Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KEPERAWATAN PRIMER DASAR

Nama Anggota :

1. Marzuki Hasan
2. Adinda Lianada
3. Mahliani Margatiwi
4. Muhammad Ramdani

Membahas materi tentang :

Pengantar kesehatan komunitas dan konsep dasar keperawatan komunitas

I. Pengertian kesehatan, indikator sehat, karakteristik & perilaku sehat masyarakat


A. Pengertian Kesehatan
Menurut WHO (1947), yang dikatakan sehat adalah suatu keadaan yang lengkap,
meliputi: kesejahteraan fisik, mental, dan sosial bukan semata-mata bebas dari
penyakit atau kelemahan. Dalam konsep sehat WHO tersebut diharapkan adanya
keseimbangan yang serasi dalam interaksi antara manusia dan makhluk hidup lain
dengan lingkungannya. Sebagi konsekuensi dari konsep WHO tersebut, maka
yang dikatakan manusia sehat adalah:
1. Tidak sakit
2. Tidak cacat
3. Tidak lemah
4. Bahagia secara alami
5. Sejahtera secara sosial
6. Fit secara jasmani. Hal tersebut diatas sangat ideal den sulit dicapai karena
salah satu faktor penentunya adalah faktor lingkungan yang sulit untuk
dikembalikan.
B. Indikator Sehat
Berikut ini adalah indikator yang berhubungan dengan derajat kesehatan
masyarakat: Indikator menurut sistem kesehatan nasional atau 12 indikator
menurut H.L.Blum :
1. Life span : Yaitu lamanya usia harapan untuk hidup dari masyarakat, atau
dapat juga dipandang sebagai derajat kematian masyarakat yang bukan
karena mati tua.
2. Disease or Infirmity : Yaitu keadaan sakit atau catat secara fisiologis dan
anatomis dari masyarakat .
3. Discomfort or illness : Yaitu keluhan sakit dari masyarakat tentang keadaan
somatik, kejiwaan, maupun sosial dari dirinya.
4. Disability or incapacity : Yaitu ketidakmampuan seseorang dalam
masyarakat untuk melakukan pekerjaan dan menjalankan peranan
sosialnya karena sakit.
5. Participation in healthy care : Yaitu kemampuan dan kemauan masyarakat
untuk berpartisipasi dalam menjaga dirinya untuk selalu dalam keadaan
sehat.
6. Healthy behavior : Yaitu perilaku nyata dari anggota masyarakat secara
langsung berkaitan dengan kesehatan.
7. Ecologic behavior : Yaitu perilaku masyarakat terhadap lingkungan,
spesies lain, SDA, dan ekosistem
8. Social behavior : Yaitu perilaku anggota masyarakat terhadap sesamanya,
keluarga, komunitas, dan bangsanya.
9. Interpesonal relationshif : Yaitu kualitas komunikasi anggota masyarakat
terhadap sesamanya.
10. Reserver or positive health : Yaitu daya tahan anggota masyarakat
terhadap penyakit atau kapasitas anggota masyarakat dalam menghadapi
tekanan-tekanan somatik, kejiwaan dan sosial.
11. External satisfaction : Yaitu rasa kepuasan anggota masyarakat terhadap
lingkungan sosialnya meliputi :
rumah,sekolah,pekerjaan,rekreasi,transportasi, dan sarana pelayanan
kesehatan yang ada.
12. Internal satisfaction : Yaitu kepuasan anggota masyarakat terhadap seluruh
aspek kehidupan dirinya sendiri.
C. Karakteristik & Perilaku Sehat Masyarakat
Berikut adalah karateristik sehat :
1. Adanya peningkatan kemampuan dari masyarakat untuk hidup sehat.
2. Mampu mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya
pengangkatan kesehatan (Health Promotion), pencegahan penyakit (Health
Prevention), penyembuhan penyakit (Curative Health), dan pemulihan
kesehatan ( Rehabilitatif Health), terutama untuk ibu dan anak.
3. Berupaya untuk meningkatkan kesehatan lingkungan, terutama penyediaan
sanitasi dasar yang dikembangkan dan di manfaatkan oleh masyarakat
untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup.
4. Selalu meningkatkan status gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan
status sosial ekonomi masyarakat.
5. Berupaya selalu menurunkan angka kesakitan dan kematian dari berbagai
sebab dan penyakit.
Berikut adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan
seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. Perilaku ini
mencakup antara lain :
1. Menu seimbang
2. Olahraga teratur
3. Tidak merokok
4. Tidak minum-minuman keras dan narkoba
5. Istirahat yang cukup
6. Mengendalikan stress
7. Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan
II. Perawatan kesehatan komunitas; pengertian dan tahapan pencegahan
A. Pengetian Kesehatan Komunitas
Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus
yang merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan
masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan
masyarakat secara keseluruhan guns meningkatkan kesehatan, penyempumaan
kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pence-gahan penyakit dan
bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai
masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.
Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan kepera¬watan profesional
yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pads kelompok resiko
tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin
keterjangkauan pela¬yanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien
sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan
keperawatan
B. Tahapan Pencegahan Kesehatan Komunitas
Tahapan pencegahan intervensi keperawatan kesehatan komunitas meliputi :
1. Prevensi primer ditujukan bagi orang-orang yang termasuk kelompok risiko
tinggi, yakni mereka yang belum menderita tetapi berpotensi untuk
menderita . Perawat komunitas harus mengenalkan faktor-faktor
berpengaruh terhadap timbulnya dan upaya yang perlu dilakukan untuk
menghilangkan faktor-faktor tersebut sejak masa prasekolah hendaknya
telah ditanamkan pengertian tentang pentingnya latihan jasmani teratur,
pola dan jenis makanan yang sehat, menjaga badan agar tidak terlalu
gemuk, dan risiko merokok bagi kesehatan.
2. Prevensi sekunder bertujuan untuk mencegah atau menghambat timbulnya
penyulit dengan tindakan deteksi dini dan memberikan intervensi
keperawatan sejak awal penyakit. Dalam mengelol, sejak awal sudah harus
diwaspadai dan sedapat mungkin dicegah kemungkinan terjadinya penyulit
menahun. Penyuluhan mengenai dan pengelolaannya secara mandiri
memegang peran penting untuk meningkatkan kepatuhan pasien. Sistem
rujukan yang baik akan sangat mendukung pelayanan kesehatan primer
yang merupakan ujung tombak pengelolaan .
3. Prevensi tersier. Apabila sudah muncul penyulit menahun , maka perawat
komunitas harus berusaha mencegah terjadinya kecacatan/komplikasi
lebih lanjut dan merehabilitasi pasien sedini mungkin, sebelum kecacatan
tersebut menetap. Pendidikan kesehatan bertujuan untuk melindungi upaya
rekonstitusi, yaitu: mendorong untuk patuh mengikuti program PKP ,
pendidikan kesehatan kepada dan keluarga untuk mencegah hipoglikemi
terulang dan melihara stabilitas klien.

