Anda di halaman 1dari 35

Modul Praktikum

FARMASETIKA II

Penyusun:

Tim Farmasetika

Eva Monica, M.Sc., Apt.


FX Haryanto Susanto, M.Farm., Apt

Program Studi Farmasi


Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Ma Chung

1
Halaman Pengesahan

No Dokumen :-

Revisi :2

Mata Kuliah Praktikum : Farmasetika II

Kode Mata Kuliah Praktikum : FA 225

SKS :1

Program studi : Farmasi

Semester : 4 (genap)

Disahkan oleh

Ketua Program Studi Famasi Dibuat oleh

Martanty Aditya, M.Farm-Klin., Apt Team Farmasetika

2
Kata Pengantar

Modul Praktikum Farmasetika II ini ditujukan bagi mahasiswa program studi farmasi
Universitas Ma Chung sesuai dengan kurikulum matakuliah FarmasetIka dengan bobot 2 SKS
pada semester 4. Penyusunan modul praktikum disesuaikan dengan silabus perkuliahan
Farmasetika II. Kompetensi mahasiswa yang diasah dalam modul praktikum Farmasetika II ini
adalah mahasiswa mampu melakukan pembuatan bentuk sediaan farmasi yaitu pulvis,
pulveres, kapsul, suspensi, mixtura, emulsi, pasta, suppositoria, solutio, unguenta, dan krim.
Selain itu mahasiswa juga dapat mengasah teknik pembuatan sediaan farmasi dan mengetahui
stabilitas dari bahan pembuatan sedian farmasi.

Diharapkan modul yang disusun ini memberikan manfaat bagi mahasiswa prodi farmasi dalam
mengaplikasikan konsep dengan aplikasi melalui percobaan di laboratorium dan dapat
mengaitkanya dengan dalam dunia kefarmasian khususnya dalam pembuatan sediaan farmasi
baik itu di apotek, rumah sakit, dan industri farmasi.

Malang, Januari 2020

Penyusun

3
TATA TERTIB DAN PENILAIAN .......................................................................................... 5
I. Pulvis .................................................................................................................................. 8
Resep 1. ................................................................................................................................ 8
Resep 2. ................................................................................................................................ 9
Teori Pulvis .......................................................................................................................... 9
II.Pulveres ................................................................................................................................ 10
Resep 1. .............................................................................................................................. 10
Resep 2 ............................................................................................................................... 11
Teori Pulveres ..................................................................................................................... 11
III. Capsul ................................................................................................................................ 12
IV. Unguentum ........................................................................................................................ 13
Teori Salep ......................................................................................................................... 14
V. Creamores ........................................................................................................................... 16
VI. Suppositoria ....................................................................................................................... 17
Teori Suppositoria .............................................................................................................. 18
VII. Mixtura ............................................................................................................................. 20
Teori Mixtura ..................................................................................................................... 20
VIII. Sollutio ............................................................................................................................ 22
Resep 1. .............................................................................................................................. 22
Resep 2. .............................................................................................................................. 23
Teori sollutio ...................................................................................................................... 23
IX. Suspensiones ...................................................................................................................... 24
X. Emulsi ................................................................................................................................ 25
Teori Emulsi ....................................................................................................................... 26
XI. Pasta ................................................................................................................................... 28
XII. Potio/ Saturasi................................................................................................................... 29

4
TATA TERTIB DAN PENILAIAN

A. Tempat dan Waktu Praktikum


1. Praktikum Farmasetika dilaksanakan di Laboratorium Kimia-Farmasi Universitas Ma Chung
2. Waktu praktikum dilaksanakan sesuai dengan jadwal praktikum yang telah ditentukan.
3. Praktikan harus berada di ruangan praktikum selambat-lambatnya 10 menit sebelum praktikum
dimulai.
4. Praktikan yang datang terlambat lebih dari 15 menit dari waktu yang telah ditentukan bersedia
menerima sangsi yang telah disepakati bersama pada saat pengantar praktikum.
5. Sebelum melakukan percobaan akan dilakukan pre test terlebih dahulu untuk mengukur kesiapan
praktikan.

B. Alat-alat dan Senyawa


1. Sebelum dan sesudah praktikum, semua praktikan harus mengecek dan mengembalikan alat-alat
inventaris yang digunakan.
2. Bersihkan sendok, stapel, dan alat-alat lainnya sebelum dan sesudah digunakan
3. Jangan menggunakan alat-alat yang tidak diperlukan
4. Alat-alat yang hilang, pecah atau cacat harus diganti dengan alat-alat yang sama atau diganti dengan
alat dengan merek dan jenis yang sama atau uang yang besarnya ditentukan oleh laboratorium.

C. Perlengkapan Praktikum
1. Semua praktikan diwajibkan memakai jas laboratorium, masker dan glove karet (standar
laboratorium) untuk melindungi keselamatan diri sendiri.
2. Tidak diperkenankan membuang sampah atau bahan pada bak pencuci, buanglah sampah
tersebut pada tempat yang telah disediakan.
3. Jika ada bahan yang tumpah, segera dibersihkan dengan air. Jika terjadi kecelakaan segera
melaporkan kepada dosen atau asisten yang bertugas.
4. Ruangan laboratorium dalam keadaan bersih setelah selesai digunakan dan menjadi tanggung
jawab praktikan yang menggunakan sebelumnya.
5. Selama praktikum, semua praktikan tidak diperbolehkan makan atau minum dalam ruangan
laboratorium dan tidak diperkenankan menggunakan sandal.
6. Berbicara seperlunya selama praktikum dan tidak diperkenankan mengganggu ketenangan
pekerjaan orang lain.

