Anda di halaman 1dari 71

FORMULASI SEDIAAN MASKER SHEET DARI SARI

BUAH SEMANGKA (Citrullus lanatus Thunb.


Matsumura & Nakai)

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

IRA SINAGA
1601021021

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2019
FORMULASI SEDIAAN MASKER SHEET DARI SARI
BUAH SEMANGKA (Citrullus lanatus Thunb.
Matsumura & Nakai)

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Program Studi


D3 Farmasi dan Memperoleh Gelar Ahli Madya Farmasi
(Amd.Farm.)

Oleh:

IRA SINAGA
1601021021

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2019
HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah

FORMULASI SEDIAAN MASKER SHEET DARI SARI


BUAH SEMANGKA (Citrullus lanatus Thunb.
Matsumura & Nakai)

Diajukan oleh :

IRA SINAGA
1601021021

Telah diperiksa dan di setujui oleh :

Menyetujui

Medan, Agustus 2019

Pembimbing

(Khairani Fitri, S.Si., M.Kes., Apt.)

Mengetahui:
Dekan Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

(H. Darwin Syamsul, S.Si, M.Si, Apt)


NIDN. 0125096601
Telah Diuji pada Tanggal :

PANITIA PENGUJI KTI


Ketua : Khairani Fitri, S.Si., M.Kes., Apt.
Anggota : 1. Ririyen Dessy Natalia Siahaan, S.Farm., M.Si., Apt.
2. Novarianti Marbun, S.Farm., M.Si., Apt.
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Karya Tulis Ilmiah ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik Ahli Madya Farmasi (Amd.Farm.), di Fakultas
Farmasi dan Kesehatan Institut Kesehatan Helvetia.
2. Karya Tulis Ilmiah ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya
sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing dan
masukan tim penelaah/tim penguji.
3. Isi Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang
dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang
berlaku di pengurangan tinggi.

Medan, Agustus 2019


Yang membuat pernyataan,

Ira Sinaga
NIM: 1601021021
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BIODATA
Nama : Ira Sinaga
Tempat/Tanggal Lahir : Lae Panginuman, 11 September 1997
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Anak ke : 6 dari 6 bersaudara
Alamat : Jl. Mesjid Gg. Cemara No. 6
Helvetia – Medan

Nama Orang Tua


Nama Ayah : Ojak Sinaga
Pekerjaan : Petani
Nama Ibu : Mediana Nadeak
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Lae Panginuman, Kec. Silimapungga-pungga
Kabupaten Dairi

Riwayat Pendidikan
Tahun 2004 – 2010 : SD 030396 Gumuntur
Tahun 2010 – 2013 : SMP Negeri 1 SPP
Tahun 2013 – 2016 : SMA Negeri 1 SPP
Tahun 2016 – 2019 : Program D-III Farmasi
Institut Kesehatan Helvetia Medan
ABSTRAK

FORMULASI SEDIAAN MASKER SHEET DARI SARI


BUAH SEMANGKA (Citrullus lanatus Thunb.
Matsumura & Nakai)

IRA SINAGA
1601021021

Buah semangka adalah buah yang rendah kalori kaya akan air dan
merupakan sumber vitamin C dan flavonoid mempunyai efek antioksidan dengan
memutus radikal bebas yang sangat reaktif yang cenderung membentuk radikal
baru.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental formulasi sediaan
masker sheet yang terdiri dari komponen di antaranya seperti sari buah semangka,
gliserin, butilen glikol, PEG-40 hydrogenated castor oil, natrium poliakrilat,
nipagin, etanol 70%, parfum (Antaria), larutan dapar pH asam (4,01), larutan
dapar pH netral (7,01), akuades, masker sheet kosong (Beyond), foil bag.
Pengujian terhadap sediaan masker sheet dibuat meliputi, uji homogenitas, uji pH,
uji organoleptis, dan uji iritasi menggunakan 12 orang sukarelawan, uji viskositas.
Formulasi sediaan masker sheet menggunakan sari buah semangka sebagai
bahan aktif dibuat cukup stabil,pH berkisaran 6,0-7,0 sehingga aman digunakan.
Hasil dari penelitian sari buah semangka dapat digunakan sebagai bahan
aktif tambahan pada sediaan masker sheet semakin tinggi konsentrasi
penambahan sari buah semangka, pH yang dihasilkan semakin asam dan
memperoleh pH sediaan yang memenuhi kriteria masker sheet yang baik, hasil uji
iritasi sediaan masker sheet semuanya dalam kategori negatif (-) yang artinya
semua sediaan tidak menimbulkan iritasi, dan sediaan tidak mengalami perubahan
bentuk, warna, maupun aroma.

Kata kunci : Masker sheet, sari buah semangka (citrullus lanatus Thunb.
Matsumura & Nakai).

i
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kesehatan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Formulasi
Sediaan Masker Sheet dari Sari Buah Semangka (Citrullus lanatus Thunb.
Matsumura & Nakai)” yang disusun sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan program studi D3 Farmasi di Institut Kesehatan
Helvetia Medan.
Selama proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak
mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan kali ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.sc., M.Kes. selaku Pembina Yayasan
Helvetia Medan.
2. Iman Muhammad, SE., S.Kom., MM., M.Kes. selaku Ketua Yayasan
Helvetia Medan.
3. Dr. Ismail Effendy, M.Si. selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia
Medan.
4. Darwin Syamsul, S.Si., M.Si., Apt. Selaku Dekan Fakultas Farmasi dan
Kesehatan Institut Kesehatan Helvetia Medan.
5. Hafizhatul Abadi, S.Farm., M.Si., Apt. Selaku Ketua Program Studi D3
Farmasi Institut Kesehatan Helvetia.
6. Khairani Fitri, S.Si., M.Kes., Apt., Selaku Dosen Pembimbing yang
senantiasa memberikan waktu dan mengarahkan penulis dalam menyusun
Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Ririyen Dessy Natalia Siahaan, S.Farm., M.Si., Apt. selaku dosen Penguji
II yang memberikan saran yang bermanfaat untuk perbaikan Karya Tulis
Ilmiah ini.
8. Novarianti Marbun, S.Farm., M.Si., Apt., selaku penguji III yang
memberikan saran yang bermanfaat untuk perbaikan Karya Tulis Ilmiah
ini.
9. Seluruh Dosen dan Staf Institut Kesehatan Helvetia Medan yang telah
memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama pendidikan.
10. Orangtua dan keluarga besar yang tidak pernah berhenti memberikan
dukungan serta doa dan materi kepada penulis,
11. Rekan-rekan mahasiswa D3 Farmasi semester VI dan rekan-rekan lainnya,
yang telah membantu dan mendukung penulis sampai Karya Tulis Ilmiah
ini selesai.

iii
Penulis menyadari baik dari segi penggunaan bahasa, cara menyusun
karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu dengan
segala kerendahan hati, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga tulisan ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.

Medan, Agustus 2019

Ira Sinaga

iv
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN PENGESAHAN
LEMBAR PANITIA PENGUJI KTI
LEMBAR KEASLIAN PENELITIAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK ..................................................................................................... i
ABSTRACT .................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1


1.1. Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................ 3
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................. 4
1.4. Manfaat Penelitian ............................................................... 4
1.5. Hipotesa ............................................................................... 4
1.6. Kerangka Konsep ................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 5


2.1. Klasifikasi Buah Semangka ................................................. 5
2.1.1. Kandungan Buah Semangka .................................... 6
2.1.2. Manfaat Buah Semangka ......................................... 7
2.2. Uraian Kulit ......................................................................... 7
2.2.1. Struktur Kulit ........................................................... 8
2.2.2. Kelenjar-kelenjar pada Kulit.................................... 9
2.2.3. Jenis-jenis Kulit ....................................................... 9
2.2.4. Fungsi Kulit ............................................................. 10
2.2.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kulit................. 11
2.3. Uraian Kosmetik .................................................................. 11
2.3.1. Penggunaan Kosmetik pada Kulit ........................... 12
2.3.2. Kosmetika Pembersih (cleansing) .......................... 12
2.3.3. Penyegar (Toning) .................................................. 13
2.3.4. Kosmetika Pelembab (Moisturizing) ...................... 13
2.3.5. Kosmetika Pengelupasan Sel Tanduk (skin
peeling) ................................................................... 14
2.3.6. Krim Pengurut (Massage Cream) ........................... 14
2.3.7. Masker (Face Mask) ............................................... 14
2.4. Uraian Masker .................................................................... 14
2.4.1. Jenis-jenis Masker .................................................. 15
2.4.2. Masker Sheet ............................................................ 16
2.4.3. Fungsi Masker ........................................................ 18

v
2.5. Ekstrak ................................................................................. 18
2.5.1. Ekstraksi .................................................................. 19
2.5.2. Manfaat Masker ...................................................... 21
2.6. Essence ............................................................................... 21