III. Pelayanan Kesehatan Utama (PKU).


Pelayanan Kesehatan Utama (PKU) atau Primary Health Care adalah suatu strategi
yang dapat menjamin kesehatan masyarakat yang paling dasar. Pelayanan Kesehatan
Utama bertujuan untuk mengatasi masalah kesehatan dasar dalam masyarakat melalui
upaya pencegahan, peningkatan kesehatan, pengobatan dan pemulihan dengan
menggunakan teknologi tepat guna, melalui pendekatan multisektoral dan distribusi
merata. Pelayanan kesehatan utama diberikan dengan sasaran pada individu, keluarga
dan masyarakat dengan prinsip mengikutsertakan masyarakat secara aktif dalam
kegiatan pelayanan kesehatan.  
A. Tujuan dan strategi
Sasaran pelayanan kesehatan utama adalah individu, keluarga / kelompok
dan masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder dan tersier. Oleh
karenanya pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan perkembangan sosial
akan membantu masyarakat dalam mendorong semangat untuk merawat diri
sendiri, hidup mandiri dan menentukan nasibnya sendiri dalam menciptakan
derajat kesehatan yang optimal.
Strategi pelayanan kesehatan utama adalah memotivasi masyarakat agar
dapat merawat dan mengatur diri sendiri dalam memelihara kesehatan. Ada 8
(delapan) unsur utama pelayanan kesehatan utama yaitu; peningkatan
pengetahuan untuk mengatasi dan mencegah masalah kesehatan, peningkatan
gizi masyarakat, kesehatan ibu dan anak termasuk KB, penyediaan air yang
mempunyai syarat kesehatan, sanitasi yang baik, imunisasi, tindakan preventif dan
kontrol terhadap penyakit endemik lokal, tindakan yang tepat terhadap penyakit
yang terjadi dan penggunaan obat tradisional dalam masyarakat.