D. Teknik Menimbang
a. Sebelum memulai penimbangan

1. Timbangan harus dalam keadaan off (tanpa beban)


2. Goyangan jarum timbang harus lancar
3. Timbangan ditempatkan di tempat yang datar dan halus permukaannya.

5
b. Sikap tubuh dalam menimbang:

Penimbangan dilakukan dalam posisi duduk serta tegak lurus terhadap timbangan.

a. Saat penimbangan

1. Setarakan dua piring timbangan. Posisi kedua piring harus dalam keadaan seimbang (sikap
nol). Bila diperlukan dapat digunakan beban penara tambahan yang telah disediakan.
2. Kesesuaian timbangan dengan massa bahan
Penimbangan bahan kurang dari 1 gram dilakukan pada timbangan mg balance
Penimbangan bahan lebih dari 1 gram dilakukan pada timbangan g balance
3. Kesesuaian alat timbang dengan bahan yang akan ditimbang:
Untuk bahan yang kering digunakan alas kertas perkamen
Untuk bahan yang mudah menguap, menyublim atau higroskopis, dimasukkan
dalam botol timbang bertutup (botol + tutup ditara dulu)
Untuk bahan yang berair, berminyak atau berlemak dalam jumlah kecil cukup dialasi
kertas perkamen yang diolesi gliserin, sedang untuk jumlah besar dapat digunakan
gelas arloji ataupun cawan porselin (gelas arloji dan cawan perselin ditara dulu).
4. Alas harus disetarakan terlebih dahulu dengan beban penara
5. Gunakan pinset untuk mengambil anak timbang
6. Bahan yang akan ditimbang diletakkan pada piring sebelah kanan, sedang piring yang kiri
digunakan untuk anak timbang (beban tetap), kecuali bagi yang kidal. Baik bahan maupun
anak timbang harus diletakkan pada pusat piring timbangan.
7. Pada saat penambahan beban, posisi jarum timbang harus selalu dalam keadaan off,
setelah penambahan selesai, baru dipindah ke posisi on.
8. Pastikan penimbangan selalu diakhiri dalam keadaan setimbang dari kedua piring, jarum
menunjuk ke arah angka 0 atau menunjukkan goyangan yang seimbang antara bagian kiri
dan kanan skala timbang.

b. Selesai penimbangan
1. Timbangan dalam keadaan off (tanpa beban), bersih dan almari tertutup.
2. Pastikan anak timbang dan pinset lengkap dalam kotaknya masing-masing.

E. Laporan, Laporan akhir, dan Penilaian Praktikum

1. Laporan Sementara dibuat dalam log book.


2. Laporan sementara dibuat sesuai dengan format yang telah ditentukan yaitu memuat:
a. Judul
b. Tujuan Percobaan
c. Skema kerja
d. Perhitungan bahan
3. Laporan lengkap dibuat dengan menambahkan bagian data, pembahasan dan kesimpulan

6
4. Laporan lengkap harus diserahkan kepada dosen jaga tiap kelompok pada praktikum minggu
selanjutnya, dan harus meminta paraf dari dosen yang menerima laporan tersebut. Jika dalam
minggu selanjutnya belum memberikan laporan percobaan, maka praktikan yang bersangkutan tidak
diperkenankan mengikuti praktikum selanjutnya sampai laporan diserahkan.
5. Laporan akhir resmi dibuat dengan format terlampir.
6. Penilaian praktikum ditentukan oleh hasil-hasil berikut:
a. Pretest 20%
b. Laporan praktikum 40%
c. Presentasi dan diskusi 40%

F. Lain-lain
1. Praktikan wajib mengikuti semua kegiatan praktikum.
2. Praktikan yang tidak masuk karena sakit atau ada musibah/halangan harus memberi surat
keterangan dari orang tua/wali atau surat keterangan dokter.
3. Setiap praktikum yang telah 2x berturut-turut tidak masuk praktikum, kegiatannya dihentikan dan
harus mengulang lagi bersama-sama kelompok baru.
4. Hal-hal lain yang belum diatur dalam tata tertib ini akan ditentukan kemudian.

F. Peringatan Keselamatan Laboratorium


1. Senyawa kimia bersifat toksik sampai dengan memengaruhi keselamatan bila lalai dalam bekerja.
Ikuti petunjuk berikut untuk menjaga keselamatan :
a. Perlakukan semua zat sebagai racun. Jika tanpa sengaja tertelan senyawa kima lainnya harus
segera dimuntahkan.
b. Apabila mengalami kecelakaan segera laporkan kepada pengawas praktikum

Malang, Januari 2017

Koordinator Praktikum

7
I. Pulvis
Resep 1.

dr. Budi Anduk


SIP. No. 334/L/76
Jl. Setia Budi No. 76A Telp 008-007
Salatiga

R/ Acid salycilic 1
Bals. Peruv 1
Adeps Lanae 2
Magnesii oxydi 5
Zinci oxydi 5
Talc. 36
m.f. pulv.
S.u.e

Pro: bpk. Yoga

Permasalahan:
1. Kelengkapan resep
2. Bagian bagian dari resep
3. Pengertian pulvis
4. Lemak dalam pulvis
5. Penimbangan bahan , apakah bahan dilebihkan ?
6. Bagaimana perlakuan khusus untuk Balsam Peruviarum , Magnesii oxydi dll ?
7. Ayakan nomor berapa saja yang digunakan ?
8. Etiket yang digunakan
9. Membuat copy resep
10. Tujuan pengobatan dengan kombinasi yang tertulis dalam resep.
11. Pemilihan bentuk sediaan
12. Contoh obat merek dalam perdagangan.

