Anda di halaman 1dari 55

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU

PERGAULAN BEBAS PADA REMAJA SISWA DI KELAS IX SMP PGRI


SENDANG AGUNG KABUPATEN LAMPUNG TENGAH 2020

Disusun Oleh:

DEDI RIYADI

142012017013

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINSEWU

LAMPUNG TAHUN 2020


HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU
PERGAULAN BEBAS PADA REMAJA SISWA DI KELAS IX SMP PGRI
SENDANG AGUNG KABUPATEN LAMPUNG TENGAH 2020

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan

Pendidikan pada Program Studi Strata I Ilmu Keperawatan

Oleh:

DEDI RIYADI

142012017013

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINSEWU

LAMPUNG TAHUN 2020


HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal Skripsi

Telah diperiksa dan disetujui untuk uji proposal Tim penguji proposal

Judul Proposal : Hubungan Antara Pengetahuan Kesehatan Terhadap Perilaku


Pergaulan Bebas Pada Remaja Siswa Di Kelas Ix Smp Pgri
Sendang Agung Kabupaten Lampung Tengah 2020
Nama Mahasiswa : Dedi Riyadi
NIM : 142012017013

MENYETUJUI

Pembimbing I

Ns. Yusnita, S.Kep, M.Kes


NBM : 1292409
MOTTO HIDUP

Sederhana dalam berkata, Perbanyak dalam bertindak

(Dedi Riyadi)
PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada :


1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu menyayangi, membimbing, dan
mendoakan untuk keberhasilan dalam studi anaknya.
2. Adik serata keluarga penulis yang selalu menanti dan siap
menerima keberhasilan studiku.
3. Ns. Yusnita, S.Kep, M.Kes yang tanpa lelah memberikan motivasi dan
masukanya, yang telah ikhlas memberikan ilmunya sehingga mini proposal ini
dapat terselesaikan dengan baik.
4. Seluruh dosen, staf dan karyawan serta pihak-pihak yang telah membantu penulis
dalam penyusunan skripsi.
5. Sahabat-sahabat penulis Restu Ilhamsyah, Eko Wisma, Muhammad Afif, Ian
Riyana, Dicky Aji, Billy Syahputra, Della Monica, Dewi Saputri yang selalu
memberikan dukungan dan membantu dalam penyusunan proposal.
6. Rekan-rekan seperjuangan prodi S1 Ilmu Keperawatan Reguler angkatan tahun
2016 Universitas Muhammadiyah Pringsewu semoga kita selalu diberikan
kesuksesan dan menjadi perawat professional.
7. Almamater tercinta Universitas Muhammadiyah Pringsewu yang penulis sayangi.
RIWAYAT HIDUP

Dedi Riyadi lahir di Sendang Mulyo pada tanggal 09 Februari 1998 di Sendang Agung

Kabupaten Lampung Tengah. Penulis adalah anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan

bapak Rusdi Permadi dan Umi Taqiyah. Penulis beragama islam, riwayat pendidikan yang

telah ditempuh oleh penulis sebagai berikut :

1. SDN 02 Sendang Agung

2. SMP Islam Ma’arif 8 Sendang Agung

3. SMK Al-Basyari Sendang Agung

4. Melanjutkan belajar ke Universitas Muhammadiyah Pringsewu di Fakultas Kesehatan

Program studi S1 Ilmu Keperawatan Reguler terdaftar sejak Tahun 2017 hingga saat

ini Tahun 2020.


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan karunia-Nya,
sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal penelitian dengan judul: “hubungan antara
pengetahuan kesehatan terhadap perilaku pergaulan bebas pada remaja siswa di kelas ix smp
pgri sendang agung kabupaten lampung tengah 2020”. Dalam penulisan proposal penelitian
ini, peneliti mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang
terhormat:

1. Drs. H. Wanawir Am, M.m, M.Pd, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah


Pringsewu Lampung.
2. Elmi Nuryanti, M.Epid, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Muhammadiyah Pringsewu
Lampung.
3. Ns. Desi Ari Madi Yati, M.Kep, SP. Kep.Mat, selaku Ketua Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan.
4. Ns. Yusnita, S.Kep, M.Kes selaku Pembimbing I dalam pembuatan mini proposal.
5. Seluruh dosen dan staf pengajar di Fakultas Kesehatan yang telah memberikan ilmu
selama kuliah di Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu.
6. Kedua orang tua saya yang telah memberikan dukungan baik doa, semangat serta
dukungan materi, sehingga dapat menyelesaikan proposal penelitian.
7. Teman-teman seperjuangan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Program Studi SI Ilmu Keperawatan yang senantiasa memberikan semangat dan
masukan dalam proposal penelitian.
8. Almamater Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
yang sangat dicintai.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………….


PERSETUJUAN ………………………………………………………………...
MOTTO HIDUP …………... …………………………………………………….
PERSEMBAHAN ………………………………………………………………..
RIWAYAT HIDUP ………………………………………………………………
KATA PENGANTAR …………………………………………………………...

BAB I Pendahuluan
Latar Belakang ……………………………………………………….
Perumusan Masalah …………………………………………………
Tujuan Penelitian …………………………………………………….
Ruang Lingkup Penelitian …………………………………………..
Manfaat Penelitian ……………………………………………………

BAB II Tinjauan Pustaka


A. Remaja ……………………………………………………………
B. Pergaulan bebas ………………………………………………….
C. Pengetahuan kesehatan dan perkembangan …………………..
D. Hubungan pengetahuan Kesehatan dengan pergaulan bebas ..
E. Kerangka teori …………………………………………………..
F. Kerangka konsep ………………………………………………..
G. Hipotesis …………………………………………………………

BAB III Metode Penelitian


A. Jenis dan desain penelitian …………………………………….
B. Variabel penelitian ……………………………………………..
C. Definisi operasional …………………………………………….
D. Populasi dan Sampel ……………………………………………
E. Tempat dan waktu penelitian ………………………………….
F. Etika penelitian …………………………………………………
G. Intrumen dan pengumpulan data ……………………………..
H. Metode pengolahan data ……………………………………….
I. Jalanya penelitian ………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan di sekolah yang berkualitas untuk para remaja saat ini


adalah hal terpenting untuk mendukung proses perkembangan dan sarana
untuk memperoleh banyak potensi ilmu seperti menjadi manusia beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehat, berakhlak mulia, kreatif,
cakap, ketrampilan, berpengetahuan, menjadi masyarakat yang berdemokratis
serta mempunyai tanggung jawab. Pada masa remaja sebenarnya merupakan
tahap secara langsung perubahan-perubahan fisik, sosial mapun mental
(Hasbahuddin, Fithrayani, & Bakhtiar, 2019).

Menurut World Health Organitation (WHO), remaja merupakan


seseorang manusia yang berumur 10-19 tahun, menurut pernyataan Menteri
Kesehatan Republik Indoneasia nomor 25 tahun 2014, seseorang remaja
merupakan seorang penduduk yang masih rentang pada umur 10 hingga umur
18 tahun dan berdasarkan pernyataan Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana (BKKBN), remaja merupakan manusia yang berumur 10 hingga 24
tahun serta belum berkeluarga atau menikah. Remaja merupakan perubahan
atau transisi dari usia anak menuju usia dewasa, pada usia remaja merupakan
usia yang sangat pesat perkembangan dan pertumbuhanya baik dari segi fisik
maupun mental (Diananda, 2018).

Remaja memiliki tugas perkembangan untuk mencapai identitas diri


dan mecapai dewasa sence of self yang mampu di implementasikan sesuai
dalam peranya di lingkungan bermasyarakat, ketika pada usia remaja mampu
mengontrol dan berhasil menyelesaikan tugas pergembangan, maka akan
berbuah kebahagiaan, keberhasilan dan kesuksesan dalam menjalani masa
depan yang akan di tempuh selanjutnya. Setelah mampu melewati masa
perkembangan remaja, maka akan menumbuhkan rasa percaya diri dengan
berkemampuan mengembangkan kwalitas diri sendiri, menguasai keadaan
yang di jalani, remaja yang sudah mampu melewati fase ini maka remaja akan
mencapai kesejahteraan psikologis yang mempunyai tingkat nilai yang
terdapat pada diri sendiri di dalam hidupnya (Hartati, Sarfika, & Putri, 2019)

Pengetahuan kesehatan pada remaja merupakan kesehatan yang prima,


untuk menjaga kesehatan di usia remaja di butuhkan bentuk perhatian yang
optimal dan menempatkan remaja sebagai bentuk pusat yang akan
menguntungkan bagi remaja dan kesehatan mereka dikala memasuki usia
dewasa. Program kesehatan pada remaja sangatlah penting dan di butuhkan
bagi usia mereka. Di peroleh data hasil yaitu 90 % mempunyai kesehatan
yang amat baik dan 10% remaja dengan perilaku beresiko, berdasarkan analisa
Riskesdes tahun 2007 dan 2010. Pelayanan kesehatan bagi remaja yang di
butuhkan seperti Pelayanan mental emosional, kesehatan reproduksi dan
kesehatan lalu-lintas, modifikasi program perilaku pro sehat dapat di dapatkan
di pusat kesehatan. Program kesehatan pada remaja yang bertujuan untuk
membentuk perilaku yang tidak menyimpang dengan cara promosi kesehatan
secara primer pada usia awal remaja, salah satunya bentuk penyuluhan pada
remaja yaitu bahaya merokok, bahaya konsumsi alcohol dan minuman keras,
pendidikan reproduksi remaja dan seks bebas, pola makan dan aktivitas fisik
pada remaja (Isfandari & Lolong, 2014). Remaja yang sehat biasanya
cenderung mengikuti kegiatan-kegiatan yang positif seperti contoh ikut
pengkajian, aktif dalam berorgadisasi atau masyarakat, saling memberi
dampak positif dalam hal yang berbentuk kebaikan dan sejenisnya sesama
teman sebaya. Di dalam pergaulan seperti ini tentu saja akan memberikan
pengaruh yang positif pula yaitu seseorang remaja lebih suka di dalam
lingkungan yang terjaga dan terpelihara, mempunyai pola pikir yang sehat
dan baik, tercegah sekaligus terhindarkan dari beberapa hal negative dan
mempunyai beberapa nilai ama maupun sosial (Anwar, Martunis, & Fajriani,
2019)

Pergaulan bebas merupakan suatu bentuk perilaku yang negative


seperti norma-norma sosial menyimpang yang di bawa dari luar (seperti
budaya barat) yang secara langsung di tirukan dan di terapkan oleh remaja
tanpa ada kepedulian penyaringan budaya terlebih dahulu. Akibat kejadian
masuknya budaya-budaya dari luar ini mulai mempengaruhi kehidupan para
remaja sehingga terbentuknya sifat untuk mencoba sekaligus meniru
kebudayaan dari luar yang berdampak besar bagi kaum remaja, dan akan di
teruskan kepada generasi seterusnya. Remaja pada saat ini telah terjadi
kemrosotan moralitas sehingga apabila hal seperti ini akan di biarkan maka
akan membuahkan hasil yang mengganggu kehidupan tumbung kembang
remaja itu sendiri, masyarakat maupun berkehidupan berbangsa dan
bernegara (Bonde, Kandowangko, & Zakarias, 2019)

Pergaulan bebas pada usia remaja di zaman Globalisasi ini memang


menjadi isu sosial yang amat sangat meresahkan masyarakat maupun keluarga.
Bersamaan dengan semakin tahun semakin tambah kecanggihan pengetahuan
dan teknologi semakin juga meningkatnya populasi pergaulan bebas pada usia
remaja. Pergaulan yang berartikan proses bergaul sedangkan bebas yang
berartikan tidak terkendali sama sekali dalam artian tidak ada aturan, tidak ada
larangan, bebas bereksistansi, bertindak, dan berbicara secara leluasa.
Sehingga arti dari pergaulan bebas adalah suatu tindakan atau perilaku yang
tidak baik atau menyipang dari aturan dan beberapa norma asusila dan norma
agama. Secara umum mereka bergaul dengan siapa saja tidak mengenal
agama, adat dan ras sehingga memungkinkan akan terpengaruh dengan hal-hal
yang baru tanpa memikirkan kesadaran fitrah secara umurnya serta meniru
aktivitas-aktivitas yang di lakukan oleh orang dewasa (Tari & Tafonao, 2019)

Semakin padatnya teknologi canggih pada zaman ini sangat


mempengaruhi terhadap perkembangan masa remaja baik dalam segi positif
bahkan dari segi negative yang menunjukan kemrosotan ketatanan nilai-nilai
dan tatanan norma dalam kehidupan bermasyarakat. Akibat hal tersebut terjadi
ketidakefektifan penerapan nilai-nilai moral dalam berkehidupan sehari-hari,
baik di lingkungan sekolahan maupun di kehidupan lingkungan masyarakat
secara keseluruhan. Mengemukakansalah satu indikasi gejala dari kemrosotan
moral yaitu semakin meningkatnya sikap siswa pada perilaku pergaulan bebas
yang selalu mencerminkap dampak negative bagi dirinya dan sekelilingnya
(Penumoy, 2018)
Pada pertumbuhan kesehatan remaja menunjukan perubahan beberapa
hormone, fisik dan psikis yang terjadi secara berkelanjutan. Ada beberapa
tahap perkembangan kesehatan pada remaja yaitu yang pertama ealy (awal),
middle (madya) dan late (akhir). Masing-masing tersebut mempunyai ciri khas
tertentu dan tugas yang harus di lampaui seorang remaja supaya
perkembangan secara fisik maupun psikis tumbuh dan berkembang secara
baik. Apabila masing-masing tugas perkembangan tidak mampu untuk di lalui
makan yang terjadi hambatan atau kegagalan dalam menjalani kehidupan yang
akan datang yaitu masa dewasa. Tumbuh kembang pada usia remaja sangat
berpengaruh oleh lingkungan baik dari keluarga maupun masyarakat yang
memberi dampak positif bagi seorang remaja (Jannah, 2016)

Lingkungan atau pergaulan remaja merupakan suatu hal yang bisa di


maklumi dan sudah waktunya seseorang yang berusia remaja banyak bergaul
memperbanyak teman dan mengenal isi dari lingkungan sekitar. Akan tetapi
pergaulan remaja pada zaman saat ini sangatlah melampaui batas, tidak hanya
mengenal yang harus di ketahui sesuai umurnya melainkan kebebasan dari
aturan-aturan yang semestinya di terapkan oleh keluarga, akibatnya adalah
bertindak sesuai kemauan mereka yang melanggar hukum, mereka
memikirkan hanya kepuasan yang di anggap mereka wajar. Apakah hal
tersebut merupakan gambaran bahwa orang tua kurang berkomunikasi
terhadap anaknya atau anak di beri kebebasan terhadap aturan sehingga
muncul perilaku yang kehilangan Moralitas (Fida, Unde, & Arianto, 2019)

Pergaulan bebas remaja di mulai akibat beberapa faktor yang


mempengaruhinya seperti faktor biologis, fator lingkungan sosial, faktor
psikologis, faktor sosial-kultural, faktor demografis, dan faktor sosial-politik.
Kenakalan-kenakalan remaja sangat bermacam-macam mulai dari perilaku
anti sosial maupun amoral yang tidak dapat di katagorikan sebagai tindakan
pelanggaran hokum. Beberapa bentuk kenakalan remaja yaitu membolos
sekolah, mencuri, tawuran, kebut-kebutan, penyimpangan seks bebas,
merokok, minuman beralkohol, pemakaian obat-obatan terlarang dan tindak
kekerasan lainya (Prasasti, 2017)
Menurut laporan data kenakalan pergaulan bebas pada remaja di
Indonesia dari beberapa tahun mengalami peningkatan. Pernyataan dari Badan
Pusat Stastik (BPS) pada tahun 2013 menunjukan angka peningkatan
kenakalan pada remaja di Indonesia menunjukan hasil 6325 kejadian bentuk
kasus, sedangkan di tahun 2014 menunjukan jumlah mencapai 7007 kejadian
kasus, dan pada data tahun 2015 menunjukan jumlah mencapai 7762, dalam
artian dari tahun 2013-2015 mengalami peningkatan yang signifikan yaitu
sebesar 10,7% kasus yang terjadi, bentuk kasus tersebut terdiri dari bermacam-
macam kasus seperti pencurian, pembunuhan, narkoba dan tindakan kekerasan
lainya. Dari beberapa data yang di perolah dapat di perkirakan jumlah
peningkatan angka kenakalan remaja, dengan menghitung tren rata-rata
pertumbuhan, dengan itu bisa di antisipasi lonjakan dan mengidentifikasi
kenakalan pada remaja yang terus menunjukan peningkatan setiap tahunya.
Prediksi pada tahun 2016 mencapai 8597,97 kejadian kasus, dan pada tahun
2017 mencapai sebesar 9523,97 kasus, kemudian di tahun 2018 mencapai
10549,70 kejadian kasus, pada tahun 2019 mencapai 11685,97 kasus dan
ditahun 2020 menunjukan hasil 12944,47 kejadian kasus, dan mengalami
peningkatan tiap tahun-ketahun yaitu sebesar 10,7% (Fitri & Oktaviani, 2019)

Berdasarkan metode dalam penelitian adalah dengan metode deskriptif


dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk melohat distribusi dan
frekuensi pengetahuan siswa terhadap pergaulan bebas. Penelitian di SMA
Negeri 1 Kuto Baro telah melaksanakan peneltian terhadap siwa-siswi kelas
X, XI, XII dengan jumlah siswa yaiti 59 siswa. Hasil dari perhitungan yaitu
menunjukan jumlah sampel mencapai sebanyak 37 siswa. Sebagian besar yang
mempunyai pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 30 siswa (81%) dan
mempunyai pengetahuan dengan katagori rendah yaitu sebanyak 7 siswa
(19%) (Safriadi, Khairi, & Sarahmi, 2019)

Pada populasi dari SMP Negeri di Kabupaten Tangerang yang


meliputi tiga Sekolah Menengah Pertamapada yaitu SMP 1 LEGOK, SMPN 2
Pagedanagn serta SMPN 2 Panongan dan waktu penelitian pada bulan Juli
2018. Sampel di lakukan dengan menggunakan tekhnik Stratified Sampel
dengan responden 85 siswa. Dengan demikian hasil yang di dapat yaitu
pengaruh langsung dengan kecerdasan emosional terhadap sikap pergaulan
bebas sebesar 15,68 %. Sedangkan hasil sisanya menujukan hasil 84,32%
yang di pengaruhi oleh factor yang lain (Penumoy, 2018).

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan peryataan latar belakang diatas dan identifikasi masalah


di atas, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian, apakah ada
hubungan antara pengetahuan kesehatan terhadap perilaku pergaulan bebas
pada remaja Siswa di Kelas IX SMP PGRI Sendang Agung, Kabupaten
Lampung Tengah

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui hubungan antara pengetahuan kesehatan terhadap perilaku pergaulan
bebas pada remaja Siswa di Kelas IX SMP PGRI Sendang Agung, Kabupaten
Lampung Tengah

2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan kesehatan pada remaja Siswa di
Kelas IX SMP PGRI Sendang Agung, Kabupaten Lampung Tengah 2020
b. Untuk mengetahui gambaran pergaulan bebas pada remaja Siswa di Kelas IX
SMP PGRI Sendang Agung, Kabupaten Lampung Tengah 2020
c. Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan kesehatan terhadap perilaku
pergaulan bebas pada remaja Siswa di Kelas IX SMP PGRI Sendang Agung,
Kabupaten Lampung Tengah 2021

D. Ruang Lingkup Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan survei analitik dengan pendekatan cross


sectional. Subjek penelitian ini adalah seluruh remaja remaja Siswa di Kelas IX SMP
PGRI Sendang Agung, Kabupaten Lampung Tengah. Variable di dalam penelitian ini
adalah pengetahuan kesehatan, factor lingkungan, sosial ekonomi, jenis kelamin dan
kenakalan pada remaja. Lokasi penelitian yaitu berada di SMP PGRI Sendang Agung,
Kabupaten Lampung Tengah.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Aplikatif
Dengan di adakanya penelitian ini di harapkan untuk para remaja mampu
mengambil informasi tentang dampak dari pergaulan bebas dan mengurangi
perilaku kenakalan-kenakalan di sekolah seperti membolos sekolah, mencuri,
tawuran, kebut-kebutan, penyimpangan seks bebas, merokok, minuman
beralkohol, pemakaian obat-obatan terlarang.
2. Bagi Institut Pendidikan
Sebagai menambah pengetahuan informasi tentang hubungan antara pengetahuan
kesehatan t erhadap pergaulan bebas pada remaja dan juga dapat di gunakan
sebagai sumber bacaan, serta pembanding bagi peneliti yang lain untuk
menambah wawasan penelitian yang lebih baik dan luas.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Sebagai gambaran dan bahan masukan dan pertimbangan untuk contoh penelitian
selanjutnya, menjadikan hasil penelitian yang lebih baik yang berhubungan
dengan penelitian ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Remaja
1. Pengertian

Berdasarkan pendapat dari Papalia dan Olds yang mengemukakan


pengertian remaja tidak secara eksplisit melainkan dengan implicit yaitu dengan
usia remaja (adolescence – to grow & to grow maturity ) yaitu Masa remaja
merupakan masa peralihan perkembangan dari masa kanak-kanak menuju ke masa
dewasa yang pada dasarnya di mulai pada umur 12 dan 13 tahun dan akan
berakhir dengan pertama umur dua puluh tahun, pada masa remaja terjadi
perkembangan pembentukan psikoseksual dan mulai terjadi perubahan hubungan
dengan kedua orang tua mereka serta ke inginan cita-cita mereka yang merupakan
proses pembentukan orientasi masa yang akan datang (Putro, 2017).

Menurut badan kesehatan dunia World Healt Organitation (WHO),


memberi beberapa batasan terhadap remaja berdasarkan konseptual yang di
gunakan menggunakan psikologis, biologis, dan sosial ekonomi terdapat tiga
karakteristik yaitu :

a. Individu remaja yang sedang berkembang saat pada awal menunjukan


beberapa tanda seksual skundernya saat akan mencapai kematangan
seksual.
b. Individu remaja yang sedang mengalami perkembangan psikologis dan
bentuk pola identifikasi dari usia anak-anak menuju usia dewasa.
c. Terjadi transisi dari rasa ketergantungan sosial ekonomi yang banyak
terhadap keadaan yang lebih mandiri.

2. Ciri-ciri remaja

Menurut penyataan (Putro, 2017) seperti pada umumnya langkah periode yang
penting, kehidupan pada remaja mempunyai cirri-ciri sela rentang yang tertentu
dan tentu membedakan langkah periode pada masa sebelumnhya dan masa
sesudahnya. Pada masa remaja saai ini merupakan masa terberat bagi remaja dan
bagi kedua orang tua. Kesulitan tersebut di mulai dari beberapa fenomena rema
tersendiri dengan berbagai perilaku khusus:

a. Rem aja mulai menyampaikan kebebasan berargumentasi dan beberapa


haknya untuk diri sendiri, tidak dapat terhindarkan, dalam artian ini dapat
memciptakan sebuah ketegangan serta perselisihan dan mampu terjadi
jarak remaja terhadap orang tua
b. Pada usia remaja sangat mudah di pengaruhi terhadap teman-temanya dari
pada masa sebelumnya, peran orang tua dalam mempengaruhi dan
membimbing anaknya terjadi penurunan. Pada usia remaja mempunyai
kesenangan yang jauh berbeda bahkan sangat bertentangan dengan
kesenangan keluarga. Seperti beberapa contoh yaitu dalam berpakaian,
gaya potong rambut kepala, kesenangan terhadap music yang mutakhir.
c. Pada usia remaja mengalami perubahan bentuk fisik yang signifikan, baik
perkembanganya ataupun seksualnya, pada rasa seksualnya ketika muncul
bisa saja sangat mengerikan, membingungkan serta menjadi perasaan yang
salah dan frustasi
d. Remaja bisa saja berubah menjadi seseorang yang percaya diri (over
confidence) serta bersama dengan rasa emosinya yang biasanya
meningkat, sehingga terjadinya sulit menerima teguran dan nasihat orang
tua.

3. Peran perkembangan masa remaja


Salah satu bentuk periode dengan banyak sekali kerentanan adalah pada usia
remaja, masa ini merupakan segmen dalam kehidupan individu yang sangat
penting dalam individu pada remaja dan merupakan masa peralihan yang
berkembang ke masa dewasa sacara sehat. Apabila tugas perkembangan pada usia
rema mampu di lewati dengan bagus remaja tidak akan mengalami masa yang
sulit dalam berkehidupan sosial serta akan membawa remaja ke masa bahagia dan
keberhasilan dalam menjalankan pada fase-fase yang akan datang. Apabila pada
masa rema mengalami kegagalan dalam menjalaninya maka dampak negative
yang akan di hasilkan oleh remaja dalam berkehidupan sosial dan pada fase-fase
yang akan datang menyebabkan terjadinya tidak kepuasan bahagia serta
menimbulkan penolakan pada masyarakat. Berikut pernyataan tugas-tugas yang
ada pada fase remaja :
a. Remaja menerima bentuk fisiknya sendiri serta keragaman kualitasnya.
b. Remaja harus mampu mencapai kemandirian emosional dari kedua orang
tua atau figure-figur yang mempunyai sifat otoritas.
c. Remaja harus mampu mengembangkan ketrampilan dalam berkomunikasi
interpersonal dan bergaul dengan teman-temanya baik secara individual
maupun secara kelompok.
d. Remaja mampu menemukan manusia dalam bentuk model yang bisa di
jadikan gambaran identitas kepribadianya.
e. Remaja harus mampu menerima diri sendiri serta memiliki kepercayaan
terhadap kelebihanya diri sendiri.

Menurut (Putro, 2017) Pada masa perkembangan remaja menuju usia dewasa
serta menurut kematangan psikososial dan psikosekual yaitu :

a. Masa usia remaja pertama 11- 13 tahun (early adolencence)


Yaitu masa yang biasanya pertama kali duduk di bangku Sekolah Menengah
Pertama (SMP) dengam mempunyai karakteristik tidak stabil keadaan serta
emosional tinggi, mempunyai banyak sekali masalah, masa yang amat kritis,
mulai ada ketertarikan antar lawan jenis, sering muncul rasa tidak percaya
terhadap diri sendiri, serta mulai menyukai mengembangkan pemikiran baru,
gelisah suka berhalusinasi dan suka menyendiri.
b. Masa usia remaja pertengahan 14-16 tahun (middle adolencence)
Masa ini biasanya terjadi ketika masa remaja duduk di Sekolah Menengah
Atas (SMA) dengan ciri-ciri seperti sangat membutuhkan teman, mempunyai
sifat kecintaan terhadap diri sendiri, berada dalam situasidan kondisi resah dan
terlihat suka bingung karena terjadi pertentangan yang ada di dalam diri
sendri, mempunyai besar keinginan untuk mencoba terhadap hal yang belu di
ketahui dan di rasakan dan ingin menjelajar di lingkungan alam yang lebih
luas.
c. Masa usia remaja akhir 17-20 tahun (late adolencence)
Di tandai dengan karakteristik aspek-aspek psikis dan fisik mulai normal,
mampu meningkatkan berfikir secara realistis, mempunyai sikap pandang
yang sangat baik, lebih mendalami dan matang untuk mengatasi masalah yg di
hadapi, emosional yang lebih tenang dan mampu menguasai perasaanya,
sudah terbentuk sesksualitas yang tidak akan berubah, dan lebih banyak
perhatian terhadap beberapa lambing kematangan.

Dari Arah Ke Arah


Kematangan Emosional Sosial
1. Tidak ada toleran dan 1. Mampu bersikap toleran serta
mempunyai sikap superior merasa nyaman
2. Mempunyai sikap kaku dalam 2. Luwes didalam pergaulan
melakuan pergaulan 3. Interdepensi serta mempunyai
3. Terdapat peniruan buta terhadap self esteem
teman sebaya 4. Mampu mengontrol diri sendiri
4. Control orang tua 5. Mulai menerima terhadap diri
5. Mempunyai perasaan tidak jelas dan orang lain
terhadap diri dan orang lain 6. Mampu menyatakan emosi
6. Kurang mengendalikan diri dari secara kreatif dan konstruktif
sikap permusuhan dan rasa
murahnya

Perkembangan Heteroseksualitas
1. Belum ada memiliki kesadaran 1. Mampu menerima identitas
terhadap perubahan seksualnya seksual sebagai laki-laki atau
2. Suka mengidentifikasi sesame perempuan
jenis kelaminya 2. Sudah punya rasa perhatian
3. Suka bergaul ke banyak teman terhadap jenis kelamin yang
berbeda dan bergaul denganya
3. Memilih teman tertentu
Kematangan Kognitif
1. Menyukai beberapa prinsip 1. Butuh penjelasan tentang teori
umum serta jawaban yang final serta fakta
2. Menerima kebenaran dari 2. Membutuhkan bukti sebelum
sumber otoritas menerima
3. Memiliki minat atau perhatian 3. Memiliki minat perhatian
4. Bersikap subjektif dalam terhadap jenis kelaminya yang
mengaplikasikan sesuatu berbeda dan bergaul denganya
4. Berperilaku objektif dalam
mengaplikasikan sesuatu
Filsafat Hidup
1. Bersikap di motivasi oleh 1. Perilaku di motivasi oleh aspirasi
kesenangan belaka 2. Melibatkan diri dan mempunyai
2. Acuh tak acuh terhadap bebrapa perhatian terhadap ideologi serta
prinsip ideology dan etika etika
3. Perilaku tergantung pada 3. Perilakunya dibimbing oleh
reinforcement (dorongan luar) tanggung jawab moral

B. Pergaulan Bebas
1. Pengertian pergaulan bebas

Menurut (Tafonao, 2019), Pergaulan bebas sering juga di artikan


melencengnya perilaku seseorang dari pergaulan yang sesungguhnya benar
alurnya. Berdasarkan pernyataan pergaulan bebas sering di identikan dengan
bentuk pergaulan yang di luar batas atau juga sering di sebut pergaulan liar.
Padahal secara fitrahnya pergaulan bebas bisa menimbulkan dampak positif dan
dampak negatif semua itu tergantung dengan individu. Setiap manusia memiliki
hak untuk bergaul sesuka hati dengan lingkungan sekitar, namun di dalam
pergaulan tersebut di dalamnya harus ada peraturan sehingga tidak keluar dari
norma-norma yang berlaku supaya mereka tidak akan terjerumus di dalam hal-hal
yang dapat merugikan diri sendiri. Namun sekarang bahkan sebaliknya banyak
seorang remaja melanggar norma dan peraturan yang berlaku, banyak dari mereka
berasumsi bahwa semua itu adalah hal yang baru dan mereka berasumsi sebagai
remaja patut mencoba hal yang ingin di ketahui salah satunya berdampak
perubahan pada persepsi pergaulan bebas adalah hal yang buruk.

Sedangkan menurut (Hasbahuddin et al., 2019) pergaulan bebas merupakan


terjadinya lemahnya self control di dalam diri sendiri, kurangnya control sosial
masyarakat terhadap pergaulan tidak lain juga lemahnya perhatian dari kedua
orang tua dan keluarga. Selain itu karena dangkalnya pengetahuan dengan arti
cinta yang mulai suka terhadap lawan jenis. Cinta merupakan kenikmatan jiwa,
tidak hanya terbatas pada cinta erotis yang hanya akan menimbulkan nafsu seks
saja melaikan mempunyai arti yang sangat luas. Pergaulan bebas merupakan
tindakan pada masa remaja yang tanpa ada rasa takut melanggar norma dan aturan
dalam berkehidupan masyarakat, agama dan hukum. Di dalam pergaulan bebas
diartikan sebagai hal yang banyak menyimpang seperti pornografi, obat-obatan
terlarang, minuman keras, seks bebas dan lain sebagainya.
2. Factor – faktor terjadinya pergaulan bebas
Menurut (Suhaida, Hos, & Upe, 2018) ada beberapa faktor yaitu :
a. Pergeseran budaya Budaya
Seiring waktu yang terus berjalan zaman sekarang telah berbeda serta
kebudayaan local sudah mulai bergeser dikit demi sedikit, tidak ada bentuk
batasan remaja dalam mengekspresikan pergaulan yang memiliki cara
tersendiri untuk bergaul hal ni yang bisa menyebabkan terjadinya pergaulan
bebas. Semakin bertambahnya perkembangan zaman saat ini norma dan nilai-
nilai sosial perlahan yang semakin memudar dimana pada umumnya para
remaja semakin bebas dalam pergaulan serta aturan yang sudah biasa di
percayai secara terus-menerus dari nenek moyang hingga masyarakat setempat
dianggap kolat dan tidak sesuai lagi terhadap zaman saat ini yang serba
modern karena mereka selalu beranggapan kalau akan selalu tertinggal jika
tidak mengikuti perkembangan zaman .

b. Kurangnya perhatian orang tua


Berdasarkan pernyataan ini peran kedua orang tua sangatlah penting
dikarenakan mereka adalah teladan pertama bagi pembentukan kepribadian
seseorang khusunya bagi anak mereka. Pemikiran, keyakinan-keyakinan dan
perilaku kedua orang tua degan sendirinya telah memiliki pengaruh yang
sangat besar terhadap perilaku dan pemikiran perkembangan anaknya. Hal itu
di karenakan ketika kepribadian manusia akan muncul berupa bentuk lukisan-
lukisan pada berbagai jenis situasi dan kondisi di dalam ruang lingkup
keluarga. Tetapi para pelaku remaja pergaulan bebas merukapan hasil dari
kurang perhatian kasih sayang dari peran orang tua salah satu alasanya adalah
di karenakan sebagian besar mereka tinggal bersama nenek mereka sebagian
besar orang tua yang matapencaharianya adalah sebagai pedagang sehingga
banyak dari masyarakat pergi beradu nasib karena pendapatan yang akan
menjanjikan demi keluarganya. Namun akibat dari hal tersebut tidak sedikit
anak mereka tersebut menyebabkan berperilaku menyimpang karena faktor
penyebabnya adalah orang tua.
c. Teman dekat
Pada umumnya remaja lebih suka menghabiskan waktunya dengan teman
sebaya mereka dari pada di rumah, hal tersebut secara tidak langsung akan
mempengaruhi perilaku, penampilan, minat, pembicaraan dan sikap. Teman
sebaya akan mempengaruhi lebih besar dari pada keluarganya tersendiri
seperti contoh, jika teman dekatnya memakai model pakaian yang sama
dengan pakaian anggota kelompok yang sedang popular, maka akan timbul
kesempatan bagi remaja itu untuk di terima oleh kelompok menjadi lebih
besar jika dia ikut menggunakan pakaian seperti mereka. Demikian pula jika
anggota tersebut mencoba minum alcohol, merokok dan mengkonsumsi obat
terlarang maka secara otomatis remaja akan cenderung mengikutinya tanpa
memikirkan dampak bagi sirinya sendiri.

Table 1.1 Berdasarkan faktor pergaulan

Pergaulan F %
Baik 19 47,5
Buruk 21 52,5
Total 40 100,0

Berdasarkan pernyataan di atas menunjukan bahwa remaja memiliki pergaulan buruk


yaitu 52,2 % (Ginting, Ginting, & Irmayani, 2020)

d. Media masa
Realitas bagi para remaja sudah menjadi dasar kebutuhan di zaman sekarang,
sehingga yang ada di media masa yang tersedia berbagai bentuk aplikasi
memudahkan bagi mereka untuk mengakses, melihat atau menonton hal-hal
yang sangat belum pantas untuk di contoh bagi usia remaja, seperti contoh
telah di lihat di media tidak di pergunakan secara bijak oleh remaja salah
satunya adalan yang berbau porografi dapat dengan mudahnya di akses oleh
remaja dan hal ini akan timbul sangat buruk. Apalagi jika tidak ada sama
sekali kontrol yang baik terhadap isi dari media masa bagi remaja. Dapat kita
simpulkan bahwa peran penting bagi media masa sudah mulai keluar dari
peranya, sebagai artian banyak yang diantaranya menyalahgunakan sosial
media akan melakukan berbagai hal tersebut menjadi bentuk kerugian dari
sosial media.

Table 1.2 berdasarkan media massa

Media Massa F %
Baik 15 37,5
Buruk 25 62,5
Total 40 100,0

Berdasarkan pernyataan di atas menunjukan bahwa media massa berdampak buruk


yaitu 62,5% (Ginting et al., 2020)

3. Jenis-jenis dampak pergaulan bebas pada remaja


a. Di lingkungan sekolah
1) Menurunnya prestasi sekolah
Tidak sedikit pelajar remaja yang sudah mengalami masalah ketika
dalam pembelajaran yang di akibatkan oleh kasus kasmaran membuat
mereka kurang fokus dalam melakukan belajar dan dan merasa tidak nafsu
dalam melakukan hal apapun jika sedang merasakan sakit hati atau sedang
kasmaran dampaknya waktu saat belajar akan berkurang terbuang sia-sia,
dengan alas an mementingkan kekasihnya dari pada belajar, karena pada
usia 15 tahun keatas pelajar remaja sudah mulai meraba-raba berbagai hal
yang ingin diketahuinya akan meningkat dan tidak sedikit pelajar remaja
terjerumus dalam pergaulan yang menyimpang akibat pengaruh kurangnya
mengendalikan hawa nafsu dan pengetahuan baik secara sosial maupun
agama yang kurang serta pengawasan orang tua yang terbatas
menyebabkan para pelajar remaja mencari kesenangan dengan cara sendiri
dari luar rumah, jalan-jalan, berkumpul dan sebagainya bersama teman
sebaya maupun kekasihnya yang menyebabkan dampak penurunan
prestasinya, karena lingkungan pendukung pelajar remaja sangat
mempengaruhi sehingga menurunkan motivasi belajar bagi pelajar remaja
(Suhaida et al., 2018)

2) Melanggar tata tertib sekolah


Siswa yang sudah terbiasa dengan pergaulan bebasnya biasanya
akan terjadi perlawanan salah satunya merupakan pelanggaran terhadap
aturan tata tertib di sekolah, adapun faktor yang bisa mempengarungi hal
tersebut tidak lain karena kondisi kesehatan atau fisik, mental, emosional,
lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan desakan ekonomi
(Ariyanto, 2019)

3) Malas sekolah
Sebagai akibat pergaulan yang menyimpang seperti merokok,
kenakalan di sekolah, minum-minuman beralkohol, narkoba hingga seks
bebas. Di situasi dan kondisi pada zaman saat ini pergaulan yang bebas
malah semakin meningkat di kalangan pelajar Sekolah Menengah Pertama
(SMP) semua hal yang sudah terjadi karena dampak dari pergaulan bebas.
Sering terjadi dampak negatifa di kalangan pelajar remaja adalah seperti
malas sekolah. Dengan alasan karena sebagian besar mereka memilih
mengedepankan ego dari pada akal sehat dan bentuk realita yang terjadi,
sehingga terjadi peningkatan angka kemiskinan akibat kurangnya
pengetahuan pendidikan dan semakin terjadi peningkatan kebodohan
kepada masyarakat yang sudah menjadi sesuatu sering terlihat. Dampak
dari pergaulan bebas akan menimbulkan mental pelajar remaja sebagai
penerus bangsa menjadi berkurang dan tidak sehat, efek dari perilaku
tersebut yang bisa membuat tidak sedikit pelajar remaja merasa bangga
akan pergaulan yang di terapkan mereka, padahal yang di lakukannya
adalah pergaulan yang tidak pantas (Suhaida et al., 2018)
b. Di lingkungan masyarakat
1) Terlibat merokok, minuman beralkohol
Remaja yang masih terikat dalam pendidikan sering terlibat di dalam
lingkaran merokok, minuman beralkohol dan sejenisnya bukan suatu hal
yang asing lagi. Tercandunya remaja yang rutinitas menghisap rokok dan
berminuman beralkohol dapat berdampak berpengaruh negative terhadap
kesehatan fisik seperti paru-paru, tidak saja berdampak buruk terhadap
kesehatan fisik akan tetapi bisa merusak kesehatan jiwa dan rohani bagi
remaja dan akan berdampak pada kondisi ekonomi pelaku sehingga akan
terjadi tindakan apa saja hingga kemauan remaja yang sudah
ketergantungan akan mendapatkan rokok ataupun minuman beralkohol
dan sejenisnya (Ariyanto, 2019).
2) Berbuat asusila dan pornografi
Pada remaja siswa sekolah menengah mereka akan berusaha secara
bertahap untuk menemukan identitasnya yang berupa hasrat romantisan,
seksual dan kasih sayang. Perbuatan sejenis asusila yang di lakukan oleh
remaja yang sering di temukan di kalangan masyarakat adalah pelecehan
seksual. Baik terhadap orang lain maupun terhadap diri sendiri. Terhadap
orang lain yang berupa seksualitas dan terhadap diri sendiri yang berupa
onani. Pada perilaku yang sering terjadi karena mereka beralasan untuk
mencari identitas diri dan rasa kepuasan (Ariyanto, 2019).
3) Terlibat perkelahian dan pencuran
Pada contoh kasus, tahun 2018 terdapat Siswa SMP Negri XX terlibat
dalam kejahatan pembobolan bengkel sepeda motor, tidak cukup itu saja
masyarakat juga mempertegas bahwa siswa yang sama melakukan
tindakan pencurian di rumah masyarakat, mendengar pernyataan siswa
yang melakukan hal tersebut adalah hanya ingin mencari modal untuk
membeli rokok dan lem aibon. Selain tindakan tersebut siswa remaja juga
sering ikut perkelahian di salah satu huburan masyarakat dan tawuran
(Ariyanto, 2019).
4) Hamil diluar pernikahan
Hal seperti ini juga sering terjadi tidak sedikit kasus yang
merajalela dimana terjadi fenomena hamil yang tidak ada didalam
keterikatan sebuah pernikahan yang selalu ada di sekitar kita, sehingga hal
tersebut sudah di katakan biasa karena mengingat banyak kasus yang
timbul seperti itu. Akibat pergaulan bebas yang muncul pada sikap remaja
mengakibatkan hamil tanpa ada ikatan pernikahan, berdasarkan pernyataan
yang sering muncul adalah gaya dari berpacaran yang tidak ada batas dan
tidak terkontrol salah satunya berduaan di tempat yang sepi untuk
melampiaskan hawa nafsu birahi mereka, kasus terjadi di luar nikah seperti
yang di alami oleh informan kami menyatakan dimana hamil yang di luar
nikah ternyata bukan hal yang terjadi akan tetapi beberapa kasus
sebelumnya sudah banyak yang terjadi sehingga yang terlihat oleh
masyarakat sudah beranggapan tidak asing lagi dengan beberapa fenomena
hamil di luar pernikahan. Akan tetapi hal tersebut menjadi salah satu
bentuk keresahan pada kalangan masyarakat karena mereka merasa akan
takut jika hal tersebut akan menimpa kepada anak perempuanya karena hal
tersebut bukan suatu hal yang tidak mungkin terjadi mengingat zaman saat
ini (Suhaida et al., 2018)

Tabel 1.3 Distribusi Tingkat kecenderungan pergaulan bebas

Interval Tingkat Kelompok


Kecenderungan Pre-test Post-test Pre-test Post-test
Pergaulan Bebas
109 – 136 Sangat Tinggi 0 0 0 0
82 – 108 Tinggi 8 57 0 0
55 – 81 Sedang 6 43 0 0
28 – 54 Rendah 0 0 10 71
0 – 27 Sangat Rendah
0 0 4 29
Jumlah 14 100 14 100
pretest sebanyak 8 responden atau 57 persen berada pada kategori tinggi dan 6
responden atau 43 persen berada pada kategori sedang, posttest 10 responden atau
71 persen berada pada kategori rendah dengan rincian 8 responden yang pada saat
pretest berada pada kategori tinggi dan 2 responden lainnya berada pada kategori
sedang , dan 4 responden atau 29 persen berada pada kategori sangat rendah
(Hasbahuddin et al., 2019)

4. Pencegahan pergaulan bebas pada remaja


Menurut (Setiawan & Nurochman, 2019) pencegahan pergaulan bebas yaitu :
a. Memberikan pendidikan agama
Pemberian pendidikan agama terhadap remaja sangatlah penting dengan
bertujuan untuk sungguh-sungguh terhadao Alloh SWT merupakan bentuk
kebutuhahan untuk jiwa yang pokok, yang mampu mempengaruhi remaja
untuk bertindak yang prefesional dari berbagai gejolak jiwa dan mampu
membantunya ketika terdapat dorongan-dorongan untuk berperilaku negatife.
Seperti contoh cara untuk mengendalikan perilaku seorang remaja supaya
terhindar dari pergaulan bebas yaitu dengan cara memilih sekolah yang
berbasis agama untuk remaja. Ketika remaja di tempatkan dalam lingkungan
sekolah berbasis agama maka secara langsung mampu menggantikan peran
keluarga dan terdapat pendidikan tambahan yang belum terdapat di dalam
lingkungan keluarga. Maka sekolah yang berbasis agama lebih baik untuk
pengaruh positif untuk perkembangan masa remaja dari pada sekolah umum.
Dengan demikian remaja akan mendapatkan pelajaran tambahan dengan
sering melakukan kewajiban seperti sholat wajib karena itu salah satu pondasi
kehidupan dan ibadah sunnah seperti contoh melakukan puasa senin dan
kamis, dengan demikian remaja mempunyai mental yang kuat dengan bekal
iman yang kokoh supaya tidak goyah dengan kemajuan zaman saat ini.

b. Mendorong remaja untuk mengisi waktu kosong dengan kegiatan dengan hal
positif
Banyak hal di lakukan seorang remaja ketika mereka malas-malasan serta
keluyuran tidak jelas dan dampaknya adalah menuju kepergaulan bebas, akan
lebih baik waktu yang ada di pergunakan dengan melakukan kegiatan yang
bernilai positif. Ketika seorang orang tua mampu mengendalikan anaknya
seperti memberi dukungan, memberi dukungan dan mempertegas untuk
mengikuti kegiatan yang bernilai positif salah satunya mengerjakan sholat,
mengikuti pengkajian, belajar keagamaan dan dan berkarya sesuai hobby dan
mampu mengangkat derajar remaja dan orang tua menjadi lebih baik bahkan
negeri bangga denganya, remaja juga di sarankan untuk mengikuti kegiatan
sosial atau kerja bakti dengan begitu remaja bisa mampu merasakan manfaat
yang besar ketika mereka melakukan dengan hal positif dan menambah
pengalaman dan menambah teman yang saling menguntungkan, dari pada
melakukan hal negative yang berujung dengan pergaulan bebas yang sudah
jelas merugikan remaja.

C. Pengetahuan kesehatan dan perkembangan pada remaja

Kesehatan pada remaja yaitu sesuatu bentuk upaya yang di lakukan


terhadap kesadaran pada dalam diri remaja untuk mecapai keberhasilan dalam
perkembangan secara optimal dengan tujuan untuk peningkatan terhadap
pengetahuan pada remaja yang di dalamnya harus melibatkan remaja dan orang
tua, berolah raga, terapi seni dan bimbingan kelompok sehingga terjadi kepedulian
antar sesama remaja yang bisa meningkatkan kecerdasan emosional dan
pengetahuan terhadap perkembangan remaja (Ngelo & Wetik, 2020)
Menurut (Wulandari, 2014) terdapat kesehatan pada perkembangan remaja yaitu:

a. Kesehatan pertumbuhan fisik


Pertumbuhan kesehatan pada remaja meningkat secara cepat serte dapat
memuncak secara cepat. Pada perkembangan remaja awal terdapat
karakteristik seks sacara skunder sudah tampak seperti pembesaran pada area
testis pada laki-laki dan terdapat penonjolan payudara pada perempuan
pertumbuhan rambut pada pubis dan pada ketiak. Ciri-ciri seks skunder ini
tercapai sangat baik pada usia remaja pertengan dan pada remaja akhir
pertumbuhan reproduktif dan struktur sudah mulai sempurna dan remaja sudah
matang berdasarkan fisik.
b. Kemampuan sehat berfikir
Pada remaja awal akan mecari beberapa nilai dan energi yang baru serta suka
membandingkan bentuk normalitas dengan teman sebaya yang sesame jenis.
Sedangkan remaja pada tahap akhir, sudah mampu memandang bentuk semua
masalah secara komprehensif dengan memerankan identitas intelektual yang
sudah terbentuk
c. Kesehatan pada identitas
Pada masa remaja tahap awal, mulai ada ketertarikan terhadap teman sebaya
dengan menunjukan penolakan dan penerimaan. Pada remaja akan berusaha
berbagai peran, peningkatan cinta pada diri sendiri, mengubah citra diri,
mempunyai banyak fantasi berkehidupan secara idialistis. Bentuk stabilitas
terhadap harga diri dan definisi citra tubuh dan peranan jender hamper
menetap pada remaja ahir.
d. Hubungan sehat terhadap orang tua
Pada remaja fase awal, mereka sangat ingin selalu bergantung pada orang tua,
pada tahap tersebut adalah sebagai bentuk normal yang ada pada diri remaja.
Kemudian remaja dengan tahap pertengahan dapat mengalami permasalahan
terhadap control kemandirian, sehingga terdapat sebuah dorongan yang besar
untuk emansipasi dan pelepasan diri. Pelepasan fisik dan emosional terhadap
orang tua dapat sedikit mudah di lalui ketika pada remaja fase akhir.
e. Hubungan sehat dengan teman sebaya
Pada remaja tahap awal dan pertengahan yang mulai mencari kelompok teman
sebaya sebagai bentuk untuk mengatasi ketidakstabilan yang dapat di
akibatkan oleh perubahan yang secara cepat, jenis kelamin yang sama dan
pertemanan yang dekat, akan tetapi mereka akan mulai mengeksplorasi
berkemampuan untuk menarik lawan jenis. Kemudian mereka akan berusaha
mencari peran dan tempat di dalam kelompok. Sedangkan pada tahap akhir
remaja kelompok teman sebaya akan mulai berkurang karena mengingat akan
kebutuhan dan kepentingan yang dalam bentuk perindividuan dalam
pertemanan. Mereka akan memulai hubungan terhadap lawan dan membuat
hubungan yang permanen.

Table 2.1 Berdasarkan tingkat pengetahuan

Tingkat Pre-test Post-test


pengetahuan Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
Baik - - 44 95,7%
Cukup 2 4,3% 2 4,3%
Kurang 44 95,7% - -
Total 46 100% 46 100%

Pre-test kategori cukup 2 siswa dengan presentase 4,3% dan kategori kurang 44 siswa dengan
presentase 95,7%. Post-test kategori baik 44 siswa dengan presentase 95,7% dan kategori cukup 2
siswa dengan presentase 4,3% (Paezal, Husen, & Haerani, 2020)

D. Hubungan Pengetahuan Kesehatan Dengan Pergaulan Bebas Pada Remaja

Pengetahuan kesehatan terhadap remaja sangatlah di perlukan bagi tumbuh


kembang. Tujuannya adalah agar remaja mengenal tubuhnya dan mengenal organnya,
mampu memahami fungsi peran serta perkembangan organ tubuhnya secara benar,
mampu memahami psikis serta perubahan fisiknya, mampu melindungi diri dari
berbagai resiko yang mengancam keselamatanya, mampu mempersiapkan untuk masa
depan yang cerah dan sehat dan mempunyai perilaku tanggung jawab dan
mengembangkan sikapnya (Nasution, 2012). Pengetahuan kesehatan yang cukup
akan berdampak berupa motivasi diri sendiri supaya mampu berperilaku sehat.
Seseorang yang di penuhi pengetahuan mampu mempresepsikan sebuah informasi
sesuai dengan predisposisi psikologinya (Nuradita & Mariyam, 2013). Pada tahapan
psikologi remaja harus ada keseimbangan yang mampu memberi dampak sehingga
seorang remaja akan lebih matang secara pikiran dan emosinya atau bahkan
sebaliknya terhadap perkembanganya (Diorarta & Mustikasari, 2020).

Salah satu ciri-ciri tercapainya kesehatan pada remaja adalah memiliki


identitas dirinya secara baik, mampu mengambil sebuah keputusan untuk masa yang
akan datang, mampu menyelesaikan tugas serta bertanggung jawab tanpa harus
meminta bantuan orang lain dan mampu menyelesaikan berbagai masalah yang
tengah di hadapi (Sarfika., 2019). Terdapat beberapa cara untuk meningkatkan
pengetahuan kesehatan bagi remaja yaitu melalui penyuluhan dengan menggunakan
media yang mudah di mengerti seorang remaja salah satunya adalah media cetak
seperti poster, foto, leaflet dan media elektronik televise, video, radio dan film dan
media papan yang tersedia di beberapa tempat umum (Ismowati, Mulidah, & Hastuti,
2013)

Rendahnya pengetahuan pada remaja dapat menjadikan sifat perilaku yang


menyimpang baik secara agama ataupun norma sosial. Bentuk masalah-masalah sosial
yang sudah dianggap sebagai sosiopatik atau juga di sebut penyakit masyarakat atau
penyakit sosial (Rochaniningsih, 2014). Dampak perilaku menyimpang dari pergaulan
bebas dapat menimbulkan sebuah dampak yaitu penyimpangan norma-norma,
kesusilaan, kaidah-kaidah mapupun hokum yang antara lain memakai Narkoba,
Mengkonsumsi minuman keras, Seks bebas, merokok dan lain sebagainya.
Pernyataan tersebut akibat dari Kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan,
Globalisasi dan Teknologi komunikasi yang salah di gunakan (Bonde et al., 2019).
Remaja yang masih labil cenderung terhadap lemahnya control diri maupun kesadaran
diri sehingga secara tidak langsung dapat menjadikan remaja bertindak tidak sesuai
dengan norma-norma agama, adat istiadat dan kaidah-kaidah yang berlaku di
lingkungan masyarakat. Pergaulan bebas tersebut yaitu bergaul dengan lawan jenis
tanpa adanya batasan keluar larut malam, bullying, mengakses konten pornografi,
berpenampilan belum sesuai dengan umur, melanggar tata tertib sekolah dan lain
sebagainya (Anwar et al., 2019)

Pengetahuan kesehatan terhadap pergaulan bebas pada remaja mampu


membuat penyebab, dorongan maupun motivator terhadap sesuatu objek yang ada
pada pandangan dan penilaianya bagi seorang remaja dalam kesadaran diri untuk
bersikap maupun berperilaku, sehingga dapat menjadikan bentuk tindakan yang akan
di lakukan seorang remaja. Adapun sebuah output yang mana sikap tersebut sangat
tergantung terhadap setiap individu remaja, ketika seorang remaja terdapat
ketertarikan maka ia akan mendekati dan apa bila terdapat ketidaknyamanan karena
pengetahuanya maka ia akan menjauhkan hal tersebut terhadap dirinya. Sikap akan
sangat menentukan peran untuk menuntun perilaku remaja sehingga akan menentukan
perilaku nyata serta tingkah laku yang mungkin akan terjadi. Berdasarkan pernyataan
remaja perlu di berikan pendidikan tetang bahaya dan dampak bagi kesehatan dari
pergaulan bebas, seperti memberikan konseling pada remaja, melakukan pemberian
pembinaan terhadap remaja di dalam sekolah umum, memberikan pendidikan berupa
pelatihan konselor sebaya terhadap beberapa sekolah dan memberi kajian bagi remaga
tentang agama yang bertujuan untuk menjaga kuwalitas iman pada dalam diri remaja.
(Paezal et al., 2020).

E. Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan gambaran dari teori dimana suatu problem berasal
atau di kaitkan.

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Remaja

Pengetahuan Kesehatan

Kesehatan pertumbuhan fisik

Kemampuan sehat berfikir Pergaulan bebas remaja

Kesehatan pada identitas A. Di lingkungan sekolah

Hubungan sehat terhadap orang tua 1. Menurunya prestasi sekolah

Hubungan sehat dengan teman 2. Melanggar tata tertib sekolah


sebaya
3. Putus sekolah

B. Di lingkungan masyarakat
Faktor pergaulan bebas 1. Terlibat merokok, minuman
beralkohol dan sejenisnya
Pergeseran budaya
2. Berbuat asusila dan pornografi
Kurangnya perhatian orang tua
3. Terlibat perkelahian dan
Teman dekat pencurian
Media masa 4. Hamil diluar pernikahan
(Putro, 2017); (Tafonao, 2019); (Suhaida et al., 2018) (Ariyanto, 2019)

(Suhaida et al., 2018)

F. Kerangka Konsep
Kerangka konsep pada dasarnya merupakan hubungan antara konsep yang akan
di inginkan, di amati dan di ukur menggunakan penelitian-penelitian yang akan
dilaksanakan.

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Variabel Independent Variable Dependent

Pengetahuan Kesehatan Perilaku Pergaulan Bebas Remaja


Hubungan sehat terhadap orang tua Melanggar tata tertib sekolah

Hubungan sehat dengan teman sebaya Terlibat merokok, minuman beralkohol

Dari kerangka konsep tersebut bisa di jelaskan peneliti akan mencari


hubungan pengetahuan kesehatan terhadap perilaku pergaulan bebas pada remaja
siswa di kelas IX SMP PGRI Sendang Agung Kabupaten Lampung Tengah 2020.

G. Hipotesis

Berdasarkan kerangka konsep di atas, maka pernyataan dari penelitian ini adalah :

Ha : Ada hubungan pengetahuan kesehatan terhadap perilaku pergaulan bebas


pada remaja siswa di kelas IX SMP PGRI Sendang Agung Kabupaten
Lampung Tengah 2020.
H0 : Tidak ada hubungan pengetahuan kesehatan terhadap perilaku pergaulan
bebas pada remaja siswa di kelas IX SMP PGRI Sendang Agung Kabupaten
Lampung Tengah 2020.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini yaitu menggunakan penelitian kuantitatif sebagai prosedur


penelitian yang akan menghasilkan data berupa angka-angka dan umumnya dianalisis
menggunakan statistic deskriptif atau inferensial. Metode pada penelitian ini
menggunakan metode penelitian Survey Analitik yaitu survey yang akan mencoba
menggali mengapa dan bagaimana bentuk bentuk fenomena kesehatan yang terjadi.
Kemudian dilakukan analisa terhadap hubungan pengetahuan kesehatan terhadap
perilaku pergaulan bebas pada remaja (Noorkasiani, Gustina, & Maryam, 2015).
Rancangan pada penelitian akan menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu
penelitian yang mempelajari dinamika korelasi antara faktor risiko dan efek dimana
kedua faktor tersebut diukur atau dikaji dalam satu waktu atau simultan.

B. Variabel Penelitian
Variabel merupakan bentuk sesuatu yang akan di gunakan sebagai salah satu ciri,
ukuran dan sifat yang dimiliki serta didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu
konsep penelitian tertentu. Penelitian di dalam penelitian yang akan di lakukan terdapat
dua variabel yaitu :
1. Variabel Independent (bebas) juga di sebut dengan variabel pengaruh, karena
mempengaruhi variabel lain, karena dalam hubungan korasional dan menyebabkan
munculnya akibat pada variabel lain (Drs. Sofar Silaen, 2014). Di dalam penelitian ini
adalah Pengetahuan Kesehatan Remaja

2. Variabel Dependent (Terikat) disebut juga dengan variabel tergantung, karena besaran
nilai divariabel ini terikat atau tergantung dari nilai variabel bebas. Variabel
dependent juga disebut dengan variabel akibat karena dalam hubungan korasional,
munculnya variabel dependent akibat dari variabel bebas (Drs. Sofar Silaen, 2014).
Variabel dependent didalam penelitian ini adalah Perilaku Pergaulan Bebas
Remaja

C. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu bentuk definisi yang hanya diberikan kepada
variabel terhadap sebuah tujuan yang menspesifikasikan serta memberikan suatu arti.

Table 3.1. Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Independent
Pengetahuan Sesuatu bentuk Quesioner Memberikan Jika skor tingkat Ordinal
kesehatan upaya yang di Quesioner pengetahuan
remaja lakukan terhadap kesehatan remaja
kesadaran pada
dalam diri
remaja untuk Baik = 79-108
mecapai
keberhasilan
dalam Cukup = 63-80
perkembangan
secara optimal
dengan tujuan Kurang = 27-63
untuk
peningkatan
terhadap
pengetahuan
pada remaja
remaja (Ngelo &
Wetik, 2020)

Dependent
Pergaulan Terjadinya Quesioner Memberikan Jika skor tingkat Ordinal
bebas pada lemahnya self Quesioner kecenderungan
remaja control di dalam pergaulan bebas
diri sendiri, remaja
kurangnya
control sosial 1 = Baik
masyarakat
terhadap Jika N ≥ mean
pergaulan
(Hasbahuddin et
al., 2019) 2 = Buruk

Jika N ≤ mean
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi yang dinotasikan dengan N merupakan keseluruhan suatu objek atau
individu yang mempunyai karakteristik tertentu yang akan diteliti (Drs. Sofar Silaen,
2014). Penelitian yang akan di teliti . Populasi dalam penelitian yang akan di lakukan
sebanyak 75 siswa di kelas IX SMP PGRI Sendang Agung Kabupaten Lampung
Tengah.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang akan
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populas. Umumnya, jumlah sample yang lebih
besar maka akan semakin baik, karena sample yang bebas memiliki kekeliruan yang
kecil (Drs. Sofar Silaen, 2014). Menurut Notoadmodjo, 2005 jika populasi kurang
dari 10.000 pengambilan besar sampel menggunakan rumus slovin :

n= N

1 + N (d)2

Keterangan :
N: Besar Populasi
n : Sampel
d : Tingkat kepercayaan yang di inginkan (0,05)

N
n=
1 + n (d)2

75
n=
1 + 75 (0,05)

75
n=
1,18
n = 63 Sampel

3. Tehnik Sampling
Pada tehnik pengambilan sample yang akan dilakukan yaitu menggunakan Probability
Sampling adalah pengambilan sample yang memberikan peluang/kesempatan yang
sama bagi setiap unsure/elemen anggota populasi untuk di jadikan sample (Drs. Sofar
Silaen, 2014). Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan
Stratified Random Sampling yang didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang
di buat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah
diketahui sebelumnya. Penelitian akan di lakukan di kelas IX SMP PGRI Sendang
Agung Kabupaten Lampung Tengah tahun 2021.
Berdasarkan pernyataan di atas, maka criteria sampel dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
a. Kriteria inklusi
1. Siswa kelas IX SMP PGRI Sendang Agung Kabupaten Lampung
Tengah tahun 2021.
2. Bersedia menjadi responden.
b. Kriteri Insklusi
1. Siswa yang tidak ada di tempat
2. Tidak bersedia menjadi responden

E. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah SMP PGRI Sendang Agung Kabupaten Lampung


Tengah dan waktu penelitian di lakukan Novermber-desember 2020.

F. Etika Penelitian
Etika penelitian artinya hak subjek penelitian dan yang lainnya harus dilindungi.
Beberapa prinsip dalam pertimbangan etika meliputi: bebas eksplorasi, kerahasiaan,
bebas penderita, bebas menolak menjadi responden, dan perlu surat persetujuan
(Notoatmodjo, 2010).
1. Informed Consent (Lembar Persetujuan)
Lembar persetujuan ini telah diberikan kepada setiap responden yang menjadi
subjek penelitian dengan memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan dari
penelitian serta menjelaskan akibat-akibat yang akan terjadi bila bersedia menjadi
subjek penelitian. Apabila responden tidak bersedia maka peneliti wajib
menghormati hak-hak pasien tersebut (Notoatmodjo, 2010).
2. Confidentiality (Kerahasiaan)
Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti,
hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset. Penulis
melindungi privasi dan kerahasiaan indentitas atau jawaban yang diberikan.
Subjek berhak untuk tidak mencamtumkan identitasnya dan berhak mengetahui
kepada siapa saja data tersebut disebarluaskan. (Notoatmodjo, 2010).
3. Respect for justice an inclusiveness
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran,
keterbukaan dan kehati-hatian. Untuk itu, lingkungan peneliti telah dikondisikan
sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur
penelitian. Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian
memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama, tanpa membedakan gender,
agama, etnis dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010).
4. Anonymity (Tanpa Nama)
Anonymity adalah tindakan merahasiakan nama peserta terkait dengan
partisipasi mereka dalam suatu objek riset (Arikunto, 2010). Pada penelitian ini
peneliti telah meminta responden untuk tidak mencantumkan nama lengkap pada
kuesioner dan hanya menggunakan nama inisial.
5. Balancing harm and benefits (memperhitungkan manfaat dan kerugian yang
ditimbulkan)
Penelitian ini bermanfaat semaksimal mungkin bagi siswa, dimana peneliti
telah meminimalisasi dampak yang merugikan bagi subjek. sehingga pelaksanaan
penelitian dapat mencegah kenakalan remaja lebih lanjut.
6. Asas kemanfatan
Penelitian yang dilakukan harus mempertimbangkan manfaat dan resiko yang
mungkin terjadi. Penelitian boleh dilakukan apabila manfaat yang diperoleh lebih
besar dari pada resiko/dampak negative yang akan terjadi.
7. Menghormati
Penelitian yang dilakukan harus menjunjung tinggi martabat seseorang (subjek
penelitian). Dalam melakukan penelitian, hak asasi subjek harus dihargai.
G. Instrumen Penelitian Dan Metode Pengumpulan Data
1. Instrumen penelitian
a. Kuesioner pergaulan bebas remaja
Kuesioner pergaulan bebas remaja terdiri dari 15 peryataan.
mengandung jenis pertanyaan jenis pertanyaan unfavourable dengan rentang
jawaban dengan skala likert. Nilai masing-masing pergaulan bebas remaja 1 =
Baik, 2 = Buruk.
b. kuesioner pengetahuan kesehatan remaja
Kuesioner terdiri dari 10 pertanyaan, 1 = kurang, 2 = cukup, 3 = baik.
Hasil skor penilaian pengetahuan kesehatan remaja yaitu baik apabila skor
jawaban antara 79-108, cukup apabila skor jawaban antara 63-80, kurang
apabila skor jawaban antara 27-63.
c. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-
benar mengukur apa ya ng diukur. Sebuah instrument penelitian dikatakan
valid apabila mampu mengukur serta mengungkapkan data dari variabel yang
diteliti secara tepat (Drs. Sofar Silaen, 2014). Uji Validitas pada penelitian ini
dilakukan di SMP PGRI Sendang Agung Kabupaten Lampung Tengah dan
waktu penelitian di lakukan Novermber-desember 2020. Kesimpulan uji
validitas di kategorikan valid bila nilai r hitung > r tabel, sebaliknya bila nilai r
hitung < r tabel maka instrumen tersebut di kategorikan tidak valid.
d. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah menurut Arikunto, instrument yang baik tidak akan


bersifat tendensius mengarah responden untuk memilih jawaban jawaban
tertentu. Instrument yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan
menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar
sesuai dengan kenyataannya, maka beberapa kalipun diambil, tetap akan sama.
Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan Cronbach’s Alpha. Hasil uji
kusesioner pergaulan bebas remaja didapatkan r Alpha (0,919) lebih besar dari
r tabel (0,361) sehingga dinyatakan valid. Sedangkan hasil kuesioner
pengetahuan kesehatan remaja di dapatkan r Alpha (0,945) lebih besar dari r
tabel sehingga dinyatakan reliabel.

2. Metode Pengolahan dan Analisis Data


a. Peneliti mendatangi setiap calon responden yang memenuhi kriteria inklusi,
untuk mencegah terjadinya pengambilan sampel yang sama (berulang),
peneliti membuat daftar responden yang telah menjadi sampel, terdiri dari
nomor, nama, umur dan alamat.
b. Peneliti maupun numerator memberikan penjelasan kepada responden
mengenai tujuan dan manfaat dari penelitian ini dilakukan.
c. Selanjutnya peneliti meminta kesediaan dan persetujuan responden untuk
mengikuti penelitian dengan menandatangani informed consent atau lembar
persetujuan menjadi responden.
d. Pada tahap penelitian, setelah calon responden menyetujui mengikuti
penelitian, peneliti membagikan kuesioner dan meminta responden untuk
menjawab pertanyaan yang diberikan. Pengisian kuesioner tiap responden
dilakukan selama ± 5-15 menit.
e. Peneliti dan numerator (pengumpul data) mengecek kembali kelengkapan
pengisian kuesioner jika ada jawaban yang kurang lengkap diklarifikasi
kembali kepada reponden, kemudian peneliti mengumpulkan data yang sudah
selesai diisi oleh responden pada hari itu juga.

H. Metode Pengolahan Data


1. Pengolahan data
Data menggolah data dibagi atas:
a. Editing (Drs. Sofar Silaen, 2014)
Peneliti melakukan pengecekan isi jawaban responden apakah sudah
lengkap, jelas dan relevan. Setelah itu peneliti menggunakan kode pada setiap
jawaban yang diberikan responden agar memudahkan peneliti memasukan
data pada program SPSS.
b. Coding (Drs. Sofar Silaen, 2014)
Lembar kuesioner yang sudah diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan
pengkodean (coding), yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf
menjadi data angka atau bilangan. Untuk coding variabel pergaulan bebas
remaja yaitu 1 = Baik, 2 = Buruk. Untuk variabel pengetaguan kesehatan
remaja yaitu :1 = Baik, 2 = Cukup, 3 = Kurang.
c. Pemasukan Data (Entry Data)
Data berupa jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam
bentuk kode (angka dan huruf) dimasukan kedalam komputer dalam program
microsoft excel terlebih dahulu kemudian baru dipindahkan ke program SPSS.
d. Pembersihan Data (Cleaning)
Setelah semua data dari setiap responden selesai dimasukan, peneliti
melakukan pengecekan kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan
- kesalahan baik pada kode atau ketidak lengkapan pada program microsoft
excel maupun SPSS, setelah diperiksa satu per satu ternyata terdapat beberapa
kode yang kurang tepat atau tidak cocok dengan jawaban responden, sehingga
peneliti kemudian melakukan pembetulan atau koreksi.
2. Analisis Data
Suatu kegiatan untuk mengelompokan, membuat suatu urutan, memanipulasi,
serta menyingkat data sehingga mudan untuk di baca dan dipahami (Drs. Sofar Silaen,
2014).Setelah data terkumpul kemudian data tersebut dianalisa. Analisa data
dilakukan distribusi frekuensi presentase univariat dan bivariat.

a. Analisa Univariat
Analisa Univariat menggunkan Rumus presentase untuk melihat distribusi
frekuensi variabel. Adapun rumus presentase adalah sebagai berikut :

∑ƒ
P= n χ 100 %

Keterangan :
P = presentase
f = skor jawaban yang benar
n = jumlah pertanyaan

b. Analisa Bivariat
Analisa Bivariat untuk menguji hubungan antara variabel independent dan
variabel dependent. Uji statistik yang dilakukan dalam penelitian adalah chi
square. Taraf kesalahan yang digunakan adalah 5% Untuk melihat hasil
kemaknaan perhitungan statistik digunakan batas kemaknaan 0,05. Berarti jika p
value ≤ 0,05 maka hasilnya bermakna yang artinya Ho di tolak dan Ha diterima.
Jika value ≥ 0,05 maka hasilnya tidak bermakna yang artinya Ho gagal ditolak dan
Ha ditolak. Analisa bivariat Chi Square menggunakan bantuan program komputer.
Adapun rumus uji Chi Square secara manual adalah sebagai berikut :

Rumusan Chi Square

2
(O−E)
X = 2
∑ E dK = k – 1 (b – 1)

Keterangan:

X² : Chi Square

O : Nilai-nilai yang diamat

E : Nilai-nilai frekuensi harapan

dK : Derajat kebebasan (k-1)

k : Kolom

b : Baris

I. Jalannya Penelitian
Jalannya penelitian merupakan urutan kerja atau langkah-langkah yang dilakukan
selama penelitian dari awal sampai penelitian berakhir. Mengunakan bahwa langkah-
langkah penelitian adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Persiapan penenlitian yaitu dengan membuat rancangan penelitian
yang berfungsi sebagai kerangka awal dalam penelitian, supaya penelitian
yang akan dilakukan terlaksana sesuai tujuan yang dicapai. Langkah-
langkahnya adalah :
a. Mengurus perizinan kepada pimpinan institusi dan tempat penelitian
b. Melakukan survei pendahuluan dilokasi penelitian
c. Pemilihan masalah dan membuat rumusan masalah
d. Penyusunan dan pengusulan proposal penelitian
e. Proses bimbingan penyusunan BAB I, BAB II, BAB III
f. Penyusunan skala penilaian dengan observasi dan ceklist
g. Presentasi proposal penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian yaitu proses pengambilan dan pengolahan data.


Langkah-Langkah yang dilakukan yaitu dalam tahap pelaksaan adalah:

a. Meminta surat izin dari institusi


b. Menyerahkan surat izin untuk mengadakan penelitian
c. Pengambilan data ditempat penelitian
d. Pengolahan data
1) Penyuntingan data (Editing)
2) Memberi kode (coding)
3) Memasukan data (entry)
4) Pembersihan data (cleaning)
e. Presentasi hasil
3. Tahap Pembuatan
Laporan Pembuatan laporan penelitian yaitu proses penyusunan hasil
dari penelitian ke dalam bentuk yang lebih tersusun dengan rapih dan dapat
dimengerti oleh orang yang membacanya. Laporan penelitian berisi tentang
seluruh kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan beserta hasil penelitian
tersebut (Arikunto, 2010).
Daftar Pustaka

Anwar, Hafri Khaidir, Martunis, & Fajriani. (2019). Analisis Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya
Pergaulan Bebas Pada Remaja DI KOTA BANDA ACEH. Ilmiah Mahasiswa Bimbingan dan
Konseling, 4 No. 2, 9 - 18.
Ariyanto. (2019). Strategi Guru Pai Dalam Menanggulangi Dampak Pergaulan Bebas Siswa Di Smp
Negeri 28 Seluma. 4 No. 3, 310-319.
Bonde, Andika, Kandowangko, Nicolas, & Zakarias, John. (2019). Peran Tokoh Agama Dalam
Penanggulangan Pergaulan Bebas Bagi Remaja (Suatu Studi di Desa Doloduo Kecamatan
Dumoga Barat) Jurnal Holistik, 12 No. 1, 1-20.
Diananda, Amita. (2018). Psikologi Remaja Dan Permasalahannya. Psikologi Remaja Dan
Permasalahannya, 1 No 1, 116-133.
Diorarta, Raphita, & Mustikasari. (2020). Tugas Perkembangan Remaja Dengan Dukungan Keluarga.
Carolus Journal of Nursing, 2 No. 2, 111-120.
Drs. Sofar Silaen, M.M. (2014). Metode Penelitian Sosial Untuk Penulisan Skripsi Dan Tesis. Vila Nusa
Indah 3 Blok KD 4 No 1 Bojongkulur, Gunung Putri-BOGOR: Penerbit IN MEDIA.
Fida, Wa Nur, Unde, A. Alimuddin, & Arianto. (2019). Strategi Komunikasi Interpersonal Orang Tua
Terhadap Anak Remaja Dalam Menghadapi Pergaulan Bebas Di Negeri Tulehu Kabupaten
Maluku Tengah. Ilmu Komunikasi, II No. I, 22-30.
Fitri, Rahmi Pramulia, & Oktaviani, Yoneta. (2019). Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Kenakalan
Remaja Pada Siswa-Siswi Man 2 Model Kota Pekanbaru. Kesehatan Ibnu Sina, 1 No. 1, 43-
49.
Ginting, Rosita, Ginting, Desideria Yosepha, & Irmayani. (2020). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pergaulan Bebas Pada Remaja Di Smk Swasta Jaya Krama Beringin Kecamatan Beringin
Kabupaten Deli Serdang. Jurnal Kesehatan Masyarakat & Giz, 2 No. 2, 132-136.
Hartati, Busrini, Sarfika, Rika, & Putri, Dewi Eka. (2019). Implementasi Pendidikan Kesehatan Dengan
Metode Brainstorming Terhadap Pengetahuan Remaja Tentang Tumbuh Kembang Di Pauh
Kota Padang. l Hilirisasi IPTEKS, 2 No. 1, 14-23.
Hasbahuddin, Fithrayani, Aztri, & Bakhtiar, Muhammad Ilham. (2019). Assertive Training Untuk
Mengurangi Kecenderungan Pergaulan Bebas Indonesia Journal of Learning Education and
Counseling, 1 No 2, 94-101.
Isfandari, Siti, & Lolong, Dina Bisara. (2014). Analisa Faktor Risiko Dan Status Kesehatan Remaja
Indonesia Pada Dekade Mendatang. Faktor risiko dan status kesehatan remaja Indonesia,
42 No. 2, 122 - 130.
Ismowati, Mei Dwi, Mulidah, Siti, & Hastuti, Puji. (2013). Efektivitas Media Ava Dan Leaflet Dalam
Penyuluhan Tentang Hiv/Aids Terhadap Peningkatan Pengetahuan Remaja Di Smp Negeri 1
Sumpiuh Kabupaten Banyumas Tahun 2011. JURNAL KEBIDANAN 2 No. 5, 28-35.
Jannah, Miftahul. (2016). Remaja Dan Tugas-Tugas Perkembangannya Dalam Islam. Jurnal
Psikoislamedia, 1 No. 1, 243-255.
Nasution, Sri Lilestina. (2012). Pengaruh Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja
Terhadap Perilaku Seksual Pranikah Remaja Di Indonesia. 15 No.1, 75-84.
Ngelo, Indra Andili, & Wetik, Syenshie Virgini. (2020). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Metode
Jigsaw Terhadap Tingkat Pengetahuan Konsep Diri Remaja. Jurnal Kesehatan, 9 no.1, 26-30.
Noorkasiani, Gustina, & Maryam, R. Siti. (2015). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kelengkapan Dokumentasi Keperawatan. Jurnal Keperawatan Indonesia, 18 No.1, 1-8.
Nuradita, Elok, & Mariyam. (2013). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Tentang
Bahaya Rokok Pada Remaja Di Smp Negeri 3 Kendal. Jurnal Keperawatan Anak., 1 No. 1, 44-
48.
Paezal, Muhammad, Husen, Muhammad Sadam, & Haerani, Beti. (2020). Analisa Tingkat
Pengetahuan Dan Sikap Tentang Pergaulan Bebas Pada Remaja Di Sma Nurul Falah Perina.
Jurnal Indonesia Sosial Sains, 1 No. 3, 189-198.
Penumoy, Cindy Agnesthia. (2018). Pengaruh Kecerdasan Emosional Siswa Dan Penguasaan Konsep
Biologi Terhadap Sikap Pada Perilaku Pergaulan Bebas ( Survei Pada SMPN di Kabupaten
Tangerang ). Jurnal Pendidikan MIPA, 1 No. 2, 145-156.
Prasasti, Suci. (2017). Kenakalan Remaja Dan Faktor Penyebabnya. Prosiding SNBK (Seminar Nasional
Bimbingan dan Konseling), 1 No.1, 28-45.
Putro, Khamim Zarkasih. (2017). Memahami Ciri dan Tugas Perkembangan Masa Remaja Aplikasi
Ilmu-ilmu Agama, 17 No. 1, 25-32.
Rochaniningsih, Nunung Sri. (2014). Dampak Pergeseran Peran Dan Fungsi Keluarga Pada Perilaku
Menyimpang Remaja. Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi, 2 No. 1, 59-71.
Safriadi, Harris, Khairi, Nanda Faizatil, & Sarahmi, Luthfy. (2019). Tingkat Pengetahuan Siswa SMA
Negeri 1 Kuta Baro Terhadap Pergaulan Bebas. 621-628.
Sarfika., Rika. (2019). Implementasi Pendidikan Kesehatan Dengan Metode Brainstorming Terhadap
Pengetahuan Remaja Tentang Tumbuh Kembang Di Pauh Kota Padang. Jurnal Hilirisasi
IPTEKS, 2 No. 1, 14-23.
Setiawan, M. Andi, & Nurochman, Heru. (2019). Peran Konselor Dalam Penanggulangan Pergaulan
Bebas Di Kalangan Remaja (Studi Kasus di SMA Muhammadiyah 2 Palangkaraya). JURNAL
BIMBINGAN DAN KONSELING, 4 No. 2, 14-20.
Suhaida, Siti, Hos, H. Jamaluddin, & Upe, Ambo. (2018). Pergaulan Bebas Di Kalangan Pelajar
(Studi Kasus di Desa Masaloka Kecamatan Kepulauan Masaloka Raya Kabupaten Bomabana).
Neo Societal, 3 No. 2, 425-432.
Tafonao, Ezra Tari Dan Talizaro. (2019). Tinjauan Teologis Sosiologis terhadap Pergaulan Bebas
Remaja. Teologi dan pendidikan, 3 No. 2, 119-121.
Tari, Ezra, & Tafonao, Talizaro. (2019). Tinjauan Teologis-Sosiologis terhadap Pergaulan Bebas
Remaja Teologi dan Pendidikan Kristiani, 3 No. 2 199-211.
Wulandari, Ade. (2014). Karakteristik Pertumbuhan Perkembangan Remaja Dan Implikasinya
Terhadap Masalah Kesehatan Dan Keperawatannya. Jurnal Keperawatan Anak, 2 No. 1, 39-
43.
Quesioner Pengetahuan Kesehatan Pada Remaja

Identitas Responden

No. Responden :

Hobi :

Pilihlah dan isilah kolom pada di bawah ini dengan menggunakan tanda (√) sesuai
dengan penilaian tentang diri anda, dengan mengikuti keterangan di bawah ini

Keterangan :

1. kurang

2. cukup

3. baik

No Pertanyaan 1 2 3
1. Apakan anda sering menghabiskan waktu dengan orang tua?

2. Apakah anda selalu ketergantungan dengan orang tua?

3. Apakah orang tua selalu mengarahkan anda untuk memilih


pergaulan yang benar?

4. Apakah anda mematuhi perintah orang tua?

5. Ketika anda sedang berada di dalam kesulitan, apakan orang tua


membantu anda ketika mengalami kesulitan?

6. Apakah teman sebaya anda bisa mengerti keadaan pada diri anda?

7. Apakan anda menemukan pengalaman baru terhadap teman sebaya


anda?

8. Apakah Teman sebaya anda peduli terhadap kesulitan anda?

9. Apakah teman sebaya anda suka menceritakan kesulitan terhadap


diri anda?

10. Apakah teman anda ikut merasakam kesenangan dan memberi


pujian ketika anda mendapatkan nilai tinggi di sekolah?
Quesioner Pergaulan Bebas Pada Remaja

Identitas Responden

No. Responden :

Hobi :

Pilihlah dan isilah kolom pada di bawah ini dengan menggunakan tanda (√) sesuai
dengan penilaian tentang diri anda, dengan mengikuti keterangan di bawah ini

Keterangan :

1 = buruk (Tidak)

2 = Baik (Ya)

No Pertanyaan 1 2
.
1. Saya disiplin masuk kelas sesui aturan sekolah.

2. Saya menolak ajakan teman untuk membolos sekolah.

3. Saya tidak pernah ikut terlibat dalam tawuran antar sekolah.

4. Saya selalu mengikuti upacara sekolah.

5. Saya selalu mengerjakan tugas dari guru.

6. Apakah anda merokok?

7. Apakah anda perokok aktif?

8. Apakah anda mengkonsumsi rokok lebih dari 1 bungkus sehari?

9. Apakah anda tahu tentang bahaya rokok bagi kesehatan?

10. Apakah menurut anda seorang perokok bisa memperbanyak banyak


teman?

11. Apakah anda sering mengkonsumsi minuman beralkohol?

12. Apakah ketika sedang mengalami kesulitan anda melampiaskan


dengan meminum minuman beralkohol?
13. Apakah dengan mengkonsumsi minuman beralkohol anda merasakan
kenyamanan?

14. Apakah dengan mengkonsumsi alcohol bisa menambah banyak


teman?

15. Apakah anda tahu tentang bahaya minuman beralkohol bagi


kesehatan anda?

LEMBAR KONSULTASI
KEGIATAN BIMBINGAN LEMBAR PROPOSAL
TAHUN AKADEMIK 2020

Nama : Dedi Riyadi


Nim : 142012017013
Pembimbing LTA : Penguji I : Ns. Yusnita, S.Kep, M.Kes

Judul : HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KESEHATAN


TERHADAP PERILAKU PERGAULAN BEBAS PADA
REMAJA SISWA DI KELAS IX SMP PGRI SENDANG
AGUNG, KABUPATEN LAMPUNG TENGAH 2020

NO TANGGAL CATATAN PEMBIMBING BAB I PARAF


1. 27/10/2020 Konsultasi judul

2. 5/11/2020 ACC judul final prodi

3. 9/11/2020 ACC lanjut BAB I

4. 18/11/2020 - Penjelasan lebih konghkrit lagi dan awal


paragraf tentang materi secara umum
- Mencari hasil penelitian minimal 2
narasumbner

5. 2/12/2020 - Narasikan table berkaitan dengan BAB I

6. ACC BAB I, lanjut BAB II


LEMBAR KONSULTASI
KEGIATAN BIMBINGAN LEMBAR PROPOSAL
TAHUN AKADEMIK 2020

Nama : Dedi Riyadi


Nim : 142012017013
Pembimbing LTA : Penguji I : Ns. Yusnita, S.Kep, M.Kes

Judul : HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KESEHATAN


TERHADAP PERILAKU PERGAULAN BEBAS PADA
REMAJA SISWA DI KELAS IX SMP PGRI SENDANG
AGUNG, KABUPATEN LAMPUNG TENGAH 2020

NO TANGGAL CATATAN PEMBIMBING BAB II PARAF


1. 11/12/2020 Berikan contoh table keterangan tingkat
pengetahuan remaja secara
- Baik
- Sedang
- Kurang
Dan table keterangan tingkat pergaulan bebas
- Baik
- Buruk

2.
Pembenaran dalam kerangka teori
Pembenaran dalan kerangka konsep
ACC judul final prodi
3.
ACC lanjut BAB III

LEMBAR KONSULTASI
KEGIATAN BIMBINGAN LEMBAR PROPOSAL
TAHUN AKADEMIK 2020

Nama : Dedi Riyadi


Nim : 142012017013
Pembimbing LTA : Penguji I : Ns. Yusnita, S.Kep, M.Kes

Judul : HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KESEHATAN


TERHADAP PERILAKU PERGAULAN BEBAS PADA
REMAJA SISWA DI KELAS IX SMP PGRI SENDANG
AGUNG, KABUPATEN LAMPUNG TENGAH 2020
NO TANGGAL CATATAN PEMBIMBING BAB II PARAF
1. 23/12/2020 Menjelaskan jenis penelitian apakah di dalam
penelitian.

2. Memperbaiki variable

3. Memperbaiki definisi operasiponal

4. Memperbaiki coding

5. Memperbaiki ketentuan pembuatan daftar


pustaka

6. Melengkapi kata pengantar, lembar pengesahan


dll.

7. ACC BAB III

Anda mungkin juga menyukai