B. Upaya promosi kesehatan


Tanggung jawab upaya perawat dalam sistem pelayanan kesehatan utama
adalah:
1. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan
implementasi pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan.
2. Kerjasama dengan masyarakat, keluarga dan individu.
3. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan tehnik self care pada masyarakat.
4. Memberikan bimbingan dan dukungan pada petugas pelayanan kesehatan
dan kepada masyarakat.
5. Koordinasi kegiatan kebijaksanaan tentang kesehatan masyarakat.  

Prinsip dalam pelayanan kesehatan utama berorientasi pada distribusi


pelayanan kesehatan yang merata. Melibatkan masyarakat, menggunakan
teknologi tepat guna (menggunakan sarana atau fasilitas yang ada didalam
masyarakat itu sendiri), berfokus pada pencegahan dan pendekatan multi sektoral.
Kegiatan dalam pelayanan kesehatan utama meliputi; pendidikan kesehatan
terhadap kesehatan yang pokok, cara penanggulangan dan pencegahan serta
pengobatannya, imunisasi, KIA, KB, perbaikan gizi, pencegahan penyakit menular,
pengadaan obat essensiel, sanitasi dan pengadaan air bersih.

Hubungan konsep pelayanan kesehatan utama dan komunitas adalah untuk


melaksanakan kesehatan masyarakat, mengatur jenjang tingkat pelayanan
kesehatan menadi tingkat rumah tangga (individu atau keluarga), tingkat
masyarakat (pimpinan atau tokoh masyarakat), tingkat rujukan pertama (rumah
sakit tipe A dan B), serta menyelenggarakan kerjasama lintas sektoral dan lintas
program yang melibatkan peran serta masyarakat. Peran serta masyarakat
diperlukan dalam hal perorangan. Komunitas sebagai subyek dan obyek
diharapkan masyarakat mampu mengenal, mengambil keputusan dalam menjaga
kesehatannya. Sebagian akhir tujuan pelayanan kesehatan utama diharapkan
masyarakat mampu secara mandiri menjaga dan meningkatkan status kesehatan
masyarakat dimana mereka tinggal.

