LP NAVY D SATRIO (HIPERTENSI) Idaman
LP NAVY D SATRIO (HIPERTENSI) Idaman
DISUSUN OLEH :
NAMA :
NIM :
TINGKAT :
SEMESTER :
Menyetujui
Pembimbing Lahan
Pembimbing Akademik
Ernawati,S.Kep,Ns
NIP : 197404032001120
Risdianto,S.kep,Ns
NIP. 197406181995021001
HIPERTENSI
Besarnya tekanan darah selalu dinyatakan dengan dua angka. Angka yang
pertama menyatakan tekanan sistolik, yaitu tekanan yang dialami dinding pembuluh
darah ketika darah mengalir saat jantung memompa darah keluar dari jantung.
Angka yang kedua di sebut diastolic yaitu angka yang menunjukkan besarnya
tekanan yang dialami dinding pembuluh darah ketika darah mengalir masuk kembali
ke dalam jantung.
Tekanan sistolik diukur ketika jantung berkontraksi, sedangkan tekanan
diastolic diukur ketika jantung mengendur (relaksasi). Kedua angka ini sama
pentingnya dalam mengindikasikan kesehatan kita, namun dalam prakteknya,
terutama buat orang yang sudah memasuki usia di atas 40 tahun, yang lebih riskan
adalah jika angka diastoliknya tinggi yaitu diatas 90 mmHg.
C. ETIOLOGI
Menurut Smeltzer (2013), berdasarkan penyebab terjadinya, hipertensi terbagi
atas dua bagian, yaitu :
a. Hipertensi Primer (Esensial)
Jenis hipertensi primer sering terjadi pada populasi dewasa antara 90% - 95%.
Hipertensi primer, tidak memiliki penyebab klinis yang dapat diidentifikasi, dan juga
kemungkinan kondisi ini bersifat multifaktor (Smeltzer, 2013; Lewis, Dirksen,
Heitkemper, & Bucher, 2014). Hipertensi primer tidak bisa disembuhkan, akan tetapi
bisa dikontrol dengan terapi yang tepat. Dalam hal ini, faktor genetik mungkin
berperan penting untuk pengembangan hipertensi primer dan bentuk tekanan darah
tinggi yang cenderung berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun (Bell,
Twiggs, & Olin, 2015).
b. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder memiliki ciri dengan peningkatan tekanan darah dan disertai
penyebab yang spesifik, seperti penyempitan arteri renalis, kehamilan, medikasi
tertentu, dan penyebab lainnya. Hipertensi sekunder juga bisa bersifat menjadi akut,
yang menandakan bahwa adanya perubahan pada curah jantung (Ignatavicius,
Workman, & Rebar, 2017).
F. MANIFESTASI KLINIS
Hipertensi sulit dideteksi oleh seseorang sebab hipertensi tidak memiliki
tanda/ gejala khusus. Gejala-gejala yang mudah untuk diamati seperti terjadi pada
gejala ringan yaitu pusing atau sakit kepala, cemas, wajah tampak kemerahan,
tengkuk terasa pegal, cepat marah, telinga berdengung, sulit tidur, sesak napas,
rasa berat di tengkuk, mudah lelah, mata berkunang-kunang, mimisan (keluar darah
di hidung) (Fauzi, 2014; Ignatavicius, Workman, & Rebar, 2017).
G. PATHWAYS
Skema 2.1 Pathway Hipertensi
Beban kerja
J. PENATALAKSANAAN
1. Terapi tanpa obat
a. Mengendalikan berat badan
Penderita hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan dianjurkan untuk
menurunkan berat badannya sampai batas normal.
c. Berhenti merokok
Penting untuk mengurangi efek jangka panjang hipertensi karena asap rokok
diketahui menurunkan aliran darah keberbagai organ dan dapat meningkatkan kerja
jantung.
e. Mengubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan atau kadar kolesterol
darah tinggi.
h. Manfaatkan pikiran
Kita memiliki kemampuan mengontrol tubuh, jauh lebih besar dari yang kita duga.
