Anda di halaman 1dari 12

A.

Teks negoisasi
1.Pengertian negosiasi
Negosiasi adalah bentuk interaksi sosial yang berfungsi
untuk mencapai kesepakatan di antara pihak-pihak yang
mempunyai kepentingan yang berbeda. Atau negosiasi
menurut KBBI adalah proses tawar-menawar dengan jalan
berunding untuk memberi atau menerima guna mencapai
kesepakatan bersama antara satu pihak dengan pihak lainnya. 

2.Contoh teks negoisasi


Siang itu di pasar Klewer, seperti biasa terjadi kegiatan jual beli.
Anton yang sedang berekreasi ingin membelikan oleh- oleh untuk
ibunya. Dia ingin membelikan kerudung. Terjadilah tawar menawar
antara Anton dan Penjual kerudung.

Penjual : Selamat siang.


Anton : Selamat siang

Penjual : Mau beli apa mas?


Anton : Ini mbak mau beli kerudung untuk ibu saya.

Penjual : Cari yang modelnya bagaimana, Mas?


Anton : Yang biasa saja mbak.
Penjual : Silakan mas dipilih, banyak pilihannya.
Anton : Saya suka yang hijau mbak, kalo dilihat segar.

Penjual : Iya mas. Cocok kalo dipakai oleh ibu mas.


Anton : Ini berapa mbak?

Penjual : Rp 50.000,00.
Anton : Wah, kok mahal mbak? Rp 30.000,00 tidak boleh?
Penjual : Tidak boleh mas, itu bahannya bagus soalnya.
Anton : Tidak bisa kurang mbak?

Penjual : Rp 45.000,00 boleh mas.


Anton : Rp 40.000,00 ya mbak? Ini untuk oleh-oleh ibu saya.

Penjual : Benar-benar tidak boleh mas. Nanti toko saya bisa bangkrut.
Anton : Ya sudah mbak Rp 45.000,00, saya ambil yang ini.

Penjual : Mau beli apa lagi mas?


Anton : Itu saja mbak. Ini uangnya mbak.

Penjual : Uangnya Rp 50.000,00 , kembali Rp 5.000,00. Terimakasih


mas.
Anton : Iya mbak, sama-sama.
B.Mosi tentang debat

Hukum mati bagi pelaku narkoba


1.Pengenalan:
Dalam keadaan darurat narkoba seperti sekarang ini, ketika
kejahatan narkoba telah membunuh dan merampas hak hidup sekitar
40 sampai dengan 50 warga dan generasi muda Indonesia, adalah adil
menjatuhkan hukuman mati terhadap satu orang pelaku kejahatan
narkoba.

Hukuman mati terhadap pelaku kejahatan narkoba (drug-related


criminals) kembali menjadi perdebatan publik. Kontroversi semakin
tajam ketika Pemerintah RI berencana mengeksekusi terpidana warga
negara asing yang terlibat kejahatan narkoba, khususnya warga
Australia anggota “Bali Nine”. Lalu, apakah hukuman mati itu sendiri
adalah hukuman yang adil, manusiawi, dan konstitusional?

2.Argument Pro
Saya setuju karena,alasan utama adalah hukuman mati
memberi efek cegah terhadap penjahat potensial kejahatan
narkoba. Bila menyadari akan dihukum mati, penjahat
demikian setidaknya akan berpikir seribu kali sebelum
melakukan kejahatan narkoba.
Fakta membuktikan, bila dibandingkan dengan negara-negara
maju yang tidak menerapkan hukuman mati, Arab Saudi, yang
memberlakukan hukum Islam dan hukuman mati, memiliki
tingkat kejahatan yang rendah. Berdasarkan data United
Nations Office on Drugs and Crime pada 2012, misalnya,
tingkat kejahatan pembunuhan hanya 1,0 per 100 ribu orang.
Bandingkan dengan Finlandia yang sebesar 2,2; Belgia 1,7;
dan Rusia 10,2.
kejahatan narkoba merupakan kejahatan luar biasa yang
menistakan perikemanusiaan. Kejahatan narkoba merupakan
kejahatan kemanusiaan yang merenggut hak hidup tidak
hanya satu orang, melainkan banyak manusia. Kelompok
retensionis berpendapat, hukuman mati terhadap penjahat
narkoba tidak melanggar konstitusi sebagaimana telah
dinyatakan oleh Mahkamah Konstitusi. Di Amerika Serikat
pun, hukuman mati tidak bertentangan dengan konstitusi.
Dalam kasus Gregg vs Georgia, Mahkamah Agung Amerika
Serikat menyatakan, “The punishment of death does not
violate the Constitution.”