Cara pembuatan:
1. Menyetarakan timbangan mg dan g balance
2. Talcum venetum ditimbang
3. Asam salisilat ditimbang, masuk mortir, ditambah alkohol, ditambah ¼ talk, diaduk ad
homogen
4. Adeps lanae ditimbang, masuk mortir, ditambah alkohol, ditambah ¼ talk, diaduk ad
homo
5. (3) + (4) , aduk ad homogen
6. Balsem ditimbang, masuk mortir, ditambah alkohol, ditambah ¼ talk, diaduk
homogen
7. (5) + (6) , aduk ad homogen
8. Zinci oxydi diayak B40, ditimbang, masuk mortir sedikit demi sedikit sambil diaduk
9. (7) + (8) , campur ad homogen.

8
10. Masukkan sisa Tacum ,aduk ad homogen
11. Timbang Magnesii oxydi diayak, ditimbang, masuk mortir sedikit demi sedikit sambil
diaduk
12. Masukkan dalam pot, beri etiket warna biru

Resep 2.

dr. Budi Anduk


SIP. No. 334/L/76
Jl. Setia Budi No. 76A Telp 008-007
Salatiga

R/
Bedak salicyl 20
Mentholum 0.5
Camphora 0.5
Magn alba 1.5
Talcum 15
M d s Bedak gatal

Permasalahan:
1. Bagaiman resep dari Bedak salicyl ?
2. Bagaimana apabila dalam sediaan tersebut terdapat campuran menthol dan
camphora ?
3. Digunakan ayakan nomor berapa ?

Teori Pulvis
1. Sebutkan bagaimana kelengkapan resep
2. Sebutkan bagian bagian dari resep
3. Untuk pulvis , jumlah dilebihkan 10% , karena hasil akhir , harus diayak
4. Zat dengan jumlah terkecil dikerjakan terlebih dahulu.
5. Asam salisilat , karena bentuk kristal , agar ukuran menjadi lebih kecil , maka
diteteskan dengan spiritus fortior sedikit saja.
6. Adeps lanae karena berlemak , maka ditambahkan beberapa tetes spiritus fortior
7. Balsam peru , karena termasuk bahan yang mudah menguap , dikerjakan terakhir.
8. Magnesi oxyd karena beratnya ringan dimasukkan terakhir.
9. Untuk Zat berlemak hasil akhir diayak dengan ayakan No 44
10. Untuk Pulvis yang tidak mengandung zat berlemak diayak dengan ayakan No 100
11. Untuk serbuk adsperius diayak dengan ayakan nomor ……
12. Untuk sedian yang mengandung Menthol dan Camphora , maka kedua sedian
dicampur dahulu sampai meleleh , kemudian dikeringkan dengan dengan talcum

9
II.Pulveres

Resep 1.
dr. Meng Komeng
SIP. No. 334/L/76
Jl. Setia Budi No. 76A Telp 008-007
Salatiga

R/
Aminofillin 100 mg
CTM 2 mg
Ext Belladon 10 mg
Riboflavin 0.03 mg
Lactosum q.s.
m.f. pulv dtd No 13
s.t.dd.pulv.I ac

Pro : anak Tanti

Permasalahan:
1. Pengertian pulveres
2. Kelengkapan resep
3. Ekstrak kental dalm pulveres
4. Perhitungan dosis obat
5. Bobot lactosum yang diperlukan
6. Penimbangan jumlah bahan
7. Etiket yang digunakan
8. Tujuan pengobatan dengan kombinasi obat dalam resep.
9. Pengaruh bentuk sediaan pada efek obat.
10. Pemilihan bentuk sediaan.

Cara pembuatan:
1. Menyetarakan timbangan mg dan g balance
2. Timbang riboflavin , lakukan pengenceran.
3. Sisa pengenceran di serahkan pengawas.
4. Timbang CTM , lakukan pengenceran.
5. (3) + (4) , aduk ad homogen
6. Ekstrak Belladon ditimbang, masukan mortir, ditetesi spiritus fortior
7. (5) + (6) dicampur ad homogen.
8. Aminofilin ditimbang, masukan mortir , gerus halus
9. (7) + (8) sedikit demi sedikit sambil diaduk homogen
10. Serbuk dibagi, dibungkus, masukan wadah, beri etiket

10
Resep 2

dr. Meng Komeng


SIP. No. 334/L/76
Jl. Setia Budi No. 76A Telp 008-007
Salatiga

R/
Bismuth Sub Nitras 3
Magnesii sulfas 3
Opii Pulvis 1
Kaolin 1
Lactosum 7
m.f. pulv
s.t.dd.pulv.cth.I ac

Pro : anak Tanti

Teori Pulveres
1. Berat minum zat yang dapat ditimbang pada milligram adalah 50 mg
2. Pengenceran bertingkat
3. Perhitungan TM untuk usia dibawah 1 tahun
4. Perhitungan TM anak usia 1 – 8 tahun
5. Perhitungan TM anak usia 8 – 12 tahun
6. Perhitungan TM anak usia diatas 12 tahun
7. Bagaimana perhitungan TM dengan luas permukaan tubuh ?
8. Berapa usia dewasa ?
9. Puyer untuk dewasa , tiap bungkus 500 mg
10. Puyer untuk anak anak , tiap bungkus 300 mg
11. TM > 80% , ditimbang satu persatu
12. Apa bila jumlah puyer ganjil, misal 13 bungkus , maka timbang dahulu berat 1/13
bungkus dengan timbangan , sisanya dibagi 2 dengan timbangan , kemudian masing
masing bagi 6 dengan pandangan mata.

