Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarakan penelitian WHO di seluruh dunia diketahui jumlah angka
kematian bayi khususnya neonatus sebesar 10.000.000 jiwa pertahun. Kematian
tersebut terutama terjadi di wilayah berkembang sebanyak 99 %
(wiknjosastro,2002). Menurut data Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007,
angka kematian bayi terhitung 34 per 1000 kelahiran hidup. Pada tahun 2001
diketahui angka kematian bayi di indonesia adalah 35 per 1000 kelahiran hidup.
Penanganan masalah ini tidak mudah karena masalah yang melatar belakangi
sangat kompleks.
Sejak tahun 1961 WHO (World Health Organization) telah mengganti
istilah prematur dengan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) atau Low
Birth Weight Baby. Hal ini dilakukan karena tidak semua bayi dengan berat
kurang dari 2500 gram pada waktu lahir disebut bayi prematur. Seorang bayi
prematur belum berfungsi seperti bayi matur, oleh sebab itu bayi akan banyak
mengalami kesulitan untuk hidup diluar uterus ibunya (Prawirohardjo, 2004)
Menurut RISKESDAS 2007 penyebab kematian neonatal 0-6 hari adalah
gangguan pernapasan (37%), prematuritas (34%), sepsis (12%), hipotermi (7%),
kelainan darah atau hipotermi (6%), postmatur (3%), kelainan kongenital (19%),
pneumonia (17%), dan respiratory distress syndrome (3%). (DEPKES RI, 2009)
Bayi prematur adalah bayi yang lahir dengan usia gestasi kurang dari dan
sama dengan 37 minggu dengan berat badan lahir rendah yaitu kurang dari 2500
gram (Surasmi, 2003). Di negara maju seperti Amerika Serikat, kelahiran bayi
prematur terus meningkat per tahunnya, di Indonesia kelahiran bayi prematur
justru diikuti oleh kematian bayi, kelahiran bayi prematur tidak bisa diabaikan
begitu saja.
Setiap tahun diperkirakan bayi lahir sekitar 350.000 bayi prematur atau
berat badan lahir rendah di Indonesia. Tingginya kelahiran bayi prematur tersebut
karena saat ini 30 juta perempuan usia subur yang kondisinya kurang energi
kronik dan sekitar 80% ibu hamil menjalani anemia difisiensi gizi. Tingginya
yang kurang gizi mengakibatkan pertumbuhan janin terganggu sehingga beresiko
lahir dengan berat badan di bawah 2500 gram (Manuaba, 2003).

1
Bayi yang lahir dengan berat badan yang rendah rentan mengalami
berbagai komplikasi, baik sesaat setelah dilahirkan dan dikemudian hari, jika tidak
langsung mendapat perawatan yang tepat, inilah yang banyak dikhawatirkan para
ibu, terutama yang tengah menanti kelahiran si bayi, tidak ada cara pasti untuk
benar-benar mencegah kelahiran bayi prematur.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan pada kasus Neonatus kurang
bulan sesuai masa kehamilan dengan pendekatan manajemen kebidanan
melalui pendokumentasian dengan menggunakan SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengumpulan data dengan melakukan pengkajian
melalui anamnese untuk memperoleh data Subjektif pada(SMK NKB)
b. Mampu melakukan pemeriksaan dan menentukan hasil pemeriksaan pada
kasus Neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan untuk memperoleh
data obyektif.(NKB SMK)
c. Mampu menentukan diagnosa, masalah, kebutuhan, diagnosa potensial
dan masalah potensial serta menentukan kebutuhan terhadap tindakan
segera yang di tuangkan dalam analisa pada kasus kasus Neonatus
kurang bulan sesuai masa kehamilan (NKB SMK)
d. Mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi semua tindakan
asuhan kebidanan yang telah diberikan pada kasus kasus Neonatus
kurang bulan sesuai masa kehamilan( NKB SMK) yang dituangkan
dalam bentuk penatalaksanaan.

C. MANFAAT PENULISAN
1. Bagi mahasiswa

2
a. Sebagai sarana pembelajaran dalam mengaplikasikan ilmu yang telah
didapatkan selama dalam proses perkuliahan kedalam permasalahan yang
ada dilahan praktik.
b. Dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melakukan
pendokumentasian dengan metode SOAP pada kasus neonatus kurang
bulan sesuai masa kehamilan (NKB SMK)
c. Sebagai pendokumentasian laporan selama dilahan praktik.
2. Bagi lahan
a. Sebagai bahan perbandingan dalam memberikan pelayanan yang
komprehensif bagi pasien sesuai dengan standar kebidanan
b. Sebagai bahan diskusi dan evaluasi serta pendokumentasian.
3. Bagi pendidikan
a. Sebagai bahan bacaan dan evaluasi kemampuan penerapan asuhan
kebidanan pada mahasiswa.
b. Dapat dibaca dan dijadikan tambahan sumber ilmu pengetahuan pada
institusi pendidikan.
4. Bagi klien
Dapat meningkatkan pengetahuan mengenai bayi baru lahir dengan kurang
bulan, BBLR, dan hipotermi serta masalanya sehingga dapat membagi ilmu
pada keluarga atau saudaranya dari pengalaman yang diperolehnya dan
melalui informasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan.

BAB II
TINJAUAN TEORI

3
A. BAYI PREMATUR
1. Defenisi Bayi prematur
Bayi prematur atau bayi pre-term adalah bayi yang berumur
kehamilan kurang dari 37 mingggu tanpa memperhatikan berat badan.
Sebagian besar bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram adalah
bayi prematur. (Surasmi, 2003)
2. Faktor-Faktor Menyebabkan Terjadinya Persalinan Prematur.
Faktor-faktor menyebabkan terjadinya persalinan prematur adalah :
a. Faktor Ibu
1. Gizi saat hamil yang kurang.
2. Riwayat kehamilan Prematur sebelumnya.
3. Penyakit menahun Ibu
4. Umur < 20 tahun atau > 35 tahun.
b. Faktor Kehamilan.
1) Hamil dengan hidramnion.
2) Hamil ganda.
3) Perdarahan anterpartum.
4) Komplikasi hamil : Pre-eklampsia / eklampsia, KPD.
c. Faktor Janin
1) cacat bawaan.
2) Infeksi dalam rahim
( Manuaba, 2003 ).
3. Karakteristik Bayi Prematur
Adapun karakteristik bayi prematur adalah : berat badan kurang dari
2500 gr, panjang < 45 cm, umur kehamilan < 37 minggu, kulit transparan,
otot-otot lemah, pernapasan tidak teratur, lingkaran dada < 30 cm, lingkaran
kepala < 33 cm (Manuaba, 2003).

4. Kelainan Yang Sering Timbul


Karena kurang sempurnanya alat-alat dalam tubuh bayi prematur baik
anotomik maupun psiologik maka mudah timbul beberapa kalainan seperti :
a. Suhu Tubuh

4
b. Pernapasan
c. Gangguan Alat Pencernaan
d. Hepar Yang Immatur
e. Ginjal Yang Immatur
f. Pendarahan diotak
g. Gangguan Imonologi (Prawirohardjo, 2002)
5. Pemeriksaan bayi premature
a. Pemeriksaan fisik
1) Kulit bayi premature

Gambar 1. Kulit bayi prematur

2) Telinga/mata

Gambar 2. Tulang rawan telinga melipat, recoil lambat

5
3) Payudara

Gambar 3. Areola datar tanpa penonjolan


4) Lanugo
Sangat banyak terutama pada punggumg dan telinga

5) Permukaan plantar

Gambar 4. Lipatan plantar sedikit


6) Genitalia

6
Gambar 5. Labia minora belum tertutupi

b. Menentukan usia kehamilan dengan Ballard score


Pada tahun 1970 Dubowitz menggabungkan pengkajian
karakteristik dan neorologis. Pada tahun 1979 Ballard menerbitkan
untuk mengkaji usia gestasi yang telah disederhanakan. Sekarang skala
tersebut dikenal dengan skala Ballard baru (New Ballard Scale, NBS).
Usia gestasi bayi baru lahir yang dapat ditentukan oleh NBS
(gambar 6) adalah sampai 20 minggu. Bayi baru lahir premature harus
dikaji segera setelah lahir karena terjadi perubahan yang cepat pada
kulit dan keseluruhan kondisi bayi. NBS dan skala lain akurat dalam
rentang 2 minggu. Studi terkini menemukan bahawa pengetahuan
sebelumnya tentang pengkajian obstetric usia gestasi tidak membuat
bias pemeriksaan menggunakan NBS.
(Varney,2007)
Hal yang diperiksa pada NBS ada 2 :
1) Maturitas neoromaskular
a) Sikap : dengan bayi pada posisi supine dan tenang beri nilai
sesuai yang diindikasikan pada gambar. 6

7
b) Sudut pergelangan tangan : fleksikan tangan pada pergelengan
tangan, berikan tekanan yang cukup sehingga tangan dapat
fleksi semaksimal mungkin.
c) Recoil lengan : dengan bayi pada posisi supine, fleksikan lengan
bawah semaksimal mungkin selama 5 detik, kemudian luruskan
sepenuhnya dengan menarik lengan, dan lepaskan.
d) Sudut poplitea : dengan bayi pada posisi supine dan panggul
datar pada permukaan meja periksa, tungkai difleksikan pada
paha dan paha sepenuhnya difleksikan sepenuhnya
menggunakan satu tangan, dengan tangan yang lain, tungkai
kemudian diluruskan.
e) Tanda scarf : dengan bayi pada posisi supine, pegang tangan
bayi dan tarik melewati leher bayi dan sejauh mungkin kearah
bahu di sisi yang berlawanan, bantu siku dengan mengangkatnya
menyilangi tubuh.
f) Perasat tumit ke telinga : dengan bayi pada posisi supine pegang
kaki bayi dengan satu tangan dan gerakkan sedekat mungkin ke
kepala tanpa memaksanya, pertahankan panggul datar pada
permukaan meja pemeriksaan.

8
Gambar 6. Maturitas neoromaskular berdasarkan NBS

2) Maturitas fisik
Prosedur yang tepat selama pengkajian maturitas fisik meliputi :
a) Cek lanugo pada punggung dengan pencahayaan langsung
b) Palpasi seluruh pina telinga untuk mengetahui adanya kartilago
c) Palpasi untuk mengkaji jaringan payudara secara akurat.

9
Gambar 7. Maturitas fisik menurut NBS

Setelah nilai untuk setiap katagori maturitas neoromaskular dan


fisik ditetapkan, nilai tersebut dijumlahkan dan nilai ahirnya
dibandingkan dengan standar penilaian untuk mendapatkan usia gestasi.