3.Argument kontra
Hukuman mati merupakan bentuk hukuman yang
merendahkan martabat manusia dan bertentangan dengan hak
asasi manusia. Atas dasar argumen inilah kemudian banyak
negara menghapuskan hukuman mati dalam sistem peradilan
pidananya. Sampai sekarang ini sudah 97 negara
menghapuskan hukuman mati. Negara-negara anggota Uni
Eropa dilarang menerapkan hukuman mati berdasarkan Pasal
2 Charter of Fundamental Rights of the European Union
tahun 2000.
Majelis Umum PBB pada 2007, 2008, dan 2010
mengadopsi resolusi tidak mengikat (non-binding resolutions)
yang mengimbau moratorium global terhadap hukuman mati.
Protokol Opsional II International Covenant on Civil and
Political Rights/ICCPR akhirnya melarang penggunaan
hukuman mati pada negara-negara pihak terkait

4.Kesimpulan
Dari berbagai argumen yang dikemukakan kelompok Pro
dan Kontra sesungguhnya dapat diambil kebijakan sintesis
hukuman mati bagi penjahat narkoba di Indonesia. Dalam
keadaan darurat  narkoba seperti sekarang ini, ketika
kejahatan narkoba telah merusak generasi muda dan
merampas hak hidup banyak manusia di Indonesia, adalah
adil menjatuhkan hukuman mati terhadap satu orang penjahat
narkoba. Jadi, pertimbangan utamanya adalah rasa keadilan
yang hidup dalam masyarakat. Hukuman mati juga diterapkan
untuk memberi peringatan keras bagi para penjahat narkoba
potensial bahwa kita tidak akan berkompromi dengan
kejahatan yang serius dan luar biasa itu.
Tetapi hukuman mati hanya dijatuhkan pada bentuk kejahatan
narkoba yang paling jahat, seperti pemroduksi dan pengedar
narkoba. Selain itu, hukuman mati harus sangat berhati-hati
dijatuhkan. Dalam sistem peradilan pidana yang korup seperti
sekarang ini, seseorang sangat mungkin menjadi korban
peradilan sesat (miscarriage of justice). Bahkan di Amerika
Serikat sekalipun yang sistem peradilan pidananya relatif
cukup baik, dalam periode 1900-1987 23 orang telah dihukum
mati karena kekeliruan peradilan.
Karena itu, untuk mencegah miscarriage of justice, terdakwa
kejahatan narkoba harus diberi hak melakukan upaya hukum
yang adil. Misalnya, dalam sidang kasasi, terdakwa wajib
diadili sendiri oleh sembilan hakim agung pidana Mahkamah
Agung. Untuk mengumpulkan bukti-bukti baru yang
meyakinkan (novum), ia pun diberi hak untuk mengajukan
peninjauan kembali tanpa batas waktu.
Apabila terdakwa pada akhirnya dipidana mati, ia pun masih
memiliki kesempatan mengajukan grasi atau permintaan
ampun. Ia dapat mengajukan permintaan ampun kepada
parlemen sebagai wakil rakyat yang telah dirugikan. Jika
grasinya diterima, hukumannya diperingan. Peringanan
hukuman hanya boleh diberikan menjadi minimal 20 tahun
penjara. Namun, bila ditolak, ia masih memiliki kesempatan
memohon grasi kepada presiden.
Apabila Indonesia telah terbebas dari darurat narkoba dan
kedaulatan hukum telah ditegakkan, hukuman mati terhadap
penjahat narkoba sebaiknya dihapuskan. Dampak kejahatan
narkoba dalam keadaan “normal” tidaklah seburuk seperti
dampak kejahatan narkoba dalam keadaan darurat. Hukuman