11
III. Capsul

dr. Adul
SIP. No. 111/K/69
Jl. Pemuda No. 90 Telp 111-222
Jogjakarta

Jogjakarta, 14 April 2017

R Caps.c. amoxicilin 500 mg No


V S.3.d.d.I dihabiskan

Paraf/tanda tangan dokter

Pro: Bpk. Dion


Jl. Sari no 6 Jogjakarta

Permasalahan:
1. Tujuan penggunaan bentuk sediaan
2. Jumlah penimbangan bahan
3. Etiket yang digunakan
4. Tujuan penggunaan obat
5. Dosis obat
6. Efek samping obat
7. Aturan pemakaian dan lama pengobatan
8. Cara lain penulisan resep
9. Sediaan merek dagang yang beredar di pasaran

Cara pembuatan:
1. Menyetarakan timbangan mg dan g balance
2. Timbang amoxicilin yang diperlukan
3. Gerus amoxicilin dalam mortir, bagi sama banyak sesuai resep (seperti pada pulveres)
4. Masukan serbuk amoxicilin yang sudah dibagi masing-masing ke dalam cangkang
kapsul dan ditutup
5. Bersihkan kapsul dengan lap kering dan bersih
6. Masukan ke dalam wadah plastik dan beri etiket

12
IV. Unguentum

dr. Joni iskandar


SIP. No. 222/K/98
Jl. Borobudur No. 70 Telp 123-2111
Ngabang

Ngabang, 14 Maret 2017

R Acidiumsalicylicum 200 mg
Sulfur 400 mg
Vaselin album ad 10
S.u.e

Paraf/tanda tangan dokter

Pro: Bpk. Rollando


Jl. Satu hati No. 2 Ngabang

Permasalahan:
1. Resep standart dari FMI/FOI
2. Teknik mencampur bahan padat dalam salep
3. Penimbangan bahan
4. Tujuan pengobatan
5. Penulisan resep cara lain
6. Sediaan paten dalam perdagangan.

Cara pembuatan:
1. Ditimbang asam salisilat, kemudian dimasukan ke dalam mortir dan digerus halus
2. Ditimbang sulfur, masukkan mortir sedikit demi sedikit sambil diaduk
3. Tambahkan vaselin album yang sudah ditimbang sedikit demi sedikit, kira-kira
sama banyak (ana) dengan sebelumnya, digerus dan diaduk sampai homogen
4. Masukan ke dalam pot salep dan beri etiket

13
Teori Salep

Unguenta :
adalah salep yang mempunyai konsistensi seperti mentega, tidak mencair pada suhu
biasa tetapi mudah dioleskan tanpa memakai tenaga.

Cream :
adalah salep yang banyak mengandung air, mudah diserap kulit. Suatu tipe yang dapat
dicuci dengan air

Pasta :
adalah suatu salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat (serbuk). Suatu salep
tebal karena merupakan penutup atau pelindung bagian kulit yang diberi

Cerata :
adalah suatu salep berlemak yang mengandung persentase tinggi lilin (waxes),
sehingga konsistensinya lebih keras.

Peraturan salep No 1 :
Bahan obat yang dapat larut dalam dasar salep (lemak atau campuran lemak)
dilarutkan ke dalam dasar salep, bila perlu dengan pemanasan.

Peraturan salep No 2 :
Bahan obat yang dapat larut dalam air, dilarutkan dulu dalam air, baru dengan dasar
salep, dengan ketentuan air yang ditambahkan guna melarutkan obat tersebut harus
dapat diserap oleh dasar salep, dan banyaknya air yang ditambahkan dikurangi dari
dasar salep.

Peraturan salep No 3 :
Bahan obat yang tidak larut dalam dasar salep dan air, dijadikan serbuk 100 (B40)
kecuali dengan acidum boricum yang dijadikan serbuk 120 (B50), kemudian
dicampur dulu dengan setengah sampai sama banyak dengan dasar salepnya, jika
perlu dasar salepnya dicairkan terlebih dahulu, kemudian sisa dasar salep
ditambahkan sedikit demi sedikit dalam keadaan cair atau tidak

Peraturan salep No 4 :
Jika salep dibuat dengan peleburan, maka salep harus diaduk

Bahan-bahan obat yang diracik menurut peraturan salep pertama :


• Camphora =kamfer
• Mentholum = mentol
• Phenolum = Fenol
• lodium
• Naphtholum = beta naftol = naftol
• Naphthalinum = kapur barus
• Pellidol
• Resorsinol
• Metil salisilat = minyak gandapura

Bahan-bahan obat yang diracik menurut peraturan salep kedua :

14
• Kalii lodii
• Acidum tanicum
• Protalgol
• Ratanhiae entraxtum, opii extractum

Bahan-bahan obat yang diracik menurut peraturan salep ketiga :


• Calomel, mercury ammonium chlorida, bistmuth subnitrat
• Zinci oxydum
• Hydragiri oxydum
• Bahan bahan yang mudah larut dalam air, tetapi tidak dilarutkan dalam air, hanya
digerus halus.

Bahan-bahan obat yang diracik menurut peraturan salep keempat Contoh :

Unguentum Simplex ( Ph. Ned. Ed V)


R/ Cera flaca 30
Ol sesami 70

Simple ointment
R/ Adeps lanae 30
Parrafin solidum 70
Ceto stearyl alc. 50
Vas.alba/alba 850

Unguentum Leniens ( F N 1978 )


R/ Cetaceum 12,5
Cera alba 12
Parrafin Liq 56
Natrii tetraborax 0,5
Aq. Dest. 19 ml

15
V. Creamores

dr. Sari Kurniawati


SIP. No. 001/Z/99
Jl. Prambanan II No. 11 Telp 001-2997
Riau

Riau, 14 Feb 2017

R Acid. Stearic. 10
Triethanolamin 1 mL
Glycerol 2.5 mL
Acid.benzoic 0.1
Aqua dest ad 50
m.f.l.a. cream

Paraf/tanda tangan dokter


Pro: Bpk. Madan
Jl. Medeka baru No.9C Riau

TEA density : 1.1

Glycerol density : 1.26

Permasalahan:
1. Teknik membuat cream peraturan salep no.IV
2. Jumlah bahan yang ditimbang
3. Membuat copy resep
4. Tujuan pengobatan
5. Krim lain yang ada dipasaran

Cara pembuatan:
1. Menyetarakan timbangan mg dan g balance
2. Ditimbang asam stearat, kemudian dimasukan ke dalam mortir dan digerus halus
3. Ditimbtriethanolamin dan gliserol, kemudian dimasukan kedalam mortir dan aduk
homogen
4. Kemudian tambahkan airnya dan aduk sampai homogen
5. Terakhir tambahkan asam benzoat, aduk homogen dan masukan kedalam pot salep
serta beri etiket

16
VI. Suppositoria
Resep 1
dr. Susi Susanti
SIP. No. 131/A/456
Jl. Kaninggoro II No. 11 Telp 001-2997
Riau

Riau, 15 Feb 2017

R/ Oleum cacao 38
Cera flava 2,4
Bals. Peruv 3,0
Acid.boric
Zinci Oxida ãã 8,6
Bismuth subnitratis 1,8
Pewarna 0,1
m.f. supp. da.in pars okt.
S. p. r. n. supp. I da II supp

Paraf/tanda tangan dokter

Pro: Bpk. Madan


Jl. Medeka baru No.9C Riau

Permasalahan:
1. Pengertiaan suppositoria
2. Penimbangan bahan
3. Basis suppositoria dengan olum cacao dan tujuan penambahan cera
4. Cara penggunaan supositoria oleh pasien
5. Etiket yang digunakan
6. Tujuan pengobatan dengan kombinasi obat dalam resep
7. Pengaruh bentuk sediaan terhadap efek (lokal/sistemik)
8. Cara pemakaian dan penyimpanan suppositoria.

Cara pembuatan:
1. Menyetarakan timbangan mg dan g balance
2. Cetakan suppositoria dibersihkan
3. Timbang bahan-bahannya
4. Lelehkan 1/3 oleum cacao dan cera flava dalam cawan porselen di atas waterbath.
Setelah itu diangkat, tambahkan sisa oleum cacao, aduk hingga meleleh.
5. Acid boric, ZnO(100), bismuth subnitras, dan carmin dicampur dan diaduk hingga
homogen. Kemudian tambahkan campuran oleum cacao dan cera flava, aduk hingga
homogen

17
6. Hangatkan cetakan suppositoria dan olesi dengan sedikit paraffin liq, masukkan
campuran dalam cetakan, ratakan permukaan suppositoria (buang kelebihan di
permukaan) dengan spatula logam yang sudah dipanaskan. Kemudian simpan dalam
almari es beberapa saat sampai membeku.
7. Setelah beku, dikeluarkan, suppositoria ditimbang satu per satu, tentukan rata-rata dan
standar deviasi beratnya. Masukkan suppositoria dalam wadah yang sesuai dan beri
etiket

Resep 2.

R/ aminophylin 0.5
Ol cacao q.s.
m.f. supp No VIII
S. p. r. n. supp. I da II supp

Cara perhitungan:
1. Aminophilin = 0,5 g X 8 = 4g
2. Bobot 8 supp = 3g X 8 = 24 g
3. Nilai tukar aminophylin = 4g X 0,86 = 3,44 g
4. Ol Cacao yang diperlukan = 24 g – 3,44 g =

Teori Suppositoria
1. Suppositoria untuk rektal , biasa disebut suppositoria saja
2. Supositoria rectal
a. Untuk dewasa : 3 g
b. Untuk anak : 2 g
3. Berat Suppositoria vaginal (ovula) untuk dewasa adalah 3 6 g ( FI III ) . tatapi umumnya
5 gram
4. Keuntungan supositoria bentuk torpedo adalah , apabila bagian yang besar dimasukkan
jaringan otot penutup dubur , suppositoria akan tertarik masuk dengan sendirinya.
5. Resep supositoria dengan gelatin , disimpan dibawah suhu 35o C
R/ Gliserin 70
Gelatin 20
Air 10
6. Macam macam bentuk oleum cacao :
7. Nilai tukar
a. Nilai tukar untuk mengetahui bobot ol. Cacao yang mempunyai volume yang
sama dengan 1 g obat.
b. Contoh
• Acidum boricum : 0,65
• Garam alkaloid : 0,7
• Bismuthi subgallas: 0,37
• Icthammolum : 0,72

18
• Tanninum : 0,68
• Aminophylinum : 0,86
• Bismuthi sub nitras: 0,20
• Sulfonamidum : 0,60
• Zinci oxydum : 0,25
8. Cera flava
a. Kadar 4% - 6%
b. Gunanya untuk menaikkan suhu lebur campuran oleum cacao

