..PENDAHULUAN..
A. Latar Belakang
Penyakit infeksi sering terjadi pada bayi baru lahir, contohnya seperi ikterus. Ibu akan
merasa bahagia setelah melahirkan bayi, karena ibu telah melewati saat-saat menegangkan pada
saat persalinan. Pada bayi yang baru lahir sering diemukan tanda-tanda kelainan. Oleh karena itu,
petugas kesehatan melakukan pemeriksaan spesifik agar dapat mengetahui tanda-tanda kelainan
Sepsis merupakan infeksi yang terjadi di aliran darah. Penyakit ini sangat susah diatasi pada
bayi baru lahir dan sebagian besar bayi baru lahir mengidap sepsis (Mika, 2016).
Sepsis neotarium menjadi salah satu penyebab tingginya kematian bayi pada tahun 2015
sekitaran 31 persen per seribu dan setengahnya merupakan kematian neonatal atau bayi baru
lahir dan tahap neonatal yang menunjukan data kematian terbanyak (SDKI 2012).
Diprovinsi Sulawesi utara pada tahun 2016-2018 sebanyak lebih dari 1000 sampel yang
didiagnosa sepsis neonatorum. Jumlah kasus pada bayi laki-laki lebih banyak dari bayi
perrempuan. Kejadian ini sering terjadi pada awal sampai 3 hari setelah kelahiran.
Survey yang telah dilakukan di RSU GMIM Pancaran Kasih Kota Manado tepatnya
diruangan bayi baru lahir pertanggal 24 april 2019 terdapat diagnosis sepsis pada neonatum atau
bayi baru lahir pada bulan januari dan juni 2019, diperoleh 10 bayi. Data ini menunjukan masih
terjadi kasus sepsis yang banyak. Sepsis terjadi pada 3 hari setelah persalinan kerana ada infeksi
yang dapat mempengaruhi kerja jantung serta juga menganggu sirkulasi darah diotak sehingga
B. Rumusan Masalah
Sesuai latar belakang, penulis merumuskan penelitiian yakni menerapkan manajemen asuhan
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
langkah varney.
2. Tujan Khusus
.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
2. Manfaat Teoritis
..TINJAUAN.PUSTAKA..
A. Konsep.dasar.Manajemen.Asuhan.Kebidanan.
1. Definisi
2. Proses .Manajemen.Varney.
f. Langkah VI : Perencanaan
a. S (Subjektif)
b. O (Objektif)
c. A (Assessment)
d. P (Planning)
A. Konsep.Dasar.Bayi.Baru.Lahir.
1. Definisi
Adalah bayi dengan umur 0 s.d 28 hari yang masih beradaptasi dengan lingkungan sekitar
(Suryandari, 2014).
a. BB sampai 4 kg
b. PB sampai 52 cm
c. LD sampai 35 cm
d. LK sampai 35 cm
i. Kuku lemas
j. Genetalia : labia mayora sudah menutupi labia minora (pada perempuan), tesis sudah
3. Pencegahan Infeksi
B. Konsep.Dasar.Sepsis.Neonatorum.
Infeksi yang terjadi pada bayi yang baru melewati proses salary dengan kategori infeksi
a. Faktor maternal :
2) Persalinan premature
3) Amnionitis klinis
4) Demam maternal
5) Manipulasi berlebihan selama proses persalinan
2. Gejala
c. Muntah
d. Turunnya kesadaran
e. Jarang menyusu
f. Diare
g. Bengkaknya perut
h. Aritmia
i. Kejang
4. Patofosiologi
a. Antenatal
b. Intranatal
c. Pascanatal
Berasal dari riwayat penyakit ibu dan factor kebersihan lingkungan (Sarwono, 2010).
3. Manifestasi Klinis
Lemahnya aktivitas, turunnya BB, pernapasan terganggu dan reflex tidak normal
(Surasmi, 2012).
4. Pencegahan
a. Pada antenatal
b. Saat persalinan
c. Sudah persalinan
Menerapkan kerja secara aseptic dan ruangan harus steril (Sarwono, 2010).
