Anda di halaman 1dari 7

FORMAT PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN

MODIFIKASI MODEL INTERNATIONAL DEVELOPMENT INSTITUTE (IDI)

Topik :Mencegah kenaikan angka Stunting


Tempat : Wilayah Desa Kubangjati
Waktu : Ahad, 07 Mei 2023
Sasaran : Ibu- ibu
Penyuluh/pengajar : Camelia Zahrah

I. Tahap Pembatasan (Tahap Define)


A. Identifikasi masalah s
Permasalahan meningkatnya angka kasus stunting di desa Kubangjati kecamatan
ketanggungan, kabupaten Brebes merupakan permasalahan utama pada balita
yang harus di tangani. Karna kurangnya pengetahuan tentang stunting dan
dampaknya pada pertumbuhan anak dan perkembangan anak.

B. Analisis setting
 Sasaran dari penyukuhan ini adalah masyarakat sekitar khususnya bagi
ibu-ibu
 kondisi masyarakat yang kurang akan pemahaman masyarakat tentang
bagaimana penanganan kasus stunting secara baik dan bagaimana
pencegahan agar menurunnya kasus tersebut.

C. Pengelolaan
Hari/Tanggal : Ahad, 07 mei 2023
Waktu : 09:00 – 11:00
Tempat : Balai Desa kubangjati

II. Tahap Pengembangan (Tahap Develop)


A. Identifikasi tujuan instruksional
1. tujuan instruksional umum (TIU) outcome/akhir
setelah dilakukan penyuluhan, maka di harapkan untuk para ibu- ibu di wilayah
desa kubangjati mampu melakukan upaya pencegahan mengenai stunting.

2. tujuan instruksional khusus (TIK)


- Mengidentifikasi masyarakat di sekitar wilayah desa kubangjati
- Mau melakukan pemeriksaan untuk para ibu hamil
- Melakukan perilaku hidup sehat

B. Materi instruksional (outline)


1. Definisi stunting
2. Factor pengaruh stunting
3. Cara pemcegahan stunting

C. Metode instruksional
1. Penjelasan dan tanya jawab
D. Media instruksional
1. Poster
2. Ppt dan LCD
E. Kegiatan belajar-mengajar

Tahap kegiatan & waktu Kegiatan pengajar Kegiatan peserta didik


Pembukaan: 10 Menit 1. Membuka kegiatan - Menjawab salam
dengan : - Mendengarkan
- Salam
- Berdoa
2. Memperkenalkan diri
3. Memberitahukan
materi yang akan
diberikan
4. Menjelaskan tujuan
penyuluhan
5. Apersepsi

Kegiatan inti: 100 Menit Penyampaian materi: - Memperhatikan materi


- Definisi atau topik yang
- Factor penyebab dijelaskan
- Cara penanganan - Menanyakan materi
yang belum dipahami
Penutup: 10 Menit - Kesimpulan - Menjawab pertanyaan
- Evaluasi/refleksi - Memperhatikan
- Doa - Memperdalam materi
- Salam penutup atau topik yang telah
dijelaskan
-
- Menjawab salam

III.Tahap Evaluasi (Tahap Evaluate)


A. Prosedur evaluasi
 Evaluasi proses
1. Proses penyuluhan dapat berjalan dengan lancer dan masyarakat mampu
memahami materi yang diberikan oleh peserta
2. Masyarakat sangat memperhatikan materi yang diberikan
3. Selama proses penyuluhan diharapkan terjadinya interaksi antara pengajar atau
peserta penyuluhan dengan sasaran atau masyarakat
4. Peserta penyuluhan diharapkan hadir dan tidak ada yang meninggalkan tempat
kegiatan selama acara berlangsung

 Evaluasi Hasil
1. Jangka pendek
Masyarakat mengerti 85% dari apa yang telah di sampaikan dan mampu
menjawab pertanyaan dalam bentuk lisan yang di sampaikan oleh
pemateri
2. Jangka pendek
Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pada ibu-ibu dan masyarakat
bahwa sangat pentingnya bagi ibu” mangetahui tentang ap aitu stunting
dan apa penyababnya.
B. Alat evaluasi (jenis tes)
Tanya jawab
C. Soal-soal tes
1. Apa itu stunting?
2. Apa penyabab dari terjadinya stunting?
3. Bagaimana cara mengatasi pertumbuhan dan perkembangan anak yang baik?
4. Apa factor penyabab stunting?
5. Siapa yang harus menghindari terjadinya stunting?
------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Referensi:
Abeway, S., Gebremichael, B., Murugan, R., Assefa, M., & Adinew, Y. M. (2018).
Stunting and Its Determinants among Children Aged 6–59 Months in Northern
Ethiopia: A Cross-Sectional Study. Journal of Nutrition and Metabolism, 2018, 8.
http://dx.doi.org/10.1155/2018/1078480

STUNTING

1. Pengertian Stunting
Stunting adalah keadaan dimana tinggi badan berdasarkan umur rendah, atau keadaan
dimana tubuh anak lebih pendek dibandingkan dengan anak – anak lain seusianya
(MCN, 2009). Stunted ditandai dengan terlambatnya pertumbuhan anak yang
mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tinggi badan yang normal dan sehat sesuai
usia anak. Stunted merupakan kekurangan gizi kronis atau kegagalan pertumbuhan
dimasa lalu dan digunakan sebagai indikator jangka panjang untuk gizi kurang pada
anak.

2. Penyebab Stunting Pada Anak


Menurut beberapa penelitian, kejadian stunted pada anak merupakan suatu proses
kumulatif yang terjadi sejak kehamilan, masa kanak-kanak dan sepanjang siklus
kehidupan. Pada masa ini merupakan proses terjadinya stunted pada anak dan peluang
peningkatan stunted terjadi dalam 2 tahun pertama kehidupan.
a. Faktor gizi ibu sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab tidaklangsung
yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin. Ibu
hamil dengan gizi kurang akan menyebabkan janin mengalami intrauterine
growth retardation (IUGR), sehingga bayi akan lahir dengan kurang gizi, dan
mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
b. Anak-anak yang mengalami hambatan dalam pertumbuhan disebabkan kurangnya
asupan makanan yang memadai dan penyakit infeksi yang berulang, dan
meningkatnya kebutuhan metabolic serta mengurangi nafsu makan, sehingga
meningkatnya kekurangan gizi pada anak. Keadaan ini semakin mempersulit
untuk mengatasi gangguan pertumbuhan yang akhirnya berpeluang terjadinya
stunted
c. banyak kebiasaan buruk dan persepsi salah yang masih dilakukan oleh masyarakat
di lingkungannya. "Antara lain tak memberikan ASI eksklusif pada bayinya.
d. Menurut UNICEF, penyebab utama gizi buruk dan stunting adalah kemiskinan.
e. Anak stunting juga dikaitkan dengan budaya dan pengetahuan masyarakat akan
gizi. Namun kedua faktor ini masih belum menjadi faktor penyebab utama
kemiskinan.
f. Pemenuhan gizi yang kurang pada masyarakat dengan kemiskinan merupakan
salah satu biang kerok munculnya anak stunting. Karena pola makan sering kali
seiring dengan kondisi kesejahteraan. Konsumsi ikan laut masyarakat masih
rendah, padahal protein dan omega yang dikandung sangat bermanfaat bagi anak.
Sangat ironis memang, karena Indonesia merupakan negara bahari.

3. Ciri-ciri Stunting Pada Anak


a. Anak yang stunted, pada usia 8-10 tahun lebih terkekang/tertekan (lebih pendiam,
tidak banyak melakukan eye-contact) dibandingkan dengan anak non-stunted jika
ditempatkan dalam situasi penuh tekanan.
b. Anak dengan kekurangan protein dan energi kronis (stunting) menampilkan
performa yang buruk pada tes perhatian dan memori belajar, tetapi masih baik
dalam koordinasi dan kecepatan gerak.
c. Pertumbuhan melambat, batas bawah kecepatan tumbuh adalah 5cm/tahun
decimal
d. Tanda tanda pubertas terlambat (payudara, menarche, rambut pubis, rambut
ketiak, panjangnya testis dan volume testis
e. Wajah tampak lebih muda dari umurnya
f. Pertumbuhan gigi yang terlambat

4. Pemeriksaan dan Diagnosis


Riwayat Antenatal, Natal dan Postnatal, adanya keterlambatan pertumbuhan dan
masurasi dalam keluarga (pendek, menarche), penyakit infeksi kongential, KMK
(kecil masa kehamilan), penyakit kronis pada organ-organ (saluran cerna,
kaardiovaskular, organ pernafasan dan ginjal)

5. Pencegahan Stunting Pada Anak


Menurut laporan UNICEF (1998) beberapa fakta terkait stunted dan pengaruhnya
adalah sebagai berikut:
a. Anak-anak yang mengalami stunted lebih awal yaitu sebelum usia enam bulan,
akan mengalami stunted lebih berat menjelang usia dua tahun. Stunted yang parah
pada anak-anak akan terjadi deficit jangka panjang dalam perkembangan fisik
dan mental sehingga tidak mampu untuk belajar secara optimal di sekolah,
dibandingkan anak- anak dengan tinggi badan normal. Anak-anak dengan stunted
cenderung lebih lama masuk sekolah dan lebih sering absen dari sekolah
dibandingkan anak-anak dengan status gizi baik. Hal ini memberikan
konsekuensi terhadap kesuksesan anak dalam kehidupannya dimasa yang akan
datang.
b. Stunted akan sangat mempengaruhi kesehatan dan perkembanangan anak. Faktor
dasar yang menyebabkan stunted dapat mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan intelektual. Penyebab dari stunted adalah bayi berat lahir rendah,
ASI yang tidak memadai, makanan tambahan yang tidak sesuai, diare berulang,
dan infeksi pernapasan. Berdasarkan penelitian sebagian besar anak-anak dengan
stunted mengkonsumsi makanan yang berada di bawah ketentuan rekomendasi
kadar gizi, berasal dari keluarga miskin dengan jumlah keluarga banyak,
bertempat tinggal di wilayah pinggiran kota dan komunitas pedesaan.
c. Pengaruh gizi pada anak usia dini yang mengalami stunted dapat mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan kognitif yang kurang. Anak stunted pada usia
lima tahun cenderung menetapsepanjang hidup, kegagalan pertumbuhan anak usia
dini berlanjut pada masa remaja dan kemudian tumbuh menjadi wanita dewasa
yang stunted dan mempengaruhi secara langsung pada kesehatan dan
produktivitas, sehingga meningkatkan peluang melahirkan anak dengan BBLR.
Stunted terutama berbahaya pada perempuan, karena lebih cenderung
menghambat dalam proses pertumbuhan dan berisiko lebih besar meninggal saat
melahirkan.

6. Pencegahan
a. Pemberian ASI secara baik dan tepat disertai dengan pengawasan berat badan
secara teratur dan terus menerus
b. Menghindari pemberian makanan buatan kepada anak untuk mengganti ASI
sepanjang ibu masih mampu menghasilkan ASI, terutama pada usia dibawah
empat bulan
c. Meningkatkan pendapatan keluarga yang dapat dilakukan dengan upaya
mengikutsertakan para anggota keluarga yang sudah cukup umur untuk bekerja
dengan diimbangi dengan penggunaan uang yang terarah dan efisien. Cara lain
yang dapat ditempuh ialah pemberdayaan melalui peningkatan keterampilan dan
kewirausahaan
d. Meningkatkan intensitas komunikasi informasi edukasi (KIE) kepada
masyarakaat, terutama para ibu mengenai pentingnya konsumsi zat besi yang
diatur sesuai kebutuhan. Hal ini dapat dikoordinasikan dengan kegiatan posyandu.

7. Penanggulangan
a. Periode yang paling kritis dalam penanggulangan stunting dimulai sejak janin
dalam kandungan sampai anak berusia 2 tahun yang disebut dengan periode emas
(seribu hari pertama kehidupan). Oleh karena itu perbaikan gizi diprioritaskan
pada usia seribu hari pertama kehidupan yaitu 270 hari selama kehamilannya dan
730 hari pada kehidupan pertama bayi yang dilahirkannya.
b. Secara langsung masalah gizi disebabkan oleh rendahnya asupan gizi dan masalah
kesehatan. Selain itu asupan gizi dan masalah kesehatan merupakan dua hal yang
saling mempengaruhi. Adapun pengaruh tidak langsung adalah ketersediaan
makanan, pola asuh dan ketersediaan air minum (bersih), sanitasi dan pelayanan
kesehatan. Seluruh faktor penyebab ini dipengaruhi oleh beberapa akar masalah
yaitu kelembagaan, politik dan ideologi, kebijakan ekonomi, dan sumberdaya,
lingkungan, teknologi, serta kependudukan.
c. Berdasarkan faktor penyebab masalah gizi tersebut, maka perbaikan gizi
dilakukan dengan dua pendekatan yaitu secara langsung (kegiatan spesifik) dan
secara tidak langsung (kegiatan sensitif). Kegiatan spesifik umumnya dilakukan
oleh sektor kesehatan seperti PMT ibu hamil KEK, pemberian tablet tambah
darah, pemeriksaan kehamilan, imunisasi TT, pemberian vitamin A pada ibu
nifas. Untuk bayi dan balita dimulai dengan inisiasi menyusu dini (IMD), ASI
eksklusif, pemberian vitamin A, pemantauan pertumbuhan, imunisasi dasar,
pemberian MP-ASI. Sedangkan kegiatan yang sensitif melibatkan sektor terkait
seperti penanggulangan kemiskinan, penyediaan pangan, penyediaan lapangan
kerja, perbaikan infrastruktur (perbaikan jalan, pasar), dll
d. Kegiatan perbaikan gizi dimaksudkan untuk mencapai pertumbuhan yang
optimal. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Multicentre Growth Reference
Study (MGRS) Tahun 2005 yang kemudian menjadi dasar standar pertumbuhan
internasional, pertumbuhan anak sangat ditentukan oleh kondisi sosial ekonomi,
riwayat kesehatan, pemberian ASI dan MP-ASI. Untuk mencapai pertumbuhan
optimal maka seorang anak perlu mendapat asupan gizi yang baik dan diikuti oleh
dukungan kesehatan lingkungan.
e. Penanggulangan stunting yang paling efektif dilakukan pada seribu hari pertama
kehidupan, meliputi :
1) Pada ibu hamil
 Memperbaiki gizi dan kesehatan Ibu hamil merupakan cara terbaik dalam
mengatasi stunting. Ibu hamil perlu mendapat makanan yang baik,
sehingga apabila ibu hamil dalam keadaan sangat kurus atau telah
mengalami Kurang Energi Kronis (KEK), maka perlu diberikan makanan
tambahan kepada ibu hamil tersebut.
 Setiap ibu hamil perlu mendapat tablet tambah darah, minimal 90 tablet
selama kehamilan.
 Kesehatan ibu harus tetap dijaga agar ibu tidak mengalami sakit
2) Pada saat bayi lahir
 Persalinan ditolong oleh bidan atau dokter terlatih dan begitu bayi lahir
melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
 Bayi sampai dengan usia 6 bulan diberi Air Susu Ibu (ASI) saja (ASI
Eksklusif)
3) Bayi berusia 6 bulan sampai dengan 2 tahun
 Mulai usia 6 bulan, selain ASI bayi diberi Makanan Pendamping ASI
(MP-ASI). Pemberian ASI terus dilakukan sampai bayi berumur 2 tahun
atau lebih. Bayi dan anak memperoleh kapsul vitamin A, taburia,
imunisasi dasar lengkap.
 Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) harus diupayakan oleh setiap
rumah tangga.

Dengan kata lain stunting dapat diketahui bila seorang balita sudah ditimbang berat
badannya dan diukur panjang atau tinggi badannya, lalu dibandingkan dengan standar,
dan hasilnya berada dibawah normal. Jadi secara fisik balita akan lebih pendek
dibandingkan balita seumurnya.

Anda mungkin juga menyukai