Table 1. penilaian tingkat kematangan berdasarkan hasil NBS


Nilai Usia kehamilan (minggu)
5 26
10 28
15 30
20 32
25 34
30 36
35 38
40 40

10
45 42
50 44

6. Penatalaksanaan Perawatan Bayi Prematur


Mengingat belum sempurnanya kerja alat tubuh untuk pertumbuhan
dan penyesuaiaan diri dengan lingkaran hidup diluar uterus, maka
perawatan pengawasan bayi prematur adalah :
a. Pengaturan Suhu
Bayi prematur yang cepat akan kehilangan panas karena pusat
pengaturan panas badan belum berfungsi dengan baik, metabolismenya
rendah. Oleh karena itu bayi prematur harus dirawat dalam inkubator,
sehingga panas badannya mendekati suhu dalam rahim (Prawirohardjo,
2002)
b. Makanan Bayi
Refleks isap, telan dan batuk belum sempurna, lambung kecil daya
enzim pencernan terutama lipase masih kurang. Bayi dengan berat
badan kurang dari 1500 gr kurang mampu mengisap ASI atau susu
botol, dalam hal ini diberi minuman melalui sonde lambung. Tetapi
bila daya isap kecil ASI dapat dipompa dan diberi dengan sendok.
(Prawirohardjo, 2002).

c. Mencegah Infeksi
Bayi prematur mudah sekali terkena infeksi, karena pembentukan
antibodinya belum sempurma dan juga kamampuan leukosit masih
kurang (Manuaba, 2003).

11
B. BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH)
1. Definisi
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari
2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang
ditimbang dalam 1(satu) jam setelah lahir.

Gambar 8. Perbandingan bayi BBLR, normal, dan bayi besar

12
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya BBLR
(Atikah proverawati, 2010)
a. Faktor ibu.
1) Penyakit
- Mengalami komplikasi kehamilan seperti: anaemia sel berat, perdarahan
ante partum, hipertensi, preeklamsia berat, eklamsia, infeksi selama
kehamilan ( infeksi kandung kemih dan ginjal ).
- Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual, HIV/AIDS,
TORCH.
2) Ibu
- Angka kejadian prematuritas tertinggi adalah pada usia < 20 tahun atau
lebih dari 35 tahun.
- Kehamilan ganda / multigravida
- Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek ( Kurang dari 1 tahun)
- Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya.
3) Keadaan sosial ekonomi
- Kejadian tertinggi terdapat pada golongan sosial ekonomi rendah.
- Mengerjakan aktivitas fisik beberapa jam tanpa istirahat
- Keadaan gizi yang kurang baik
- Pengawasan antenatal yang kurang
- Kejadian prematuritas pada bayi yang lahir dari perkawinan yang tidak
sah lebih tinggi bila dibandingkan dengan bayi yang lahir dari perkawinan
sah.
b. Faktor Janin
Prematur, hidramion, kehamilan kembar/ganda (gemeli), kelainan kromosom(
Trisomi autosomal, infeksijanin kronik ( inklusi sitomegali, Rubella bawaan),
radiasi, aplasia pankreas.
c. Faktor placenta
- Berat placenta berukuran atau berongga atau keduannya ( hidramnion)
- Luas permukaan berkurang
- Plasentitis vilus ( bakteri, virus dan parasite)
- Tumor
- ( Korioangioma, molahidatidosa)
- Placenta yang lepas
- Sindrom placenta yang lepas
- Sindrom transfusi bayi kembar ( sindrom parabiotik)
d. Faktor Lingkungan
Yang dapat berpengaruh antara lain; tempat tinggal di daratan tinggi, radiasi,
sosio-ekonomi dan paparan zat-zat racun.
3. Komplikasi
Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah
antara lain :

13
a. Hipotermia
b. Hipoglikemia
c. Gangguan cairan dan elektrolit
d. Hiperbilirubinemia
e. Sindroma gawat nafas
f. Paten duktus arteriosus
g. Infeksi
h. Perdarahan intraventrikuler
i. Apnea of Prematurity
j. Anemia
Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan berat
lahir rendah(BBLR) antara lain:
a. Gangguan perkembangan
b. Gangguan pertumbuhan
c. Gangguan penglihatan (Retinopati)
d. Gangguan pendengaran Penyakit paru kronis
e. Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit
f. Kenaikan frekuensi kelainan bawaan
4. Diagnosis
Menegakkan diagnosis BBLR adalah dapat diketahui dengan dilakukan
anamesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
a. Anamnesis
1) Umur ibu
2) Riwayat persalinan sebelumnya
3) Jumlah paritas, jarak kelahiran sebelumnya
4) Kenaikan berat badan ibu selama hamil
5) Aktivitas ibu yang berlebihan
6) Trauma pada ibu (termasuk post coital trauma)
7) Penyakit yang diderita selama hamil
8) Obat-obatan yang diminum selama hamil
b. Pemeriksaan fisik
Berat badan lahir < 2500 g
1) Untuk BBLR kurang bulan
Tanda prematuritas :
a) Tulang rawan telinga belum terbentuk
b) Masih terdapat lanugo (rambut halus pada kulit)
c) Refleks masih lemah
d) Alat kelamin luar : pada perempuan labium mayus belum menutup
labium minus, pada laki-laki belum terjadi penurunan testis dan kulit
testis rata (rugae testis belum terbentuk)
2) Untuk BBLR Kecil untuk Masa Kehamilan
Tanda janin Tumbuh Lambat

14
a) Tidak dijumpai tanda prematuritas seperti tersebut diatas
b) Kulit keriput
c) Kuku lebih panjang
5. Manajemen Umum
Setiap menemukan BBLR, lakukan manajemen umum sebagai berikut :
a. Stabilisasi suhu, jaga bayi tetap hangat (KMC)

Gambar 9. Cara perawatan KMC


b. Jaga jalan nafas tetap bersih dan terbuka
c. Nilai segera kondisi bayi tentang tanda vital : pernafasan, denyut
jantung,warna kulit dan aktifitas
d. Bila bayi mengalami gangguan nafas, dikelola dengan gangguan nafas
e. Bila bayi kejang, hentikan kejang dengan antikonvulsan
f. Bila bayi dehidrasi, pasang jalur intravena, berikan cairan rehidrasi IV
g. Kelola sesuai dengan kondisi spesifik atau komplikasinya
6. Pemantauan
a. Kenaikan berat badan dan pemberian minum setelah umur 7 hari
Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama. Bayi dengan
berat lahir >1500 gr dapat kehilangan berat sampai 10%. Berat lahir
biasanya tercapai kembali dalam 14 hari kecuali apabila terjadi komplikasi.
Setelah berat lahir tercapai kembali, kenaikan berat badan selama tiga bulan
seharusnya:

1) 150-200 gr seminggu untuk bayi <1500 gr (misalnya 20-30 gr/hari)

2) 200-250 gr seminggu untuk bayi 1500-2500 g (misalnya 30-35 g/hari)


b. Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua kategori berat) dan
telah berusia lebih dari 7 hari
Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 mL/kg/hari sampai tercapai jumlah
180mL/kg/hari

15
c. Apabila kenaikan berat tidak adekuat, tingkatkan jumlah pemberian ASI
sampai 200 ml/kg/hari
d. Apabila kenaikan berat tetap kurang dari batas yang telah disebutkan di atas
dalam waktu lebih dari seminggu padahal bayi sudah mendapat ASI 200
ml/kg/hari,tangani sebagai Kemungkinan kenaikan berat badan tidak
adekuat.
e. Tanda kecukupan pemberian ASI
1) Buang air kecil minimal 6 kali dalam 24 jam
2) Bayi tidur lelap setelah pemberian ASI
3) Peningkatan berat badan setelah 7 hari pertama sebanyak 20 gram setiap
hari
4) Periksa pada saat ibu meneteki, apabila pada satu payudara dihisap, ASI
akan menetes dari payudara yang lain.
7. Pemulangan penderita
a. Suhu bayi stabil
b. Toleransi minum per oral baik, diutamakan pemberian ASI
c. Ibu sanggup merawat BBLR di rumah.

C. KONSEP DOKUMENTASI KEBIDANAN


SOAP adalah cara mencatat informasi tentang pasien yang berhubungan
dengan masalah pasien yang terdapat pada catatan kebidanan. (Varney. 2007)
Dalam proses memberikan asuhan kebidanan akan dilakukan pencatatan dan
pelaporan yang bertujuan untuk:
1. Sebagai bahan pencatatan perkembangan pasien.
2. Sebagai pelaporan dan komunikasi antara tim kesehan yang satu dengan yang
lainnya
3. Sebagai bahan pertanggungjawaban hukum.
4. Sebagai bahan pendidikan.
5. Sebagai bahan penelitian pengembangan.
Adapun Pendokumentasian Kebidanan Adalah Sebagai Berikut :
A. S : SUBYEKTIF

16
Catatan yang berhubungan dengan masalah dari sudut pandang pasien,
ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya dicatat sebagai
kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan dengan diagnosa (data
subyektif). Pada orang yang bisu dibagian data dibelakang S diberi tanda
“Nol” atau “X”, sedangkan pada bayi atau anak kecil data subyektif ini dapat
diperoleh dari orang tua. Data subyektif ini dapat digunakan untuk
menguatkan diagnosa yang akan dibuat. Catatan ini menggambarkan
pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa sebagai
langkah I Varney.
Contoh yang perlu dikaji dalam data Subyektif adalah :
1. Identitas diri ( nama, umur, suku, agama, pendidikan, pekerjaan,dan
alamat.
2. Keluhan utama.
3. Riwayat perjalanan penyakit.
4. Riwayat kehamilan sekarang.
5. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu.
6. Riwayat kesehatan/penyakit yang diderita sekarang dan dahulu.
7. Riwayat sosial ekonomi

B. O : OBYEKTIF
Data ini memberi bukti gejala klinis pasien dan fakta yang
berhubungan dengan diagnosa. Data phisiologi, hasil observasi yang jujur,
informasi kajian teknologi (hasil laboratorium, sinar X, rekaman CTG, USG,
dll) dapat digolongkan kategori ini. Apa yang diobservasi oleh bidan akan
menjadi komponen penting dari diagnosa yang akan ditegakkan.
Catatan ini menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan
fisik klien, hasil pemeriksaan laboratorium dan test diagnostic lainnya yang
dirumuskan dalam data focus untuk mendukung asuhan atau menegakkan
diagnosa sebagai langkah I Varney.
Contoh yang perlu dikaji dalam data Obyektif adalah :
1. Pemeriksaan Umum.
2. Tanda-tanda vital.
3. Pemeriksaan fisik.
4. Pemeriksaan penunjang ( laboratoium dan USG )

C. A : ASASSMENT/ ANALISA
Analisa atau assesment pengkajian yaitu masalah atau diagnosa yang
ditegakkan berdasarkan data atau informasi subyektif dan obyektif yang
dikumpulkan dan disimpulkan. Karena keadaan pasien terus berubah dan

17
selalu ada informasi baru baik subyektif dan obyektif, dan sering
diungkapkan secara terpisah-pisah, maka proses pengkajian adalah sesuatu
yang penting dalam mengikuti perkembangan pasien dan menjamin sesuatu
perubahan baru cepat diketahui dan dapat diikuti sehingga dapat diambil
tindakan yang tepat. Catatan ini menggambarkan pendokumentasian hasil
analisa dan interpretasi data subyektif dan data obyektif dalam suatu
identifikasi:
1. Diagnosa/masalah.
2. Antisipasi diagnosa/masalah.
3. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi/ kolaborasi
dan atau rujukan. Sebagai langkah II, III dan IV Varney

D. P : PLANNING/ PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan yaitu membuat rencana dan penatalaksanaan
tindakan saat itu atau yang akan datang ini untuk mengusahakan mencapai
kondisi pasien sebaik mungkin atau menjaga/ mempertahankan
kesejahteraannya. Proses ini termasuk kriteria tujuan tertentu dari kebutuhan
pasien yang harus dicapai dalam batas waktu tertentu, tindakan yang diambil
harus membantu pasien mencapai kemajuan dalam kesehatan dan atau proses
persalinannya dan harus mendukung rencana dokter bila itu dalam
manajemen kolaborasi atau rujukan. Catatan ini menggambarkan
pendokumentasian tindakan (Implentasi) dan evaluasi perencanaan
berdasarkan analisa.
Penatalaksanaan ini meliputi :
1. Penatalaksanaan konsultasi.
2. Penatalaksanaan tes diagnostic/laboratorium.
3. Penatalaksanaan rujukan (bila diperlukan).
4. Penatalaksanaan pemberian pendidikan kesehatan/ konseling.
5. Penatalaksanaan follow up/tindak lanjut..(Varnney, 2007)

18
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI “NY. F” DENGAN


NEONATUS KURANG BULAN SESUAI MASA
KEHAMILAN DENGAN BBLR HARI KE3
DI RUANG NICU RSUP NTB
28 JANUARI 2013

PENGKAJIAN
Tanggal : 28 Januari 2013
Waktu : 09.00 WIB
Tempat: Ruang NICU RSUP MATARAM

A. SUBJEKTIF
1. Biodata
Nama Bayi : By. “Ny. F”
Tgl. Lahir : 2611-1-2013 pukul.11.55 wita
Jenis Kelamin : perempuan
Umur : 3 hari
Anak ke : 1(satu)
Tgl Masuk Ibu: tanggal 25-01-2013 pukul : wita

Nama Ibu : Ny. F Nama Ayah : Tn. S


Umur : 25 th Umur : 30 thn
Agama : Islam Agama :
Islam

19
Suku/ Bangsa : Sasak Suku/bangsa : Sasak
Pendidikan : SMA Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Tani
Alamat : Praya, Kabupaten Lombok Tengah
2. Keluhan Utama :
Bayi lahir kurang bulan (8 bulan ) rujukan ruang VK bersalin dengan BBL
2000 gram.
3. Riwayat Perjalanan Penyakit :
Bayi lahir Spontan langsung menangis di ruang Teratai ( VK
Bersalin), tanggal 26-01-2013, jam 11.55 wita . A-S : 7-9 JK. Perempuan
BB : 2000 gr PB : 46 cm LIKA : 28 cm LILA : 9 LIDA:- , Anus (+),
kelainan (-). Bayi sudah diinjeksi Vit K dan diberikan salep mata.
4. Riwayat status dari ibu
a. Faktor Lingkungan :
Ibu mengatakan bahwa dalam lingkungan keluarga dan tempat tinggal
tidak ada kandang ternak ayam, hewan / peliharaan. Tidak tinggal di
lingkungan pembuangan sampah, lingkungan pabrik, atau lingkungan
daerah tegangan tinggi listrik.
b. Faktor Genetik :
Ibu mengatakan bahwa dalam keluarga tidak ada penyakit bawaan.
Tidak pernah melahirkan bayi dengan cacat bawaan. Ibu tidak pernah
melahirkan bayi kembar dengan usia kehamilan kurang bulan.
c. Faktor Sosial :
Ibu dan suaminya tinggal di rumah sendiri.
5. Kehamilan dan Kelahiran :
a. Perinatal :
1) Ibu hamil ke 1 dengan usia kehamilan 8 bulan, anak hidup 1.
2) HPHT 10 -06 -2012
3) HTP : 17-03-2013
4) ANC 7 kali, Ibu memeriksakan kehamilannya di posyandu dan Puskesmas
sejak umur kehamilan 2 bulan.
5) Ibu mendapatkan suntikan imunisasi TT lengkap TT1.tgl 11-8-2012, TT II
tgl 16-1-2013 selama kehamilan.