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 23


3.1. Jenis Penelitian .................................................................... 23
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 23
3.2.1. Tempat Penelitian .................................................... 23
3.2.2. Waktu Penelitian ...................................................... 23
3.3. Sampel Penelitian ................................................................ 23
3.4. Alat dan Bahan .................................................................... 24
3.4.1. Alat .......................................................................... 24
3.4.2. Bahan ....................................................................... 24
3.5. Prosedur Kerja ..................................................................... 24
3.5.1. Pengambilan Sampel ............................................... 24
3.5.2. Pengolahan Sampel .................................................. 24
3.5.3. Formulasi Sediaan Masker ..................................... 24
3.6. Prosedur Kerja ..................................................................... 26
3.6.1. Pembuatan Sari Buah Semangka ............................. 26
3.6.2. Prosedur Pembuatan ................................................ 26
3.6.3. Prosedur Pengemasan .............................................. 26
3.7. Evaluasi Mutu Fisik Sediaan ............................................... 27
3.7.1. Uji Organoleptis....................................................... 27
3.7.2. Sukarelawan ............................................................. 27
3.7.3. Pengamatan Homogenitas Sediaan .......................... 27
3.7.4. Uji Viskositas .......................................................... 27
3.7.5. Pengukuran pH Sediaan ........................................... 27
3.7.6. Uji Iritasi Terhadap Sukarelawan ............................ 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 29


4.1. Hasil Formula Masker Sheet .............................................. 29
4.2. Hasil Pemeriksaan Karakteristik Sediaan ........................... 29
4.2.1. Uji Organoleptis ...................................................... 29
4.2.2. Penentuan pH Sediaan ............................................ 30
4.2.3. Uji Homogenitas ..................................................... 31
4.2.4. Uji Iritasi terhadap Sukarelawan ............................ 31
4.2.5. Uji Viskositas .......................................................... 32

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 34


5.1. Kesimpulan ......................................................................... 34
5.2. Saran ................................................................................... 34

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 35

LAMPIRAN

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

Gambar 1.1. Kerangka Pikir Penelitian ......................................................... 4


Gambar 2.1. Buah Semangka ........................................................................ 5
Gambar 2.2. Struktur Kulit ............................................................................ 8

vii
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

Tabel 2.1. Tipe-tipe Essence ......................................................................... 22


Tabel 3.1. Formulasi Standar ......................................................................... 25
Tabel 3.2. Formula Modifikasi Sediaan Masker Sheet .................................. 25
Tabel 3.3. Formulasi Sediaan Masker Sheet ................................................. 25
Tabel 4.1. Uji Organoleptis ........................................................................... 29
Tabel 4.2. Uji pH ........................................................................................... 30
Tabel 4.3. Data Uji Homogenitas .................................................................. 31
Tabel 4.4. Uji Iritasi terhadap Kulit Sukarelawan ......................................... 31
Tabel 4.5. Data Uji Viskositas ....................................................................... 32

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1. Perhitungan Sediaan Masker Sheet ......................................... 36


Lampiran 2. Proses Pembuatan Simplisia Sari Buah Semangka (Citrullus
lanatus Thunb. Matsumura & Nakai) ...................................... 39
Lampiran 3. Alat dan Bahan ........................................................................ 40
Lampiran 4 Hasil Essence ........................................................................... 41
Lampiran 5. Hasil Pembuatan Masker Sheet ............................................... 42
Lampiran 6. Hasil Uji Homogenitas ............................................................ 43
Lampiran 7. Hasil Uji pH ............................................................................. 44
Lampiran 8. Hasil Uji Iritasi ........................................................................ 45
Lampiran 9. Hasil Uji Viskositas ................................................................. 46
Lampiran 10. Permohonan Judul Penelitian .................................................. 47
Lampiran 11. Lembar Konsultasi Proposal Pembimbing 1 ........................... 48
Lampiran 12. Lembar Persetujuan Revisi Proposal ....................................... 49
Lampiran 13. Berita Acara Revisi Seminar Proposal KTI ............................. 50
Lampiran 14. Permohonan Izin Penelitian ..................................................... 51
Lampiran 15. Surat Selesai Penelitian ........................................................... 52
Lampiran 16. Hasil Identifikasi Buah Semangka .......................................... 53
Lampiran 17. Lembar Konsultasi KTI Pembimbing 1 .................................. 54
Lampiran 18. Lembar Persetujuan Revisi KTI .............................................. 55
Lampiran 19. Berita Acara Revisi Seminar Hasil KTI .................................. 56

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kosmetik adalah bahan sediaan yang diaplikasikan secara topikal dengan

tujuan untuk memperbaiki penampilan. Prinsip dasar manfaat kosmetik adalah

untuk menghilangkan kotoran kulit, mempertahankan komposisi cairan kulit,

melindungi dari paparan sinar ultraviolet, memperlambat timbulnya kerutan dan

mempercantik dengan pewarnaan kulit sesuai dengan yang diinginkan (1).

Seiring dengan perkembangan jaman, masyarakat menjadi lebih modern

sehingga kegunaan kosmetik juga semakin berkembang. Tujuan utama dari

penggunaan kosmetik dalam masyarakat adalah untuk kegunaan higienis pribadi,

menambah kecantikan melalui penggunaan make up, menambah kepercayaan

diri dan menambah ketenangan, melindungi kulit dan rambut dari kerusakan

sinar ultra violet, polusi udara, dan faktor-faktor lingkungan lain, mencegah

penuaan, dan secara umum membantu orang-orang menjadi lebih cantik (3).

Dewasa ini, semakin banyak orang yang memperhatikan penampilannya.

Umumnya, wanita menginginkan kulit yang bersih, putih dan cerah serta

menghindari kulit yang kusam dan gelap sehingga wanita cenderung

menghabiskan waktu untuk merawat kulitnya. Tersedia berbagai sediaan

kosmetika perawatan antara lain cleansing dan toner, sunscreens, krim pemutih,

krim tangan, krim pagi atau malam, deodorant, masker wajah dan sebagainya.

Salah satu.sediaan kosmetik untuk perawatan wajah adalah masker wajah (4).

1
2

Masker wajah merupakan suatu sediaan kosmetika berbentuk cairan atau

pasta yang digunakan pada daerah kulit wajah, dengan tujuan agar wajah terasa

lebih kencang dan bersih. Berdasarkan basisnya masker wajah dapat dibedakan

dalam beberapa kelompok yaitu masker berbasis lemak, masker berbasis rubber

(getah karet), masker berbasis vinil, masker berbasis hidrokoloid dan masker

berbasis dari hasil bumi (5).

Sediaan masker wajah dengan berbagai macam basis yang ada di pasaran

umumnya dikombinasi dengan bahan alam, seperti buah-buahan, serbuk mutiara,

serbuk emas, dan sebagainya. Kombinasi di atas memiliki berbagai efek, salah

satunya adalah sebagai antioksidan bagi kulit wajah (6).

Salah satu buah yang mengandung antioksidan adalah buah semangka.

Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi,

dengan mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif sehingga

kerusakan sel akan dihambat. Antioksidan terdapat dalam beberapa bentuk, di

antaranya vitamin, mineral, dan senyawa-senyawa metabolit sekunder yang

terdapat pada tumbuhan yang memiliki aktivitas antioksidan. Buah semangka

adalah buah yang rendah kalori kaya akan air dan merupakan sumber vitamin C

dan flavonoid mempunyai efek antioksidan dengan memutus radikal bebas yang

sangat reaktif yang cenderung membentuk radikal baru. Dan semangka

mempunyai fungsi sebagai pelembab, penyejuk kulit dan antioksidan (7).

Sediaan masker sheet adalah salah satu bentuk sediaan masker wajah

terbaru yang mulai banyak di jumpai dipasaran, Dibandingkan dengan bentuk

sediaan masker yang lain, sediaan masker sheet mempunyai sifat occlusive
3

Dresing Treathment (OTD) sehingga menghasilkan profilpenetrasi dan absorbsi

yang baik, Selain itu kemasan yang lebih efisien dan higenis dan tidak

perlumelakukan proses pembersihan sesuai penggunaan masker.

