A. Identitas
NIRM : 1603054
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan
1
HALAMAN PERSETUJUAN
Diajukan Oleh :
NURLINA RIDWAN
NIRM : 1603054
Pembimbing II
2
HALAMAN PERNYATAN ORISINALISME
NIRM : 1603054
Semester : VI (Enam)
Merupakan :
2. Semua sumber yang dikutik maupun telah saya nyatakan dengan benar
jawaban Karya Tulis Ilmiah ini sepenuhnya berada pada diri saya.
Demikian pernyataan ini saya buat, apabila kelak kemudian hari terbukti ada
Nurlina Ridwan
NIRM : 1603054
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmar, hidayah, dan karunia-Nya
Penulis menyadari dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak akan
selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini penulis
Muhammadiyah Manado.
Serta Ibu Elly South, S.Si., M.Farm. selaku pimbimbing II yang selalu
5. Ibu , ayah , dan adik-adik, atas jasa-jasa, kesabaran, dan doa yang tak
4
6. Teman-teman Farmasi angkatan 2016, atas dukungan dan nasehat yang
7. Suryadi Azis selaku musuh, atas kesabaran dan support selama penulisan
8. Tami, lapandi, fadila, kiki, beby, sarkia, fani, ima, devi, asriyani, atas
bantuan, kebersamaan, waktu dan momen yang tidak perna terlupakan dan
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
Akhir kata penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfat bagi
Nurlina Ridwan
5
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
6
2.1.5 Senyawa Metabolit Sekunder ....................................................... 8
3.6.2 Bahan........................................................................... 13
4.1 Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol, Etil asetat, dan n-Hexan
7
4.5 Pembahasan ................................................................................... 18
BAB V PENUTUP
LAMPIRAN ....................................................................................... 24
8
DAFTAR TABEL
9
DAFTAR GAMBAR
10
DAFTAR LAMPIRAN
11
ABSTRAK
Bintaro (Cerbera manghas) Dengan Menggunakan Pelarut Etanol, Etil asetat, dan n-
familia Apocynaceae. Tanaman ini dikenal sebagai salah satu tanaman tahunan yang
banyak digunakan untuk penghijauan, penghias kota, tanaman obat, peptisida nabati, dan
sekaligus sebagai bahan baku kerajinan bunga kering. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui kandungan metabolit sekunder yang terdapat dalam ekstrak Biji Bintaro,
menggunakan pelarut etanol, etil asetat, dan n-hexan berdasarkan skrining fitokimia.
Penelitian ini melalui tahap maserasi dengan menggunakan pelarut etanol, etil asetat, dan
n-hexan dan skrining fitokimia yang terdiri dari skrining alkaloid, terpenoid, falvonoid,
saponin, dan tanin. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol, etil asetat, dan n-hexan
biji bintaro positif mengandung saponin. Ekstrak biji bintaro positif mengandung alkaloid
pada pengujian dengan pereaksi Dragendroff, dan negatif pada pengujian pereaksi Mayer,
12
ABSTRACT
Seed Extract (Cerbera manghas) Using Ethanol, Ethyl Acetate, and n-Hexan Solvents.
Pembumbing I: Hamidah S. Supriati., S.Farm., M.Sc., Apt; Advisor II: Elly South, S.Sc.,
M.Farm.
family. This plant is known as one of the annual plants that are widely used for greening,
city decoration, medicinal plants, vegetable pepticides, and at the same time as raw
material for dried flower crafts. The purpose of this study was to determine the content of
secondary metabolites contained in the Bintaro Seed extract, using ethanol, ethyl acetate,
and n-hexan solvents based on phytochemical screening. This research through the
maceration stage using ethanol, ethyl acetate, and n-hexan and phytochemical screening
The results showed ethanol extract, ethyl acetate, and n-hexan positive bintaro seeds
containing saponins. The positive bintaro seed extract contains alkaloids in testing with
Dragendroff reagents, and negative in tests with Mayer reagents, and Wangner reagents.
13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengetahuan tentang khasiat dan keamanan tanaman obat di Indonesia
selama ini berdasarkan pengalaman empiris yang diwariskan secara turun
temurun masih banyak yang belum teruji secara ilmiah, sehingga perlu diteliti
lebih lanjut agar dapat dihgunakan dengan aman dan efektif. Beberapa jenis
tanaman mengandung bahan-bahan yang berkhasiat obat, tetapi mengandung
racun. Hingga kini pemanfaatan tanaman yang mengandung racun dan obat
belum ada batasan yang jelas, sehingga pemanfaatan tanaman oabt perlu
ekstra hati-hati agar tidak berakibat fatal bagi yang menggunakan. ( Kardinan
dan Taryono)
Tumbuhan bintaro (Cerbera manghas) termasuk kedalam ordo
Apocynales, familia Apocynaceae. Tanaman ini dikenal sebagai salah satu
tanaman tahunan yang banyak digunakan untuk penghijauan, penghias kota,
tanaman obat, peptisida nabati, dan sekaligus sebagai bahan baku kerajinan
bunga kering. ( Rohimatum dan Suriati, 2011)
Bintaro (Cerbera manghas) memiliki aktivitas biologis, yaitu sitotoksik,
antibakteri dan antikonvulsan. Selain itu tanaman bersifat sebagai anti-malaria
dan digunakan dalam bidang kesehatan seperti minyak biji obat rematik, sakit
kepala, migrain, obat kulit, dan obat sakit mata akibat kintak dengan sinar
matahari. Bintaro juga digunakan untuk menyembuhan influenza dan kanker.
(WHO, 1998)
Tanaman bintaro memiliki nama latin Cerbera manghas L, termasuk
tumbuhan non pangan atau tidak untuk dimakan. Dinamakan cerbera karena
bijinya dan semua bagian pohonnya mengandung racun yang dapat
menghambat saluara ion yang disebut cerberin.(WHO, 1998).
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, masalah masalah yang akan dibahas
yaitu Senyawa Metabolit Sekunder apa saja yang terkandung dalam ekstrak
Biji Bintaro (Cerbera manghas)?
14
1.3 Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada identifikasi kandungan metabolit sekunder
Alkaloid, Terpenoid, Saponin, Flavonoid, Steroid, pada Biji Bintaro (Cerbera
manghas) dengan menggunakan pelarut Etanol 95%, Etil Asetat, n-hexan
1.4 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui atau mengidentifikasi kandungan senyawa metabolit
sekunder dalam ektrak Biji Bintaro (Cerbera manghas ) dengan pelarut yang
berbeda.
1.5 Manfaat Penelitian Ilmiah
1. Manfaat untuk peneliti
Dapat mengetahui senyawa-senyawa metabolit sekunder yang terkandung
dalam ekstrak Etanol 95 %, Etil Asetat, n-hexan pada Biji Bintaro
(Cerbera manghas) serta dapat mengetahui cara identifikasi metabolit
sekunder.
2. Manfaat untuk institusi
Penelitian ini diharapkan dapat memberika informasi tentang metabilot
sekunder yang terkandung dalam Biji Bintaro (Cerbera manghas)
sehingga dapat menjadi pustaka atau rujukan bagi mahasiswa lain jika
melakukan penelitia terkait Biji Bintaro.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Bintaro
Bintaro (Cerbera manghsa) adalah tumbuhan yang bercabang
rendah, serimg berbonggol-bonggol, tinggi 17 meter, kebanyakan lebih
rendah dan diameter batang 70 cm, daun bulat telur sungsang sampai
elips, berukuran 5-30 cm, pangkal daun membaji, ujung melancip atau
membudar, 15-40 pasang tulang daun sekunder. Perbungaan terdiri atas
sedikit sampai banyak bunga ; mahkota lima helai; putih bersih dengan
bagian pusat berwarna jingga hingga merah, sedangkan kelopak bunga
berwarna putih kehijauan; jarak agak jauh dari mahkota. Buah berbentuk
bulat, hijuan hingga kemerahan, mengkilap dan berdaging, berdiameter
6,8 cm. ( Hidayat et.al., 2015).
Tanaman Bintaro (Cerbera manghas) merupakan salah satu
tanaman mangrove yang dapat tumbuh ditanah yang kurang nutrisi dan
tersebar hampir diseluruh wilayah Indonesia. Nama lokal dari Bintaro,
antara lain : Buta Badak, Mangga Laut, Kayu Gurita, Kanyeri Putih
(Bali). Bilutasi (NTT), Wabo (Ambon), Goro-goro Guwae (Ternate),
Madangkopa (Minangkabau), Bintan (Melayu), Lambuto (Makassar),
Goro-goro ( Manado). (Rismawati, 2011).
Tingkat kematangan buah bintaro yaitupenampakan warna kulit
buah telah lebih dari 50 % berwarna merah memiliki kandungan racun
yang telah berkurang dibandingkan saat buah masih mentah. (Desrial,
2001).
Buah Bintaro terdiri atas tiga lapisan, yaitu lapisan kulit terluar
(epikarp), lapisan serat seperti sabut kelapa (mesokarp), dan bagian biji
yang dilapisi oleh kulit biji atau tista (endokarp). Bagian mesokarp
dapat diperas sebagai bahan biopestisida, sedangkan bijinya disamping
untuk bahan biopestisida juga dapat diperas untuk menghasilkan
minyak nabati sebagai bahan baku pembuatan biodiesel. (Pranowo et
al, 2010).
16
2.1.1 Tanaman Bintaro (Cerbera manghas)
17
hitam, agak berdaging, gundul, panjang, lebar, tulang daun sekunder
sebanyak 15-25 pasang, tegak lurus pada ibu tulang daun.
3. Daun
Daun bintaro berbentuk bulat telur memanjang, simetris, dan
menumpul pada bagian ujungnya, berwarna hijau tua mengkilap
dengan ukuran panjang bervariasi rata-rata 27 cm dengan susunan daun
spiral dan berkumpul pada bagian ujung rosetnya.
4. Bunga
Bunga yang tumbuh pada ujung pedikal simosa denga warna kuning
pada bagian korola yang berbentuk tabung dan perpetal lima, bunga
banci, mahkota berlekatan membentuk buluh yang relatif panjang
dengan di atas taju-taju yang dalam kuncup terpuntir ke suatu arah.
5. Buah
Buahnya berbentuk bulat telur dengan panjang 5-10 cm, buah
mudahnya berwarna hijau pucat dan setelah tua berwarna merah cerah.
6. Biji
Bijinya sendiri terbagi dalam cangkang 14 % dan daging biji 86 %
2.1.4 Kandungan Kimia dan Khasiat Tanaman
Bintaro mengandung senyawa-senyawa yang mempunyai efek
penghambat perkembangan hama tikus. Bintaro dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan manusia, seperti membasmi tikus, bahan baku lilin, bio-
insektisida, obat luka, deodorant, dan berpotensi sebagai biodiesel. Buah
bintaro terbukti ampuh mengusir tikus. Tikus takut karena aroma racun
yang dikeluarkan oleh bintaro sehingga tikus akan menjauh. Pada daun,
buah dan kulit batang tanaman bintaro mengandung Saponin, daun dan
buahnya mengandung polifenol yang dikenal sangat toksik terhadap
serangga dan bisa menghambat aktifitas makan hama, dan kulit batangnya
mengandung Tanin. ( Salleh dan Tarmadi, 2007).
2.1.5 Senyawa Metaboli Sekunder
Metabolit sekunder adalah senyawa yang disintesis oleh makhluk
18
digunakan untuk menunjang kehidupan namun tidak vital (jika tidak ada
tidak mati) sebagaimana gula, asam amino dan asam lemak. Metabolit ini
(Saifudin, 2014).
(Khotimah, 2016).
A. Alkaloid
Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak
19
biasanya bersifat basa dan dalam sebagian besar atom nitrogen ini
alam bersifat basa atau alkali dan sifat basa ini disebabkan karena
struktur lingkar heterosiklik atau aromatis, dan dalam dosis kecil dapat
bentuk basa, alkaloid lebih larut dalam pelarut non polar seperti eter,
B. Flavonoid
satu atau lebih grup hidroksil fenolik (Sirait, 2007; Bhat et al ., 2009).
20
Flavonoid merupakan golongan metabolit sekunder yang disintesis dari
C. Steroid
21
Gambar 4.Struktur kimia Steroid (Sahidin, 2015).
D. Saponin
pada posisi C-3 atau pada 2 gugus OH dan satu gugus COOH. Saponin
larut dalam air, tidak larut dalam eter, dan jika dihidrolisis akan
senyawa aktif yang kuat yang menimbulkan busa jika dikocok dalam air
darah merah. Dalam larutan yang sangat encer saponin sangat beracun
bekerja sebagai anti mikroba juga. Dikenal dua jenis saponin yaitu
22
larut dalam air dan etanol, tetapi tidak larut dalam eter. (Robinson
Alfian, 2012).
E. Tanin
500-3000. Tanin dibagi menjadi dua kelompok atas dasar tipe struktur dan
23
2.2 Ekstraksi
didalam alam atau berasal dari dalam sel dengan menggunakan pelarut dan
metode yang tepat. Sedangkan ekstrak adalah hasil dari proses ekstraksi,
1. Ekstraksi Dingin
dilakukan pada suhu yang lebih tinggi dari suhu kamar, yaitu 40-60oC .
Metode ini artinya tidak ada proses pemanasan selama proses ekstraksi
2. Ekstraksi Panas
a) Infusa
24
sesuai untuk simplisia yang bersifat lunak, seperti bunga dan
b) Soxhlet
c) Destilasi
25
d) Digesti
26
2.8 Kerangka konsep
Biji Bintaro
Maserasi
Pengujian fitokimia
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
1. Ekstrak Biji Bintaro adalah hasil dari penyarian biji bintaro dengan
maserasi.
Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Biji Bintaro
digunakan adalah Biji Bintaro yang diambil dari Rumah Sakit Prof.
28
kandao, yang akan digunakan menggunakan pelarut Etil Asetat, Etanol, n-
hexan.
3.6.1 Alat
toples kaca, batang pengaduk, corong kaca, gunting dan pipet tetes.
3.6.2 Bahan
Bahan penelitian yang akan digunakan yaitu : Biji Bintaro yang sudah
reagen dragendrof, besi (III) klorida (FeCl3) , H2SO4 (asam sulfat), dan
b. Dicuci bahan yang akan diekstrak hingga bersih dari tanah yang
menempel
anginkan
blender
29
f. Kemudian sampel dimasukkan kedalam toples kaca lalu
hexan
30
Apabila terdapat endapan coklat maka positif mengandung alkaloid.
(Harborne 1987 ).
sulfat (H2SO4). Jika berbentuk warna merah atau ungu maka positif
31
e. Uji Flavanoid Ekstrak Etil Asetat, Etanol, n-hexan Biji Bintaro
Data yang diperoleh ditampilkan dalam bentuk tabel dan gambar, kemudian
A. Jadwal Penelitian
2. Tahap pelaksanaan
C. Tahap pelaksanaan
1. Pengumpulan data
32
3.9 Jadwal Penelitian
Bulan 2019
b. Pengajuan proposal
c. Perijinan penelitian
2. Tahap Pelaksana
a. Pengolaan sampel
b. Pengujian
c. Analisis data
33
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
tanpa terkena sinar matahari langsung. Hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko
rusaknya komponen kimia dalam biji bintaro akibat terkena suhu tinggi sinar
pelarut yang berbeda yaitu Etanol 70 % , Etil Asetat dan n-Hexan sebanyak 525
memisahkan ekstrak cair dan residu. Kemudian ekstrak cair yang diperoleh dibuat
pengujian.
terpenoid/steroid, flavonoid, tanin dan saponin. Adapun hasil yang dicermati pada
pengujian yaitu melihat adanya reaksi-reaksi kimia yang terjadi seperti perubahan
warna, terbentuknya endapan, serta terbentuk/ munculnya busa pada ekstrak yang
34
4.4 Skrining Fitokimia
Hexan
35
4.5 Pembahasan
Dragendroff.Didapatkan hasil positif pada ekstrak n-Hexan dan etil asetat biji
drangendroff.
reaksi dragendroff, bismut nitrat dilarutkan dengan Hcl agar tidak terjadi reaksi
(BiO+).Agar ion BiO3+ tetap berada pada larutan. Maka larutan itu ditambah asam
sehingga kesetimbangan akan bergeser ke arah kiri. Selanjutnya ion BiO3+ dari
bismuth nitrat bereaksi dengan kalium iodida membentuk endapan hitam bismut
(III) iodida yang kemudian melarut dalam kalium iodida berlebih membentuk
36
Pada uji Dragendroff, Wagner, dan Mayer dilakukan 3 kali penggulangan.
pelarut n-Hexan, dan etil asetat yang di reaksikan dengan H2SO4 dan
dengan 10 tetes asam asetat (CH3COOH), dan 2 tetes H2SO4 pekat. Dari hasil
identifikasi yang dilakukan diketahui bahwa dari ekstrak ketiga pelarut yang
digunakan yaitu etanol, etil asetat, dan n-Hexan menunjukan adanya senyawa
Dari hasil identifikasi yang dilakukan diketahui bahwa ekstrak etanol biji
ekstrak biji bintaro direaksikan dengan penambahan 0.1 gram Logam Mg dan HCl
pekat. Magnesium dan asam klorida pada uji Wilster bereaksi membentuk
pada uji ini berfungsi untuk mereduksi benzopiron yang terdapat pada struktur
flavonoid, maka akan terbentuk garam flavilium saat penambahan Logam Mg dan
37
HCl yang berwarna merah atau jingga. ( Khotima, 2016 ). Dengan reaksi seperti
Dari identifikasi yang telah dilakukan diketahui bahwa ekstrak etanol, etil
asetat, dan n-Hexan positif mengandung saponin, terbukti adanya busa/ buih yang
ekstrak etanol, etil asetat, dan n-Hexan positif mengandung saponin dibuktikan
Timbulnya busa pada uji dengan metode Forth ini menunjukan adanya
terhidrolisis menjadi glukosa dan senyawa lainnya. (marliana et al, 2005) , dengan
38
Gambar 4.3 Reaksi hidrolisis saponin dalam air (Marliana et al. 2015)
Dari identifikasi yang telah dilakukan, diketahui bahwa ekstrak biji bintaro
menggandung tanin. Hal ini diketahui dari perubahan warna yang terjadi pada saat
penambahan FeCl3 dengan salah satu gugus hidroksil yang ada pada senyawa
tanin (Sangi et al. 2008) dengan reaksi seperti pada gambar 4.4. reaksi perubahan
warna yang terjadi dikarenakan tanin akan bereaksi dengan ion Fe3+ membentuk
Gambar 4.4 Reaksi pada uji polifenol dan tanin (Minarno, 2015)
39
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
terponoid, saponin, dan tanin. Ekstrak biji bintaro dengan pelarut etil asetat,
ekstrak biji bintaro dengan pelarut etanol mengandung flavonoid yang dapat
dan Wagner.
5.2 Saran
kandungan boiaktif.
40
DAFTAR PUSTAKA
Kristianto, Aries. 2013. Pengaruh Estrak Kasar Tanin dari Daun Belimbing
Wuluh (Averrhoa blimbi L.) pada Pengolahan Air. Jember : Universitas
Jember.
41
Murhadib . 2010. Mekanisme kerja senyawa antibakteri golongan fenolik dan
alkaloid dari tanaman (ulasan ilmiah). Majalah TEGI (Majalah Ilmiah
Teknologi Agroindustri) ISSN 20 85-6067. Vol.2, No.1.Hlm.37-35.
Nurhidayat, Arif. 2016. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder dari
Kulit Batang Tumbuhan Turi (Sesbania grandiflora (L.) Pers. )Serta Uji
Aktivitas Antibakteri Escherichia coli Resisten Terhadap Kloramfenikol.
(Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Rahmadhani, Novita Dewi dan Tri Utomo. 2014. Uji Efektivitas Insektisida Buah
Bintaro(Cerbera Odollam Gaertn) Terhadap Hama Keong Mas Pada Skala
laboratorium.Niversitas Muhammadiyah Purwokerto.
42
LAMPIRAN
43
Lampiran 1.Surat Permohonan Izin Penelitian
44
Lampiran 2.Surat Keterangan telah selesai melaksanakan penelitian
45
Lampiran 3.Skema Kerja Maserasi
n-Hexan
200 g simplisia biji bintaro 200 g simplisia biji bintaro 200 g simplisia biji
pelarut n-Hexan
Campuran sampel
Ekstrak etanol biji bintaro Ekstrak etil asetat biji Ekstrak n-Hexan biji
bintaro bintaro
Campuran ekstrak
Disaring
Filtrat
bintaro
46
Lampiran 4.Skema Kerja Pengujian Keberadaan Metabolit Sekunder
Diamati
47
B. Uji Keberadaan Terpenoid/ Steroid
Ekstrak biji bintaro
Diamati
48
D. Uji Keberadaan Saponin
Ditambahkan aquadest
Ditambahkan FeCl3
Campuran ekstrak biji bintaro dan FeCl3
Diamati
Uji (+) adanya perubahan warna
49
Lampiran 5.Bagan Skrining Fitokimia Alkaloid dengan Menggunakan
Pereaksi Mayer
Sampel
50
Lampiran 6.Bagan Hasil Skrining Fitokimia Alkaloid dengan
Sampel
51
Lampiran 7.Bagan Hasil Skrining Fitokimia Alkaloid dengan
Sampel
52
Lampiran 8.Bagan Hasil Skrining Fitokimia Terpenoid dan Steroid
Sampel
53
Lampiran 9.Bagan Hasil Skrining Fitokimia Flavonoid
Sampel
Sampel
54
Lampiran 11.Bagan Hasil Skrining Fitokimia Tanin
Sampel
55
Lampiran 12.Data Hasil Skrining Fitokimia pada Biji Bintaro
56
Lampiran 13. Dokumentasi Penelitian
Ekstrak Etanol, Etil Asetat, dan n-Hexan Biji Bintaro Ekstrak Dragendroff Biji
Alkaloid
57
Ekstrak Etanol Biji Bintaro Negatif Flavonoid Ekstrak Biji Bintaro Negatif Tanin
Ekstrak Biji Bintaro Etanol, Etil asetat, dan n-Hexan Positif Saponin
Ekstrak Biji Bintaro Etanol, Etil asetat, dan n-Hexan Positif Terpenoid/ Steroid
58
59
60