Tugas ini ditulis Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Promosi Kesehatan
Dosen Pengampu:
Ns. Suanda Saputra, M.Kep.
Disusun Oleh :
Program/Tingkat : D3 Keperawatan
HAS IL PRODUK
MATERI PENILAIAN
YA TIDAK
1. Sasaran:
a. mengambarkan sifat/karakter sasaran
b. menggambarkan jumlah sasaran
5. Diagnosa Keperawatan,
a. sesuai dengan hasil pengkajian pada
sasaran dan
b. topik yang diangkat
c. sesuai dengan kaidah penulisan Dx.
Perawatan
6. Analisa Situasi:
Mengambarkan data yang mendukung masalah
dan atau penyebab pada kebutuhan belajar
sasaran.
7. Rumusan Tujuan
a. sesuai kebutuhan belajar/topik
b. mengandung unsur Audience, Behavior,
Condition dan Degree (spesifik dan
terukur)
c. Sesuai dengan batasan waktudapat
dievaluasi
Hasil Observasi
PENAMPILAN PRAKTIK
Ya Tidak
1. Kegiatan Pendahuluan (bobot 1)
a. Melakukan pembukaan dengan
tepat
b. Menggali kemampuan
klien/sasaran
c. Menjelaskan tujuan
d. Tidak kaku/familiar/percaya diri
e. Komunikatif
Nilai : x 100%/15 =
Sub Pokok Bahasan : penanganan ibu hamil usia remaja dan kompikasi yang dapat ditimbulkan
Waktu : 1x 30 menit
Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada wanita usia antara 14- 19 tahun baik
melalui proses pra nikah atau nikah (Manuaba, 2007). Kehamilan remaja adalah kehamilan yang
terjadi sebelum usia 19 tahun. Kehamilan ini biasanya tidak direncanakan dan di luar nikah.
Kehamilan remaja masih dipandang sebagai hambatan secara sosial, ekonomi, psikologis dan
pendidikan bagi ibu. 7% dari semua kelahiran terjadi pada remaja. (Muscari, 2005)
Kehamilan usia dini memuat risiko yang tidak kalah berat. Pasalnya, emosional ibu belum
stabil dan ibu mudah tegang. Sementara kecacatan kelahiran bisa muncul akibat ketegangan saat
dalam kandungan, adanya rasa penolakan secara emosional ketika si ibu mengandung bayinya.
B. Angka Kejadian
Menurut Survei Kesehatan Remaja Republik Indonesia (2007) remaja usia 15-24 tahun yang
tahu tentang masa subur sebesar 65%, remaja perempuan yang tidak mengetahui sama sekali
perubahan yang terjadi pada remaja laki-laki sebanyak 21%, hanya 10% remaja pria yang tahu masa
subur wanita dan baru 63% remaja yang mengetahui jika melakukan hubungan seksual sekali beresiko
kehamilan. Sedangkan remaja yang memiliki teman untuk melakukan hubungan seks pranikah
mencapai 82% dan remaja mempunyai teman seks dan hamil sebelum menikah mencapai 66%.
Berdasarkan survei Riskesdas (2013) angka kehamilan penduduk perempuan 10-54 tahun
adalah 2,68 persen, terdapat kehamilan pada umur kurang 15 tahun, meskipun sangat kecil (0,02%)
dan kehamilan pada umur remaja (15-19 tahun) sebesar 1,97 persen.
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2012
membuktikan bahwa angka fertilitas remaja (AFR) pada kelompok usia 15-19 tahun mencapai 48 dari
1.000 kehamilan (Fanaurora, 2013)
Sebuah penelitian Australian National University (ANU) bekerja sama dengan Pusat
Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia (UI) pada tahun 2010 bertempat di Jakarta, Tangerang.
Penelitian ini diterapkan kepada 3.006 responden berusia 17-24 tahun, ternyata 20% remaja hamil dan
melahirkn sebelum menikah (Fanaurora, 2013).
b. Etiologi
1. Faktor medis
Adapun faktor medis yang mempengaruhi kehamilan resiko tinggi yaitu penyakit ibu dan
janin, belum matangnya organ reproduksi, kelainan obstetrik, gangguan plasenta,
gangguan tali pusat, komplikasi janin, penyakit neonatus, dan kelainan genetic.
2. Faktor non medis
a) Faktor agama dan iman
Kurangnya penanaman nilai-nilai agama berdampak pada pergaulan bebas dan
berakibat remaja dengan gampang melakukan hubungan suami isteri di luar nikah
sehingga terjadi kehamilan, pada kondisi ketidaksiapan berumah tangga dan untuk
bertanggung jawab.
b) Faktor lingkungan
1) Orang tua
Kurangnya perhatian khususnya dari orang tua remaja untuk dapat memberikan
pendidikan seks yang baik dan benar. Dimana dalam hal ini orang tua bersikap
tidak terbuka terhadap anak bahkan cenderung membuat jarak dengan anak
dalam masalah seksual.
2) Teman, tetangga dan media.
Pergaulan yang salah serta penyampaian dan penyalahgunaan dari media
elektronik yang salah. Dapat membuat para remaja berpikiran bahwa seks
bukanlah hal yang tabu lagi tapi merupakan sesuatu yang lazim.
3) Pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang berlebihan
Pengetahuan seksual yang setengah-setengah mendorong gairah seksual sehingga
tidak bisa dikendalikan. Hal ini akan meningkatkan resiko dampak negatif
seksual. Dalam keadaan orang tua yang tidak terbuka mengenai masalah seksual,
remaja akan mencari informasi tersebut dari sumber yang lain, teman-teman
sebaya, buku, majalah, internet, video atau blue film. Mereka sendiri belum dapat
memilih mana yang baik dan perlu dilihat atau mana yang harus dihindari.
