Anda di halaman 1dari 2

Mendapat pelajaran setimpal hasil perbuatannya.

"bagaimana juga dengan berlakunya Hak Asasi Manusia yang katanya bahwa setiap manusia berhak
untuk hidup? " 
apa si koruptor gak ngelanggar HAM ,ngambil hak orang lain??
intinya gan semua koruptor dan orang yang menghalang-halangi pemberantasan koruptor harus
sama² di hukum..masalahnya adalah lemahnya hukuman itu sendiri bagi koruptor..sudah
efektifkah??? lantas, sesuai ga hukuman mati bagi koruptor di indonesia dilakukan? blm pernah kn
gan, ada koruptor di indonesia di hukum mati..???

pengadilan harus menjunjung tinggi asas kepastian hukum dan keadilan. Sebab, koruptor adalah
pengkhianat negara yang merusak sistem perekonomian Indonesia dan berdampak fatal pada
pembangunan. Koruptor adalah pelaku pelanggaran HAM berat sehingga pantas dihukum mati.
karena menginginkan pidana mati berlaku dalam hukum positif Indonesia, namun dengan syarat
pengadilan di Indonesia telah bersih. Kedua hal tersebut bertentangan, sebab pada kenyataannya
pengadilan Indonesia saat ini belum dapat dikatakan bersih karena masih ada makelar-makelar kasus
yang berkeliaran dari pengadilan yang satu ke pengadilan yang lain. Dengan demikian, pidana mati
seharusnya dihapuskan dari hukum positif Indonesia saat ini, dan dimunculkan kembali kelak ketika
pengadilan Indonesia telah bersih. epat atau lambat pidana mati akan dihapuskan. Selain itu, salah
apabila dikatakan pidana mati adalah pidana yang paling efektif. Pidana mati itu gagal memberikan
efek jera, karena berdasarkan kenyataan kini korupsi masih merajalela dan sulit diberantas meski
sudah ada pidana mati. Bahkan presiden kita juga menegaskan bahwa pidana mati tidak efektif.
Selain itu, pidana mati bagi koruptor juga hanya untuk hal-hal tertentu saja dan sulit dijatuhkan bagi
kasus-kasus yang ada.
pidana mati dari segi teoritis dan filosofis bahwa pidana mati masih berlaku secara yuridis formal.
Tidak benar bahwa pidana mati melanggar HAM. Bahkan MK sendiri menyatakan hal tersebut. Juga
UU Peradilan HAM No. 26 tahun 2000 mencantumkan pidana mati. DPR sebagai lembaga perwakilan
rakyat masih membuat berbagai produk legislasi yang mencantumkan hukuman mati sebagai
pidananya. Dengan kata lain, rakyat pun masih menginginkan adanya pidana mati
Secara garis besar, ada tiga teori mengapa kita membutuhkan pidana mati. Pertama, teori
pembalasan, yakni untuk menyeimbangkan hak-hak dalam masyarakat. Kedua, teori perbaikansebagai
upaya represif. Ketiga, teori efek jera sebagai upaya preventif agar terjadi penurunan tingkat
kriminalitas dan perbuatan jahat dapat diberantas.

