Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KASUS

PSORIASIS VULGARIS

Oleh :

Tika Ayu Saraswati 170070201011166

Pembimbing :
dr. Dhany Prafita Ekasari, Sp.KK

LAB. DERMATOLOGI DAN VENEREOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

RSUD DR. SAIFUL ANWAR

MALANG

2019
BAB 1

PENDAHULUAN

Kata psoriasis berasal dari bahasa Yunani “psora” yang berarti gatal.
Psoriasis merupakan suatu penyakit kulit yang bersifat kronik residif dengan
gambaran klinik bervariasi. Kelainan ini dikelompokkan dalam penyakit
eritroskuamosa dan ditandai bercak-bercak eritema berbatas tegas, ditutupi oleh
skuama tebal berlapis-lapis berwarna putih mengkilat seperti mika disertai
fenomena tetesan lilin, tanda auspitz dan fenomena kobner. Penyakit ini secara
klinis tidak mengancam jiwa dan tidak menular tetapi timbulnya dapat terjadi
pada bagian tubuh manapun sehingga dapat menurunkan kualitas hidup seseorang
bila tidak dirawat dengan baik. (Djuanda,2007)

Penyakit ini terjadi pada semua usia, sering muncul pada usia 15-30 tahun.
Prevalensi psoriasis bervariasi antara 0,1-11,8% diberbagai populasi dunia.
Insiden di asia cenderung rendah (0,4%).tidak ada perbedaa insiden antara pria
dan wanita (Gudjonsson et al., 2008). Onset awal menandakan keparahan penyakit
dan biasanya terdapat riwayat psoriasis pada keluarga. Insiden psoriasis rendah
pada ras amerika-afrika dan jepang. Psoriasis merupakan penyakit yang bersifat
polgenik, jadi ketika orang tua pernah terkena psoriasis makan 8% keturunan akan
muncul psoriasis (wolff, 2013).
Penyebab psoriasis tidak diketahui, tetapi faktor genetik dapat
mempengaruhi timbulnya penyakit ini. Beberapa faktor dapat memicu timbulnya
psoriasis, yaitu stress, konsumsi alkohol, merokok, sinar matahari, adanya
penyakit sistemik seperti infeksi streptococcus dan HIV serta faktor endokrin.
Pada psoriasis vulgaris terjadi percepatan proliferasi sel-sel epidermis
dibandingkan sel-sel pada kulit normal. Pergantian epidermis hanya terjadi dalam
3-4 hari sedangkan turn over epidermis normalnya adalah 28-56 hari. Psoriasis
juga sering dikatakan sebagai penyakit kelainan sel imun dimana sel T menjadi
aktif, bermigrasi ke dermis dan memicu pelepasan sitokin (TNF-α, pada
umumnya) menyebabkan terjadinya inflamasi dan produksi sel kulit yang cepat
(Gudjonsson,2008)
Ada beberapa tipe psoriasis yaitu meliputi psoriasis plak, psoriasis
pustular, psoriasis guttata, psoriasis eritroderma, dan pada lokasi tertentu seperti
psoriasis scalp, psoriasis fleksular, psoriasis pada mukosa oral, psoriasis kuku, dan
psoriasis arthritis. Psoriasis plak atau dikenal juga sebagai psoriasis vulgaris
merupakan tipe yang paling sering dijumpai, ditemukan sekitar 80-90% dari
penderita psoriasis. (Griffiths, 2004)
Pada laporan ini akan dibahas kasus psoriasis vulgaris. Tujuan penulisan
laporan kasus ini adalah untuk memahami gejala dan tanda klinis dari kasus
psoriasis vulgaris sehingga sebagai dokter nantinya mampu mendiagnosa,
memberikan terapi yang tepat dan merujuk bila menemui penyakit ini. Dengan
kita mengetahui secara pasti untuk diagnosis penyakit ini maka diharapkan
prognosis baik untuk penyakit ini.
BAB 2

LAPORAN KASUS

2.1 Identitas Pasien


Nama : Nn risky
Usia : 24 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : perum permata saxophone no 25
Status : belum menikah
No.RM : 6940.07
Pekerjaan : mahasiswi
Agama : islam
Suku Bangsa : jawa
Tanggal Pemeriksaan : 16 Oktober 2018
2.2 Anamnesis (Autoanamnesis)

2.2.1 Keluhan Utama


Bercak merah bersisik pada punggung dan kaki

2.2.2 Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke poli dengan keluhan muncul bercak merah bersisik di
punggung dan kaki kanan dan gatal . Keluhan muncul pertama kali berupa bercak
dan sisik seperti ketombe 8 tahun yang lalu, kemudian bercak muncul kembali
saat ini di punggung dan tungkai bawah kanan Pasien mengaku selama 8 tahun
bercak tersebut sering kambuh-kambuhan .Keluhan disertai rasa gatal (+) di
rasakan setiap saat, panas (-), perih (-) . Kadang-kadang sisik menebal dan
mengelupas sendiri. Saat ini tidak ada keluhan nyeri sendi, batuk pilek maupun
nyeri saat BAK, Pasien mengaku sedang tidak mengkonsumsi obat-obatan
tertentu dan namun saat ini pasien sedang banyak pikiran karena sedang
menyusun tugas akhir.
2.2.3 Riwayat Peyakit Dahulu
Pasien mulai mengalami keluhan yang diderita sejak 8 tahun yang lalu
(tahun 2012). Awalnya keluhan berupa bercak merah, bersisik, dan gatal. Setelah
pasien berobat ke dokter spesialis kulit dan kelamin dinyatakan menderita
psoriasis. Hingga saat ini keluhan pasien sempat berkurang namun tidak pernah
hilang.

2.2.4 Riwayat Keluarga


Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan serupa.
Riwayat DM (-), HT(-), asma (-), penyakit jantung (-)

2.2.5 Riwayat Pengobatan


 Tahun 2012 : awal muncul keluhan, pasien berobat ke dokter spesialis kulit dan
kelamin, dan dinyatakan menderita psoriasis kemuian pasien diberikan obat
(obat minum dan salep) namun pasien lupa nama obatnya. Setelah minum
obatnya keluhan berkurang
 Tahun 2013 : bercak menyebar ke seluruh tubuh dan sisik menebal lalu pasien
di rujuk ke RSCM diberikan mtx 7,5 (3x seminggu)dan salep racikan. Dan
pasien rajin kontrol
 Tahun 2015 : pasien tidak pernah kontrol lalu kambuh kembali pasien berobat
ke alternative.
 Tahun 2018: pasien kambuh lagi pada extremitas lalu ke dokter lain dan
diberikan obat minum dan salep namun pasien lupa nama obatnya. Keluhan
membaik dan pasien rutin mengoleskan vaselin ke daerah bercak
 Tahun 2019 : Setelah itu pada tahun 2019 pasien rutin kontrol ke poli dinoyo...

2.2.6 Riwayat Atopi


Pasien tidak memiliki riwayat biduran. Tidak ada riwayat bersin-bersin saat
terpapar debu/ udara dingin maupun asma. Riwayat alergi makanan dan obat
disangkal.

2.2.7 Riwayat Sosial


Pasien merupakan seorang mahasiswi , sehari-hari berkegiatan di kampus.
Pasien mandi 2x sehari (pagi dan sore) serta selalu mengganti baju setiap selesai
mandi. Pasien tinggal sendiri ngekost .
2.3 Pemeriksaan Fisik
2.3.1 Status Dermatologis
Lokasi: punggung dan kaki kanan
Distribusi: tersebar
Ruam: Plak eritema,multiple,berbatas tegas,bentuk bervariasi ,tepi
ireguler, dilapisi skuama kasar berwarna putih
Auspitz sign (+), fenomena tetesan lilin (+), Koebner sign (+)
Body Surface Area (BSA): ±2%
Geographic tongue (-)
Pitting nail (-), hiperkeratosis kuku (-)
Foto Klinis Pasien

Gambar 1. Foto klinis pasien. Plak eritema,multiple,berbatas tegas,bentuk


bervariasi ,tepi ireguler, dilapisi skuama kasar berwarna putih

2.3.2 Status Generalis


Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis, GCS 456
Tanda Vital : Tekanan Darah : Tidak dilakukan pemeriksaan
Nadi : Tidak dilakukan pemeriksaan
RR : Tidak dilakukan pemeriksaan
Tax : Tidak dilakukan pemeriksaan
Kepala/Leher : Pemeriksaan KGB: Tidak dilakukan pemeriksaan
Geographic tongue (-)
Thorax : Tidak dilakukan pemeriksaan
Abdomen : Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas : Edema -/- , pitting nail (-), hiperkeratosis kuku (-)
-/-

Gambar 3. Pitting nail (-),


hiperkeratosis kuku (-)