dengan berlatih organ-organ tubuh yang selama ini bekerja secara otomatis seperti;
suhu badan, detak jantung, dan tekanan darah, dapat kita atur gerakannya.
b. Beta Bloker
Bekerja dengan menurunkan daya pompa jantung sehingga pada gilirannya
menurunkan tekanan darah. Contoh: propanolol 10 mg (inderal, farmadral), atenolol
50, 100 mg (tenormin, farnormin), atau bisoprolol 2,5 & 5 mg (concor).
c. Vasodilator
Bekerja langsung pada pembuluh darah dengan merelaksasi otot pembuluh darah.
e. Calsium Antagonis
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat
kontraksi jantung (kontraktilitas). Contohnya: nifedipin 5 & 10 mg (adalat, codalat,
farmalat, nifedin), diltiazem 30,60,90 mg (herbesser, farmabes).
f. Antagonis Reseptor Angiotensin II
Cara kerjanya dengan menghalangi penempelan zat angiotensin II pada reseptornya
yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Contoh : valsartan (diovan).
g. Diuretic
Obat ini bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat urin) sehingga
volume cairan tubuh berkurang, sehingga mengakibatkan daya pompa jantung
menjadi lebih ringan. Contoh: Hidroklorotiazid.
b. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner / katup,
penyakit serebrovaskuler
Tanda :
- Kenaikan TD
- Nadi : denyutan jelas
- Frekuensi / irama : takikardia, berbagai disritmia
- Bunyi jantung : murmur
- Distensi vena jugularis
- Ekstermitas
Perubahan warna kulit, suhu dingin ( vasokontriksi perifer ), pengisian kapiler
mungkin lambat
c. Integritas Ego
Gejala: Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, marah, faktor
stress multiple ( hubungsn, keuangan, pekerjaan )
Tanda :
- Letupan suasana hati
- Gelisah
- Penyempitan kontinue perhatian
- Tangisan yang meledak
- otot muka tegang ( khususnya sekitar mata )
- Peningkatan pola bicara
d. Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu ( infeksi, obstruksi, riwayat penyakit
ginjal )
e. Makanan / Cairan
Gejala :
- Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam, lemak dan
kolesterol
- Mual
- Muntah
- Riwayat penggunaan diuretik
Tanda :
- BB normal atau obesitas
- Edema
- Kongesti vena
- Peningkatan JVP
f. Neurosensori
Gejala :
- Keluhan pusing / pening, sakit kepala
- Episode kebas
- Kelemahan pada satu sisi tubuh
- Gangguan penglihatan ( penglihatan kabur, diplopia )
- Episode epistaksis
Tanda :
- Perubahan orientasi, pola nafas, isi bicara, afek, proses pikir atau memori ( ingatan )
- Respon motorik : penurunan kekuatan genggaman
- Perubahan retinal optic
g. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala :
- nyeri hilang timbul pada tungkai
- sakit kepala oksipital berat
- nyeri abdomen
h. Pernapasan
Gejala :
- Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas
- Takipnea
- Ortopnea
- Dispnea nocturnal proksimal
- Batuk dengan atau tanpa sputum
- Riwayat merokok
Tanda :
- Distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan
- Bunyi napas tambahan ( krekles, mengi )
- Sianosis
i. Keamanan
Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan
Tanda : Episode parestesia unilateral transien
j. Pembelajaran / Penyuluhan
Gejala :
- Factor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung, DM , penyakit
serebrovaskuler, ginjal
- Faktor resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormon lain
- Penggunaan obat / alcohol
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan
afterload, vasokonstriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia miokard.
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ketidakseimbangan suplai dan
kebutuhan oksigen.
c. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.
Cemas berhubungan dengan krisis situasional sekunder adanya hipertensi yang
diderita klien.
d. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses
penyakit.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d peningkatan afterload ,
vasokontriksi,iskemia miokard, hipertropi ventricular.