Kemudian, disusul pendapat dari pembicara ketiga Tim Kontra, yaitu Frederick Angwyn yang
menyanggah pendapat Gede Aditya. Ia menyatakan bahwa apabila hukuman mati hanya
menginginkan timbulnya efek jera, maka pelaku harus dihukum di depan umum sesadis mungkin.
Namun, kenyataannya kini pelaksanaan pidana mati justru tanpa adanya publikasi yang jelas dalam
media massa. Bahkan eksekutor pidana mati dalam regu tembak saja tidak mengalami teror dengan
mencabut nyawa terpidana mati, tidak seperti algojo pada zaman dahulu. Tidak timbulnya teror ini
disebabkan tidak diketahuinya secara pasti dari mana datangnya peluru yang membunuh sang
terpidana mati. Oleh sebab itu, pidana mati sangat tidak efektif.
posisinya dalam forum debat ini sebagai tim pro, karena ia percaya kepada legislator pilihan rakyat
yang berpendapat hukuman mati masih dibutuhkan, sehingga ia mengikuti juga pendapat legislator
tersebut.
Jadi orang yang tidak setuju hukuman mati bagi para koruptor dengan alasan hak hidup ,bersikap
mendua.Disatu sisi mereka memperjuangkan hak hidup para koruptor,disisi lain mereka membiarkan
hak hidup masyarakat diinjak injak.
KONTRA DALAM PENJATUHAN HUKUMAN MATI  BAGI KORUPTOR
Sudah menjadi rahasia umum, korupsi adalah tindak kriminal yang sering menjadi pilihan bagi para petinggi
negara kita. Tindak kriminal tentunya sangat merugikan masyarakat awamIndonesia. Pajak dan uang lainnya
yang sudah diserahkan kepada negara malahdisalahgunakan. Lebih-lebih, para koruptor tersebut mendapat
status hukuman yang kurang jelas dan tidak membuat jera. Hal-hal seperti inilah yang menyebabkan keluarnya
opini untuk memberi hukuman mati bagi para koruptor.Kami di sini berdiri sebagai pihak yang tidak setuju
dengan pemberian hukuman mati bagikoruptor tersebut. Berikut alasan-alasan yang memperkuat pernyataan
kami atas tak setujunya penjatuhan hukuman mati bagi koruptor:

Bagaimana pun koruptor adalah manusia yang juga mempunyai hak asasi manusia,hak untuk hidup. Memang
koruptor melakukan kesalahan yang merugikan banyak orang. Tapi semua orang melakukan kesalahan, dan semua orang
dapatmemperbaikinya. Manusia bisa melakukan kekhilafan, begitu juga dengan orang yangmelakukan korupsi.
Menurut kami, hukuman mati tak akan langsung begitu sajamenyelesaikan masalah. Orang yang yakin tindakan
korupsinya tak akan tercium pastiakan tetap banyak. Dan dengan hukuman yang mempunyai tingkatan paling
tinggi ini,tak kecil kemungkinan orang malah mencari jalan yang lebih canggih dan kreatif untuk berkorupsi lebih µrapi¶.
Hukuman mati sangat tak menyelesaikanmasalah, dan memiliki kemungkinan besar akan memperpanjang
perkara karena sang pengacara atau tersangka membandingkan dengan kasus korupsi yang lain yangmengorupsi
nominal yang berbeda.Jika memang pihak pro akan mengatakan,´Kami akan membuat peraturan rinci.Misalnya,
yang mendapatkan hukuman mati adalah yang mengorupsi 10miliar keatas.´ Betapa enaknya yang mengorupsi
9,9miliar. Ia hanya akan mendapatkanhukuman penjara, misalnya. Jika tahu begini, semua koruptor akan
memutar otaknyadan bisa terjadi kemungkinan ada yang berpikir untuk mengorupsi dengan caramenyicil. Yang benar saja!
Solusi:

Lebih baik beri para koruptor hukuman penjara yang jangka waktunya sesuai denganundang-undang yang
berlaku. Dan tentunya sita semua hartanya, minimal sebesar yang dikorupsinya. Uang rakyat kembali, koruptor
(diharapkan) jera, dan tak ada pertumpahan darah, bukan? Sesederhana itu.Yang membuat selama ini hal ini
menjadi tak sederhana adalah ketegasanhukum/pemerintah. Pemerintah sangat diharapkan untuk sangat tegas
dalammelakukan hal ini. Sehingga koruptor benar-benar dibuat jera dengan lamanyahukuman di penjara yang
tentunya merupakan penjara biasa yang tanpa fasilitas apa pun, tercoreng nama baik dan keluarganya, dan
hilangnya sebagian besar hartanya

Anda mungkin juga menyukai