19
VII. Mixtura

dr. Alan Budi Kusuma


SIP. No. 131/A/456
Jl. Aji Pengestu No. 123 Telp 0563-21376
Malang

Malang, 15 April 2017

R Sol. AMM.Spir. Anis 3


Ammonii Chlorid 1
Succ. Liquitiae 5
Aquae 135
m.f. mixt.
S.t.d.d. C.I

Paraf/tanda tangan dokter

Pro: Bpk. Fahrial


Jl. Kanjuruan No.8 Malang

Permasalahan
1. Bentuk sediaan obat
2. Jumlah penimbangan bahan
3. Mencari kelarutan ammonium klorida dan succus liquiritiae
4. Cara menimbang SASA
5. Etiket,cara penggunaan obat dan aturan pemakaian
6. Tujuan pengobatan dengan kombinasi dalam resep
7. Cara lain penulisan resep
8. Nama dagang di pasaran

Cara pembuatan:
1. Menyetarakan timbangan mg dan g balance
2. Timbang bahan-bahannya
3. Gerus succus liq. dalam mortir dengan air hangat, masukan ke dalam botol
4. Larutkan ammonium klorida dengan aquadest, masukan ke dalam botol
5. Terakhir tambahkan SASA kedalam botol
6. Tutup dan beri etiket

Teori Mixtura
1. Resep dari SASA ( Solutio Amonii Sprituosa Anisata )
R/ Ol Anisi 4
Aethanolum 90% 76
Amonii Liquidum 20
2. Resep Potio Nigra contra Tussim ( OBH )
3. Resep Potio Alba ( OBP )
4. Resep sirupus simplex

20
5. Resep dari Amonii Liq
6. Cara membuat Aethanolum 90% dari spiritus fortior
7. Apabila terdapat Sirupus simplex dengan kadar …… , maka berat jenis larutan adalah 1,3

21
VIII. Sollutio
Resep 1.

dr. Bambang Pamungkas


SIP. No. 01/A/96
Jl. Suropati No. 111 Telp 0563-21376
Malang

Malang, 18
Maret2017

R/ Sol Lugoli 25
s.t.dd.gtt V

Pro : Pak Razak


Jl. Suropati No 11 Malang
Permasalahan:
1. Resep standard dari PH V
2. Penimbangan bahan
3. Etiket yang digunakan
4. Indikasi pengobatan dengan solution lugoli
5. Cara mengambil dan menimbang iodium
6. Cara melarutkan iodium
7. Warna botol untuk menyimpan sediaan
8. Reaksi kompleks yang terjadi antara Iodium dan Kalii Iodium

Cara pembuatan:
1. Menyetarakan timbangan mg dan g balance
2. Timbang kalii iodide masukkan ke dalam erlemmeyer tertutup, larutkan dalam
aqua yang tersedia sampai larut atau jenuh
3. Tara gelas arloji atau botol timbang, timbang didalamnya iodium yang diambil
menggunakan sendok porselein, masukkan ke dalam larutan kalium iodide aduk-
aduk sampai iodium larut sempurna
4. tambahkan sisa aqua aduk rata
5. Masukkan ke dalam botol berwarna gelap dan beri etiket
6. Sertakan pipet tetes.

22
Resep 2.

Teori sollutio
1. Untuk obat yang berkhasiat keras disuspensi dengan 2% PGS dari jumlah cairan yang
dibuat
2. Untuk obat yang tidak berkhasiat keras disuspensi dengan 1 % PGS dari jumlah
cairan yang dibuat
3. Jumlah air yang digunakan untuk mensuspensi PGS adalah 7 kali dari berat PGS
4. Komposisi Sirup Simpleks ( Farmakope Belanda No 551 )
R/ Gula 64
Air 36

5. SASA (Farmakope Belanda No 559)


R/ Minyak adas 4
Spiritus dilutus 76
Amonia 20
6. Apa yang dimaksud dengan :
a. Sangat mudah larut : kurang dari 1 bag pelarut , untuk melarutkan 1 bag zat
b. Mudah larut : 1 – 10 bag pelarut , untuk melarutkan 1 bag zat
c. Larut : 10 – 30 bag pelarut , untuk melarutkan 1 bag zat
d. Agak larut : 30 – 100 bag pelarut , untuk melarutkan 1 bag zat
e. Sukar larut : 100 – 1000 bag pelarut , untuk melarutkan 1 bag zat
f. Sangat sukar larut : 1.000 – 10.000 bag pelarut , untuk melarutkan 1 bag zat
g. Praktis tidak larut : > 10.000 bag pelarut , untuk melarutkan 1 bag zat
7. Satuan untuk cairan adalah ml , satuan untuk benda padat adalah gram

23
IX. Suspensiones

dr. Sari Pituari


SIP. No. 221/A/978
Jl. Uri Sumohardjo No. 111 Telp 0563-21376
Malang

Malang, 25 April 2017

R Sulf praecip. 10
Champora 1
Muscilago Gummi arabicum 5
Sol. Calcii
hydroxyd
Aqua rosae ãã ad 150
m.f. l.a.suspensiones

Paraf/tanda tangan dokter

Pro: Budi (5 tahun)


Jl. Beringin Sari 23, Malang

Permasalahan:

1. Pengertian suspensi
2. Penimbangan bahan
3. Bentuk sediaan obat, bahan tambahan yang diperlukan
4. Cara penggunaan obat oleh pasien
5. Etiket yang digunakan dan etiket tambahan
6. Tujuan pengobatan dengan kombinasi obat yang tertulis dalam resep
7. Alasan pemilihan bentuk sediaan
8. Sediaan merek yang beredar di pasaran

