Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN SYOK SEPSIS

I. Konsep Syok Sepsis


1.1 Definisi Syok Sepsis
Sepsis adalah suatu keadaan ketika mikroorganisme menginvasi tubuh dan
menyebabkan respon inflamasi sitemik. Respon yang ditimbulkan sering
menyebabkan penurunan perfusi organ dan disfungsi organ. Jika disertai
dengan hipotensi maka dinamakan Syok sepsis (Sjamsuhidayat & Jong,
2004).

Syok septik adalah syok yang disebabkan oleh infeksi yang menyebar luas
yang merupakan bentuk paling umum syok distributif. Pada kasus trauma,
syok septik dapat terjadi bila pasien datang terlambat beberapa jam ke rumah
sakit. Syok septik terutama terjadi pada pasien-pasien dengan luka tembus
abdomen dan kontaminasi rongga peritonium dengan isi usus (Price &
Wilson, 2005).

1.2 Etiologi
Mikroorganisme penyebab syok septik adalah bakteri gram negatif. Ketika
mikroorganisme menyerang jaringan tubuh, pasien akan menunjukkan suatu
respon imun. Respon imun ini membangkitkan aktivasi berbagai mediator
kimiawi yang mempunyai berbagai efek yang mengarah pada syok, yaitu
peningkatan permeabilitas kapiler, yang mengarah pada perembesan cairan
dari kapiler dan vasodilatasi

Bakteri gram negatif menyebabkan infeksi sistemik yang mengakibatkan


kolaps kardiovaskuler. Endotoksin basil gram negatif ini menyebabkan
vasodilatasi kapiler dan terbukanya hubungan pintas arteriovena perifer.
Selain itu, terjadi peningkatan permeabilitas kapiler. Peningkatan kapasitas
vaskuler karena vasodilatasi perifer menyebabkan terjadinya hipovolemia
relatif, sedangkan peningkatan permeabilitas kapiler menyebabkan
kehilangan cairan intravaskuler ke intertisial yang terlihat sebagai udem.
Pada syok septik hipoksia, sel yang terjadi tidak disebabkan oleh penurunan
perfusi jaringan melainkan karena ketidakmampuan sel untuk menggunakan
oksigen karena toksin kuman. Gejala syok septik yang mengalami
hipovolemia sukar dibedakan dengan syok hipovolemia (takikardia,
vasokonstriksi perifer, produksi urin < 0.5 cc/kg/jam, tekanan darah sistolik
turun dan menyempitnya tekanan nadi). Pasien-pasien sepsis dengan volume
intravaskuler normal atau hampir normal, mempunyai gejala takikardia, kulit
hangat, tekanan sistolik hampir normal, dan tekanan nadi yang melebar
(Sjamsuhidayat & Jong, 2004).

1.3 Tanda dan gejala


Pertanda awal dari syok septik sering berupa penurunan kesiagaan mental
dan kebingungan, yang timbul dalam waktu 24 jam atau lebih sebelum
tekanan darah turun. Gejala ini terjadi akibat berkurangnya aliran darah ke
otak.
Curahan darah dari jantung memang meningkat, tetapi pembuluh darah
melebar sehingga tekanan darah turun. Pernafasan menjadi cepat, sehingga
paru-paru mengeluarkan karbondioksida yang berlebihan dan kadarnya di
dalam darah menurun.

Gejala awal berupa menggigil hebat, suhu tubuh yang naik sangat cepat,
kulit hangat dan kemerahan, denyut nadi yang lemah dan tekanan darah yang
turun-naik. Produksi air kemih berkurang meskipun curahan darah dari
jantung meningkat. Pada stadium lanjut, suhu tubuh sering turun sampai
dibawah normal

Bila syok memburuk, beberapa organ mengalami kegagalan :


Ginjal : Produksi air kemih berkurang
Paru-paru : Ganggunan pernafasan dan penurunan kadar oksigen dalam
darah
Jantung : Penimbunan cairan dan pembengkakan. Bisa timbul bekuan
darah di
dalam pembuluh darah