4) Perubahan zaman
Pada zaman modern sekarang ini, remaja sedang dihadapkan pada kondisi
sistem-sistem nilai, dan kemudian sistem nilai tersebut terkikis oleh sistem yang
lain yang bertentangan dengan nilai moral dan agama, seperti fashion dan film
yang begitu intensif sehingga remaja dihadapkan ke dalam gaya pergaulan hidup
bebas, termasuk masalah hubungan seks di luar nikah.
5) Perubahan kadar hormon
Perubahan kadar hormon pada remaja meningkatkan libido atau dorongan
seksual yang membutuhkan penyaluran melalui aktivitas seksual.
Dampak dari kehamilan resiko tinggi pada usia muda, antara lain (Manuaba, 2007):
1. Keguguran.
Keguguran pada usia muda dapat terjadi secara tidak disengaja, misalnya karena terkejut,
cemas, stres. Tetapi ada juga keguguran yang sengaja dilakukan oleh tenaga non
profesional sehingga dapat menimbulkan akibat efek samping yang serius seperti tingginya
angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya dapat menimbulkan
kemandulan.
2. Persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelainan bawaan.
Prematuritas terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi terutama rahim yang belum
siap dalam suatu proses kehamilan, berat badan lahir rendah (BBLR) juga dipengaruhi gizi
saat hamil kurang dan juga umur ibu yang belum menginjak 20 tahun. cacat bawaan
dipengaruhi kurangnya pengetahuan ibu tentang kehamilan, pengetahuan akan asupan gizi
rendah, pemeriksaan kehamilan (ANC) kurang, keadaan psikologi ibu kurang stabil. Selain
itu cacat bawaan juga di sebabkan karena keturunan (genetik) proses pengguguran sendiri
yang gagal, seperti dengan minum obat-obatan (gynecosit sytotec) atau dengan loncat-
loncat dan memijat perutnya sendiri. Ibu yang hamil pada usia muda biasanya
pengetahuannya akan gizi masih kurang, sehingga akan berakibat kekurangan berbagai zat
yang diperlukan saat pertumbuhan dengan demikian akan mengakibatkan makin tingginya
kelahiran prematur, berat badan lahir rendah dan cacat bawaan.
3. Mudah terjadi infeksi.
Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan stress memudahkan terjadi infeksi
saat hamil terlebih pada kala nifas.
4. Anemia kehamilan atau kekurangan zat besi.
Penyebab anemia pada saat hamil di usia muda disebabkan kurang pengetahuan akan
pentingnya gizi pada saat hamil di usia muda.karena pada saat hamil mayoritas seorang ibu
mengalami anemia. tambahan zat besi dalam tubuh fungsinya untuk meningkatkan jumlah
sel darah merah, membentuk sel darah merah janin dan plasenta.lama kelamaan seorang
yang kehilangan sel darah merah akan menjadi anemis.
5. Keracunan kehamilan (gestosis).
Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia makin
meningkatkan terjadinya keracunan hamil dalam bentuk pre-eklampsia atau eklampsia.
Pre-eklampsia dan eklampsia memerlukan perhatian serius karena dapat menyebabkan
kematian.
7. Disproporsi fetopelvis
Kehamilan pada remaja biasanya menghadapi banyak krisis psikologis selama kehamilan
(Muscari : 2005) :
1. Menyadari kehamilannya dan menginformasikannya kepada pasangan serta orang tua
2. Keputusan untuk mengandung janin sampai lahir atau melakukan aborsi
3. Menyiapkan kebutuhan keuangan, medis dan nutrisi
4. Menghadapi hubungan interpersonal di rumah dan di sekolah
5. Keputusan untuk membesarkan sendiri bayinya atau untuk adopsi
6. Koping terhadap perubahan gambaran tubuh
7. Koping terhadap masalah keterikatan dan menjadi orang tua.
d. Manifestasi klinis
Pada ibu yang memiliki risiko tinggi dalam kehamilan memiliki tanda bahaya sebagai berikut:
1. Muntah terus menerus, tidak bisa makan
2. Perdarahan
3. Pucat pada konjungtiva, muka, telapak tangan menunjukkan anemia (kekurangan darah)
4. Demam tinggi, biasanya karena infeksi
5. Keluar air ketuban sebelum waktunya
6. Bayi dalam kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak.
e. Penatalaksanaan
1. Melakukan skrining atau deteksi dini resiko tinggi ibu hamil atau dengan macam faktor
resiko
2. Menentukan ibu resti dengan pengertian kemungkinan terjadinya resiko kehamilan
atau kesakitan pada ibu dan bayi
3. Memantau kondisi ibu dan janin selama kehamilan
4. Mencatat dan melapor keadaan kehamilan
5. Memberi pedoman penyuluhan untuk persalinan aman berencana
6. Rujukan dini berencana atau rujukan in utera.
G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
No Kegitan Waktu
Penyuluhan Peserta Media
H. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
Mahasiswa dapat menjelaskan kembali hal-hal yang telah diterangkan oleh penyuluh,
berupa :
A. Pengertian kehamilan remaja pada ibu hamil
B. Komplikasi yang dapat ditimbulkan pada ibu hamil
C. Penatalaksanaan ibu hamil pada usia remaja
D. Informasi seputar kehamilan usia remaja
2. Evaluasi Proses
a. Peserta aktif bertanya
b. Peserta merasa senang mengikuti penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
No. Respons
Evaluasi Lisan Nilai
Audiens
1. Pengertian
2. Etiologi
- Factor medis
- Factor non medis
3. Komplikasi
4. Manifestasi
5. Pelaksanaan
I. MEDIA
1. Leaflet
2. Power Point