Cara pembuatan:

1. Menyetarakan timbangan mg dan g balance


2. Timbang Camphor, masukan mortir, ditetesi spiritus fortior, digerus
3. Timbang sulfur praecipitatum yang sudah diayak B50, masukkan ke dalam mortir
sedikit demi sedikit sambil diaduk homogen
4. Membuat muscilago gummi arabicum
5. Masukkan campuran camphora dengan sulfur praecip. dalam muccilago gummi
arabicum
6. Tambahkan Sol.Cal. Hydroxydi sedikit demi sedikit kedalam campuran sambil diaduk
7. Tambahkan aqua sedikit demi sedikit an diaduk homogen
8. Suspensi dimasukan ke dalam botol lalu botol ditutup dan diberi etiket

24
X. Emulsi

dr. Jendri Pitoy


SIP. No. 111/A/097
Jl. Tidar No. 111 Telp 0563-21376
Malang

Malang, 30 April 2017

R Ol. Iecoris Aselli 25


Pulv. Gummi arabici 7,5
Glycerol 2,5
Aquae 18,75
Ol. Cinnamomi gtt 2
m.f. emuls.
s.t.d.d.Cth. I
Paraf/tanda tangan dokter

Pro: Cici (6 tahun)


Jl. Villa Tidar 5, Malang

Permasalahan:
1. Pengertian emulsi
2. Perbedaan emulsi dan suspensi
3. Penimbangan bahan
4. Metode pembuatan emulsi
5. Tipe emulsi
6. Cara penggunaan obat oleh pasien
7. Etiket dan etiket tambahan
8. Tujuan pengobatan dengan kombinasi resep
9. Alasan pemilihan bentuk sediaan
10. Obat merek yang beredar di pasaran

Cara pembuatan:
1. Menyetarakan timbangan mg dan g balance
2. Timbang bahan-bahannya
3. Oleum Iecoris Aselli dimasukan ke dalam mortir, tambahkan PGA dan
tambahkan aqua sebanyak 1,5 kali PGA, diaduk kuat dengan gerakan dari luar
ke dalam dan sebaliknya, sehingga terbentuk korpus emulsi.
4. Tambahkan gliserol kedalam mortir
5. Tambahkan sedikit aqua, lalu masukan kedalam botol
6. Sisa aqua untuk membersihkan yang masih ada di mortir, masukan ke dalam botol
7. Terakhir teteskan oleum cinnamomi, lalu botol ditutup dan diberi etiket

25
Teori Emulsi
1. PGA Yang dibutuhkan
a. Minyak lemak :
a. 0,5 x Gummi Acasiae
b. Air corpus 1,5 x Gummi Acasiae
c. Contoh Oleum Amydalarum
b. Minyak jarak / Oleum Ricini :
a. Mengandung gugus OH yang hidrofil
b. 0,33 x Gummi Acasiae
c. Air 2-3 x Gummi Acasiae
c. Oleum Iecoris
a. Gom digunakan 30% berat Oleum Iecoris
b. Lemak padat :
i. aa Gummi Acasiae
ii. Cara pembuatannya ; Lemak pada dileburkan lalu ditambahkan
gom, buat corpus emuls dengan air panas, 1,5 berat gom.
Dinginkan. Encerkan emulsi dengan sisa air dingin
iii. Contoh : Cera, Oleum cacao, paraffin solid
d. Minyak menguap / Minyak Atsiri :
aa Gummi Acasiae
e. Minyak menguap Bersama minyak lemak :
Dibuat corpus emulsi sendiri sendiri
f. Balsam balsam dan Filicis Extractum :
aa sudah cukup, akan tetapi lebih baik 2 x Gummi Acasiae

2. Penambahan bahan bahan dalam pembuatan emulsi


a. Ektrak kental, dilarutkan air secukupnya, ditambahkan pada emulsi yang
sudah diencerkan.
b. Bahan padat yang larut dalam air, dilarutkan dalam air menurut kelarutannya.
c. Bahan yang tidak larut dalam air disuspensi dalam corpus emulsi.
d. Sirup dan Glycerolum, Madu, Saccharum, ditambahkan pada corpus emulsi,
karena menambah stabilitas emulsi.
e. Bahan yang mengandung alcohol, misalnya Tinctura ditambahkan pada emulsi
setelah diencerkan.
f. Bahan yang mudah menguap dimasukkan terakhir

3. Membedakan type emulsi


a. Dengan Sudan III , dapat mewarnai tipew/o menjadi merah
b. Dengan Amaranth , dapat mewarnai tipe o/w menjadi merah

4. Penandaan botol
Harus diberi etiket “KOCOK DAHULU”

5. Cara pembuatan emulsi


a. Cara basah
b. Cara kering
c. Cara botol

6. Fase diskontinyu dan Fase kontinyu

26
7. Emulgator dari Tumbuhan
Gummi acasiae, Tragacanth, agar agar , Chondrus , Pektin , Metyl celulose,
CMC

8. Emulgator dari hewan


Adeps lanae , kuning telur

9. Emulgator buatan
Span 20 , 40 , 80
Tween 20, 40 , 60 , 80

10. Perhitungan HLB

𝐻𝐿𝐵 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎−𝐻𝐿𝐵 𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ


% 𝐻𝐿𝐵 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 = 𝑥 100 %
𝑠𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝐻𝐿𝐵

