dilakukan untuk anak <24 bulan oleh 2
orang tenaga kesehatan.
b) Alat yang digunakan adalah infatometer.
c) Bayi dibaringkan supine (telentang) pada alas yang datar.
d) Kepala bayi menempel pada pembatas angka 0.
e) Petugas 1, memegang kepala bayi dengan kedua tangan agar
kepala bayi tetap menempel pada pembatas angka 0 (pembatas
kaki)
f) Petugas 2, menentukan lutut bayi dengan lengan kiri agar lutut
bayi lurus, sedangkan tangan kiri menjaga agar posisi kaki tetap
lurus (tidak fleksi ataupun ekstensi). Tangan kanan menekan
batas kaki ke telapak kaki.
g) Baca angka pengukuran yang telah dilakukan

7
Gambar 3.1
Pengukuran Panjang badan bayi/anak

2) Cara mengukur dengan posisi berdiri.


Untuk cara yang ke dua dilakukan pada anak yang berusia >24
bulan atau anak yang sudah dapat berdiri. Alat yang baik digunakan
untuk pengukuran dengan posisi berdiri adalah microtoice. Cara
pengukuran tinggi badan anak :
a) Pada saat pengukuran minta anak untuk melepaskan alas kaki
dan melepas hiasan atau dandanan rambut yang mungkin dapat
mempengaruhi hasil pengukuran TB anak.
b) Mintalah anak untuk berdiri tegak menghadap lurus ke arah
depan dengan kedua mata kaki rapat.
c) Pastikan kepala, tulang bahu, pantat dan tumit menempel di
papan pengukur/ dinding.
d) Mintakan anak untuk mengambil nafas panjang.
e) Dengan tangan kanan Anda, turunkan meteran alat pengukur
hingga pas di atas kepala si anak. Pastikan Anda menekan
rambut anak (menempel di ubun-ubun).
f) Jika posisi anak sudah betul, baca dan catatlah hasil
pengukuran.

8
Gambar 3.2
Cara mengukur tinggi badan

b. Berat Badan (BB)


Berat badan merupakan salah satu indikator untuk menilai keadaan gizi
anak serta pertumbuhan anaj. Pengukuran berat badan pada anak dapat
menggunakan beberapa alat timbangan seperti timbangan bayi untuk
bayi yang belum bisa berdiri atau bayi usia >24 bulan dengan BB
maksimal 20 kg, timbangan injak serta timbangan dacin yang biasa
digunakan di posyandu.
1) Timbangan bayi
Timbangan ini digunakan untuk menimbang anak sampai usia 2
tahun dengan maksimal BB <20 Kg. Cara penggunaannya adalah :
a) Letakkan timbangan pada meja yang datar dan tidak mudah
bergoyang.
b) Lihat jarum atau angka harus menunjukkan ke angka 0.
c) Bayi sebaiknya telanjang, tanpa topi, kaos kaki, dan sarung
tangan.
d) Baringkan bayi dengan hati-hati di atas timbangan. Bila ingin
menggunakan alas pada timbangan, ingat untuk kurangi
pengukuran berat badan dengan berat alas.

9
e) Lihat sampai jarum timbangan berhenti.
f) Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan. Usahakan
bayi dalam keadaan tenang sehingga jarum timbanganb dapat
menunjukkan angka yang akurat.
2) Timbangan injak
a) Letakkan alat timbangan di lantai yang datar/keras sehingga
tidak mudah bergerak.
b) Pastikan posisi jarum harus menunjukkan ke angka 0.
c) Sebaiknya anak memakai baju sehari-hari yang tipis, tidak
memakai alas kaki, jaket, topi, jam tangan, kalung dan tidak
memegang sesuatu.
d) Setelah dilakukan persiapan alat dan persiapan anak maka
lakukan pengukuran pada anak. Cara pengukuran berat badan
anak menggunakan timbangan injak dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu :
1. Anak bisa berdiri
a. Ketika alat timbangan sudah menunjukkan angka 0
mintalah anak tersebut untuk berdiri di tengah-tengah
alat timbangan.
b. Pastikan posisi badan anak dalam keadaan berdiri tegak,
mata/kepala lurus ke arah depan, kaki tidak menekuk.
Anda dapat membantu anak tersebut berdiri dengan baik
di atas timbangan dan anjurkan anak untuk mengurangi
gerakan yang tidak perlu sehingga tidak mempengaruhi
hasil penimbangan.
c. Setelah anak berdiri dengan benar, lihat jarum petunjuk
angka di tumbangan dan catat hasilnya. Kemudian minta
anak tersebut untuk turun dari timbangan.
2. Bayi/anak belum bisa berdiri.
a. Jika anak belum bisa berdiri, maka minta ibu/pengasuh
untuk menggendong anak tanpa selendang dan alas kaki.
10
Ketika alat timbangan menunjukkan anka 0 mintalah ibu
dengan menggendong sang anak untuk berdiri di tengah-
tengah alat timbangan.
b. Pastikan posisi ibu, badan tegak, mata lurus ke depan,
kaki tidak menukuk dan kepala tidak merunduk ke bawah.
Sebisa mungkin bayi/anak dalam keadaan tenang ketika
ditimbang.
c. Setelah ibu berdiri dengan benar, lihat jarum petunjuk
angka di timbangan dan catat hasilnya. Kemudian
mintalah ibu untuk turun dari timbangan ulangi
pengukuran, kali ini hanya ibu saja yang ditimbang tanpa
menggendong anaknya.
d. Setelah penimbangan selesai maka kurangi hasil
timbangan ibu saat menggendong anaknya dengan hasil
timbangan berat badan ibu. Hasil tersebut merupakan
berat badan bayinya.
3. Timbangan dacin
Tabel 3.1
Cara Menggunakan Timbangan Dacin

Persiapkan dacin dengan


menggantungnya pada tempat yang
kokoh seperti pelana rumah atau kusen.
Pintu atau dahan pohon atau
penyanggakaki tiga yang kuat.Atur
posisi angka pada batang dacin sejajar
dengan mata penimbang.

11
Letakkan bandul bergeser pada angka
nol, jika ujung kedua paku timbang
dalam posisi lurus, maka timbangan
perlu ditera atau diganti dengan yang
baru. Pastikan bandul geser berada pada
angka 0

Pasang sarung timbangan/celana


timbangan/kotak timbangan yang kosong
pada dacin.

Seimbangkan dacin yang telah dibebani


dengan sarung timbang/celana
timbang/kotak timbang dengan memberi
kantung plastik berisikan pasir/batu
diujung batang dacin, sampai kedua
jarum di atas tegak lurus.

4. Lingkar Kepala
Pengukuran lingkar kepala sangat penting dilakukan pada
anak usia dibawah 5 tahun. Tujuan pemantauan adalah untuk
menilai pertumbuhan dan ukuran otak anak serta dapat
mendeteksi sejak dini adanya gangguan perkembangan otak.
Cara pengukuran lingkar kepala adalah :
a. Siapkan pita pengukur kepala (meteran)
b. Lingkarkan pita pengukur pada kepala anak melewati
dahi, di atas kedua telinga dan bagian belakang kepala

12
yang menonjol (tulang oksiput) tarik agar kecang sampai
kedua ujung meteran bertem diangka 0.

Gambar 3.3
Mengukur Kepala

c. Terakhir cantumkan hasil pengukuran kepala dan lihat


pada kurva lingkar kepala untuk menilai hasil yang
didapatkan.

5. Lingkar dada
Ukur lingkar dada dari daerah dada ke punggung kembali ke
dada (pengukuran dilakukan melalui kedua puting susu).
6. Lingkar Lengan Atas
Lingkar lengan atas (LLA) menggambarkan tumbuh
kembang jaringan lemak di bawah kulit dan otot yang tidak
banyak terpengaruh oleh keadaan cairan tubuh dibandingkan
dengan berat badan (BB). LLA lebih sesuai untuk dipakai
menilai keadaan gizi/timbuh kembang pada anak kelompok
umur prasekolah (1-5 tahun). pengukuran LLA ini mudah,
murah, alat bisa dibuat sendiri dan bisa dilakukan oleh siapa
saja. Alat yang digunakan biasanya adalah pita ukur elastis.
Namun, penggunaan LLA ini lebih tepat untuk
mengidentifikasi anak dengan gangguan gizi/pertumbuhan
fisik yang berat.

13
Cara pengukuran Lingkar Lengan Atas :
a. Tentukan lokasi lengan yang diukur.
1) Pengukuran dilakukan pada lengan bagian kiri, yaitu
pertengahan pangkal lengan dan siku.
2) Pemilihan lengan kiri tersebut dengan pertimbangan
bahwa aktivitas lengan kiri lebih pasif dibandingkan
dengan lengan kanan sehingga ukurannya lebih stabil.
b. Lingkaran alat pengukur pada lengan bagian atas seperti
pada gambar (dapat digunakan pita pengukur). Hindari
penekanan pada lengan yang diukur saat pengukuran
c. Tentukan besar lingkar lengan sesuai dengan angka yang
tertera pada pita pengukur

C. Pemeriksaan Perkembangan
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam kemampuan: gerak halus, bicara dan bahasa, serta
sosialisasi dan kemandirian. Aspek-aspek perkembangan yang dipantau :
1. Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan
otot-otot besar seperti duduk, berdiri dan sebagainya.
2. Gerak halus dan motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan dan dilakukan oleh
otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti
mengamati sesuatu, menjimpit, menulis dan sebagainya.
3. Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, berbicara,
berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya.
4. Sosialisai dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai
bermain), berpisah dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisai dan
berinteraksi dengan lingkungan dan sebagainya.

14
D. Skrining Perkembangan KPSP
Tujuan skrining/pemeriksaan anak menggunakan KPSP (Kuesioner Pra-
Skrinning Perkembangan) adalah untuk mengetahui perkembangan anak
normal atau ada penyimpangan.

Jadwal skrining/pemeriksaan KPSP rutin adalah pada umur 3,6,9, 12,


15, 18, 21, 30, 36, 42,48,54,60,66 dan 72 bulan
Jika anak belum mencapai umur skrining tersebut, minta ibu datang kembali
pada umur skrining yang terdekat untuk pemeriksaan rutin. Apabila orang
tua datang dengan keluhan anaknya mempunyai masalah tumbuh kembang,
sedangkan umur anak bukan umur skrining maka pemeriksaan menggunakan
KPSP untuk umur skrining terdekat yang lebih muda. Ingatkan ibu/orang tua
untuk anak yang berusia 3 bulan-24 bulan (2 tahun) supaya membawa
anaknya ke posyandu/puskesmas setiap 3 bulan untuk mendapatkan
pelayanan SDITK. Sedangkan, untuk anak yang berusia >2 tahun sampai 6
tahun dibawa ke puskesmas atau posyandu setiap 6 bulan
Alat/instrumen yang digunakan adalah :
1. Formulir KTSP menurut umur. Formulir ini berisi 9-10 pertanyaan
tentang kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak. Sasaran
KPSP anak umur 0-72 bulan.
2. Alat bantu pemeriksaan berupa: pensil, kertas, bola sebesar bola tenis,
kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah, kismis,
kacang tanah, potongan biskuit kecil berukuran 0.5-1 cm.
“Bagaimana Cara Pemeriksaan KPSP?”
1. Pada waktu pemeriksaan/skrining, anak harus dibawa
2. Umur anak dengan menanyakan tanggal bulan dan tahun anak lahir. Bila
umur anak lebih 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan.
3. Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan umur
anak
4. KPSP terdiri ada 2 macam pertanyaan, yaitu :

15
a. Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak, contoh :
“dapatlah bayi makan kue sendiri/”
b. Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas untuk
melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP, contoh : “Pada posisi
bayi anda telentang, tariklah bayi pada pergelangan tangannya
secara perlahan-lahan ke posisi duduk”.
5. Jelaskan kepada orang tua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab,
oleh karena itu pastikan ibu/pengasuh anak mengerti apa yang
ditanyakan kepadanya.
6. Tanyakan pertanyaan tersebut secara berururtan, satu persatu. Setiap
pertanyaan hanya ada 1 jawaban, ya atau tidak. Catat jawaban tersebut
pada formulir.
7. Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu/pengasuh anak
menjawab pertanyaan terdahulu.
8. Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.
9. Hitunglah berapa jumlah jawaban Ya.
a. Jawaban Ya, bila ibu/pengasuh anak menjawab: anak bisa atau
pernah atau sering atau kadang-kadang melakukannya.
b. Jawaban Tidak, bila ibu/pengasuh anak menjawab: anak belum
pernah melakukan atau tidak pernah atau ibu/pengasuh anak tidak
tahu.
10. Jumlah jawaban‘Ya’ = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan
tahap perkembangannya (S).
11. Jumlah jawaban ‘Ya’ = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M).
12. Jumlah jawaban ‘Ya’ 6 atau kurang, kemungkinan ada peyimpangan (P).
13. Untuk jawaban ‘Tidak’ perlu dirinci jumlah jawaban ‘Tidak’ menurut
jenis keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa,
sosialisasi dan kemandirian).

16
E. Skrining Perkembanan DDST II
DDST II adalah salah satu metode skrining terhadap kelainan perkembangan
anak. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan DDST II antara
15-20 menit.
1. Tujuan dari skrining DDST II adalah:
a. Mendeteksi dini perkembangan anak
b. Menilai dan memantau perkembangan anak usia 0-6 tahun
c. Salah satu antisipasi bagi orang tua apabila anak mengalami
keterlambatan perkembangan
d. Identifikasi perhatian orang tua tentang perkembangan anak
e. Mengajarkan perilaku yang tepat sesuai usia anak
2. Aspek perkembangan yang dinilai
DDST II menilai 4 sektor perkembangan anak yaitu:
a. Perilaku sosial
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri,
bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.
b. Gerakan motorik halus
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk
mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-
bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil tetapi
memerlukan koordinasi yang cermat.
c. Bahasa
Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti
perintah dan berbicara spontan.
d. Gerakan motorik kasar
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh
3. Pelaksaan DDST II
a. Kaji pengetahuan keluarga mengenai DDST II
b. Kaji pengetahuan keluarga tentang perkembangan anak dan riwayat
sosial
c. Tentukan usia anak
17
4. Cara pemeriksaan DDST II
a. Tetapkan umur anak, tanyakan tanggal lahir anak yang akan
diperiksa. Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan
untuk satu tahun. Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari
maka dibulatkan kebawah, jika sama dengan atau lebih dari 15 hari
dibulatkan ke atas
b. Buat garis lurus dari atas sampai bawah berdasarkan umur
kronologis yang memotong garis horisontal tugas perkembangan
pada formulir DDST.
c. Uji semua item dengan cara:
1) Pada setiap sektor, uji 3 item yang berada disebelah kiri garis
umur tanpa menyentuh batas usia
2) Uji item yang berpotongan pada garis usia
3) Uji item sebelah kanan tanpa menyentuh garis usia sampai anak
gagal
d. Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor.
5. Tanda item penelian
a. F: (Fail/Gagal)
Bila anak tidak mampu melakukan uji coba dengan baik,
ibu/pengasuh memberi laporan anak tidak dapat melakukan tugas
dengan baik
b. R: (Refusal/menolak)
Anak menolak untuk di uji coba
c. P: (Pass/Lulus)
Apabila anak dapat melakukan uji coba dengan baik, ibu/pengasuh
memberi laporan tepat/dapat dipercaya bahwa anak dapat
melakukan dengan baik
d. No: (No Opportunitiy/Tidak ada kesempatan)
Anak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan uji coba
karena ada hambatan.
6. Penilaian DDST
18
a. Penilaian individu

c. Penilaian Keterlambatan

b. Penilaian keseluruhan
Hasil interpretasi untuk keseluruhan tes dikategorikan menjadi 3
bagian. Bagian-bagian tersebut antara lain:

19
1) Normal
Bila tidak ada skor “keterlambatan” (0 D) dan ≤ 1 “Peringatan”
(1 C). Jika hasil ini didapat, lakukan pemeriksaan ulang pada
pertemuan berikutnya
2) Suspek / diduga ada keterlambatan
Bila terdapat ≥ 1 skor “Terlambat” (1 D) dan/atau ≥ 2
“Peringatan” (2 C). Catatan D atau C harus disebabkan “Gagal”
(F) bukan disebabkan “Penolakan” (R). Jika hasil ini didapat
lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu mendatang untuk
menghilangkan faktor-faktor sesaat seperti rasa takut, sakit atau
kelelahan.
3) Tidak dapat diuji
Bila terdapat ≥ 1 skor “Terlambat” (1 D) dan/atau ≥ 2
“Peringatan” (2 C). Catatan D atau C harus disebabkan
“Penolakan” (R). Gagal (F) bukan disebabkan “Gagal” (F) Jika
hasil ini didapat lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu
mendatang

F. Pemeriksaan Tes Daya Dengar (TDD)


1. Tujuan : untuk menemukan gangguan pendengaran sejak dini, agar dapat
segera ditindak lanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya dengar dan
bicara anak.
2. Jadwal setiap 3 bulan pada bayi kurang dari 12 bulan dan setiap 6 bulan
pada anak usia 12 bulan ke atas. Tes ini dilakukan oleh tenaga
kesehatan, guru TK, tenaga PAUD, dan petugas terlatih lainnya.
3. Alat yang diperlukan
a. Instrumen TDD menurut umur anak
b. Gambar binatang (ayam, anjing, kucing) dan manusia
c. Mainan (boneka, kubus, sendok, cangkir, dan bola)

20
4. Cara melakukan TDD: Tanyakan tanggal. Bulan dan tahun anak lahir,
hitung umur anak dalam bulan. Pilij daftar pertanyaan TDD yang sesuai
dengan umur anak
a. Pada anak umur kurang dari 24 bulan :
1) Semua pertanyaan harus dijawab oleh orang tua/ pengasuh
anak. Tidak usah ragu-ragu atau takut menjawab karena tidak
untuk mencari siapa yang salah.
2) Bacakan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu
persatu dan berurutan.
3) Tunggu jawaban dari orang tua atau pengasuh anak.
4) Jawaban ‘Ya’ jika menurut orang tua/ pengasuh, anak dapat
melakukannya dalam 1 bulan terakhir.
b. Pada anak umur 24 bulan atau lebih
1) Pertanyaan-pertanyaan berupa perintah melalui orang tua/
pengasuh untuk dikerjakan oleh anak.
2) Amati kemampuan anak dalam melakukan perintah orang tua
atau pengasuh.
3) Jawaban ‘Ya’ jika anak dapat melakukan perintah orang tua/
pengasuh.
4) Jawaban ‘Tidak’ jika anak tidak dapat atau tidak mau
melakukan perintah orang tua/ pengasuh.
5) Interpretasi
a) Tindak lanjut sesuai dengan buku pedoman yang ada
b) Rujuk ke RS bila tidak dapat ditanggulanggi

G. Pemeriksaan Tes Daya Lihat (TDL)


1. Tujuan : untuk mendeteksi secara dini kelainan dapat dilihat agar segera
dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk
memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih besar.
2. Jadwal: dilakukan setiap 6 bulan pada anak usia prasekolah umur 36-72
bulan Tes ini oleh tenaga kesehatan, guru TK, petugas PAUD terlatih.