1.4 Patofisiologi
Infeksi sistemik yang terjadi biasanya karena kuman Gram negatif yang
menyebabkan kolaps kardiovaskuler. Endotoksin basil Gram negatif ini
menyebabkan vasodilatasi kapiler dan terbukanya hubungan pintas
arteriovena perifer. Selain itu, terjadi peningkatan permeabilitas kapiler.
Peningkatan kapasitas vaskuler karena vasodilatasi perifer menyebabkan
terjadinya hipovolemia relatif, sedangkan peningkatan peningkatan
permeabilitas kapiler menyebabkan kehilangan cairan intravaskuler ke
intertisial yang terlihat sebagai udem. Pada syok septik hipoksia, sel yang
terjadi tidak disebabkan oleh penurunan perfusi jaringan melainkan karena
ketidakmampuan sel untuk menggunakan oksigen karena toksin kuman.
Gejala syok septik yang mengalami hipovolemia sukar dibedakan dengan
syok hipovolemia (takikardia, vasokonstriksi perifer, produksi urin < 0.5
cc/kg/jam, tekanan darah sistolik turun dan menyempitnya tekanan nadi).
Pasien-pasien sepsis dengan volume intravaskuler normal atau hampir
normal, mempunyai gejala takikaridia, kulit hangat, tekanan sistolik hampir
normal, dan tekanan nadi (Price & Wilson, 2005).

1.5 Pemeriksaan penunjang


1. Biakan : dari darah, sputum, urine, luka operasi atau non operasi  dan
aliran invasif (selang atau kateter) hasil positip tidak perlu untuk
diagnosis
2. Lekositosis atau lekopenia, trombositopenis, granulosit toksik, CRP (+),
LED meningkat dan hasil biakan kuman penyebab dapat (+) atau (-)
3. Gas-gas darah arteri: alkalosis respiratorik terjadi pada sepsis (PH > 7,45,
PCO2 < 35) dengan hipoksemia ringan (PO2 < 80) (Davey, 2005).

1.6 Penatalaksanaan
Pasien dengan syok septic memerlukan pemantauan cepat dan agresif  serta
penatalaksanaan dalam unit perawatan kritis penatalaksanaannya melibatkan
seluruh sistem organ yang memerlukan pendekatan tim dari bebagai disiplin
antara lain :
Terapi-terapi definitif
- Identifikasi dan singkirkan sumber infeksi
- Multiple antibiotik spektrum luas
Terapi-terapi definitif
- Pulihkan volume intravaskuler
- Pertahankan curah jantung yang adekuat
- Pastikan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat
- Berikan lingkungan metabolik yang sesuai
Terapi-terapi penelitian
- Antihistamin
- Nalokson, steroid
- Inhibitor neutrofil
- Inhibitor prostaglandin (obat-obat inflamatori nonsteroidal).

1.7 Pathway

Hipertermi Resiko
Infeksi
Terpapar mikroorganisme

Miokardium Aktivasi mediator Endotelial Aktivasi


sistem
Tertekan biokimia, humoral dan kondisi bahaya Endokrin
dan GMS
Seluler

Vasodilatasi Peningkatan permeabilitas Mikroemboli Selektil


Perifer membran kapiler vasokonstriksi

Maldistribusi sirkulasi volume darah

Gangguan preload Penurunan suplai oksigen seluler Kondisi

Hipermetabolik

Penurunan curah jantung gangguan perfusi jaringan Peningkatan


Permintaan
oksigen
seluler
Metabolisme seluler
Terganggu

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Sumber : Sjamsuhidayat
&Jong, 2004
2. Rencana asuhan keperawatan klien dengan klien syok sepsis
2.1 Pengkajian
2.1.1  Pengkajian Primer
Airway
 Yakinkan kepatenan jalan napas
 Berikan alat bantu napas jika perlu
 Jika terjadi penurunan fungsi pernapasan segera kontak ahli anestesi
dan bawa segera mungkin ke ICU
Breathing
 Kaji jumlah pernapasan lebih dari 24 kali per menit merupakan
gejala yang signifikan
 Kaji saturasi oksigen
 Periksa gas darah arteri untuk mengkaji status oksigenasi dan
kemungkinan asidosis
 Berikan 100% oksigen melalui non re-breath mask
 auskulasi dada, untuk mengetahui adanya infeksi di dada
 Periksa foto thorak
 Circulation
 Kaji denyut jantung, >100 kali per menit merupakan tanda
signifikan
 Monitoring tekanan darah, tekanan darah <
 Periksa waktu pengisian kapiler
 Pasang infuse dengan menggunakan canul yang besar
 Berikan  cairan koloid – gelofusin atau haemaccel
 Pasang  kateter
 Lakukan  pemeriksaan darah lengkap
 Catat  temperature, kemungkinan pasien pyreksia atau temperature
kurang dari 360C
 Siapkan  pemeriksaan urin dan sputum
 Berikan  antibiotic spectrum luas sesuai kebijakan setempat.
      