8. Pengobatan
9. Penatalaksanaan
C. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru lahir Dengan Sepsis
Neonatorum
A. Data Subjektif
1. Biodata
a. Nama
b. Usia
c. Agama
d. Etnis
2. Keluhan Utama
3. Riwayat Kesehatan
5. Kebutuhan Nutrisi
Nutrisi
Eksresi
B. Data Objektif
1. Observasi umum
b. Somnolen
c. Suhu normal
d. Nadi normal
e. Pernafasan normal
f. Pemeriksaan APGAR
Jumlah 5 7
2. Observasi Fisik
a. Kepala
b. Muka
c. Mata
d. Hidung
e. Mulut
f. Telinga
Serumen tak ada (Manuaba, 2009).
g. Leher
h. Dada.
i. Tali Pusat
j. Abdmen
m. Pemeriksaan saraf
1) Reflek Terkejut
2) Reflek Mengenggam
3) Respon Rooting/mencari
5) Gland reflek
6) Refleks leher
Bayi mengangkat kepalanya.
n. Pemeriksaan Perkembangan
o. Pemeriksaan Penunjang
2. Interpretasi Data
a. Diagnosa kebidanan.
1) Data subjektif
2) Data Objektif
Somnolen
Suhu 35,5oc
b. Masalah
c. Kebutuhan
3. Diagnosa.Potensial.
4. Identifikasi.Kebutuhan.Segera.
Anibiotik digunakan dalam pemerksaan segera (Muslihatum, 2010).
5. Intervensi
c. Pernapasan diubah
6. Implementasi
7. Evaluasi
BAB III.
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Penelitian deskripsi dengan pendekatan konseling serta pengkajian dari satu masalah dari
2. Populasi
3. Sampel
1. Tempat
2. Waktu
1. Data Primer
a. .Wawancara.
b. .Observasi.
2. Data Sekunder
E. Jalan Penelitian
1. Persiapan
Mendapati masalah, survey ke tempat penelitian, pengajuan penelitian, bahan ilmu,
2. Eksekusi
Bukti izin dari instansi pendidikan yang diberikan ke rumah sakit sehingga bisa
mendapatkan data.
Pembuatan laporan.
F. Prosedur Kerja
2. Menganalisa data
3. Menganalisa diagnose
5. Menyusun perencanaan
7. Pengkajian.
G. Etika Penelitian
2. Melindungi dengan cara Menghormati, Harus menjaga privasi, adil dan terbuka dan
…BAB.IV…
…TINJAUAN.KASUS…
A. HASIL DAN PEMBAHASAN
Konseling pada Bayi Ny “M.S” Umur 10 Jam denganSepsis Neonatorum dirumah saki GMIM
I. Kumpulan Data
A. Subjektif
Umur : 27 Th Umur : 32 Th
Biodata Bayi
Awal Kembali
3. Keluhan Utama
4. Riwayat Kesehatan
a. Dulu
b. Sekarang
c. Keluarga
5. Riwayat Obstetri
b. Riwayat Persalinan
ibu
Anak pertama
Spontan
Perdarahan 150 mL
Bayi
No Kegiatan ya tidak
1 Angisan keras
2 Akif gerak
3 Miksi
4 Mekonium
5 Intake
6 Eliminasi
Sumber: Data primer
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
Kesadaran : Somnolen
Tanda vital
Nadi : 142 kali permenit
Antropometri
TB : 0,45 m
BB : 1,9 Kg
Kepala
SOB : 0,28 m
FOC : 0,29 m
MOC : 0,30 m
Respon
Babynski reflek : Ya
2. Observasi fisik
a. Kepala
Ubun-ubun : Berdetak
wajah
Sindroma : Bagus
Pucat : Ya
Mata
Simetris : Sejajar
Sklera : Putih
Hidung
Septumnasi : Iya
Milia : Tak
Perdarahan : Tak
Vernics : Tak
Secret : Tak
Mulut
Keadaan : Bersih
Sumbing : Tak
Lembab : lembab
Stomatitis : Tak
Kebersihan : Besih
Telinga
Kebersihan : Bersih
Simetris : Sejajar
Perdarahan : Tak
Secret : Tak
b. Leher
Pembengkakkan : Tak
Lainnya : Tak
c. Dada/payudara
Bentuk : Sejajar
Retraksi : Tidak
Lemak : Ada
d. Abdomen
Inspeksi : Tak
Palpasi : Tak
Auskultasi : Tak
e. Genetalia
Bayi laki-laki
Skrotum : Ada
Lainnya : Tak
f. Ekstermitas
Gerakan : Aktif
Turgor : Baik
3. Penilaian Resusitasi
No Uraian Ya tidak lamanya
1 Penghisap lendir
2 Ambubag
3 Message jantung
4 Intubase endutracheal
5 Oksigen
6 Terapi
4. Pemeriksaan Penunjang
Kesadaran : Somnolen
TB : 0,45 m
BB : 1,9 Kg
Masalah : Malnutrisi
V. Intervensi
c. Pengubahan respirasi.
d. Infus dipasang.
e. NGT dipasang.
f. Oksigen dipasang.
VI. Implementasi
d. Infus dipasang
e. NGT dipasang
f. Oksigen dipasang
h. Menghangatkan bayi
VII. Evaluasi.
2) Tak apnea
1) Tak Sianosis
2) Tidak syok
3) Hipotermi
4) Ikterus
7) Tak diare
c. Mengkaji respirasi.
CATATAN.PERKEMBNGAN.PERTAMA
Tanggal : 20 02 2020
Jam : 9 pagi
SUBYEKTIF
OBYEKTIF
b. kesadaran : Somnolen
c. TTV
d. BB : 1.9 Kg
ASSESMENT
Bayi sepsis neonatorum hari pertama
PLANNING
Tanggal : 20 02 2020
a. Observasi, TTV
b. Dipasang oksigen
CATATAN.PERKEMBANGAN.KEDUA
Tanggal : 21 02 2020
Jam : 3 sore
SUBYEKTIF
OBYEKTIF
b. Kesadaran : Somnolen
c. TTV
d. BB : 1,9 Kg
ASSESMENT
PLANNING
Tanggal : 21 02 2020
Jam : 9 pagi
CATATAN.PERKEMBANGAN.KETIGA
Tanggal : 22 02 2020
Jam : 11 siang
SUBJEKTIF
a. Ingin menyusu.
OBYEKTIF
a. Keadaan umum : Sedang
b. Kesadaran : Somnolen
c. TTV
d. BB : 1,95 Kg
ASSESMENT
PLANNING
Tanggal : 22 02 2020
Jam : 11 siang
a. Observasi, TTV
CATATAN.PERKEMBANGAN.KEEMPAT
Tanggal : 23 02 2020
Jam : 9 pagi
a. Bisa menyusu.
OBYEKTIF
b. Kesadaran : Somnolen
c. TTV
Suhu : 35,6℃
d. BB : 2 Kg
ASSESMENT
PLANNING
Tanggal : 23 02 2020
Jam : 9 pagi
c. Pelepasan NGT
Tanggal : 24 02 2020
Jam : 9 pagi
SUBYEKTIF
a. Ingin menyusu
OBYEKTIF
b. Kesadaran : composmentis
c. TTV
d. BB : 2,05 Kg
ASSESMENT
PLANNING
Tanggal : 24 02 2020
Jam : 9 pagi
CATATAN.PERKEMBANGAN.KEENAM
Tanggal : 25 02 2020
Jam : 10 pagi
SUBJEKTIF
a. Ingin menyusu
OBYEKTIF
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV
d. BB : 2,1 Kg
ASSESMENT
PLANNING
a. Observasi, TTV
b. Lanjutan diberi oksigen
c. Pemberian infus
CATATAN.PERKEMBANGAN.KETUJUH
Tanggal : 26 02 2020
Jam : 10 pagi
SUBYEKTIF
a. Ingin menyusu
OBYEKTIF
b. Kesadaran : Composmentis
c. Gerakan : Aktif
d. TTV
e. BB : 2,15 Kg
PLANNING
Tanggal : 26 02 2020
Jam : 10 pagi
a. Observasi, TTV
c. Diberi infus
CATATAN.PERKEMBANGAN.KEDELAPAN
Tanggal : 27 02 2020
Jam : 9 pagi
SUBYEKTIF
a. Ingin menyusu.
OBYEKTIF
b. Kesadaran : Composmentis
c. Gerakan : Aktif
d. TTV
e. BB : 3 Kg
ASSESMENT
PLANNING
a. Obsrvasi, TTV
b. Oksigen dilepas
c. Infus dilepas
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Data subjektif memaparkan bahwa 10 jam yang lalu bayi kurang minum dan nampak gelisah
serta 3 kali muntah. Wawancara menunjukan normal pad semua riwayat kesehatan. Data
objektif menunjukan Nadi 142 kali permenit, Suhu 35℃, pernapasan 62 kali permenit, TB
0,45 m, BB 1,9 Kg. Tidak ada pembengkakan pada leher dan wajah tak pucat.
bahwa sepsis bayi baru lahir diandai kulitnya menguning. Ini menunjukan bahwa teori dan
kasus tak ada kesenjangan. Asumsi peneliti yakni kurangnya menyusu dapat meninggikan
kadar bilirubin.
Hasil pemeriksaan menunjukan bahwa kondisi lemah dan kesadaran somnolen, Marmi
dan Rahardjo (2012), mengemukakan bahwa sepsi baru lahir ditandai dengan keadaan lemah
dan kesadaran somnolen. Ini menunjukan bahwa materi dan kasus tak bersenjangan. Asumsi
peneliti yakni kurangnya ASI akan berpengaruh pada kesadarn dan keadaan bayi.
mengemukakan bahwa factor predisposisi yakni penyakit ibu selama mengandung, mengidap
eklamsia, diabetes, penanganan yang kurang bersih, tak memadai dalam perawatan, kelahiran
premature, BBLR. Ini menunjukan bahwa teori dan kasus tak ada kesenjangan. Asumsi yang
dikemukakan yakni tes kesehatan bias mengetahui bakteri yang erdapat didalam tubuh
Data subjektif menunjukan, bayi kurang minum, 10 jam yang lalu terlihat gelisah serta
muntah 3 kali. Hasil wawancara menunjukan semua riawayat normal. Data objektf
menunjukan Nadi 142 kali permenit, Suhu 35℃, pernapasan 62 kali permenit, TB 0,45 m, BB
bahwa sepsis bayi baru lahir diandai kulitnya menguning. Ini menunjukan bahwa teori dan
kasus tak ada kesenjangan. Asumsi peneliti yakni kurangnya menyusu dapat meninggikan
kadar bilirubin.
Data menunjukan bahwa lemahnya kondisi dan kesadaran somnolen, Marmi dan
Rahardjo (2012), mengemukakan bahwa sepsi baru lahir ditandai dengan lemahnya kondisi
dan kesadaran somnolen. Ini menunjukan bahwa materi dan kasus tak bersenjangan. Asumsi
peneliti yakni kurangnya ASI akan berpengaruh pada kesadarn dan keadaan bayi.
gangguan nutrisi pada bayi dan harus dicukupkan nutrisinya. Ini menunjukan bahwa teori dan
kasus tak ada kesenjangan. Asumsi yang dikemukakan yakni pemberian ASI secara baik dapa
mengemukakan bahwa factor predisposisi yakni penyakit ibu selama mengandung, mengidap
eklamsia, diabetes, penanganan yang kurang bersih, tak memadai dalam perawatan, kelahiran
premature, BBLR. Ini menunjukan bahwa teori dan kasus tak ada kesenjangan. Asumsi yang
dikemukakan yakni tes kesehatan bias mengetahui bakteri yang erdapat didalam tubuh
C. Diagnosa Potensial
Aspirasi yang berhubungan dengan ikterus dan muntah dapat terjadi. Ini menunjukan
hubungan dengan teori (Mufdlilah dkk, 2012). Sehngga tak ada kesenjangan antara teori dan
kasus. Asumsi dikemukakan bahwa jika ASI cukup dapat mencegah gejala tersebut.
Pengkajian kasus diagnose potensial diperoleh yakni BBLR dan Hipotermi. Ini
menunjukn bahwa berhubungan dengan teori, Yang menandakan materi dan kasus tak
bersenjangan . apabila bayi menyusu tiap 120 menit dan menjaga kehangatan serta
D. Tindakan Segera
Teori dan kasus tak ada kesenjangan, asumsi yakni penanganan bayi ialah kerja sama
Hali ini menunjukan bahwa kasus dan teori tak ada kesenjangan. Asumsi yang dikemukakan
tubuh tak stabil dan kurangnya reflek hisap. Asumsi yang dikemukakan yakni pengawasan
Melihat respirasi bayi. Surasmi (2012) mengemukakan menghitung serta melihat respirasi
pada bayi sepsis. Ini menunjukan bahwa kasus dan teori tak ada kesenjangan. Asumsi yang
F. Implementasi
Dilakukan pemanauan dengan hasil nadi 142 kali permenit suhu 3,5℃ respirasi 62 kali
permenit, keadaan sedang serta kesadaran somnolen, kepala bersih, wajahnya pucat,
konjungtiva merah jambu. Ini menunjukan bahwa kasus dan teori tak ada kesenjangan.
Asumsi yang dikemukakan yakni penjelasan hasil observasi dapat membuat ibu tak cemas.
tubuh tak stabil dan kurangnya reflek hisap. Asumsi yang dikemukakan yakni pengawasan
respirasi pada bayi sepsis. Ini menunjukan bahwa kasus dan teori tak ada kesenjangan.
Asumsi yang dikemukakan yakni perkembangan bayi dapat dilihat dari pernapasan.
G. Evaluasi
Hasil pemeriksan SOAP yakni keadaan baik, TTV normal dan tak muntah. Dilihat dari
teori dan kasus tak ada kesenjangan. Asumsi yang dikemukakan bahwa pelayanan yang baik
H. Pendokumentasian
Hari pertama pada bayi sepsis baru lahir berumur 10 jam, dilaksanakan dengan SOAP. Data
subyektif, Bayi menyusu walaupun sedikit dan Bayi tak gelisah serta muntah. Data objektif,
Kondisi umum : Sedang, Kesadaran : Somnolen. TTV, Nadi : 148 per menit, Pernafasan : 46
per menit, Suhu : 35,4 derajat selsius , BB : 1,9 Kg, Observasi keadaan, TTV, Lanjutan
pemberian oksigen, Lanjutan pemberian ASI dengan NGT, Pemberian infus RL 40 tetes per
menit, diberi injeksi ampicillin dan gentamisin 0,2% 1 m, Menjaga kehangatan dan
Hari kedua pada bayi sepsis baru lahir berumur 1 hari, dilaksanakan dengan SOAP. Data
subjektif, Bayi ingin minum ASI dan Bayi tak muntah dan gelisah. Data objektif, Kondisi
umum : Sedang, Kesadaran : Somnolen. TTV, Nadi : 144 kali permenit, Pernafasan : 48 kali
37%, Trombosit : 99ribu/ul, Eritrosit : 3,9 juta/ul, GDS : 90 mg/dL, SGOT : 52 U/L,
Bilirubin total : 1,3 mg/Dl, Bilirubin indirect : 0,7 mg/Dl, Albumin : 2,8 gr/Dl, HS-CRP :
10,9 mg/Dl, Kultur darah : Positif staphylococus. Pengkajisan bayi sepsis neonatorum hari
kedua. Planning, Observasi keadaan, TTV, pemberian oksigen, Lanjutan menyusu tiap 120
menit dengan NGT, Pemberian infus RL 40 tetes per menit, Pemberian injeksi cefotaxim
subjekif, Bayi bisa diberi ASI dan Bayi tak muntah dan tak gelisah. Data objektif, Kondisi
umum : Sedang, Kesadaran : Somnolen. TTV, Nadi : 140 kali permenit, Pernapasan : 48 kali
permenit, Suhu : 35,6℃ dan BB : 2 Kg. pengkajian bayi sepsis baru lahir hari keempat.
Planning, Observasi keadaan, TTV, Lanjutan pemberian oksigen, Pelepasan NGT, Pemberan
infus RL 40 tetes per menit, Pemberian injeksi cefotaxim dan gentamisin 0,2% 1 m, Jaga
Hari keempat pada bayi sepsis baru lahir berumur 3 hari, dilaksanakan dengan SOAP. Data
subjektif, Bayi bias diberi ASI dan Bayi tak muntah dan tak gelisah. Data objektif, Kondisi
umum : Sedang, Kesadaran : Somnolen. TTV, Nadi : 140 kali permenit, Pernapasan : 48 kali
permenit, Suhu : 35,6℃ dan BB : 2 Kg. assasesment bayi sepsis baru lahir hari ke empat.
Planning, Observasi keadaan, TTV, Lanjutan pemberian oksigen, Pelepasan NGT, Pemberan
infus RL 40 tetes per menit, Pemberian injeksi cefotaxim dan gentamisin 0,2% 1 m,
Hari kelima pada bayi sepsis baru lahir berumur 4 hari, dilaksanakan dengan SOAP. Data
subjektif, Bayi ingin ASI dan Bayi tak muntah dan tak gelisah. Data objektif, Kondisi umum
: Baik, Kesadaran : composmentis . TTV, Nadi : 140 kali per menit, Pernafasan : 48 kali per
menit, Suhu : 36,5 derajat selsius, BB : 2,05 Kg. assasment bayi sepsis baru lahir hari
kelima. Planning, Observasi, TTV, Dilakukan tes kesehatan, Lanjutan pemberian oksigen,
Pemberian infuse, Pemberian injeksi cefotaxim serta gentamisin, Jaga kehangatan dan
Hari ke enam pada bayi sepsis baru lahir, dilaksanakan dengan SOAP. Data subjektif, Bayi
ingin ASI dan Bayi tak muntah dan tak gelisah. Data objektif, Kondisi umum : Baik,
Kesadaran : Composmentis. TTV, Nadi : 140 kali permenit, Pernapasan : 48 kali permenit,
Suhu : 36,5℃, BB : 2,1 Kg. assasesment bayi sepsis baru lahir hari keenam. Planning,
Observasi keadaan, TTV, Lanjutan pemberian oksigen, Pemberian infuse, Pemberian injeksi
cefotaxim dan gentamisin, menghangatkan dan kebersihan dan Anjuran ibu memberikan
ASI.
Hari ketujuh pada bayi sepsis baru lahir berumur 6 hari, dilaksanakan dengan SOAP.
subjekif, Bayi ingin ASI, Bayi tak muntah dan gelisah. Data objekif, Kondisi umum : Baik,
Kesadaran : Composmentis, Gerak : Aktif. TTV, Nadi : 138 kali permenit, Pernapasan : 50
kali permenit, Suhu : 36,6 derajat selsius, BB : 2,15 Kg, Respon Hisap : Baik. Hasil lab Hb :
15,3 gr/dL, Hemotrokit : 48%, Trombosit : 155 ribu/ul, 4,5 juta/ul, GDS : 40 mg/dL, SGOT :
38 u/L, Bilirubin total : 1 mg/dL, Bilirubin indirect : 0,4 mg/dL, Albumin : 4,4 gr/dL, HS-
CRP : 6,3 mg/dL, Kultur darah : negative. Pengkajian bayi sepsis baru lahir hari ke tujuh.
Observasi, TTV, Lanjutan pemberian oksigen, Diberi infuse, Diberi injeksi cefotaxim serta
gentamisin, Jaga hangat dan kebersihan bayi dan Anjuran ibu memberikan ASI.
Hasil ke delapan pada bayi sepsis baru lahir berumur seminggu, dilaksanakan dengan SOAP.
Dimana subyektif, Bayi ingin ASI, Bayi tak muntah dan gelisah, Dokter telah mengizinkan
bayi rawat jalan. Data objektif, Kondisi umum : Bagus, Kesadaran : Composmentis, Gerak :
Aktif. TTV, Nadi : 149 kali per menit, Pernapasan : 50 kali permenit, Suhu : 36,6, derajat
neonatorum. Planning, Obsrvasi keadaan, TTV, Oksigen dilepas, Infus dilepas, Dokter
mengizinkan bayi sudah bias dibawa pulang, Pemberian KIE dan anjuran memberikan ASI
serta Anjuran rujuk kembali bayi apabila kurang minum dan gelisah.
Asumsi yang dikemukakan yakni materi dan praktek tak bersenjangan dalam bentuk
SOAP.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pengkajian Data
Hasil data. Subjektif bayi kurang minum, gelisah dan 3 kali muntah. Data objektif
keadaan umum sedang, nadi 142 kali permenit, pernapasan 62 kali permenit, suhu 35℃,
2. Diagnosa
3. Diagnose Potensial
Aspirasi yang disebabkan muntah 3 kali dan ikterus dikarenakan kurang minum.
4. Tindakan
5. Intervensi
By Ny “M.S” yakni mengbservasi keadaan, TTV, oksigen dipasang, infuse dipasang,
NGT dipasang, injeksi ampicillin gentamisin diberikan dan menjaga kehangatan sera
kebersihan bayi.
6. Penerapan
7. Evaluasi
Setelah observasi TTV, kemudian diawasi irama jantung serta mengkaji gejala infeksi.
Dihari ke 8 kondisi bayi telah baik dengan kesadaran composmentis, bergerak aktif, nadi 149
kali permenit, pernapasan 50 kali permenit, suhu 36,6 derajat selsius, respon hisapan bagus
B.SARAN
a. Tempat sekolah
b. Peneliti
c. Peneliti selanjutnya
d. Lokasi penelitian
e. Reponden
1) Bias melakukan pengecekan dini.