Anda di halaman 1dari 71

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Berenuk (Crescentia

cujete Linn) Terhadap Bakteri Escherichia coli ATTC 10563

Karya Tulis Ilmiah


Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan
Pendidikan Diploma 3 Farmasi

Diajukan Oleh:

MOH.IRFANDI DATUNSOLANG
NIRM 1603003

Kepada:

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH MANADO


PROGRAM STUDI D3 FARMASI
2019

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK (Crescentia cujete Linn)


TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI
Escherchia coli ATTC 10563

Diajukan oleh :

MOH IRFANDI DATUNSOLANG


NIRM. 1603003

Telah disetujui oleh :

Pembimbing I

Muh Hidayat S.Farm.,M.si Tanggal, September 2019

Pembimbing II

Drs, H. Amir Fatah Tanggal, September 2019


NIDN. 09 03 104901

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Karya tulis ilmiah ini telah diterima dan disetujui oleh Tim Penguji Ujian

Jenjang Pendidikan Tinggi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah

Manado Program Studi D3 Farmasi, sebagai salah satu persyaratan penyelesaian

pendididikan Ujian Akhir Diploma III pada tanggal.......September 2019

Ketua Penguji

Windi Astuti S.farm,.M.farm,.Apt

Anggota Penguji :

Rahmat Ismail, S.Farm., M.Farm., Apt


NIDN. 09 191088 02

Muh Hidayat S.Farm.,M.si

Manado, ..... September 2019

Ketua STIKES Muhammadiyah Manado Ketua Program Studi

Agust Arthur Laya., SKM., M.Kes Rahmat Ismail, S.Farm.,M.Farm.,Apt


NIDN. 00 050865 08 NIDN : 09 191088 02

iii
HALAMAN PERYATAAN ORISINALISME

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Moh Irfandi Datunsolang

NIRM : 1603003

Semester : VI (Enam)

Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Uji Aktivitas Antibakteri
Ekstrak Etanol Daun Berenuk (Crescentia cujete Linn) Terhadap Bakteri
Escherchia coli”

Merupakan :

1. Hasil karya yang dipersiapkan dan disusun sendiri;

2. Semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan
dengan benar serta bukan merupakan hasil penjiplakan karya orang
lain;

3. Belum pernah disampaikan untuk mendapatkan gelar pada program


diploma ini ataupun pada program lainnya. Oleh karena itu
Pertanggung jawaban Karya Tulis Ilmiah ini sepenuhnya berada pada
diri saya.

Demikian peryataan ini saya buat, apabila kelak dikemudian hari terbukti ada
unsur penjiplakan saya bersedia mempertanggungjawabkan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

Manado, September 2019


Yang membuat peryataan

Moh Irfandi Datunsolang


NIRM. 1603003

iv
CURRICULUM VITAE

A. Identitas

Nama : MOH.IRFANDI DATUNSOLANG

NIRM : 1603003

Tempat, Tanggal Lahir : PIMPI, 31 Juli 1998

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Desa Pimpi Kecamatan Bintauna


Kabupaten Bolaang Mongondow Utara
Provinsi Sulawesi Utara

B Riwayat Pendidikan
Tahun 2004- 2010 : SDN 1 Pimpi

Tahun 2010-2013 : SMP N 1 Bintauna

Tahun 2013-2016 : SMA N 1 Bintauna

Tahun 2016-2019 : STIKES Muhammadiyah Manado

v
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap Alhamdulillahirabbil’alamin serta puji dan syukur

kehadirat Allah SWT karena atas limpahan nikmat, karunia, dan rahmat-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah. Salawat serta salam

semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan pengikut-

Nya yang telah membawa umat-Nya dari zaman yang kaya akan ilmu

pengetahuan dan kemajuan teknologi seperti sekarang ini.

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu

syarat untuk mendapatkan gelar Ahli Madia Farmasi pada Program Studi D3

Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado. Adapun judul

Karya Tulis Ilmiah ini adalah “Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun

berenuk (Crescentia cujete Lin) terhadap pertumbuhan bakteri Escherchia coli”.

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari do’a, semangat,

bantuan, serta petunjuk dari berbagai pihak, sehingga Karya Tulis Ilmiah ini

terwujud sebagaimana mestinya. Maka dalam kesempatan kali ini penulis

mengucapkan terimakasiah kepada :

1. Bapak Agust Arthur Laya, SKM.,M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah Manado, yang telah

memberikan fasilitas yang memadai untuk seluruh mahasiswa Stikes

Muhammadiyah Manado,

2. Bapak Ns. Suwandi I. Luneto., S.Kep., M.Kes., CWCCA., HBOC selaku

Wakil Ketua I Bidang Akademik STIKES Muhammadiyah Manado,

vi
3. Ibu Ns. Hj. Zainar Kasim., S.Kep., M.Kes., selaku wakil Ketua II Bidang

Administrasi dan Keuangan, STIKES Muhammadiyah Manado.

4. Bapak I Made Rantiasa., S.Kp., M.Kes. selaku Wakil Ketua III Bidang

Administrasi dan SDM STIKES Muhammadiyah Manado dan juga selaku

Penguji I yang telah memberikan dukungan serta ilmu pengetahuan untuk

saya.

5. Bapak Rizal Arsyad., S.Ag., MA. selaku Wakil Ketua IV Bidang

Kemahasiswaan dan Al-Islam Kemuhammadiyahan STIKES

Muhammadiyah Manado yang selalu memberikan dukungan dan

bimbingan selama kuliah di STIKES Muhamadiyah Manado.

6. Rahamat Ismail, S.Farm.,M.Farm.,Apt selaku Ketua Program Studi D3

Farmasi yang telah memberikan semangat dan ilmu pengetahuan pada

mahasiswa.

7. Windi Astuti S.Farm.,M.Farm.,Apt selaku dosen penguji I yang telah

memberikan ilmu pengetahuan untuk saya.

8. Rahamat Ismail, S.Farm.,M.Farm.,Apt selaku dosen penguji II yang telah

memberikan ilmu pengetahuan untuk saya.

9. Muhamad Hidayat S.Farm., M.si selaku Pembimbing I yang selalu

membimbing, memberikan semangat dan dukungan hingga selesainya

Karya Tulis Ilmiah ini.

10. Drs, H. Amir Fatah selaku pembimbing II yang selau membimbing dan

memberikan masukan sampai selesainya Karya Tulis Ilmiah.

vii
11. Seluruh Staf Prodi D3 Farmasi yang telah memberikan kemudahan selama

Karya Tulis Ilmiah ini sampai selesai.

12. Kadar Datunsolang dan Isnawati Pongoliu selaku Orang Tua yang telah

memberikan begitu banyak dukungan melalui material maupun

nonmaterial, Do’a, Semangat, dan kasih sayang untukku sehingga saya

dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

13. Ajeng Mamonto, Sahabat Hariyadi Suma, Aswin Arsyad, Moh.Rizki

Wartabone, Dedi Amazi, Lapandi Laudi, Mariyani Dahlan, Dila Agustina,

Khofifa Adam, Meilan Blongkod, Melani Modeong, Safitri Merasabesy

yang selalu memberikan dukungan serta semangat dalam melakukan

peyelesaian karya tulis ilmiah yang tiada hentinya.

14. Teman-teman Andromeda seperjuangan yang telah memberikan,

semangat, dukungan, motivasi, serta masukan-masukan selama ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal penelitian ini

masih terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan karena terbatasnya

ilmu dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengaharapkan kritik dan

saran yang membangun guna perbaikan ke masa mendatang.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan semoga

segala bantuan yang telah diberikan penulis akan mendapat balasan, rahmat dan

ridho dari Allah SWT, serta dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya, dan para

pembaca umumnya, Aamiin.

Manado, 31 Juli 2019

Penulis

viii
DAFTAR ISI
Halama

n
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
CURRICULUM VITAE..........................................................................................v
KATA PENGANTAR............................................................................................vi
DAFTAR ISI...........................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................xi
ABSTRAK............................................................................................................xiv
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................2
1.4 Batasan Masalah.............................................................................................2
1.5 Manfaat Penelitian..........................................................................................2
BAB 1I.....................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................3
2.1 Berenuk (Crescentia cujete Linn)..................................................................3
2.1.1. Morfologi Tanaman Berenuk (Crescentia cujete Linn).........................3
2.1.2 Kandungan Kimia Daun Berenuk (Crescentia Cujete Linn).................4
2.1.3 Kegunaan Daun Berenuk (Crescentia cujete Linn)...............................5
2.2 Simplisia........................................................................................................5
2.2.1 Pengelolaan Simplisia............................................................................6
2.3 Pengertian Ekstraksi......................................................................................9
2.3.1 Ekstrak...................................................................................................10
2.4 Maserasi.......................................................................................................10
2.4.1 Pelarut etanol.......................................................................................11
2.5 Bakteri Escherichia coli...............................................................................11
2.5.1 Pengertian............................................................................................11
2.5.2 Morfologi Eschechia ecoli...................................................................12
2.5.3 Patogenitas...........................................................................................13
2.6. Tinjauan Umum Tentang Aktivitas Antibakteri.........................................14
2.6.1 Pengertian............................................................................................14
2.6.2 Uji Aktivitas Antibakteri.....................................................................16
2.7 Kerangka Konsep........................................................................................17
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................18
3.1 Jenis Penelitian.............................................................................................18
3.2 Sampel dan Populasi....................................................................................18
3.3 Variabel Penelitian.......................................................................................18
3.4 Definisi Operasional....................................................................................18
3.5 Desain Penelitian.........................................................................................19

ix
3.6 Tempat dan Waktu Penelitian......................................................................19
3.7 Instrumen Penelitian.....................................................................................20
3.7.1 Alat........................................................................................................20
3.7.2 Bahan.....................................................................................................20
3.8 Prosedur Penelitian......................................................................................20
3.9 Analisis Data................................................................................................25
3.10 Alur Penelitian............................................................................................25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................26
4.1 Ekstraksi.......................................................................................................26
4.2 Uji aktivitas antibakteri................................................................................27
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................31
5.1 Kesimpulan...................................................................................................31
5.2 SARAN........................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................32
LAMPIRAN...........................................................................................................35

x
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Rata-rata Diameter Zona Hambat....................... 29

xi
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.I Tanaman Berenuk......................................................................... 3
Gambar 2.2 Morfologi Eschercia coli............................................................. 12
Gambar 2.3 Kerangka Konsep......................................................................... 17
Gambar 4.1 Hasil Pengukuran zona hambat.................................................... 29

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Surat Izin Penelitan..................................................................... 37
Lampiran 2. Surat Keterangan Selesai Penelitian............................................ 38
Lampiran 3. Skema Kerja................................................................................ 39
Lampiran 4. Perhitungan Rendemen, Nutrien Agar dan Larutan Uji.............. 40
Lampiran 5. Pengukuran Diameter Zona Hambat........................................... 41
Lampiran 6. Hasil analisis data menggunakan metode deskriptif................... 43
Lampiran 7. Jadwal Perencanaan Kegiatan...................................................... 44
Lampiran 8. Dokumen Penelitian..................................................................... 45

xiii
Datunsolang, Irfandi. 2019. Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun berenuk
(Crescentia cujete Lin) terhadap pertumbuhan bakteri Escherchia coli. Dibimbing
oleh Muh.Hidayat, S.Farm., M.si selaku pembimbing I dan Drs,H.Amir Fatah,selaku
pembimbing II

ABSTRAK
Berenuk (Crescentia cujete Linn) merupakan tanaman yang dikenal sebagai Obat
tradisional untuk menangani beberapa penyakit di Indonesia. Kandungan kimia ekstrak
etanol daun berenuk adalah alkaloid, flavonoid, fenolik, dan steroid. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol Daun Berenuk terhadap Escherchia
coli. Evaluasi antibakteri menggunakan metode difusi cakram dengan melihat adanya
zona hambat yang ditunjukan. Uji aktivitas antibakteri menunjukan zona hambat terhadap
bakteri escherchia coli ATTC 10563 adalah 6,95 mm pada konsentrasi 10%, 7,4 mm
pada konsentrasi 20%, dan 9,11 mm pada konsentrasi 30%. Penelitian ini menunjukan
bahwa ekstrak etanol Daun Berenuk memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri
escherchia coli.

Kata kunci:Berenuk, Ekstrak, Antibakteri, Escherchia coli

xiv
Datunsolang, Irfandi. 2019. Test the antibacterial activity of acimplung leaf ethanol
extract (Crescentia cujete Liin) agains the growth of Escherchia coli bacteria.
Guided by Moh.Hidayat S.Farm.,M.Si as mentor 1 and Drs, H. Amir Fatah as Supervisior
II.

ABSTRACT

Berenuk (Crescentia cujete Liin) is a plant known as a traditional medicine to


treat some diseases in Indonesia. The chemical conten of the Cimplung leaf ethanol
extract is alkaloids, flavonoids, and steroids. The purpose of this research is to determine
the antibacterial activity of the leaf ethanol extract to Eschechia coli. Antibacterial
evaluation using a method of diffusion discs by looking at the presence of a barrier zone
indicated. The test of antibacterial activity shows a barrier zone against the Escherchia
coli ATTC 10563 is 6,95 mm at a concentration of 10%, 7,4 mm at a concentration of
20%, and 9,11 mm at a 30% concentration. This research shows that the leaf-based
ethanol extract has antibacterial activity against Escherchia coli bacteria.

Keywords: Berenuk, Extract, Antibacterial, Escherchia coli

xv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki pelayanan kesehatan modern

telah berkembang. Namun, jumlah masyarakat yang memanfaatkan pengobatan

tradisional tetap tinggi. Menurut survei sosial ekonomi nasional tahun 2001,

31,2% diantaranya menggunakan tanaman obat tradisional dan 9,8% memilih cara

pengobatan tradisional. Sehingga obat tradisional atau obat yang berasal dari

bahan alam yang dapat berupa tanaman perlu dikembangkan. Salah satunya

tanaman Crescentia cujete Linn. Berenuk (Crescentia cujete Linn) merupakan

tanaman yang tumbuh subur di daerah beriklim tropis (Murch et al., 2004). Secara

tradisional daun ini sering digunakan untuk mengobati luka, sakit kepala,

hipertensi, hematoma, dan tumor. Kulit batang berenuk dapat digunakan untuk

membersihkan luka dan mengobati diare berlendir (Parvin et al. 2015).

Penelitian Ardianti dan Kusnadi (2014) Daun berenuk merupakan tanaman yang

berkhasiat sebagai obat berbagai penyakit. Kandungan alkaloid, flavonoid, fenolik, dan

steroid berpotensi sebagai antibakteri. (Crescentia cujete Linn) memiliki aktivitas

antibakteri terhadap bakteri Escherchia coli dengan konsentrasi 50% memiliki zona

hambat yaitu sebesar 15.00 mm, dan konsentrasi 100% memiliki zona hambat yaitu

sebesar 18.33 mm. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Uji

Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Berenuk (Crescentia cujete Linn)

terhadap pertumbuhan bakteri Eschechia coli” menggunakan konsentrasi terendah

yaitu dari 10%, 20%, dan 30%

1
2

Mahbub dan Khandaker (2011) Melakukan uji aktivitas antibaktri ekstrak

etanol daun berenuk (Crescentia cujete Linn) terhadap beberapa bakteri patogen.

Hasilnya menunjukan zona hambat paling tinggi yaitu terhadap Shigella

dysentrine sebesar 23,35 mm pada konsentrasi 80%.

1.2 Rumusan Masalah


Apakah ekstrak Etanol daun berenuk (Crescentia cujete Linn), mempunyai

aktivitas antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli?

1.3 Tujuan Penelitian

Mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak Etanol daun berenuk (Crescentia

cujete Linn), terhadap bakteri Escherichia coli.

1.4 Batasan Masalah


Penelitian ini dibatasi pada uji aktivitas antibakteri pada daun berenuk

(Crescentia cujete Linn) terhadap pertumbuhan bakteri Escherchia coli dengan

konsentrasi, 10%, 20%, dan 30%.

1.5 Manfaat Penelitian


1. Memberikan informasi aktivitas antibakteri dari daun berenuk (Crescentia

cujete Linn) terhadap bakteri Escherichia coli

2. Menjadi dasar penelitian lebih lanjut untuk mencari senyawa aktif

antibakteri dari Daun Berenuk (Crescentia cujete Linn).


BAB 1I
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Berenuk (Crescentia cujete Linn)

Tanaman berenuk (Crescentia cujete Linn) ini berasal dari kawasan

Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Namun saat ini sudah tersebaar ke seluruh

wilayah indonesia. Pohon berenuk dapat tumbuh dengan ketinggian mencapai 10

meter. Daun berenuk (Crescentia cujete Linn) merupakan daun majemuk yang

tersusun sangat khas. Tulang daunnya menyirip, berbentuk lonjong dengan tepi

daun halus, Berwarna hijau dengan permukaan licin. Panjangnya berkisar antara

10-15 cm dengan lebar 5-7 cm. Buahnya, bulat (kadang bulat telur), berwarna

hijau keunguan dengan diameter mencapai antara 15-20 cm (Parling dan Horale,

2005).

Gambar 2.I Tanaman Berenuk (Dokumen Pribadi, 19 Juni 2019).

2.1.1. Morfologi Tanaman Berenuk (Crescentia cujete Linn)

Berdasarkan taksonomi tanaman, berenuk ini termasuk dalam

3
4

Kerajaan : Plantae

Filum : Tracheophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Lamiales

Famili : Bignoniaceae

Genus : Crescentia

Spesies : Crescentia cujete Linn (Purba, 2007).

Berenuk (Crescentia cujete Linn) merupakan tumbuhan yang banyak

dijumpai di daerah tropis. Tersebar secara luas di kawasan Karibia, Meksiko Utara

dan Amerika Selatan, Asia dan kemudian diperkenalkan ke Afrika, dari Senegal

ke Kamerun kemudian ke bagian lain dari Afrika. Tumbuhan berenuk banyak

ditanam di bagian utara negara Nigeria (Ejelonu et al, 2011). Secara tradisional

tanaman ini banyak digunakan sebagai obat diare, anti-radang dan obat

luka.Tanaman ini memiliki beberapa kandungan kimia yang penting antara lain

flavonoid-quercetin, tanin ,fenol, saponin, anthraquinon dan cardenolides

(Kusuma, Susanti, & Akbariani, 2014).

2.1.2 Kandungan Kimia Daun Berenuk (Crescentia cujete Linn)

Kandungan kimia daun berenuk (Crescentia cujete Linn) mengandung

saponin dan polifenol. Kandungan kimia dari ekstrak etanol daun berenuk

diidentifikasi berupa steroid, flavonoid, saponin, tanin, cardenolides dan fenol

(Enjelonu et al, 2011).


5

2.1.3 Kegunaan Daun Berenuk (Crescentia cujete Linn)

Berenuk (Crescentia cujete Linn) berkhasiat mengobati berbagai macam

penyakit sehingga sering digunakan sebagai obat pencahar, diare, obat diuretik,

otitis, hipertensi, analgesik dan antiinflamasi (Mahbub, 2011). (dalam Dui, 2016)

melaporkan bahwa daun berenuk (Crescentia cujete Linn) memiliki khasiat obat.

Daun berenuk berkhasiat sebagai obat luka. Untuk obat luka baru dipakai

sebanyak ±10 gram daun berenuk (Crescentian cujete Linn), dicuci dan ditumbuk

sampai halus, ditempatkan pada bagian yang luka dan dibalut dengan kain bersih.

Daun Berenuk (Crescentia cujete Linn) secara tradisional telah dikenal luas oleh

berbagai kalangan. Daun berenuk (Crescentia cujete Linn) yang telah ditumbuk

digunakan sebagai tapal untuk sakit kepala. Dan juga digunakan sebagai diuretik,

hipertensi dan digunakan juga untuk mengobati hematoma dan tumor (Parvin et

al, 2015).

2.2 Simplisia

Simplisia adalah bahan alami yang digunakan untuk obat yang belum

mengalami perubahan proses apapun, kecuali dinyatakan lain umumnya

berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia tumbuhan obat merupakan

bahan baku proses pembuatan ekstrak. Berdasarkan hal tersebut maka

simplisia dibagi menjadi tiga golongan yaitu simplisia nabati, simplisia

hewani, dan simplisia pelikan/ mineral (Depkes RI, 2000).

1. Simplisia Nabati

Simplisia nabati adalah simplisia berupa tanaman utuh, bagian tanaman

dan eksudat tanaman. Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan
6

keluar dari tanaman atau isi sel dikeluarkan dari selnya dengan cara

tertentu atau zat yang dipisahkan dari tanaman dengan cara tertentu yang

masih belum berupa zat kimia murni (Depkes RI, 2000).

2. Simplisia Hewani

Simplisia hewani adalah simplisia hewan utuh, bagian hewan, atau belum

berupa zat kimia murni (Depkes RI, 2000).

3. Simplisia Mineral

Simplisia mineral adalah simplisia berasal dari bumi, baik telah diolah

atau belum, tidak berupa zat kimia murni (Depkes RI, 2000).

2.2.1 Pengelolaan Simplisia

Proses awal pembuatan ekstrak adalah tahapan pembuatan serbuk

simplisia kering (penyerbukan). Dari simplisia dibuat serbuk simplisia

dengan perakatan tertentu sampai derajat kehalusan tertentu. Proses ini

dapat mempengaruhi mutu ekstrak dengan dasar beberapa hal yaitu makin

halus serbuk simplisia proses ekstraksi makin efektif, efisien namun makin

halus serbuk maka makin rumit secara teknologi peralatan untuk tahap

filtrasi. Selama penggunaan peralatan penyerbukan dimana ada gerakan

dan interaksi dengan benda keras (logam), maka akan timbul panas

(kalori) yang dapat berpengaruh pada senyawa kandungan. Namun hal ini

dapat dikompensasi dengan penggunaan nitrogen cair (Depkes RI, 2000).

Untuk menghasilkan simplisia yang bermutu dan terhindar dari cemaran

industri obat tradisional dalam menggelola simplisia sebagai bahan baku

pada umumnya melakukan tahapan kegiatan berikut ini:


7

a. Sortasi Basah

Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau

bahan-bahan asing lainnya dari bahan simplisia. Misalnya simplisia

yang dibuat dari akar suatu tanaman obat, bahan-bahan asing seperti

tanah, kerikil, rumput,batang, daun, akar yang telah rusak, serta

pengotoran lainnya harus dibuang. Tanah yang menggandung

bermacam-macam mikroba dalam jumlah yang tinggi. Oleh karena

itu pembersihan simplisia dari tanah yang terikut dapat mengurangi

jumlah mikroba awal (Depkes RI, 2000).

b. Pencucian

Pencucian dilakukan untuk menghilangkan tanah dan pengotor

lainnya yang melekat pada bahan simplisia. Pencucian dilakukan

dengan air bersih, misalnya air dari mata air, air sumur dari PAM.

Bahan simplisia yang mengandung zat yang mudah larut dalam air

yang mengalir, pencucian hendaknya dilakukan dalam waktu yang

sesingkat mungkin (Depkes RI, 2000).

c. Perajangan

Beberapa jenis bahan simplisia perlu mengalami perajangan bahan

simplisia dilakukan untuk memperoleh proses pengeringan,

pengepakan, dan penggilingan. Semakin tipis bahan yang akan

dikeringkan maka semakin cepat penguapan air, sehingga

mempercepat waktu pengeringan. Akan tetapi irisan yang terlalu

tipis juga dapat menyebabkan berkurangnya/hilangnya zat berkhasiat


8

yang mudah menguap, sehingga mempengaruhi komposisi, bau, dan

rasa yang diinginkan (Depkes RI, 2000).

d. Pengeringan

Tujuannya yaitu untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah

rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama.

Dengan mengurangi kadar air dan menghentikan reaksi enzimatik

akan dicegah penurunanan mutu atau perusakan simplisia. Air yang

masih tersisa dalam simplisia pada kadar tertentu dapat merupakan

media pertumbuhan kapang dan jasad renik lainnya. Proses

pengeringan sudah dapat menghentikan proses enzimatik dalam sel

bila kadar airnya dapat mencapai kurang dari 10%. Hal-hal yang

perlu diperhatikan selama proses pengeringan adalah suhu

pengeringan, kelembaban udara, aliran udara, waktu pengeringan,

dan luas permukaan bahan (Depkes RI, 2000).

e. Sortasi Kering

Sortasi setelah pengeringan sebenarnya merupakan tahap akhir

pembuatan simplisia. Tujuan sortasi adalah untuk memisahkan

benda-benda asing seperti bagian-bagian tanaman yang tidak

diinginkan dan pengotoran-pengotoran lainnya yang masih ada dan

tertinggal pada simplisia kering. Pada simplisia bentuk rimpang,

sering jumlah akar yang melekat pada rimpang terlalu besar dan

harus dibuang. Demikian pula adanya partikel-partikel pasir, besi,


9

dan benda-benda tanah lain yang tertinggal harus dibuang sebelum

simplisia di bungkus (Depkes RI, 2000).

f. Penyimpanan

Setelah tahap pengeringan dan sortasi kering selesai maka simplisia

perlu ditempatkan dalam suatu wadah tersendiri agar tidak saling

bercampur antara simplisia satu dengan yang lainnya. Selanjutnya,

wadah-wadah yang berisi simplisia disimpan dalam rak pada gudang

penyimpanan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi

pengepakan dan penyimpanan simplisia adalah cahaya, oksigen, atau

sirkulasi udara, reaksi kimia yang terjadi antara kandungan aktif

tanaman dengan wadah, penyerapan air, kemungkinan terjadinya

proses dehidrasi, pengotoraan atau pencemaran, baik yang

diakibatkan oleh serangga, kapang atau lainnya. Untuk persyaratan

wadah yang akan digunakan sebagai pembungkus simplisia adalah

harus inert, artinya tidak mudah bereaksi dengan bahan lain (Depkes

RI, 2000).

2.3 Pengertian Ekstraksi

Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat

larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut

cair. Kelarutan dan stabilitas senyawa pada simplisia terhadap pemanasan,

udara, cahaya, logam berat dan derajat kesasaman dipengaruhi oleh

struktur kimia yang berbeda-beda (Depkes RI, 2000).


10

Menurut Farmakope edisi III (1979), Ekstraksi atau penyarian


simplisia dengan air dilakukan dengan cara maserasi, perkolasi atau
penyeduhan dengan air mendidih. Penyarian dengan campuran etanol dan
air dilakukan dengan cara maserasi dan perkolasi.

2.3.1 Ekstrak

Elstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi

senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut

yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau

serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah

ditetapkan (Depkes RI, 2000).

Ekstrak dikelompokan atas dasar sifatnya, yaitu:

a. Ekstrak encer adalah sediaan yang memiliki konsistensi semacam

madu dan dapat dituang.

b. Ekstrak kental adalah sediaan yang dilihat dalam keadaan dingin

dan tidak dapat dituang. Kandungan airnya berjumlah sampai 30%.

Tingginya kandungan air menyebabkan ketidakstabilan sediaan

obat karena cemaran bakteri.

c. Ekstrak kering adalah sediaan yang memiliki konsistensi kering

dan mudah dituang (Depkes RI, 2000).

2.4 Maserasi

Maserasi ialah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan

pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur

ruangan (kamar). Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode


11

pencapaian konsentrasi pada keseimbangan. Maserasi kinetik berarti

dilakukan pengadukan yang kontinyu (terus-menerus). Remaserasi berarti

dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan

maserat pertama, dan seterusnya. Cara ini dapat menarik zat-zat berkhasiat

yang tahan pemanasan maupun yang tidak tahan pemanasan (Depkes RI,

2000).

2.4.1 Pelarut etanol

Etanol merupakan pelarut yang baik, Pelarut etanol memiliki polaritas

yang tinggi sehingga dapat menghasilkan persen yield lebih banyak dibandingkan

menggunakan pelarut lainnya. Etanol juga mempunyai titik didih yang rendah dan

cenderung aman, tidak beracun dan tidak berbahaya. Pelarut etanol memiliki dua

sisi yang terdiri dari gugus –OH yang bersifat polar dan gugus CH2CH3 yang

bersifat non polar, sifat non polar inilah yang membuat etanol mampu

mengekstrak kandungan minyak atsiri, dan alkaloid (Handayani dalam tamzil

aziz, dkk 2014).

2.5 Bakteri Escherichia coli

2.5.1 Pengertian

Escherichia coli merupakan bakteri yang berasal dari family

Enterobacteriaceae. Bakteri Esherchia coli merupakan spesies dengan habitat

alami dalam saluran pencernaan manusia maupun hewan Eschechia coli pertama

kali diisolasi oleh Theodor Escherich dari tinja seorang anak kecil pada tahun

1885 (Carter dan Wise, 2004).


12

Gambar 2.2 Morfologi Escherchia coli (Kunkel, 2009)

Klasifikasi dari Escherichia coli adalah sebagai berikut :

Kerajaan : Bacteria

Filum : Proteobakteria

Kelas : Gamma Proteobakteria

Ordo : Enterobakteriales

Famili : Enterobakteriaceae

Genus : Escherichia

Spesies : Escherichia coli (Songer dan Post, 2005).

2.5.2 Morfologi Eschechia coli

Eschechia coli memiliki ukuran sel dengan panjang 2,0 – 6,0 μm dan lebar

1,1 1,5 μm serta berat sel Escherchia coli 2 x 10-12 gram. Bakteri ini berbentuk

batang, lurus, tunggal, berpasangan atau rantai pendek, termasuk Gram (-) dapat

hidup soliter maupun berkelompok, umumnya motil, tidak membentuk spora,

serta fakultatif anaero. Bakteri Gram positif memiliki dinding sel dengan

peptidoglikan lebih banyak, sedikit lipid dan dinding sel mengandung polisakarida

(asam teikoat). Sedangkan bakteri Gram negatif lebih banyak mengandung lipid,
13

sedikit peptidoglikan dan membran luar berupa bilayer yang berfungsi sebagai

pertahanan selektif senyawa-senyawa yang keluar atau masuk ke dalam sel

(Carter dan Wise, 2004).

Escherichia coli digunakan untuk menilai tentang baik tidaknya

persediaan air untuk keperluan rumah tangga. Hal ini penting karena air seringkali

menyebabkan terjadinya epidemik penyakit-penyakit saluran pencernaan makanan

seperti diare, kolera, tifus, disentri dan penyakit cacing. Bibit penyakit ini berasal

dari feses manusia yang menderita penyakit penyakit tersebut. Karena itu,

diusahakan agar air rumah tangga dijaga jangan sampai dikotori feses manusia.

Eschercia coli menjadi patogen jika jumlah bakteri ini dalam saluran pencernaan

meningkat atau berada di luar usus. Eschercia coli juga menghasilkan

enterotoksin yang menyebabkan beberapa kasus diare dan berasosiasi dengan

enteropatogenik menghasilkan enterotoksin pada sel epitel. Eschercia coli yang

menyebabkan diare banyak ditemukan di seluruh dunia Eschercia coli menjadi

patogen jika jumlah bakteri ini dalam saluran pencernaan meningkat atau berada

di luar usus (Kusuma, 2010).

2.5.3 Patogenitas

Bakteri Escherchia coli merupakan mikroflora alami yang terdapat pada

saluran pencernaan manusia dan hewan. Beberapa jalur Escherchia Coli yang

dapat menyebabkan penyakit pada manusia adalah Enteropathogenic Escherchia

coli (EPEC), Enterotoxigenic Escherchia coli (ETEC), Enterohaemorrhagic

Escherchia coli (EHEC), Enteroinvasive Escherchia coli (EIEC), dan

Enteroaggregative Escherchia coli (EAEC) ( Brooks et al, 2005).


14

2.6. Tinjauan Umum Tentang Aktivitas Antibakteri

2.6.1 Pengertian

Aktivitas antibakteri adalah kadar terkecil yang dibutuhkan oleh agen

antibakteri untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Nilai dari aktivitas

tersebut disebut Kadar Hambat Minimum (KHM). Agen antibakteri di

klasifikasikan sebagai bakteriostatik, bakterisid, dan bakteriolisis bergantung dari

efek yang di timbulkan terhadap kultur bakteri. Bakteriostatik biasanya

menghambat sintesis protein dan berikatan dengan ribosom bakteri. Banyak

antibiotik bekerja dengan mekanisme tersebut. Sedangkan agen bakteriosid akan

berikatan kuat dengan target dan tidak hilang bila diencerkan, membunuh bakteri

tanpa merusak sel. Agen bakteriosid biasanya juga merupakan bakteriolisis,

membunuh dengan melisiskan sel dan melepaskan komponen sitoplasma. Agen

bakteriolisis termasuk pula antibiotik yang menghambat sintesis dinding sel

seperti penisilin dan bahan kimia seperti detergen yang dapat memecah membran

sitoplasma bakteri (Madigan, 2009).

Setiap jenis antibakteri memiliki mekanisme kerja tersendiri dalam

menghambat pertumbuhan mikroorganisme, mekanisme kerja antibakteri adalah

sebagai berikut :

a. Menghambat Sintesis Dinding Sel

Bakteri memiliki lapisan luar yang kaku, yaitu dinding sel. Dinding

sel menjaga bentuk dan ukuran mikroorganisme, yang memiliki

tekanan osmosis internal yang tinggi. Kerusakan pada dinding sel atau

inhibisi dari pembentukannya akan menyebabkan lisisnya sel. Contoh


15

antibakteri dengan mekanisme kerja ini adalah penisilin, sefalosporin,

vankomisin, basitrasin, sikloserin, dan ampisilin.

b. Menghambat Fungsi Membran Sel

Sitoplasma semua sel hidup dibatasi oleh membran sitoplasma

yang berfungsi sebagai sawar permeabilitas yang selektif, melakukan

transport aktif, sehingga mengontrol komposisi di dalam sel. Jika

integritas dari membran plasma terganggu, makromolekul dan ion

akan keluar dari sel, menyebabkan kerusakan atau kematian sel.

c. Menghambat Sintesis Protein

Untuk kelangsungan hidupnya bakteri membutuhkan protein. Sintesis

protein berlangsung didalam ribosom. Bakteri memiliki ribosom 70S

yang terdiri dari 2 sub unit, yaitu 30S dan 50S. Gangguan pada sub

unit ribosom tersebut dapat mengganggu proses protein.

d. Menghambat Sintesis Asam Nukleat

Contoh obat yang bekerja dengan mekanisme ini adalah kuinolon,

primetamin, rifampin, sulfonamid, trimethoprim, dan trimetrexate.

Rifampin menghambat pertumbuhan bakteri dengan berikatan kuat

dengan RNA bakteri. Golongan kuinolon dan fluorokuinolon

menghambat sintesis DNA bakteri dengan menghambat DNA girase.

Untuk banyak mikroorganisme, p-aminobenzoic acid (PABA)

merupakan metabolit yang esensial. PABA merupakan prekursor

untuk sintesis asam nukleat. Sulfonamid merupakan struktur analog


16

dari PABA dan menghambat dihydropteroate synthetase (Jawetz,

2007).

2.6.2 Uji Aktivitas Antibakteri

1.Metode Difusi

a. Cara Cakram

Zat antibakteri dijenuhkan kedalam kertas cakram di tanam pada media

perbenihan agar padat yang telah dicampur dengan bakteri yang diuji,

kemudian diinkubasi pada suhu 37ºC selama 18-24 jam. Selanjutnya

diamati adanya area (zona) jernih disekitar kertas cakram yang

menunjukan ada tidaknya pertumbuhan baketri.

b. Cara Parit

Media pembenihan agar padat yang telah dicampur dengan bakteri uji

dibuat parit kemudian diisikan zat antibakteri dan diinkubasi pada suhu

37ºC selama 18-24 jam. Selanjutnya diamati adanya zona jernih

disekitar parit yang menunjukan ada tidaknya pertumbuhan bakteri.

c. Cara sumur

Mediah pembenihan padat yang telah dicampur dengan bakteri diuji

dibuat sumur kemudian diisikan zat antibakteri dan diinkubasi pada

suhu 37ºC selama 18-24 jam. Selanjutnya diamati adanya zona jernih

disekitar sumue yang menunjukan ada tidaknya bakteri (Pratiwi, 2008).


17

2.7 Kerangka Konsep

Tanaman
Berenuk(Crescentia cujete Daun Berenuk
Linn)

Ekstrak daun berenuk


Obat tradisional Uji aktivitas antibakteri:

 Diare Escherchia coli


 Obat diuritik
 Otitis Metabolit sekunder :
 Hipertensi
 Alkaloid
 Analgesik dan
 Flavonoid
antiinflamasi
 Fenolik
 Steroid

Gambar 2.3 Kerangka Konsep Uji Aktivitas Antibakteri Daun Berenuk


(Crescentia cujute Linn) Pada Escherchia coli.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen yang telah

dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Program Studi farmasi Universitas Sam

Ratulangi Manado.

3.2 Sampel dan Populasi

Sampel yang digunakan ialah daun tanaman berenuk (Crescentia cujete

Linn) yang diambil dari Desa Tabopaman, Kecamatan Halmahera Selatan,

Kabupaten Bacan Timur Tengah, Provinsi Maluku Utara.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

Variabel bebas : Konsentrasi ekstrak daun berenuk (Crescentia cujete

Linn)

Variabel terikat : Aktivitas antibakteri daun berenuk (Crescentia cujete

Linn) pada bakteri Escherchia coli

3.4 Definisi Operasional

1. Uji daya hambat adalah pengujian kemampuan ekstrak Daun Berenuk

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Eschercia coli yang diukur

dari diameter zona bening yang terbentuk.Ekstrak Daun Berenuk

adalah ekstrak yang dihasilkan dari penyarian Daun Berenuk dengan

18
19

Etanol menggunakan metode maserasi, kemudian dibuat larutan uji

dengan konsentrasi.

3.5 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL)

dengan menggunakan 5 perlakuan,yaitu:

1. Kontrol negatif (-) : media + bakteri + pelarut (Aquadest)

2. Kontrol positif (+) : media + bakteri + amoxcicilin 500 mg

3. Perlakuan 1 (P1) : media + bakteri + ekstrak 10%

4. Perlakuan 2 (P2) : media + bakteri + ekstrak 20%

5. Perlakuan 3 (P3) : media + bakteri + ekstrak 30%

Perlakuan dilakukan selama 3X pengulangan pada setiap unit perlakuan

yang terdiri dari lima lubang sumuran. Konsentrasi yang dipilih mulai 10%, 20%,

30%, kontrol + dan kontrol -bertujuan untuk mengetahui kadar hambat dari

ekstrak daun berenuk terhadap bakteri Escherchia coli.

3.6 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan juli 2019 di Laboratorium

Mikrobiologi, Program Studi Farmasi Universitas Sam Ratulangi Manado.


20

3.7 Instrumen Penelitian

3.7.1 Alat
Autoclave, Batang Pengaduk, Blender, Cawan Porselin, Corong,

Erlenmeyer, Gelas Kimia, Gelas Ukur, Inkubator, Kaki Tiga, Kawat Kasa,

Kawat Ose, Lampu Spiritus, Mikropipet, Mistar/Penggaris, Neraca Digital,

Pinset, Pipet Tetes, Rak Tabung, Sendok Tanduk, Tabung Reaksi, Toples.

3.7.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : Bakteri Escherchia

coli, Daun berenuk (Crescentia cujute Linn), Etanol 70%, Aquadest steril,

Barium Klorida 1,175%, Nutrient Agar, NaCl 0,9%, Asam Sulfat, kertas

saring, kapas, mama lemon, aluminium foil, kertas label, kertas perkamen.

3.8 Prosedur Penelitian

1. Pengambilan sampel

Sampel daun berenuk (Crescentia cujete Linn), diambil dari Desa

Tabopaman, Kecamatan Halmahera Selatan, Kabupaten Bacan Timur

Tengah, Provinsi Maluku Utara. Pengambilan sampel dilakukan pada pagi

hari. daun yang di ambil adalah daun yang tidak rusak atau busuk.

2. Pengelolaan sampel

Daun Berenuk (Crescentia cujute Linn) yang telah dikumpulkan

dibersihkan, kemudian dicuci di bawah air mengalir sampai bersih,

ditiriskan, lalu dikeringkan dengan cara diangin-anginkan. Sampel yang

telah kering diserbukkan dengan menggunakan blender, serbuk yang

dihasilkan diayak menggunakan ayakan mesh 65 hingga diperoleh


21

serbuk yang halus dan seragam. Hasilnya dimasukkan ke dalam wadah

gelas tertutup (Gunawan dan Mulyani, 2004).

3. Pembuatan sampel penelitian

Ekstrak daun berenuk (Crescentia cujute Linn) dibuat dengan cara

maserasi. Sebanyak 100 gram serbuk simplisia daun berenuk

(Crescentia cujute Linn) dimasukkan ke dalam Toples, kemudian

direndam dengan larutan Etanol 70% sampai terendam semua simplisia,

ditutup dengan aluminium foil dan dibiarkan selama tiga hari sambil

sesekali diaduk. Setelah tiga hari, sampel yang direndam tersebut

disaring menggunakan kertas saring menghasilkan filtrat satu dan

ampas satu. Ampas yang ada kemudian ditambah dengan larutan Etanol

sebanyak 1 Liter, ditutup dengan aluminium foil dan dibiarkan selama

1X24 jam sambil sesekali diaduk. Setelah 1X24 jam, sampel tersebut

disaring menggunakan kertas saring menghasilkan filtrat dua dan ampas

dua. Filtrat satu dan dua dicampur menjadi satu, lalu dievaporasi

menggunakan rotary evaporator, sehingga diperoleh ekstrak kental

daun Berenuk (Crescentia cujute Linn). Ekstrak kental yang dihasilkan

dibiarkan pada suhu ruangan hingga seluruh pelarut Etanol menguap.

Ekstrak ditimbang dan disimpan dalam wadah gelas tertutup sebelum

digunakan untuk pengujian (Depkes RI, 2001).

4. Sterilisasi Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian aktivitas antibakteri ini

disterilkan terlebih dahulu. Alat-alat gelas disterilkan dalam oven pada


22

suhu 170ºC selama ± 2 jam, jarum ose dan pinset dibakar dengan

pembakaran diatas api langsung dan media disterilkan dalam autoklaf

pada suhu 121ºC selama 15 menit (Lay dan Hastowo, 1992).

5. Pembuatan Media Agar

Sebanyak 5,75 gram Nutrien Agar (NA) dilarutkan dalam 250 ml

aquadest lalu di homogenkan dengan cara dipanaskan diatas lampu

spiritus hingga bubuk media larut dalam aquadest setelah homogen

kemudian di ukur pH media yaitu pH 7 lalu di autoklave suhu 1210C

selama 15 menit kemudian di dinginkan simpan didalam kulkas

(Kasim, 2018 yang dimodifikasi).

6. Pembuatan/Penyiapan Bakteri Uji

a. Pembuatan Standar Kekeruhan Larutan (Larutan Mc. Farland)

Larutan Asam Sulfat 0,36 N sebanyak 99,5 ml dicampurkan dengan

larutan Bariu Klorida 1,175% sebanyak 0,5 ml dalam erlenmeyer.

Kemudian dikocok sampai terbentuk larutan yang keruh. Kekeruhan

ini dipakai sebagai standar kekeruhan suspensi bakteri uji (Victor,

1980).

b. Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Bakteri uji yang telah diinokulasi diambil dengan kawat ose steril

lalu disuspensikan kedalam tabung reaksi yang berisi 2 ml larutan

NaCl 0,9% hingga di peroleh kekeruhan yang sama dengan standar

kekeruhan larutan Mc. Farland. Perlakuan yang sama dilakukan

pada setiap jenis bakteri uji.


23

c. Inokulasi bakteri dari biakan murni bakteri Eschechia coli

Bakteri uji yang digunakan atau bakteri yang akan dimurnikan

adalah Eschechia coli. Inokulasi bakteri dilakukan dengan

menggunakan jarum ose dan pengerjaanya harus di belakang lampu

spiritus caranya dengan mengambil bakteri dengan menggunakan

ose kemudian ditanam atau diinokulasikan pada media NA yang

sudah dimiringkan tadi lalu diinkubasi didalam inkubator suhu 370C

selama 1x24 jam (Kasim, 2018).

7. Pembuatan Larutan Uji

Ekstrak Daun Berenuk (Crescentia cujute Linn) dibagi menjadi 3

macam konsentrasi dengan tiap-tiap konsentrasi 10%, 20%, dan 30%,

K+ dan K ̄ adalah sebagai berikut ini :

1. Konsentrasi 10% yaitu 0,5g ekstrak daun berenuk (Crescentia cujute

Linn) dan ditambahkan aquadest sampai 5 ml kemudian

dihomogenkan.

2. Konsentrasi 20% yaitu 1 g ekstrak daun berenuk (Crescentia cujute

Linn) dan ditambahkan aquadest sampai 5 ml kemudian

dihomogenkan.

3. Konsentrasi 30% yaitu 1,5 g ekstrak daun berenuk (Crescentia cujute

Linn) dan ditambahkan aquadest sampai 5 ml kemudian

dihomogenkan.

a. Dibuat larutan uji sediaan obat amoxcicilin tab 500 mg. Satu

tablet amoxcicilin digerus, kemudian serbuk Amoxcicilin


24

dilarutkan didalam aquadest 5 ml kemudian dihomogenkan

sebagai kontrol positif.

b. Disiapkan larutan uji kontrol negatif yaitu mengukur Aquades

sampai 5 ml.

8. Pengujian

Diambil kertas cakram dan diteteskan menggunakan mikropipet 50µl

dari masing-masing konsentrasi 10%, 20%, dan 30%, konsentrasi ekstrak

daun berenuk (Crescentia cujute Linn) dan larutan amoxcicilin sebagai

kontrol positif dan aquadest sebagai kontrol negatif lalu dibiarkan selama

1 menit dengan menggunakan pinset steril letakan diatas permukaan media

Nutrient Agar (NA) yang telah diinokulasi bakteri uji. Kemudian

diinkubasi selama 1x24 jam suhu 37ºC, Setiap kertas cakram ditekan

secara perlahan dengan menggunakan pengaduk steril untuk memastikan

kertas cakram tersebut melekat pada permukaan Agar (Cappucino dan

Sherman, 2013).

9. Pengamatan

Pengamatan dilakukan setelah 1x24 jam masa inkubasi. Daerah

bening merupakan petunjuk kepekaan bakteri terhadap antibiotik atau

bahan antibakteri lainnya yang digunakan sebagai bahan uji yang

dinyatakan dengan lebar diameter zona hambat. Diameter zona hambat

diukur dalam satuan milimeter (mm) menggunakan mistar berskala dengan

cara diameter keseluruhan dikurangi diameter sumuran 5 mm. Kemudian


25

diameter zona hambat tersebut dikategorikan kekuatan daya antibakterinya

(Vandepitte et al, 2005).

3.9 Analisis Data

Dari hasil pengujian aktivitas ekstrak etanol daun berenuk (Crescentia

cujete Linn) terhadap diameter zona hambat pertumbuhan bakteri escherchia coli

yang disajikan hasilnya dalam bentuk tabel dan grafik.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Ekstraksi

Bahan baku daun berenuk diperoleh dari kebun di Bacan Timur Tengah,

Kecamatan Halmahera Selatan Desa Tabopaman. Setelah sampel diambil,

kemudian diolah menjadi simplisia. Sampel dicuci menggunakan air mengalir

sampai bersih, kemudian ditiriskan dan dikeringkan. Pengeringan dilakukan di

dalam ruang yang terhindar dari sinar matahari secara langsung degan cara

diangin-aginkan. Setelah kering, kemudian dihaluskan dengan menggunakan

blender untuk memperkecil ukuran partikel. Simplisia yang diperoleh disimpan di

toples dalam ruangan yang tidak terkena sinar matahari langsung untuk

menghindari rusaknya simplisia.

Hasil rendemen yang didapatkan dari ekstrak daun berenuk sebanyak

10,7% dari ekstrak kental sebanyak 10,7 gram berwarna hijau kehitaman.

Ekstraksi daun berenuk menggunakan simplisia sebanyak 100 gram. Metode

Ekstraksi yang digunakan adalah maserasi menggunakan pelarut etanol 70%

sebagai cairan penyari sebanyak 2 liter dan ditutup dengan aluminium foil dan

direndam selama 3 hari, kemudian dilakukan penyaringan maserat, filtrat yang

didapat dipekatkan menggunakan rotary evaporator, untuk mendapat ekstrak

kental. Ekstrak ini akan digunakan sebagai uji aktivitas antibakteri terhadap

bakteri Escherchia coli dengan menggunakan metode difusi cakram. Penelitian ini

dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Universitas Sam Ratulangi Manado.

26
27

4.2 Uji aktivitas antibakteri

Sebelum dilakukan uji aktivitas antibakteri terlebih dahulu dilakukan

pembuatan suspensi bakteri yang bertujuan untuk melihat kekeruhan yang sama

dengan larutan stadar Mc.Farland 0,5. Larutan standar Mc.Farland mrupakan

larutan kimia yang dibuat dari barium klorida dan asam sulfat, reaksi antara dua

bahan kimia ini akan menghasilkan produksi endapan halus, barium sulfat. Saat

dibuat dengan baik, kekeruhan standar Mc.Farland 0,5 secara visual sebanding

dengan bakteri penangguhan konsenrasi yang diketahui 1,5x108 (Mc.Farland

1907).

Hasil pemekatan diperoleh ekstrak kental berwarna hijau kehitaman dan

bau khas daun berenuk. Setelah mendapatkan ekstrak kental kemudian dibuat 3

macam konsentrasi kemudian dilarutkan dengan aquadest. Untuk konsentrasi 10%

sebanyak 0,5 g ekstrak dilarutkan menggunakan aquadest sebanyak 5 ml, untuk

konsentrasi 20% sebanyak 1 g ekstrak dilarutkan menggunakan aquadest

sebanyak 5 ml, untuk konsentrasi 30% sebanyak 1,5 g ekstrak dilarutkan

menggunakan aquadest sebanyak 5 ml. kemudian kontrol positif diambil

amoxcicilin 500 mg sebanyak 0,5 g dilarutkan dalam 50 ml aquadest dan diambil

kembali 0,5 ml dicukupkan dengan aquadest 4,5 ml sebagai kontrol positif dan

sebagai kontrol negatif diukur aquadest sebanyak 5 ml.

Media agar yang berisi bakteri dituangkan ke dalam cawan petri dan

dibiarkan hingga media agar memadat. Setelah media agar memadat ambil kertas

cakram yang sudah diteteskan ekstrak, Hasil ekstrak daun berenuk yang diperoleh

dalam penelitian ini dilakukan uji aktivitas antibakteri pada bakteri Escherchia
28

coli ATTC 10536 dengan menggunakan metode difusi cakram untuk mengukur

zona bening. Ekstrak yang akan diuji diambil dengan cara meneteskan konsentrasi

ekstrak ke kertas cakram menggunakan mikropipet 50 µl agar ekstrak terserap ke

kertas cakram sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherchia coli

ATTC 10536. Kelebihan kertas cakram adalah mudah dilakukan, tidak

memerlukan peralatan khusus dan relatif murah. Berdasarkan hasil pengamatan

terlihat bahwa perlakuan dengan metode tuang memperlihatkan pertumbuhan

bakteri merata di seluruh permukaan media terlihat lebih halus dan zona bening di

sekitar paper disk terlihat dengan jelas, sehingga pengukuran diameter zona

bening akan lebih baik dengan menggunakan metode tuang, kontrol positif dan

kontrol negatif kemudian diletakan dimedia agar, lalu di inkubasi selama 1x24

jam dan diukur zona hambatnya menggunakan jangka sorong untuk memperoleh

rata-rata pada setiap konsentrasi 10% adalah 6,95 mm, 20% adalah 7,4 mm, 30%

adalah 9,11 kontrol positif adalah 17,2 mm. Diperoleh hasil zona hambat yang

disajikan dalam tabel, dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1. Hasil Pengukuran Rata- rata Diameter Zona Hambat


Ekstrak Etanol Daun Berenuk (Crescentia cujete Linn) Terhadap
pertumbuhan bakteri Escherchia coli ATTC 10536.
Konsentrasi Diameter Zona Hambat Rata- Respon Hambatan
(mm) Rata Pertumbuhan
P1 P2 P3
10% 6,75 7,5 6,6 6,95 Sedang

20% 7,7 71 7,6 7,4 Sedang


30% 9,95 7,7 9,7 9,11 Sedang

Kontrol (+) 21,51 14,9 14,65 17,2 Kuat

Kontrol (-) 0 0 0 0 0
29

Dari hasil tabel diatas bisa diketahui berdasarkan konsentrasi 10%, 20%,

dan 30% terbentuk zona daya hambat bakteri Escherchia coli yang paling besar

terdapat pada konsentrasi 30% yaitu 9,11 mm. Jadi disimpulkan bahwa jika

konsentrasi yang digunakan tinggi maka daya hambat semakin besar. Berikut ini

adalah grafik brerdasaarkan hasil yang ada ditabel 4.1

Gambar 4.1 Hasil Pengukuran zona hambat daun berenuk


(Crescentia cujete Linn) terhadap pertumbuhan bakteri Escherchia
coli berdasarkan data di tabel 4.1

16

14

12

10 kontrol -
kontrol+
8 30%
20%
6 10%

0
10% 20% 30% kontrol + kontrol-

Keterangan:

Konsentrasi 10%= 6,95 mm

Konsentrasi 20%= 7,4 mm

Konsentrasi 30%= 9,11 mm

Kontrol Positif= 17,2 mm

Kontrol Negatif= -
30

Hasil menunjukan diameter zona hambat terhadap bakteri tersebut sangat

dipengaruhi oleh konsentrasi ekstrak. Pengukuran zona hambat antibakteri dapat

dilihat dengan terbentuknya zona bening. Uji antibakteri dilakukan dengan 5

perlakuan dan setiap perlakuan 3 ulangan. Aquades steril digunakan sebagai

pelarut dan sekaligus sebagai kontrol negatif yang digunakan untuk memastikan

bahwa aquadest steril sebagai kontrol negatif tidak memiliki aktivitas antibakteri

terhadap Escherchia coli. Kontrol positif dalam penelitian ini menggunakan

sedian amoxcicilin 500 mg yang merupakan suatu antibiotik golongan penisilin

yang digunakan untuk mengatasi infeksi berbagai jenis bakteri.

Pada penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi

konsentrasi maka semakin besar juga zona hambat yang terbentuk. Konsentrasi

terbesar yaitu 30% dengan zona hambat 9,11 mm dikategorikan zona hambat yang

sedang. Hal ini terjadi karena pada konsentrasi eksrtrak yang tertinggi

mengandung ekstrak yang lebih banyak dari konsentrasi yang lebih rendah

sehingga kandungan zat aktif untuk menghambat pertumbuhan bakteri juga

semakin besar.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun Berenuk (Crescentia cujete

Linn) menggunakan metode difusi cakram menunjukan bahwa ekstrak tersebut

aktif terhadap pertumbuhan bakteri Escherchia colii ATTC 10536. Semakin besar

konsentrasi ekstrak pada penelitian ini maka semakin lebar zona hambatnya yang

telah diuji, pada konsentrasi yang paling tinggi yaitu 30% memiliki daya hambat

yaitu 9,11 mm pada ekstrak daun berenuk terhadap bakteri Escherchia coli ATTC

10536.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian yang telah diperoleh maka disarankan untuk

melakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan bakteri jenis lain untuk

mengetahui aktivitas antibakterinya pada konsentrasi terendah sampai konsentrasi

tertinggi.

31
32

DAFTAR PUSTAKA
Ardianti, A dan Kusnandi, J. (2014). Ekstraksi Antibakteri Daun Berenuk –
Ardianti, dkk Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol.2 No.2 p.28-35.
Malang.

Brooks GF, Butel JS, Morse SA. Mikrobiologi kedokteran.Alih Bahasa.


Mudihardi E, Kuntaman,Wasito EB et al. Jakarta: Salemba Medika,
2005:317-27.

Bonang, G. & E.S. Koeswondoro. 1982. Mikrobiologi Kedokteran untuk


Laboraturium dan Klinik. Jakarta : P.T. Gramedia Pustaka Umum.

Carter, G., D.J. Wise (2004). Esentials of Veterinary Bacteriology and Mycology.
Iowa Atate Press. 137-139.

Das N, Islam ME, Jahan N, Islam MS, Khan A, Islam MR, Parvin MS. 2014.
Antioxidant activities of ethanol extracts and fractionations of Crescentia
cujete leaves and stem bark and the involvement of phenolic compounds.
BMC Complementary and Alternative Medicine 14:45-53. DOI:
10.1186/1472-6882-14-45.

Departemen Kesehatan RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan


Obat.Jakarta: Diktorat Jendral POM–Depkes RI.

Departemen Kesehatan RI. 1986. Sediaan Galenik. Departemen Kesehatan RI,


Jakarta.

Ejelonu BC, Lasisi AA, Olaremu AG, Ejelonu OC. 2011. The chemical
constituens of calabash (Crescentia cujete). African Journal of
Biotechnology 10(84):19631-19636. DOI: 10.5897/AJB11.1518.

Fitriah, R. (2017). Test Of Antibacterial Activity Of N-Heksana Extract, Etil


Acetate And Etanol Leaf Mimba (Azadirachta Indica A. Juss) To
Streptococcus Mutans. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Borneo Lestari Jl.
Kelapa Sawit 8 Bumi Berkat Kel. Sungai Besar Banjarbaru .

Gunawan, D dan Mulyani, S. 2004. Farmakognosi. Swadaya, Jakarta.

Howard C. 2004. E. coli in Motion, Biological, and Medical Physics Biomedical


Engineering. New York:Springer Verlag AIP Press.
Jawetz, dkk., 2010. Mikrobiologi Kedokteran. diterjemahkan Mudihardi, E.,
Kuntaman, Wasito, E.B., Mertaniasih, N.M., Harsono., S., Alim
sardjono, L., Edisi XXV, 198, Penerbit Salemba Medika, Jakarta.

Kaneko, T., Ohtani, K., Kasai, R., Yamasaki,K., & Duc, N.M. (1998).n-Alkyl
33

glycosides and p-hydroxybenzoyloxy glucose from fruits of Crescentia


cujete. Phytochemistry, 47, 259–263.Kee, J. L., & Evelyn, R. H.

Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Depkes RI

Kunkel D. 2009. Escherichia coli. http:// www.astrograpich.com. [Internet]


[diunduh tanggal 1 Juli 2014].

Lay, B.W. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Edisi 1. Raja Grafindo


Persada, Jakarta.

Lay, B.W dan Hastowo, S. 1992. Mikrobiologi. IPB, Bogor.


Lim, T.K. (2012). Edible Medicinal and Non-Medicinal Plants. Volume 1 Fruits.
London: Springer.

Madigan MT, et.al. (2009). Brock Biology of Microorganisms 12 Ed. San


Fransisco: Pearson Education, Inc. Hal. 171-179.

Mahbub, K. R., Hoq, M. M., Ahmed, M. M.,& Sarker, A. (2011). In vitro


antibacterial activity of Crescentia cujete and Moringa oleifera.
Bangladesh Research Publications Journal, 5(4), 337-43.

McFarland J. Nephelomete; an instrumen untuk media yang digunnakan untuk


memperkirakan jumlah bakteri dalam suspensi yang digunakan untuk
menghitung indeks opsonik dan untuk vaksin. J An Med Assoc; 1907.

Murch, S. J., Liu, C., Romero, R. M.,Saxena, P. K. (2004). In vitro culture and
temporary immersion bioreactor production of Crescentia cujete. Plant
Cell Tiss. Organ Cult. 78, 63–68.

Novitasiah, H. R. (2013). Study Etnobotani Komparatif Tumbuhan Rempah yang


Bernilai Obat di Desa Tombi Kecamatan Ampibabo Kabupaten Parigi
Moutong Sulawesi Tengah. Skripsi pada FKIP UNTAD Palu: tidak
diterbitkan.

Otto M. 2014. Staphylococcus aureus toxins. Current Opinion in Microbiology


17:32-37. DOI: 10.1016/j.mib.2013.11.004.

Parling dan Horale. (2005). Kimia 3A. Jakarta: Yudistira.

Parvin MS, Das N, Jahan N, Akhter MA, Nahar L, Islam ME. 2015. Evaluation of
in vitro anti-inflammatory and antibacterial potential of Crescentia cujete
leaves and stem bark. BMC Research Notes 8:412-418. DOI:
10.1186/s13104-015-1384-5.

Purba, M. 2007. Kimia untuk SMA kelas XII. Jakarta: Erlangga.


34

Sari Y, D, dkk. “Uji Aktivitas Antibakteri Infusa Daun Sirsak (Annona muricata
L.) Secara In Vitro Terhadap Staphylococcus aureus Atcc 25923 Dan
Escherichia coli Atcc 35218 Serta Profil Kromatografi Lapis Tipisnya”.
Jurnal KES MAS Vol 4 No 3. (September, 2010).

Songer JG, Post KW. 2005. Veterinary Microbiologi. Bacterial and Fungal Agent
of Animal Disease. USA: Elsevier Saunders.

Tamzil azis, Sendry Febrizky, Aris D. Mario. 2014. Pengaruh Jenis Pelarut
Terhadap Persen Yielddakaloid Dari Daun Salam India (Murraya
koeningii) Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya ;
Palembang.

Taniredja,T., dan Mustadidah, Hi, 2011, Penelitian kuantitatif. Alfabeta :


Bandung.

Vandepitte., J.Engbaek. K., Rohmar. P., Pint. P., Heuck. C.G. 2005. Prosedur
laboratorium Dasar dan untuk Bakteriologis Klinis. Edisi 2.Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.

Victor, L. 1980. Antibiotics in Laboratory Test. The Williams and Wilkins Company,
USA.

Vinoth, B., Manivasagaperumal, R., Balamurungan, S., 2012. Phytochemical Analysis


and Antibacterial Activity of Moringa Oleifera Lam. International Journal of
Research in Biological Sciences 2012; 2(3): 98-102.

Yani A. 2004. Fraksinasi komponen aktif antibakteri ekstrak kulit batang tanaman
berenuk (Crescentia cujete L.) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
35

LAMPIRAN
36

Lampiran 1.Surat Izin Penelitan


37

Lampiran 2.Surat Keterangan Selesai Penelitian


38

Lampiran 3. Surat Keterangan Telah Selesai Melaksanakan Penelitian


39

Lampiran 4.Skema Kerja

Sampel Daun Sterilisasi alat


Berenuk dan bahan

Dicuci Dibungkus dengan


bersih,dikeringkan Aluminium foil
dan diblender
diperoleh 100 g Suspensi
Sterilkan pada suhu
serbuk simplisia Bakteri
121⁰C selama 15
Ekstrak dengan menit
etanol 70% 2 Maserasi
Liter
Disetarakan
Media Agar dengan
Mc.Farland 0,5
Ekstrak cair
dipekatkan
Nutrient Agar Steril

Ekstrak kental Tuangkan


Ke Cawan
Petri
Larutan uji
Ekstrak Daun Media Nutrient
Berenuk Konsentrasi Agar
10%,20% dan 30%

Kontrol positif Inkubasi selama 1x24


jam pada suhu 37⁰C

Kontrol negatif
Pengamatan

Metode Tuang

Daya Hambat Tidak Ada Daya


Hambat
40

Lampiran 5. Perhitungan Rendemen, Nutrien Agar dan Larutan Uji

a. Perhitugan Rendemen Ekstrak

Bobot Ekstrak
Rendemen ¿ X 100
Bobot Simplisia

10,7 gram
¿ X 100 %
100 gram

= 10,7%

b.Nutrient Agar

Sesuai Cara Pembuatan Media Agar:

-Sebanyak 23g Nutriant Agar dalam 1000 ml aquadest

-Dibuat 1 tabung reaksi berisi 10 ml

-Dan 3 Cawan Petri (1 cawan petri berisi 15 ml)

-Jika untuk 1 tabung reaksi dan 3 cawan petri : (1x10) + (3x15) =


55 ml

23
Perhitungan media Nutrian agar : x 55 ml=1,2 gram
100

c. Perhitungan Larutan Uji

10
Konsentrasi 10% = x 5 ml=0,5 gram
100

20
Konsentrasi 20% = x 5 ml=1,0 gram
100

30
Konsentrasi 30% =: x 5 ml=1,5 gram
100
41

Lampiran 6.Pengukuran Diameter Zona Hambat

a. Konsentrasi 10%
6,2+7,3❑
-Perlakuan 1: 2
=6,75 mm

7,2+8,3❑
-Perlakuan 2: =7,5 mm
2
7,2+6❑
-Perlakuan 3: =6,6 mm
2
Rata-Rata= 6,95mm

b. Konsentrasi 20%

8,2+7,2
-Perlakuan 1: =7,7 mm
2
8,2+6❑
-Perlakuan 2: =7,1mm
2

8+ 7,2
-Perlakuan 3: =7,6 mm
2
Rata-Rata= 7,4 mm

c.Konsentrasi 30%
10,5+ 9,4❑
-Perlakuan 1: =9,95 mm
2

7,2+8,3
-Perlakuan 2: =7,5 mm
2

9,4 +10
-Perlakuan 3: =9,7 mm
2
Rata-Rata= 9,11 mm

d. Kontrol Positif
19,8+23,22❑
-Perlakuan 1: =21,51 mm
2

16+ 13,8
-Perlakuan 2: =14,9mm
2
16+ 13,3❑
-Perlakuan 3: =14,65mm
2
Rata-Rata= 17,2 mm

e.Kontrol Negatif= 0
42

DV +DK
Rumus zona hambat =
2

Keterangan:DV= Diameter Vertikal


DH= Diameter Horizontal

P 1 + P 2=P 3
Rumus mencari nilai rata-rata =
3
43

Lampiran 7.Hasil analisis data menggunakan metode deskriptif yang


disajikan dalam bentuk tabel.

Konsentrasi Diameter Zona Rata- Respon Hambatan


Hambat (mm) rata Pertumbuhan
P1 P2 P3
10% 6,75 7,5 6,6 6,95 Sedang

20% 7,7 7,1 7,6 7,4 Sedang

30% 9,95 7,7 9,7 9,11 Sedang

Kontrol (+) 21,51 14,9 14,65 17,2 Kuat

Kontrol (-) 0 0 0 0 0
44

Lampiran 8.Jadwal Perencanaan Kegiatan

Bulan 2019
No Kegiatan
April Mei Juni Juli

1. Tahap persiapan penelitian

a. Penyusunan dan pengajuan judul

b. Pengajuan proposal

c. Perijinan penelitian

2. Tahap pelaksanaan

a. Pengolahan sampel

b. Pengujian

c. Analisis data

3. Tahap penyusunan laporan


45

Lampiran 9.Dokumen Penelitian

a. Lampiran gambar proses pengelolaan sampel

Proses Pencucian Daun Proses Pengeringan Daun


Berenuk Berenuk

Proses Penghalusan Daun Proses Maserasi Daun Berenuk


Berenuk
46

b.Lampiran gambar proses pembuatan ekstrak

Hasil Ekstrak Daun Hasil Ekstrak Kental 10,7 g


Berenuk Daun Berenuk

Proses Pembuatan Hasil Konsentrasi Ekstrak


Konsentrasi Ekstrak Daun 10%, 20%,dan 30% Daun
Berenuk Berenuk
47

c.Lampiran gambar pembuatan uji aktivitas antibakteri

Proses Pembuatan Proses Pembuatan


Suspensi Bakteri Suspensi Bakteri

Proses Pembuatan Proses Pembuatan


Nutrient Agar Nutrient Agar
48

Proses Pengujian
Proses Inkubator
Bakteri

d.Lampiran gambar Hasil Pengukuran Zona Hambat

Proses Pengukuran Zona


Hambat
49

e.Lampiran Gambar Pengulangan

E
D

B
Pengulangan 1

Keterangan:

konsentrasi 10%=6,75 mm
konsentrasi 20%=7,7 mm
konsentrasi 30%=9,95 mm
kontrol positif=21,51 mm
kontrol negatif= -
50

D E

C A

Pengulangan 2

Keterangan:

konsentrasi 10%=7,5 mm
konsentrasi 20%=7,1 mm
konsentrasi 30%=7,7 mm
kontrol positif=14,9 mm
kontrol negatif= -
51

D E

C A

Pengulangan 3

Keterangan:

= konsentrasi 10%=6,6
= konsentrasi 20%=7,6
= konsentrasi 30%=9,7
= kontrol positif=14,65
= kontrol negatif=-
52

Lampiran 10. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Pembimbing I


53

Lampiran 11. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Pembimbing II


54

Lampiran 12. Lembar Revisi Karya Tulis Ilmiah Penguji I


55

Lampiran 13. Lembar Revisi Karya Tulis Ilmiah Penguji II


56

Lampiran 14. Lembar Revisi Karya Tulis Ilmiah Penguji III

Anda mungkin juga menyukai