2.1.2     Pengkajian Sekunder
a.    Aktivitas dan istirahat
Subyektif : Menurunnya tenaga/kelelahan dan insomnia
b.    Sirkulasi
-   Subyektif : Riwayat pembedahan jantung/bypass
cardiopulmonary, fenomena embolik (darah, udara, lemak)
-   Obyektif : Tekanan darah bisa normal atau meningkat
(terjadinya hipoksemia), hipotensi terjadi pada stadium lanjut
(shock)
-   Heart rate : takikardi biasa terjadi
-   Bunyi jantung : normal pada fase awal, S2 (komponen
pulmonic) dapat terjadi disritmia dapat terjadi, tetapi ECG
sering menunjukkan normal
-   Kulit dan membran mukosa : mungkin pucat, dingin. Cyanosis
biasa terjadi (stadium lanjut)
c.       Integritas Ego
-    Subyektif : Keprihatinan/ketakutan, perasaan dekat dengan
kematian
-     Obyektif : Restlessness, agitasi, gemetar, iritabel, perubahan
mental.
d.      Makanan/Cairan
-          Subyektif : Kehilangan selera makan, nausea
-          Obyektif : Formasi edema/perubahan berat badan,
hilang/melemahnya bowel sounds
e.       Neurosensori
-          Subyektif atau Obyektif : Gejala truma kepala, kelambatan
mental, disfungsi motorik
f.        Respirasi
-          Subyektif : Riwayat aspirasi, merokok/inhalasi gas, infeksi
pulmolal diffuse, kesulitan bernafas akut atau khronis, “air
hunger”
-          Obyektif : Respirasi : rapid, swallow, grunting
g.       Rasa Aman
-          Subyektif : Adanya riwayat trauma tulang/fraktur, sepsis,
transfusi darah, episode anaplastik
h.      Seksualitas
-          Subyektif atau obyektif : Riwayat kehamilan dengan
komplikasi eklampsia

1.2 Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul


Diagnosa 1: Ketidakefektifan pola napas

2.2.1 Definisi
Inspirasi dan/atau ekspirasi yang memberi ventilasi adekuat
2.2.2 Batasan karakteristik
a. Penurunan tekanan ekspirasi
b. Penurunan tekanan inspirasi
c. Penurunan ventilasi semenit
d. Penggunaan otot bantu pernafasan
e. Pola nafas abnormal (mis. Irama, frekuensi, kedalaman)
f. Takipnea
g. Pernafasan cuping hidung
2.2.3 Faktor yang berhubungan
a. Nyeri
b. Ansietas
c. Posisi tubuh
d. Keletihan
e. Hiperventilasi
f. Keletihan otot pernafasan

Diagnosa 2: Hipertermi

2.2.4 Definisi
Peningkatan suhu tubuh diatas rentang normal

2.2.5 Batasan karakteristik

Subjektif
 Klien mengatakan badannya panas

Objektif
 Kulit merah
 Suhu tubuh meningkat diatas rentang normal
 Frakuansi napas meningkat
 Kejang atau konfulsi
 Kulit teraba hangat
 Takikardi
 Tachipnea

2.2.6 Faktor yang berhubungan


 Dehidrasi
 Penyakit atau trauma
 Ketidakmampuan atau penurunan kemampuan untuk berkeringat
 Pakaian yang tidak tepat
 Peningkatan laju metabolism
 Obat atau anastesia
 Terpajan pada lingkungan yang panas
 Aktivitas yang berlebihan

1.3 Intervensi
2.3.1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan
Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2  edema paru.
Tujuan & Kriteria hasil Intervensi
( NOC) (NIC)
Setelah dilakukan tindakan Airway Managemen :
keperawatan selama ... x 24 Ø  Buka jalan nafas
jam . pasien akan : Ø  Posisikan pasien untuk
Ø  TTV dalam rentang normal memaksimalkan ventilasi
Ø  Menunjukkan jalan napas ( fowler/semifowler)
yang paten Ø  Auskultasi suara nafas , catat adanya
Ø  Mendemostrasikan suara suara tambahan
napas yang bersih, tidak ada Ø    Identifikasi pasien perlunya
sianosis dan dypsneu. pemasangan alat jalan nafas buatan
Ø  Monitor respirasi dan status O2
Ø  Monitor TTV.
2.3.2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload
dan preload.

