Anda di halaman 1dari 5

Hukuman mati 

adalah suatu hukuman atau vonis yang dijatuhkan pengadilan (atau


tanpa pengadilan) sebagai bentuk hukuman terberat yang dijatuhkan atas seseorang akibat
perbuatannya. Pada tahun 2005, setidaknya 2.148 orang dieksekusi di 22 negara, termasuk
Indonesia (Wikipedia,2016). Di Indonesia sendiri hukuman mati dijalankan sebagai hukuman
terberat, beberapa kasus di Indonesia yang dikenai hukuman mati adalah Bali Nine. Kasus ini
cukup menyita perhatian publik karena selain menguji ketegasan presiden Joko Widodo
banyak masyarakat yang pro dan kontra terhadap penerapan hukuman mati tersebut.

BOGOR, KOMPAS.com - Jaksa Agung HM Prasetyo memastikan bahwa eksekusi


mati terpidana mati kasus narkotika "Bali Nine", yakni Andrew Chan dan Myuran
Sukumaran akan tetap dilakukan. Hal itu ditegaskan Prasetyo menyusul derasnya kritik dari
Pemerintah Australia dan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Ban Ki
Moon (Kompas,2015). Tentu saja setiap negara memiliki hukum yang berdaulat dan dapat
menentukan ketetapan hukumnya masing-masing tanpa diganggu oleh pihak dari negara lain
walaupun cukup dekat kekerabatannya. Di Indonesia hukuman mati dapat disebabkan karena
terorisme, koruptor, dan narkoba, dari contoh berita diatas dapat diketahui bahwa hukuman
mati yang diterapkan karena masalah pengedaran narkoba. Hal tersebut diatur pada  Undang-
undang No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika (disingkat UU Narkotika) bahwa Sanksi Pidana
dalam UU Narkotika salah satunya adalah Sanksi Pidana Mati, UU Narkotika mengatur
mengenai kebijakan sanksi pidana bagi pelaku penyalahguna narkoba yang dibagi kedalam
dua kategori yaitu  pelaku sebagai “Pengguna” dan/atau “Pengedar”. Terhadap pelaku
sebagai pengedar dimungkinkan dikenakan Sanksi Pidana yang paling berat berupa Pidana
Mati seperti yang diatur dalam pasal 114 ayat (2).  Sanksi Pidana Mati merupakan hukuman
yang terberat dalam hukum pidana di Indonesia, untuk kasus seperti kejahatan narkoba tentu
diharapkan penerapan Pidana Mati diterapkan secara konsisten dalam peradilan di Indonesia
melihat dampak yang dilahirkan sangat merugikan negara terlebih individu itu sendiri.
Namun dalam penerapannya tidak berjalan seperti yang diharapkan, banyaknya pelaku
kejahatan khususnya para produsen, bandar maupun pengedar mendapat keringanan hukuman
seperti grasi, putusan peradilan yang meringankan dan lain-lain (Kalopita,2013).

Dalam pelaksaan hukuman mati di Indonesia ada beberapa prodesur yang harus
dilakukan berdasarkan situs berita Bintang.com

Pertama, menentukan tempat eksekusi dilaksanakan

Kedua, menentukan waktu eksekusi


Ketiga, menentukan siapa yang berhak untuk menemui terpidana sebelum proses
eksekusi

Keempat, penentuan regu tembak yang menjalankan eksekusi

Kelima, pelaksaan eksekusi (Bintang,2015).

Hal tersebut dapat menjadi pro dan kontra dalam masalah kemanusiaan, karena secara
moral manusia memiliki Hak Asasi Manusia, didalam hal tersebut pun dijelaskan bahwa
manusia memiliki hak untuk hidup. Sehingga berdasarkan pandangan moral hal tersebut
adalah tindakan yang keliru dan tidak berdasarkan kemanusiaan. Secara teologi pun
dijelaskan bahwa membunuh merupakan sebuah tindakan yang termasuk melanggar 10
hukum Allah yang terdapat pada  Keluaran 20:2-17. Dalam pandangan Iman Kristiani
membunuh dapat didefinisikan dalam beberapa aspek dan maksudnya dapat berbeda dari
berbagai jaman. Pada jaman Musa membunuh didefinisikan sebagai pencabutan nyawa
seseorang baik karena sengaja maupun tidak sengaja, tetapi ada pengecualian terhadap
membunuh musuh ketika berperang. Sedangkan jika dibandingkan dalam jaman Yesus
membunuh dapat didefinisikan sebagai yang terjadi pada jaman Musa, dan perbuatan fitnah
atau menjatuhkan sesama termasuk dalam kategori membunuh secara tidak langsung. Seperti
contoh, Yesus disalibkan karena fitnah-fitnah dari Ahli Taurat dan beberapa kaum Yahudi
karena iri hati dan dengki terhadapnya. Sedangkan pada jaman sekarang, membunuh
memiliki arti yang lebih spesifik dan lebih kompleks, pembatasan hak untuk berpendapat dan
pembunuhan karakter termasuk dalam kategori membunuh. Hukuman mati menurut
alkitabiah, ada beberapa kasus di dalam alkitab yang seharusnya dia mendapat hukuman mati
tetapi Yesus memberi kasih dan hikmatnya. Terdapat kisah wanita yang tertangkap berbuat
zina dan seharusnya ia mendapat hukuman mati “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa,
hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” Lalu Ia membungkuk
pula dan menulis di tanah. Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka
seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri
dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya. Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata
kepadanya: “Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum
engkau?” Jawabnya: “Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata Yesus: “Akupun tidak menghukum
engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.” (Yohanes 8:7-11).
Berdasarkan kisah tersebut jelas bahwa hukuman mati merupakan hak dari Tuhan sendiri
untuk menghukum mati orang yang bersalah dihadapannya.
Dalam Perjanjian Baru, kita membaca dan memahami bahwa para rasul tidak pernah
menyuruh menghukum mati orang-orang yang berdosa.  Mereka hanya menegur dengan
keras orang yang berbuat dosa dan berdusta kepada Roh Kudus.  Dalam beberapa kisah, Roh
Tuhan sendiri yang memberikan penghukuman kematian kepada beberapa orang berdosa.
Seperti Ananias dan Safira (Kisah Para Rasul 5:5-10), dan raja Herodes (Kisah Para Rasul
12:21-23). Jadi menurut Injil Kristus, hukuman mati hanyalah dilakukan oleh Tuhan sendiri
dan bukan oleh manusia. Pembalasan adalah hak-Nya Tuhan, janganlah kita menuntut
pembalasan. Dialah yang akan menghakimi (Ibrani 10:30).

Para napi yang melakukan pelanggaran hukum sebaiknya tidak diberikan hukuman
mati, biarkanlah nanti Tuhan yang akan memberikan penghukuman-Nya bagi mereka. Tugas
kita adalah memberikan waktu kesempatan bagi mereka untuk bertobat.  Hukuman seumur
hidup bagi penjahat kelas berat merupakan hukuman yang paling maksimal yang dapat
diberikan negara. Kita semua berdosa dan hanya karena Kasih Karunia Allah memperoleh
pengampunan dan keselamatan.  Marilah kita mengampuni dan mendoakan mereka yang
berbuat dosa agar kembali ke jalan yang benar.

Menurut pandangan saya sendiri, memang manusia memiliki Hak Asasi Manusia
terlebih hak untuk hidup sehingga tidak ada seorangpun yang dapat mencabut nyawa
seseorang kecuali Tuhan itu sendiri. Saya memiliki anggapan bahwa hukuman mati di negara
negara yang dilaksakan hanya untuk memberi efek takut pada masyarakat agar tidak
melakukan kejahatan yang sama. Tetapi dari pandangan saya, untuk pelaku sendiri
sebenarnya hukuman mati tidak adil bagi mereka karena walaupun mereka telah melakukan
dosa besar dan mungkin memakan banyak korban tetapi mereka masih dapat menyesalinya
dan berpaling ke jalan yang benar. Tuhan mengajarkan kasih kepada kita, dia juga
mengajarkan pengampunan terhadap sesama sehingga kita pun wajib mengampuni mereka
walau mereka telah melakukan dosa besar seperti itu. Perlu ditemukannya cara lain untuk
memberi efek jera dan memberi kesadaran kepada masyarakat untuk tidak melakukan hal
yang sama.

Faktanya hukuman mati tidak efektif untuk mencegah kejahatan narkotika seperti
yang telah dibahas diberita tadi. Masih ada saja transaksi narkoba di Indonesia baik skala
kecil maupun besar yang bahkan tidak terendus atau ditutupi pihak kepolisan. Beberapa
solusi yang mungkin untuk menggantikan hukuman mati adalah
Melindungi hak atas kesehatan, membuka diskusi dan pelaksanaan dekriminalisasi
penggunaan narkotika sesuai dengan bukti ilmiah, mengendepankan kerja dengan komunitas
pengguna narkotika adalah salah satunya. Perubahan paradigma memang tidak dapat
dilakukan sekejap mata, namun hal ini harus segera dimulai, semakin tingginya kesadaran
masyarakat maka angka kriminalitas akan menurun sehingga tidak perlu pelaksaan hukuman
mati. Hukuman seumur hidup sudah cukup untuk membuat pelaku jera dan cukup efektif
untuk meningkatkan kesadaran masyarakat walaupun negara akan kehilangan uang untuk
memfasilitasi dan membiayai kehidupan terpidana.

Sumber :

 Akuntono, Indera. 2015. Jaksa Agung Pastikan Duo “Bali Nine” Tetap Dieksekusi
Mati, diambil dari
http://nasional.kompas.com/read/2015/02/16/20365381/Jaksa.Agung.Pastikan.Duo.Ba
li.Nine.Tetap.Dieksekusi.Mati diakses pada Jumat 26 Mei 2017 pukul 21.40.

 Wikipedia Bahasa Indonesia. 2016. Hukuman Mati, diambil dari


https://id.wikipedia.org/wiki/Hukuman_mati diakses pada Jumat 26 Mei 2017 pukul
21.40.

 Kolopita, Satrio. 2013. Penegakan Hukum Atas Pidana Mati Terhadap Pelaku Tindak
Pidana Narkotika. Diambil dari
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexcrimen/article/view/3089 diakses pada
Jumat 26 Mei 2017 pukul 21.40.

 Malozom. 2015. Tahapan Hukuman Mati di Indonesia Bikin Lemes Yang


Membacanya. Diambil dari http://www.bintang.com/lifestyle/read/2223751/tahapan-
hukuman-mati-di-indonesia-bikin-lemes-yang-membacanya diakses pada Jumat 26
Mei 2017 pukul 21.40.
Tugas Ujian Akhir Semester Teologi Moral

Hukuman Mati dalam Pandangan Teologi Moral

Disusun oleh:

Christopher Kurniawan 168114081

Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2017

Anda mungkin juga menyukai