21
3. Alat yang diperlukan :
a. Ruangan yang bersih, tenang dengan penyinaran baik.
b. Dua buah kursi, satu untuk anak, satu untuk pemeriksa.
c. Postur “E” untuk digantung dari kartu “E” untuk dipegang anak.
d. Alat petunjuk.
4. Cara melakukan tes daya lihat
a. Pilih suatu ruang bersih dan tenang dengan penyinaran yang baik.
b. Gantungkan poster “E” setinggi mata anak pada posisi duduk.
c. Letakkan sebuah kursi sejauh 3 meter dari poster “E” menghadap ke
poster “E”
d. Letakkan sebuah kursi lainnya disamping poster “E” untuk
pemeriksa.
e. Pemeriksa memeriksakan kartu “E” pada anak. Latih anak dalam
mengarahkan kartu E menghadap ke atas, bawah, kiri, kanan, sesuai
ditunjuk pada poster “E” oleh pemeriksa, beri pujian setiap kali anak
mau melakukannya. Lakukan hal ini sampai anak
dapatmengarahkan kartu “E” dengan benar.
f. Selanjutnya anak diminta menutup sebelah matanya dengan
buku/kertas
g. Dengan alat petunjuk, tunjuk huruf “E” pada poster satu-persatu
mulai garis pertama sampai garis ke empat atau garis “E” terkecil
yang masih dapat dilihat.
h. Uji anak setiap kali dapat mencocokan posisi kartu “E” yang
dipegangnya dengan huruf “E” pada poster.
i. Ulangi pemeriksaan tersebut pada mata satunya dengan cara yang
sama.
j. Tulis baris “E” terkecil yang masih dapat dilihat pada kertas yang
telah disediakan.
Mata kanan :........................mata kiri.....................
5. Interpretasi

22
Anak prasekolah umumnya tidak mengalami kesulitan sampai baris ke-3
pada poster “E” bila kedua mata anak tidak dapat melihat garis ke-3
poster “E” artinya tidak dapat mencocokan arah kartu “E” yang
dipegangnya dengan arah “E” pada baris ke-3 yang ditunjuk oleh
pemeriksa, kemungkinan anak mengalami gangguan daya lihat.
6. Intervensi
Bila kemungkinan mengalami gangguan daya lihat, maka anak datang
lagi untuk pemeriksaan ulang. Bila pada pemeriksaan berikutnya, anak
tidak dapat melihat sampai baris yang sama atau tidak dapat melihat
garis yang sama dengan kedua matanya, rujuk ke RS dengan menuliskan
mata yang mengalami gangguan (kanan, kiri, atau keduanya).

H. Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional


Deteksi dini penyimpangan mental emosional adalah kegiatan atau
pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya masalah mental
emosional, autisme dan gangguan pemutusan perhatian dan hiperaktivitas
pada anak, agar dapat segera dilakukan tindakan intervensi.
Alat yang digunakan untuk mendeteksi yaitu :
a. Kuesioner masalah mental emosional (KMME) bagi anak umur 36
bulan-72 bulan
b. Ceklis autis anak pra sekolah (Checklist for Autism in Toddlers CHAT)
bagi anak umur 18-36 bulan
c. Formulir deteksi dini gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas
(GPPH) Menggunakan Abreviated Conner Rating Scale Bagi anak umur
36 bulan ke atas.

I. Deteksi Dini Masalah Mental Emosional Pada Anak Prasekolah


a. Tujuannya adalah untuk mendeteksi secara dini adanya penyimpangan
atau masalah mental emosional pada anak prasekolah

23
b. Jadwal deteksi dini masalah mental emosional adalah rutin setiap 6
bulan pada anak umur 36-72 bulan. Jadwal ini sesuai dengan jadwal
skrining atau pemeriksaan perkembangan anak.
c. Alat yang digunakan adalah KMME yang terdiri dari 12 pertanyaan
untuk mengenali problem mental emosional anak umur 36-72 bulan.
d. Cara melakukan
Tanyakan setiap pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring satu
persatu perilaku yang tertulis pada KMME kepada orang tua atau
pengasuh anak catat jawaban “Ya”, kemudian hitung jumlah jawaban
“Ya”
e. Interpretasi
Bila ada jawaban “YA”, maka kemungkinan anak mengalami masalah
mental emosional.
f. Intervensi
Bila ada jawaban “Ya” hanya 1:
1) Lakukan konseling kepada orang tua menggunakan Buku Pedoman
Pola Asuh yang mendukung Perkembangan Anak.
2) Lakukan evaluasi setelah 3 bulan, bila tidak ada perubahan rujuk ke
Rumah Sakit yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa atau tumbuh
kembang anak.
Bila jawaban “Ya” ditemukan 2 atau lebih :
Rujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa atau
tumbuh kembang anak. Rujukan harus disertai informasi mengenai
jumlah dan masalah mental emosional yang ditemukan.

J. Deteksi Dini Autism pada anak pra sekolah


a. Tujuannya adalah untuk mendeteksi secara dini adanya autism pada anak
umur 18-36 bulan
b. Jadwal deteksi dini autism pada anak prasekolah dilakukan atas indikasi
atau bila ada keluhan dari ibu atau pengasih anak atau ada kecurigaan
tenaga kesehatan, kader kesehatan, BKB, petugas PAUD, pengelola

24
TPA dan guru TK.Keluhan tersebut dapat berubah berupa salah satu atau
lebih keadaan di bawah ini :
1) Keterlambatan bicara
2) Gangguan komunikasi atau interaksi sosial
3) Perilaku yang berulang-ulang
c. Alat yang digunakan adalah CHAT.CHAT ini ada dua jenis pertanyaan,
yaitu :
1) Ada 9 pertanyaan yang dijawab oleh orang tua pengasuh anak.
Pertanyaan diajukan secara berurutan, satu persatu. Jelaskan kepada
orang tua untuk tidak ragu-ragu atau takut menjawab.
2) Ada 5 pertanyaan bagi anak, untuk melaksanakan tugas seperti yang
tertulis CHAT
d. Cara menggunakan CHAT
1) Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu-persatu
perilaku yang tertulis pada CHAT kepada orang tua atau pengasuh
anak.
2) Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan tugas CHAT.
3) Catat jawaban orang tua atau pengasuh anak dan kesimpulan hasil
pengamatan kemampuan anak, ya atau tidak. Teliti kembali apakah
semua pertanyaan telah dijawab.
e. Interpretasi
1) Resiko tinggi menderita autis : bila jawaban “tidak” pada pertanyaan
A5,A7, B2, B3 dan B4.
2) Resiko rendah menderita autis : bila jawaban “tidak” pada
pertanyaan A7 dan B4.
3) Kemungkinan gangguan perkembangan lain : bila jawaban “tidak”
jumlahnya 3 atau lebih untuk pertanyaan A1-A4, A6, A8, A9,
B1,dan B5.
4) Anak dalam batas normal bila tidak termasuk dalam kategori 1,2,
dan 3.
f. Intervensi
25
Bila anak resiko menderita autis atau kemungkinan ada gangguan
perkembangan, rujuk ke rumahs sakit yang memiliki fasilitas kesehatan
jiwa/ tumbuh kembang anak.

K. Deteksi Dini Gangguan Pemusatan Perhatian Dan Hiperaktivitas


(GPPH) Pada Anak Prasekolah
a. Tujuannya adalah untuk mengetahui secara dini pada anak adanya
GPPH pada anak umur 36 bulan ke atas
b. Jadwal deteksi dini GPPH pada anak prasekolah dilakukan atas indikasi
atau bila ada keluhan dari orang tua atau pengasuh anak atau ada
kecurigaan tenaga kesehatan, kader kesehatan, BKB, petugas PAUD,
pengelola TPA dan guru TK. Keluhan tersebut dapat berupa salah satu
atau lebih keadaan di bawah ini :
1) Anak tidak bisa duduk tenang
2) Anak selalu bergerak tanpa tujuan dan tidak mengenal lelah
3) Perubahan suasana hati yang mendadak atau impulsive
c. Alat yang digunakan adalah formulir deteksi dini GPPH formulir ini
terdiri dari 10 pertanyaan yang ditanyakan kepada orang tua atau
pengasuh anak atau guru TK dan pertanyaan yang perlu pengamatan
pemeriksa.
d. Cara menggunakan formulir deteksi dini GPPH :
1) Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas, dan nyaring, satu-persatu
perilaku yang tertulis pada formulir deteksi dini GPPH. Jelaskan
kepada orang tua atau pengasuh anak untuk tidak ragu-ragu atau
takut menjawab.
2) Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan pertanyaan
pada formulir deteksi dini GPPH.
3) Keadaan yang ditanyakan atau diamati ada pada anak dimanapun
anak berada, misal ketika di rumah, sekolah, pasar, toko, dan lain-
lain. Setiap saat dan ketika anak dengan siapa saja.

26
4) Catat jawaban dan hasil pengamatan perilaku anak selama dilakukan
pemeriksaan. Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah
dijawab.
e. Interpretasi
Beri nilai pada masing-masing jawaban sesuai dengan bobot nilai
berikut ini dan jumlahkan nilai masing-masing jawaban menjadi nilai
total.
1) Nilai 0 : jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada anak
2) Nilai 1 : jika keadaan tersebut kadang-kadang ditemukan pada anak
3) Nilai 2 : jika keadaan tersebut sering ditemukan pada anak
4) Nilai 3 : jika keadaan tersebut selalu ada pada anak
Bila nilai total 13 atau lebih anak kemungkinan dengan GPPH
f. Intervensi
1) Anak dengan kemungkinan GPPH perlu dirujuk ke RS yang
memiliki fasilitas kesehatan jiwa/ tumbuh kembang anak.
2) Bila nilai total kurang dari 1 tetapi Anda ragu-ragu jadwalkan
pemeriksaan ulang 1 bulan kemudian. Ajukan pertanyaan kepada
orang-orang terdekat dengan anak
Adapun jadwal kegiatan dan jenis skrining/deteksi dini adanya
penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah oleh
tenaga kesehatan adalah sebagai berikut :
Jenis Deteksi Tumbuh Kembang Yang Harus Dilakukan
Umur Deteksi Dini Deteksi Dini Deteksi Dini
Anak Penyimpangan Penyimpangan Penyimpangan Mental
Pertumbuhan Perkembangan Emosional
0 bulan a a
3 bulan a a a a
6 bulan a a a a
9 bulan a a a a
12 bulan a a a a
15 bulan a a
18 bulan a a a a a
27
21 bulan a a a
24 bulan a a a a a
30 bulan a a a a
36 bulan a a a a a a a a
42 bulan a a a a a a
48 bulan a a a a a a a
54 bulan a a a a a a
60 bulan a a a a a a a
66 bulan a a a a a a
72 bulan a a a a a a a

Keterangan :
BB/TB : Berat Badan terhadap Tinggi Badan TDL : Tes Daya Lihat
LK : Lingkaran Kepala KMMC : Kuesioner Masalah Mental Emosional
KPSP : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan CHAT : Checklist for Autism in Toddiers
TDD : Tes Daya Dengar GPPH : Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas
Tanda : Deteksi dilakukan atas indikasi

L. PETUNJUK PRAKTIK KLINIK


Lakukan pemeriksaan SDIDTKA sesuai kelompok usia minimal pada 2
anak. Pemeriksaan boleh dilakukan di posyandu, di lingkungan rumah anda
atau di TK.

M. PELAPORAN HASIL PRAKTIK KLINIK


a. Buat laporan hasil pemeriksaan.
b. Gunakan formulir deteksi tumbuh kembang anak (terlampir)
c. Diskusikan dengan pembimbing hasil pemeriksaan dan laporan yang
sudah dibuat

28
29
Formulir deteksi dini tumbuh kembang anak
FORMULIR DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK
Puskesmas/RS................Kec......................Kab/Kota........................Prov.................
I. IDENTITAS ANAK
1. Nama....................................Laki-laki/Perempuan
2. Nama Ayah............................: Nama Ibu :......................................................
3. Alamat..............................................................................................................
4. Tanggal Pemeriksaan........../............./20.........................................................
5. Tanggal lahir................/................./20............................................................
6. Umur anak :.....................bulan.......................................................................
II. ANAMNESA
1. Keluhan utama.................................................................................................
2. Apakah anak punya masalah tumbuh kembang...............................................
III.PEMERIKSAAN RUTIN SESUAI JADWAL/JIKA ADA KELUHAN
1. BB..............Kg:PB/TB........Cm BB/TB: a.baik; b.kurang; c.Buruk; d.lebih;
e.Rujuk; ya/tidak
2. LKA:...........Cm. LKA/U : a.Normal; b.Mikrosefal; c.Makrosefal; d.Rujuk;
ya/tidak
3. Perkembangan Anak
a. Sesuai
b. Meragukan: a.G.Kasar, b.G.Halus, c.B.Bahasa, d.Sos Kemandirian,
e.Rujuk; ya/tidak
c. Penyimpangan: a.G.Kasar, b.G.Halus, c.B.bahasa, d.Sos.Kemandirian,
e.Rujuk; ya/tidak
4. Daya lihat: a.Normal, b.Curiga ada gangguan, c.Rujuk; ya/tidak
5. Daya dengar; a.Normal, b.Curiga ada gangguan, c.Rujuk; ya/tidak
6. Mental emosional; a.Normal, b.Curiga ada gangguan, c.Rujuk: ya/tidak
IV.PEMERIKSAAN ATAS INDIKASI/JIKA ADA KELUHAN
1. Autis; a.Risiko tinggi; b.Risiko rendah; c.Gangguan lain; d.Batas normal
e.Rujuk; ya/tidak

30
2. GPPH; a.Kemungkinan GPPH; b.bukan GPPH c.Rujuk; ya/tidak
V. Kesimpulan............................................................................................................
..............................................................................................................................
VI.TINDAKAN INTERVENSI
3. Konseling stimulasi bagi ibu; a.Diberikan; b. Tidak diberikan
4. Intervensi stimulasi perkembangan: a.G.Kasar, b.G.Halus, c.B.Bahasa;
d.Sos.Kemandirian; e.tgl evaluasi intervensi...................................................
5. Tindakan pengobatan lain:...............................................................................
6. Dirujuk ke........................................................................................................
a.Ada surat rujukan: bTidak ada surat rujukan
Formulir ini digunakan untuk mencatat hasil pemeriksaan/skrining tumbuh
kembang anak

31
Formulir KPSP
KPSP PADA BAYI UMUR 3 BULAN

1. Pada waktu bayi telentang, apakah masing- Gerak kasar Ya Tidak


masing lengan dan tungkai bergerak dengan
mudah? Jawab TIDAK bila salah satu atau kedua
tungkai atau lengan bayi bergerak tak terarah/
tak terkendali.
2. Pada waktu bayi telentang apakah ia melihat dan Sosialisasi & Ya Tidak
menatap wajah anda? kemandirian
3. Apakah bayi dapat mengeluarkan suara-suara Bicara dan Ya Tidak
lain (ngoceh)Disamping menangis ? bahasa
4. Pada waktu bayi telentang, apakah ia dapat Gerak Halus Ya Tidak
mengikuti gerakan dengan menggerakkan
kepalanya dari kanan/kiri ke tengah?

5. Pada waktu bayi telentang, apakah ia dapat Gerak halus Ya Tidak


mengikuti gerakan anda dengan menggerakkan
kepalanya dari satu sisi hampir sampai pada sisi
yang lain?

6. Pada waktu anda mengajak bayi berbicara dan Sosialisai & Ya Tidak
tersenyum, apakah ia tersenyum kembali kepada kemandirian
anda
7. Pada Waktu bayi tengkurap di Alas yang datar, Gerak Kasar Ya Tidak
apakah ia Mengangkat kepalanya seperti Pada
gambar ini?

8. Pada waktu bayi tengkurap di atas yang Datar, Gerak Kasar Ya Tidak
apakah ia dapat mengangkat kepalanya sehingga
membentuk sudut 45° seperti pada gambar?

9. Pada waktu bayi tengkurap di alas yang Datar, Gerak Kasar Ya Tidak
apakah ia dapat mengangkat Kepalanya dengan
tegak seperti pada Gambar?

32
10. Apakah bayi suka tertawa keras walau tidak Bahasa & Ya Tidak
digelitik atau diraba-raba Bicara

33
1.KPSPPada
PADA waktu
BAYI bayi
UMURtelentang
6 BULAN apakah ia dapat Gerak halus Ya Tidak
mengikuti gerakan anda dengan
menggerakkan kepala sepenuhnya dari satu
sisi ke yang lain?

2. Dapatkah bayi mempertahankan posisi Gerak Kasar Ya Tidak


kepala dalam keadaan tegak dan stabil?
Jawab TIDAK bila kepala bayi cenderung
jatuh ke kanan/kiri atau ke dadanya
3. Sentuhkan pensil di punggung tangan atau Gerak Halus Ya Tidak
ujung jari bayi (jangan meletakkan di atas
telapak tangan bayi).Apakah bayi dapat
menggenggam pensil itu selama beberapa
detik?

4. Ketika bayi telungkup di alas datar, Apakah Gerak Kasar Ya Tidak


ia dapat mengangkat dada Dengan kedua
lengannya sebagai Peyangga seperti pada
gambar?

5. Pernahkah bayi mengeluarkan suara gembira Bicara & Ya Tidak


bernada tinggi atau memekik tetapi bukan bahasa
menangis?
6. Pernahkah bayi berbalik paling sedikit dua Gerak Kasar Ya Tidak
kali, dari telentang ke telungkup atau
sebaliknya?
7. Pernahkah anda melihat bayi tersenyum Sosialisasi & Ya Tidak
ketika melihat mainan yang lucu, gambar Kemandirian
atau binatang peliharannya pada saat ia
bermain sendiri?
8. Dapatkah bayi mengarahkan matanya pada Gerak Halus Ya Tidak
benda kecil sebesar kecang, kismis atau uang
logam? Jawab TIDAK jika ia tidak dapat
mengarahkan matanya
9. Dapatkah bayi meraih mainan yang Gerak Halus Ya Tidak
diletakkan agak jauh namun masih berada
dalam jangkauan tangannya?

34
10. Pada posisi bayi telentang, pegang kedua Gerak Kasar Ya Tidak
tangannya lalu tarik perlahan-lahan ke posisi
duduk. Dapatkah bayi mempertahankan
lehernya secara kaku seperti gambar di
sebelah kiri ? jawab TIDAK bila kepala bayi
jatuh kembali seperti gambar sebelah kanan

Jawab: YA Jawab : Tidak

35
KPSP PADA BAYI UMUR 9 BULAN

36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
Formulir DDST II

48
INSTRUMEN TES DAYA DENGAR MENURUT UMUR ANAK

Umur 0-6 bulan:


1. Pada waktu bayi tidur kemudian anda berbicara atau Ya Tidak
membuat kegaduhan, apakah bayi akan bergerak atau
49
terbangun dari tidurnya?
2. Pada waktu bayi tidur telentang dan anda duduk di Ya Tidak
dekat kepala bayi pada posisi yang tidak terlihat oleh
bayi, kemudian anda bertepuk tangan dengan keras,
apakah bayi terkejut atau mengedipkan matantya atau
menegangkan tubuh sambil mengangkat kaki
tangannya ke atas?
3. Apabila ada suara nyaring (misal suara batuk, salak Ya Tidak
anjing, piring jatuh ke lantai dan lain-lainnya), apakah
bayi terkejut atau terlompat?

Umur 6-9 bulan :


1. Pada waktu bayi sedang tidur, kemudian anda berbicara Ya Tidak
atau mmebuat kegaduhan, apakah bayi akan bergerak
atau terbangun dari tidurnya?
2. Pada waktu bayi tidur telentang dan anda duduk di Ya Tidak
dekat kepala bayi pada posisi yang tidak terlihat oleh
bayi kemudian anda bertepuk tangan dengan keras,
apakah bayi terkejut atau mengedipkan matanya atau
menegangkan tubuh sambil mengangkat kaki tangannya
ke atas?
3. Apabila ada suara nyaring (suara batuk, salak anjing, Ya Tidak
piring jatuh ke lantai dan lain-lainnya),apakah bayi
terkejut atau terlompat?
4. Anda berada di sisi yang tidak terlihat oleh bayi, sebut Ya Tidak
namanya atau bunyikan sesuatu, apakah bayi
memalingkan kepala mencari sumber suara?