Tujuan & Kriteria hasil Intervensi


( NOC) (NIC)
Setelah dilakukan tindakan Cardiac care :
keperawatan selama ... x 24 Ø catat adanya tanda dan gejala
jam . pasien akan : penurunan cardiac output
Ø  Menunjukkan TTV dalam Ø monitor balance cairan
rentang normal Ø catat adanya distritmia jantung
Ø  Tidak ada oedema paru dan Ø monitor TTV
tidak ada asites Ø atur periode latihan dan istirahat untuk
Ø  Tidak ada penurunan menghindari kelelahan
kesadaran Ø monitor status pernapasan yang
Ø  Dapat mentoleransi aktivitas menandakan gagal jantung.
dan tidak ada kelelahan.
2.3.3. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
Tujuan & Kriteria hasil Intervensi
( NOC) (NIC)
Setelah dilakukan tindakan Fever Treatment :
keperawatan selama ... x 24 Ø Observasi tanda-tanda vital
jam . pasien akan : tiap 3 jam.
Ø  Suhu tubuh dalam rentang
Ø Beri kompres hangat pada bagian
normal
lipatan tubuh ( Paha dan aksila ).
Ø  Tidak ada perubahan warna
kulit dan tidak ada pusing Ø Monitor intake dan output
Ø  Nadi dan respirasi dalam
Ø Monitor warna dan suhu kulit
rentang normal
Ø Berikan obat anti piretik

Temperature Regulation
Ø Beri banyak minum ( ± 1-1,5
liter/hari) sedikit tapi sering
Ø Ganti pakaian klien dengan bahan
tipis menyerap keringat.
2.3.4. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
cardiac output yang tidak mencukupi

Tujuan & Kriteria hasil Intervensi


( NOC) (NIC)
Setelah dilakukan tindakan Management sensasi perifer:
keperawatan selama ... x 24 Ø Monitor tekanan darah  dan nadi
jam . pasien akan : apikal setiap 4 jam
Ø  Tekanan sisitole dan diastole Ø Instruksikan keluarga untuk
dalam rentang normal mengobservasi kulit jika ada lesi
Ø  Menunjukkan tingkat Ø Monitor adanya daerah tertentu yang
kesadaran yang baik hanya peka terhadap panas atau
dingin
Ø Kolaborasi obat antihipertensi.

2.3.5. Intoleransi aktivitas berhubungan ketidakseimbangan antara suplai


dan kebutuhan oksigen
Tujuan & Kriteria hasil Intervensi
( NOC) (NIC)
Setelah dilakukan tindakan Activity Therapy
keperawatan selama ... x 24 Ø Kaji hal-hal yang mampu dilakukan
jam . pasien akan : klien.
Ø  Berpartisipasi dalam aktivitas Ø Bantu klien memenuhi kebutuhan
fisik tanpa disertai aktivitasnya sesuai dengan tingkat
peningkatan tekanan darah keterbatasan klien
nadi dan respirasi Ø Beri penjelasan tentang hal-hal yang
Ø  Mampu melakukan aktivitas dapat membantu dan meningkatkan
sehari-hari secara mandiri kekuatan fisik klien.
Ø  TTV dalam rentang normal Ø Libatkan keluarga dalam pemenuhan
Ø  Status sirkulasi baik ADL klien
Ø Jelaskan pada keluarga dan klien
tentang pentingnya bedrest ditempat
tidur.

2.3.6. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan


      .
Tujuan & Kriteria hasil Intervensi
( NOC) (NIC)
Setelah dilakukan tindakan Anxiety Reduction 
keperawatan selama ... x 24 Ø Kaji tingkat kecemasan
jam . pasien akan : Ø Jelaskan prosedur pengobatan
Ø Mampu mengidentifikasi dan perawatan.
mengungkapkan gejala cemas Ø Beri kesempatan pada keluarga untuk
Ø TTV normal bertanya tentang kondisi pasien.
Ø Menunjukkan teknik untuk Ø Beri penjelasan tiap prosedur/
mengontrol cemas. tindakan yang akan dilakukan
terhadap pasien dan manfaatnya bagi
pasien.
Ø Beri dorongan spiritual.

DAFTAR PUSTAKA
   Guyton, Arthur C. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedoteran. Jakarta: EGC.
   Judith M. Wilkinson. & Nancy R. Ahern,(2012), Diagnosa Keperawatan
Nanda NIC NOC, Jakarta, EGC
   Nurarif, Amin Huda % Kusuma, Hardhi, (2013), Aplikasi Asuhan
Keperawatan NANDA NIC-NOC, Jakarta, Medi Action Publishing.
Smeltzer, Suzanne C. 2006. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:
EGC.
Davey. (2005). AT a Glance Medicine. Jakarta : Erlangga
Price, SA & Wilson, LM. (2005). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Edisi 6. Vol 2. Jakarta: EGC
Sjamsuhidayat, R & Jong, WD. (2004). Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta:
EGC

Anda mungkin juga menyukai