Anda di halaman 1dari 2

NAMA: Alvin Fadhil Bhagaskara

KELAS: O

NIM: 042011333140

TUGAS FILSAFAT RESUME DEBAT

Isu hukuman mati bagi koruptor sedang panas pada akhir-akhir ini. Hal tersebut tidak lain
dikarenakan banyaknya kasus korupsi di Indonesia yang seperti tak ada ujungnya. Apalagi di kala
pandemi seperti sekarang ini, KPK mengungkap kasus korupsi dana bansos covid-19 oleh Mensos
Juliani Batubara. Ini sangat menyedihkan, dikala rakyat tengah kesusahan dalam ekonomi, para
pejabat malah melakukan korupsi dana bansos yang ditujukan kepada rakyat. Banyak rakyaat
meminta agar , para koruptor tersebut diberi hukuman mati, bahkan Jokowi juga pernah berkata akan
melakukan hukuman mati bagi para koruptor. Namun, di sisi lain ada hal yang tidak baik jika
hukuman mati dilakukan kepada koruptor. Lantas bagaimana agar korupsi di Indonesia bisa
berkurang atau mungkin musnah di pemerintahan Indonesia?

Banyak orang memberikan argument bahwa koruptor itu harus dihukum seberat-beratnya
yaitu dengan hukuman mati agar mereka jera. Jika hanya alas an bahwa hukuman mati melanggar
HAM, lantas apakah perbuatan korupsi tersebut tidak melangar HAM? Apalagi di masa pandemi
seperti sekarang ini, Mensos Juliani Batubara tertangkap oleh KPK karena terbukti korupsi dana
bansos covid-19. Mereka para koruptor seperti pesta di atas penderitaan rakyat yang tengah terkena
krisis ekonomi akibat pandemi covid-19. Jadi, hukuman mati adalah sebuah kewajiban, ini juga
tanggung jawab kita sebagai anak bangsa. Sangat wajar kalau dihukum mati, rakyat menderita di
tengah covid-19, tetapi para koruptor memperkaya diri. Jadi, pejabat yang korupsi tersebut harus
dihukum mati karena pejabat di gaji dari uang rakyat, tetapi masih korupsi uang rakyat. Itu bisa
disebut sebagai pengkhianat rakyat.

Di sisi lain juga masih banyak orang yang tidak menerima dengan hukuman mati kepada
koruptor karena melanggar HAM. Mereka berpendapat bahwa para koruptor ini tidak sepatutnya
dihukum mati karena mereka punya hak untuk hidup. Mereka juga masih punya keluarga untuk
dinafkahi sehingga dinilai hukuman mati tidak manusiawi dan tidak kemanusiaan. Banyak yang
berpendapat bahwa hukuman mati bisa diganti dengan penjara seumur hidup atau sanksi sosial
kepada koruptor agar jera.Namun banyak yang bilang bahwa hukuman tersebut tidak efektif dan
hukuman mati lah yang paling efektif untuk koruptor agar jera. Alasan HAM ini seperti melindungi
koruptor dan di sisi lain malah tidak menghiraukan keadilan rakyat Indonesia

Argumen kelompok pro-hukuman mati secara garis besarnya ialah: dengan hukuman mati
pelaku korupsi mungkin dapat memutus mata rantai tindakan korupsi lainnya karena hal ini adalah
salah satu langkah krusial dalam memberantas korupsi, korupsi sama saja dengan tindakan yang
merugikan masyarakat luas bahkan dampaknya bisa sampai antara hidup dan mati seseorang karena
itu perlu ada hukum tegas yang ditegakkan, bangsa Indonesia berfondasi pada HAM yang tidak
mutlak, artinya HAM akan disesuaikan dengan tindakan dan perilaku seseorang, seseorang yang
sekiranya telah mengancam HAM orang lain akan ditindaklanjuti setimpal dengan perbuatannya, hal
ini juga tidak bertentangan dengan pandangan pembukaan UUD 1945, memberatas korupsi tidak
bisa hanya sampai pada sanksi sosial, pencopotan hak politik, denda atau lainnya karena menyangkut
pada dampak yang berkepanjangan bagi suatu negara dan masyarakatnya dengan hukuman mati
diharapkan mencegah adanya upaya yang serupa di masa yang akan datang, masyarakat Indonesia
telah menjadi saksi atas kejahatan korupsi dalam waktu yang lama, akan menjadi sebuah upaya yang
baik ketika akan memberatas korupsi diterapkan hukuman yang tegas di samping itu mayoritas
masyarakat juga turut andil mendukung bentuk hukuman mati bagi pelaku korupsi.

Banyak negara yang telah melakukan hukuman mati kepada koruptor tetapi kasus korupsi
tidak menurun malah meningkat. Tetapi, di sisi lain koruptor di Indonesia wajib diberi hukuman
seberat-beratnya untuk sesuatu yang sangat buruk supaya mengurangi korupsi agar mereka takut.
Kalau masih hukuman 2 tahun, 4 tahun atau seumur hidup pun, Indonesia pasti tidak ada habisnya
dengan korupsi atau korupsi di Indonesia masih akan terus terjadi dalam setiap tahun. Paling tidak
agar mereka jera juga uat contoh. Jadi, mereka melakukan korupsi akan berpikir akibatnya tersebut
dan tidak akan korupsi karena mengetahui dampaknya ia korupsi.

Kalau kita masih berkompromi terhadap para koruptor ini, bangsa ini tidak akan mampu
menyelesaikan permasalahan bangsanya sendiri. Hilangnya seorang koruptor (dihukum mati) bangsa
ini tidak akan pernah merasa kehilangan tetapi gara-gara korupsi ini bangsa ini akan bisa kehilangan
bangsa ini. Jika disuruh memilih, rakyat pasti akan lebih memilih kehilangan para koruptor daripada
harus kehilangan bangsa ini.

Apalagi banyak rakyat juga yang mendukung hukuman mati kepada koruptor agar mereka
jera. Negara Indonesia merupakan negara demokrasi, dimana kekuasaan tertinggi ada di tangan
rakyat dan dalam hal ini rakyat mempunyai wewenang atas hukuman mati bagi para koruptor. Jadi
koruptor ini bisa dihukum mati, karena ini juga atas nama rakyat.

Namun, tidak sedikit juga masyarakat yang tidak setuju dengan hukuman mati. Hal itu
dikarenakan hukuman mati melanggar HAM dan hukuman mati tidak akan member efek jera.
Diambil contoh negara Cina, walaupun hukuman mati diterapkan tetapi koruptor tetap meningkat
dan tidak turun. Tetapi rakyat banyak yang menginginkan hukuman mati karena itu merupakan
hukuman terberat dan bisa membuat jera. Sebenarnya simple, kalau tidak mau dihukum mati, ya
jangan korupsi.

Pemerintah bersama masyarakat harus sama sama mendiskusikan bagaimana hukuman yang
tepat bagi para koruptor agar mereka jera dan tidak akan melakukannya lagi. Harapannya, korupsi di
Indonesia harus bisa berkurang dan suatu saat sudah tidak ada lagi kasus korupsi lagi di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai