Anda di halaman 1dari 90

POLA PERESEPAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA IBU

HAMIL DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


PALA RAYA MEJASEM

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

PUTRI NUR KOMALASARI

1608E012

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL
2019

i
POLA PERESEPAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA IBU
HAMIL DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
PALA RAYA MEJASEM

KARYA TULIS ILMIAH

Di ajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai


Gelar Derajat Ahli Madya

Oleh:

PUTRI NUR KOMALASARI

1608E012

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL
2019

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

POLA PERESEPAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA IBU


HAMIL DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
PALA RAYA MEJASEM

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

PUTRI NUR KOMALASARI

1608E012

DIPERIKSA DAN DISETUJUI OLEH :

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Agus Susanto, S. Th, M.Ikom Purgiyanti, S.,Si M.Farm.,Apt


NIDN. 0615088001 NIDN. 0619057802

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Karya tulis ilmiah ini diajukan oleh :


Nama : PUTRI NUR KOMALASARI
NIM : 1608E012
Jurusan /Program Studi : DIII Farmasi
Judul Karya Tulis Ilmiah : Pola Peresepan Obat Antihipertensi Pada Ibu
Hamil Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Pala Raya
Mejasem

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji dan diterima sebagai


bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya
Farmasi pada Jurusan / Program Studi DIII Farmasi, Politeknik Harapan
Bersama Tegal.

TIM PENGUJI

Penguji 1 : Sari Prabandari, S.Farm,MM.,Apt (…………………...)

Penguji 2 : Agus Susanto, S. Th, M.Ikom (…………………...)

Penguji 3 : Purgiyanti, S.,Si M.Farm.,Apt (…………………...)

Tegal, Mei 2019


Program Studi DIII Farmasi
Ketua Program Studi,

Heru Nurcahyo, S.Farm., M.sc., Apt


NIDN. 0611058001

iv
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua
sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan
dengan benar.

NAMA : PUTRI NUR KOMALASARI

NIM : 1608E012

Tanda Tangan :

Tanggal : 21 Mei 2019

v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Politeknik Harapan Bersama Tegal, saya yang


bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Putri Nur Komalasari
NIM : 1608E012
Jurusan/Program Studi : DIII Farmasi
Jenis Karya : Karya Tulis Ilmiah

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Politeknik Harapan Bersama Tegal Hak Bebas Royalti Nonekslusif (None-
esclusive Royalti Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
POLA PERESEPAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA IBU HAMIL DI
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PALA RAYA MEJASEM
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas
Royalti/Nonekslusif ini Politeknik Harapan Bersama Tegal berhak menyimpan,
mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan mempublikasikan karya tulis ilmiah saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Tegal
Pada Tanggal : 21Mei 2019

Yang menyatakan

(Putri Nur Komalasari)

vi
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO

 “Man Jadda Wa Jadda” Siapa yang bersungguh sungguh pasti akan


berhasil (Al-hadist)
 “Allah mencintai pekerjaan yang apabila bekerja ia menyelesaikanya
dengan baik” (H.R Thabrani)
 “Waktu itu bagaikan pedang, jika kamu tidak memanfaatkanya
menggunakan untuk memotong, ia akan memotongmu (menggilasmu)”
(H.R Muslim)
 “Ridho Allah berada pada ridho orang tuanya, dan murka Allah (akibat)
murka kedua orang tuanya” (HR. At-Tarmizi)
Kupersembahkan buat :
 Kedua orang tua ku yang tercinta
Ayah dan Ibu
 Kedua saudara ku, kakak dan adik
(Tri dan Fitri)
 Sahabatku (Aienun Rw)
 Orang terkasih (Chusni M)
 Teman anti mainstream
(Alfina, Khanifah, Fatul, Lia, Yuli)
 Keluarga 6B Regular angkatan 2019
 Keluarga kecil Prodi Farmasi
 Almamaterku

vii
PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan nikmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah berjudul " POLA PERESEPAN OBAT ANTIHIPERTENSI
PADA IBU HAMIL DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PALA RAYA
MEJASEM" dengan baik. Karya tulis ilmiah ini ditujukan untuk memenuhi salah
satu syarat dalam mencapai gelar derajat Ahli Madya pada program studi
Politeknik Harapan Bersama Tegal. Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini,
penulis banyak mendapatkan bimbingan, pengarahan, bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. MC. Chambali, B.Eng.EE. M. Kom selaku Direktur Politeknik
Harapan Bersama Tegal
2. Bapak Heru Nurcahyo, S.Farm., Apt selaku ka. Prodi DIII Farmasi Politeknik
Harapan Bersama Tegal yang telah memberikan banyak kebijaksanaan dan
memikirkan berbagai penyelesaian masalah terkait dengan studi mahasiswa.
3. Bapak Agus Susantoso, S. Th, M.Ikom selaku pembimbing I dengan segala
kelebihan potensi pemikiran telah mendidik, mengarahkan dan membimbing
penulis selama ini.
4. Ibu Purgiyanti, S.,Si M.Farm.,Apt selaku pembimbing II yang dengan penuh
kesabaran dan ketelatenan memberikan arahan dan bimbingan selama ini.
5. Ibu dan Bapak yang telah memberikan dukungan moral maupun material
serta doa dan semangat sehingga karya tulis ilmiah ini dapat selesai.
6. Bapak dan Ibu yang berkerja di Rumah Ibu dan Anak Pala Raya Mejasem
yang telah membantu dan membimbing menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
7. Teman-teman semua yang selalu memberikan dukungan serta dorongan untuk
terus semangat dalam menyelesaikannya karya tulis ilmiah ini.
Semoga Allah SWT memberikan ampunan, melimpahkan rahmat, dan
mencurahkan karuniaNya serta melipat gandakan pahala amal kebajikan semua
pihak yang telah memberikan bantua kepada penulis selama proses penyelesaian

viii
Karya Tulis Ilmiah ini.
Untuk itu, penulis sangat mengharap kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun lebih baiknya karya tulis. Akhirnya penulis berharap
semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Tegal, April 2019

Putri Nur Komala

ix
INTISARI

Komalasari, Putri Nur., Susanto, Agus., Purgiyanti., 2019. Pola Peresepan


Obat Antihipertensi Pada Ibu Hamil Di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pala
Raya Mejasem Tegal.

Hipertensi merupakan penyakit yang berbahaya, terutama apabila terjadi


pada wanita yang sedang hamil, hipertensi dapat menyebabkan kematian bagi ibu
dan bayi yang akan dilahirkan. Penggunaan obat pada wanita hamil seringkali
tidak sesuai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola peresepan
obat antihipertensi pada ibu hamil.
Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif non
eksperimen dengan pengumpulan data secara retrospektif. Populasi dalam
penelitian ini adalah data resep rawat inap penderita hipertensi selama masa
kehamilan, jumlah sampel yang digunakan 100 resep.
Berdasarkan hasil penelitian usia yang paling banyak ditemukan 20-29
tahun sebanyak 52 (52%), sedangkan usia kehamilan paling banyak ditemukan di
tri semester ke tiga (29-40 minggu) sebanyak 98 (98%), dan berdasarkan tekanan
darah banyak terjadi dengan tekanan darah >160/110 mmHg sebanyak 38 (38%),
golongan obat yang paling banyak diresepkan adalah golongan antagonis kalsium
sebanyak 70 (70%), berdasarkan jenisnya obat tunggal yaitu nifedipin sebanyak
45%, dan obat kombinasi yang paling banyak digunakan yaitu dopamet dan
nifedipin sebanyak 35,2%. Hasil ketepatan dosis yang diberikan yaitu tepat dosis
sebanyak 100%.
Kata Kunci: Pola Peresepan,Obat Antihipertensi Pada Ibu Hamil,RSIA Pala
Raya Mejasem Tegal

x
Abstract

Komalasari, Putri Nur., Susanto, Agus., Purgiyanti., 2019. Prescribing Pattern


of Antihypertensive Drugs on Pregnant Women at Mother and Child Hospital
of Pala Raya Mejasem, Tegal.

Hypertension is a dangerous disease, especially if it occurs on women who


are pregnant, hypertension can cause death for mothers and babies to be born.
Drug used on pregnant women is often inappropriate.The purpose of this study
was to determine the prescribing patterns of antihypertensive drugs on pregnant
women.
In this study, quantitative non-experimental descriptive method was used
with retrospective data collection. The population in this study is data on
outpatient prescriptions and inpatients with hypertension during the pregnancy,
the number of samples used 100 prescriptions.
Based on the results of this study the age most found 20-29 years as many
as 52 (52%), while the most gestational age was found in the third semester (29-
40 weeks) as many as 98 (98%), and based on blood pressure a lot occurs with
blood pressure> 160/110 mmHg as many as 38 (38%), group of drugs most
prescribed is a calcium antagonist group of 70 (70%), based on the type of a
single drug that is nifedipine as much as 45%, and the most widely used
combination drugs are dopamet and nifedipine as much as 35.2%. The results of
the accuracy of the dosage given, is the right dose of 98% .
Keywords: Prescribing Patterns, Antihypertensive Drugs on Pregnant Women,
Mother and Child Hospital of Pala Raya Mejasem Tegal

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i


HALAMAN JUDUL............................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS.................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI............................. vi
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................... vii
PRAKATA........................................................................................................... viii
INTISARI................................................................................................................ x
ABSTRACT........................................................................................................... xi
DAFTAR ISI......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL................................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................................ 4
1.3. Batasan masalah .............................................................................................. 4
1.4. Tujuan Penelitian............................................................................................. 5
1.5. Manfaat Penelitian........................................................................................... 5
1.6 Keaslian Penelitian............................................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 9
2.1 Resep ............................................................................................................... 9
2.2 Penggolongan Obat Antihipertensi................................................................ 10
2.2.1 Diuretik................................................................................................. 10
2.2.2 ACE Inhibitor ....................................................................................... 11
2.2.3 β (β-Blocker) ........................................................................................ 11
2.2.4 α (α-Blocker) ........................................................................................ 12
2.2.5 Antagonis Reseptor Angiotensin II ...................................................... 12

xii
2.2.6 Renin Inhibitor yang Bekerja Langsung............................................... 12
2.2.7 Antagonis Kalsium ............................................................................... 13
2.2.8 Vasodilator............................................................................................ 13
2.3 Terapi Obat Hipertensi Selama Kehamilan ................................................... 13
2.4 Definisi Hipertensi Pada Kehamilan ............................................................. 14
2.5 Klasifikasi Hipertensi Selama Kehamilan ..................................................... 15
2.5.1 Hipertensi Kronik ................................................................................. 15
2.5.2 Preeklamsia........................................................................................... 15
2.5.3 Eklampsia ............................................................................................. 16
2.5.4 Hipertensi Gestasional .......................................................................... 16
2.6 Tanda dan Gejala Hipertensi ......................................................................... 17
2.7 Patofisiologi................................................................................................... 18
2.7.1 Teori Kelainan Vaskularisasi Plasenta ................................................. 18
2.7.2 Teori Iskemia Plasenta dan Pembentukan Radikal Bebas.................... 19
2.7.3 Teori Intoleransi Imunologik pada Ibu dan Janin................................. 20
2.7.4 Teori Adaptasi Kardiovaskular............................................................. 21
2.7.5 Teori Genetik........................................................................................ 21
2.7.6 Teori Defisiensi Gizi ............................................................................ 22
2.7.7 Teori Stimulasi Inflamasi ..................................................................... 22
2.8 Faktor Risiko Hipertensi pada Ibu Hamil...................................................... 24
2.8.1 Usia....................................................................................................... 24
2.8.2 Primigravida ......................................................................................... 24
2.8.3 Riwayat Keluarga ................................................................................. 25
2.8.4 Indeks Massa Tubuh (IMT).................................................................. 26
2.8.5 Kebiasaan Konsumsi Garam ................................................................ 26
2.8.6 Konsumsi Lemak Jenuh........................................................................ 27
2.8.7 Penggunaan Jelantah............................................................................. 27
2.8.8 Kebiasaan Konsumsi Minum Minuman Beralkohol ............................ 28
2.8.9 Stres ...................................................................................................... 29
2.9 Rumah Sakit Ibu Dan Anak........................................................................... 29
2.9.1 Pengertian Rumah Sakit Ibu Dan Anak................................................ 29

xiii
2.9.2 Tujuan Pengadaan Rumah Sakit Ibu dan Anak .................................... 29
2.9.3 Sejarah Rumah Sakit Ibu dan Anak RSIA Pala Raya .......................... 31
2.9.4 Pilar Organisasi RSIA Pala Raya ......................................................... 32
2.9.5 Profil Rumah Sakit Pala Raya .............................................................. 32
2.9.6 Luas Tanah dan Bangunan ................................................................... 33
2.9.7 Jumlah Dokter RSIA Pala Raya ........................................................... 33
2.9.8 Jumlah Kamar RSIA Pala Raya............................................................ 33
2.9.9 Jumlah Ketenagaan RSIA Pala Raya.................................................... 34
2.10 Kerangka Teori ............................................................................................. 35
2.11 Kerangka Konsep .......................................................................................... 36
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 37
3.1 Rancangan Penelitian .................................................................................... 37
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................................... 37
3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Pengumpulan Data......................................... 38
3.3.1 Populasi ................................................................................................ 38
3.3.2 Sampel .................................................................................................. 38
3.3.3 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 39
3.4 Kriteria Inklusi Dan Eksklusi ........................................................................ 41
3.4.1 Kriteria Inklusi...................................................................................... 41
3.4.2 Kriteria Ekslusi ..................................................................................... 41
3.5 Variabel penelitian......................................................................................... 41
3.6 Definisi Operasional Variabel ....................................................................... 42
3.7 Pengolahan dan Analisa Data.......................................................................... 43
3.7.1 Pengolahan Data ................................................................................... 43
3.7.2 Analisa Data ......................................................................................... 43
3.8 Etika penelitian................................................................................................ 44
3.8.1 Informed Consent atau lembar persetujuan .......................................... 44
3.8.2 Confidentially atau kerahasiaan............................................................ 44
3.8.3 Anonimity atau kerahasiaan nama......................................................... 44
3.9 Alur penelitian................................................................................................ 45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 46

xiv
4.1 Karasteristik Pasien Penderita Hipertensi Pada Kehamilan............................ 46
4.1.1 Karasteristik Usia Pasien ...................................................................... 46
4.1.2 Karasteristik Usia Kehamilan ............................................................... 48
4.1.3 Karasteristik Tekanan Darah ................................................................ 49
4.2 Pola Peresepan Obat Antihipertensi Pada Ibu Hamil...................................... 50
4.2.1 Peresepan Obat Tunggal dan Kombinasi.............................................. 50
4.2.2 Obat Antihipertensi Tunggal ................................................................ 50
4.2.3 Kombinasi Obat Antihipertensi ............................................................ 51
4.3 Pola Peresepan Obat Antihipertensi Berdasarkan Golongan Obatnya ........... 52
4.4 Ketepatan Dosis Obat Antihipertensi Pada Ibu Hamil.................................... 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................ 56
5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 56
5.2 Saran................................................................................................................ 57
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 58
LAMPIRAN.......................................................................................................... 61

xv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian.................................................................................. 7


Tabel 2.1 Terapi Hipertensi Selama Kehamilan ................................................... 14
Tabel 2.2 Klasifikasi Hipertensi pada Kehamilan................................................. 16
Tabel 2.3 Jumlah Kamar RSIA…………………………………………………..33
Tabel 2.4 Jumlah Dokter RSIA…………………………………………………..33
Tabel 2.5 Jumlah Ketenagaan RSIA Pala Raya .................................................... 34
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel .............................................................. 42
Tabel 4.1 Karasteristik Usia Pasien ...................................................................... 47
Tabel 4.2 Karasteristik Usia Kehamilan ............................................................... 48
Tabel 4.3 Karasteristik Tekanan Darah................................................................. 49
Tabel 4.4 Peresepan Obat Tunggal dan Kombinasi .............................................. 50
Tabel 4.5 Obat Antihipertensi Tunggal................................................................. 50
Tabel 4.6 Kombinasi Obat Antihipertensi ............................................................ 51
Tabel 4.7 Penggolongan Obat Antihipertensi ....................................................... 52
Tabel 4.8 Kesesuain Dosis Obat Antihipertensi ................................................... 54
Tabel 4. 9 Ketepatan Dosis Obat Antihipertensi................................................... 55

xvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori................................................................................. 35


Gambar 2.2 Kerangka Konsep .............................................................................. 36
Gambar 3.1 Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 40
Gambar 3.2 Skema Alur Penelitian....................................................................... 45

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi

termasuk dalam masalah global yang melanda dunia. Menurut data WHO

(World Health Organization) pada tahun 2012 jumlah kasus hipertensi ada

839 juta kasus. Kasus ini diperkirakan akan semakin tinggi pada tahun 2025

dengan jumlah 1,15 milyar kasus atau sekitar 29% dari total penduduk dunia.

Secara global, 80% kematian ibu hamil yang tergolong dalam penyebab

kematian ibu secara langsung, yaitu disebabkan karena terjadi perdarahan

(25%) biasanya perdarahan pasca persalinan, hipertensi pada ibu hamil

(12%), partus macet (8%), aborsi (13%) dan karena sebab lain (7%) (WHO,

2012).

Hipertensi sangat umum terjadi pada saat kehamilan dan merupakan satu

diantara 3 penyebab kematian pada ibu hamil, hipertensi yang diderita ibu

hamil dapat menyebabkan komplikasi pada 2-3 % kehamilan. Komplikasi

yang terjadi antara lain kekurangan cairan plasma, sindrom HELLP

(Haemolysis Elevated Liver Enzymes and Low Platelet) gangguan

hematologis, gangguan ginjal, serta gangguan pada janin yaitu kelahiran

prematur atau kematian dalam rahim (Irfa, 2016).

Data kementrian Kesehatan (2013), menyatakan hipertensi merupakan

penyakit yang berbahaya, terutama apabila terjadi pada wanita yang sedang

1
2

hamil. Hipertensi dapat menyebabkan kematian bagi ibu dan bayi yang akan

dilahirkan, karena tidak ada gejala atau tanda khas sebagai peringatan dini.

Hipertensi dalam kehamilan, kejadian ini presentasinya 12% dari kematian ibu

diseluruh dunia yang menyatakan bahwa hipertensi meningkatkan angka

kematian dan kesakitan pada ibu hamil (Fahruddin, 2018).

Pada tahun 2015 di Jawa Tengah penyebab kematian maternal

diantaranya perdarahan sebesar 21,14%, hipertensi sebesar 26,34%, gangguan

sistem peredaran darah sebesar 9,27%, infeksi sebesar 2,76%, dan lain-lain

sebesar 40,49% (Dinkes Prop Jawa Tengah,2015). Sedangkan berdasarkan

data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal penyebab kematian maternal

hipertensi sebesar 33,32% (Dinkes Kab Tegal, 2016).

Kehamilan dengan hipertensi menyebabkan risiko tinggi pada wanita

hamil dan bayinya, serta merupakan penyebab kematian maternal tertinggi

dan penyebab angka mortalitas perinatal yang tinggi. Hipertensi yang timbul

selama kehamilan kebanyakan kasus terjadi pada kehamilan anak pertama,

biasanya terjadi pada pertengahan usia kehamilan. Kehamilan dengan

hipertensi menempati posisi kedudukan tertinggi sebagai penyakit penyerta

dalam kehamilan, dan dapat menyebabkan komplikasi serius pada 5-10% dari

seluruh kehamilan (Lalenoh, 2018).

Survei tentang penggunaan obat pada masa kehamilan yang melibatkan

14.778 wanita hamil dari 22 negara di benua oleh Word Health Organization

(WHO) pada tahun 2012, menunjukan bahwa 86% wanita memperoleh

pengobatan dengan rata-rata jumlah obat 2,9 (1 hingga 15 macam obat). Hal
3

tersebut menunjukan bahwa penggunaan obat pada wanita hamil

berkelanjutan dan seringkali tidak rasional. Penting sekali memberikan

perhatian terhadap kejadian malformasi anatomi (cacat bawaan),

perkembangan intelektual, sosial dan fungsional yang dapat terpengaruh oleh

pemakaian obat selama kehamilan. Kenyataan ini mendorong untuk menekan

serendah mungkin pemakaian obat selama kehamilan dengan menghindari

pemakaian obat secara sembarangan atau tidak rasional (Nugraha, 2008).

Pola peresepan adalah gambaran penggunaan obat secara umum atas

permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dan dokter hewan kepada

Apoteker untuk menyiapkan obat untuk pasien (Kusumaningtyas, 2012).

Secara praktis untuk memantau gambaran penggunaan obat secara umum

telah dikembangkan indikator peresepan WHO, yang kemudian ditetapkan

oleh WHO yaitu rata-rata jumlah pemberian obat per lembar resep, persentase

peresepan obat dengan nama generik , persentase peresepan obat antibiotik,

persentase peresepan obat injeksi, dan persentase essensial (Sarimanah,

2010).

Pola peresepan obat antihipertensi pada ibu hamil yaitu resep yang

meliputi tanggal penulisan resep atau inscriptio, tanda R/ pada setiap nama

obat atau invocation, aturan pemakaian obat atau signatura, tanda tangan

dokter atau subscriptio, nama dokter, nama pasien, alamat pasien, nomor

rekam medis, kemudian yang diteliti dalam penelitian ini yaitu karasteristik

pasien yang dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan usia pasien, usia
4

kehamilan, tekanan darah pasien, dan nama obat, jenis obat, golongan obat,

ketepatan obat yang di resepkan (Anief, 2010).

Rumah sakit Ibu dan Anak Pala Raya, merupakan rumah sakit yang

khusus yang memberikan pelayanan pada ibu dan anak, tempat yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi wanita hamil, bersalin, nifas dan

lain-lain, dan juga mempunyai banyak tenaga medis yang handal dan

professional. Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang pola peresepan obat antihipertensi pada ibu hamil, karena terdapat

wanita hamil yang disertai penyakit penyerta, salah satunya yaitu hipertensi.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat ditarik rumusan masalah

yaitu :

1. Bagaimana pola peresepan obat antihipertensi pada ibu hamil di Rumah

Sakit Ibu dan Anak Pala Raya periode 2017-2018?

2. Jenis obat antihipertensi apakah yang diberikan pada ibu hamil di Rumah

Sakit Ibu dan Anak Pala Raya periode 2017-2018?

3. Golongan obat antihipertensi apakah yang diberikan pada ibu hamil di

Rumah Sakit Ibu dan Anak Pala Raya periode 2017-2018?

4. Tepatkah dosis yang diberikan pada pasien antihipertensi ibu hamil di

Rumah Sakit Ibu dan Anak Pala Raya periode 2017-2018?

1.3. Batasan masalah

Agar penelitian ini dapat terarah dan mendapat hasil yang di inginkan

maka penelitian hanya dibatasi pada :


5

1. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pala Raya Mejasem

dan pengambilan data dilakukan pada bulan Maret 2019.

2. Data yang diteliti adalah data resep rawat inap pada tahun 2017-2018.

3. Metode yang dilakukan yaitu penelitian deskriptif kuantitatif non

eksperimen dengan pengumpulan data secara retrospektif.

1.4. Tujuan Penelitian

1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola peresepan obat

antihipertensi pada ibu hamil di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pala Raya

periode 2017-2018.

2. Untuk mengetahui jenis obat antihipertensi yang diberikan pada ibu hamil

di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pala Raya periode 2017-2018.

3. Untuk mengetahui golongan obat antihipertensi yang diberikan pada

pasien antihipertensi ibu hamil di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pala Raya

periode 2017-2018.

4. Untuk mengetahui ketepatan dosis yang diberikan pada pasien

antihipertensi ibu hamil di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pala Raya periode

2017-2018.

1.5.Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan penelitian ini memberikan informasi pola peresepan obat

antihipertensi pada ibu hamil dan sebagai referensi untuk bahan

pertimbanagan pola peresepan obat antihipertensi pada ibu hamil di

Rumah Sakit Ibu dan Anak Pala Raya periode 2017-2018.


6

2. Manfaat Praktis

a. Dengan penelitian ini, diharapkan dapat sebagai pertimbangan untuk

para dokter dalam penulisan pola peresepan obat Antihipertensi pada

ibu hamil.

b. Dengan penelitian ini, diharapakan untuk menambah wacana tentang

informasi pengobatan hipertensi pada ibu hamil secara tidak langsung

menurunkan morbiditas dan mortalitas.

1.6 Keaslian Penelitian

Berisi 2 jurnal yang digunakan sebagai referensi dalam penelitian, ditulis

judul, nama peneliti, tahun jurnal, isi jurnal, membahas tentang apa,

kesimpulan KTI kita bahwa judul yang kita tulis adalah hasil dari penelitian

kita, bukan plagiat.

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No Pembeda (Alfalasifah, 2016) (Miasih, 2014) Fokus KTI

1. Judul Evaluasi Ketetapan Pola Peresepan Pola Peresepan Obat


penelitian Penggunaan Obat Anthipertensi Pada Pasien Antihipertensi Pada
Antihipertensi Pada Preeklampsia di Ibu Hamil Di Rumah
Ibu Hamil Di Instalasi Instantansi Rawat Inap Sakit Ibu dan Anak
Rawat Inap RSUD RSUD Wates Kulon Progo Pala Raya
Pandan Arang periode Juli – Oktober
Boyolali Periode 2014
Januari-September
2016
2. Sampel Pasien dengan Pasien preeklampsia pada Resep yang
(Subjek) diagnose hipertensi ibu hamil yang mengalami mengandung obat
Penelitian selama kehamilan preeclampsia antihipertensi pada
7

Tabel 1.2 Lanjutan Keaslian Penelitian


kehamilan
3. Variabel 1. Tepat indikasi 1. Karasteristik 1. Karasteristik
Penelitian 2. Tepat pasien pasien pasien
3. Tepat obat 2. Pola pengobatan 2. Jenis obat
4. Tepat dosis 3. Ketepatan obat 3. Golongan
4. Kesesuaian dosis Obat
4. Ketepatan
dosis

4. Metode Deskriptif Deskriptif Deskriptif


Penelitian
5. Hasil Gambaran terapi Pola Peresepan untuk Berdasarkan
penelitian antihipertensi adalah terapi preeclampsia adalah karasteristik pasien
terapi tunggal amlodipine 47,17 %, usia yang paling
nifedipin sebanyak 21 nifedipin 36,96%, banyak ditemukan
pasien (53,84%), metildopa 7,55%, adalah 20-29 tahun
metildopa sebanyak 4 nicardipin 3,77%, catropil sebanyak 52 pasien
pasien (10,26%) dan 1,87% dan furosenamide atau 52%, sedangkan
terapi kombinasi 1,98%. kesesuaian usia kehamilan paling
berupa nifedipin dan pemberian antihipertensi banyak ditemukan di
metildopa sebanyak 14 berdasarkan kategori di tri semester ke tiga
pasien (35,90%). FDA yang paling banyak (29-40 minggu)
Ditemukan 39 pasien adalah kategori C sebanyak 98 kasus atau
(100%) dengan kriteria (90,56%). 98%, dan berdasarkan
tepat indikasi, 39 Kategori B (7,55%), tekanan darah banyak
pasien (100%) dengan kategori C (1,98%). terjadi dengan tekanan
kriteria tepat pasien kesesuaian pengguna dosis darah >160/110 mmHg
(94,87%) dengan antihipertensi 96,63% tepat sebanyak 38 pasien
kriteria tepat obat dan dosis dan 3,77% tidak atau 38%.
36 pasien (92,31%) tepat dosis. Golongan obat yang
dengan kriteria tepat paling banyak
dosis. diresepkan adalah
golongan antagonis
kalsium sebanyak 70
resep atau 70%,
berdasarkan jenisnya
obat tunggal yang
8

Tabel 1.3 Lanjutan Keaslian Penelitian


sering digunakan
adalah nifedipin yaitu
sebanyak 45%, dan
obat kombinasi yang
paling banyak adalah
kombinasi dua obat
yaitu dopamet dan
nifedipin sebanyak
35,1%.
Hasil ketepatan dosis
yang diberikan
kemudian dianalisis
dengan DIH yaitu tepat
dosis sebanyak 98%
dan tidak tepat dosis
adalah sebanyak 2%.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Resep

Resep adalah permintaan tertulis dari dokter kepada Apoteker atau

farmasi pengelola apotek untuk membuat dan tau menyerahkan obat kepada

pasien. Yang berhak menulis resep ialah Dokter, Dokter gigi, Dokter hewan.

Resep harus ditulis jelas dan lengkap. Apabila resep tidak dapat dibaca

dengan jelas atau tidak lengkap, Apoteker harus menanyakan kepada dokter

penulis resep (Anief, 2010).

Menurut (Anief, 2010), resep harus mudah dibaca dan mengungkap

dengan jelas apa yang harus diberikan dalam resep memuat :

1. Nama, alamat dan nomor izin praktek dokter, dokter gigi dan dokter

hewan.

2. Tanggal penulisan resep (inscriptio).

3. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penuliusan resep. Nama setiap obat atau

komposisi obat (invocatio).

4. Aturan pemakaian obat yang tertulis (signatura).

5. Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep, sesuai dengan perundang-

undangan yang berlaku (subscriptio).

6. Jenis hewan dan nama serta alamat pemiliknya untuk resep Dokter hewan.

7. Tanda seru dan paraf Dokter untuk resep yang mengandung obat yang

jumlahnya melebihi dosis maksimal.

9
10

Peresepan obat biasanya merupakan langkah terakhir dalam konsultasi

pasien dan dokter. Obat yang diresepkan oleh dokter harus memenuhi kriteria

peresepan obat yang rasional. Peresepan obat yang rasional memenuhi

langkah proses pengambilan keputusan yang logis mulai dari pengumpulan

data pasien melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium

atau penunjang lainya (Kusumaningtyas, 2012). Pola peresepan adalah

gambaran penggunaan obat secara umum atas permintaan tertulis dari dokter,

dokter gigi, dan dokter hewan kepada Apoteker untuk menyiapkan obat untuk

pasien. Secara praktis untuk memantau gambaran penggunaan obat secara

umum telah dikembangkan indikator peresepan WHO, yang kemudian

ditetapkan oleh WHO yaitu rata-rata jumlah pemberian obat per lembar resep,

persentase peresepan obat dengan nama generik , persentase peresepan obat

antibiotik, persentase peresepan obat injeksi, dan persentase essensial

(Sarimanah, 2010).

2.2 Penggolongan Obat Antihipertensi

Obat-obat antihipertensi yang biasa digunakan dapat diklasifikasikan

dalam beberapa golongan, antara lain :

2.2.1 Diuretik

Diuretik dibagi menjadi beberapa golongan yaitu :

1. Tiazid

Mekanisme kerja menghambat reabsorpsi sodium atau

natrium (Na+) dan penurunan volume plasma yang disebabkan

reflex peningkatan sekresi renin dan aldosteron. Contoh obat :


11

Bendroflumetiazid, Klorotiazid, Klortalidon, HCT, Indapamid,

Metolazon (Biomed, 2011).

2. Loop Diuretik

Menghambat reabsorpsi elektrolit di ansa henle assendens di

bagian epitel tebal, di permukaan sel epitel bagian luminal

sehingga menyebabkan meningkatnya ekresi K +, Ca+ dan Mg 2+


.

Contoh obat : Bumetamide, Furosemide, Torsemid (Florensia,

2015).

3. Hemat Kalium

Mengurangi absorbs Na+ di tubulus dan di uktus kolektivus .

Contoh obat : Amiloride, Triamteren (Florensia, 2015).

2.2.2 ACE Inhibitor

Angiotensin converting enzim (ACE) inhibitor memiliki efek

dalam penurunan tekanan darah melalui penurunan resistansi perifer

tanpa disertai perubahan curah jantung, denyut jantung, maupun laju

filtrasi glomerulus. Mekanismenya menghambat konversi angiotensin-1

menjadi angiotensin-2 sehingga terjadi vasodilatasi dan penurunan

aldosterone. Contoh obat : Kaptropil, Enalapril, Lisinopril, Ramipril

(Biomed, 2011).

2.2.3 β (β-Blocker)

Golongan obat ini memiliki efek kronotropik dan inotropic

negative yang menyebabkan penurunan tekanan darah dan menurunkan


12

curah jantung dan resistansi vascular perifer. Contoh obat : Asebutanol,

Atenolol, Labetolol, Metoprolol, Danadolol, Propanolol, Timolol

(Biomed, 2011).

2.2.4 α (α-Blocker)

Mekanisme kerjanya yaitu menghambat pengambilan

katekolamin pada sel otot halus, dan menyebabkan vasodilatasi dan

menurunkan tekanan darah. Contoh obat : Metildopa, Doksazoson,

Prazosin, Tetrazosin, klonidin (Florensia, 2015).

2.2.5 Antagonis Reseptor Angiotensin II

Obat-obat yang mengandung jalur sistem renin angiotensin

(RAS) dengan menghambat secara langsung reseptor angiotensin-2 tipe

I (ATI) yang memediasi efek angiotensin-2 yaitu vasokonstriksi ,

pelepasan aldosterone, aktivasi saraf simpatik, pelepasan hormone

antidiuretic, dan kontriksi arteriol eferen dari glomelurus. Contoh obat :

Losartan, Kandesartan, Erposartan, Irbesartan (Biomed, 2011).

2.2.6 Renin Inhibitor yang Bekerja Langsung

Obat golongan ini memiliki afinitas dan spesifikasi tinggi

terhadap renin manusia, bekerja dengan menghambat aktivitas renin

untuk mengubah angiotensinogen menjadi angiotensin I sehingga

mencegah pembentukan angiotensin II yang merupakan vasokonstriktor

kuat . Contoh obat : Minoksidril , hydroclortiazid (Biomed, 2011).


13

2.2.7 Antagonis Kalsium

Memiliki mekanisme dengan jalan menghambat influks kalsium

kedalam otot polos arteri dan memperlebar arteriol perifer sehingga

dapat mengurangi tekanan darah. Contoh obat : Nifedipin, Verapamil,

Amlodipin dan Diltiazem (Florensia, 2015).

2.2.8 Vasodilator

Mekanisme vasodilator dalam menurunkan tekanan darah adalah

dengan merelaksasikan otot polos arteriol sehingga terjadi penurunan

tekanan vascular sistemik. Contoh obat : Hidralazin, Diazoksid

(Florensia, 2015).

2.3 Terapi Obat Hipertensi Selama Kehamilan

Terapi yang diberikan untuk hipertensi pada ibu hamil harus aman dan

tepat, karena obat akan terdistribusi ke dalam uterus kemudian masuk ke

janin (Kusumaningtyas, 2015), tujuan pengobatan adalah untuk mengurangi

tekanan darah dan mengembalikannya pada ukuran normal dengan obat-obat

yang mudah di konsumsi, tersedia, jumlahnya sedikit mungkin, jika

memungkinkan tanpa ada efek samping, daftar obatnya sebagai berikut :


14

Tabel 2.1 Terapi Hipertensi Selama Kehamilan

Terapi Dosis

Hydralazine 50mg-150mg /hari

Metildopa 1-3 gram/hari

Nifedipin 30-90 mg/ hari

Verapamil 5-10mg/jam infus I/V

Labetolol 50mg-100mg/hari

Sodium Nitroprusside 0.25 mg/menit infus

(Lalenoh, 2018).

2.4 Definisi Hipertensi Pada Kehamilan

Prawirohardjo (2010), tekanan darah merupakan tanda terpenting untuk

menentukan hipertensi dalam kehamilan. Tekanan diastolik menggambarkan

resistensi perifer, sedangkan tekanan sistolik menggambarkan curah jantung.

Hipertensi dalam kehamilan ialah tekanan sistolik dan diastolik >140/90

mmHg atau 160/110 mmHg yang diambil selang 6 jam keadaan istirahat .

Pada ibu hamil kenaikan tekanan darah sistolik .30 mmHg dan tekanan darah

sistolik >15 mmHg sebagai parameter hipertensi sudah tidak dipakai lagi

(Jiwandari, 2015).
15

2.5 Klasifikasi Hipertensi Selama Kehamilan

Klasifikasi kelainan hipertensi pada kehamilan menurut (Lalenoh,

2018; Prawirohardjo, 2008) adalah sebagai berikut :

2.5.1 Hipertensi Kronik

Hipertensi dalam kehamilan ialah hipertensi yang didapatkan

sebelum timbulnya kehamilan. Apabila tidak diketahui adanya

hipertensi sebelum kehamilan, maka hipertensi kronik didefinisikan

bila didapatkan tekanan darah sitolik 140mmHg atau tekanan darah

diastolic >90 mmHg sebelum umur kehamilan 20 minggu

(Prawirohardjo, 2008).

2.5.2 Preeklamsia

Preeklampsia adalah kelainan multi sistemik yang terjadi pada

kehamilan yang ditandai dengan adanya hipertensi dan edema, serta

dapat disertai proteinuria, biasanya terjadi pada usia kehamilan 20

minggu ke atas atau dalam triwulan ketiga dari kehamilan, tersering

pada kehamilan 37 minggu, ataupun dapat terjadi segera sesudah

persalinan. Preeklampsia merupakan sindroma spesifik kehamilan

yang terutama berkaitan dengan berkurangnya perfusi organ akibat

vasospasme dan aktivasi endotel, yang bermanifestasi dengan adanya

peningkatan tekanan darah dan proteinuria. Preeklampsia dapat

berkembang dari ringan, sedang, sampai dengan berat, yang dapat

berlanjut menjadi eklampsia (Lalenoh, 2018).


16

2.5.3 Eklampsia

Eklampsia didefinisikan sebagai kondisi kejang yang

berhubungan dengan pre eklampsia. Pra eklampsia berat

didefinisikan sebagai pre-eklampsia dengan hipertensi berat dengan

tekanan darah diastolik ≥110 mmHg, tekanan darah sistolik ≥ 160

mmHg dan / atau dengan gejala, dan / atau kerusakan biokimia dan /

atau hematologis. Eklampsia merupakan satu atau lebih bangkitan

kejang yang berhubungan dengan preeklampsia. Hal ini dapat terjadi

sekalipun tekanan darah masih dalam batas normal (Lalenoh, 2018).

Tabel 2.2 Klasifikasi Hipertensi pada Kehamilan

Ringan Tekanan sistolik 140 – 149 mmHg

Tekanan diastolik 90 – 99 mmHg

Sedang Tekanan sistolik 150 – 159 mmHg

Tekanan diastolik 100 – 109 mmHg

Berat Tekanan sistolik ≥ 160 mmHg

Tekanan diastolic ≥110 mmHg

(Lalenoh, 2018).

2.5.4 Hipertensi Gestasional

Hipertensi gestasional (disebut juga transient hypertension)

adalah hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa disertai

proteinuria dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan pasca

persalinan atau kehamilan dengan tanda-tanda preeclampsia tetapi

tanpa proteinuria (Prawirohardjo, 2008).


17

2.6 Tanda dan Gejala Hipertensi

Hipertensi biasanya timbul terlebih dahulu dari pada tanda-tanda lain.

Bila peningkatan tekanan darah tercatat pada waktu kunjungan pertama kali

dalam trimester pertama atau kedua awal, ini mungkin memungkinkan bahwa

penderita hipertensi kronik. Tetapi bila tekanan darah ini meninggi dan

tercatat pada akhir trimester kedua dan ketiga, mungkin penderita menderita

preeklamsia peningkatan tekanan sistolik sekurang-kurangnya 30 mmHg,

atau peningkatan tekanan diastolik sekurang-kurangnya 15 mmHg. Atau

adanya tekanan sistolik sekurang-kurangnya 140 mmHg, atau tekanan

diastolic sekurang-kurangnya 90 mmHg atau lebih atau dengan kenaikan 20

mmHg atau lebih. Ini sudah dapat dibuat sebagai diagnosa. Penentuan

tekanan darah dilakukan minimal 2x dengan jarak waktu 6 jam pada keadaan

istirahat tetapi bila diastolic sudah mencapai 100 mmHg atau lebih ini sebuah

indikasi terjadi preeclamsia berat (Irfa, 2016).

Disamping adanya gejala yang nampak diatas pada keadaan yang

lebih lanjut timbul gejala-gejala subyektif yang membawa pasien ke dokter.

Gejala subyektif sebagai berikut :

1. Sakit kepala yang keras karena vasospasmmus atau oedema otak.

2. Sakit di ulu hati karena regangan selaput hati oleh HaemorrHagia atau

Oedema atau sakit karena perubahan pada lambung.

3. Gangguan penglihatan. Gangguan menjadi kabur kadang-kadang pasien

buta. Gangguan ini disebabkan vasospasmus, edema atau ablation retinae.

Perubahan ini dapat dilihat dengan Ophtal moscap.


18

4. Gangguan pernapasan sampai sianosis.

5. Pada keadaan berat akan diikuti gangguan kesadaran (Irfa, 2016).

2.7 Patofisiologi

Prawirohardjo (2013), Lalenoh (2018), Hasni (2017) menjelaskan

patofisiologi Hipertensi dalam Kehamilan Banyak teori yang dikemukakan

tentang terjadinya hipertensi dalam kehamilan, di antaranya adalah sebagai

berikut :

2.7.1 Teori Kelainan Vaskularisasi Plasenta

Pada kehamilan yang normal, uterus dan plasenta akan

mendapatkan perfusi dari cabang arteri uterine dan arteri ovarika, yang

masuk menembus miometrium dan selanjutnya menjadi arteri arkuata,

kemudian bercabang menjadi arteri radialis. Arteri radialis akan

menembus endometrium, menjadi arteri basalis, yang selanjutnya

bercabang menjadi arteri spiralis selanjutnya pada kehamilan normal

dengan sebab yang belum jelas (Lalenoh, 2018).

Terjadi invasi trofoblas ke dalam lapisan otot arteria spiralis, yang

selanjutnya akan menimbulkan degenerasi lapisan otot tersebut,

sehingga terjadi distensi dan vasodilatasi arteri spiralis. Invasi trofoblas

juga memasuki jaringan sekitar arteri spiralis, sehingga terjadi

perubahan jaringan matriks dan memudahkan lumen arteri spiralis

mengalami distensi dan dilatasi. Distensi dan vasodilatasi luman arteri

spiralis ini memberi dampak penurunan tekanan darah, penurunan

resistensi vaskular, serta peningkatan aliran darah pada utero plasenta.


19

Kondisi tersebut akan mengakibatkan aliran darah ke janin cukup

banyak, demikian pula perfusi jaringan yang meningkat, dengan

demikian, pertumbuhan janin akan berjalan dengan baik. Mekanisme

tersebut di atas merupakan proses remodeling dari arteri spiralis

(Prawirohardjo, 2013).

Pada hipertensi dalam kehamilan, tidak terjadi invasi sel – sel

trofoblas pada lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks

sekitarnya. Lapisan otot arteri spiralis menjadi tetap kaku dan keras

sehinga lumen arteri spiralis tidak memungkinkan untuk mengalami

distensi dan vasodilatasi. Akibatnya, arteri spiralis relatif mengalami

vasokonstriksi, dan selanjutnya terjadi kegagalan remodeling arteri

spiralis, sehingga aliran darah uteroplasenta menurun, serta terjadi

hipoksia dan iskemia plasenta. Hal ini selanjutnya akan menimbulkan

perubahan pada hipertensi dalam kehamilan. Adanya disfungsi endotel

ditandai dengan meningkatnya kadar fibronektin, faktor Von

Willebrand, t-PA dan PAI-1 yang merupakan marker dari sel–sel

endotel (Lalenoh, 2018).

2.7.2 Teori Iskemia Plasenta dan Pembentukan Radikal Bebas

Kegagalan remodeling arteri spiralis akan mengakibatkan

plasenta mengalami iskemia dan hipoksia, yang selanjutnya akan

merangsang pembentukan oksidan / radikal bebas, yaitu radikal

hidroksil (OH-) yang memiliki efek toksin. Radikal hidroksil akan

merusak membran sel yang banyak mengandung asam lemak tidak


20

jenuh menjadi peroksida lemak. Peroksida lemak selanjutnya akan

merusak sel, juga akan merusak nukleus, merusak nukleus dan protein

sel endotel. Radikal hidroksil akan merusak membran sel endotel

pembuluh darah, serta membran sel yang mengandung banyak asam

lemak tidak jenuh menjadi peroksida lemak selanjutnya akan

mengakibatkan terganggunya fungsi endotel, bahkan kehilangan

seluruh struktur sel endotel, yang selanjutnya mengakibatkan gangguan

fungsi endotel (Lalenoh, 2018).

2.7.3 Teori Intoleransi Imunologik pada Ibu dan Janin

Pada wanita hamil dengan kondisi fisiologis normal, tidak ada

respon imun yang akan menolak hasil konsepsi yang dianggap sebagai

asing. Hal ini disebabkan oleh adanya Human Leukocyte Antigen

Protein G (HLA-G) yang dapat melindungi trofoblas janin dari lisis

oleh sel natural killer (NK) ibu. Human Leukocyte Antigen Protein G

juga akan mempermudah invasi sel trofoblas kedalam jaringan desidua

ibu. Pada plasenta ibu yang mengalami pre eklamsia terjadi ekspresi

penurunan HLA-G yang akan mengakibatkan terhambatnya invasi

trofoblas ke dalam desidua. Kemungkinan terjadi Immune -

Maladaptation pada pre eklamsia. Karena preeklamsi terjadi paling

sering pada kehamilan pertama, terdapat spekulasi bahwa terjadi reaksi

imun terhadap antigen paternal yang menyebabkan terjadinya kelainan

tersebut (Lalenoh, 2018).


21

2.7.4 Teori Adaptasi Kardiovaskular

Pada kehamilan normal pembuluh darah refrakter terhadap bahan

vasopressor. Refrakter berarti pembuluh darah tidak peka terhadap

rangsangan vasopresor atau dibutuhkan kadar vasopresor yang lebih

tinggi untuk menimbulkan respon vasokonstriksi. Refrakter ini terjadi

akibat adanya sintesis prostalglandin oleh sel endotel. Pada pre

eklamsia terjadi kehilangan kemampuan refrakter terhadap bahan

vasopresor sehingga pembuluh darah menjadi sangat peka terhadap

bahan vasopresor sehingga pembuluh darah akan mengalami

vasokonstriksi dan mengakibatkan hipertensi dalam kehamilan

(Prawirohardjo, 2013).

Pada hipertensi dalam kehamilan kehilangan daya refrakter

terhadap bahan vasokonstriktor, dan ternyata terjadi peningkatan

kepekaan terhadap bahan-bahan vasopresor. Artinya, daya refrakter

pembuluh darah terhadap bahan vasopresor hilang sehingga pembuluh

darah menjadi sangat peka terhadap bahan vasopresor. Peningkatan

kepekaan pada kehamilan yang akan menjadi hipertensi dalam

kehamilan, sudah dapat ditemukan pada kehamilan dua puluh minggu.

Fakta ini dapat dipakai sebagai prediksi akan terjadinya hipertensi

dalam kehamilan (Lalenoh, 2018).

2.7.5 Teori Genetik

Ada faktor keturunan dan familial dengan model gen tunggal.

Genotype ibu lebih menentukan terjadinya hipertensi dalam kehamilan


22

secara familial jika dibandingkan dengan genotype janin. Telah terbukti

bahwa ibu yang mengalami pre eklamsia, 26% anak perempuannya

akan mengalami pre eklamsia pula, sedangkan hanya 8% anak menantu

mengalami pre eklamsia (Lalenoh, 2018).

2.7.6 Teori Defisiensi Gizi

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa defisiensi gizi

berperan dalam terjadinya hipetensi selama kehamilan. Penelitian

terakhir membuktikan bahwa konsumsi minyak ikan dapat mengurangi

resiko pre eklampsia. Minyak ikan banyak mengandung asam lemak

tidak jenuh yang dapat menghambat produksi tromboksan, menghambat

aktivasi trombosit, dan mencegah vasokonstriksi pembuluh darah

(Prawirohardjo, 2008).

2.7.7 Teori Stimulasi Inflamasi

Teori ini diajukan dengan berdasarkan pada patofisiologi

terlepasnya trofoblas di dalam sirkulasi darah, yang merupakan

rangsangan utama terjadinya proses inflamasi. Berbeda dengan proses

apoptosis pada eklampsia, dimana pada pasien pre-eklampsia akan

terjadi peningkatan stress oksidatif, sehingga produksi debris trofoblas

dan nekrotik trofoblas juga selanjutnya akan meningkat. Rangkaian

kejadian tersebut di atas, akan menimbulkan respon inflamasi yang

hebat. Teori ini berdasarkan fakta bahwa lepasnya debris trofoblas di

dalam sirkulasi darah merupakan rangsangan utama terjadinya proses

inflamasi. Disfungsi endotel pada preeklampsia akibat produksi debris


23

trofoblas plasenta berlebihan tersebut diatas, mengakibatkan aktifitas

leukosit yang tinggi pada sirkulasi ibu. Peristiwa ini disebut sebagai

kekacauan adaptasi dari proses inflamasi intravaskular pada kehamilan

yang biasanya berlangsung normal dan menyeluruh (Prawirohardjo,

2013).

Berdasarkan teori di atas, akan mengakibatkan terjadinya

kerusakan membran sel endotel. Kerusakan ini mengakibatkan

terganggunya fungsi endotel, bahkan rusaknya seluruh struktur sel

endotel. Keadaan ini disebut dengan disfungsi sel endotel. Apabila

terjadi disfungsi sel endotel, maka akan terjadi beberapa gangguan

dalam tubuh, diantaranya adalah :

1. Gangguan metabolisme prostaglandin, karena salah satu fungsi sel

endotel adalah memproduksi prostaglandin, yaitu menurunnya

produksi prostasiklin (PGE2) yang merupakan suatu fasodilator

kuat.

2. Perubahan pada sel endotel kapiler glomerulus

3. Peningkatan permeabilitas kapiler

4. Peningkatan produksi bahan- bahan vasopresor, yaitu endotelin.

Kadar NO (vasodilator) menurun, sedangkan endotelin

(vasokonstriktor) meningkat.

5. Peningkatan vaktor koagulasi

6. Agresi sel-sel trombosit pada daerah endotel yang mengalami

kerusakan. Agresi sel-sel trombosit ini untuk menutupi tempat


24

tempat di lapisan endotel yang mengalami kerusakan. Terjadinya

agresi trombosit akan memproduksi tromboksan (TXA2) yang mana

tromboksan tersebut merupakan suatu vasokonstriktor kuat. Ibu

hamil yang mengalami hipertensi akan terjadi perbandingan kadar

tromboksan (vasokonstriktor kuat) lebih tinggi dari pada

prostasiklin (vasodilator kuat), sehingga menyebabkan pembuluh

darah cendrung mengalami vasokonstriksi, dan terjadi kenaikan

tekanan darah (Hasni, 2017).

2.8 Faktor Risiko Hipertensi pada Ibu Hamil.

2.8.1 Usia

Manuaba (2008), usia yang aman untuk kehamilan dan persalinan

adalah 20-35 tahun. Komplikasi maternal pada wanita hamil dan

melahirkan pada usia dibawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi

dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun.

Dampak dari usia yang kurang, dapat menimbulkan komplikasi selama

kehamilan. Setiap remaja primigravida mempunyai risiko yang lebih

besar mengalami hipertensi dalam kehamilan dan meningkat lagi saat

usia diatas 35 tahun (Fahruddin, 2018).

2.8.2 Primigravida

85% hipertensi dalam kehamilan terjadi pada kehamilan pertama.

Jika ditinjau dari kejadian hipertensi dalam kehamilan graviditas paling

aman adalah kehamilan kedua sampai ketiga. Primigravida adalah

seorang wanita hamil untuk pertama kali, wanita yang pertama kali
25

hamil sering mengalami stres dalam mengalami persalinan sehingga

dapat terjadi hipertensi dalam kehamilan. Umurnya dibawah 20 tahun

disebut primigravida muda.Usia terbaik untuk seseorang wanita hamil

antara 20 tahun – 35 tahun. Sedangkan wanita yang pertama hamil pada

usia diatas 35 tahun disebut primigravida tua. Primigravida muda

termasuk kedalam risiko tinggi dimana jiwa dan kesehatan ibu atau bayi

dapat terancam. Risiko kematian maternal primigravida muda jarang

dijumpai dari pada primigravida tua, karena pada primigravida muda

dianggap kekuatan fisiknya masih baik sedangkan pada primigravida

tua risiko kehamilan meningkat bagi sang ibu dan dapat terkenan

hipertensi (Kartikasari, 2012).

2.8.3 Riwayat Keluarga

Riwayat keluarga perpanjangan silsilah di mana kehidupan dan

waktu dari orang yang bersangkutan diselidiki Riwayat keluarga

menempatkan daging pada tulang silsilah. (Obat) Informasi yang

berkaitan dengan gangguan yang diderita oleh kerabat langsung pasien;

sangat berguna jika gangguan adalah genetik sedangkan riwayat

hipertensi keluarga adalah penilaian adanya riwayat keluarga (ayah, ibu,

saudara, kakek, dll) yang menderita hipertensi atau memiliki garis

keturunan secara langsung. Terdapat peranan genetik pada hipertensi

dalam kehamilan.Hal tersebut dapat terjadi karena terdapat riwayat

keluarga dengan hipertensi dalam kehamilan.Hipertensi pada kehamilan

dapat diturunkan pada anak perempuan sehingga sering terjadi


26

hipertensi sebagai komplikasi kehamilan. Kerentanan terhadap

hipertensi kehamilan bergantung pada sebuah gen resesif (Kartikasari,

2012).

2.8.4 Indeks Massa Tubuh (IMT)

Tingginya indeks massa tubuh merupakan masalah gizi karena

kelebihan kalori, kelebihan gula dan garam yang bisa menjadi faktor

risiko terjadinya berbagai jenis penyakit degenerative, seperti diabetes

mellitus, hipertensi dalam kehamilan, penyakit jantung koroner,

reumatik, dan berbagai jenis keganasan (kanker) dan gangguan

kesehatan lain. Hal tersebut berkaitan dengan adanya timbunan lemak

berlebih dalam tubuh (Muflihan and Basuki, 2011).

2.8.5 Kebiasaan Konsumsi Garam

Garam merupakan faktor yang sangat penting dalam patogenesis

hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa

dengan asupan garam yang minimal. Asupan garam kurang dari 3 gram

tiap hari menyebabkan prevalensi hipertensi yang rendah, sedangkan

jika asupan garam antara 5-15 gram perhari prevalensi hipertensi

meningkat menjadi 15- 20 %. Pengaruh asupan terhadap timbulnya

hipertensi terjadi melalui peningkatan volume plasma, curah jantung

dan tekanan darah, garam menyebabkan penumpukan cairan dalam

tubuh, karena menarik cairan diluar sel agar tidak keluar, sehingga akan

meningkatkan volume dan tekanan darah (Islamiah,2013).


27

2.8.6 Konsumsi Lemak Jenuh

Kebiasaan konsumsi lemak jenuh erat kaitannya dengan

peningkatan berat badan yang berisiko terjadinya hipertensi. Konsumsi

lemak jenuh juga meningkatkan risiko aterosklerosis yang berkaitan

dengan kenaikan tekanan darah. Penurunan konsumsi lemak jenuh,

terutama lemak dalam makanan yang bersumber dari hewan dan

peningkatan konsumsi lemak tidak jenuh secukupnya yang berasal dari

minyak sayuran, biji-bijian dan makanan lain yang bersumber dari

tanaman dapat menurunkan tekanan darah (Islamiah, 2013).

2.8.7 Penggunaan Jelantah

Jelantah adalah minyak goreng yang sudah lebih dari satu kali

dipakai untuk menggoreng, dan minyak goreng ini merupakan minyak

yang telah rusak. Bahan dasar minyak goreng bisa bermacam-macam

seperti kelapa, sawit, kedelai, jagung dan lain-lain. Meskipun beragam,

secara kimia isi kandungannya sebetulnya tidak jauh berbeda, yakni

terdiri dari beraneka asam lemak jenuh (ALJ) dan asam lemak tidak

jenuh (ALTJ). Dalam jumlah kecil terdapat lesitin, cephalin, fosfatida,

sterol, asam lemak bebas, lilin, pigmen larut lemak, karbohidrat dan

protein. Hal yang menyebabkan berbeda adalah komposisinya, minyak

sawit mengandung sekitar 45,5% ALJ yang didominasi oleh lemak

palmitat dan 54,1% ALTJ yang didominasi asam lemak oleat sering

juga disebut omega-9. Minyak kelapa mengadung 80% ALJ dan 20%
28

ALTJ, sementara minyak zaitun dan minyak biji bunga matahari hampir

90% komposisinya adalah ALTJ.

Penggunaan minyak goreng sebagai media penggorengan bisa

menjadi rusak karena minyak goreng tidak tahan terhadap panas.

Minyak goreng yang tinggi kandungan ALTJ-nya pun memiliki nilai

tambah hanya pada gorengan pertama saja, selebihnya minyak tersebut

menjadi rusak. Bahan makanan kaya omega-3 yang diketahui dapat

menurunkan kadar kolesterol darah, akan tidak berkasiat bila

dipanaskan dan diberi kesempatan untuk dingin kemudian dipakai

untuk menggoreng kembali, karena komposisi ikatan rangkapnya telah

rusak (Islamiah, 2013).

2.8.8 Kebiasaan Konsumsi Minum Minuman Beralkohol

Alkohol juga dihubungkan dengan hipertensi. Peminum alkohol

berat cenderung hipertensi meskipun mekanisme timbulnya hipertensi

belum diketahui secara pasti. Orang-orang yang minum alkohol terlalu

sering atau yang terlalu banyak memiliki tekanan yang lebih tinggi dari

pada individu yang tidak minum atau minum sedikit. Menurut Ali

Khomsan, konsumsi alkohol harus diwaspadai karena survei

menunjukkan bahwa 10 % kasus hipertensi berkaitan dengan konsumsi

alkohol. Mekanisme peningkatan tekanan darah akibat alkohol masih

belum jelas. Namun diduga, peningkatan kadar kortisol dan

peningkatan volume sel darah merah serta kekentalan darah merah

berperan dalam menaikkan tekanan darah (Islamiah, 2013).


29

2.8.9 Stres

Hubungan antara stres dengan hipertensi dalam kehamilan diduga

melalui aktivitas saraf simpatis, yang dapat meningkatkan tekanan

darah secara bertahap. Apabila stress menjadi berkepanjangan dapat

berakibat tekanan darah menjadi tetap tinggi. Hal ini secara pasti belum

terbukti, akan tetapi pada binatang percobaan yang diberikan

pemaparan tehadap stress ternyata membuat binatang tersebut menjadi

hipertensi (Islamiah, 2013).

2.9 Rumah Sakit Ibu Dan Anak

2.9.1 Pengertian Rumah Sakit Ibu Dan Anak

Suatu sarana kesehatan yang khusus melayani pemeriksaan ibu

selama masa pra kehamilan hingga pasca bersalin dan semua masalah

kesehatan reproduksi wanita juga kesehatan bayi maupun anak, dengan

memperhatikan aspek kejiwaan pasien dalam tatanan desain untuk

mendukung proses pemulihan, dan menyediakan fasilitas memadahi

serta pelayanan yang mengutamakan kepuasan pengguna jasa atau

pasien (Estiningtyas, 2010).

2.9.2 Tujuan Pengadaan Rumah Sakit Ibu dan Anak

1. Rumah sakit cenderung memberikan kesan yang menakutkan

terutama bagi anak kecil, oleh sebab itu lewat pengadaan Rumah

Sakit Ibu dan Anak ini bertujuan memberikan rasa ceria dan tidak

takut bagi pasiennya terutaman anak kecil. Sehingga rasa ketidak


30

takutan tersebut akan ikut membantu dalam proses penyembuhan

pasien.

2. Terkadang rumah sakit juga kurang memperhatikan faktor

keamanan serta kenyamanan khususnya bagi ibu dan anak yang

memiliki karakter khusus dibanding orang dewasa pada umumnya.

Sehingga pengadaan Rumah Sakit khusus Ibu dan Anak ditujukan

agar para pasien (ibu dan anak) lebih merasa aman dan nyaman

berada di rumah sakit, dan secara tidak langsung membantu proses

penyembuhan pasien.

3. Sering pasien yang datang di rumah sakit umum mendapatkan

perlakuan yang sama, tetapi tidak disadari seandainya diantara

pasien tersebut ada ibu yang sedang hamil atau anak kecil yang

membutuhkan perlakuan khusus, mengingat karakter mereka yang

tidak bisa disamakan dengan kareakter orang dewasa pada

umumnya. Sehingga lewat pengadaan Rumah Sakit Ibu dan Anak

ini diharapkan pasien ibu dan anak mendapatkan perlakuan yang

khusus.

4. Bagi keluarga yang mendapatkan masalah dalam memperoleh

keturunan, sering mereka merasa rendah diri dan bingung kemana

mereka harus mengatasi masalah tersebut, begitu pula sebaliknya

pada keluarga yang malah sulit mengontrol keturunan, meraka

terkadang bingung harus pergi kemana untuk memperoleh solusi

dari masalah keluarga tersebut. Maka lewat pengadaan 24 Rumah


31

Sakit Ibu dan Anak diharapkan keluarga yang membutuhkan solusi

atas permasalahan seputar kehamilan dapat mengatasi masalahnya

tersebut tanpa merasa rendah diri (Estiningtyas, 2010).

2.9.3 Sejarah Rumah Sakit Ibu dan Anak RSIA Pala Raya

Rumah Sakit Ibu dan Anak Pala Raya merupakan Rumah Sakit

Khusus Tipe C yang berlokasi di Jalan Pala Raya 11A Mejasem Barat,

Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal. Pendirian RSIA Pala Raya

dipelopori oleh dr. Sutarto Hadisumartono, Sp.A dan istri, yang

kemudian menggandeng para dokter, bidan, dan pengusaha untuk turut

serta sebagai pemegang saham.

Pada awal berdiri, RSIA Pala Raya lebih dikenal dengan Apotek

Pala Raya pada tahun 2004. Seiring dengan proses pembangunan dan

perizinan, RSIA Pala Raya mulai beroperasi pertama kali pada 28

Maret 2005. Sejak itu, RSIA Pala Raya terus mengembangkan diri

secara perlahan dengan membeli tanah di sekitarnya dan melakukan

pembangunan fisik dan prasarana sebanyak empat kali sejak berdiri.

RSIA Pala Raya memberikan pelayanan kesehatan khususnya

untuk ibu dan anak. Namun, sejak SK Dirjen Bina Pelayanan Medis

Depkes RI No. HK.03.05/III/1758/08 tentang Izin Melaksanakan

Pelayanan Umum di Rumah Sakit Khusus, RSIA Pala Raya juga

memberikan pelayanan lain untuk pasien umum, seperti penyakit

dalam, bedah, dan lain-lain (Wawancara, 2019).


32

2.9.4 Pilar Organisasi RSIA Pala Raya

1. Visi Rumah Sakit Ibu dan Anak Pala Raya

Menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak yang terpercaya

2. Misi Rumah Sakit Ibu dan Anak Pala Raya

a. Mengutamakan keselamatan dan kepuasan pasien

b. Selalu berupaya meningkatkan mutu pelayanan

c. Melaksanakan tarif rumah sakit yang efisien

d. Menciptakan suasana kerja yang nyaman, komunikatif dan

terintegrasi dengan baik

3. Motto Rumah Sakit Ibu dan Anak Pala Raya

a. Melayani dengan ketulusan hati

b. Kesembuhan, Kesehatan dan Keselamatan datang dari ALLAH

SWT

4. Value Rumah Sakit Ibu dan Anak Pala Raya

R–A–A–P–P–I

Ramah – Amanah – Apik – Profesional – Proaktif – Informatif -

2.9.5 Profil Rumah Sakit Pala Raya

Rumah Sakit Ibu dan Anak Pala Raya berlokasi di Jl. Pala Raya no.

11A Mejasem, Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal. Lokasi ini terletak

didaerah pemukiman baru yang sangat berkembang, kependudukannya

mayoritas dihuni oleh PUS (Pasangan Usia Subur) dengan kondisi

sosial ekonomi yang merata baik kelas menengah, menengah keatas

maupun menengah kebawah. Sebagian besar penduduk berpendidikan,


33

faham akan arti kesehatan. Lokasi ini berjarak ± 2 Km dari Rumah

Sakit Umum Kardinah Kota Tegal dan ± 2 Km dari RSU Mitra Siaga

Kabupaten Tegal (Wawancara, 2019).

2.9.6 Luas Tanah dan Bangunan

Rumah Sakit Ibu dan Anak Mempunyai Layanan Unggulan dalam

Bagian, RSIA Kepemilikan PT. Delima Mitra Husada Mempunyai Luas

Tanah 2.765,71 M2 dengan Luas Bangunan 2.808,43 M2 (Wawancara,

2109).

2.9.7 Jumlah Dokter RSIA Pala Raya

Tabel 2.3 Jumlah Dokter RSIA Pala Raya

Dokter Jumlah
Dokter spesialis anak 5
Dokter kebidanan dan kandugan 4
Dokter spesialis lainnya 5
Dokter umum 9

2.9.8 Jumlah Kamar RSIA Pala Raya

Tabel 2.4 Jumlah Kamar Dokter RSIA Pala Raya

Bangsal Nama kamar Kelas Tempat tidur


Eksekutif Anggrek VVIP A 5
Bougenville VVIP B 7
Mawar VIP 5
Anak Melati I 8
Kenanga II 8
Cempaka II 12
Kebidanan Delima I 4
Delima II 4
Delima II 6
Dewasa Flamboyan I 4
Flamboyan II 6
III
34

2.9.9 Jumlah Ketenagaan RSIA Pala Raya

Tabel 2.5 Jumlah Ketenagaan RSIA Pala Raya

No. Nama Unit/Bagian Jumlah Laki-laki Perempuan


1 Administrasi 3 1 2
2 Cleaning Service 18 13 5
3 Direksi 8 4 4
4 Farmasi 3 2 1
5 Fisioterapi 1 0 1
6 Ahli Gizi 3 0 3
7 Dapur 12 6 6
8 IGD 10 4 6
9 IPSRS 5 5 0
10 IT 2 2 0
11 Kasir 5 0 5
12 Kebidanan 25 0 25
13 Keperawatan Rawat Inap 34 4 30
14 Keuangan 6 3 3
15 Laboratorium 5 0 5
16 Logistik 2 1 1
17 Loundry 7 3 4
18 Pemasaran 1 1 0
19 Radiologi 2 0 2
20 Keperawatan Rawat Jalan 5 2 3
21 Rekam Medik 6 2 4
22 Resepsionis 5 1 4
23 Sanitasi 2 1 1
24 Security 7 7 0
25 Transportasi 5 5 0
26 Magang 1 0 1
27 Apotek 18 10 8
28 Dokter part time 23 11 12
TOTAL 224 88 136
35

2.10 Kerangka Teori

Hipertensi Dalam 1. Hipertensi Kronik


Kehamilan 2. Preeklampsia
3. Eklampsia
4. Hipertensi Gestasional

1. Tanda Dan Gejala


Hipertensi
2. Patofisiologi
3. Faktor Risiko
Pola Peresepan Hipertensi Dalam
Kehamilam
4. Penggolongan Obat
Antihipertensi

1. Karasteristik pasien
2. Jenis obat
3. Golongan obat
4. Ketepatan dosis

(Irfa, 2016; Islamiah, 2013).

Keterangan :

= yang diteliti

= yang tidak diteliti

Gambar 2.1 Kerangka Teori


36

2.11 Kerangka Konsep

Karasteristik Pasien

Jenis Obat

Pola peresepan

Golongan Obat

Ketepatan Dosis

(Irfa, 2016; Islamiah, 2013).

Gambar 2.2 Kerangka Konsep


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif . Penelitian

dekskriptif merupakan penelitian yang di dalamnya tidak ada analisis

hubungan anatar variabel, tidak ada variabel bebas dan terikat, bersifat umum,

yang membutuhkan jawaban dimana, kapan, berapa banyak, siapa dan

analisis statistik yang digunakan adalah deskriptif (Hidayat, 2011).

Sedangkan kuantitatif banyak di tuntut menggunakan angka, yang diperoleh

dari nilai suatu data (Notoadtmodjo, 2012).

Penelitian ini menggambarkan Pola Peresepan Obat Antihipertensi

Pada Ibu Hamil, di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pala Raya Mejasem Tegal.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi penelitian

Penelitian adalah nama tempat pengumpulan dan pengolahan

data penelitian, misalnya desa, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi

atau institusi (Surahman, 2014).

Lokasi penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Rumah

Sakit Ibu dan Anak Pala Raya yang bertempat di Jalan Pala Raya 11

A Mejasem Tegal.

37
38

3.2.2 Waktu penelitian

Waktu penelitian adalah waktu yang dibutuhkan sejak penyusun

proposal sampai laporan penelitian selesai (Surahman, 2014).

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2019.

3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Pengumpulan Data

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan jumlah anggota dari suatu

himpunan yang ingin diketahui karateristiknya beradasarkan inferensi

atau generalisasi (Surahman, 2014).

Populasi dalam penelitian ini adalah data resep pasien rawat

rawat inap penderita hipertensi pada ibu hamil di Rumah Sakit Ibu dan

Anak Pala Raya Mejasem Tegal.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karasteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut. Pengukuran sampel merupakan suatu

langkah untuk menentukan besarnya sampel yang diambil dalam

melaksanakan penelitian suatu objek, untuk menentukan besarnya

sampel biasa dilakukan dengan statistik atau berdasarkan estimasi

sedemikian (Sugiyono, 2016).

1−2 (1 − )
=
39

Keterangan :

n : Jumlah sampel minimal

Z1-a/2 : Derajat kemaknaan

P : Proporsi Resep

d : Tingkat presisi/deviasi

Dengan tingkat kepercayaan yang diinginkan 95% ; Z1-a/2 =

1,960 ; p = 0,5 ; d= 0,1, maka diperoleh besar sampel minimal

sebagai berikut :

, , ( , )
=
,

,
=
,

= 96,04

Jadi jumlah sampel yang akan diambil sebanyak 96 resep,

jumlah resep dilebihkan 10% untuk menjaga kesalahan yaitu menjadi

100 resep (Sastoasmoro, 2010). Pemilihan sampel dilakukan dengan

cara purposive yaitu yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

3.3.3 Teknik Pengumpulan Data

Data yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dengan

metode retrospektif yaitu penelitian berdasarkan rekam medis pasien

berupa :
40

Resep dikumpulkan

Resep lengkap Resep tidak lengkap

Resep lengkap diolah

Karasteristik pasien,
dikelompokan menjadi :

1. Usia pasien
2. Usia kehamilan
3. Tekanan darah

Jenis obat yang diberikan dalam


resep

Golongan obat yang terkandung


dalam resep

Ketepatan dosis dengan alat ukur


Drug Information Handbook
(DIH)

Gambar 3.1 Teknik Pengumpulan Data


41

3.4 Kriteria Inklusi Dan Eksklusi

3.4.1 Kriteria Inklusi

Adalah persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh subyek

penelitian/populasi agar dapat diikut sertakan dalam penelitian

(Surahman, 2014). Kriteria inklusi untuk sampel penelitian ini sebagai

berikut :

1. Resep rawat inap periode 2017-2018.

2. Resep yang megandung obat Antihipertensi pada ibu hamil.

3. Resep yang lengkap meliputi : tanggal penulisan resep atau

inscriptio, tanda R/ pada setiap nama obat atau invocation, aturan

pemakaian obat atau signatura, tanda tangan dokter atau

subscription.

4. Data pasien yang lengkap meliputi : nama pasien, umur pasien,

alamat pasien, nomor rekam medis.

3.4.2 Kriteria Ekslusi

Adalah keadaan yang menyebabkan subyek penenlitian yang

memenuhi kriteria inklusi tidak dapat diikut sertakan dalam penelitian

(Surahman, 2014).

1. Resep yang tidak bisa dibaca dengan jelas.

2. Resep rawat inap periode 2017-2018 yang hilang.

3.5 Variabel penelitian

Variabel adalah karasteristik dari subyek penelitian, atau fenomena

yang memiliki beberapa nilai (variasi nilai) (Surahman, 2014). Variabel


42

dalam penelitian ini adalah varibel tunggal yaitu obat antihipertensi yang

digunakan pada ibu hamil melalui resep dokter.

3.6 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasinal variabel adalah batasan dan cara pengukuran

variabel yang akan diteliti (Surahman, 2014).

Tabel 3.1 Definisi operasional variabel

Variabel Definisi Cara Alat Kategori Skala


Operasional Pengukuran ukur

Usia (Tahun) Umur pasien Dilihat dari Rekam 1. 20-29 tahun Interval
berdasarkan rekam medis medis
jumlah resep pasien, lalu 2. 30-39 tahun
yang ditemukan
dikelompokan
dari yang 3. 40-49 tahun
termuda hingga
dengan interval
tertua, dengan tertentu
rentang umur
10 tahun

Usia Usia kehamilan Dilihat dari Rekam 1. Tri semester I Interval


kehamilan pasien pada saat rekam medis medis (0-12 minggu)
(Minggu) pengobatan pasien yang ada 2. Tri semester II
didalam resep (13-28 minggu)
3. Tri semester III
(29-40 minggu)
Tekanan Tekanan darah Dilihat dari Rekam 1. <140/90 Nominal
darah pasien pada saat rekam medis medis 2. 140/90-149/99
(mmHg) menjalani pasien yang ada 3. 150/100-
pengobatan
didalam resep 159/109
4. >160/110
Pola jenis obat yang Data obat dari Resep 1. Obat tunggal Nominal
peresepan diresepkan lembar resep 2. Obat kombinasi
obat

Pola Penggolongan Data obat dari Resep 1. Alfa bloker Nominal


peresepan obat yang di lembar resep 2. Antagonis
obat resepkan kalsium
3. Loop diutetik
Ketepatan Keamanan obat Di bandingkan Rekam 1. Tepat Nominal
dosis yang diberikan dengan Drug medis 2. Tidak tepat
selama masa Information
pengobatan
Handbook (DIH)
43

3.7 Pengolahan dan Analisa Data


3.7.1 Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan untuk mengubah data yang masih

mentah sehingga menjadi informasi yang digunakan untuk menjawab

tujuan penelitian. Data yang diambil dari resep pasien yang mendapat

terapi obat anti hipertensi pada ibu hamil akan dikelompokan serta

diolah untuk menghasilkan suatu informasi. Data yang sudah diolah

tersebut kemudian dilakukan analisa data.

3.7.2 Analisa Data


Menurut (Notoatmodjo, 2012), analisa data merupakan kegiatan

untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan

teknik-teknik tertentu. Analisa data dalam penelitian ini adalah

menggunakan analisa univariat yaitu analisa yang digunakan terhadap

tiap variabel dari hasil penelitian. Univariat hanya melihat hasil

perhitungan frekuensi dan persentase hasil penelitian, yang nantinya

akan dapat digunakan sebagai tolak ukur untuk pembuatan tahap

berikutnnya yaitu pembahasan dan kesimpulan.

Dapat ditentukan dengan rumus analisa univariat (Chandra, 2013):

Frekuensi masing masing individu


%= 100%
Jumlah frekuensi
44

3.8 Etika penelitian


Etika dalam penelitian ini adalah masalah yang penting dalam penelitian,

mengingat penelitian ini berhubungan langsung dengan manusia, maka etika

penelitian harus diperhatikan antara lain sebagai berikut :

3.8.1 Informed Consent atau lembar persetujuan


Lembar persetujuan diberikan kepada sampel penelitian yang

setuju berpartisipasi dalam penelitian ini untuk deitandatangani sebelum

sampel penelitian menandatangani lembar persetujuan penelitian,

peneliti memberikan informasi kepada sampel penelitian tentang tujuan

dan sifat suka rela dalam mengikuti penelitian ini.

3.8.2 Confidentially atau kerahasiaan


Peneliti menjaga rahasia identitas dengan tidak mencantumkan

nama (cukup dengan kode responden) pada setiap kuisoner peneliti juga

menjaga kerahasiaan data penelitian dengan menyimpannya pada file

atau komputer pribadi yang tidak memungkinkan diakses orang lain.

3.8.3 Anonimity atau kerahasiaan nama


Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan

jaminan kerahasiaan hasil penelitian baik informasi maupun masalah-

masalah lainya . Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan

dilaporkan pada hasil riset (Hidayat, 2011).


45

3.9 Alur penelitian

Pembutan proposal,
1. Tahap persiapan perizinan, mengambil data
rekam medik di Rumah Sakit
Ibu dan Anak Pala Raya

2. Tahap pelaksanaan Resep yang mengandung


obat antihipertensi selama
kehamilan

Pencatatan pola peresepan


obat dari rekam medis

3. Tahap pengelolaan
Diolah dengan software
pengelola data statistik

Hasil dan pembahasan

Kesimpulan

Gambar 3.2 Skema Alur Penelitian


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data penelitian diperoleh dari hasil pencatatan rekam medis pasien.

Sampel yang digunakan adalah seluruh populasi pasien ibu hamil yang menderita

hipertensi di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pala Raya Mejasem Periode 2017-2018,

dengan metode purposive. Hasil yang diperoleh terdapat 100 resep yang masuk

dalam kriteria inklusi. Data yang diperoleh karakteristik pasien, pola peresepan

obat berdasarkan jenis (tunggal atau kombinasi), pola peresepan obat berdasarkan

golongan, dan ketepatan dosis obat.

4.1 Karasteristik Pasien Penderita Hipertensi Pada Kehamilan

Dalam penelitian ini dibutuhkan karasteristik yaitu sebagai indentitas

pasien bahwa orang tersebut akan dijelaskan dan diakui, dan juga faktor

tersebut merupakan faktor yang perlu diperhatikan saat kehamilan karena ada

kaitannya dengan kejadian hipertensi yang dialami oleh ibu hamil.

Karasteristik dalam penelitian ini dikategorikan menjadi tiga yaitu sebagai

berikut :

4.1.1 Karasteristik Usia Pasien

Berdasarkan hasil penelitian ini, karasteristik usia pasien rawat

inap di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pala Raya Mejasem, dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

46
47

Tabel 4.1 Karasteristik Usia Pasien

Usia pasien Jumlah Presentase (%)


20-29 tahun 52 52%
30-39 tahun 32 32%
40-49 tahun 16 16%
Total 100 100%
Sumber data: Lembar resep rawat inap Rumah Sakit Ibu dan Anak Pala

Raya Mejasem 2017-2018.

Klasifikasi usia pasien berdasarkan jumlah resep yang diteliti dari

umur yang termuda hingga umur tertua dengan rentang umur 10 tahun .

Dari data penelitian didapatkan presentase sebagai berikut: pada usia

20-39 tahun sebanyak 52 pasien atau 52%, umur 30-39 tahun sebanyak

32 pasien atau 32%, umur 40-49 tahun sebanyak 16 pasien atau 16%.

Dapat dilihat dari klasifikasi yang terbanyak terkena hipertensi selama

kehamilan yaitu di usia 20-29 tahun sebanyak 52 pasien.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa wanita pada umur 20-

29 tahun mengalami hipertensi selama kehamilan, dimana pada umur

tersebut lebih dari 50% wanita beresiko mengalami hipertensi saat

kehamilan, gangguan ini biasanya terjadi pada ibu yang baru pertama

kali hamil (primigravida) karena mereka masih muda. Hipertensi dalam

kehamilan akan meningkat di usia muda karena adanya perubahan

patologis yaitu terjadinya spasme pembuluh darah arteriole menuju

organ penting dalam tubuh sehingga menimbulkan gangguan

metabolisme jaringan, gangguan peredaran darah menuju

retroplasenter, sedangkan pada tubuh ibu belum siap terjadinya


48

kehamilan karena belum sempurnanya organ-organ yang mendukung

dalam kehamilan wanita (Majid & Sukfitrianty, 2016).

4.1.2 Karasteristik Usia Kehamilan

Hasil pengamatan data usia kehamilan pada pasien hipertensi di

Rumah Sakit Ibu dan Anak Pala Raya Mejasem periode 2017-2018

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.2 Karasteristik Usia Kehamilan


Usia kehamilan Jumlah Presentase (%)

Tri semester I (0-12 minggu) 0 0

Tri semester II (13-28 minggu) 2 2%

Tri semester III (29-40 minggu) 98 98%

Total 100 100%

Sumber data : Rekam medik 2017-2018.

Karasteristik usia kehamilan dibagi menjadi tiga tahap, yaitu

trisemester pertama dari 0-12 minggu, trisemester kedua dari 13-28

minggu, trisemester ke tiga 29-40 minggu (Manuaba, 2008). Dari hasil

penelitian diatas paling banyak terjadi hipertensi di usia kehamilan pada

tri semester ke tiga yaitu 29-40 minggu sebanyak 98 pasien atau 98%.

Hal ini terjadi karena hipertensi pada kehamilan dapat muncul stelah

usia kehamilan memasuki minggu ke 20 usia kehamilan (Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, 2006). Semakin bertambahnya usia

kehamilan maka semakin meningkat resiko terkena hipertensi,


49

sedangkan pada tri semester ke dua yaitu 13-28 minggu sebanyak 2

pasien atau 2%.

4.1.3 Karasteristik Tekanan Darah

Hasil pengamatan data tekanan darah saat pasien masuk rawat inap

pada pasien penderita hipertensi pada kehamilan di Rumah Sakit Ibu

dan Anak Pala Raya Mejasem 2017- 2018 dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 4.3 Karasteristik Tekanan Darah


Tekanan Darah (mmHg) Jumlah Presentase (%)
<140/90 5 5%
140/90-149/99 27 27%
150/100-159/109 30 30%
>160/110 38 38%
Total 100 100%
Sumber : Rekam medik 2017-2018.

Tekanan darah >160/110 mmHg merupakan indikasi pasien

hipertensi berat dengan jumlah 38 kasus (38%). Hipertensi sedang

tekanan darah 150/100-159/109 mmHg jumlah 30 kasus (30%).

Hipertensi ringan tekanan darah 140/90-149/99 mmHg jumlah 27 kasus

(27%). Pasien hipertensi pada kehamilan di Rumah Sakit Ibu dan Anak

Pala Raya Mejasem banyak terjadi dengan tekanan darah >160/110

mmHg.
50

4.2 Pola Peresepan Obat Antihipertensi Pada Ibu Hamil

4.2.1 Peresepan Obat Tunggal dan Kombinasi

Dari hasil penelitian obat yang diberikan untuk pasien hipertensi

selama kehamilan di dapatkan obat tunggal dan obat kombinasi. Dapat

dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Peresepan Obat Tunggal dan Kombinasi

Peresepan Jumlah Presentase (%)


Tunggal 63 63%
Kombinasi 37 37%
Total 100 100%
Sumber : Lembar resep rawat inap 2017-2018.

Berdasarkan tabel 4.4 peresepan obat tunggal sebanyak 63 resep

obat dengan presentase 63%, sedangkan peresepan obat kombinasi

sebanyak 37 resep obat dengan presentase 37% . Hal ini menunjukan

pasien hipertensi pada ibu hamil di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pala

Raya Mejasem paling banyak mendapatkan pengobatan obat tunggal

yaitu sebanyak 63 resep obat.

4.2.2 Obat Antihipertensi Tunggal

Berdasarkan penelitian obat tunggal yang didapatkan untuk

pasien hipertensi pada ibu hamil yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.5 Obat Antihipertensi Tunggal

Nama Obat Jumlah Presentase(%)


Dopamet 18 28,57%
Nifedipin 45 71,43%
Total 63 100%
Sumber : Lembar resep rawat inap 2017-2018.
51

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat obat yang paling banyak

diresepkan adalah nifedipin sebanyak 45 atau 71,43%, sedangkan

dopamet yang mengandung metildopa sebanyak 18 atau 28,57%.

Peresepan obat tunggal pada pasien hipertensi ibu hamil lebih

disarankan dari pada obat kombinasi karena dikhawatirkan dari kontra

indikasi obat, efek samping obat, dan interaksi obat dapat

membahayakan bagi ibu dan janin yang dikandungnya.

4.2.3 Kombinasi Obat Antihipertensi

Dari hasil penelitian obat kombinasi yang diresepkan pada

penderita hipertensi selama kehamilan dapat dilihat pada tabel sebagai

berikut :

Tabel 4.6 Kombinasi Obat Antihipertensi


Terapi Nama obat Jumlah Presentase(%)
kombinasi
2 obat Dopamet+Nifedipin 13 35,2%
Dopamet+Amlodipin 12 32,4%
3 obat Dopamet+Nifedipin+Furosemid 12 32,4%
Total 37 100%
Sumber : Lembar resep rawat inap 2017-2018.
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat kombinasi paling banyak

diresepkan adalah kombinasi dua obat antihipertensi yaitu dopamet atau

metildopa dengan nifedipin sebanyak 13 kasus atau 35,2%, sedangkan

untuk kombinasi dopamet dengan amlodipine sebanyak 12 kasus atau

32,4%, dan pada kombinasi tiga obat yaitu dopamet, nifedipin dan

furosemide sebanyak 12 kasus atau 32,4%.


52

Penggunaan terapi kombinasi untuk pasien hipertensi pada ibu

hamil dilakukan apabila monoterapi sudah dilaksanakan, tetapi tidak

menunjukan perbaikan tekanan darah sehingga dilakukan terapi

kombinasi, dan juga dapat dilihat dari tingkat keparahan pasien.

4.3 Pola Peresepan Obat Antihipertensi Berdasarkan Golongan Obatnya

Berdasarkan pengamatan data dapat dilihat peresepan obat pada

pasien penderita hipertensi pada kehamilan beradasarkan penggolongannya.

Tabel 4.7 Penggolongan Obat Antihipertensi


Golongan antihipertensi Jumlah Presentase(%)
Alfa blocker 14 14%
Antagonis kalsium 70 70%
Loop diuretik 16 16%
Total 100 100%
Sumber : Lembar resep 2017-2018.
Pada tabel 4.7 dapat dilihat bahwa penggunaan golongan obat alfa

blocker dengan jumlah 14 (14%), golongan obat antagonis kalsium dengan

jumlah 70 (70%), golongan loop diuretik dengan jumlah 16 (16%). Golongan

obat yang sering digunakan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pala Raya

Mejasem adalah golongan antagonis kalsium sebanyak 70 (70%).

Penderita hipertensi pada ibu hamil di Rumah Sakit Ibu dan Anak

Pala Raya Mejasem tahun 2017-2018 diberikan terapi hipertensi dengan

menggunakan golongan alfa blocker yaitu dopamet yang mengandung

metildopa, golongan antagonis kalsium yaitu amlodipine dan nifedipin .

Dalam (Syamsiyatul Aliyah, 2015), Nifedipin paling banyak digunakan untuk

pengobatan hipertensi pada ibu hamil karena telah terbukti menurunkan


53

tekanan darah pada kehamilan dan mengendalikan hipertensi antenatal dan

pasca persalinan, mekanisme aksi dari antagonis kalsium yaitu mencegah

masuknya kalsium ke dalam sel, sehingga akan menjadi vasodilatasi. Aksi ini

dapat menurunkan tekana darah pada pasien yang menderita hipertensi terjadi

peningkatan peripheral vascular resistnce (PVR) dikerenakan tingginya

calcium intracellular yang menyebabkan peningkatan tekanan otot polos

arterial (Kusumaningtyas, 2015).

Pasien dalam penelitian ini juga mendapatkan obat golongan alfa

bloker yaitu metildopa, metildopa dipandang sebagai obat hipertensi yang

paling aman untuk digunakan sepanjang kehamilan. Obat ini melintasi

plasenta dan ditemukan didalam darah tali pusat dengan konsentrasi yang

sama dengan yang ada dalam darah ibu. Obat ini menurunkan tekanan darah

sistolik pada neonatus dan belum pernah ada laporan tentang efek buruk pada

janin, metildopa mempunyai efek vasodilatasi dengan menghalangi

peningkatan norepinefrin pada reseptor otot polos (Ghanem & Movahed,

2008).

Pada penelitian ini ada 16 pasien yang mendapatkan golongan obat

loop diuretik yaitu furosemide bekerja dengan meningkatkan pengeluaran

urin oleh tubuh, yang dapat menyebabkan natrium, klorida dan air ikut keluar

bersama urin sehingga volume plasma dan cairan sel akan berkurang, maka

tekanan darah akan turun karena berkurangnya curah jantung. Pemberian obat

golongan loop diuretik ini hanya boleh dilakukan jika terbukti adanya edema

paru, pasien dapat diberikan furosemide tablet atau injeksi (Nugroho, 2010).
54

Dari hasil yang di teliti golongan obat yang paling banyak di

resepkan adalah golongan antagonis kalsium. Dalam indeks keamanan

kehamilan berdasarkan kategori faktor resiko untuk nifedipin dan

amlodipine termasuk kategori C, sehingga obat hanya boleh digunakan

jika besar manfaat yang di harapkan melibihi besarnya resiko terhadap

janin (Syamsiyatul Aliyah, 2015).

4.4 Ketepatan Dosis Obat Antihipertensi Pada Ibu Hamil

Ketepatan dosis adalah jumlah obat yang diberikan berada dalam

range terapi. Di bawah ini merupakan presentase kesesuaian dosis pada

pasien ibu hamil yang menderita hipertensi.

Tabel 4.8 Kesesuain Dosis Obat Antihipertensi


Kesesuaian terhadap dosis standar DIH
Naman obat Jumlah
Sesuai Presentase Tidak Presentase
obat
(%) sesuai (%)
Metildopa 250 mg 15 15 15% 0 0
Metildopa 500 mg 12 12 12% 0 0

Nifedipin tablet 45 45 45% 0 0


10mg
Amlodipin tablet 12 12 12% 0 0
5mg
Furosemid tablet 16 16 16% 0 0
40mg
Total 100 98 98% 0 0

Ketepatan dosis dilihat dari kesesuaian dosis antihipertensi yang

digunakan dengan standar yakni Drug Information Handbook (DIH).

Dopamet yang mengandung metildopa 250 mg dengan kasus 15 (15%),


55

dopamet yang mengandung metildopa 500 mg dengan kasus 12 (12%),

nifedipin 10 mg dengan kasus 45 (45%), amlodipin 5 mg dengan kasus 12

(12%), furosemide 40 mg dengan kasus 16 (16%).

Sesuai dengan pengamatan data mengenai kesesuain dosis pada pasien

hipertensi selama kehamilan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pala Raya

Mejasem tahun 2017-2018 dapat dilihat pada tabel 4.9

Tabel 4. 9 Ketepatan Dosis Obat Antihipertensi


Kesesuain
Nama obat Dosis Dosis standar (DIH)
pemakaian Sesuai Tidak
sesuai
Metildopa 3x250 mg Awal;250mg2-3xsehari  -
Pemeliharaan;250mg-
1gr/hari terbagi dalam 2
dosis(max:3gr/hari)
Metildopa 2x500 mg Awal;250mg2-3xsehari  -
Pemeliharaan;250mg-
1gr/hari terbagi dalam 2
dosis(max:3gr/hari)
Nifedipin 3x10 mg Awal;10mg 3xsehari  -
Pemeliharaan;10-30mg
3/hari(max120-
180mg/hari)
Amlodipine 1x5 mg Awal;5mg/hari  -
pemeliharaan 10mg/hari
Furosemide 1x40 mg Awal;20-80mg/hari tiap  -
6-8jam (max:20-80mg
dalam 2 dosis terbagi)
(Sumber : Drug Informatin Handbook)

Pada tabel 4.9 pemakaian dosis pada pasien ibu hamil yang

menderita hipertensi di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pala Raya Mejasem

tahun 2017-2018 hasil dari pengamatan data yang diperoleh tepat dosis

yaitu sebanyak 100%.


56

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan :

1. Pola peresepan, berdasarkan karasteristik pasien hipertensi pada ibu hamil

usia yang paling banyak ditemukan adalah 20-29 tahun sebanyak 52

pasien atau 52%, sedangkan usia kehamilan paling banyak ditemukan di

tri semester ke tiga (29-40 minggu) sebanyak 98 kasus atau 98%, dan

berdasarkan tekanan darah banyak terjadi dengan tekanan darah >160/110

mmHg sebanyak 38 pasien atau 38%.

2. Berdasarkan jenisnya obat tunggal yang sering digunakan adalah

nifedipin yaitu sebanyak 45%, dan obat kombinasi yang paling banyak

adalah kombinasi dua obat yaitu dopamet dan nifedipin sebanyak 35,2%.

3. Berdasarkan golongan obat yang paling banyak diresepkan adalah

golongan antagonis kalsium sebanyak 70 resep atau 70%,

4. Hasil ketepatan dosis yang diberikan kemudian dianalisis dengan DIH

yaitu tepat dosis sebanyak 100%.


57

5.2 Saran

1. Diharapkan kepada Rumah Sakit, perlu adanya penambahan data dosis

pada setiap jenis obat yang diberikan kepada pasien, sehingga dapat

diketahui dengan mudah.

2. Diharapkan kepada Rumah Sakit, perlu dilakukan perekapan jenis

penyakit yang terjadi per tahunnya, sehingga dapat mengetahui dengan

mudah tinggi atau rendahnya presentase penyakit tersebut.

3. Untuk penelitian selanjutnya, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

dengan secara prospektif yang bertujuan untuk melihat secara langsung

dari pasien masuk di periksa, mengetahui umur pasien, tekanan darah, usia

kehamilanya dan mengetahui obat dan dosis obat yang diberikan, dan bisa

mengelompokan jenis hipertensi yang terjadi pada pasien tersebut.


DAFTAR PUSTAKA

Alfalasifah, B. I. 2016. Evaluasi Ketepatan Penggunaan Obat Antihipertensi Pada


Ibu Hamil Di Instalasi Rawat Inap RSUD Pandan Arang Boyolali Periode
Januari-September 2016. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Anief, M. 2010. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Biomed, S. 2011. Farmakoterapi Kardiovaskular Dan Renal. Jakarta: Salemba
Medika.
Chandra, B. 2013. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.
Dinkes Jawa Tengah. 2016. Profil Kesehatan Jawa Tengah.Semarang. [Online]
Tersedia di https://dinkesjatengprov.go.id/v2018/, diakses 13 Maret.

Dinkes Kabupaten Tegal . 2016. Profil Kesehatan Kabupaten Tegal. [Online]


Tersedian di http://data.jatengprov.go.id/dataset/profil-kesehatan-kab-tegal-tahun-
2017, diakses 13 Maret.

Nugraha, D. M. W. 2008. Evaluasi penggunaan obat pada masa kehamilan pasien


rawat jalan di RSU Santa Elisabeth Purwokerto Periode Oktober-
Desember 2008. Skripsi. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Estiningtyas, A. 2010. Rumah Sakit Ibu Dan Anak Penekanan Pada Psikologi Ibu
dan Anak dengan Fasilitas Pelayanan Prima. Karya Tulis Ilmiah. Fakultas
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Fahruddin, E. P. 2018. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi
Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Suli Kabupaten Luwu.
Skripsi. Universitas Hasanuddin Makassar.
Florensia, A. 2015. Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi Di Instalasi Rawat
Inap RSUD Kota Tangerang. Skripsi. Fakultas Kedokteran Dan Ilmu
Kesehatan Program Studi Farmasi Jakarta .

58
59

Ghanem, F. A., & Movahed, A. 2008. Use of Antihypertensive Drugs during


Pregnancy and Lactation: Antihypertensive Drugs. Cardiovascular Drug
Reviews, 26(1), 38–49
Hasni, Y. 2017. Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Dengan Hipertensi Di
Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Kota Padang. Karya Tulis Ilmiah.
Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang.
Hidayat. 2011. Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis Data. Jakarta:
Salemba Medika.
Irfa, R. 2016. Analisis Penggunaan Antihipertensi Pada Ibu Hamil Dengan
Preeklampsia Berat Di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. H. Abdul Moelek
Bandar Lampung Periode JanuariI-September Tahun 2016. Skripsi.
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Islamiah, N. 2013. Gambaran Faktor Risiko Hipertensi Pada Ibu Hamil Di Rumah
Bersalin Mattrobaji Gowa Tahun 2012. Karya Tulis Ilmiah. Universitas
Islam NegeriI Alauddin Makassar.
Jiwandari, D. 2015. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hipertensi Dalam
Kehamilan Di BPS Ana Kusuma Amd Kebidanan Pilangsari Sragen.
Karya Tulis Ilmiah. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada.
Kartikasari, A. N. 2012. Faktor Risiko Hipertensi Pada Masyarakat Di Desa
Kebandongan Kidul Kabupaten Rembang. Karya Tulis Ilmiah. Fakultas
Kedokteran Diponegoro.
Kusumaningtyas. 2012. (PDF) Pedoman WHO tentang Penulisan Resep yang
Baik sebagai Bagian Penggunaan Obat yang Rasional WHO-Guide to
Good Prescribing as Part of Rational Drug Use. Retrieved 26 September .
Kusumaningtyas, Y. D. 2015. Evaluasi Penggunaan Antihipertensi Pada Ibu
Hamil Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit X Tahun 2014. Skripsi.
Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Lalenoh, D. C. (2018). Preeklampsia Berat dan Eklampsia. Yogyakarta.
Deepublish.
60

Majid, A., & Sukfitrianty. 2016. Faktor Risiko Hipertensi Pada Ibu Hamil Di
Rumah Sakit Hikmah Kota Makassar. Makassar. Al-Sihah : Public Health
Science Journal . 8 (1) 2016 : 79-88
Manuaba. 2008. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandung, dan KB. Jakarta: ECG.
Miasih, K. 2014. Pola Peresepan Antihipertensi Pada Pasien Preeklampsia Di
Instalasi Rawat Inap RSUD Wates Kulon Progo Periode Juli-Oktober
2014. Jurnal AKFARINDO . 1 (1) 2016 : 48-54
Muflihan, F. A., & Basuki, S. 2011. Analisis Faktor-Faktor Risiko Terjadinya
Preeklampsia Berat Di RSUD Tugurejo Tahun 2011. Skrpsi. Universitas
Muhammadiyah Semarang.
Notoadtmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nugroho, T. 2010. Buku Ajar Obstetri Untuk Mahasiswa Kebidanan. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Prawirohardjo, sarwono. 2013. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka.
Sastoasmoro, I. 2010. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis (Edisi ke tiga).
Jakarta: Sagung Seto.
Sugiyono. 2016. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: CV Alfabeta.
Surahman, S. S. 2014. Metodologi Penelitian Untuk Mahasiswa Farmasi. Jakarta:
Trans Indo Media.
Syamsiyatul Aliyah, N. (2015). Evaluasi Penggunaan Obat Anti Hipertensi Pada
Pasien Pre eklampsia Dan Eklampsia Di Instalasi Rawat Inap RSUD
Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta Periode Tahun 2014-2015.
Disertasi. Poltekkes Bhakti Setya Indonesia Yogyakarta.
WHO. (2012). World health statistics 2012. Geneva: World health organization.
https://www.who.int/gho/publications/world_health_statistics/EN_WHS20
12. diakses 12 Oktober.
61

LAMPIRAN
62

Lampiran 1 Hasil Data Penelitian


No Nama pasien Usia Obat tuggal Obat kombinasi Tekanan Usia
(tahun) darah kehamilan
pasien (minggu)
(mmHg)
1 Pasien X 24Th - Dopamet+Nifedipin+ 160/100 41
Furosemid
2 Pasien X 24Th - Dopamet+Nifedipin+ 140/100 38
Furosemid
3 Pasien X 23Th - Dopamet+Nifedipin+ 190/70 28
Furosemid
4 Pasien X 24Th - Dopamet+Amlodipin 160/100 39
5 Pasien X 23Th Dopamet - 160/100 40
6 Pasien X 25Th - Dopamet+Nifedipin+ 190/100 39
Furosemid
7 Pasien X 24Th Nifedipin - 130/90 38
8 Pasien X 25Th - Dopamet+Nifedipin+ 150/100 41
Furosemid
9 Pasien X 24Th - Dopamet+Nifedipin+ 180/100 39
Furosemid
10 Pasien X 25Th Nifedipin - 150/90 40
11 Pasien X 24Th - Dopamet+Nifedipin 150/100 39
12 Pasien X 20Th Nifedipin - 140/100 28
13 Pasien X 24Th Nifedipin - 200/100 40
14 Pasien X 21Th - Dopamet+Nifedipin+ 150/100 41
Furosemid
15 Pasien X 20Th Nifedipin - 140/100 39
16 Pasien X 25Th Nifedipin - 170/100 39
17 Pasien X 23Th Nifedipin - 140/90 39
18 Pasien X 22Th - Dopamet+Nifedipin 140/90 40
19 Pasien X 24Th Dopamet - 140/90 40
20 Pasien X 22Th Nifedipin - 140/100 39
21 Pasien X 25Th Nifedipin - 150/100 39
22 Pasien X 27Th Dopamet - 150/100 39
23 Pasien X 26Th Nifedipin - 140/100 40
24 Pasien X 29Th - Amlodipin+Dopamet 160/100 40
25 Pasien X 29Th - Dopamet+Nifedipin 200/100 37
26 Pasien X 27Th Nifedipin - 140/100 38
27 Pasien X 27Th Nifedipin - 160/100 39
28 Pasien X 27Th - Amlodipin+Dopamet 170/100 36
29 Pasien X 29Th - Amlodipin+Dopamet 160/100 39
30 Pasien X 28Th Nifedipin - 150/100 32
31 Pasien X 29Th - Amlodipin+Dopamet 150/90 38
32 Pasien X 26Th Nifedipin - 150/100 32
33 Pasien X 20Th Dopamet - 150/100 40
34 Pasien X 23Th - Dopamet+Nifedipin 140/100 39
35 Pasien X 35Th Nifedipin - 140/90 40
36 Pasien X 24Th Nifedipin - 150/100 38
37 Pasien X 20Th Nifedipin - 150/90 39
38 Pasien X 23Th Nifedipin - 140/90 39
39 Pasien X 24Th Dopamet - 150/100 38
40 Pasien X 23Th - Dopamet+Nifedipin+ 200/100 37
Furosemid
41 Pasien X 24Th - Amlodipin+Dopamet 150/110 37
42 Pasien X 23Th Nifedipin - 200/100 37
43 Pasien X 21Th - Dopamet+Nifedipin+ 160/100 36
Furosemid
44 Pasien X 23Th - Dopamet+Nifedipin 180/100 41
63

45 Pasien X 23Th Nifedipin - 180/100 38


46 Pasien X 23Th Dopamet - 130/90 36
47 Pasien X 20Th Dopamet - 170/100 32
48 Pasien X 23Th Nifedipin - 150/90 40
49 Pasien X 21Th Dopamet - 140/90 32
50 Pasien X 20Th - Dopamet+Nifedipin 150/100 38
51 Pasien X 21Th Dopamet - 140/90 40
52 Pasien X 24Th Nifedipin - 160/90 39
53 Pasien X 34Th Nifedipin - 180/100 39
54 Pasien X 32Th - Dopamet+Nifedipin 150/100 41
55 Pasien X 30Th Dopamet - 150/100 40
56 Pasien X 32Th Nifedipin - 150/100 36
57 Pasien X 30Th - Dopamet+Nifedipin 150/100 38
58 Pasien X 39Th Dopamet - 130/90 38
59 Pasien X 39Th - Amlodipin+Dopamet 150/90 40
60 Pasien X 38Th Nifedipin - 200/140 32
61 Pasien X 36Th Nifedipin - 140/100 40
62 Pasien X 37Th - Dopamet+Nifedipin 150/100 38
63 Pasien X 38Th Dopamet - 130/90 36
64 Pasien X 39Th Nifedipin - 170/100 39
65 Pasien X 39Th Dopamet - 149/90 32
66 Pasien X 36Th Nifedipin - 160/100 39
67 Pasien X 36Th Nifedipin - 150/100 39
68 Pasien X 37Th Nifedipin - 160/100 40
69 Pasien X 39Th Nifedipin - 160/100 39
70 Pasien X 36Th Nifedipin - 170/100 38
71 Pasien X 36Th - Amlodipin+Dopamet 160/90 40
72 Pasien X 36Th - Dopamet+Nifedipin 150/100 40
73 Pasien X 38Th - Amlodipin+Dopamet 140/90 40
74 Pasien X 39Th Dopamet - 130/90 41
75 Pasien X 36Th Nifedipin - 160/100 39
76 Pasien X 39Th Nifedipin - 140/90 40
77 Pasien X 36Th - Dopamet+Nifedipin 150/100 38
78 Pasien X 36Th - Amlodipin+Dopamet 160/90 39
79 Pasien X 36Th Dopamet - 140/90 38
80 Pasien X 37Th Nifedipin - 160/100 40
81 Pasien X 37Th Nifedipin - 140/90 38
82 Pasien X 38Th Nifedipin - 150/90 41
83 Pasien X 39Th Dopamet - 140/90 36
84 Pasien X 37Th Dopamet - 150/100 40
85 Pasien X 43Th - Amlodipin+Dopamet 160/100 39
86 Pasien X 40Th - Dopamet+Nifedipin+ 140/90 40
Furosemid
87 Pasien X 41Th - Dopamet+Nifedipin 170/80 40
87 Pasien X 41Th - Dopamet+Nifedipin 160/100 39
89 Pasien X 44Th - Dopamet+Nifedipin 170/100 40
90 Pasien X 42Th - Dopamet+Nifedipin+ 180/100 39
Furosemid
91 Pasien X 42Th Nifedipin - 150/90 40
92 Pasien X 41Th - Dopamet+Nifedipin+ 170/100 40
Furosemid
93 Pasien X 42Th Dopamet - 150/100 39
94 Pasien X 40Th - Amlodipin+Dopamet 170/100 39
95 Pasien X 40Th Nifedipin - 140/90 41
96 Pasien X 34Th Nifedipin - 140/90 36
97 Pasien X 32Th Nifedipin - 140/90 40
98 Pasien X 31Th - Dopamet+Nifedipin 150/100 38
99 Pasien X 40Th Nifedipin - 140/90 32
100 Pasien X 41Th Nifedipin - 160/100 32
64

Lampiran 2 Hasil Perhitungan Penelitian

1. Karasteristik usia pasien


x100%

a. Usia 20-29 tahun x100% =52%


b. Usia 30-39 tahun x100% =32%
c. Usia 40-49 tahun x100% =16%

2. Karasteristik usia kehamilan


x100%
a. Tri semester I 0
b. Tri semester II x100% =2%
c. Tri semester III x100% =98%

3. Karasteristik tekanan darah


x100%

a. <140/90 x100% =5%


b. 140/90-149/99 x100% =27%
c. 150/100-159/109 x100% =30%
d. >160/110 x100% =38%

4. Peresepan obat antihipertensi pada ibu hamil


x100%

a. Tunggal x100% =63%


b. Kombinasi x100% =37%

5. Obat tunggal
x100%
65

a. Dopamet x100% =28,1%


b. Nifedipin x100% =71,43%

6. Obat kombinasi
x100%

a. Dopamet+Nifedipin x100% =35,1%


b. Dopamet+Amlodipin x100% =32,4%
c. Dopamet+Nifedipin+Furosemid x100% =32,4%

7. Penggolongan obat antihipertensi pada ibu hamil


x100%

a. Alfa blocker x100% =14%


b. Antagonis kalsium x100% =70%
c. Loop diuretik x100% =16%

8. Kesesuain dosis
x100%

a. Dopamet 250mg x100% =15%


b. Dopamet 500mg x100% =12%
c. Nifedipin 10mg x100% =45%
d. Amlodipin 5mg x100% =12%
e. Furosemid 40mg x100% =14%
f. Uresix injeksi x100% =2%
66

Lampiran 3 contoh resep rawat inap


67
68

Lampiran 4 Contoh Dokumentasi Resume Medis Pasien


69
70

Lampiran 5 Dokumentasi Penelitian


71

Lampiran 6 Surat Permohonan Izin Penelitian


72

Lampiran 7 Surat Persetujuan Izin Pengambilan Data


73

CURRICULUM VITAE

Nama : Putri Nur Komalasari


E-mail : Putrink071@gmail.com
Tempat, tanggal lahir : Tegal, 13 Desember 1998
Alamat lengkap : Jalan Raya Penarukan RT 24 RW 07 Kecamatan
Adiwerna Kabupaten Tegal
Telepn, HP : 085786114409
Pendidikan
SD : SD Negeri 06 Adiwerna
SMP : SMP Negeri 04 Adiwerna
SMA : SMK Saka Medika Dukuhwaru Tegal

Judul KTI : Pola Peresepan Obat Antihipertensi Pada Wanita Hamil


Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Pala Raya Mejasem
Nama Orang Tua
Ayah : Sepudin
Ibu : Sodikha
Pekerjaan Orang Tua
Ayah : Wiraswasta
Ibu : Wiraswasta
Telepon, HP
Ayah : 081568390589
Ibu : 081568390589
Alamat Orang Tua
Ayah : Jalan Raya Penarukan RT 24 RW 07 Kecamatan
Adiwerna Kabupaten Tegal
Ibu : Jalan Raya Penarukan RT 24 RW 07 Kecamatan
Adiwerna Kabupaten Tegal

Anda mungkin juga menyukai