27
XI. Pasta

dr. Lionel Messi, SP.K.K


SIP. No. 008A/112
Jl. Barcelona No. 111 Telp 0563-21376
Malang

Malang, 28 Februari 2017

R Asam salisilat 1
ZnO 2,5
Vaselin flavum ad 10
S.t.d.d.u.e

Paraf/tanda tangan dokter

Pro: bpk. Joni


Jl. Raya No 7, malang

Permasalahan:

1. Pengertian pasta
2. Perbedaan pasta dengan cream dan salep
3. Penimbangan bahan
4. Metode pembuatan pasta
5. Etiket yang digunakan
6. Tujuan pengobatan
7. Alasan pemilihan bentuk sediaan
8. Obat merek yang beredar di pasaran

Cara pembuatan:

1. Menyetarakan timbangan mg dan g balance


2. Asam salisilat ditimbang dan dimasukan kedalam mortir
3. Zinci oxida yang sudah diayak B40 ditimbang, langsung dimasukan dalam mortir dan digerus
4. Vaselin ditimbang, dimasukan dalam cawan porselin lalu dilelehkan diatas water bath
5. Vaselin yang sudah meleleh dimasukan kedalam mortir sedikit demi sedikit dan aduk
sampai homogen
6. Masukan dalam pot dan beri etiket

28
XII. Potio/ Saturasi

dr. Lionel Messi, SP.K.K


SIP. No. 008A/112
Jl. Barcelona No. 111 Telp 0563-21376
Malang

Malang, 10 Mei 2017

R Acid. Citric 5
Aqua 30
Spiritus citri 5
Bic. Natric 6
Sir. Simplex 20
Aqua 110
m.f. pot. Eff
S. duab. vicib. simend

Paraf/tanda tangan dokter

Pro: bpk. Joni


Jl. Raya No 7, malang

Permasalahan:
1. Bentuk sediaan obat
2. Pengertian saturasi
3. Penimbangan bahan
4. Teknik membuat saturasi
5. Cara penggunaan obat
6. Etiket daan etiket tambahan
7. Teknik membuat champagne knop
8. Tujuan pengobatan

Cara Pembuatan
1. Timbang natrium subcarbonas, masukkan mortier, digerus dan tambahkan aqua sedikit demi
sedikit. Masukkan natrium subcarbonas yang sudah larut ke dalam botol sampai habis (gerus
tuang)
2. Timbang asam sitrat, masukkan mortier larutkan dengan aqua
3. Tara cawan porselein, timbang di dalamnya sirup simplex, masukkan mortier aduk rata
4. Tara cawan porselein, timbang di dalamnya spiritus citri, masukkan mortier aduk rata
5. Masukkan campuran tersebut ke dalam botol yang sudah berisi larutan natruim subcarbonas
secara perlahan lewat dinding dengan botol dimiringkan.
6. Tutup segera botol untuk menahan gas yang terbentuk dengan champagne knop.
7. Beri etiket dan sertakan label jangan dikocok.

29
Lampiran 1. Format Laporan Praktikum

LAPORAN PRAKTIKUM

FARMASETIKA II

Tema:..........

Nama :
NIM :

Program Studi Farmasi

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Ma Chung

30
LEMBAR KERJA MAHASISWA

Nama : Bentuk Sediaan :

NIM :

Formula

Perhitungan bahan yang digunakan:

31
Pembahasan:

32
Lampiran 2. Format Laporan Sementara

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM FARMASETIKA II


Materi:………………………………………………………

Nama : Golongan : A/B


NIM : Tanggal :
Semester : Pengampu :

No resep :

Bentuk sediaan :

A. TUJUAN PRAKTIKUM

Tuliskan tujuan praktikum untuk setiap bentuk sediaan

B. DASAR TEORI

Ditulis secara singkat, jelas dan hanya ditulis sekali untuk setiap
bentuk sediaan.

C. RESEP

1. Tuliskan resep bersangkutan yang akan dipraktekkan dan resep


standar bila diperlukan beserta bagian-bagiannya.
2. Tuliskan semua perhitungan jumlah bahan yang akan ditimbang lengkap
dengan satuan.
3. Tuliskan cara kerja sesuai dalam buku petunjuk praktikum secara
lengkap dan berurutan.
4. Tuliskan etiket dari bentuk sediaan yang dibuat.
5. Tuliskan khasiat obat secara keseluruhan.

33
I AM A PHARMACIST

I am specialist in medication
I supply medicine & pharmaceutical to those who need them
I prepare and compound special dosage form
I control the storage and preservation of all medication in my case
I am custodian of medical information

My library is already source of drug knowledge


My files contain thousands of specific drug names
And tens thousands of fact of them
My record include the medication
And health history of entires families
My journal & meeting report advances in pharmacy around the world

I am a companion of the physician


I am a partner in the case of every patient who takes any kind of
medication I am consultant of the merits of different therapeutic agent
I am connecting link between physician & patient
And final check on the safety of medicines

I am a counselor to the patient


I help the patient understand the proper use of prescription medication
I assist in the patient choice of nonprescription medication
I advice the patient on matters of prescription storage & potency

I am guardian of the public health


My pharmacy is center for healthcare information
I encourage and promote sound personal health practices
My services are available to all at all times

This is my calling
This is my pride

Author- Unknown

34
Riwayat Dokumen

Revisi Bulan/Tahun PIC Hasil Revisi


1 Januari 2017 Eva Monica Penambahan permasalahan untuk
tiap resep, penggantian solutio
dari asam borat menjadi lugol,
penambahan lampiran format
laporan sementara, penambahan
resep potio, revisi minor lainnya

35

Anda mungkin juga menyukai