Sebelumnya juga pernah dilakukan pembuatan masker sheet dari sari buah

naga sebagai anti-anging dengan konsentrasi 4%, 8%, 12% oleh Nora Siska

Sinaga 2018 dari Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Helvetia.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis ingin melakukan penelitian

mengenai “Formulasi sediaan Masker sheet dari Sari buah Semangka (Citrullus

lanatus Thunb. Matsumura & Nakai).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka perumusan masalah

1. Apakah buah Semangka (Citrullus lanatus Thunb. Matsumura & Nakai),

dapat diformulasikan ke dalam sediaan masker sheet ?

1.3. Hipotesa

Adapun hipotesa dalam penelitian ini adalah diduga buah Semangka

(Citrullus lanatus Thunb. Matsumura & Nakai).dapat diformulasikan kedalam

sediaan masker sheet.

1.4. Tujuan Penelitian

Untuk membuat formula sediaan Masker sheet dari Sari buah Semangka

(Citrullus lanatus Thunb. Matsumura & Nakai).


4

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah memberikan pengetahuan cara

pembuatan masker sheet menggunakan buah Semangka (Citrullus lanatus Thunb.

Matsumura &Nakai).

1.6. Kerangka Konsep

Variabel bebas Variabel Terikat Parameter

Sari buah Evaluasi sediaan • Uji Organoleptis


Semangka dengan Masker sheet dari • Uji Homogenitas
konsentrasi 4%, sari buah Semangka • Uji pH
8%, 12% dan • Uji Iritasi
kontrolpositif • Uji Viskositas

Gambar 1.1. Kerangka Pikir Penelitian


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Klasifikasi Buah Semangka

Tanaman semangka (Citrullus lanatus Thunb. Matsumura & Nakai)

adalah tanaman yang berasal dari Afrika.15 Tanaman ini mulai dibudidayakan

sekitar 4000 tahun SM sehingga tidak mengherankan bila konsumsi buah

semangka telah meluas ke semua belahan dunia. Semangka termasuk dalam

keluarga buah labulabuan (Cucurbitaceae) dan memiliki sekitar 750 jenis.

Tanaman ini merupakan tanaman semusim yang hidupnya merambat dan

memiliki aneka ragam jenis seperti semangka merah, semangka kuning, semangka

biji dan semangka non biji (8).

Gambar 2.1. Buah Semangka

5
6

Klasifikasi ilmiah semangka adalah sebagai berikut (6)

Divisio : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Violales

Familia : Cucurbitaceae

Genus : Citrullus

Spesies : Citrullus Lanatus

2.1.1. Kandungan Buah Semangka

Citrullus lanatus Thunb. Matsumura &Nakai adalah salah satu spesies

dengan kandungan air tinggi yakni sekitar 92% dari berat total. Tanaman ini kaya

akan flavonoid, alkaloid, saponin, glikosid, tannin dan fenol. Kandungan

nutrisinya juga sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Semangka mengandung

zat bernutrisi seperti vitamin A 3%, thiamin (Vit B), riboflavin (Vit B2), niacin

(Vit B3), asam pantothenic (B5), vitamin B6 dan folat (Vit B9) dengan rentang 1-

3%, dan vitamin C 14%. Sedangkan komposisi mineralnya sebagai berikut

kalsium 1%, zat besi 2%, magnesium 3%, fosfor 2%, dan seng 1%. Vitamin C,

selain sebagai antioksidan juga memiliki kemampuan menjaga fungsi kolagen,

imunomodulator, anti inflamasi, dan aktivitas anti karsinogenik. Meskipun

terdapat diversitas genetik yang sempit diantara varietas semangka, buah ini

memiliki bentuk, ukuran, ketebalan/warna kulit, tekstur daging dan buah,

kandungan gula, komposisi karotenoid dan flavonoid serta komposisi nutrisi yang

beraneka ragam (8).


7

2.1.2. Manfaat Buah Semangka

a. Air dan kalium dapat menurunkan tekanan darah

b. Anti oksidan oksidan dan vit.C membantu membantu tubuh

mempertahankan kesehatan

c. Merangsang air seni, baik untuk ginjal

d. Penurun demam dan pencegah sariawan

e. Likopen untuk menangkal radikal bebas yang bersifat karsinogenik(9).

2.2. Uraian Kulit

Kulit merupakan organ terbesar dalam tubuh , luasnya sekitar 2 m2. Kulit

merupakan bagian terluas dari tubuh manusia yang lentur dan lembut. Kulit ini

penting dan merupakan permukaan luar organisme untuk membatasi lingkungan

dalam tubuh dengan lingkungan luar. Kulit merupakan benteng pertahanan

pertama yang berbagai ancaman yang datang dari luar seperti kuman, virus dan

bakteri. Kulit adalah lapisan-lapisan jaringan yang terdapat kelenjar keringat yang

mengekskresi zat-zat sisa yang dikeluarkan melalui pori-pori kulit berupa

keringat. Kulit juga merupakan salah satu indra yaitu indra peraba karena di

seluruh permukaan kulit tubuh banyak terdapat kulit syaraf peraba(10).

Morfologi dan ketebalan kulit berbeda pada setiap bagian tubuh. Kulit

mempertahankan karakteristik fisikokimia seperti struktur, suhu, ph dan

keseimbangan oksigen dan karbondioksida. Sebuah variasi permukaan Ph kulit

terjadi pada setiap orang karena tidak semua permukaan kulit orang terkena

kondisi seperti perbedaan cuaca. pH permukaan kulit sebagian besar asam antara

5,4 dan 5,9.


8

2.2.1. Struktur Kulit

Kulit memiliki struktur rumit yang menjalankan banyak fungsi. Sebagai

organ tubuh yang tersebar (pada gambar 2.3.), kulit terdiri dari tiga lapisan:

1. Lapisan epidermis yang merupakan lapisan terluar, sebagian besar terdiri

dari epitel skuamosa yang bertingkat yang mengalami keratinisasi yang

tidak memiliki pembuluh darah. Pigmentasi dari kulit sebagian besar

karena melanin (sebuah pigmen yang memberi warna pada kulit).

2. Lapisan dermis merupakan lapisan kedua dari kulit, serabut penunjang

yaitu kolagen dan elastis. Serabut kolagen tugasnya memberikan kekuatan

pada kulit dan serabut elastis tugasnya memberikan kelenturan kulit. Jika

serabut tersebut rusak kulit akan mengalami pengeriputan(11).

3. Hipodermis pada bagian bawah dermis terdapat jaringan ikat longgar yang

disebut jaringan hipodermis subkrutan dan mengandung sel lemak yang

bervariasi. Lapisan subkrutan adalah lapisan paling dalam pada struktur

kulit. Fungsi lapisan ini adalah membantu melindungi tubuh dari benturan-

benturan fisik dan mengatur panas tubuh (10).

Gambar 2.2. Struktur Kulit


9

2.2.2. Kelenjar-kelenjar Pada Kulit

1. Kelenjar sebase

Kelenjar ini berfungsi mengontrol sekresi minyak ke dalam ruang antara

folikel rambut dan batang rambut yang akan melumasi rambut sehingga

menjadi halus lentur dan lunak.

2. Kelenjar keringat

Kelenjar ini dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori:

a. Kelenjar Ekrin

Kelenjar ini berfungsi melepaskan keringat sebagai reaksi peningkatan

suhu lingkungan dan suhu tubuh. Kecepatan sekresi keringat

dikendalikan oleh saraf simpatik.

b. Kelenjar Apakrin

Kelenjar ini terdapat di aksil, anus, skrotum, labia mayora dan

bermuara pada folkel rambut. Kelenjar ini sangat aktif pada masa

pubertas, pada wanita terutama kelenjar ini akan membesar dan

mengecil pada saat siklus haid berlangsung.

2.2.3. Jenis-jenis Kulit

Jenis kulit yang ada sangat ditentukan oleh aktivitas kelenjar minyak.

Berdasarkan aktivitasnya, maka jenis kulit dapat dibedakan sebagai berikut:

1. Jenis kulit normal atau netral dengan ciri khas tidak berminyak, segar,

halus dan bahan-bahan kosmetik mudah menempel di kulit, kelihatan sehat

dan tidak berjerawat.


10

2. Jenis kulit berminyak mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: pori-pori kulit

besar, kulit di bagian muka terlihat berkilat, sering ditumbuhi jerawat

terutama di bagian-bagian minyak yang menumpuk.

3. Jenis kulit kering dengan ciri sebagai berikut: kulit kelihatan kering sekali,

pori-pori halus, kulit muka tipis, sangat sensitif, cepat menampakkan

kerutan karena kelenjar minyak kurang menghasilkan minyak.

4. Jenis kulit muka kombinasi, dengan ciri-ciri sebagai berikut: terutama

pada kulit muka akan terlihat dua jenis kulit sebagian kulit berminyak dan

sebagian lagi kelihatan kering misalnya di bawah mata, kadang ditumbuhi

jerawat, kadang susah sekali mendapat hasil polesan kosmetik yang

sempurna karena kulit menjadi kering.

2.2.4. Fungsi Kulit

1. Sebagai pelindung dan filter tubuh

Kulit memiliki kemampuan untuk memilih bahan-bahan penting yang

diperlukan oleh tubuh dan melindungi tubuh dari bahaya lingkungan

seperti panas sinar matahari, benturan fisik/ trauma, dingin, hujan dan

angin dengan cara membentuk pelindung/mantel kulit secara alamiah juga

berfungsi mengeskskresikan (mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna).

2. Mengatur suhu tubuh

Kulit berfungsi membantu menjaga agar suhu tubuh tetap optimal dengan

cara melepaskan keringat ketika tubuh terasa panas. Sebaliknya bila tubuh

merasa kedinginan maka pembuluh darah dalam kulit akan menyempit

sehingga panas tubuh akan tetap bertahan.


11

3. Menjaga kelembaban tubuh

Lapisan kulit bersifat kenyal (padat dan kencang), terutama pada bagian

lapisan tanduknya sehingga air tidak mudah keluar dari dalam tubuh. Kulit

juga mempunyai daya mengikat air yang sangat kuat yaitu mencapai

empat kali beratnya mampu mempertahankan tekstur bentuknya sendiri.

4. Kulit sebagai sistem saraf yang sensitif

Kulit memiliki sistem saraf yang sangat peka terhadap pengaruh atau

ancaman dari luar, seperti dingin, panas, sentuhan, dan sakit. Oleh karena

itu, kulit akan segera memberikan reaksi bila ada peringatan awal dari

sistem saraf tersebut seperti rasa gatal dan kemerahan (12).

2.2.5. Faktor yang mempengaruhi kulit

Faktor internal dan eksternal mempengaruhi kondisi kulit. Dari beberapa

faktor yang ada, kesehatan internal yang berpengaruh besar pada kondisi

kulit(13):

1. Iklim

2. Gaya hidup

3. Pengaruh sinar

4. Stres

5. Polusi udara

2.3. Uraian Kosmetik

Menurut peraturan menteri kesehatan RI No. 1175/MenKes/Per/VII/ 2010,

menyatakan bahwa: Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan

untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir
12

dan organ genital bagian luar) atau gigi dan membrane mukosa mulut terutama

untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan, dan atau memperbaiki

bau badan atau melindungi dan memelihara tubuh pada kondisi baik (14).

2.3.1. Penggunaan Kosmetik Pada Kulit

Berdasarkan fungsinya kosmetik digunakan sebagai (15):

1. Memperbaiki penampilan dan kecantikan

Tujuannya adalah memperbaiki dengan menekankan pada bagian muka

atau tubuh yang terlihat lebih baik supaya penglihatan orang terfokus pada

bagian tersebut.

2. Perawatan Kulit

Kosmetika digunakan untuk mencapai dan mempertahankan kelenturan

kulit.

3. Pelindung Kulit

Tujuannya adalah melindungi kulit dari matahari, angin, dingin, dll.

4. Mencegah penuaan dini

5. Penggunaan pelembab dan penggunaan pemutih

Berikut ini adalah kosmetika khusus untuk perawatan kulit wajah tidak

bermasalah untuk sehari-hari maupun secara berkala. Kosmetika perawatan

sehari-hari terdiri atas pembersih, penyegar dan pelembab. Sedangkan perawatan

secara berkala ditambah skin peeling, masase krim dan masker(1).

2.3.2. Kosmetika Pembersih (cleansing)

Kosmetika pembersih dibedakan menjadi empat macam bentuk yaitu

minyak, krim, cairan kental, (emulsy) dan batang. Kosmetika pembersih dapat
13

digunakan untuk perawatan sehari-hari maupun perawatan secara berkala.

Kosmetika pembersih dibuat dengan bahan-bahan yang dapat mengangkat kotoran

yang bersifat lemak atau minyak maupun debu. Kosmetika pembersih untuk jenis

kulit berminyak. Misalnya cleansing cream. Setiap produk kosmetik biasanya

tertera untuk jenis kulit berminyak, normal, dan kering.

2.3.3. Penyegar (Toning)

Penggunaan kosmetika penyegar dilaksanakan setelah pembersih.

Fungsinya adalah memberikan rasa segar pada kulit karena akan menggantikan

penguapan yang terjadi pada kulit, membantu mengangkat sisa-sisa kosmetika

pembersih yang masih tertinggal pada kulit dan meringkas pori-pori sehingga

kembali seperti keadaan semula. Penggunaan kosmetika penyegar kosmetika

penyegar juga disesuaikan dengan jenis kulit yaitu untuk kulit normal, kering dan

berminyak. Contoh kosmetika penyegar adalah face tonic.

2.3.4. Kosmetika Pelembab (Moisturizing)

Kosmetika pelembab bertujuan untuk memberikan kelembaban pada kulit

yang dibutuhkan bagi kehidupan sel-sel di bawah kulit. Pada dasarnya kosmetika

pelembab mengandung bahan-bahan yang dapat menarik air dari bawah kulit

sambil mencegah penguapan, ditambah dengan minyak atau lemak hewani dan

nabati, serta berbagai jenis vitamin A, D, F dan hormon. Pemakaian pelembab

secara teratur dapat mempertahankan kondisi kulit. Kosmetik pelembab terutama

untuk kulit berminyak.


14

2.3.5. Kosmetika Pengelupasan Sel Tanduk (skin peeling)

Penggunaan kosmetika ini dapat dikatakan sebagai kosmetika pembersih

mendalam (depth cleansing), karena dapat mengelupaskan sel tanduk yang sudah

mati sehingga akan menimbulkan peremajaan pada kulit. Kosmetik skin peeling

dapat berbentuk krim atau pasta yang mengandung butiran-butiran kecil, yang

dapat membantu mengelupaskan kulit sel-sel yang sudah mati dengan cara

digosokkan (facial scub). Kosmetik ini digunakan untuk semua jenis kulit.

2.3.6. Krim Pengurut (Massage Cream)

Penggunaan krim pengurut terutama untuk melicinkan gerakan pada saat

melakukan pengurutan, melunakkan sel tanduk yang sudah mati sehingga sel-sel

tersebut dapat ikut larut pada waktu krim diangkat. Krim pengurut terdiri atas

lemak hewani, lemak pelikan, lemak nabati, air dan parfum. Kosmetik ini sama

untuk semua jenis kulit.

2.3.7. Masker (Face Mask)

Masker adalah kosmetik yang dipergunakan pada tingkat terakhir dalam

perawatan kulit wajah tidak bermasalah. Penggunaannya dilakukan setelah

massage, dioleskan pada seluruh wajah kecuali alis, mata dan bibir sehingga akan

tampak memakai topeng wajah. Masker juga termasuk kosmetik yang bekerja

secara mendalam (depth cleansing) karena dapat mengangkat sel-sel tanduk yang

sudah mati.

2.4. Uraian Masker

Masker wajah merupakan salah satu sediaan kosmetik yang biasa

digunakan wanita, masker adalah salah satu pembersih kulit wajah yang efektif.
15

Sebaiknya gunakan masker selama 15-30 menit. Masker memiliki efek dan

manfaat sebagai deep cleansing, yaitu membersihkan kotoran yang menempel

pada lapisan kulit yang lebih dalam, mengikat sel-sel kulit yang telah mati,

memperbaiki pori-pori kulit, membersihkan sisa-sisa kelebihan lemak pada

permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit, memberikan kenyamanan pada kulit,

menghaluskan lapisan luar kulit dan memberi nutrisi sehingga kulit terlihat cerah

(1).

2.4.1. Jenis-jenis Masker

1. Masker Bubuk

Masker ini terbuat dari bahan serbuk (kaolin, titanium, dioksida, dan

magnesium karbonat), gliserin air suling dan hydrogen dan peroksida.

Masker ini berfungsi untuk memutihkan dan mengencangkan kulit.

Penggunaan masker ini sangat mudah, cukup campurkan bubuk masker

dengan air mawar. Kemudian aduk hingga adonan kental. Setelah itu

oleskan pada kulit wajah.

2. Masker Gelatin

Bahan dasar masker gelatin bersifat jelly. Masker ini biasanya dikemas

dalam tube. Cara penggunaan sangat mudah, langsung saja masker

diratakan pada kulit wajah. Sedangkan cara mengangkatnya adalah dengan

diangkat pelan-pelan secara utuh mulai dagu keatas sampai kepipi dan

berakhir di dahi.
16

3. Masker Bahan Alami

Sesuai dengan namanya, masker ini dibuat dari bahan-bahan alami. Bahan

yang banyak digunakan adalah ekstrak dari buah-buahan, sayur-sayuran,

kuning telur, putih telur, susu, madu, minyak zaitun dan sebagainya (1).

4. Masker gel peel off

Masker gel peel offmerupakan masker yang praktis, setelah kering masker

tersebut dapat langsung diangkat tanpa perlu dibilas. Selain itu efek dari

zak aktif pada masker dapat lebih lama berinteraksi dengan kulit wajah.

Manfaat masker gel antara lain dapat mengangkat sel kulit mati agar kulit

bersih dan segar. Masker ini juga dapat mengembalikan kesegaran dan

kelembutan kulit, bahkan dengan pemakaian teratur dapat mengurangi

kerutan halus pada kulit wajah (16).

5. Tipesheet

Umumnya menggunakan bahan non woven (terbuat dari viscose rayon atau

polimer polipropilen) yang diresapi dengan losion atau essence.

Keuntungannya yaitu memberikan efek dingin, nyaman digunakan serta

pemakaiannya praktis.

2.4.2. Masker Sheet

Masker sheet telah banyak digunakan pada Asia Timur, lembaran masker

umumnya terbuat dari kain non woven, serat kertas, bioselulosa, dan sebagainya.

Keuntungan bentuk sediaan masker sheet ini adalah dapat meningkatkan efek

melembapkan, memutihkan dan anti-aging, tetapi kurang mampu membersihkan

dan mengangkat sel kulit mati (17).


17

Jenis-jenis lembaran masker akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Tipe non woven

Menggunakan bahan tekstil seperti polypropylene dan viscose rayon.

Keuntungan: fleksibel, tidak mudah robek, bersifat hidrofil sehingga

mampu meresap essence, dan tidak meninggalkan sisa essence di dalam

kemasan.

Kerugian: penggunaan yang terlalu lama dapat menyebabkan kulit kering.

b. Tipe serat kertas (pulp)

Awalnya serat kertas merupakan bahan dasar pembuatan masker sheet,

tetapi telah diganti dengan bahan non woven.

Keuntungan: tipis dan mampu melekat baik dengan kulit.

Kerugian: tingkat peresapan essence terbatas dan mudah robek karena

tipis.

c. Tipe bioselulosa

Merupakan teknologi terbaru pembuatan masker sheet, menggunakan

selulosa alami dari hasil fermentasi mikroorganisme, dan tidak mengiritasi

kulit.

Keuntungan: sangat mampu melekat pada kulit sehingga tidak mudah

terlepas.

Kerugian: biaya pembuatan relatif lebih mahal.

d. Tipe charcoal

Menggunakan serbuk arang dari bambu moso yang endemik di Taiwan

yang dicampurkan dengan bahan non woven dalam proses pembuatannya.


18

Keuntungan: fleksibel, mampu meresapi essence dengan baik, kandungan

serbuk arang dapat meningkatkan penyerapan essence ke dalam kulit.

Kerugian: karena penambahan serbuk arang, biaya pembuatan lebih mahal

dibanding tipe non woven.

e. Tipe jeli

Dibuat dengan mencampurkan essence dan gelling agent, kemudian

dicetak dengan cetakan masker menghasilkan jeli yang transparan.

Keuntungan: penggunaannya lebih praktis dibanding tipe masker lainnya.

Kerugian: kemampuan penetrasi essence ke dalam kulit lebih kurang

dibandingkan jenis masker sheet lainnya.

2.4.3. Fungsi Masker

1. Memperbaiki dan merangsang aktivitas sel-sel kulit yang masih aktif.

2. Mengangkat kotoran dan sel-sel tanduk yang masih terdapat pada kulit

secara mendalam.

3. Memperbaiki dan mengencangkan kulit.

4. Memberi nutrisi, menghaluskan, melembutkan dan menjaga kelembapan

kulit (18).

2.5. Ekstrak

Menurut FI IV, ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan

mengeskstrasikan zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani

menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut

diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlukan sedemikian sehingga

memenuhi baku yang telah ditetapkan.


19

Sebagian besar ekstrak dibuat dengan mengesktraksi bahan baku obat

secara perkolasi. Seluruh perkolat biasanya dipekatkan dengan cara destilasi

dengan pengurangan tekanan agar bahan utama obat sesedikit mungkin terkena

panas. Ekstrak cair adalah sediaan cair simplisia nabati yang mengandung etanol

sebagai pelarut, pengawet atau kedua-duanya (19).

2.5.1. Ekstraksi

Ekstraksi umumnya zat berkhasiat dapat ditarik, namun khasiatnya tidak

berubah. Dalam kefarmasian, terutama hanya dipergunakan untuk penarikan zat-

zat dari bahan asal dengan mempergunakan cairan penarik atau pelarut. Tujuan

utama ekstraksi ialah mendapatkan atau memisahkan sebanyak mungkin zat-zat

yang memiliki khasiat pengobatan dari zat-zat yang tidak berfaedah, agar lebih

mudah dipergunakan dan disimpan dibandingkan simplisia asal. Dan tujuan

pengobatannya lebih terjamin.

Ekstraksi dilakukan beberapa cara yaitu: (20)

1. Ekstraksi cara dingin

Ekstraksi cara dingin adalah ekstraksi yang dilakukan pada suhu kamar

yaitu dengan cara maserasi dan perkolasi.

1) Maserasi

Maserasi adalah proses pengekstraksian simplisia dengan

menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau

pengadukan pada temperatur ruangan (kamar). Secara teknologi

termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada

keseimbangan. Maserasi kinetik berarti dilakukan pengadukan yang


20

kontiniu (terus-menerus). Remasi berarti dilakukan pengulangan

penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama

dan seterusnya.

2) Perkolasi

Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai

yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Proses terdiri dari

tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi

sebenarnya (penetesan/penampungan), teru-menerus sampai diperoleh

ekstrak (perkolat) yang jumlahnya 1-55 kali bahan.

2. Ekstraksi cara panas

Ekstraksi cara panas adalah ekstraksi yang dilakukan pada suhu tertentu

dengan adanya pemesanan. Ada beberapa cara panas yaitu:

1) Refluks

Refluks adalah ekstraksi dengan pekarut pada temperatur titik

didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang

relatif konstan dengan adanya pendinginan balik. Umumnya dilakukan

pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga

dapat termasuk proses ekstraksi sempurna.

2) Soxhlet

Soxhlet adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang

umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi

kontiniu dengan jumlah relatif konstan dengan adanya pendingin baik.


21

3) Digesti

Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengaduk kontiniu) pada

temperatur yang lebih tinggi dan temperatur ruangan (kamar), yaitu

secara umum pada temperatur 40-50%.

4) Infus

Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air

(bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih temperatur terukur

96-980C selama waktu tertentu (15-20 menit).

5) Dekok

Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama (≥30°C) dan

temperatur sampai titik didih air.

2.5.2. Manfaat Masker

1. Merawat kulit dengan rutin menggunakan masker wajah meningkatkan

kebersihan, kesehatan, dan kecantikan.

2. Kulit tampak lebih kencang, halus dan lembut.

3. Merawat kulit dengan rutin menggunakan masker wajah dapat mencegah

faktor penuaan dini.

4. Wajah senantiasa tampak lebih cerah, segar dan sehat.

2.6. Essence

Essence bukan merupakan tipe sediaan kosmetik baru. Alasan yang

membuat essence laku di pasaran adalah perubahan gaya hidup konsumen,

sebagai contoh, masyarakat ingin menyederhanakan rutinitas kosmetik harian

mereka untuk menghemat waktu, gambaran bahwa konsentrat berarti bahwa


22

produk tersebut memiliki efek yang lebih baik, nyaman digunakan karena

pengembangan desain wadah, pengembangan fungsi bahan pelembap dan bahan

farmasetik (18).

Essence dibuat untuk meminimalkan kekurangan produk perawatan kulit

konvensional dalam hal efek, kesan penggunaan, sistem kecantikan, dan

sebagainya. Essence tersedia dalam beberapa tipe seperti losion, emulsi, krim dan

minyak dengan teknologi pembuatan dan keistimewaan masing-masing tipe dapat

dilihat pada Tabel 2.1. Dikarenakan penggunaan essence dalam jumlah sedikit dan

harus memenuhi beberapa syarat seperti lembut, lembap dan nyaman setelah

penggunaan, maka pemilihan dan kombinasi polimer larut air dan humektan harus

tepat(18).

Tabel 2.1. Tipe-tipe essence.(18)

Tipe Teknologi Keistimewaan


Tipe losion Solubilisasi, Secara umum mengandung humektan lebih
transparan/s mikroemulsi, banyak dari losion. Teksturnya dapat diatur
emi liposom dengan pemilihan humektan dan polimer larut air
transparan serta variasi kombinasi keduanya. Tipe ini
merupakan tipe essence paling umum.
Tipe emulsi Tipe m/a Tipe ini mengandung banyak emolien (komponen
Tipe a/m minyak), sangat cocok untuk sediaan yang
Tipe a/m/a mengandung banyak bahan penyerap UV dan
bahan minyak lainnya. Tipe a.m cocok untuk
sediaan yang waterproof.
Tipe - Tipe ini telah digunakan sejak lama. Teksturnya
minyak diatur kombinasi minyak padat atau semi-padat
dan lemak hewan atau minyak tumbuhan dengan
proporsi yang berbeda. Tipe ini tidak sebagus tipe
essencelain sehingga sudah tidak ada di pasaran.
Tipe lain Tipe losion Essence untuk T zone yang banyak mensekresi
dengan sebum. Mengandung serbuk penyerap sebum agar
serbuk riasan wajah bertahan lebih lama
Tipe alkohol Essence yang mempunyai efek germisida untuk
sediaan jerawat
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental

laboratorium. Penelitian eksperimental atau percobaan (experiment research)

adalah kegiatan percobaan (experiment), yang bertujuan mengetahui suatu gejala

atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu. Ciri

khusus dari penelitian ini adalah adanya percobaan atau trial. Percobaan itu

berupa perlakuan atau intervensi terhadap suatu variable. Dari perlakuan tersebut

diharapkan terjadi perubahan atau pengaruh terhadap variable yang lain (21).

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Formulasi Sediaan

Semi Solid Fakultas dan Kesehatan Farmasi Institut Kesehatan Helvetia Medan.

3.2.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juni-Agustus 2019.

3.3. Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah buah Semangka sebanyak 5 kg yang

dibeli dari brastagi supermarket.

23
24

3.4. Alat dan Bahan

3.4.1. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah lumpang dan alu,

penangas air, pH meter digital (Kedida), termometer, neraca analitik, masker sheet

kosong (Beyond), foilbag dan viscometer.

3.4.2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sari buah

semangka, gliserin, butilen glikol, PEG-40 hydrogenated castor oil, natrium

poliakrilat, nipagin, etanol 70%, parfum (Antaria), larutan dapar pH asam (4,01),

larutan dapar pH netral (7,01), akuades, masker sheet kosong (Beyond), foil bag.

3.5. Prosedur Kerja

3.5.1. Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara purposif yaitu tanpa

membandingkan tumbuhan daerah yang satu dengan daerah yang lain.

3.5.2. Pengolahan Sampel

Penelitian ini dilakukan untuk mencari kosentrasi sari Buah semangka

terbaik sebagai masker sheet dengan memvariasikan kosentrasi sari Buah

Semangka yaitu 4%,8% dan 12%.

3.5.3. Formulasi Sediaan Masker

Sediaan masker akan dibuat dengan menggunakan formula standart

sebagai berikut :
25

Tabel 3.1. Formulasi Standar.

No Bahan Konsentrasi
1 Sacran-05BG 2%
2 PEG-60 Hydrogenated Castor Oil 0,05%
3 Makigreen Bee (pentilen glikol) 5%
4 Makilene GC (butilen glikol) 5%
5 Makimousse 12 (Natrium poliakrilat) 0,2%
6 Preservative 0,3%
7 De-Ionized Water 87,45%

Formula Modifikasi

Tabel 3.2. Formula Modifikasi Sediaan Masker Sheet

No Bahan Konsentrasi
1 Sari Buah semangka -
2 PEG-40 Hydrogenated Castor Oil 0,2%
3 Gliserin 5%
4 Butilen glikol 5%
5 Makimousse 25 (Natrium poliakrilat) 0,2%
6 Etanol 70% 3%
7 Nipagin 0,3%
8 Parfum 3 tetes
9 Aquades ad 100%

Konsentrasi Sari Buah Semangka yang digunakan adalah 4%, 8%, dan

12% Formula dasar essence masker tanpa Sari Buah semangka dibuat sebagai

blangko. Rancangan formulasi dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3. Formula Sediaan Masker Sheet

Konsentrasi (gram)
Bahan Formula Formula Formula Formula
Blanko (F0) 4% (F1) 8% (F2) 12% (F3)
Sari Buah semangka - 4 8 12
ButilenGlikol 5 5 5 5
Gliserin 5 5 5 5
Natriumpoliakrilat 0,2 0,2 0,2 0,2
Etanol 70% 3 3 3 3
Nipagin 0,3 0,3 0,3 0,3
PEG-40 Hydrogenated 0,2 0,2 0,2 0,2
Castor Oil
Aquadest (mL) 86,3 82,3 78,3 74,3
26

3.6. Prosedur Kerja

3.6.1. Pembuatan Sari Buah Semangaka

Buah semangka dicuci dan dibersihkan, kemudian dibuang kulitnya.

Daging buah semangka yang didapat kemudian diblender dan hasilnya disaring.

Dipanaskan Sari Buah semangka (blanching) pada suhu 45-70ºC selama 10 menit.

Sari Buah semangka yang didapat kemudian segera dimasukkan ke dalam lemari

es.

3.6.2. Prosedur Pembuatan

Dikembangkan natrium poliakrilat sedikit demi sedikit dengan

penambahan sebagian aquadest di lumpang (massa I). Dilarutkan nipagin dalam

air panas (massa II). Dicampurkan massa I dan massa II (massa III). Butilen

glikol, gliserin dan PEG-40 Hydrogenated Castor Oil dimasukkan dalam cawan

penguap dan dihomogenkan (massa IV), kemudian dicampurkan massa III,

ditambahkan etanol dan parfum lalu digerus hingga sediaan homogen.

Ditambahkan Sari Buah semangka sesuai dengan variasi yang telah ditentukan ke

dalam basis essence masker sheet.

3.6.3. Prosedur Pengemasan

Dilipat masker sheet kosong sesuai ukuran kemasan dan dimasukkan ke

dalam foil bag. Ditimbang 20 gram essence dan dituang ke dalam foil bag.

Disegel kemasan foil bag menggunakan alat penyegel.


27

3.7. Evaluasi Mutu Fisik Sediaan (21)

3.7.1. Uji Organoleptis

Pengamatan diliat secara langsung warna, aroma dan bentuk dari esencce

yang dibuat.

3.7.2. Sukarelawan

Sukarelawan yang dijadikan panelis adalah 12 orang wanita .Syarat-syarat

yang digunakan adalah:

1. Usia antara 20-25 tahun, karena di usia produktif ini lebih sering

melakukan aktifitas

2. Tidak ada riwayat penyakit yang berhubungan dengan alergi.

3. Tidak menggunakan bahan kosmetika.

3.7.3. Pengamatan Homogenitas Sediaan

Sejumlah tertentu sediaan jika dioleskan pada duakeping kaca atau bahan

transparan lain yang cocok, sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen

dan tidak terlihat adanya butiran kasar (22).

3.7.4. Uji vsikositas

Sebanyak 25 gram sediaan dimasukkan dalam wadah, kemudian pasang

spindle. Diamati jarum petunjuk viscometer Brookfield yang mengarah ke angka

pada skala vsikositas, ketika jarum menunjukkan ke arah yang stabil, maka angka

itu adalah merupakan vsikositasnya.

3.7.5. Pengukuran pH Sediaan

Pengukuran pH sediaan dilakukan dengan menggunakan pH meter digital.

pH meter dicelupkan dalam sediaan. Dibiarkan alat menunjukkan harga pH

sampai konstan. Angka yang ditunjukkan pH meter merupakan pH sediaan.


28

3.7.6. Uji Iritasi Terhadap Sukarelawan

Uji iritasi dilakukan terhadap 12 orang sukarelawan dengan teknik patch

test yaitu tempel terbuka yang dilakukan dengan menempelkan sediaan seluas 2,5

cm2 pada bagian belakang telinga kanan untuk formula dengan zat aktif terbesar

(F3) dan bagian belakang telinga kiri untuk basis sebagai pembanding
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Formula Masker Sheet

Sediaan masker sheet memiliki bobot rata-rata 20 g dengan sari

buahSemangka ( Citrullus lanatusThunb. Matsumura &Nakai) yaitu F0= 0%, F1=

4%, F2= 8%, F3= 12% yang menghasilkan perbedaan konsistensi, warna dan

aroma pada tiap konsentrasi.

4.2. Hasil Pemeriksaan Karakteristik Sediaan

4.2.1. Uji Organoleptis

Pengamatan organoleptis dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya


perubahan warna, bau dan bentuk yang terjadi dari minggu 0 s/d ke 2 menurut
SNI 16-6070-1999, bentuk sediaan masker yang digunakan untuk memberikan
rasa kencang dan dingin pada saat masker diaplikasikan. Berdasarkan pengamatan
organoleptis sediaan masker yang dihasilkan tidak mengalami perubahan warna
dan bau
Tabel 4.1. Uji Organoleptis

No
Minggu Formula Warna Parameter Bau Kekerasan

1 Ke- 0 F0 Bening Khas semangka Cairan Kental


Ke- 1 Bening Khas semangka Cairan Kental
Ke- 2 Bening Khas semangka Cairan Kental
2 Ke- 0 F1 Tidak Berwarna Khas semangka Cairan Kental
Ke- 1 Tidak Berwarna Khas semangka Cairan Kental
Ke- 2 Tidak Berwarna Khas semangka Cairan Kental
3 Ke- 0 F2 Tidak Berwarna Khas semangka Cairan Kental
Ke- 1 Tidak Berwarna Khas semangka Cairan Kental
Ke- 2 Tidak Berwarna Khas semangka Cairan Kental
4 Ke- 0 F3 Tidak Berwarna Khas semangka Cairan Kental
Ke- 1 Tidak Berwarna Khas semangka Cairan Kental
Ke- 2 Tidak Berwarna Khas semangka Cairan Kental

29
30

Keterangan :
F1 : Blangko
F2 : Makser Sheet dengan sari buahsemangka 4%
F3 : Makser Sheet dengan sari buahsemangka 8%
F4 : Makser Sheet dengan sari buahsemangka 12%

4.2.2. Penentuan pH Sediaan

Uji ini dilakukan bertujuan untuk menentukan pH sediaan yang sesuai

dengan pH kulit agar tidak mengiritasi kulit pada saat pemakaian. Jika sediaan

memiliki pH yang rendah atau asam dapat mengiritasi kulit sebaliknya jika pH

sediaan terlalu tinggi akan mengakibatkan kulit menjadi kering saat penggunaan.

Menurut produk kosmetik sebaikny adibuat sesuai dengan pH kulit sesuai SNI 16-

4399-1996 untuk pelembab kulit yang mensyaratkan pH= 4,5-8,00 (BSN,1996).

Yang termasuk masuk kedalam Ph range untuk melembabkan kulit adalah F0, F1,

F2, F3. Hasil pada pengujian pH masker sheet sari buah semangka dengan

pembanding Citra glow recipe juicy sheet mask menunjukkan bahwa pH sari buah

semangka memenuhi standard.

Tabel 4.2. Uji pH

No Sediaan Ph
1 F0 6,5
2 F1 6,3
3 F2 6,3
4 F3 6,1
5 Citra glow recipe juicy sheet mask 6,5

Dalam pemeriksaan pH pada semua formula memiliki pH 6,0-7,0. Maka

dari itu semua formula sesuai dengan persyaratan pH kulit dengan demikian

sediaan masker sheet dapat digunakan pada kulit wajah


31

Keterangan :
F1 : Blangko
F2 : Makser Sheet dengan sari buah semangka 4%
F3 : Makser Sheet dengan sari buah semangka 8%
F4 : Makser Sheet dengan sari buah semangka 12%
Citra glow recipe juicy sheet mask : Pembanding

4.2.3. Uji Homogenitas

Pemeriksaan homogenitas terhadap sediaan menunjukkan bahwa semua

sediaan tidak memperlihatkan adanya butiran kasar pada saat sediaan dioleskan

pada kaca transparan. Hal ini menunjukkan bahwa sediaan masker sheet yang

dibuat mempunyai susunan yang homogen sesuai dengan pembanding Citra glow

recipe juicy sheet mask.

Tabel 4.3. Data Uji Homogenitas

No. Sediaan Homogenitas


1 Basis Masker Gel Homogen
2 Sari Buah Semangka 8% Homogen
2 Sari Buah Semangka 12% Homogen
3 Sari Buah Semangka 16% Homogen
4 Citra glow recipe juicy sheet mask Homogen

4.2.4. Uji Iritasi Terhadap Sukarelawan

Percobaan dapat dilakukan pada 12 orang sukarelawan wanita usia 18-25

tahun. Dengan cara sediaan masker dioleskan pada telinga bagian belakang

sukarelawan, kemudian dibiarkan selama 24 jam dan dilihat perubahan yang

terjadi, berupa iritasi pada kulit, gatal, dan perkasaran.

Tabel 4.4. Uji Iritasi Terhadap Kulit Sukarelawan

Formula Uji Iritasi (+/-)


Masker S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12
F1 - - - - - - - - - - - -
F2 - - - - - - - - - - - -
F3 - - - - - - - - - - - -
F4 - - - - - - - - - - - -
32

Keterangan :
1. + Terjadi Iritasi
2. - Tidak Terjadi Iritasi

4.2.5. Uji Viskositas

Dalamuji viskositas di lakukan dengan cara mengamati jarum penunjuk

dari viscometer Brookfield dengan spindle nomor L-3 dan kecepatan 12 yang

mengarah ke angka pada skala viskositas, ketika jarum menunjukkan ke arah yang

stabil, maka angka itulah viskositasnya. Percobaan dilakukan setelah selesai di

buat. Hasil penentuan viskositas setelah dilakukan tiga kali pengulangan essence

dengan pembanding Citra glow recipe juicy sheet mask dapat dilihat pada table.

Hasil pada pengujian viskositas yang di dapat menunjukkan bahwa masker sheet

sari buah semangka memenuhi standard sesuai dengan pembanding

Tabel 4.5. Data Uji Vsikositas

Selasai
No Formula Masker sheet P2 P3
Dibuat
1 F0 291,8 291,8 291,8
2 F1 130,2 130,2 130,2
3 F2 127,1 127,1 127,1
4 F3 126,6 126,6 126,6
5 Pembanding 114,1 114,1 114,1

Keterangan :
F1 : Blangko
F2 : Makser Sheet dengan sari buah semangka 4%
F3 : Makser Sheet dengan sari buah semangka 8%
F4 : Makser Sheet dengan sari buah semangka 12%
Citra glow recipe juicy sheet mask : Pembanding

Berdasarkan hasil yang di dapat viskositas essence sediaan masker sheet

semakin menurun dengan bertambahnya konsentrasi sari buah semangka karena

pengental yang digunakan adalah natrium poliakrilat. Viskositas natrium

poliakrilat di pengaruhi oleh beberapa factor salah satunya adalah penambahan


33

garam. Natrium poliakrilat merupakan polimer elektrolit, penambahan garam

membuat polimer menyusut dan menurunkan viskositas sediaan.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan

bahwa:

1. Sari buah Semangka ( Citrullus lanatus Thunb. Matsumura &Nakai)

dapat diformulasikan ke dalam sediaan masker sheet dengan konsentrasi

4%,8%, dan 12%.

2. Uji iritasi pada sukarelawan menunjukkan masker sheet sari buah

semangka tidak mengiritasi kulit.

3. Berdasarkan pemeriksaan menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat

mempunyai susunan yang homogen dan pengukuran pH sediaan masker

sheet dalam penelitian ini memenuhi standart pengukuran pH sesuai

standart SNI 16-4399-1996 dimana pH kulit adalah 4,5-8,00 (BSN,1996)

fisiologis dan juga memiliki warna, bau, dan terkstur tidak berubah

menurut SNI 16-6070-1999, dan memiliki viskositas yang memenuhi

standard sesuai pembanding Citra glow recipe juicy sheet mask.

5.2. Saran

Disarankan pada peneliti selanjutnya untuk melakukan uji lebih lanjut

misalnya uji anti anging dan uji kesukaan terhadap masker sheet dari sari buah

semangka.

34
DAFTAR PUSTAKA

1. Khodijah S. Pengaruh Proporsi Tepung Pisang dan Kaolin Pada Sifat


Organoleptik Masker Wajah. e-Journal. 2015;O4:205.
2. Sari RL. Formulasi dan Uji Efek Anti-aging Krim Ekstrak Etanol Kubis
Ungu (Brassica Oleracea L. Var Capitata F. Rubra). 2017;
3. Mitsui T. New cosmetic science. Elsevier; 1997.
4. Clark RM, Wilkinson RH, Mahoney LJ, Reid JG, Macdonald WD. Breast
cancer: a 21 year experience with conservative surgery and radiation. Int J
Radiat Oncol Biol Phys. Elsevier; 1982;8(6):967–75.
5. Harry RG. Harry’s Cosmeticology, Edisi Keenam. New York. Chemical
Publishing Co., Inc. Hal; 1973.
6. Alsuhendra A, Ridawati R. Daya Terima Minuman Fungsional Berbasis
Klorofil dari Rumput Pahit (Anoxopus Compressus [Scwartz] Beauv) dan
Antosianin dari Ubi Jalar Ungu (Ipomoea Batatas L.). J Mat Sains, Dan
Teknol. 2016;17(2):109–18.
7. Zoe DD, Thaman LA. Cosmetic formulation of skin care products. Informa
Healthcare; 2006;
8. Octarya Z, Ramadhani A. Ekstraksi dan Karakterisasi Pektin dari Limbah
Kulit Semangka Menggunakan Ekstrak Enzim Aspergillus niger. J
Agroteknologi. 2014;4(2):27–32.
9. Johanes S. Kajian Eksperimental Terhadap Konduktivitas dan Difusivitas
Termal Buah Semangka. J Teknol Technoscientia. 2012;5(1):103–997.
10. Maharani A. Penyakit Kulit, Perawatan, Pencegahan dan Pengobatan.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press; 2015.
11. Budiyono S. Anatomi Tubuh Manusia. Bekasi: Laskar Aksara. 2011;
12. Budiyono S. Anatomi Tubuh Manusia. Bekasi: Laskar Aksara; 2012.
13. Tilaar M. Kecantikan Perempuan Timur. IndonesiaTera; 1999.
14. Indonesia MKR. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
340/MENKES/PER/III/2010Tentang; 2010.
15. Maharani A. Penyakit kulit. Yogyakarta Pustaka Baru. 2015;
16. Faradiba. Formulasi Masker Gel (Peel Off Mask) Sari Buah Tomat Apel
(Licopersicum esculentum Mill). As-Syifa. 2012;4(2):129–35.
17. As’ ari H. Efek pemberian madu terhadap kerusakan sel hepar mencit (Mus
musculus) akibat paparan parasetamol. Universitas Sebelas Maret; 2009.
18. Norrita K., Nora Idiwati., Muhammad Agus. Analisis Sifat Fisik Dan
Kimia Gel Ekstrak Etanol Daun Talas (Colocasia esculenta (L) Schoot).
Program Studi Kimia; Fakultas MIPA: Jurnal Kimia; 4(2): 81-88; 2015
19. Sari NR. Pengaruh Masker Jagung dan Minyak Zaitun Terhadap Perawatan
Kulit Wajah. 2015;
20. Depkes RI. Farmakope Indonesia Edisi Keempat. 2010.
21. Ditjen POM. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta;
2000.
22. Ditjen POM. Parameter standar umum ekstrak tumbuhan obat. Jakarta Dep
Kesehat Republik Indones. 2000;7–11.

35
36

Lampiran 1. Perhitungan Sediaan Masker Sheet

Perhitungan Sediaan Masker Sheet Blanko

5
1. Butilen glikol : 100 × 100 = 5 𝑔

5
2. Gliserin :100 × 100 = 5 g

0,2
3. Natrium poliakrilat : 100 × 100 = 0,2 g

3
4. Etanol 70% : 100 × 100 = 3 g

0,3
5. Nipagin : 100 × 100 = 0,3 g

6. PEG-40
0,2
Hydrogen Castor Oil : 100 × 100 = 0,2
7. Aquadest ad : = 100 𝑚𝑙

= 100 – (5+5+0,2+3+0,3+0,2)

=100 – 13,7

= 86,3 ml

Perhitungan Sediaan Masker Sheet F1 konsentrasi 4%

5
1. Butilen glikol : 100 × 100 = 5 𝑔

5
2. Gliserin :100 × 100 = 5 g

0,2
3. Natrium poliakrilat : 100 × 100 = 0,2 g

3
4. Etanol 70% : 100 × 100 = 3 g

0,3
5. Nipagin : 100 × 100 = 0,3 g

6. PEG-40
0,2
Hydrogen Castor Oil : 100 × 100 = 0,2
4
7. Sari Buah Semangka : 4% = 100 × 100 = 4 gram
37

8. Aquadest ad : = 100 𝑚𝑙

= 100 – (5+5+0,2+3+0,3+0,2+4)

=100 – 17,7

= 82,3 ml

Perhitungan Sediaan Masker Sheet F2 konsentrasi 8%


5
1. Butilen glikol : 100 × 100 = 5 𝑔

5
2. Gliserin :100 × 100 = 5 g

0,2
3. Natrium poliakrilat : 100 × 100 = 0,2 g

3
4. Etanol 70% : 100 × 100 = 3 g

0,3
5. Nipagin : 100 × 100 = 0,3 g

6. PEG-40
0,2
Hydrogen Castor Oil : 100 × 100 = 0,2
8
7. Sari Buah Semangka : 8% = 100 × 100 = 8 gram

8. Aquadest ad : = 100 𝑚𝑙

= 100 – (5+5+0,2+3+0,3+0,2+8)

=100 – 21,7

= 78,3 ml

Perhitungan Sediaan Masker Sheet F3 konsentrasi 12%


5
1. Butilen glikol : 100 × 100 = 5 𝑔

5
2. Gliserin :100 × 100 = 5 g

0,2
3. Natrium poliakrilat : 100 × 100 = 0,2 g

3
4. Etanol 70% : 100 × 100 = 3 g
38

0,3
5. Nipagin : 100 × 100 = 0,3 g

6. PEG-40
0,2
Hydrogen Castor Oil : 100 × 100 = 0,2
12
7. Sari Buah Semangka : 12% = 100 × 100 = 12 gram

8. Aquadest ad : = 100 𝑚𝑙

= 100 – (5+5+0,2+3+0,3+0,2+12)

=100 – 25,7

= 74,3 ml
39

Lampiran 2. Proses Pembuatan Simplisia Sari Buah Semangka (Citrullus


lanatus Thunb. Matsumura & Nakai)
40

Lampiran 3. Alat dan Bahan


41

Lampiran 4. Hasil Essence

Kontrol Positif
42

Lampiran 5. Hasil Pembuatan Masker Sheet


43

Lampiran 6. Hasil Uji Homogenitas

Kontrol Positif
44

Lampiran 7. Hasil Uji pH

Kontrol Positif
45

Lampiran 8. Hasil Uji Iritasi

Blanko F1

F2 F3
46

Lampiran 9. Hasil Uji Viskositas

Blanko F1

F2 F3

Kontrol Positif
47

Lampiran 10. Permohonan Pengajuan Judul Tugas Akhir


48

Lampiran 11. Lembar Konsultasi Proposal Pembimbing 1


49

Lampiran 12. Lembar Persetujuan Revisi Proposal


50

Lampiran 13. Berita Acara Revisi Seminar Proposal KTI


51

Lampiran 14. Permohonan Izin Penelitian


52

Lampiran 15. Surat Selesai Penelitian


53

Lampiran 16. Hasil Identifikasi Buah Semangka


54

Lampiran 17. Lembar Konsultasi KTI Pembimbing 1


55

Lampiran 18. Lembar Persetujuan Revisi KTI


56

Lampiran 19. Berita Acara Revisi Seminar Hasil KTI

Anda mungkin juga menyukai