Umur 9-12 bulan :


1. Pada waktu bayi tidur, kemudian anda berbicara atau Ya Tidak
membuat kegaduhan, apakah bayi akan bergerak atau
terbangun dari tidurnya?
2. Pada waktu bayi telentang dan anda duduk di dekat Ya Tidak
kepalanya pada posisi yang tidak terlihat bayi,
kemudian anda tepuk tangan dengan keras. Apakah bayi
terkejut atau mengedipkan matanya atau menegangkan
tubuh sambil mengangkat kaki tangannya ke atas?
3. Apabila ada suara nyaring (suara batuk, salak anjing, Ya Tidak
piring jatuh ke lantai dan lain-lainnya), apakah bayi
tekejut atau terlompat?
4. Anda berada di samping atau belakang bayi dan tidak Ya Tidak
terlihat oleh bayi. Sebutkan namanya atau bunyikan
sesuatu, apakah bayi langsung memalingkan kepala ke
arah sumber suara tersebut di samping atau
belakangnya?

50
Umur 12-24 bulan :
1. Pada waktu anak tidur kemudian anda berbicara atau Ya Tidak
membuat kegaduhan, apakah anak anda akan bergerak
atau terbangun dari tidurnya?
2. Pada waktu anak tidur telentang dan anda duduk di dekat Ya Tidak
kepala anak pada posisi yang tidak terlihat oleh anak,
kemudian anda bertepuk tangan dengan keras, pakah
anak terkejut atau mengerdipkan matanya atau
menegangkan tubuh sambil mengangkat kaki tangannya
ke atas?
3. Apabila ada suara nyaring (misal suara batuk, salak Ya Tidak
anjing, piring jatuh ke lantai dan lain-lainnya), apakah
anak terkejut atau terlompat?
4. Tanpa terlihat oleh anak. Buat suara yang menarik Ya Tidak
perhatian anak, apakah anak langsung mengetahui posisi
anda sebagai sumber suara yang berpindah-pindah ?
5. Ucapkan kata-kata yang mudah dan sederhana, dapatkah Ya Tidak
anak menirukan anda?

Umur 2-3 tahun :


1. Tutup mulut anda dengan buku/kertas, tanpa melihat Ya Tidak
gerakan bibir anda, tanyakan pada anak: “Pegang
matamu”, Pegang kakimu”, Apakah anak memegang
mata dan kakinya dengan benar?
2. Pilih gambar dari majalah/buku bergambar. Tutup mulut Ya Tidak
anda dengan buku/kertas, tanpa melihat gerakan bibir
anda, tanyakan pada anak: “Tunjukan gambar kucing
(atau anjing, kuda, mobil, orang rumah, bunga, dan
sebagainya)?” Dapatkah anak menunjukkan gambar
yang dimaksud dengan benar?
3. Tutup mulut anda dengan buku/kertas, tanpa melihat Ya Tidak
gerakan bibir anda, perintahkan anak untuk mengerjakan
sesuatu seperti: “Berikan boneka itu kepada saya”,
“Taruh kubus-kubus ini diatas meja/kursi”, dan
sebagainya, Apakah anak dapat mengerjakan perintah
tersebut dengan benar?

Umur lebih dari 3 tahun :


1. Perlihatkan benda-benda yang ada di sekelilig anak Ya Tidak
seperti sendok, cangkir, bola, bunga dan sebagainya.
Suruh anak menyebutkan nama benda-benda tersebut.
Apakah anak dapat menyebutkan nama benda-benda
tersebut dengan benar?
2. Suruh anak duduk, anda duduk dalam jarak 3 meter di Ya Tidak
depan anak. Suruh anak mengulangi angka-angka yang
51
telah anda ucapkan: “Empat”, “Satu”, “Delapan” atau
menirukan dengan menggunakan jari tangannya.
Kemudian tutup mulut anda dengan buku/kertas,
ucapkan 4 angka yang berlainan. Apakah anak dapat
mengulangi atau menirukan ucapan anda dengan
menggunakan jari tangannya? (Anda dapat
mengulanginya dengan suara yang lebih keras

52
DAFTAR PERTANYAAN UNTUK
DETEKSI DINI MASALAH MENTAL EMOSIONAL

No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah anak anda seringkali terlihat marah tanpa
sebab yang jelas?
(seperti banyak menangis, mudah tersinggung atau
bereaksi berlebihan terhadap hal-hal yang sudah
biasa dihadapinya?
2. Apakah anak anda tampak menghindar dari teman-
temannya atau anggota keluarganya?
(seperti ingin merasa sendirian, menyendiri atau
merasa sedih sepanjang waktu, kehilangan minat
terhadap hal-hal yang biasa sangat dinikmati)
3. Apakah anak anda terlihat berperilaku merusak
dan menentang terhadap lingkungan di sekitarnya?
(seperti melanggar peraturan yang ada, mencuri,
seringkali melakukan perbuatan yang berbahaya bagi
dirinya, atau menyiksa binatang atau anak-anak
lainnya)
Dan tampak tidak peduli dengan nasihat-nasihat
yang sudah diberikan kepadanya?
4. Apakah anak anda memperlihatkan adanya
perasaan ketakutan atau kecemasan berlebihan
yang tidak dapat dijelaskan asalnya dan tidak
sebanding dengan anak lain seusianya?
5. Apakah anak anda mengalami keterbatasan oleh
karena adanya konsentrasi yang buruk atau mudah
teralih perhatiannya sehingga mengalami penurunan
dalam aktivitas sehari-hari atau prestasi belajarnya?
6. Apakah anak anda menunjukkan perilaku
kebingungan sehingga mengalami kesulitan dalam
berkomunikasi dan membuat keputusan?
7. Apakah anak anda menunjukkan adanya perubahan
pola tidur? (seperti sulit tidur sepanjang waktu,
terjaga sepanjang hari, sering terbangun di waktu
tidur malam oleh karena mimpi buruk, mengigau)
8. Apakah anak anda mengalami perubahan pola
makan?
(seperti kehilangan nafsu makan, makan berlebihan
atau tidak mau makan sama sekali)
9. Apakah anak anda seringkali mengeluh sakit
kepala, sakit perut atau keluhan-keluhan fisik
lainnya?
10. Apakah anak anda seringkali mengeluh putus asa
atau berkeinginan untuk mengakhiri hidupnya?
53
11. Apakah anak anda menunjukkan adanya
kemunduran perilaku atau kemampuan yang sudah
dimilikinya?
(seperti mengompol kembali, menghisap jempol,
atau tidak mau berpisah dengan orangtua/
pengasuhnya)
12. Apakah anak anda melakukan perbuatan yang
berulang-ulang tanpa alasan yang jelas?

54
CEKLIS DETEKSI DINI AUTIS
CHAT (Cheklist for autism in Toddlers)
Untuk anak umur 18-36 bulan

A Alo anamnesis Ya Tidak


1. Apakah anak senang diayun-ayun atau diguncang-
guncang naik turun (bounched) di paha anda?
2. Apakah anak tertarik (memperhatikan) anak lain?
3. Apakah anak suka memanjat-manjat. Seperti
memanjat tangga?
4. Apakah anak suka bermain “ciluk ba”, “petak
umpet”?
5. Apakah anak pernah bermain seolah-olah membuat
secangkir teh menggunakan mainan berbentuk
cangkir dan teko, atau permainan lain?
6. Apakah anak pernah menunjuk atau meminta sesuatu
dengan menunjukkan jari?
7. Apakah anak pernah menggunakan jari untuk
menunjuk ke sesuatu agar anda melihat ke sana?
8. Apakah anak dapat bermain dengan mainan yang
kecil (mobil atau kubus)?
9. Apakah anak pernah memberikan suatu benda untuk
menunjukkan sesuatu?
B Pengamatan Ya Tidak
1. Selama pemeriksaan apakah anak menatap (kontak
mata) dengan pemeriksa?
2. Usahakan menarik perhatian anak, kemudian
pemeriksaan menunjuk sesuatu di ruangan
pemeriksaan sambil mengatakan : “Lihat itu ada bola
(atau mainan lain)”!.
Perhatikan mata anak, apabila ia melihat ke benda
yang ditunjuk, bukan melihat tangan pemeriksa?
3. Usahakan menarik perhatian anak, berikan mainan
gelas/ cangkir dan teko. Katakan pada anak:
“Buatkan secangkir susu buat mama”!
4. Tanyakan pada anak”Tunjukan mana gelas”! (gelas
dapat diganti dengan nama benda lain yang dikenal
anak dan ada di sekitar kita) Apakah anak
menunjukkan benda tersebut dengan jarinya? Atau
sambil menatap wajah anda ketika menunjuk ke
suatu benda?
5. Apakah anak dapat menumpuk beberapa kubus/balok
menjadi suatu menara?
Sumber :American Academy or Pediatris, Pediatrics 107:5 May 2001

55
FORMULIR DETEKSI DINI
GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIVITAS (GPPH)
(Abbreviated Conners Ratting Scale)

Kegiatan yang diamati 0 1 2 3


1. Tidak kenal lelah, atau aktivitas yang berlebihan

2. Mudah menjadi gembira, impulsive.

3. Mengganggu anak-anak lain

4. Gagal menyelesaikan kegiatan yang telah di mulai, rentang

perhatian pendek

5. Menggerak-gerakkan anggota badan atau kepala secara terus

menerus

6. Kurang perhatian, mudah teralihkan

7. Permintaannya harus segera dipenuhi, mudah menjadi frustasi

8. Sering dan mudah menangis

9. Suasana hatinya mudah berubah dengan cepat dan drastis

10. Ledakkan kekesalan, tingkah laku eksplosif dan tak terduga

Jumlah

Nilai Total :

56
BAB 4
PEMBERIAN IMUNISASI DASAR

Sebelum mengikuti kegiatan praktek ini, pastikan bahwa Anda telah memahami
Konsep tentang imunisasi yang sudah dipelajari pada modul 1 dan telah
melaksanakan kegiatan praktikum imunisasi di laboratorium. Anda juga
diharapkan telah memahami tehnik berkomunikasi pada anak dan bagaimana
menerapkannya saat melakukan pemberian imunisasi.

Kegiatan praktek klinik 2 ini akan memberikan pengalaman kepada Anda tentang
bagaimana melakukan tindakan pemberian imunisasi pada bayi dan
sesunggihnya. Setelah mempelajari kegiatan praktek klinik 2 (unit 2) ini,
diharapkan anda mampu:
a. Memberikan imunisasi BCG pada bayi
b. Memberikan imunisasi HB pada bayi
c. Memberikan imunisasi polio pada bayi
d. Memberikan imunisasi Pentabio (DPT, HB, Hib) pada bayi
e. Memberikan imunisasi campak pada bayi

A. URAIAN : MATERI
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak
dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti
untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Sedangkan yang dimaksud
dengan vaksin adalah bahan yang digunakan untuk merangsang
pembentukan zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan
(misalnya vaksin BCG, DPT, dan campak) dan melalui mulut (misalnya
vaksin polio)

Tujuan Imunisasi : untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada


seseorang, dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok
masyarakat atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia

57
sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortabilitas serta dapat
mengurangi kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Jenis-Jenis imunisasi :
a. Imunisasi HB 0
Imunisasi Hepatitis B pertama (HB 0) diberikan 1-2 jam setelah
pemberian vaksin k1 secara intramuskular. Imunisasi Hepatitis B
bermanfaat untuk mencegah infeksi Hepatitis B terhadap bayi, terutama
pada jalur penularan ibu-bayi. Penularan Hepatitis pada bayi baru lahir
dapat terjadi secara vertikal (penularan ibu ke bayinya pada waktu
persalinan) dan horisontal (penularan dari orang lain). Dengan demikian
untuk mencegah terjadinya infeksi vertikal, bayi harus diimunisasi
Hepatitis B sedini mungkin.
Imunisasi Hepatitis B (HB-0) harus diberikan pada bayi umur 0-7 hari
karena :
1. Sebagian ibu hamil merupakan carrier Hepatitis B
2. Hampir separuh bayi dapat tertular Hepatitis B pada saat lahir dari
ibu pembawa virus
3. Penularan pada saat lahir hampir seluruhnya berlanjut menjadi
Hepatitis menahun, yang kemudian dapat berlanjut menjadi sirosis
hati dan kanker hati primer
4. Imunisasi Hepatitis B sedini mungkin akan melindungi sekitar 75%
bayi dari penularan Hepatitis B
b. Imunisasi BCG
Vaksin BCG memberikan perlindungan terhadap penyakit tuberculosis,
yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis. Imunisasi BCG
dilakukan pada bayi usia 0-2 bulan, akan teteapi Imunisasi BCG
sebaiknya diberikan pada umur ≤ 2 bulan. Setelah usia 2 bulan
sebaiknya dilakukan uji tuberculin (uji mantoux), dan diberikan
imunisasi jika hasilnya negative.

58
Imunisasi BCG disuntikkan secara intrakutan di daerah lengan kanan
atas Disuntikkan ke dalam lapisan kulit dengan penyerapan pelan-pelan.
Dalam memberikan suntikan intrakutan, agar dapat dilakukan dengan
tepat, harus menggunakan jarum pendek yang sangat halus (10 mm,
ukuran 26). Kontra indikasi : imunisasi BCG tidak boleh diberikan pada
anak menderita penyakit kulit yang berat atau menahun, seperti eksim,
furunkulosis, dan sebagainya dan anak yang sedang menderita TBC
c. Imunisasi Pentavelen (DPT-Hb-Hib)
Imunisasi pentavelen adalah gabungan vaksin DPT-HB ditambah Hib.
Sebelumnya kombinasi ini hanya terdiri dari DPT dan HB (DPT
combo). sesuai dengan kandungan vaksinnya, imunisasi pentavelen
mencegah beberapa jenis penyakit, antara lain difteri, batuk rejan atau
batuk 100 hari, tetanus, hepatitis B, serta radang otak (meningitis) dan
radang paru (pneumonia) yang disebabkan oleh kuman Hib
(Haemophylus influenzae tipe b)
Dosis pemberian imunisasi pentavelen yaitu 0,5 ml, cara penyuntikan
intramuskular. Suntikan diberikan pada paha anterolateral pada bayi dan
di lengan kanan atas pada anak batita saat imunisasi lanjutan. Bayi atau
anak dipangku dengan posisi menghadap ke depan, pegang lokasi
suntikan dengan ibu jari dan jari telunjuk.Suntikan vaksin dengan posisi
jarum suntik 90◦ terhadap permukaan kulit. Suntikkan pelan-pelan untuk
mengurangi rasa sakit.
Vaksin pentavalen diberikan untuk usia bayi 2, 3, dan 4 bulan yang
diberikan secara intramuscular. Vaksin ulangan diberikan pada usia 18
bulan. Efek samping setelah pemberian imunisasi ini biasanya sakit,
bengkak dan kemerahan yang terjadi ditempat suntikan.
d. Imuniasasi Polio
Imunisasi polio merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan
pada anak. Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan.
Imunisasi polio diberikan secara oral.Untuk imunisasi dasar (polio 1,2,3)
59
vaksin diberikan 2 tetes peroral dengan interval tidak kurang dari 4
minggu. Imunisasi polio ulangan diberikan satu tahun sejak imunisasi
polio 4 selanjutnya saat masuk sekolah (5-6 tahun).
e. Imunisasi Campak
Imunisasi campak merupakan imunisasi yang digunakan untuk
menvegah terjadinya penyakit campak pada anak karena termasuk
menular.Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan.. imunisasi
campak diberikan melalui subkutan. Imunisasi ini memiliki efek
samping seperti terjadinya ruam pada tempat suntukan dan panas. Angka
kejadian campak juga tinggi dalam mempengaruhi angka kesakitan dan
kematian anak. Vaksin campak diberikan pada umur 9 bulan, dalam satu
dosis 0,5 ml. Vaksin diberikan umur 24 bulan.

B. PETUNJUK PRAKTIK KLINIK


a. Lakukan pemberian imunisasi dasar pada bayi di poliklinik anak,
puskesmas atau posyandu sesuai dengan tempat praktik anda.
b. Anda harus melakukan minimal 1 kali untuk masing-masing jenis
pemberian imunisasi pada bayi (BCG,DPT,Polio, Pentavalen, Campak,
HB)
c. Baca catatan imunisasi bayi sebelum anda memberikan imunisasi untuk
memastikan imunisasi yang akan diperoleh bayi.

C. PELAPORAN HASIL PRAKTIK KLINIK


a. Buat laporan hasil pelaksanaan imunisasi yang sudah anda lakukan
sesuai dengan format laporan di bawah ini.
b. Diskusikan dengan pembimbing laporan yang sudah anda buat

60
FORMAT LAPORAN IMUNISASI DASAR
1. Halaman Depan
2. Lembar pengesahan
3. Daftar Isi
4. Pendahuluan dan tujuan pembelajaran
Uraikan secara singkat tentang program imuniasasi dan penerapannya di
Posyandu, puskesmas atau Rumah Sakit
5. Hasil Kegiatan
Mahasiswa menulis hasil pengamatan pelaksanaan imuniasasi yang
dilakukan (kesenjangan yang ditemukan antara teori dan praktik di lapangan)
6. Pembahasan
7. Penutup
8. Daftar Pustaka

61
BAB 5
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK SEHAT

Sebelum mengikuti kegiatan praktek ini, pastikan bahwa Anda telah memahami
konsep dasar tumbuh kembang, stimulasi tumbuh kembang dan imunisasi yang
sudah dipelajari pada modul 3. Anda juga diharapkan telah memahami tehnik
berkomunikasi pada anak dan bagaimana menerapkannya saat melakukan
tindakan keperawatan pada bayi dan anak.

Kegiatan praktek 3 ini akan memberikan pengalaman kepada Anda tentang


bagaimana melakukan asuhan keperawatan pada anak sehat sesuai dengan tahap
usia. Setelah mengikuti kegiatan praktek klinik 1 (unit 1) ini, diharapkan Anda
mampu :
a. Melakukan pengkajian pada anak sehat
b. Menyusun diagnose keperawatan pada anak sehat
c. Menyusun rencana keperawatan pada anak sehat
d. Melakukan implementasi dari rencana yang sudah disusun
e. Melakukan evaluasi

A. URAIAN MATERI
Sehat dalam keperawatan anak adalah sehat dalam rentang sehat - sakit.
Sehat adalah keadaan kesejahteraan optimal antara fisik, mental dan sosial
yang harus dicapai sepanjang kehidupan anak dalam rangka mencapai
tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang optimal sesuai dengan usianya
Dengan demikian apabila anak sakit, hal ini akan mempengaruhi
pertumbuhan darn perkembangan fisik, psikologis, intelektual, sosial dan
spiritual.

Sehat - sakit berada dalam suatu rentang mulai dari sehat optimal pada
satukutub sampai meninggal pada kutub lainnya. Sepanjang rentang tersebut,
anak memerlukan bantuan perawat baik secara langsung saat anak sakit
maupun tidak langsung dengan melakukan bimbingan antisipasi pada orang
tuanya. Dalam keadaan sehat optimal pun anak memerlukan bantuan
62
perawat, misal untuk upaya pencegahan dan promosi kesehatan seperti
pelayanan imunisasi, stimulasi tumbuh kembang atau peningkatan
pengetahuan tentang kebersihan perseorangan dan gizi yang memenuhi
syarat kesehatan.

B. PETUNJUK PRAKTIK KLINIK


a. Lakukan pemberian asuhan keperawatan pada anak sehat di poliklinik
anak, puskesmas atau posyandu sesuai dengan tempat praktik anda.
b. Anda harus melakukan minimal 1 asuhan keperawatan pada anak sehat

C. PELAPORAN HASIL PRAKTIK KLINIK


a. Buat laporan asuhan keperawatan pada anak sehat yang sudah anda
lakukan sesuai dengan format laporan di laporan asuhan keperawatan
anak sehat.
b. Diskusikan dengan pembimbing laporan yang sudah anda buat

63
FORMAT LAPORAN ANAK SEHAT
1. Halaman Depan
2. Lembar Pengesahan
3. Daftar Isi
4. Laporan Pendahuluan Askep Anak Sehat
5. Askep anak sehat
Uraikan setiap tahap proses keperawatan sesuai dengan format pengumpulan
data/askep anak sehat.

64
FORMAT PENGUMPULAN DATA DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA
ANAK SEHAT
I. IDENTITAS
A. Anak
1. Nama : ...........................................................
2. Anak yang ke : ...........................................................
3. Tanggal lahir/umur : ...........................................................
4. Jenis kelamin : ...........................................................
5. Agama : ...........................................................
B. Orang tua
1. Ayah
a. Nama : ........................................(kandung/tiri)
b. Umur : ...........................................................
c. Pekerjaan : ...........................................................
d. Agama : ...........................................................
e. Alamat : ...........................................................
2. Ibu
a. Nama : ...........................................................
b. Umur : ...........................................................
c. Pekerjaan : ...........................................................
d. Pendidikan : ...........................................................
e. Agama : ...........................................................
f. Alamat : ...........................................................
II. GENOGRAM
III. Riwayat Kesehatan
A. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Keluhan Utama : ...........................................................
B. Riwayat kesehatan Anak (0-5 tahun)
1. Perawatan dalam masa kandungan :

65
Dilakukan pemeriksaan kehamilan/tidak...................................................
Berapa kali ..................................................kapan.....................................
Tempat di ..................................................................................................
Kesan pemeriksaan tentang kehamilan......................................................
Obat-obatan yang telah diminum...............................................................
Imunisasi ....................................................................................................
Pemeriksaan lain ........................................................................................
Penyakit yang pernah diderita ibu ..............................................................
Penyakit dalam keluarga ............................................................................
2. Perawatan pada waktu kelahiran
Umur kehamilan......................................................dilahirkan di...............
Ditolong oleh .............................................................................................
Berlangsung kelahiran (biasa/susah/dengan tindakan)..............................
Lamanya proses persalinan........................................................................
Keadaan bayi setelah lahir ........................................................................
BB lahir ...............................PBL ....................................LK/LD..............
C. Riwayat Imunisasi (imunisasi lengkap)
Imunisasi Umur Tgl Reaksi Tempat
diberikan Imunisasi
HB 0
BCG
Pentavalen 1
Pentavalen 2
Pentavalen 3
Polio 1
Polio 2
Polio 3
Campak
Hib ulangan
Campak
Campak
ulangan
V. Tumbuh kembang
A. Pertumbuhan Fisik
1. PB/TB :........cm
2. BB :........gram/kg
66
3. LK :........cm
4. LLA :........cm
B. Perkembangan (Gunakan KPSP untuk menilai perkembangan anak)
Lingkari yang sesuai dengan perkembangan anak :
1. Sesuai dengan umur
2. Meragukan
3. Kemungkinan penyimpangan
VI. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN
A. Pola persepsi dan penanganan kesehatan
Pengetahuan keluarga tentang status kesehatan anak saat ini,
perlindungan terhadap kesehatan : program skrining tumbuh kembang,
kunjungan ke pusat pelayanan kesehatan, diet, latihan, dan olahraga,
manajemen stress, faktor ekonomi, riwayat medis keluarga, pengobatan
yang sudah dilakukan, perilaku untuk mengatasi masalah
kesehatan .......................................................................
B. Nutrisi-Metabolik
Bayi :
ASI/PASI :
(Beberapa kali, pengenceran, sampai umur berapa, alasan)
Makanan pendamping ASI :
Makanan cair (air buah/sari buah) diberi umur....................................
Bubur susu diberi umur .......................................................................
Nasi tim saring diberi umur .................................................................
Nasi tim diberi umur ...........................................................................
Makanan tambahan lainnya....................................diberi umur...........
Pola makan .............................(berapa kali sehari/selang-seling ASI)
Anak-anak
Nafsu makan, berapa kali sehari, jenis makanan pokok, jenis lauk, jenis
sayuran, jenis buah, makanan pantang, kebiasaan makan termasuk cara
menyajikan makanan, jenis makanan selingan, kebiasaan
jajan............................................................................................................
67
C. Eliminasi (BAB&BAK)
Bisa memberitahu / tidak, melakukan sendiri/ditolong, tempat bab/bak
frekuensi, warna, bau, konsistensi, kelainan ............................................
D. Aktivitas/Latihan
Aktifitas yang bisa dilakukan, kemampuan melakukan aktifitas,
permainan yang disukai, kemampuan memenuhi ADL, apakah ada
kesulitan bernafas lemah, nyeri dada ........................................................
E. Tidur dan Istirahat
Kebiasaan istirahat.
Kebiasaan tidur : (mencuci kaki sebelum tidur, kencing sebelum tidur,
mengompol, mengorok, mengigau, sering terjaga, kebiasaan tidur yang
lain ada/tidak, tidur malam mulai jam berapa, bangun pagi jam berapa,
tidur sendiri/ditemani. Biasa tidur siang/tidak, berapa jam .......................
F. Kognitif-Persepsi
Gambarkan kemampuan penglihatan, pendengaran, taktil, penciuman,
persepsi terhadap nyeri, memori, pengambilan keputusan .......................
G. Persepsi diri-konsep diri
Keadaan sosial ekonomi keluarga, situasi keluarga, kelompok social,
penjelasan tentang diri sendiri, kekuatan dan kelemahan yang dimiliki,
keadaan fisik, segala sesuatu yang berkaitan dengan tubuh (yg disukai
dan tidak), Harga diri : perasaan mengenal diri sendiri, Ancaman
terhadap konsep diri (sakit, perubahan peran)............................................
H. Pola Hubungan Peran
Gambaran tentang peran berkaitan dengan keluarga, teman, kerja,
kepuasan/ketidakpuasan menjalankan peran, efek terhadap status
kesehatan, pentingnya keluarga, struktur dan dukungan keluarga, proses
pengambilan keputusan keluarga, pola membesarkan anak, hubungan
dengan orang lain, orang terdekat dengan
klien ...........................................................................................................

68
I. Pola Reproduksi dan Kesehatan
Masalah atau perhatian seksual, Menstruasi, Gambaran perilaku seksual
(perilaku seksual yang aman, pelukan, sentuhan, dll), Pengetahuan yang
berhubungan dengan seksualitas dan reproduksi, Efek terhadap
kesehatan ....................................................................................................
J. Pola toleransi terhadap stress-koping
Pencetus stress yang dirasakan baru-baru ini, Tingkat stress yang
dirasakan, Gambaran respons umum dan khusus terhadap stress, Strategi
mengatasi stress yang biasa digunakan dan keefektifannya, Strategi
koping yang biasa digunakan, Pengetahuan dan penggunaan teknik
manajemen stress, Hubungan antara manajemen stress dengan
keluarga .....................................................................................................
K. Pola Keyakinan dan Nilai
Latar belakang budaya/etnik, Status ekonomi, perilaki kesehatan yang
berkaitan dengan kelompok budaya/etnik, Dampak masalah kesehatan
terhadap spiritualitas, Keyakinan dalam budaya (mitos, kepercayaan,
larangan, adat) yang dapat mempengaruhi kesehatan ...............................
VII. ANALISA DATA
TGL/JAM DATA FOKUS INTERPENSI/PENYEBAB MASALAH
DO :
DS :
DO :
DS :
DO :
DS :

VIII. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS


NO TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN
MUNCUL

69
IX. RENCANA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
1
2
3

X. CATATAN KEPERAWATAN/ IMPLEMENTASI


NO TGL NOMOR JAM IMPLEMENTASI EVALUASI NAMA/
DIAGNOSA TTD
1
2
3

XI. EVALUASI
NO TANGGAL DIAGNOSA EVALUASI NAMA/TTD
KEPERAWATAN
1
2
3

70
BAB 6
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK SAKIT

Saat ini saudara sedang mempelajari bab praktik klinik keperawatan anak, yaitu
asuhan keperawatan pada anak sakit. Setelah anda mempelajari teori dan
dilanjutkan dengan pembelajaran praktik di laboratorium keperawatan, maka
anda akan mempraktikkan seluruh konsep dan keterampilan yang sudah dipelajari
pada situasi nyata. Bab ini akan menjadi panduan untuk anda dalam memberikan
asuhan keperawatan anak sakit yang diterapkan secara nyata di lahan praktik baik
klinik maupun komunitas.

Praktek didesain di lahan praktik baik rumah sakit, puskesmas ataupun di


masyarakat dengan menggunakan kasus atau pasien yang ada di lahan praktik.
Mahasiswa diberi kesempatan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang
berhubungan dengan biopsikososial melalui interaksi dengan pasien dan
keluarganya, merencanakan dan melaksanakan tindakan yang tepat pada anak
sakit. Mahasiswa juga dituntut mampu menguasai aspek kognitif, sikap dan
keterampilan sesuai dengan profesi keperawatan. Mahasiswa akan ditargetkan
untuk memberikan asuhan keperawatan pada anak sakit dengan berbagai
gangguan kebutuhan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Setelah
menyelesaikan praktik klinik keperawatan anak sakit, mahasiswa diharapkan
mampu untuk melakukan asuhan pada anak dengan gangguan kebutuhan
oksigenasi, gangguan kebutuhan nutrisi, gangguan kebutuhan cairan dan
elektrolit, gangguan kebutuhan aktivitas, gangguan kebutuhan aman dan nyaman,
gangguan kebutuhan eleminasi, melakukan terapi bermain pada anak sakit, serta
menggunakan MTBS dan MTBM dalam tatalaksana bayi dan balita sakit di
puskesmas.

71
Fokus pembahasan pada modul 9 ini adalah bagaimana mahasiwa memberikan
asuhan keperawatan pada anak sakit, yang dibagi menjadi tiga (3) Kegiatan
Praktik Klinik sebagai berikut:
A. Kegiatan Praktek Klinik 1(Unit1): Praktik Klinik asuhan keperawatan pada
anak dengan gangguan kebutuhan oksigenasi
B. Kegiatan Praktek Klinik 2 (Unit 2): Praktik Klinik asuhan keperawatan pada
anak dengan gangguan kebutuhan nutrisi
C. Kegiatan Praktek Klinik 3 (Unit 3): Praktek Klinik asuhan keperawatan pada
anak dengan gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit
D. Kegiatan Praktek Klinik 4 (Unit 4) : Praktik Klinik asuhan keperawatan pada
anak dengan gangguan kebutuhan aktivitas
E. Kegiatan Praktik Klinik 5 (Unit 5) : Praktik Klinik asuhan keperawatan pada
anak dengan gangguan kebutuhan aman dan nyaman
F. Kegiatan Praktik Klinik 6 (Unit 6) : Praktik Klinik asuhan keperawatan pada
anak dengan gangguan kebutuhan eliminasi
G. Kegiatan Praktek Klinik 7 (Unit 7) : Praktik Klinik Terapi bermain
H. Kegiatan Praktik Klinik 8 (Unit 8) : Praktik Klinik Penggunaan MTBS

Sebelum melakukan praktik klinik keperawatan anak, prasyarat yang harus


dipersiapkan oleh mahasiswa adalah :
1. Telah dinyatakan lulus mata ajar keperawatan anak baik teori maupun
praktik laboratorium.
2. Membawa peralatan klinik yang dianjurkan oleh institusi pendidikan.
3. Telah membawa modul praktik klinik keperawatan anak dan memahami
yang akan dilakukan, apabila tidak mengerti segera hubungi dan diskusikan
dengan pembimbing institusi/pembimbing klinik Anda.
Selama melaksanakan praktik klinik keperawatan anak, anda harus :
1. Datang dan pulang tepat waktu
2. Hadir praktik 100%. Apabila anda tidak masuk karena sakit maka harus
mengganti sesuai dengan hari yang ditinggalkan, apabila tidak masuk tanpa
keterangan maka diganti 3 kali dari jumlah yang ditinggalkan.

72
3. Prosedur ijin atau mengganti hari harus diketahui oleh pembimbing
akademik atau pembimbing klinik/RS.
4. Mengisi daftar hadir yang telah disediakan.
5. Berpenampilan bersih dan rapi serta menggunakan seragam klinik sesuai
ketentuan institusi.

Bab ini berbentuk praktik klinik yang penting digunakan saat Anda memberikan
asuhan keperawatan pada anak sakit sehingga asuhan keperawatan yang anda
berikan kepada pasien akan lebih terarah dan dapat mencapai hasil maksimal.
Modul ini juga berisi Petunjuk Praktik, target yang harus dicapai, format
pengumpulan data dan outline laporan sehingga akan dapat dijadikan panduan
dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak sakit.

Kami mengharap, Anda dapat mengikuti keseluruhan kegiatan praktik sesuai


dengan Panduan dalam modul ini dengan baik.

73
BAB 7
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN
GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGENASI

Sebelum mengikuti kegiatan praktik ini, pastikan bahwa Anda telah memahami
konsep dasar tumbuh kembang anak, konsep gangguan kebutuhan oksigenasi
yang sering terjadi pada anak yang sudah dipelajari pada modul 2 serta telah
melaksanakan praktikum di laboratorium terkait tindakan-tindakan keperawatan
yang sering dilakukan pada anak dengan gangguan oksigenasi. Anda juga
diharapkan telah memahami tehnik berkomunikasi pada anak dan bagaimana
menerapkannya saat melakukan asuhan keperawatan pada amak yang mengalami
gangguan oksigenasi.

Setelah melaksanakan kegiatan Praktik Klinik 1 ini diharapkan Anda mampu


melaksanakan asuhan keperawatan pada anak yang mengalami gangguan
kebutuhan oksigenasin dan mampu melakukan tindakan keperawatan pada anak
yang mengalami gangguan oksigenasi. Kegiatan praktek klinik 1 ini akan
memberikan pengalaman kepada Anda tentang bagaimana melaksanakan asuhan
keperawatan pada anak yang mengalami gangguan kebutuhan oksigenasi. Setelah
mempelajari kegiatan praktek klinik 1 (unit 1)ini, diharapkan Anda mampu:
1. Melaksanakan pengkajian keperawatan pada anak dengan gangguan
kebutuhan oksigenasi
2. Merumuskan diagnose keperawatan pada anak dengan gangguan kebutuhan
oksigenasi
3. Menyusun rencana keperawatan pada anak dengan gangguan kebutuhan
oksigenasi
4. Melakukan implementasi asuhan keperawatan dan tindakan keperawatan
khusus pada anak yang mengalami gangguan kebutuhan oksigenasi antara
lain:
a. Memberikan posisi fowler dan semi fowler
b. Memberikan oksigen simple mask
c. Melakukan fisioterapi dan postural drainage dada pada anak

74
d. Memberikan terapi inhalasi (nebulizer)
e. Melakukan Suction/penghisap lender
f. Memasang dan memonitor transfusi darah
5. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan
kebutuhan oksigenasi
6. Membuat dokumentasi asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan
kebutuhan oksigenasi

A. URAIAN : MATERI
Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan
manusia. Dalam tubuh, oksigenasi berperan penting di dalam proses
metabolisme sel. Kekurangan oksigen akan menimbulkan dampak yang
bermakna bagi tubuh, salah satunya adalah kematian. Karenanya, berbagai
upaya perlu selalu dilakukan untuk menjamin kebutuhan dasar ini terpenuhi
dengan baik. Dalam pelaksanaannya, kebutuhan dasar tersebut masuk ke
dalam bidang gerapan perawat. Karenanya, setiap perawat harus paham
dengan manifestasi tingkat oksigen pada kliennya serta mampu mengatasi
berbagai masalah yang terkait dengan kebutuhan tersebut. Untuk itu perawat
perlu memahami secara mendalam konsep oksigenasi pada manusia.

Untuk dapat memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan


pemenuhan kebutuhan oksigenasi, anda harus baca dan pelajari kembali
teori-teori yang sudah dipelajari di modul sebelumnya. Pokok-pokok materi
yang harus anda pahami adalah :
1. Pengkajian keperawatan pada anak dengan gangguan kebutuhan
oksigenasi.
2. Diagnosa keperawatan berdasarkan Analisa Data pada anak yang
mengalami gangguan kebutuhan Oksigenasi.
3. Perencanaan Keperawatan pada anak yang mengalami gangguan
kebutuhan oksigenasi.

75
4. Implementasi keperawatan pada anak yang mengalami gangguan
kebutuhan oksigenasi :
a. Memberikan posisi fowler dan semi fowler
b. Memberikan oksigen somple mask.
c. Melakukan fisioterapi dan psotural drainage dada pada anak
d. Memberikan terapi inhalasi (nebulizer),
e. Melakukan Suction/penghisap lender,
f. Memasang dan memonitor transfusi darah
5. Evaluasi keperawatan pada klien yang mengalami gangguan kebutuhan
oksigenasi.
6. Dokumentasi asuhan keperawatan pada anak yang mengalami gangguan
kebutuhan oksigenasi.
Tahap-tahap kegiatan dalam melakukan asuhan keperawatan:
1. Melakukan pengkajian dengan menggunakan format pengkajian
(terlampir)
2. Lakukan analisa data, masalah keperawatan dan rumuskan diagnose
keperawatan pada pasien yang anda rawat.
3. Buatlah rencana keperawatan sesuai dengan diagnose keperawatan yang
ditemukan.
4. Lakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang telah anda
lakukan.
5. Kemudian evaluasi tindakan keperawatan yang telah anda lakukan.
6. Tahap selanjutnya adalah melakukan doumentasi asuhan keperawatan
pada anak yang mengalami gangguan kebutuhan oksigenasi.
7. Format laporan dapat anda lihat pada lampiran 2 di modul praktik klinik
ini.

B. PETUNJUK PRAKTIK KLINIK


1. Berikan asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan kebutuhan
oksigen dirumah sakit, puskesmas atau masyarakat sesuai dengan
kesepakatan tempat praktik di institusi anda.

76
2. Lakukan setiap tahap kegiatan praktik klinik dengan sungguh-sungguh.
3. Lakukan identifikasi kasus yang akan diambil.
4. Hubungi pembimbing atau CI (Clinical instructur) apabila anda
mengalami kesulitan

C. PELAPORAN HASIL PRAKTIK KLINIK


1. Buat laporan asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan
kebutuhan oksigen yang sudah anda lakukan sesuai dengan format
(terlampir)
2. Diskusikan dengan pembimbing laporan yang sudah anda buat
3. Laporan yang harus Anda kumpulkan di akhir praktik:
a. Laporan Asuhan Keperawatan pada anak dengan gangguan
kebutuhan oksigen.
b. Laporan kegiatan Harian.
c. Loog Book/Pencapaian Target Kompetensi.
d. Lembar penilaian penampilan klinik (sesuai format lampiran 4)
e. Lembar penilaian LP dan Askep (sesuai format lampiran 5)
f. Lembar penilaian responsi (sesuai format lampiran 6)

77
BAB 8
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GANGGUAN
KEBUTUHAN NUTRISI

Sebelum mengikuti kegiatan praktik ini, pastikan bahwa Anda telah memahami
konsep-konsep dasar tumbuh kembang anak, konsep gangguan kebutuhan nutrisi
yang sering terjadi pada anak yang sudah dipelajari dan telah melaksanakan
praktikum di laboratorium terkait tindakan-tindakan keperawatan yang sering
dilakukan pada anak dengan gangguan nutrisi. Anda juga diharapkan telah,
memahami tehnik berkomunikasi pada anak dan bagaimana menerapkannya saat
melakukan asuhan keperawatan pada anak yang mengalami gangguan nutrisi.

Kegiatan praktik klinik ini akan memberikan pengalaman kepada Anda tentang
bagaimana melaksanakan asuhan keperawatan pada anak yang mengalami
gangguan kebutuhan nutrisi. Setelah mempelajari praktik klinik ini, diharapkan
anda mampu :
A. Melaksanakan pengkajian keperawatan pada anak dengan gangguan
kebutuhan nutrisi
B. Merumuskan diagnose keperawatan pada anak dengan gangguan kebutuhan
nutrisi
C. Menyusun rencana keperawatan pada anak dengan gangguan kebutuhan
nutrisi
D. Melakukan implementasi asuhan keperawatan dan tindakan keperawatan
khusus pada anak yang mengalami gangguan kebutuhan nutrisi antara lain :
a. Memasang NGT
b. Memberi makan melalui NGT dan selang gastrotomy
E. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi
F. Membuat dokumentasi asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan
kebutuhan nutrisi

78
A. URAIAN : MATERI
Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia
yang sangat penting. Dilihat dari kegunaannya nutrisi merupakan sumber
energi untuk segala aktivitas dalam sistem tubuh. Sumber nutrisi dalam
tubuh berasal dari dalam tubuh sendiri, seperti glikogen yang terdapat dalam
otot dan hati ataupun protein dan lemak dalam jaringan dan sumber lain yang
berasal dari luar tubuh seperti yang sehari-hari dimakan oleh manusia.
Kebutuhan nutrisi pada anak akan sangat berguna dalam membantu proses
tumbuh-kembang.

Prosedur kebutuhan nutrisi pada orang sakit yang tidak mampu secara
mandiri dapat dilakukan dengan cara membantu memenuhinya melalui oral
(mulut), enteral (pipa lambung), atau parental.

Untuk dapat memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan


kebutuhan nutrisi, anda harus baca dan pelajari kembali teori-teori yang
sudah dipelajari di modul sebelumnya. Pokok-pokok materi yang harus anda
pahani adalah:
1. Pengkajian keperawatan pada anak dengan gangguan kebutuhan nutrisi
2. Diagnosa keperawatan berdasarkan Analisa Data pada anak yang
mengalami gangguan kebutuhan nutrisi
3. Perencanaan Keperawatan pada anak yang mengalami gangguan
kebutuhan nutrisi
4. Implementasi keperawatan pada anak yang mengalami gangguan
kebutuhan nutrisi
a. Memasang NGT
b. Memberi makan melalui NGT yang selang gastrotomy
5. Evaluasi keperawatan pada anak yang mengalami gangguan kebutuhan
nutrisi

79
6. Dokumentasi asuhan keperawatan pada anak yang mengalami gangguan
kebutuhan nutrisi

B. Tahap-Tahap Kegiatan Dalam Melakukan Asuhan Keperawatan :


1. Melakukan pengkajian dengan mengguanakan format pengkajian
(terlampir)
2. Lakukan analisa data, masalah keperawatan dan rumusan diagnose
keperawatan pada pasien yang anda rawat.
3. Buatlah rencana keperawatan sesuai dengan diagnose keperawatan yang
ditemukan.
4. Lakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang telah anda
susun.
5. Kemudian evaluasi tindakan keperawatan yang telah anda lakukan.
6. Tahap selanjutnya adalah melakukan dokumentasi asuhan keperawatan
pada anak yang mengalami gangguan kebutuhan nutrisi.
7. Format laporan dapat anda lihat pada lampiran 2 di modul praktik klinik
ini.

C. PETUNJUK PRAKTIK KLINIK


1. Berikan asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan kebutuhan
nutrisi di rumah sakit, puskesmas atau masyarakat sesuai dengan
kesepakatan tempat praktik di institusi anda.
2. Lakukan setiap tahap kegiatan praktik klinik dengan sungguh-sungguh.
3. Lakukan identifikasi kasus yang akan diambil.
4. Hubungi pembimbing atau CI (Clinical Instructur) apanila anda
mengalami kesulitan

D. PELAPORAN HASIL PRAKTIK KLINIK


1. Buat laporan asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan
kebutuhan nutrisi yang sudah anda lakukan sesuai dengan format
(terlampir)
2. Diskusikan dengan pembimbing laporan yang sudah anda buat
80
3. Laporan yang harus anda kumpulkan di akhir praktik
a. Laporan Asuhan Keperawatan pada anak dengan gangguan
kebutuhan nutrisi.
b. Laporan kegiatan Harian.
c. Loog Book/Pencapaian Yarget Kompetensi.
d. Lembar penilaian penampilan klinik (sesuai format lampiran 4)
e. Lembar penilaian LP dan Askep (sesuai format lampiran 5)
f. Lembar penilaian responsi (sesuai format lampiran 6)

81
BAB 9
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GANGGUAN
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Sebelum mengikuti kegiatan praktek ini, pastikan bahwa anda telah memahami
konsep-konsep dasar tumbuh kembang anak, konsep gangguan kebutuhan cairan
dan elektrolit yang sering terjadi pada anak yang sudah dipelajari dan telah
melaksanakan praktikum di laboratorium terkait tindakan-tindakan keperawatan
yang sering dilakukan pada anak dengan gangguan nutrisi. Anda juga diharapkan
telah memahami tehnik berkomunikasi pada anak dan bagaimana menerapkannya
saat melakukan asuhan keperawatan pada anak yang mengalami gangguan
nutrisi,

Setelah melaksanakan kegiatan Praktik Klinik ini diharapkan Anda mampu


melaksanakan asuhan keperawatan pada anak yang mengalami gangguan
kebutuhan cairan dan elektrolit dan mampu melakukan tindakan keperawatan
pada anak yang mengalami gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit. Kegiatan
praktek klinik 3 ini akan memberikan pengalaman kepada anda tentag bagaimana
melaksanakan asuhan keperawatan pada anak yang mengalami gangguan
kebutuhan cairan dan elektrolit.
Setelah melaksanakan kegiatan praktek klinik ini, diharapkan Anda mampu:
A. Melaksanakan pengkajian keperawatan pada anak dengan gangguan
kebutuhan cairan dan elektrolit
B. Merumusakan diagnose keperawatan pada anak dengan gangguan kebutuhan
cairan dan elektrolit
C. Menyusun rencana keperawatan pada anak dengan gangguan kebutuhan
cairan dan elektrolit
D. Melakukan implementasi asuhan keperawatan dan tindakan keperawatan
khusus pada anak yang mengalami gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit
antara lain :
1. Menghitung balance cairan (intake dan output)

82
2. Merawat infus
3. Merawat kateter
4. Memberikan obat sesuai program terapi
E. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit
F. Membuat dokumentasi asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan
kebutuhan cairan dan elektrolit.

A. URAIAN : MATERI
Cairan dan elektrolit sangat penting untuk mempertahankan keseimbangan
atau hemeostasis tubuh. Agar dapat mempertahankan kesehatan dan
kehidupan, manusia membutuhkan cairan dan elektrolit dalam jumlah dan
proporsi yang tepat di berbagai jaringan tubuh. Air menempati proposi
terbesar pada tubuh manusia. Air menyusun lebih dari setengah berat badan
manusia

Menjaga agar volume cairan tubuh tetap relative konstan dan komposisinya
tetap stabil adalah penting untuk homeostatis. System pengaturan
mempertahankan konstannya cairan tubuh, keseimbangan cairan elektrolit
dan asam basa, dan pertukaran kompartemen cairan ekstraseluler dan
intraseluler.

Data yang harus dikaji untuk menentukan adanya gangguan keseimbangan


cairan dan elektrolit antara lain :
1. Asupan cairan dan makanan (oral dan parenteral), haluaran cairan
2. Tanda dan gejala gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
3. Proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostasis cairan dan
elektrolit
4. Pengobatan tertentu yang tengah dijalani yang dapat mengganggu status
cairan
5. Status perkembangan (usia atau kondisi sosial)
6. Faktor psikologis (perilaku emosional)
83
B. Pengukuran Klinis
Pengukuran klinik sederhana yang dapat perawat lakukan tanpa instruksi dari
dokter adalah pengukuran tanda-tanda vital, penimbangan berat badan, serta
pengukuran asupan, dan haluaran cairan.
1. Berat badan. Pengukuran berat badan dilakukan disaat yang sama
dengan menggunakan pakaian yang beratnya sama. Peningkatan atau
penurunan 1 kg berat badan serta dengan penambahan atau pengeluaran
satu liter cairan.
2. Tanda-tanda vital. Perubahan tanda-tanda vital (suhu, nadi, pernafasan,
dan tekanan darah serta tingkat kesadaran) bisa mendakan gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit.
3. Asupan cairan. Asupan cairan meliput cairan oral (NGT dan oral), cairan
pariental (obat-obat intravena), makanan yang mengandung air, irigasi
kateter, kaji manifestasi pengukuran klinik melalui cairan tubuh,
contohnya larutan dekstrosa 5% dan NaCl normal, dekstrosa 5% dalam
RL, dekstosa 5% dalam NaCl 0,45%. Cairan hiptonik adalah cairan yang
konsentrasi zat terlarut/kepekaan kurang.
4. Hluaran cairan/kai input output. Haluaran cairan meliputi urine
(volume,kepekatan), fases (jumlah, konsistensi), drainase, dan IWL.
5. Status hidrasi. status hidrasi meliputi adanya edema, rasa hus yang
berlebihan, kekeringan pada membran mukosa.
6. Proses penyakit. Kondisi penyakit yang dapat mengganggu
keseimbangan cairan dan elektrolit (misalnya diabetes melitus, kanker,
luka bakar, hematemesis, dan lain-lain).
7. Riwayat pengobatan. Obat-obat atau terapi yang dapat mengganggu
keseimbangan cairan dan elektrolit (misalnya steroid, diuretik, dialisis).

C. Pemeriksaan fisik
1. Integumen; turgor kulit, edema, kelemahan otot, tetani, dan sensasi rasa.

84
2. Kardiovaskuler; distensi vena jungularis, tekanan darah, dan bunyi
jantung.
3. Mata; cekung, air mata kering.
4. Neurologi; refleks, gangguan motorik dan sensorik, tingkat kesadaran.
5. Gastrointestinal; mukosa mulut, mulut, lidah, bising usus.

D. Pemeriksaan Laboratorium
1. Pemeriksaan darah lengkap. Pemeriksaan ini meliputi jumlah sel darah
merah, hemoglobin (Hb), dan hematokrit (Ht).
a. Ht naik: adanya dehidrasi berat dan gejala syok.
b. Ht turun: adanya perdarahan akut, masif, dan reaksi hemolitik.
c. Hb naik : adanya hemokonsentrasi.
d. Hb turun : adanya perdarahan hebat, reaksi hemolitik.
2. Pemeriksaan elektrolit serum. Pemeriksaan ini dilakukan untuk
mengetahui kadar natrium, kalium, klorida, ion bikarbonat.
3. pH dan berat jenis urine. Berat jenis menunjukkan kemampuan ginjal
untuk mengatur konsentrasi urine. Normalnya, pH urine adalah 4,5-8
dan berat jenisnya 1,003-1,030
Untuk dapat memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan
kebutuhan cairan dan elektrolit, anda harus baca dan pelajari kembali teori-
teori yang sudah dipelajari di modul sebelumnya. Pokok-pokok materi yang
harus anda pahami adalah :
1. Pengkajian keperawatan pada anak dengan gangguan kebutuhan cairan
dan elektrolit
2. Diagnosa keperawatan berdasarkan Analisa Data pada anak yang
mengalami gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit
3. Perencanaan Keperawatan pada anak yang mengalami gangguan
kebutuhan cairan dan elektrolit
4. Implementasi keperawatan pada anak yang mengalami gangguan
kebutuhan cairan dan elektrolit
a. Menghitung balance cairan (intake dan output)

85
b. Merawat infus
c. Merawat kateter
d. Memberikan obat sesuai program terapi
5. Evaluasi keperawatan pada anak yang mengalami gangguan kebutuhan
cairan dan elektrolit
6. Dokumentasi asuhan keperawatan pada anak yang mengalami gangguan
kebutuhan cairan dan elektrolit

E. Tahap-Tahap Kegiatan Dalam Melakukan Asuhan Keperawatan :


1. Melakukan pengkajian dengan mengguanakan format pengkajian
(terlampir)
2. Lakukan analisa data, masalah keperawatan dan rumusan diagnose
keperawatan pada pasien yang anda rawat.
3. Buatlah rencana keperawatan sesuai dengan diagnose keperawatan yang
ditemukan.
4. Lakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang telah anda
susun.
5. Kemudian evaluasi tindakan keperawatan yang telah anda lakukan.
6. Tahap selanjutnya adalah melakukan dokumentasi asuhan keperawatan
pada anak yang mengalami gangguan kebutuhan nutrisi.
7. Format laporan dapat anda lihat pada lampiran 2 di modul praktik klinik
ini.

F. PETUNJUK PRAKTIK KLINIK


1. Berikan asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan kebutuhan
nutrisi di rumah sakit, puskesmas atau masyarakat sesuai dengan
kesepakatan tempat praktik di institusi anda.
2. Lakukan setiap tahap kegiatan praktik klinik dengan sungguh-sungguh.
3. Lakukan identifikasi kasus yang akan diambil.
4. Hubungi pembimbing atau CI (Clinical Instructur) apanila anda
mengalami kesulitan

86
G. PELAPORAN HASIL PRAKTIK KLINIK
1. Buat laporan asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan
kebutuhan nutrisi yang sudah anda lakukan sesuai dengan format
(terlampir)
2. Diskusikan dengan pembimbing laporan yang sudah anda buat
3. Laporan yang harus anda kumpulkan di akhir praktik
a. Laporan Asuhan Keperawatan pada anak dengan gangguan
kebutuhan cairan dan elektrolit.
b. Laporan kegiatan Harian.
c. Loog Book/Pencapaian Yarget Kompetensi.
d. Lembar penilaian penampilan klinik (sesuai format lampiran 4)
e. Lembar penilaian LP dan Askep (sesuai format lampiran 5)
f. Lembar penilaian responsi (sesuai format lampiran 6)

87
BAB 10
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN
GANGGUAN KEBUTUHAN AKTIVITAS

Sebelum mengikuti kegiatan praktik ini, pastikan bahwa anda telah memahami
konsep-konsep dasar tumbuh kembang anak, konsep gangguan kebutuhan
aktivitas patologi dari system persyarafan dan muskuloskeletal yang sering terjadi
pada anak yang sudah dipelajari dan melaksanakan praktikum di laboratorium
terkait tindakan-tindakan keperawatan yang sering dilakukan pada anak dengan
gangguan aktivitas. Anda juga diharapkan telah memahami tehnik berkomunikasi
pada anak dan bagaimana menerapkannya saat melakukan asuhan keperawatan
pada anak yang mengalami gangguan aktivitas.

Kegiatan praktik klinik ini akan memberikan pengalaman kepada anda tentang
bagaimana melaksanakan asuhan keperawatan pada anak yang mengalami
gangguan kebutuhan aktivitas. Setelah mempelajari praktik klinik) ini,
diharapkan anda mampu :
A. Melaksanakan pengkajian keperawatan pada anak dengan gangguan
kebutuhan aktivitas
B. Merumuskan diagnose keperawatan pada anak dengan gangguan kebutuhan
aktivitas
C. Menyusun rencana keperawatan pada anak dengan gangguan kebutuhan
aktivitas
D. Melakukan implementasi asuhan keperawatan dan tindakan keperawatan
khusus pada anak yang mengalami gangguan kebutuhan aktivitas antara
lain :
1. Melatih pasien menggunakan alat bantu jalan : kursi roda, kruck, tripot,
2. Melatih ROM
E. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan aktivitas
F. Membuat dokumentasi asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan
kebutuhan aktivitas
88
A. URAIAN : MATERI
Imobilitas atau imobilisasi merupakan keadaan dimana seseorang tidak dapat
bergerak secara bebas karena kondisi yang mengganggu peregerkan
(aktivitas), misalnya mengalami trauma tulang belakang, cidera otak berat
disertai fraktur pada ekstremitas, dan sebagainya.

Sebelum melakukan tindakan yang berkenaan dengan mobilitas, perawat


harus melakukan persiapan termasuk mengkaji kekuatan otot, mobilitas sendi
pasien, adanya paralisis atau paresis, toleransi aktivitas, tingkat kesadaran,
tingkat kenyamanan dan kemampuan untuk mengikuti instruksi. Selain itu
perlu menyiapkan alat yang diperlukan untuk melakukan mobilisasi (kursi
roda, tongkat, kruk, dll). Perawat juga harus memahami prinsif mekanika
tubuh dalam membantu pasien mobilisasi.
1. Melatih berjalan dengan menggunakan Alat Bantu Jalan
Kruk dan tongkat sering diperlukan untuk meningkatkan mobilitas
pasien. Melatih berjalan dengan menggunakan alat bantu jalan
merupakan kewenangan team fisioterapi. Namun perawat tetap
bertanggungjawab untuk menindaklanjuti dalam menjamin bahwa
perawatan yang tepat dan dokumentasi yang lengkap dilakukan
2. Melatih ROM
Latihan adalah latihan gerakan sendiri yang memungkinkan terjadinya
kontraksi dan pergerakan otot, dimana klien menggerakkan masing-
masing persendiannya sesuai gerakan normal baik secara aktif maupun
pasif. Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan
untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan
kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk
meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005).

Untuk dapat memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan


gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit, anda harus baca dan pelajari

89
kembali teori-teori yang sudah dipelajari di modul sebelumnya. Pokok-
pokok materi yang harus anda pahami adalah :
a. Pengkajian keperawatan pada anak dengan gangguan kebutuhan
aktivitas
b. Diagnosa keperawatan berdasarkan Analisa Data pada anak yang
mengalami gangguan kebutuhan aktivitas
c. Perencanaan Keperawatan pada anak yang mengalami gangguan
kebutuhan aktivitas
d. Implementasi keperawatan pada anak yang mengalami gangguan
kebutuhan aktivitas
1) Melatih pasien menggunakan alat bantu jalan : kursi roda,
kruck, tripot,
2) Melatih ROM
e. Evaluasi keperawatan pada anak yang mengalami gangguan
kebutuhan aktivitas
f. Dokumentasi asuhan keperawatan pada anak yang mengalami
gangguan kebutuhan aktivitas

B. Tahap-Tahap Kegiatan Dalam Melakukan Asuhan Keperawatan :


1. Melakukan pengkajian dengan mengguanakan format pengkajian
(terlampir)
2. Lakukan analisa data, masalah keperawatan dan rumusan diagnose
keperawatan pada pasien yang anda rawat.
3. Buatlah rencana keperawatan sesuai dengan diagnose keperawatan yang
ditemukan.
4. Lakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang telah anda
susun.
5. Kemudian evaluasi tindakan keperawatan yang telah anda lakukan.
6. Tahap selanjutnya adalah melakukan dokumentasi asuhan keperawatan
pada anak yang mengalami gangguan kebutuhan nutrisi.

90
7. Format laporan dapat anda lihat pada lampiran 2 di modul praktik klinik
ini.

C. PETUNJUK PRAKTIK KLINIK


1. Berikan asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan kebutuhan
nutrisi di rumah sakit, puskesmas atau masyarakat sesuai dengan
kesepakatan tempat praktik di institusi anda.
2. Lakukan setiap tahap kegiatan praktik klinik dengan sungguh-sungguh.
3. Lakukan identifikasi kasus yang akan diambil.
4. Hubungi pembimbing atau CI (Clinical Instructur) apanila anda
mengalami kesulitan

D. PELAPORAN HASIL PRAKTIK KLINIK


1. Buat laporan asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan
kebutuhan nutrisi yang sudah anda lakukan sesuai dengan format
(terlampir)
2. Diskusikan dengan pembimbing laporan yang sudah anda buat
3. Laporan yang harus anda kumpulkan di akhir praktik
a. Laporan Asuhan Keperawatan pada anak dengan gangguan
kebutuhan aktifitas.
b. Laporan kegiatan Harian.
c. Loog Book/Pencapaian Yarget Kompetensi.
d. Lembar penilaian penampilan klinik (sesuai format lampiran 4)
e. Lembar penilaian LP dan Askep (sesuai format lampiran 5)
f. Lembar penilaian responsi (sesuai format lampiran 6)

91
BAB 11
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN
GANGGUAN KEBUTUHAN AMAN DAN NYAMAN

Sebelum mengikuti kegiatan praktik ini, pastikan bahwa anda telah memahami
konsep-konsep dasar tumbuh kembang anak, konsep gangguan kebutuhan aman
dan nyaman patologis dari system termoregulasi dan imun yang sering terjadi
pada anak yang sudah dipelajari dan telah melaksanakan praktikum di
laboratorium terkait tindakan-tindakan keperawatan yang sering dilakukan pada
anak dengan gangguan aman dan nyaman. Anda juga diharapkan telah
memahami tehnik berkomunikasi pada nak dan bagaimana menerapkannya saat
melakukan asuhan keperawatan pada anak yang mengalami gangguan aman dan
nyaman.

Kegiatan praktik klinik ini akan memberikan pengalaman kepada anda tentang
bagaimana melaksanakan asuhan keperawatan pada anak yang mengalami
gangguan kebutuhan aman dan nyaman. Setelah mempelajari kegiatan praktek
klinik 5 (unit 5) ini, diharapkan anda mampu :
A. Melaksanakan pengkajian keperawatan pada anak dengan gangguan
kebutuhan aman dan nyaman
B. Merumuskan diagnose keperawatan pada anak dengan gangguan kebutuhan
aman dan nyaman
C. Menyusun rencana keperawatan pada anak dengan gangguan kebutuhan
aman dan nyaman
D. Melakukan implementasi asuhan keperawatan dan tindakan keperawatan
khusus pada anak yang mengalami gangguan kebutuhan aman dan nyaman
antara lain :
1. Melakukan tepid water sponge
2. Melakukan restrain,
3. Melaksankan penatalaksanaan kejang pada anak,
4. Melaksanakan prinsip isolasi pada anak dengan campak

92
E. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan aman dan nyaman
F. Membuat dokumentasi asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan
kebutuhan aman dan nyaman.

A. URAIAN : MATERI
Kebutuhan rasa aman yang dimaksud di sini adalah rasa nyaman bebas dari
nyeri dan hipo/hipertermia, mengingat nyeri dan hipo/hipertermia merupakan
keadaan yang dapat mempengaruhi perasaan tidak nyaman bagi tubuh. Rasa
tidak nyaman ini ditunjukkan dengan tanda dan gejala seperti ketika nyeri
pasien menunjukkan perilaku protektif dan tidak tenang, peningkatan
tekanan darah , frekuensi nadi, peningkatan atau penurunan frekuensi
pernafasan, diaporesis, wajah menyerungai (Hidayat, 2014)

Prosedur keperawatan yang dapat dilakukan yang berhubungan dengan


kebutuhan rasa nyaman dan aman pada anak antara lain; water tepid sponge,
restrain penatalaksanaan kejang pada anak dan isolasi anak dengan penyakit
campak.
1. Prosedur Water Tepid Sponge
Kompres tepid sponge adalah sebuah teknik kompres hangat yang
menggabungkan teknik kompres blok pada pembuluh darah supervisial
dengan teknik seka (Alves, 2008). Kompres tepid sponge ini hampir
sama dengan kompres air hangat biasa, yakni mengompres pada lima
titik ( leher 2, ketiak 2, pangkal paha) ditambah menyeka bagian perut
dan dada atau diseluruh badan dengan kain. Basahi lagi kain bila kering.

Kompres tepid sponge bekerja dengan cara vasodilatasi (melebarnya)


pembuluh darah perifer diseluruh tubuh sehingga evaporasi panas dan
kulit ke lingkaran sekitar akan lebih cepat, dibandingkan hasil yang
diberikan oleh kompres hangat yang hanya mengandalkan reaksi dan
stimulasi hipotalamus.

93
2. Prosedur Restrain
Setiap anak memiliki sifat dan perilaku yang berbeda-beda saat
menjalankan suatu perawatan, ada yang dapat menerima perawatan
dengan baik dan ada yang tidak.

Teknik pegendalian fisik (restrain) merupakan teknik menahan gerakan


pasien dengan cara mengunci gerakan tangan, kepala, ataupun kaki
pasien sehingga memudahkan perawatan. Tekhnik ini biasanya
digunakan pada anak yang mengalami kondisi tertentu, seperti gangguan
kepribadian, tujuan penggunaan teknik ini adalah untuk mencegah
terjadinya luka ataupun hal-hal yang tidak diinginkan pada pasien
ataupun orang lain yang terlibat dalam perawatan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan Restrain pada bayi


dan anak
a. Pada kondis gawat darurat, restrain/seklusi dapat dilakukan tanpa
order dokter.
b. Sesegera mungkin (<1jam) setelah melakukan restrain, perawat
melaporkan pada dokter untuk mendapatkan legalitas tindakan baik
secara verbal maupun tertulis.
c. Intervensi restrain dibatasi waktu yaitu : 4 jam untuk klien berusia
>18 tahun, 2 jam untuk usia 9-17 tahun, dan 1 jam untuk umur <9
tahun.
d. Evaluasi dilakukan 4 jam untuk klien >18tahun, 2 jam untuk anak-
anak dan usia 9-17 tahun.
e. Waktu minimal reevaluasi oleh dokter adalah 8 jam untuk usia >18
tahun dan 4 jam untuk usia <17 tahun.
f. Selama restrain klien di observasi tiap 10-15 menit, dengan fokus
observasi :
1) Tanda-tanda cedera yang berhubungan dengan restrain
2) Nutrisi dan hidrasi

94
3) Sirkulasi dan Range of Motion ekstermitas
4) Vital sign
5) Hygiene dan eliminasi
6) Status fisik dan psikologis
7) Kesiapan klien untuk dibebaskan dari restrain
3. Penatalaksanaan Kejang pada anak
Perawatan anak kejang adalah memberikan tindakan perawatan pada
anak yang mengalami perubahan fungsi pada otak secara mendadak dan
sangat singkat/sementara karena aktifitas otak yang abnormal serta
adanya pelepasan listrik serebral yang sangat berlebihan, akibat dari
malformasi otak kongenital, faktor genetis atau adanya penyakit seperti
meningitis, encephalitis serta demam, atau gangguan metabolisme,
trauma, dsb.
4. Prinsif isolasi pada anak campak
Virus campak ditularkan dari orang ke orang, manusia merupakan satu-
satunya reservoir penyakit campak. Virus campak berada di secret
nasoparing dan didalam darah minimal selama masa tunas dan dalam
waktu yang singkat setelah timbul ruam. Penularan terjadi melalui udara
dengan penyebaran droplet, kontak langsung dengan sekresi hidung atau
tenggorokn dari orang yang terinfeksi. Penularan dapat terjadi mulai dari
pertama sebelum munculnya ruam, antara 1-2 hari sebelum timbulnya
gejala klinis sampai 4 hari setelah timbul ruam.
Prinsif isolasi anak dengan campak :
a. Isolasi. Karena campak sangat menular terutama sekitar empat hari
sebelum muncul ruam dan empat hari setelahnya, maka penderita
campak sebaiknya tidak melakukan kegiatan dimana anak banyak
berinteraksi dengan orang lain. Hal ini untuk melindungi teman
ataupun keluarga agar tidak tertular campak.
b. Penderita rentan menghindari kontak dengan seseorang yang terkena
penyakit campak dalam kurun waktu 20-30 hari, demikian pula bagi

95
penderita campak untuk diisolasi selama 20-30 hari guna
menghindari penularan lingkungan sekitar
Untuk dapat memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan
kebutuhan aman dan nyaman, anda harus baca dan pelajari kembali teori-
teori yang sudah dipelajari sebelumnya. Pokok-pokok materi yang anda
pahami adalah :
1. Pengkajian keperawatan pada anak dengan gangguan kebutuhan aman
dan nyaman
2. Diagnosa keperawatan berdasarkan Analisa Data pada anak yang
mengalami gangguan kebutuhan aman dan nyaman
3. Perencanaan keperawatan pada anak yang mengalami gangguan
kebutuhan aman dan nyaman
4. Implementasi keperawatan pada anak yang mengalami gangguan
kebutuhan aman dan nyaman
a. Melakukan tepid water sponge
b. Melakukan restrain,
c. Melaksanakan penatalaksanaan kejang pada anak
d. Melaksanakan prinsip isolasi pada anak dengan campak
5. Evaluasi keperawatan pada anak yang mengalami gangguan kebutuhan
man dan nyaman
6. Dokumentasi asuhan keperawatan pada anak yang mengalami gangguan
kebutuhan aman dan nyaman

B. Tahap-Tahap Kegiatan Dalam Melakukan Asuhan Keperawatan :


1. Melakukan pengkajian dengan mengguanakan format pengkajian
(terlampir)
2. Lakukan analisa data, masalah keperawatan dan rumusan diagnose
keperawatan pada pasien yang anda rawat.
3. Buatlah rencana keperawatan sesuai dengan diagnose keperawatan yang
ditemukan.

96
4. Lakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang telah anda
susun.
5. Kemudian evaluasi tindakan keperawatan yang telah anda lakukan.
6. Tahap selanjutnya adalah melakukan dokumentasi asuhan keperawatan
pada anak yang mengalami gangguan kebutuhan nutrisi.
7. Format laporan dapat anda lihat pada lampiran 2 di modul praktik klinik
ini.

C. PETUNJUK PRAKTIK KLINIK


1. Berikan asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan kebutuhan
nutrisi di rumah sakit, puskesmas atau masyarakat sesuai dengan
kesepakatan tempat praktik di institusi anda.
2. Lakukan setiap tahap kegiatan praktik klinik dengan sungguh-sungguh.
3. Lakukan identifikasi kasus yang akan diambil.
4. Hubungi pembimbing atau CI (Clinical Instructur) apanila anda
mengalami kesulitan

D. PELAPORAN HASIL PRAKTIK KLINIK


1. Buat laporan asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan
kebutuhan nutrisi yang sudah anda lakukan sesuai dengan format
(terlampir)
2. Diskusikan dengan pembimbing laporan yang sudah anda buat
3. Laporan yang harus anda kumpulkan di akhir praktik
a. Laporan Asuhan Keperawatan pada anak dengan gangguan
kebutuhan aman dan nyaman.
b. Laporan kegiatan Harian.
c. Loog Book/Pencapaian Yarget Kompetensi.
d. Lembar penilaian penampilan klinik (sesuai format lampiran 4)
e. Lembar penilaian LP dan Askep (sesuai format lampiran 5)
f. Lembar penilaian responsi (sesuai format lampiran 6)

97
98
BAB 12
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN
GANGGUAN KEBUTUHAN ELIMINASI

Sebelum mengikuti kegiatan praktik ini, pastikan bahawa anda telah memahami
konsep-konsep dasar tumbuh kembang anak, konsep gangguan kebutuhan
eliminasi patologis dan system pencernaan dan kemih (Kelainan Kongenital/peri
operatif care) yang sudah dipelajari dan telah melaksanakan praktikum di
laboratorium terkait tindakan-tindakan keperawatan yang sering dilakukan pada
anak dengan gangguan eliminasi. Anda juga diharapkan telah memahami tehnik
berkomunikasi pada anak dan bagaimana menerapkannya saat melakukan asuhan
keperawatan pada anak yang mengalami gangguan eliminasi.

Kegiatan praktek klinik ini akan memberikan pengalaman kepada anda tentang
bagaimana melaksanakan asuhan keperawatan pada anak yang mengalami
gangguan kebutuhan eliminasi. Setelah mempelajari kegiatan praktik klinik ini,
diharapkan anda mampu :
A. Melaksanakan pengkajian keperawatan pada anak dengan gangguan
kebutuhan eliminasi
B. Merumusakan diagnose keperawatan pada anak dengan gangguan kebutuhan
eliminasi
C. Menyusun rencana keperawatan pada anak dengan gangguan kebutuhan
eliminasi
D. Melakukan implementasi asuhan keperawatan dan tindakan keperawatan
khusus pada anak yang mengalami gangguan kebutuhan eliminasi patologis
dari system pencernaan dan kemih (Kelainan Kongenital/peri peratif care)
antara lain :
1. Melakukan Tindakan keperawatan pre operatif: pemberian nutrisi
melalui dot/OGT/Cawan , meyiapkan Infromed Consent
2. Melakukan Tindakan keperawatan post operatif: menyiapkan TT aether
bed, anamnesa dan observasi sirkulasi (TD, nadi, pernafasan dan suhu

99
tubuh), obervasi perdarahan, pemeriksaan kesadaran, observasi bising
usus, bimbing latihan napas dalam, bimbing batuk efektif, latihan
ambulasi dari perawatan colostomy.
E. Melakukan eliminasi asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan eliminasi
F. Membuat dokumentasi asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan
kebutuhan eliminasi

A. URAIAN : MATERI
1. Perawatan pre operatif
Pre operasi (pre bedah) merupakan masa sebelum dilakukannya tindakan
pembedahan, dimulai sejak persiapan pembedahan dan berakhir sampai
pasien di meja bedah. Hal-hal yang perlu dikaji dalam tahap pra operasi
adalah pengetahuan tentang persiapan pembedahan, dan kesiapan
psikologis. Prioritas pada prosedur pembedahan yang utaa adalah inform
consent yaitu pernyataan persetujuan klien dan keluarga tentang
tindakan yang akan dilakukan yang berguna untuk mencegah
ketidaktahuan klien/keluarga tentang prosedur yang akan dilaksanakan
dan juga menjaga rumah sakit serta petugas kesehatan dari klien dan
keluarganya mengenai tindakan tersebut.
a. Pemberian pendidikan kesehatan pre operasi
Pendidikan kesehatan yang perlu diberikan mencakup penjelasan
mengenai berbagai informasi dalam tindakan pembedahan.
Informasi tersebut diantaranya tentang jenis pemeriksaan yang
dilakukan sebelum bedah, alat-alat khusus yang di perlukan,
pengiriman ke kamar bedah, ruang pemulihan, dan kemungkinan
pengibatan setelah bedah.
b. Menyiapkan Infromed Consent
Infromed consent diberikan kepada keluarga untuk ditanda tangani
sebegai bukti persetujuan keluarga, atas tindakan yang akan
dilakukan. Infromed Consent ditandatangani setelah keluarga

100
mendapat penjelasan atas tindakan yang akan dilakukan pada
anaknya.
c. Persiapan diet
Sehari sebelum bedah, pasien boleh menerima makanan biasa.
Namun, 8 jam sebelum bedah tersebut dilakukan, pasien tidak
diperbolehkan makan. Sedangkan cairan tidak diperbolehkan 4 jam
sebelum operasi, sebab makanan dan cairan dalam lambuung dapat
menyebabkan aspirasi.
d. Persiapan kulit
Dilakukan dengan cara membebaskan daerah yang akan dibedah
dari mikroorganisme dengan cara menyiram kulit dengan sabun
heksakloforin atau sejenisnya yang sesuai dengan jenis
pembedahan. Bila pada kulit terdapat rambut, maka harus di cukur.
2. Tindakan perawatan post operasi
a. Latihan napas dan latihan batuk
Latihan ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
pengembangan paru-paru. Pernapasan yang dianjurkan adalah
pernapasan diafragma
b. Latihan kaki
Latihan ini dapat dilakukan untuk mencegah dampak tromboflebitis.
Latihan kaki yang dianjurkan antara lain latihan memompa otot,
latihan quadrisep, dan latihan mengencangkan glutea. Latihan
memompa otot dapat dilakukan dengan mengontraksi otot betis dan
paha, kemudian istirahatkan dengan membengkokkan lutut kaki rata
pada tempat tidur, kemudian meluruskan kaki pada tempat tidur,
mengangkat tumit, melipat lutut rata pada tempat tidur, dan ulangi
hingga lima kali. Latihan memgencangkan glutea dapat dilakukan
dengan menekan otot pantat, kemudian coba gerakkan kaki ke tepi
tempat tidur, lalu istirahat, dan ulangi hingga lima kali.

101
c. Latihan mobilitas/ambulasi
Latihan ini dilakukan untuk mencegah komplikasi sirkulasi,
mencegah dekubitus, merangsang peristaltik, serta mengurangi
adanya yeri. Melalui latihan mobilitas, pasien harus mampu
menggunakan alat di tempat tidur, seperti menggunakan penghalang
agar bisa memutar badan, melatih duduk di sisi tempat tidur.
Melatih duduk diawalu dengan tidur fowler, kemudian duduk tegak
dengan kaki menggantung di sisi tempat tidur.
d. Perawatan colostomy :
Kolostomi adalah suatu lumbang buatan pada usus besar dan
aperture pada kulit yang berfungsi sebagai anus. Tujuan kolostomi
adalah untuk mengosongkan kolon dari feses atau mucus,
membersihakan saluran usus bawah dan membuat pola defekasi
teratur. Perawatan colostomy merupakan tindakan yang bertujuan
untuk mencegah masuknya kuman serta mencegah terjadinya
kebocoran di daerah kolostomi

B. Tahap-Tahap Kegiatan Dalam Melakukan Asuhan Keperawatan :


1. Melakukan pengkajian dengan mengguanakan format pengkajian
(terlampir)
2. Lakukan analisa data, masalah keperawatan dan rumusan diagnose
keperawatan pada pasien yang anda rawat.
3. Buatlah rencana keperawatan sesuai dengan diagnose keperawatan yang
ditemukan.
4. Lakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang telah anda
susun.
5. Kemudian evaluasi tindakan keperawatan yang telah anda lakukan.
6. Tahap selanjutnya adalah melakukan dokumentasi asuhan keperawatan
pada anak yang mengalami gangguan kebutuhan nutrisi.
7. Format laporan dapat anda lihat pada lampiran 2 di modul praktik klinik
ini.

102
C. PETUNJUK PRAKTIK KLINIK
1. Berikan asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan kebutuhan
nutrisi di rumah sakit, puskesmas atau masyarakat sesuai dengan
kesepakatan tempat praktik di institusi anda.
2. Lakukan setiap tahap kegiatan praktik klinik dengan sungguh-sungguh.
3. Lakukan identifikasi kasus yang akan diambil.
4. Hubungi pembimbing atau CI (Clinical Instructur) apanila anda
mengalami kesulitan

D. PELAPORAN HASIL PRAKTIK KLINIK


1. Buat laporan asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan
kebutuhan nutrisi yang sudah anda lakukan sesuai dengan format
(terlampir)
2. Diskusikan dengan pembimbing laporan yang sudah anda buat
3. Laporan yang harus anda kumpulkan di akhir praktik
a. Laporan Asuhan Keperawatan pada anak dengan gangguan
kebutuhan eliminasi.
b. Laporan kegiatan Harian.
c. Loog Book/Pencapaian Yarget Kompetensi.
d. Lembar penilaian penampilan klinik (sesuai format lampiran 4)
e. Lembar penilaian LP dan Askep (sesuai format lampiran 5)
f. Lembar penilaian responsi (sesuai format lampiran 6)

103
BAB 13
TERAPI BERMAIN PADA ANAK

Sebelum mengikuti kegiatan praktek ini, pastikan bahwa anda telah memahami
konsep-konsep dasar tumbuh kembang anak, konsep atraumatic care, FCC, dan
konsep terapi bermain pada yang sudah dipelajari dan telah melaksanakan
praktikum terapi bermain di laboratorium. Anda juga diharapkan telah memahami
tehnik berkomunikasi pada anak, cara pendekatan pada anak dan bagaimana
menerapkannya saat melakukan terapi bermain pada anak dan keluarganya.

Kegiatan praktek ini akan memberikan pengalaman kepada anda tentang


bagaimana melakukan terapi bermain. Setelah mempelajari kegiatan praktek ini,
diharapkan anda mampu melakukan terapi bermain pada anak sesuai prosedur.

A. URAIAN : MATERI
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak
secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit,
aktivitas bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan
kondisi anak. Pada saaat diraat di rumah sakit, anak akan mengalami
berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan, sperti marah, takut,
cemas, sedih dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari
hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi bebrapa stressor yang
ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak
akan terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan
melakukan permainan anak anak dapat mengalihkan rasa sakitnya pada
permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan
permainan.

Tujuan bermain di rumah sakit pada prinsipnya adalah agar dapat


melanjutkan fase pertumbuhan dan perkembangan secara optimal,
mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat beradaptasi lebih efektif
terhadap stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan
104
kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain
tidak juga terhenti pada anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009)
Fungsi Bermain Di Rumah Sakit :
1. Memfasilitasi anak untuk beradaptasi dengan lingkungan yang asing.
2. Memberi kesempatan untuk membuat keputusan dan kontrol
3. Membantu mengurangi stres terhadap perpisahan
4. Memberi kesempatan untuk mempelajari tentang bagian-bagian tubuh
fungsinya dan penyakit
5. Memperbaiki konsep-konsep yang salah tentang penggunaan dan tujuan
peralatan serta prosedur medis.
6. Memberi peralihan (distraksi) dan relaksasi
7. Membantu anak untuk merasa lebih aman dalam lingkungan yang asing
8. Memberi cara untuk mengurangi tekanan dan untuk mengeksplorasi
perasaan
9. Menganjurkan untuk berinteraksi dan mengembangkan sikap-sikap yang
positif terhadap orang lain
10. Memberi cara untuk mengekspresikan ide kreaktif dan minat
11. Memberi cara untuk mencapai tujuan therapeutic
Prinsip Permainan Pada Anak Di Rumah Sakit
1. Tidak boleh bertentangan dengan terapi dan perawatan yang sedang
berjalan
2. Tidak membutuhkan energi yang banyak
3. Harus mempertimbangkan keamanan anak
4. Dilakukan pada kelompok umur yang sama
5. Melibatkan orang tua atau keluarga

B. PETUNJUUK PRAKTIK KLINIK


1. Identifikasi kebutuhan terapi bermain pada anak yang di rawat di rumah
sakit sesuai dengan ksepakatan tempat praktik di institusi anda
2. Buatlah proposal terapi bermain sesuai kebutuhan yang sudah
diidentifikasi

105
3. Lakukan terapi bermain sesuai dengan perencanaan yang sudah anda
buat
4. Terapi bermain dapat dilakukan secara berkelompok
5. Hubungi pembimbing atau CI (Clinical Instructur) apabila anda
mengalami kesulitan

C. PELAPORAN HASIL PRAKTIK KLINIK


1. Buat laporan terapi bermain yang sudah anda laksanakan
2. Diskusikan dengan pembimbing laporan yang sudah anda buat
3. Kumpulkan laporan terapi bermain bersama dengan penilaian
pembimbing di akhir praktik klinik.

106
BAB 14
PENGGUNAAN MTBS DAN MTBM

Sebelum mengikuti kegiatan praktik klinik ini, pastikan bahwa anda telah
memahami konsep dasar tumbuh kembang anak, konsep atraumatic care, FCC,
dan konsep MTBS dan MTBM yang sudah dipelajari. Anda juga diharapkan telah
memahami tehnik berkomunikasi pada anak, cara pendekatan pada anak dan
bagaimana menerapkannya saat menggunakan MTBS/MTBM.

Kegiatan praktek ini akan memeberikan pengalaman kepada anada tentang


bagaimana menggunakan MTBS dan MTBM sebagai salah satu pendekatan
manajemen bayi dan balita sakit yang diterapkan di Puskesmas. Setelah
mempelajari kegiatan praktek ini, diharapkan anda dapat :
A. Menggunkan MTBS sebagai pendekatan dalam tatalaksana balita sakit (2
bulan - 5 tahun di puskesmas)
B. Menggunakan MTBM sebagai pendekatan dalam tatalaksana bayi muda (0-
2 bulan) di puskesmas.

A. URAIAN : MATERI
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau Integreted Management Of
Childhood Illness (IMCI) adalah suatu pendekatan yang terintegrasi/terpadu
dalam tatalaksana balita sakit dengan fokus kepada kesehatan anak usia 0-
59 bulan (balita) secara memyeluruh. MTBS bukan merupakan suatu
program kesehatan tetapi suatu pendekatan/cara menatalaksana balita sakit.

Pada sebagian besar balita sakit yang dibawa berobat ke Puskesmas,


keluhan tunggal kemungkinan jarang terjadi, menurut data WHO, tiga dari
empat balita sakit seringkali memiliki banyak keluhan lain yang menyertai
data sedikitnya menderita 1 dari 5 penyakit tersering pada balita yang
menjadi fokus MTBS. Pendekatan MTBS dapat mengkomodir hal ini
karena dalam setiap pemeriksaan MTBS, semua aspek/kondisi yang sering
menyebabkan keluhan anak akan ditanyakan dan diperiksa.

107
Ketika anak sakit datang berobat, petugas kesehatan akan menanyakan
kepada orang tua/wali secara berurutan, dimulai dengan memeriksa tanda-
tanda bahaya umum seperti :
1. Apakah anak bisa minum/menyusu?
2. Apakah anak selalu memuntahkan semuanya?
3. Apakah anak menderita kejang?
4. Kemudian petugas akan melihat/memeriksa apakah anak tampak
latergis/tidak sadar?
5. Setelah itu petugas kesehatan akan menanyakan keluhan utama lain :
6. Apakah anak menderita batuk atau sukar bernafas?
7. Apakah anak menderita diare?
8. Apakah anak demam?
9. Apakah anak mempunyai masalah telinga?
10. Memeriksa status gizi?
11. Memeriksa anemia
12. Memeriksa status HIV
13. Memeriksa status imunisasi
14. Memeriksa status pemberian vitamin A
15. Menilai masalah/keluhan-keluhan lain

Berdasarkan hasil penilaian hal-hal tersebut di atas, petugas akan


mengklarifikasi keluhan/penyakit anak, setelah itu petugas melakukan
langkah-langkah tindakan/pengobatan yang telah ditetapkan dalam
penilaian/klasifikasi. Tindakan yang dapat dilakukan dapat berupa :
1. Mengajari ibu pemberian obat oral di rumah
2. Mengajari ibu cara mengobati infeksi lokal di rumah
3. Menjelaskan kepada ibu tentang aturan-aturan perawatan anak sakit di
rumah, misal aturan penanganan diare dirumah
4. Memberikan konseling bagi ibu, misal : anjuran pemberian makanan
selama anak sakit maupun dalam keadaan sehat

108
5. Menasehati ibu kapan harus kembali kepada petugas kesehatan dan
lain-lain

Bayi baru lahir sampai 2 bulan, dipakai penilaian dan klasifikasi bagi bayi
muda (0-2 bulan) memakai Bagan Manajemen Terpadu Bayi Muda
(MTBM) yang terintegrasi di dalam bagan MTBS. Penilaian dan klasifikasi
bayi muda di dalam MTBM terdiri dari :
1. Menilai dan mengklasifikasikan untuk kemungkinan penyakit sangat
berat atau infeksi bakteri
2. Menilai dan mengklasifikasikan diare
3. Memriksa dan mengklasifikasikan ikterus
4. Memeriksa dan mengklasifikasikan kemungkinan berat badan rendah
dan atau masalah pemberian Air Susu Ibu (ASI). petugas kesehatan
akan mengajari ibu yang memiliki bayi muda tentang cara
meningkatkan produksi ASI, cara menyusui yang baik, mengatasi
masalah pemberian ASI secara sistematis dan terperinci, cara merawat
tali pusat, menjelaskan kepada ibu tentang jadwal imunisasi pada bayi
kurang dari 2 bulan, menasehati ibu cara memeberikan cairan
tambahan pada wkatu bayinya sakit, kapan harus kunjungan ulang, dll
5. Memeriksakan status penyuntikan vitamin K1 dan imunisasi
6. Memeriksa masalah dan keluhan lain.

B. LANGKAH-LANGKAH PENGGUNAAN MTBS/MTBM :


1. Menilai tanda bahaya umum
2. Penilaian dan klasifikasi
3. Menentukan tindakan/pengobatan
4. Konseling
5. Menasehati kapan kembali

109
C. PETUNJUK PRAKTIK KLINIK
1. Ambillah masing-masing satu kasus balita sakit dan bayi muda yang
datang berobat ke puskesmas.
2. Gunakan pendekatan MTBS dan MTBM dalam tatalaksana kasus
tersebut.
3. Hubungi pembimbing atau CI (Clinical Instructur) apabila anda
mengalami kesulitan

D. PELAPORAN HASIL PRAKTIK KLINIK


1. Buat laporan MTBS dan MTBM yang sudah anda lakukan
2. Diskusikan dengan pembimbing laporan yang sudah anda buat
3. Kumpulkan laporan bersama dengan penilaian pembimbing di akhir
praktik klinik.

110
BAB 15
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI RISIKO TINGGI

Seblum mengikuti kegiatan praktik ini, pastikan bahwa anda tela memahami
konsep-konsep dasar tumbuh kembang anak, konsep neonatus esensial dan bayi
risiko tinggi (BBLR, hiperbilirubin) yang sudah dipelajari pada modul teori serta
telah melaksanakan praktikum di laboratorium terkait tindakan-tindakan
keperawatan yang sering dilakukan pada bayi risiko tinggi.

Kegiatan praktik klinik ini akan memberikan pengalaman kepada anda tentang
bagaimana melaksanakan asuhan keperawatan pada bayi risko tinggi. Setelah
mempelajari kegiatan praktik klinik ini, diharapkan anda mampu :
A. Merumuskan diagnosa keperawatan pada bayi risiko tinggi
B. Menyusun rencana keperawatan pada bayi risiko tinggi
C. Melakukan implementasi asuhan keperawatan dan tindakan keperawatan
khusus pada bayi risiko tinggi antara lain :
1. Melakukan perawatan bayi dalam incubator
2. Melakukan perawatan bayi dengan foto terapi
3. Melakukan perawatan dan pemberian nutrisi melalui OGT, feeding drip
dan cawan
D. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada bayi risiko tinggi
E. Membuat dokumentasi asuhan keperawatan pada bayi risiko tinggi

A. URAIAN : MATERI
Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0-28 hari. Kehidupan pada masa
neonatus ini sangat rawan oleh karena memerlukan penyusunan secara
fisiologik agar bayi di luar kandungan dapat hidup sebaik-baiknya. Hal ini
dapat dilihat dari tingginya angka kesakitan dan angka kematian neonatus.
Diperkirakan 2/3 kematian bayi di bawah umur satu tahun terjadi pada masa
neonatus. Peralihan dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin memerlukan
berbagai perubahan gan dengan gangguan abiokimia dan faali. Banyak
masalah pada bayi baru lahir yang berhubungan dengan gangguan atau
111
kegagalan penyesuaian biokimia dan faali yang disebabkan oleh
prematuritas, kelainan anatomik, dan lingkungan yang kurang baik dalam
kandungan, pada persalinan maupun sesudah lahir. Perawat harus memahami
kondisi-kondisi tersebut agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang
tepat pada bayi-bayi yang digolongkan dalam bayi risiko tinggi.

Untuk dapat memberikan asuhan keperawatan pada bayi risiko tinggi, anda
harus baca dan pelajari kembali teori-teori yang sudah dipelajari dimodul
sebelumnya. Pokok-pokok materi yang harus anda pahami adalah :
1. Pengkajian keperawatan pada bayi risiko tinggi.
2. Diagnosa keperawatan berdasarkan Analisa Data pada bayi risiko tinggi.
3. Perencanaan keperawatan pada bayi risiko tinggi.
4. Implementasi keperawatan pada bayi risiko tinggi.
a. Melakukan perawatan bayi dalam incubator
b. Melakukan perawatan bayi dengan foto terapi
c. Melakukan perawatan dan pemberian nutrisi melalui OGT, feeding
drip dan cawan
5. Evaluasi keperawatan pada bayi risiko tinggi.
6. Dokumentasi asuhan keperawatan pada bayi risiko tinggi.

B. Tahap-Tahap Kegiatan Dalam Melakukan Asuhan Keperawatan :


1. Melakukan pengkajian dengan mengguanakan format pengkajian
(terlampir)
2. Lakukan analisa data, masalah keperawatan dan rumusan diagnose
keperawatan pada pasien yang anda rawat.
3. Buatlah rencana keperawatan sesuai dengan diagnose keperawatan yang
ditemukan.
4. Lakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang telah anda
susun.
5. Kemudian evaluasi tindakan keperawatan yang telah anda lakukan.

112
6. Tahap selanjutnya adalah melakukan dokumentasi asuhan keperawatan
pada anak yang mengalami gangguan kebutuhan nutrisi.
7. Format laporan dapat anda lihat pada lampiran 2 di modul praktik klinik
ini.

C. PETUNJUK PRAKTIK KLINIK


1. Berikan asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan kebutuhan
nutrisi di rumah sakit, puskesmas atau masyarakat sesuai dengan
kesepakatan tempat praktik di institusi anda.
2. Lakukan setiap tahap kegiatan praktik klinik dengan sungguh-sungguh.
3. Lakukan identifikasi kasus yang akan diambil.
4. Hubungi pembimbing atau CI (Clinical Instructur) apanila anda
mengalami kesulitan

D. PELAPORAN HASIL PRAKTIK KLINIK


1. Buat laporan asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan
kebutuhan nutrisi yang sudah anda lakukan sesuai dengan format
(terlampir)
2. Diskusikan dengan pembimbing laporan yang sudah anda buat
3. Laporan yang harus anda kumpulkan di akhir praktik
a. Laporan Asuhan Keperawatan pada bayi resiko tinggi.
b. Laporan kegiatan Harian.
c. Loog Book/Pencapaian Yarget Kompetensi.
d. Lembar penilaian penampilan klinik (sesuai format lampiran 4)
e. Lembar penilaian LP dan Askep (sesuai format lampiran 5)
f. Lembar penilaian responsi (sesuai format lampiran 6)

113
DAFTAR PUSTAKA
Arnis,A. 2016. Praktik Klinik Keperawatan Anak. Jakarta: PPSDM Kesehatan

Asmadi, 2008, Teknik Prosedural Keperawatan:Konsep dan Aplikasi Kebutuhan


Dasar Klien, Jakarta : Salemba Medika

Hidayat, A.A. (2005). Pengantar ilmu keshetan anak I. Jakarta: Salemba Medika

-------. (2008). Buku Saku Praktikum Keperawatan Anak. Jakarta : EGC

------. (2014). Kebutuhan Dasar Manusia. Buku Saku Praktikum. Jakarta : EGC
Hockenberry, Wilson. (2007). Wongs\’s Essentials of Pediatric Nursing (8ͭʰ ed.)
St.
Jakarta: EGC

Kemenkes RI. (2014). Instrumen Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
kembang

-------. (2014). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini


Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar.

-------. (2015) Buku Kesehatan Ibu dan Anak

-------. (2015) Buku Bagan MTBS 2015. Jakarta : Kemenkes.


Mubarak wahit Iqbal, 2007. Kebutuhan Dasar Manusia Teori Dan Aplikasi
Prsktek.

Peraturan Menteri Keshetan No.42 tahun 2013 tentang penyelenggaraan


imunisasi

Perry, dkk. 2005. Buku saku: Keterampilan dan Prosedur Dasar. Jakarta: EGC
Prasetyono. (2009). Teknik-teknik Tepat Memijat Bayi Sendiri:Panduan Lengkap
dan PT.Trubus Agriwidya

Roesli, Utami. (2008). Pedoman Pijat Bayi. Cetakan Kesepuluh Edisi Revisi.
Jakarta:

Supartini, Yupi (2004), Buku ajar konsep dasar keperawatan anak, Jakarta: EGC

Surasmi A., Handayani, S & Kusuma H.N. 2003. Perawatan Bayi Risiko Tinggi.
Jakarta: EGC

WHO. (2010). Pelayanan Kesehatan Anak di rumah Sakit. Jakarta: WHO

114
Wong D.L. (2009). Buku ajar keperawatan pediatrik. Edisi 6. Volume 1. Jakarta:
EGC
-------.(2009). Buku ajar keperawatan pediatrik. Edisi 6. Volume 2. Jakarta: EGC

115
FORMAT PENGUMPULAN DATA DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA
ANAK SAKIT
I. IDENTITAS
A. Anak
1. Nama :............................................................
2. Anak yang ke :..........................................................
3. Tanggal lahir/ umur :............................................................
4. Jeniskelamin :............................................................
5. Agama :..........................................................
B. Orang tua
1. Ayah
a. Nama :.................................................(kandung/tiri)
b. Umur :.......................................................................
c. Pekerjaan :......................................................................
d. Pendidikan :.....................................................................
e. Agama :.......................................................................
f. Alamat :......................................................................
2. Ibu
a. Nama :.......................................................................
b. Umur :.......................................................................
c. Pekerjaan :......................................................................
d. Agama :.......................................................................
e. Alamat :......................................................................
II. GENOGRAM
III. Riwayat Penyakit
A. Riwayat Penyakit Sekarang :
Keluhan utama :.........................................................................................
Riwayar keluhan :......................................................................................
Keluhan saat pengkajian :..........................................................................
B. Riwayat kesehatan Anak (khusus untuk anak usia 0-5 tahun)
116
1. Prenatal care :
a. Keluhan selama hamil yang dirasakan oleh ibu................................
b. Imunisasi TT : Ya/Tidak
2. Natal :
a. Jenis persalinan:.............................................................................
b. Penolong
persalinan :.....................................................................................
c. Komplikasi yang dialami oleh ibu pada saat melahirnya dan
setelah melahirkan..........................................................................
3. Post natal :
a. Kondisi
bayi :........................................AFGAR..................................
b. BB lahir...............PBL...............LK/LD..........................................
C. Riwayat Penyakit Keluarga :
................................................................................................................................
......
IV. Riwayat imunisasi (imunisasi lengkap)
Imunisasi Umur Tgl Reaksi Tempat
diberikan Imunisasi
HB 0
BCG
Pentavalen 1
Pentavalen 2
Pentavalen 3
Polio 1
Polio 2
Polio 3
Campak
Hib ulangan
Campak ulangan

V. Tumbuh Kembang
A. Pertumbuhan Fisik
1. PB/TB :..............................cm
2. BB :...............................gram/Kg
3. LK :...............................cm