20
6) Selama kehamilan ibu mengkomsumsi obat-obatan yaitu tablet tambah
darah, diberikan tiap bulan 1 bungkus ( 30 tablet ) dan vitamin diberikan
oleh bidan, dan tidak pernah minum jamu-jamuan.
7) Ibu anemia sejak awal kehamilan, riwayat hasil pemeriksaan Hb
selama ANC adalah sbb :
- Tanggal 11-8-2012 Hb.7 gr%
- Tanggal 3-10-2012 Hb 9,4 gr%
- Tanggal 1-11-2012 Hb 7,0 gr%
- Tanggal 2-1-2013 Hb 8,9 gr%.
8) Ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga
9) Ibu selama hamil menderita anemia Berat dan pernah mendapat
perawatan di RSUD Praya,itu : transfusi darah 3 kali selama hamil,riwayat
penyakit lain ibu menderita hepatitis A, suspec talasemia, dan DIC
10) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu: ini adalah kehamilan
pertama.
b. Natal :
Pada tanggal 25-01-2013 pukul wita, ibu datang ke RSUP NTB jam
12.30 wita mengaku hamil 8 bulan dengan keluhan sakit perut menjalar
ke pinggang ingin melahirkan, lendir campur darah (+), sejak jam 08.00
wita, rujukan RSUD Praya dengan GIP0A0H0 UK 32 minggu, tunggal
hidup intrauterin, PPI dengan anemia gravis , hepatitis dan suspec
talasemia.
Tanggal 26-01-2013 jam 11.55 wita, bayi lahir spontan letak belakang
kepala dengan A-S : 7-9 , Jenis kelamin : Perempuan.
Lama Kala I : 23 jam 25 menit.
c. Post Natal :
Keadaan umum bayi lemah , tangis keras, sesak (-), retraksi (-),
hipotermi (-). Sianosis (-), dengan BBL : 2000 gr, PB : 46 cm, LIKA :
28 cm, LIDA : - cm, LILA : 9 cm, lubang anus ada, napas teratur.
6. Riwayat Psikososial
a. Kontak dini : dilakukan (bayi sudah diberikan ASI)
b. Pemberian ASI : sudah dilakukan dan reflek hisap bayi baik
c. Menyentuh : sudah
d. Kontak mata : sudah

21
7. Respon orang tua : Ibu, ayah, dan keluarga merasa bahagia dengan kelahiran
bayinya tetapi cemas melihat kondisi bayinya.
8. Menentukan usia kehamilan berdasarkan ballard score
a. Neoromaskular : total penilaian 18
b. Maturitas fisik
No Hal yang nilai Skor
1 Kulit : merah halus, tampak gambaran vena 2
2 Lanugo : sedikit 3
3 Permukaan plantar : 3
4 Payudara : areola datar tanpa bantalan 3
5 Mata / telinga : sedikit melengkung, recoil lambat 3
6 Genitalia : Testis berada dalam scrotum, lubang 3
uretra (+)
Jumlah Hasil x 2 = 17
UK 34 minggu

B. OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum tanggal 28-1-2013 jam 09.15 wita
a. Keadaan umum bayi: baik, tangisan kuat
b. Warna kulit : kemerahan
c. Gerakan : ektermitas aktif bergerak
2. Pemeriksaan tanda-tanda vital
a. Suhu : 36,5 ⁰C
b. Respirasi : 55 x/menit
c. Denyut jantung : 140 x/menit
d. BB : 1880 gr
e. PB : 46 cm
f. LIKA : 28 cm
g. LILA : 9 cm
h. LIDA : - cm,
3. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Ubun-ubun datar, tidak ada lesi di kepala, rambut tipis merata, warna
hitam, molase (-), kaput (-), kelainan (-).

b. Mata
Mata simetris, pada konjungtiva tidak anemia, tidak ikterus pada sklera,
tidak ada tanda-tanda infeksi/pus.
c. Hidung dan mulut
Tidak ada nafas cuping hidung, tidak ada pengeluaran sekret dari hidung.
bibir merah muda, kelainan (-), Refleks hisap (+) baik, palatum :
normal, bibir normal
d. Telinga

22
Bentuk sempurna, tulang rawan telinga belum sempurna/melipat, daun
telinga sejajar dengan mata, tidak ada pengeluaran sekret pada telinga,
recoil lambat.
e. Leher
Pembengkakan (-), gumpalan (-), refleks tonik nekc : asimetris dan kuat.
f. Dada
Bentuknya simetris, puting susu datar, tidak terdapat retraksi, ronkhi (-),
whezing (-),
g. Bahu, lengan dan tangan
Gerak lemah, jumlah jari normal, lipatan plantar sedikit, akral terasa
hangat, repleks menggenggam baik.
h. Perut
Bentuk simetris, tali pusat masih basah, tidak ada tanda infeksi dan
perdarahan tali pusat tidak ada.
i. Genetalia
Labia mayor belum menutupi labia minor.
j. Tungkai dan kaki
Gerak normal, jumlah jari cukup, posisi kaki normal
k. Punggung dan anus
Rambut lanugo sedikit, tidak ada pembengkakan atau cekungan pada
punggung, lubang anus (+), kelainan (-).
l. Kulit
Kulit mulus dan licin, kemerahan dan vena tidak tampak jelas.

4. Pemeriksaan penunjang
- GDS : 142 mg/dl, HGB : 16,5 gr%, EO% : 4,2. Lymph : 50,8.

C. ANALISA
Neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan hari ke -3 dengan BBLR.

D. PENATALAKSANAAN, Tanggal 21-1-2013 jam 09.15


1. Menginformasikan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan dan
keadaan umum bayi , K/U Bayi lemah, DJ : 140x/menit. R/: 55 x/menit, Suhu
: 36,5 ºC , BB: 1880 gr, menangis keras, gerakan aktif, reflex hisap baik.
2. Menjelaskan pada ibu bahwa bayinya masih perlu penanganan khusus di
ruang NICU, yaitu perawatan didalam inkubator, pemberian cairan dan obat-
obatan, ibu mengerti penjelasan yang diberikan.
3. Menjaga kehangatan bayi dengan mengganti popok bila bayi BAB dan BAK,

23
4. Memberikan ASI / minum pada bayi sesuai kebutuhannya, bayi sudah
diberikan minum 12x17 cc/hari.
5. Kolaborasi dokter untuk pemberian tindakan dan therapi
Advis dokter :
- Perawatan bayi dalam inkubator
- Pemberian O2
- Infus D10% 8 tts/menit
- Pemberian antibiotik:
 ampisilin 2x50 mg/hari
 Gentamisin 1x10 mg
Jam wita : Infus D10% terpasang
injeksi ampisilin 2x50 mg/hari
injeksi gentamisin 1x10 mg/hari

TEMUAN/DATA SENJANG

Temuan Data
Senjang (gap)/
Justifikasi Ilmiah/ Evidence Based /Data Senjang (gap)/
No Masalah/
Tindakan/ Evaluasi
(Asassment)/
Penatalaksanaan
1. Premature Pengertian :
Bayi prematur atau bayi pre-term adalah bayi yang berumur
kehamilan kurang dari 37 mingggu tanpa memperhatikan
berat badan. Sebagian besar bayi lahir dengan berat badan
kurang dari 2500 gram adalah bayi prematur.
Etiologi :
Dari hasil analisa data subyektif dan obyektif dapat
disimpulkan bahwa penyebab terjadinya prematur pada
Ny.F yaitu dari faktor ibu, ibu mengalami anemia

24
gravis/kronis dimana anemia terjadi sejak awal kehamilan,
ibu menderita penyakit Hepatitis A, diduga menderita
penyakit talasemia dan DIC ( diseminated intravascular
coagulation)
Justifikasi ilmiah

2 Bayi Berat Lahir Pengertian:


Rendah / BBLR Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat
lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi.
Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1(satu)
jam setelah lahir.
Etiologi:
Dari hasil analisa data subyektif dan obyektif dapat
disimpulkan bahwa penyebab terjadinya BBLR pada bayi
Ny.F yaitu dari faktor ibu yaitu ibu menderita penyakit
Hepatitis A, ibu juga mengalami anemia gravis/kronis
dimana anemia terjadi sejak awal kehamilan, diduga ibu
menderita penyakit talasemia dan DIC ( diseminated
intravascular coagulation)
Justifikasi ilmiah

3. Menjaga Tujuan:
kehangatan bayi
Menjaga kestabilan suhu tubuh bayi agar tetap hangat dan
mencegah terjadinya hipotermi
Justifikasi Ilmiah:
Pada kasus neonatus kurang bulan SMK (premature) dan
BBLR diberikan asuhan menjaga kehangatan bayi agar tidak
terjadi pelepasan panas secara koveksi, konduksi, radiasi,
dan evaporasi sehingga diharapkan suhu bayi tetap normal
(hangat) karena pada BBLR bayi rentan mengalami
hipotermi oleh karena cadangan lemak yang lebih sedikit
dibanding bayi yang lahir cukup bulan dengan berat badan
normal.

25
Evidence based:
Pada kasus neonatus kurang bulan SMK (premature) dan
BBLR dilakukan tindakan :
Managemen umum
a. Stabilisasi suhu, jaga bayi tetap hangat
b. Menjaga jalan napas
c. Menilai kondisi bayi tentang tanda vital : pernapasan,
denyut jantung, warna kulit, dan aktifitas.
d. Bila bayi mengalami gangguan napas dikelola gangguan
napas
e. Bila bayi kejang potong kejang dengan anti convulsan
f. Bila bayi dehidrasi pasang jalur intravena, berikan cairan
rehidrasi IV
g. Kelola sesuai dengan kondidi spesifik atau komplikasi.
(Poned, 2008)
Gap :
Penanganan yang dilakukan sesuai dengan teori.
Evaluasi :
Setelah dilakukan tindakan menjaga kehangatan bayi, bayi
tetap dalam suhu yg stabil, tidak hipotermi maupun sianosis
(suhu normal).
4. Pemberian Asi. Tujuan:
Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi.

Justifikasi Ilmiah:
Pada kasus neonatus kurang bulan SMK (premature) dan
BBLR pemberian ASI sedini mungkin atau pemberiannya
semau bayi untuk pertumbuhan juga harus ada cadangan
kalori untuk mengejar ketinggalan beratnya. Selain itu,
kekurangan minum (ASI) pada BBLR akan mengakibatkan
ikterus pada bayi yang merupakan tanda gejala
hiperbilirubinemia.

26
Evidence based:
Biasanya reflex hisap BBLR masih sangat lemah, untuk itu
diberikan pemberian ASI peras yang disendokkan ke
mulutnya atau bila sangat terpaksa dengan pipa lambung,
kekurangan minum pada bayi BBLR. Namun pada kasus ini
refleks hisap bayi baik sehingga bayi dapat disusui secara
langsung oleh ibunya.

Gap :
Penanganan yang dilakukan sesuai dengan teori.

Evaluasi :
Setelah dilakukan pemberian ASI pada bayi, maka berat
badan bayi akan dievaluasi saat KN II di bidan desa maupun
puskesmas.
5. Pemberian Tujuan:
imunisasi Hb O
untuk memberi kekebalan pada bayi dari infeksi penyakit
tertentu yang bisa menyerangnya karena daya tahan bayi
masih lemah
Justifikasi Ilmiah:
Bayi dengan daya tahan tubuh lemah akan mudah tertular
penyakit, dan jika bayi telah terinfeksi virus maka resiko
menderita kanker hati ketika dewasa nanti menjadi lebih
besar. Imunisasi bayi adalah memasukkan bibit penyakit
tertentu yang telah dilemahkan ke dalam tubuh bayi dengan
tujuan supaya tubuh bayi tersebut membentuk antibodi yang
dapat melawan penyakit tersebut jika kelak menginfeksinya,
Imunisasi hepatitis b selain untuk memberi kekebalan pada
bayi terhadap penyakit juga berguna untuk mengurangi
penyebaran penyakit hepatitis b tersebut.
Evidence based:

Pemberian Imunisasi untuk Bayi Premature tetaplah wajib

27
dan dalam batas serta kadar yang sama dengan Bayi Normal.
Memang tanggapan respon Bayi Premature sedikit lebih
lambat, akan tetapi Vaksin kekebalan tubuh tetap diterima
dengan baik olehnya. Bayi Premature biasanya akan
mendapatkan perawatan intensif / lanjutan selama 2 bulan di
rumah sakit, nah selama dalam perawatan tersebut sang Bayi
Premature berhak untuk mendapatkan Vaksinasi yang wajib
selama usia itu. Misalnya adalah Vaksinasi Hepatitis B dan
juga Polio-0 yang wajib diberikan ketika Bayi tersebut baru
saja lahir.

Gap :

Evaluasi :

28
BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam memberikan asuhan kebidanan menyeluruh menggunakan manajemen


kebidanan dengan pola pikir 7 langkah Varney yang mana kami tuangkan dalam
bentuk pendokumentasian SOAP. Mulai dari pengkajian data subyektif, data
obyektif, menentukan diagnosa dan masalah serta penatalaksanaan. Sehingga dapat
memberikan pelayanan asuhan kebidanan secara maksimal. Dalam memberikan
asuhan kebidanan juga dilakukan kolaborasi dengan dokter untuk tindakan lanjut.
Selama dalam pemberian asuhan kebidanan tetap melakukan prinsip-prinsip
pencegahan infeksi untuk mencegah terjadinya infeksi nasokomial.
Pada saat pengkajian data subyektif, usia bayi 11 jam, dengan cara
mewancarai responden secara langsung yaitu ibu dan ayah dari bayi itu sendiri
dengan persetujuan sebelumnya. Dalam wawancara kami mendapatkan data yang
dapat dipertanggung jawabkan sehingga dapat menunjang untuk menegakkan
diagnosa dan masalah. Hasil wawancara pada kasus ini kami mendapatkan usia
kehamilan ibu saat melahirkan adalah 36 minggu, dimana persalinan prematur
disebabkan oleh factor ibu yaitu ibu mengalami anemia dengan Hb: 9 gr% dan
pekerjaan ibu merupakan faktor penyebab terjadinya BBLR.

29
Pengkajian data obyektif dengan melakukan pemeriksaan fisik, dari
pemeriksaan umum, tanda-tanda vital, penimbangan berat badan, kami menemukan
tanda-tanda dari BBLR antara lain Berat lahir kurang dari 2500 gr yaitu 2300 gr,
tulang rawan telinga terbentuk tapi mash belum sempurna, testis sudah berada dalam
skrotum, rambut lanugo sedikit dan daya hisap baik.
Disini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan kenyataan. Setelah
melakukan pengkajian data subyektif maupun data obyektif dapat dilakukan analisa
masalah, dimana pengkajian hari pertama didapatkan diagnosa neonatus kurang bula
hari ke 2 dengan BBLR. Dalam penegakan diagnosa sudah sesuai dengan teori
sehingga tidak adanya kesenjangan.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Pelayanan asuhan kebidanan yang diberikan sudah sesuai dengan
manajemen kebidanan yang menganut pola pikir 7 langkah varney dan
didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
2. Pengkajian data subyektif didapatkan melalui anamnesa dengan ibu bayi
dan dari PKM sehingga ditemukan penyebab terjadinya BBLR yaitu
kelahiran prematur.
3. Pengkajian data obyektif didapatkan dengan melakukan pemeriksaan
fisik secara menyeluruh dan dari data penunjang, sehingga didapatkan
tanda-tanda BBLR yang ada dalam teori.
4. Berdasarkan pengkajian data subyektif maupun data obyektif dibuatlah
analisa neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan hari ke-2 dengan
BBLR.
5. Setelah dilakukan analisa dibuatlah perencanaan dan penatalaksanan yaitu
dengan memberikan konseling pada ibu tentang prinsip penanganan bayi
premature dan BBLR.

30
B. Saran
1. Bagi institusi
Agar dapat mengajarkan mahasiswa membuat pendokumentasian asuhan
kebidanan dengan managemen kebidanan melalui pendekatan SOAP..
2. Bagi PKM Kediri
Agar mempertahankan dan meningkatkan kwalitas pelayanan dalam
memberikan asuhan kebidanan yang bermutu.
3. Bagi mahasiswa
Agar dapat menerapkan pengetahuan dan ketrampilan dalam memberikan
asuhan kebidanan dan dalam pendokumentasian asuhan kebidanan dalam
praktek klinik kebidanan.

DAFTAR PUSTAKA

M. Sholeh, dkk. 2008. Buku Ajar Neonatologi. Ed.I. Ikatan Dokter Anak
Indonesia.Jakarta: Badan Penerbit IDAI.

Tim Paket Pelatihan Klinik PONED. 2008. Buku Acuan Pelayanan Obstetri dan
Neonatal Emergensi Dasar (PONED). Jakarta.

M. Sholeh, dkk. 2008. Buku Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir Untuk
Dokter, Bidan, dan Perawat di Rumah Sakit. Ikatan Dokter Anak
Indonesia.Jakarta: Badan Penerbit IDAI.

Meyles. 2009.Buku Ajar Bidan. Jakarta : EGC

Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC

31

Anda mungkin juga menyukai