mati hanyalah salah satu cara untuk mencegah meluasnya
kejahatan narkoba. Memberantas korupsi dalam proses
penegakan hukum antinarkoba, mengurangi permintaan akan
narkoba, dan merehabilitasi korban narkoba adalah beberapa
cara lain yang efektif untuk memberantas kejahatan itu.
Selain itu, meskipun kita telah mendesain sistem peradilan
pidana dengan baik untuk mencegah miscarriage of justice,
kemungkinan menghukum mati orang yang tidak sepantasnya
dihukum mati tetap ada. Kita tidak ingin menghukum mati
anak manusia yang tidak bersalah. Sebab, seperti yang
dikatakan ahli hukum abad ke-12, Moses Maimonides, “It is
better and more satisfactory to acquit a thousand guilty
persons than to put a single innocent man to death.”
Membunuh satu manusia (yang tidak bersalah), sesungguhnya
adalah seperti membunuh seluruh manusia, begitulah yang
difirmankan Sang Maha Adil (QS. 5 : 32).
Pemerintah Indonesia di masa depan perlu mengkaji opsi
kebijakan untuk memberikan hukuman pidana terberat bagi
terpidana warga negara asing berdasarkan sistem pemidanaan
negara asal warga negara itu (bisa hukuman mati atau seumur
hidup). Misalnya, bila peradilan Indonesia menjatuhkan
hukuman mati bagi warga negara asing yang di negaranya
tidak ada hukuman mati maka Presiden RI dapat mengabulkan
grasi warga negara asing tersebut dengan meringankan atau
memberikan hukuman terberat menurut sistem pemidanaan di
negaranya, misalnya hukuman seumur hidup.
Banyak warga negara Indonesia juga terancam hukuman mati
di beberapa negara. Sebagai negara tentu kita akan berusaha
melindungi mereka. Namun, sebagaimana ditegaskan dalam
piagam PBB dan hukum internasional kita memahami dan
menghormati kedaulatan (hukum) negara lain.
Kita berharap penerapan hukuman mati oleh Indonesia
terhadap penjahat narkoba yang telah merampas hak hidup
banyak manusia tidak seharusnya merusak hubungan baik dan
kerja sama bilateral antara Indonesia dan negara lain yang
telah lama dan susah payah dibangun. Bila itu terjadi, tentu
yang dirugikan adalah rakyat kedua negara. Sudah semestinya
kita bersatu bergandengan tangan melawan kejahatan yang
serius ini.
C.Biografi
Yusuf mansur yang lebih akrab dipanggil Mansur lahir di Polewali, 6 Januari  tahun
1937 dan wafat pada 17 Mei 2001 dimakamkan di Taman makam pahlawan.Beliau yang
merupakan anak dari pasangan suami istri Manio dan Bunga. Beliau merupakan anak ke-3
dari 3 bersaudara.  Beliau memiliki 0 saudara laki-laki dan 2 saudara perempuan.
Pada saat beliau lahir, Indonesia sedang dijajah oleh Jepang.Beliau juga mengatakan bahwa
tentara jepang merupakan tentara yang paling tegas dan kejam. Namun mereka hanya
menyakiti orang-orang yang salah, bukan orang-orang yang tanpa sebab disiksa.

Menjadi tentara merupakan impian beliau saat kecil. Hal ini terbukti dari kegemarannya
membuat pistol-pistolan mainan dari bambu. Beliau bercerita bahwa pada zaman dulu
kebanyakan anak laki-laki tak terkecuali kakek saya, ingin menjadi TNI karena melihat
kegigihan pahlawan-pahlawan di masa itu dalam mempertahankan Indonesia.

Dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menegah Atas dijalani kakek saya di Polewali. Setelah
lulus dari pendidikan dasar, beliau merantau ke Bandung untuk melanjutkan studi ke jenjang
yang lebih tinggi. ITB jurusan elektro yang terletak di Bandung merupakan tujuan berikut
beliau dalam mengenyam pendidikan. Setelah itu atas kenginginan beliau sendiri, beliau
mulai mengikuti pendidikan-pendidikan di bidang kemiliteran.
Berikut adalah pendidikan-pendidikan yang pernah dilalui beliau semenjak mengikuti
beberapa pendidikan kemiliteran

 Latihan Dasar Kemiliteran (LDK) di Bandung


 Sekolah Peluru Kendali  di Kalijati, Jawa Barat
 Sekolah Dasar Perwira di Surakarta
 Sekolah Standarisasi Perwira di Jakarta
 Sekolah Komando Kesatuan Angkatan Udara di Jakarta
 SESKOAU di Bandung       
 SESKO ABRI di Bandung
 Kursus Kewaspadaan Nasional di Jakarta
 LEMHANAS  di Jakarta
  Ground Electronic Off. Course 

Setalah melalui berbagai pendidikan kemiliteran dan beberapa tahap-tahap lainnya,


akhirnya beliau secara resmi dilantik menjadi Tentara Nasional Indonesia-Angkatan Udara.
Beliau merupakan Tentara Nasional Republik Indonesia Angkatan Udara (TNI-AU) angkatan
13.
TNI-AU sendiri merupakan bagian dari Tentara Nasional Indonesia yang dipimpin oleh
Kepala Staf TNI Angkatan Udara yang disingkat KASAU. TNI-AU yang memiliki semboyan
'Swa Bhuana Paksa’ yang berarti "Sayap Pelindung Tanah Airku". Semboyan ini merupakan
semboyan yang diambil dari bahasa sansekerta. TNI-AU memiliki banyak tugas-tugas. Sesuai
UU TNI pasal 10, Angkatan Udara bertugas:
 Melaksanakan tugas TNI matra udara di bidang pertahanan
 Menegakkan hukum dan menjaga keamanan di wilayah udara yurisdiksi nasional
sesuai dengan ketentuan hukum nasional dan hukum internasional yang telah
diratifikasi
  Melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan matra

udara
  Melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan udara

Dalam tugasnya sebagai TNI Angkatan Udara, beliau banyak menyaksikan peristiwa-
peristiwa penting di Negri kita ini, Indonesia. Salah satunya dalam peristiwi PRRI Permesta.
Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (biasa disingkat dengan PRRI) merupakan
salah satu gerakan pertentangan antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat
(Jakarta) yang dideklarasikan pada tanggal 15 Februari 1958 dengan keluarnya ultimatum
dari Dewan Perjuangan yang dipimpin waktu itu oleh Letnan Kolonel Achmad Husein di kota
Padang, provinsi Sumatera Barat, Indonesia.

Konflik yang terjadi ini sangat dipengaruhi oleh tuntutan keinginan akan adanya otonomi
daerah yang lebih luas. Ultimatum yang dideklarasikan itu bukan tuntutan pembentukan
negara baru maupun pemberontakan, tetapi lebih kepada konstitusi dijalankan. Pada masa
bersamaan kondisi pemerintahan di Indonesia masih belum stabil pasca agresi Belanda, hal
ini juga memengaruhi hubungan pemerintah pusat dengan daerah serta menimbulkan
berbagai ketimpangan dalam pembangunan, terutama pada daerah-daerah di luar pulau
Jawa.
Namun apa yang menjadi pertentangan ini, dianggap sebagai sebuah pemberontakan oleh
pemerintah pusat yang menganggap ultimatum itu merupakan proklamasi pemerintahan
tandingan dan kemudian dipukul habis dengan pengerahan pasukan militer terbesar yang
pernah tercatat di dalam sejarah militer Indonesia. Dalam peristiwa itu muncul beberapa
tindakan kekerasan yang dialami oleh masyarakat.

Di tahun 1961, beliau kembali terlibat dalam peristiwa TRIKORA. TRIKORA yang merupakan
singkatan dari Tri Komado Rakyat, merupakan konflik yang berlangsung selama 2 tahun
(sejak tahun 1961) yang dilancarkan untuk menggabungkan Papua bagian barat dengan
Indonesia. Operasi ini disebut juga dengan Pembebasan Irian Barat.

Pasukan Indonesia di bawah pimpinan Mayjen Soeharto melakukan operasi infiltrasi udara
dengan menerjunkan penerbang menembus radar Belanda. Mereka diterjunkan di daerah
pedalaman Papua bagian barat. Penerjunan tersebut menggunakan pesawat angkut
Indonesia, namun operasi ini hanya mengandalkan faktor pendadakan, sehingga operasi ini
dilakukan pada malam hari.

Yusuf mansur sendiri, turut berperan dalam peristiwa TRIKORA. Atas jasanya dalam ikut
turun tangan di peristiwa ini, beliau berhasil mendapatkan bintang penghargaan. ‘SL Satya
Dharma, Penugasan Trikora tahun 1962’ merupakan bintang tanda jasa yang diperoleh
beliau dalam peristiwa kali ini.
Selain TRIKORA, beliau juga menjadi saksi sejarah peristiwa G30S/PKI. Kebetulan tepat di
tahun 1965, yaitu pada saat terjadinya peristiwa G30S/PKI beliau sedang menjabat sebagai
Komandan Group Peluru Pendali, Skadron 102 yang terletak di Halim Perdanakusuma.
Sehingga beliau turut terlibat dan menyaksikan peristiwa tersebut. Di tahun tersebut beliau
juga  tinggal di kompleks TNI yang terletak di Halim bersama istri dan anak-anaknya.

Saat mewawancarai beliau, beliau banyak bercerita tentang apa yang terjadi pada masa itu.
Mulai dari asal muasal terjadinya G30S/PKI, hingga dimana PKI sendiri berhasil diberantas.

Gerakan 30 September atau yang sering disingkat G 30 S PKI, G-30S/PKI, Gestapu (Gerakan
September Tiga Puluh) sendiri merupakan gerakan penumpasan PKI. Hal ini dilakukan para
TNI karena PKI ingin mendirikan negara komunis. Mereka tidak mengakui tuhan dan
pancasila. PKI ingin menggulingkan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mereka ingin
membuat Negara Indonesia menjadi komunis. D.N. Aidit, merupakan salah satu tokoh PKI.

Awalnya, para PKI sudah mempersiapkan segala sesuatunya selama hampir beberapa
waktu. Mereka diam-diam berlatih di malam hari agar tidak ketahuan para TNI. Mereka
menyamar sehingga TNI tidak mengenali mereka. Hingga akhirnya, setelah kejadian Lubang
Buaya, TNI mulai mengetahui usaha-usaha PKI. Sehingga TNI berusaha untuk menumpas
mereka (PKI).  Kejadian lubang buaya sendiri merupakan kejadian penculikan 6 pejabat
tinggi oleh para PKI yang kemudian disiksa dan dimasukkan ke dalam lubang yang kecil yang
kini dikenal dengan Lubang Buaya. Keenam pejabat itu antara lain Letjen TNI Ahmad Yani,
Mayjen TNI Raden Suprapto, Mayjen TNI Mas Tirtodarmo Haryono, Mayjen Siswondo
Parman, Mayjen TNI Donald Isaac Panjaitan, Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo. Sedangkan
Jenderal TNI Abdul Harris Nasution yang menjadi sasaran utama, selamat dari upaya
pembunuhan tersebut. Sebaliknya, putrinya Ade Irma Suryani Nasution dan ajudan
beliau, tewas dalam usaha pembunuhan tersebut.

Ketika saya menanyakan apa yang beliau alami saat peristiwa G30S/PKI mengingat pada
tahun 1965 beliau sedang aktif menjadi TNI Angkatan Udara, beliau mengatakan ‘Tapi kakek
nggak ikut menumpas PKI ke pelosok-pelosok. Kan kakek TNI Angkatan Udara, jadi kakek
tugasnya jaga keamanan di markas TNI Angkatan Udara di Halim dan Tanggerang. Jadi
bolak-balik. Tapi lebih sering jaga yang di Halim. Kalau Angkatan udara tugasnya itu kalau
sudah sampai keluar pulau. Yang menumpas secara langsung ke pelosok-pelosok itu ya
tugasnya TNI Angkatan Darat.’.

Beliau juga bercerita bahwa Blitar merupakan tempat dimana PKI berhasil ditumpaskan oleh
para TNI. Dalam peristiwa itu D.N. Aidit berhasil dikalahkan. Sehingga berakhirlah peristiwa
G30S/PKI.
Tempat tinggal beliau sering berpindah-pindah karena penugasan-penugasan selama
masa aktif menjadi TNI-AU. Setelah tinggal di Kompleks Halim Perdanakusuma tahun 1965,
beliau dan keluarga pindah ke Tanggerang. Disana beliau tinggal cukup lama. Setelah itu
beliau kembali ditugaskan ke Yogyakarta sehingga beliau dan keluarga harus pindah ke
Yogja. Bukitinggi dan Ujungpandang merupakan tujuan berikutnya sebelum akhirnya beliau
menetap di Kompleks TNI-AU Triloka, Makassar

Kecintaannya di bidang militer membuat beliau sangat gigih dalam menjalankan tugas dan
perintah-perintah yang diberikan. Hampir sebagian dari hidup beliau dihabiskan di bidang
ini. Dari pengalaman beliau mengikuti pendidikan-pendidikan dan kegiatan-kegiatan di
bidang kemiliteran, beliau berhasil memperoleh berbagai bintang tanda jasa di bidang
tersebut. Berikut adalah bintang tanda jasa yang pernah diperoleh oleh beliau:

   SL Satya Dharma, Penugasan Trikora tahun 1962


 SL Wira Dharma, Penugasan Dwikora tahun 1965
 SL Kesetiaan VIII Tahun, Dinas Aktif tahun 1970
   SL Dwidya Sistha tahun 1973

 SL Kesetiaan XVI Tahun, Dinas Aktif tahun 1978


 SL Kesetiaan XXIV Tahun, Dinas Aktif tahun 1986
 Bintang Swa Bhuana Paksa Nararya, Kehormatan tahun 1990

Sejak tahun 2000, beliau sudah tidak berdinas lagi. Pangkat terakhir yang beliau raih adalah
Marsekal Pertama TNI  Purnawirawan (PATI TNI AU Bintang Satu). Kini beliau telah menikah
dengan Evanita Nur selama kurang lebih 47 tahun. Mereka dianugrahi 6 orang anak yang
terdiri dari 5 orang anak perempuan dan 1 anak laki-laki. Diusia yang kini menginjak 72
tahun, beliau dianugrahi 7 orang cucu perempuan dan 5 orang cucu laki-laki. Dalam
melakukan wawancara kali ini, saya merasa tidak terlalu kesulitan karena narasumbernya
merupakan kakek saya sendiri. Namun karena kejadian tersebut dapat dikatakan terjadi
sudah cukup lama, sehingga terkadang beliau tidak mengingat secara jelas apa yang terjadi
pada saat itu.
Semoga biografi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita untuk terus menghargai
perjuangan para pahlawan-pahlawan masa perjuangan dulu.
TUGAS PORTOPOLIO
B
A
H
A
S
A
INDONESIA:
Nama:Rahmat Hidayat(yayat)
KLS/no:XI Mipa4/26
Tugas:1.Teks negoisasi
2.Teks Mosi
3.Biografi
TAHUN AJARAN 2018/2019

Anda mungkin juga menyukai