2.4 Diagnosis Banding


1. Psoriasis vulgaris
2. Dermatitis seboroik
3. Tinea Corporis

2.5 Diagnosis
Psoriasis vulgaris derajat ringan

2.6 Terapi
1. Emolien
2. desoximetason 0,25% ointment 2 dd ue

2.7 Monitoring dan Edukasi


1. Penjelasan mengenai penyakit psoriasis vulgaris merupakan penyakit yang
tidak menular dengan penyebab yang masih belum diketahui namun faktor
genetik sangat berperan penting dalam penyakit ini.
2. Memberikan penjelasan bahwa pengobatan yang dilakukan hanya
bertujuan untuk mengontrol psoriasis vulgaris dan tidak dapat
menyembuhkan.
3. Memberikan penjelasan untuk menghindari faktor pencetus psoriasis
vulgaris seperti stress, infeksi tenggorokan, infeksi gigi, mengkonsumsi
obat-obatan (contohnya steroid sistemik, lithium oral, antimalaria,
interferon, dan beta blocker), serta menghindari trauma fisik seperti
garukan dan gesekan.
4. Menjelaskan terapi yang diberikan dan efek samping yang dapat terjadi
antara lain iritasi kulit, sensasi panas,kulit kering, striae, hypopigmentasi.
Untuk itu penting untuk rutin kontrol dan mengevaluasi efek terapi,
5. Menjaga higienitas tubuh dan kelembaban kulit.
BAB 4

KESIMPULAN

Telah dilaporkan pasien wanita usia 24 tahun dengan keluhan utama bercak
merah bersisik pada punggung dan kaki. Pada pasien ini dilakukan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan tidak dilakukan pemeriksaan penunjang. Dari hasil
anamnesis didapatkan keluhan muncul bercak merah bersisik di punggung dan
kaki disertai rasa gatal. Keluhan muncul pertama kali berupa bercak dan sisik
seperti ketombe 8 tahun yang lalu, kemudian bercak muncul kembali saat ini di
punggung dan tungkai bawah kanan Pasien mengaku selama 8 tahun bercak
tersebut sering kambuh-kambuhan .Keluhan disertai rasa gatal (+) di rasakan
setiap saat. Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan serupa.
Pasien berobat ke dokter spesialis kulit dan kelamin tahun 2012 dan dinyatakan
menderita psoriasis kemuian pasien diberikan obat (obat minum dan salep),
keluhan pasien berkurang, tahun 2013 bercak menyebar ke seluruh tubuh dan sisik
menebal lalu pasien di rujuk ke RSCM diberikan mtx 7,5 (3x seminggu)dan salep
racikan. Dan pasien rajin kontrol. Tahun 2015 : pasien tidak pernah kontrol lalu
kambuh kembali pasien berobat ke alternative. Tahun 2018: pasien kambuh lagi
pada extremitas lalu ke dokter lain dan diberikan obat minum dan salep namun
pasien lupa nama obatnya. Keluhan membaik dan pasien rutin mengoleskan
vaselin ke daerah bercak
Dari hasil pemeriksaan fisik, didapatkan plak eritema, batas tegas, bentuk
berxariasi, tepi ireguler dan dilapisis skuama kasar berwarna putih.. Auspitz sign
(+), fenomena tetesan lilin (+), Koebner sign (+), Body Surface Area (BSA): ±2%,
geographic tongue (-), pitting nail (+), hiperkeratosis kuku (+).
Penatalaksanaan pada pasien ini berupa terapi medikamentosa dan
edukasi. Terapi medikamentosa menggunakan emolien dan desoximetason 0,25%
ointment 2 dd ue, dan diberikan edukasi mengenai mengenai penyakit psoriasis
vulgaris merupakan penyakit yang tidak menular dengan penyebab yang masih
belum diketahui namun faktor genetik sangat berperan penting dalam penyakit ini,
pengobatan yang dilakukan hanya bertujuan untuk mengontrol psoriasis vulgaris
dan tidak dapat menyembuhkan, menghindari faktor pencetus psoriasis vulgaris
seperti stress, infeksi tenggorokan, infeksi gigi, mengkonsumsi obat-obatan
(contohnya steroid sistemik, lithium oral, antimalaria, interferon, dan beta
blocker), serta menghindari trauma fisik seperti garukan dan gesekan serta terapi
yang diberikan dan efek sampingnya.
DAFTAR PUSTAKA

Djuanda A. Dermatosis Eritroskuamosa . Dalam : Djuanda A, Hamzah M, Aisah


S, ed. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Edisi ke-5. Jakarta : FK-UI.
2007. Hal. 189-196.
Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ.
Fitzpatrick’s dermatology in general medicine. Edisi ke- 7. New York:
McGraw-Hill Companies; 2008.
Gudjonsson JE, Elder JT. Psoriasis. In : Feedberg IM et al, Editors. Psoriasis
Fitzpatrick’s Dermatology In General Medicine. 5th Edition. Volume 1.
New York : The McGraw-Hill Companies; 2008. p. 169-193.
Griffiths C Camp R, Barker J. Psoriasis. In: Burns T, Breathnach S, Cox N,
Editors. Rook’s Textbook Of Dermatology. 7th Edition. Volume 1-4. USA:
Blackwell Publishing. Massachusetts; 2004. p. 20.1-60.

Anda mungkin juga menyukai