117
4. LLA :...............................cm
B. Perkembangan (Gunakan KPSP untuk menilai perkembangan anak)
Lingkari yang sesuai dengan perkembangan anak :
1. Sesuai dengan umur
2. Meragukan
3. Kemungkinan penyimpangan
VI. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN
A. Pola persepsi dan penanganan kesehatan
Pengaturan keluarga tentang status kesehatan anak saat ini, perlindungan
terhadap kesehatan : program skrining tumbuh kembang, kunjungan ke
pusat pelayanan kesehatan, diet, latihan dan olahraga, manajemen stress,
faktor ekonomi, riwayat medis keluarga, pengobatan yang sudah
dilakukan, perilaku untuk mengatasi masalah kesehatan............................
B. Nutrisi-Metabolik
Bayi :
ASI/PASI :
(Berapa kali, pengenceran, sampai umur berapa, alasan)
Makanan pendamping ASI:
Makanan cair (air buah/sari buah) diberi umur........................................
Bubur suru diberi umur............................................................................
Nasi tim saring diberi umur......................................................................
Nasi tim diberi umur.................................................................................
Makanan tambahan lainnya...........................diberi umur......................
Pola makan.................................(berapa kali sehari/selang-selang ASI).
Anak-anak
Nafsu makan, berapa kali sehari, jenis makanan pokok, jenis lauk, jenis
sayuran, jenis buah, makanan pantag, kebiasaan makan termasuk cara
menyajikan makanan, jenis makanan selingan, kebiasaan
jalan...................
C. Eliminasi (BAB/BAK)

118
Bisa memberitahy/ tidak, melakukan sendiri/ditolong, tempat bab/bak,
frekuensi, warna bau, konsistensi, kelainan..............................................
D. Aktifitas/Latihan
Aktifitas yang bisa dilakukan, kemampuan aktifitas, permainan yang
disukai, kemampuan memenuhi ADL, apakah ada kesulitan bernafas,
lemah, nyeri
dada.............................................................................................
E. Tidur dan istirahat
Kebiasaaan istirahat.
Kebiasaan tidur : (mencuci kaki sebelum tidur, kencing sebelum tidur,
mengompol, mengorok, mengigau, sering terjaga, kebiasaan tidur yang
lain ada/tidak, tidur malam mulai jam berapa, bangun pagi jam berapa,
tidur sendiri/ditemani. Bisa tidur siang/tidak berapa
jam...............................................................................................................
F. Kognitif-Persepsi
Gambarkan kemampuan penglihatan, pendengaran, peengecapan, taktil,
penciuman, persepsi terhadap nyeri, memori, pengambilan keputusan......
G. Persepsi diri-Konsep diri
Keadaan sosial ekonomi keluarga, situasi keluarga, kelompok sosial,
penjelasan tentang diri sendiri, kekuatan dan kelemahan yang dimiliki,
keadaan fisik, segala sesuatu yang berkaitan dengan tubuh (yang disukai
dan tidak), Harga diri :perasaan mengenai diri sendiri, ancaman terhadap
konsep diri (sakit, perubahan peran)................................................................
H. Pola Hubungan Peran
Gambaran tentang peran berkaitan dengan keluarga, teman, kerja,
keputusan/ketidakpuasan menjalankan peran, efek terhadap status
kesehatan, pentingnya keluarga, struktur dan dukungan keluarga, proses
pengambilan keputusan keluarga, pola membesarkan anak, hubungan
dengan orang lain, orang terdekat dengan
klien..........................................
I. Pola Reproduksi dan Kesehatan
119
Masalah atau perht\atian seksual, menstruasi, gambaran perilaku seksual
(perilaku seksual yang aman, pelukan, sentuhan dll), pengetahuan yang
berhubungan dengan seksualitas dan reproduksi, efek terhadap
kesehatan..............................................................................................................
J. Pola toleransi terhadap stress-koping
Pencetus stress yang dirasakan baru-baru ini, tingkat stress yang
dirasakan, gambaran respons umum dan khusus terhadap stress, strategi
mengatasi stress yang biasa digunakan dan keefektifannya, strategi
koping yang biasa digunakan, pengetahuan dan penggunaan tekhnik
manajemen stress, hubungan antara manajemen stress dengan
keluarga................................................................................................................
K. Pola Keyakinan dan Nilai
Latar belakang budaya/etnik, status ekonomi, perilaku kesehatan yang
berkaitan dengan kelompok budaya/etnik, dampak masalah kesehatan
terhadap spiritualitas, keyakinan dalam budaya (mitos, kepercayaan,
larangan, adat) yang dapat mempengaruhi kesehatan...................................
VII. PENGAWASAN KESEHATAN
Bila sehat diawasi tidak/ya di puskesmas, dokter, dll
Bila sakit minta pertologan kepada..................................................................
Kunjungan ke
Posyandu...................................................................................
Pengawasan anak dirumah...............................................................................
VIII. PENYAKIT YANG PERNAH DIDERITA
No Jenis Akut/ Umur saat Lamanya Pertolongan
Penyakit Kronis/ sakit
Menular/tidak

IX. KESEHATAN LINGKUNGAN

120
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
X. PEMERIKSAAN FISIK
1. Kesan umum (kebersihan, pergerakan, penampilan/postur/bentuk tubuh,
termasuk status gizi)
2. Kesadaran ..............................................................................................
3. Tanda-tanda vital
a. Suhu : °C
b. Nadi : x/menit
c. Pernafasan : x/menit
d. Tekanan darah : mmHg
4. Kepala, bentuk, keadaan rambut dan kulit kepala, UUB, adanya kelainan
benjolan.....................................................................................................
5. Mata
Cowong/tidak, bentuk bola mata, pergerakannya, keadaan pupil,
konjungtiva, keadaan kornea mata, sclera, bulu mata serta ketajaman
penglihatan..................................................................................................
6. Hidung
Adanya secret, pergerakkan cuping hidung, adanya suara saat bernafas,
gangguan.................................................................................................
7. Telinga :
Kebersihan, keadaan alat pendengaran, kelainan, pemakaian alat bantu
dengan.......................................................................................................
8. Mulut :
Kebersihan daerah sekitar mulut, keadaan selaput lendir, keadaan
tenggorokan, kelainan. Keadaan gigi (berlubang, karang gigi, kebersihan
gigi, gusi, kerusakan lain) keadaan lidah....................................................
9. Leher :
Pembesaran kelenjar/pembuluh darah, kaku kuduk, pergerakan
leher............................................................................................................
121
10. Thoraks, pernafasan:
Bentuk dada, irama pernafasan, tarikan otot bantu pernafasan, suara
nafas, suara nafas tambahan, vocal fremitus, nyeri dada, ada
massa...........................................................................................................
11. Jantung : (bunyi, pembesaran)....................................................................
12. Abdomen :
Bentuk, pembesaran organ,keadaan pusat, teraba skibala, massa, nyeri
pada perabaan, distensia, hernia, peristaltic..............................................
13. Ekstermitas
Kelainan bentuk, pergerakan, tonus otot, refleks lutut, adanya udem,
keadaan ujung ekstermitas, hal-hal lain...................................................
14. Genetalia dan
anus : ....................................................................................
15. Anus : .........................................................................................................
.
16. Neurologi : .................................................................................................
1. Nervus I-XII.........................................................................................
2. Tanda-tanda perangsangan selaput otak (kaku kuduk, kernig sign,
reflek babinzinki) .............................................................................
17. Antropometri (ukuran pertumbuhan)
1. BB = kg
2. TB = cm
3. Lingkar kepala = cm
4. Lingkar dada = cm
5. Lingkar lengan = cm
XI. PEMERIKSAAN PENUNJANG (Laboratorium, Foto Rotgen, CT Scan,
USG, EEG,
ECG)........................................................................................................
XII. TERAPI SAAT INI ( Tulis dengan rinci dalam bentuk tabel memnuat 6
benar
obat)....................................................................................................................
122
XIII. ANALISA DATA
TGL/JAM DATA FOKUS INTERPRETASI/ MASALAH
PENYEBAB
DO :
DS :
DO :
DS :
DO :
DS :

XIV. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS


NO TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN
MUNCUL

XV.RENCANA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
1
2
3

XVI. CATATAN KEPERAWATAN/IMPLEMENTASI


NO TGL NOMOR JAM IMPLEMENASI EVALUASI NAMA/
DIAGNOSA TTD

XVII. EVALUASI
NO TGL DIAGNOSA EVALUASI NAMA/TTD
KEPERAWATAN (SOAP)
1
2
3

123
124
FORMAT PENGUMPULAN DATA DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA
BAYI RISIKO TINGGI
I. IDENTITAS
A. Bayi
1. Nama : .........................................................
2. Anak yang ke : .........................................................
3. Tanggal lahir/umur : .........................................................
4. Jenis kelamin : .........................................................
5. Agama : .........................................................
B. Orang tua
1. Ayah
a. Nama : ...........................................................
b. Umur : ...........................................................
c. Pekerjaan : ...........................................................
d. Pendidikan : ..........................................................
e. Agama : ..........................................................
f. Alamat : ...........................................................
2. Ibu
a. Nama : .........................................................
b. Umur : .........................................................
c. Pekerjaan : .........................................................
d. Pendidikan : .........................................................
e. Agama : .........................................................
f. Alamat : .........................................................
II. Keluhan utama : ...........................................................
III. Riwayat Bayi :
A. AFGAR Score : .......................
B. BBL :.........................gram
C. PBL : ........................cm

125
D. LK :..............................
E. LD : .............................
F. Komplikasi kelahiran : .............................
G. Imunisasi : .............................
IV. Riwayat Ibu
A. Usia kehamilan : minggu, Gravida..Para..Abortus..
(G P A)
B. Kelahiran : Spontan/SC (alasan...........)
C. Komplikasi kehamilan : ................................................
V. Pengkajian fisik
A. Reflek-refleks
1. Menangis : Kuat/Lemah/Ada kelainan...........
2. Sucking (menghisap) : Kuat/Lemah/Ada kelainan...........
3. Rooting (menoleh) : Kuat/Lemah/Ada kelainan...........
4. Graps (menggenggam) :Kuat/Lemah/Ada kelainan...........
5. Babinzki : Kuat/Lemah/Ada kelainan...........
6. Moro : Kuat/Lemah/Ada kelainan...........
7. Tonic Neck : Kuat/Lemah/Ada kelainan...........:
B. Kepala/leher
1. Forentel : ... (lunak/Keras/datar/cembung/cekung)
2. Muka/ wajah : ......(simetris/asimetris)
3. Bentuk kepala : ...(normal, caput, sucsedanium, cepat
hematoma)
4. Mulut : ...... ada kelainan atau tidak misalnya
labioshycis
C. Mata : ..... ada kelainan/tidak..... ada secret/tidak....
D. Telinga/ Hidung Tenggorokan :
1. Telinga : simetris/ tidak, ada kelainan/ tidak.............
2. Hidung : Simetris/ tidak, ada kelainan/ tidak, nafas cuping
hidung..........................
126
3. Palate : ada kelainan/ tidak.......................................
E. Abodmen : ...lunak/keras/datar, ada pembesaran hepar atau
tidak
F. Thorak :
1. Simetris atau tidak :
2. Ada retrasksi atau tidak :
3. Suara nafas :
4. Suara nafas tambahan :
5. Pernafasan : spontan/ menggunakan O2/CPAP..............
G. Jantung : Bunyi jantung: regular/murmur/ireguler,
HR...X/mnt,Capillarty Refill........................................................................
H. Ekstermitas : ROM terbatas/ tidak, tonus otot, pergerakan, nadi
perifer ..........................................................................................................
I. Umbilikus : Normal/ abnormal, kondisi umbilicus.............................
J. Genetalia : Ada kelainan atau tidak..................................................
K. Anus : Normal/ atresia ani..........................................................
L. Kulit : warna, turgor, kelembaban, tanda lahir, ada kelainan atau
tidak..............................................................................................................
VI. KEBUTUHAN FISIK DAN PSIKOSOSIAL
A. Nutrisi : jenis nutrisi, cara pemberian, frekwensi, jumlah
pemberian....................................................................................................
B. Eliminasi : frekwensi, warna, konsistensi, keluhan yang
berhubungan dengan BAB/BAK.................................................................
C. Istirahat tidur :Lama tidur, ada gangguan tidur atau
tidak.............................................................................................................
D. Personal hygiene.: ......................................................................................
E. Psikososial : Hubungan bayi dengan orang tua (menyentuh,
memeluk, berbicara, berkunjung)................................................................
VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG
............................................................................................................................
...........................................................................................................................
127
............................................................................................................................
VIII. TERAPI SAAT INI (Tulis dengan rinci menggunakan tabel memuat 6
benar
obat) ................................................................................................................
.........................................................................................................................
.......................
XI. ANALISA DATA
TGL/ JAM DATA FOKUS INTERPRETASI/ MASALAH
PENYEBAB
DO :
DS :
DO :
DS :
DO :
DS :
IX. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS
NO TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN
MUNCUL

X. RENCANA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVESI RASIONAL
1
2
3
XI. CATATAN KEPERAWATAN/ IMPLEMENTASI
NO TGL NOMOR JAM IMPLEMENTASI EVALUASI NAMA/
DIAGNOSA TTD
1
2
3

128
XII. EVALUASI
NO TANGGAL DIAGNOSA EVALUASI(SOAP) NAMA/TTD
KEPERAWATAN
1
2
3

129
FORMAT LAPORAN
A. Cover
B. Halaman pengesahan berisi : judul, tanda tangan mahasiswa, tanda tangan
CI, tanda tangan CT
C. Laporan pendahuluan berisi : Pengertian, Tanda dan Gejala, Pohon
Masalah (dalam bentuk berdasarkan patofisiologi), Pemeriksaan
Diagnostik, penatalaksanaan Medis, konsep asuhan keperawatan dan
daftar pustaka (minimal 5)
D. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan
3. Rencana Tindakan
4. Pelaksanaan
5. Evaluasi

130
FORMAT PENILAIAN PENAMPILAN KLINIK

Nama Mahasiswa : ...........................................

NIM : ...........................................

Ruangan : ............................................

Petunjuk : Berilah tanda  untuk setiap item

Nilai
No Aspek yang dinilai
55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
1 Berpakaian lengkap (sesuai
aturan RS dan akademik)

2 Kehadiran (datang dan pulang)


tepat waktu
3 Berpartisipasi aktif dalam pre
dan post conference
4 Berpenampilan dan bersikap
profesional selama memberikan
asuhan keperawatan
5 Menghargai dan mampu
bekerjasama dengan anggota
tim keperawatan dan tim
kesehatan lain
6 Komunikasi yang baik dengan
pasien maupun dengan anggota
tim kesehatan

7 Mampu menyesuaikan diri


8 Berpartisifasi aktif dalam
kegiatan di ruangan/ tempat
praktik
9 Mampu memberikan asuhan
keperawatan secara holistik
10 Cepat tanggap dan terampil

NILAI = TOTAL NILAI


10
Pembimbing Klinik

(.............................)

131
FORMAT PENILAIAN
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : ...........................................

NIM : ...........................................

Ruangan : ............................................

Petunjuk : Berilah tanda untuk setiap item

A. LAPORAN PENDAHULUAN
NO Asfek yang dinilai Nilai
55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
1 Tata Tulis
2 Daftar Pustaka
3 Isi tulisan
4 Etika penulisan
(plagiarism)

NILAI = TOTAL NILAI


4

B. LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN


Nilai
No Aspek yang dinilai
55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
1 Pengkajian
(kelengkapan data,
kesesuaian data,
kesesuaian data focus
dengan masalah
keperawatan
2 Diagnosa
keperawatan
(ketepatan rumusan
diagnosa
keperawatan,
prioritas diagnosa
keperawatan
3 Perencanaan
keperawatan
(ketepatan
penyusunan tujuan,
criteria hasil,
intervensi dan

132
rasionalisasi
4 Implementasi
keperawatan
(kesesuaian
perencanaan
5 Evaluasi
keperawatan
(kesesuaian dengan
tujuan dan
implemntasi
6 Dokumentasi (tata
tulis, ketepatan
dokumentasi dari
setiap tahap proses
keperawatan

NILAI = TOTAL NILAI


6

Pembimbing Klinik

(.............................)

133
FORMAT PENILAIAN RESPONSI

Nama Mahasiswa : ...........................................

NIM : ...........................................

Ruangan : ............................................

Petunjuk : Berilah tanda untuk setiap item

Nilai
No Aspek yang dinilai
55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
1 Ketepatan menjawab sesuai
dengan teori yang diacu
2 Kemampuan
mengemukakan
argumentasi
3 Penampilan dan sikap
selama responsi

NILAI = TOTAL NILAI


3

Pembimbing Klinik

(.............................)

134
FORMAT PENILAIAN TERAPI BERMAIN

Kelompok :..............................................

Topik :..............................................

Hari / Tanggal :..............................................

Petunjuk : Berilah tanda untuk setiap item

Nilai
No Aspek yang dinilai
55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
1 Proposal Terapi Bermain
2 Kelengkapan Media & Alat
3 Persiapan lingkungan
sekitar
4 Mengucapkan salam
5 Menjelaskan tujuan kepada
orang tua atau keluarga
6 Bahasa yang digunakan
mudah dipahami oleh anak
7 Kerjasama kelompok
8 Memberikan bantuan
kepada anak dalam terapi
bermain
9 Penampilan dan sikap
selama terapi bermain
10 Melakukan evaluasi
11 Menutup dengan salam

NILAI = TOTAL NILAI


11
Pembimbing Klinik

(.............................)

135
FORMAT PENILAIAN PENDIDIKAN KESEHATAN

Kelompok :..............................................

Topik :..............................................

Hari / Tanggal :..............................................

Petunjuk : Berilah tanda untuk setiap item

Nilai
No Aspek yang dinilai
55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
1 Satuan Acara Penyuluhan
(SAP)
2 Kelengkapan Media & Alat
3 Persiapan lingkungan
sekitar
4 Mengucapkan salam
5 Kontrak waktu
6 Sistematika / urutan
penyampaian materi
7 Kemampuan penguasan
materi
8 Bahasa yang digunakan
sederhana dan mudah
dimengerti
9 Memberikan kesempatan
bertanya
10 Kemampuan menjawab
pertanyaan
11 Menyampaikan kesimpulan
12 Melakukan evaluasi
13 Menutup dengan salam

NILAI = TOTAL NILAI


13
Pembimbing Klinik

(.............................)

136
EVALUASI PENCAPAIN TARGET KOMPETENSI
PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK

Nama :.....................................................

NIM :.....................................................

No Prosedur Jumlah Paraf CI Ket


Target
1 Membantu/melakukan 2
pemasangan infus
2 Pemberian obat IM 5
3 Pemberian obat IV 5
4 Pemberian obat IC 5
5 Pemberian obat SC
6 Suction 2
7 Melakukan fisioterapi 2
dada
8 Mengajarkan ROM 1
aktif dan pasif kepada
keluarga anak
9 Pemberian oksigen 5
10 Mengajarkan batuk 5
efektif
11 Melakukan nebulizer 3
pada anak penderita
asma
12 Melakukan 5
perhitungan cairan
infus
14 Melakukan 5
perhitungan dosis
obat
15 Pendidikan kesehatan 1
16 Terapi bermain 1
17 Pemeriksaan KPSP 1
dan DDST
18 Pemeriksaan rumpled
test

Keterangan:
M : melakukan dengan mandiri Pembimbing Klinik
B : melakukan dengan bantuan
T : tidak dapat melakukan

(.............................)
137

Anda mungkin juga menyukai