- Tujuan : Afterload tidak meningkat , tidak terjadi vasokontriksi, tidak terjadi iskemia
miokard.
- Rasional : Klien berpartisipasi dalam aktifitas yang menurunkan tekanan
darah/beban kerja jantung, mempertahankan TD dalam rentan individu yang dapat
diterima , memperlihatkan norma dan frekwensi jantung stabil dalam rentangnormal
pasien.
Intervensi :
1. Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik yang tepat.
2. Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer.
3. Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas.
4. Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler.
5. Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas.
6. Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditemapt tidur/kursi
7. Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan
8. Lakukan tindakan yang nyaman spt pijatan punggung dan leher
9. Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan
10. Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah
11. Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi.
D. EVALUASI
Evaluasi adalah hasil akhir dari tindakan proses keperawatan yang menandakan
seberapa jauh diagnose keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaan sudah
berhasil dicapai. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan dan respon klien
terhadap perencanaan implementasi keperawatan. Evaluasi keperawatan yang
dilakukan terhadap masalah Hipertensi :
6. Setiati, Siti., Dkk. (2015). Buku Ajar : Ilmu Penyakit Dalam Edisi keenam Jilid
II.Jakarta: InternaPublishing.
A. Biodata
1. Nama : Tn, A
4. Alamat : jl Purnasakti no 56
6. Agama/keyakinan : Islam
9. No. RM :-
B. Penanggungjawab
1. Nama : Ny, S
2. Usia : 56 th
3. Keadaan penyakit apakah sudah membaik, parah atau tetap sama dengan
sebelumnya? Tn,A mengatakan sudah membaik dan kadang timbul
motor
-------------------
: Laki – Laki
: Perempuan
: Pasien
IV. KEADAAN UMUM KLIEN
A. Penampilan umum
4. Tinggi badan : 160 berat badan : 65 kg gaya berjalan : Tanpa alat bantu
B. Tanda-tanda Vital
1. Suhu : 36,5oC
2. Nadi : 80
3. Pernapasan : 20 x / menit
A. Penyebab nyeri
1. Tn,A mengatakan jatuh dari sepeda motor dan kepala terbentur aspal
B. Regional ( Daerah )
C. Intensitas Nyeri
V. pemeriksaan diagnostik
- Tn,A mengatakan
pusing seperti di tusuk
tusuk
DO :
- Wajah Tn,A Terlihat
gelisah menahan nyeri
- TD : 150/100mmHg
N: 80x/menit
S: 36,5 c
R: 20x/menit
RENCANA KEPERAWATAN
S : px
bersedia di
anjurkan nafas
dalam
O : pasien
Nampak
mengikuti
A : masalah
teratasi
P : lanjutkan
inter;vensi
CATATAN PERKEMBANGAN
TD : 140 / 90
N : 80 x/ menit
RR : 20x/ menit
S : 36,0oC
P : Lanjutkan intervensi
pemberian nafas dalam dan
kolaborasi dalam pemberian
obat
YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA
AKADEMI KEPERAWATAN
“KESDAM VI/TANJUNGPURA”
NIM : 11409719051
WILAYAH : BANJARMASIN
PUSKESMAS :-
Tanda tangan
Tanda tangan KK/anggota atau Materi
No Hari/Tanggal
mahasiswa pembimbing kunjungan/bimbingan
akademik
1. 3 SEP 2020
2. 5 SEP 2020
YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA
AKADEMI KEPERAWATAN
“KESDAM VI/TANJUNGPURA”
NIM : 11409719051
WILAYAH : BANJARMASIN
PUSKESMAS :-
Dokumentasi
YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA
AKADEMI KEPERAWATAN
“KESDAM VI/TANJUNGPURA”
NIM : 11409719051
tanda tangan
No Hari / Tanggal Keterampilan Tindakan
pembimbing
Dokumentasi
LEMBAR PERSETUJUAN
NAMA :
NIM : 11409719
KLS : 1B
DESPIYADI,S.Kep,Ns
NIDN 056637120