IV. Program pendidikan kesehatan masyarakat pada masa pandemic covid-19 dan
new normal life melalui upaya kesehatan primer, sekunder, dan tersier
Kesehatan masyarakat adalah ilmu yang berfokus pada ‘preventif’ dan ‘promotif’.
Oleh karena itu, profesi promosi kesehatan atau tenaga promosi kesehatan (promkes)
menjadi salah satu profesi yang menjadi ruh dalam menjalankan praktek kesehatan
masyarakat, khususnya di era pandemi COVID-19.
Mengingat kondisi pandemi COVID-19 yang semakin bertambah jumlahnya, peran
para promotor dan pendidik kesehatan promkes adalah untuk mengkomunikasikan
upaya-upaya kesehatan dalam konteks promotif dan preventif secara luas dan
komprehensif. Salah satunya adalah dengan menerapkan strategi komunikasi dan
perubahan perilaku di era gaya hidup baru atau ‘new normal’ yang saat ini sudah
dijalankan oleh masyarakat umum.
Strategi komunikasi yang dilakukan adalah dengan berfokus pada penerapan
penyampaian pesan kebijakan physical distancing dan penggunaan masker yang
dilakukan untuk proses flattening the curve, yaitu melandaikan kurva dari penderita.
Dalam melakukan strategi komunikasi tersebut dikenal dengan sasaran kelompok
tertentu, yaitu kelompok dengan pengetahuan tinggi dengan tingkat kepedulian yang
tinggi hingga kelompok dengan pengetahuan rendah dan tingkat kepedulian yang
rendah.
Selain dengan strategi komunikasi, promosi kesehatan di era pandemi dapat
dilakukan dengan strategi perubahan perilaku, meliputi education, engineering,
enforcement, dan empowerment. Keempat poin strategi perubahan perilaku ini berperan
penting dalam membentuk kebiasaan yang dilakukan masyarakat di era new
normal terhadap pandemi COVID-19.
Upaya kesehatan mencakup kesehatan fisik, mental, termasuk intelegensia dan
sosial. Terdapat tiga tingkatan upaya, yaitu upaya kesehatan tingkat pertama/primer,
upaya kesehatan tingkat kedua/sekunder, dan upaya kesehatan tingkat ketiga/tersier.
Upaya kesehatan diselenggarakan secara terpadu, berkesinambungan, dan paripurna
melalui sistem rujukan.
1. Upaya kesehatan primer
Upaya kesehatan primer terdiri atas dua bentuk upaya sebagai berikut.
a) Pelayanan kesehatan perorangan primer
Pelayanan kesehatan perorangan primer adalah pelayanan kesehatan sejak
kontak pertama secara perorangan sebagai proses awal pelayanan
kesehatan. Penekanannya pada pemberian layanan pengobatan, pemulihan
tanpa mengabaikan upaya peningkatan dan pencegahan, termasuk di
dalamnya pelayanan kebugaran dan gaya hidup sehat (healthy life style).
Pelayanan kesehatan perorangan primer diselenggarakan oleh tenaga
kesehatan berkompetensi seperti yang ditetapkan, sesuai dengan ketentuan
yang berlaku serta dapat dilaksanakan di rumah, tempat kerja, maupun
fasilitas pelayanan kesehatan perorangan primer, baik Puskesmas dan
jejaringnya, fasilitas pelayanan kesehatan lainnya milik pemerintah,
masyarakat, maupun swasta. Dilaksanakan dengan dukungan pelayanan
kesehatan perorangan sekunder dalam sistem rujukan yang timbal balik.
Penyelenggaraannya berdasarkan kebijakan pelayanan kesehatan yang
ditetapkan oleh Pemerintah dengan memperhatikan masukan dari
Pemerintah Daerah, organisasi profesi, dan/atau masyarakat. Selain itu,
dapat diselenggarakan sebagai pelayanan yang bergerak (ambulatory),
menetap, atau dapat dikaitkan dengan tempat kerja, seperti klinik
perusahaan atau dapat disesuaikan dengan lingkungan atau kondisi tertentu
(kesehatan matra, seperti: kesehatan haji, kesehatan pada penanggulangan
bencana, kesehatan transmigrasi, kesehatan di bumi perkemahan,
kesehatan dalam penanggulangan gangguan keamanan dan ketertiban
masyarakat, kesehatan dalam operasi dan latihan militer di darat, kesehatan
kelautan dan bawah air, kesehatan kedirgantaraan atau penerbangan, dan
kesehatan dalam situasi khusus dan/atau serba berubah).
Pemerintah wajib menyediakan pelayanan kesehatan perorangan primer di
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sesuai
kebutuhan, terutama bagi masyarakat miskin, daerah terpencil, perbatasan,
pulau-pulau terluar dan terdepan, serta yang tidak diminati swasta.
Pembiayaan pelayanan kesehatan perorangan primer untuk penduduk
miskin dibiayai oleh Pemerintah, sedangkan golongan ekonomi lainnya
dibiayai dalam sistem pembiayaan yang diatur oleh Pemerintah.
b) Pelayanan kesehatan masyarakat primer (PKMP)
Pelayanan kesehatan masyarakat primer adalah pelayanan peningkatan dan
pencegahan tanpa mengabaikan pengobatan dan pemulihan dengan
sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat. Penyelenggaraan pelayanan
kesehatan masyarakat primer menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang pelaksanaan operasionalnya dapat didelegasikan
kepada Puskesmas, dan/atau fasilitas pelayanan kesehatan primer lainnya
yang diselenggarakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah dan/atau
masyarakat. Pembiayaan pelayanan kesehatan masyarakat primer
ditanggung oleh Pemerintah/Pemerintah Daerah bersama masyarakat,
termasuk swasta.
Pemerintah/Pemerintah Daerah wajib melaksanakan dan membiayai
pelayanan kesehatan masyarakat primer yang berhubungan dengan prioritas
pembangunan kesehatan melalui kegiatan perbaikan lingkungan,
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dan kematian, serta paliatif.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat primer didukung kegiatan
lainnya, seperti surveilans, pencatatan, dan pelaporan yang diselenggarakan
oleh institusi kesehatan yang berwenang. Pemerintah/Pemerintah Daerah
dapat membentuk fasilitas pelayanan kesehatan yang secara khusus
ditugaskan untuk melaksanakan upaya kesehatan masyarakat sesuai
keperluan. Pembentukan fasilitas pelayanan kesehatan tersebut dilakukan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat primer mendukung
upaya kesehatan berbasis masyarakat dan didukung oleh pelayanan
kesehatan masyarakat sekunder. Dalam pelayanan kesehatan perorangan
termasuk pula pelayanan kesehatan berbasis masyarakat dalam bentuk
seperti Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) dan pengobatan tradisional,
alternatif dan komplementer yang secara ilmiah telah terbukti terjamin
keamanan dan khasiatnya

2. Upaya Kesehatan Sekunder

Upaya Kesehatan Sekunder adalah upaya kesehatan rujukan lanjutan, yang terdiri
atas pelayanan kesehatan perorangan sekunder dan pelayanan kesehatan
masyarakat sekunder.

a) Pelayanan Kesehatan Perorangan Sekunder (PKPS)

Pelayanan kesehatan perorangan sekunder adalah pelayanan kesehatan


spesialistik yang menerima rujukan dari pelayanan kesehatan perorangan
primer, yang meliputi rujukan kasus, spesimen, dan ilmu pengetahuan serta
dapat merujuk kembali ke fasilitas pelayanan kesehatan yang dirujuk.
Pelayanan kesehatan perorangan sekunder dilaksanakan oleh dokter
spesialis atau dokter yang sudah mendapatkan pendidikan khusus dan
mempunyai izin praktik serta didukung tenaga kesehatan lainnya yang
diperlukan, di tempat kerja maupun fasilitas pelayanan kesehatan
perorangan sekunder, baik rumah sakit setara kelas C maupun fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya milik Pemerintah. Selain itu, pelayanan
kesehatan perorangan sekunder dapat dijadikan sebagai wahana pendidikan
dan pelatihan tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan pendidikan dan
pelatihan.

b) Pelayanan Kesehatan Masyarakat Sekunder (PKMS)

Pelayanan kesehatan masyarakat sekunder menerima rujukan kesehatan


dari pelayanan kesehatan masyarakat primer dan memberikan fasilitasi
dalam bentuk sarana, teknologi, dan sumber daya manusia kesehatan serta
didukung oleh pelayanan kesehatan masyarakat tersier. Penyelenggaraan
pelayanan ini menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dan/atau Provinsi sebagai fungsi teknisnya, yakni melaksanakan pelayanan
kesehatan masyarakat yang tidak sanggup atau tidak memadai dilakukan
pada pelayanan kesehatan masyarakat primer. Dalam penanggulangan
penyakit menular yang tidak terbatas pada suatu batas wilayah administrasi
pemerintahan (lintas kabupaten/kota), maka tingkat yang lebih tinggi
(provinsi) yang harus menanganinya.

3. Upaya Kesehatan Tersier

Upaya kesehatan tersier adalah upaya kesehatan rujukan unggulan yang terdiri
atas pelayanan kesehatan perorangan tersier dan pelayanan kesehatan
masyarakat tersier.

a) Pelayanan Kesehatan Perorangan Tersier (PKPT).

Pelayanan kesehatan perorangan tersier menerima rujukan subspesialistik


dari pelayanan kesehatan di bawahnya, dan dapat merujuk kembali ke
fasilitas pelayanan kesehatan yang rujukannya dilaksanakan oleh dokter
subspesialis atau dokter spesialis yang telah mendapatkan pendidikan
khusus atau pelatihan serta mempunyai izin praktik yang didukung oleh
tenaga kesehatan lainnya yang diperlukan. Pelayanan kesehatan ini
dilaksanakan di rumah sakit umum, rumah sakit khusus setara kelas A dan
B, baik milik Pemerintah, Pemerintah Daerah maupun swasta yang mampu
memberikan pelayanan kesehatan subspesialistik dan juga termasuk klinik
khusus, seperti pusat radioterapi. Pelayanan kesehatan perorangan tersier
wajib melaksanakan penelitian dan pengembangan dasar maupun terapan
dan dapat dijadikan sebagai pusat pendidikan dan pelatihan tenaga
kesehatan sesuai dengan kebutuhan.

b) Pelayanan Kesehatan Masyarakat Tersier (PKMT)

Pelayanan kesehatan masyarakat tersier menerima rujukan kesehatan dari


pelayanan kesehatan masyarakat sekunder dan memberikan fasilitasi dalam
bentuk sarana, teknologi, sumber daya manusia kesehatan, serta rujukan
operasional, melakukan penelitian dan pengembangan bidang kesehatan
masyarakat, penapisan teknologi, serta produk teknologi yang terkait.
Pelaksana pelayanan kesehatan masyarakat tersier adalah Dinas Kesehatan
Provinsi, unit kerja terkait di tingkat provinsi, Kementerian Kesehatan, dan
unit kerja terkait di tingkat nasional. Pelaksanaan pelayanan ini menjadi
tanggung jawab Dinas Kesehatan Provinsi dan Kementerian Kesehatan
yang didukung dengan kerja sama lintas sektor. Institusi pelayanan
kesehatan masyarakat tertentu secara nasional dapat dikembangkan untuk
menampung kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai