Anda di halaman 1dari 4

KORUPSI, DAMPAK KOLATERAL DAN LANGKAH INOVATIF UNTUK

MENGATASINYA
Oleh:
Vincentius Andrew Herman – 6052001076

Korupsi merupakan istilah dari bahasa latin yaitu corruptio. Dalam bahasa Inggris korupsi
adalah corruption atau corrupt, dan dalam bahasa Belanda korupsi adalah coruptie. Di
Indonesia, istilah korupsi lahir dari bahasa Belanda. 1 Korupsi mempunyai arti sebagai busuk,
buruk atau perbuatan untuk menguntungkan dirinya sendiri dengan menggunakan
kekuasaannya.2 Menurut ahli, Syed Hussein Alatas mengatakan bahwa korupsi merupakan
tindakan penyuapan, pemerasan, nepotisme, dan penyalahgunaan kepercayaan atau
penyalahgunaan jabatan untuk kepentingan pribadi. 3 Sehingga dapat disimpulkan bahwa, korupsi
merupakan tindakan yang buruk dengan cara menggunakan jabatan untuk kepentingan dirinya
sendiri. Korupsi masih menjadi permasalahan yang utama sebab masih dapat ditemukan dalam
sistem pemerintahan di Indonesia. Dapat dikatakan demikian, sebab menurut data Indeks
Persepsi Korupsi/IPK pada tahun 2022, menyatakan bahwa Indonesia berada dalam peringkat
110 dari 180 Negara dengan perolehan skor sebesar 34. 4 Hal ini menunjukan peningkatan
terhadap praktik korupsi di Indonesia karena mengalami penurunan sebanyak 4 skor dari tahun
sebelumnya dan merupakan skor yang terendah untuk Indonesia sejak tahun 2015. Meskipun
Praktik Korupsi telah dilarang oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011, dan Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 1999, tidak membuat para pelaku korupsi untuk menghentikan
tindakannya, meskipun sudah mendapat ancaman hukuman paling rendah 1 tahun dan paling
tinggi 20 tahun penjara. Padahal apabila praktik korupsi ini dilakukan terus menerus dapat
mengakibatkan dampak yang tidak baik bagi Negara yang berpengaruh terhadap masyarakat,
sektor ekonomi, sektor politik, dan generasi muda.5
Dampak yang paling terlihat ialah dalam sektor ekonomi, sebab korupsi dapat
menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan oleh suatu Negara akan sulit tercapai
akibat adanya penyuapan, nepotisme dan penggelapan dana dari suatu projek yang
diselenggarakan. Sehingga, dengan dilakukannya tindakan tersebut membuat perekonomian
Negara menjadi terganggu akibat dari penggelapan dana dan terjadinya penyuapan. Selain itu,
dengan adanya praktik korupsi membuat investor negara asing akan menarik diri untuk
melakukan investasi di Indonesia dikarenakan terdapat kewajiban untuk membayar biaya
investasi yang lebih tinggi dari yang seharusnya dikarenakan terdapat praktik korupsi seperti
1
Andi Hamzah, Korupsi di Indonesia dan Pemecahannya, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama 1991), hlm. 7.
2
WJS Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN Balai Pustaka 1982), hlm. 524.
3
Syed Hussein Alatas, Corruption and the destiny of asia, (Bandar Sunway: Prentice-Hall, 1999).
4
Humas BPHN, Indeks Persepsi Korupsi Indonesia Turun Lagi, Penegakan Hukum Tipikor Perlu Dikaji Ulang,
https://bphn.go.id/publikasi/berita/2023031603084646/indeks-persepsi-korupsi-indonesia-turun-lagi-penegakan-
hukum-tipikor-perlu-dikaji-ulang#:~:text=Berdasarkan%20data%20Corruption%20Perception%20Index,terendah
%20Indonesia%20sejak%20tahun%202015., diakses pada 9 November 2023.
5
Wicipto Setiadi, Korupsi di Indonesia (Penyebab, Bahaya, Hambatan, dan Upaya Pemberantasan, Serta Regulasi),
Fakultas Hukum Universitas Pembangunan Nasional, Jakarta.
penyuapan. Dampak lain yang berpengaruh kepada masyarakat ialah menurunkan tingkat
kepercayaan publik terhadap pemerintah akibat praktik korupsi yang dilakukan oleh para pelaku
korupsi yang salah satunya dilakukan oleh pemerintah, dan juga membuat rakyat mencontoh
tindakan pemerintah yang mementingkan diri sendiri. 6 Dan dampak yang paling terasa untuk
masyarakat ialah terhadap biaya administratif yang menjadi lebih tinggi akibat terdapat praktik
korupsi. Selain itu, sektor politik juga terkena dampak akibat praktik korupsi karena dapat
membuat kepercayaan masyarakat terhadap pemilihan umum berkurang akibat dari mencapai
tujuan politik dengan korupsi seperti dengan melakukan pemilu curang. Akibatnya sosial politik
di Indonesia akan instabilitas karena adanya pertentangan antara masyarakat dengan penguasa.
Kemudian, dampak bagi generasi muda yaitu membuat para generasi muda untuk bertindak tidak
jujur, dan hanya ingin melakukan tindakan secara “instan”. Contohnya, pada kasus ingin
pembuatan Surat Izin Mengemudi yang dimana masyarakat sering terkendala dengan proses
yang dipersulit. Hal tersebut mengakibatkan mereka memilih jalan pintas dengan melakukan
suap kepada petugas untuk mendapatkan Surat Izin Mengemudi dengan mudah. Hal ini
menunjukan bahwa bagi generasi muda, korupsi merupakan tindakan yang sangat biasa dan
lumrah untuk dilakukan.
Dampak-dampak yang telah disebutkan diatas membuat diperlukannya pencegahan
praktik korupsi, namun dalam pencegahan tersebut selalu terdapat hambatan yang membuat
proses dalam pencegahan praktik korupsi menjadi lebih sulit. Hambatan tersebut berupa
hambatan struktural, hambatan kultural, dan hambatan instrumental. 7 Hambatan struktural
merupakan hambatan yang berasal dari praktik penyelenggaraan oleh Negara dan pemerintah
sehingga membuat pencegahan terhadap praktik korupsi menjadi sulit dilakukan. Contohnya,
lemahnya koordinasi antara aparat penegak hukum dengan aparat pengawasan, dan fungsi
pengawasan masih belum berjalan secara optimal. Hambatan berikutnya ialah hambatan kultural
yang merupakan kebiasaan buruk yang sudah terjadi secara turun temurun di Indonesia. Praktik
Korupsi sudah mulai dikenal sejak dulu, dan sejak saat itu orang-orang terus menjalankan praktik
tersebut untuk mendapat keuntungan pribadi yang mengakibatkan praktik korupsi sulit untuk
dicegah akibat adanya “mental” korupsi sejak dulu. Dan hambatan yang terakhir ialah hambatan
instrumental yaitu masih kurangnya hukuman yang berat bagi para koruptor sehingga tidak
membuat mereka jera. Seperti dalam UU 31 Tahun 1999, yang mengatakan hukuman terendah
bagi para pelaku korupsi adalah selama 1 tahun penjara, dan tentu saja hal tersebut merupakan
hukuman yang dirasa kurang setimpal dengan perbuatannya, sehingga tidak membuat para
pelaku korupsi jera akan tindakannya.
Namun, meskipun terdapat hambatan tetap harus dilakukan pencegahan praktik korupsi,
seperti memperberat hukuman terhadap koruptor. Merujuk kepada hukuman yang terdapat di
China, mereka menghukum pelaku koruptor dengan hukuman mati.8 Hal tersebut merupakan
hukuman yang berat, yang dapat membuat praktik korupsi berkurang serta membuat para pelaku

6
M. Umer Chapra, Islam and Economic Challenge (USA: IIIT dan The Islamic Fondation, 1995), hlm. 220.
7
Setiadi, Loc. Cit.
8
CNN Indonesia, Tanpa Ampun Xi Jinping Kembali Tegaskan Hukuman Mati Koruptor di China,
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20220119151611-113-748652/tanpa-ampun-xi-jinping-kembali-
tegaskan-hukum-mati-koruptor-di-china/2, diakses pada 9 November 2023.
koruptor yang lain berpikir ulang untuk melakukan tindakan korupsi atau tidak dan hal ini cocok
untuk diterapkan di Indonesia. Selain itu, dengan melakukan penyuluhan kepada seluruh pejabat
pemerintah dan generasi muda bahwa praktik korupsi merupakan tindakan yang buruk yang
dapat membuat Negara menjadi rusak dan tidak berkembang. Dan langkah yang paling efektif
ialah membuat peraturan perundang-undangan untuk memiskinkan para pelaku korupsi. Menurut
Firli Bahuri selaku ketua KPK, menyatakan bahwa “koruptor lebih takut dimiskinkan ketimbang
dipenjara.”9 Sehingga dengan dimiskinkan seorang koruptor dapat membuat jera para pelaku,
karena ketika mereka keluar penjara dan tidak mempunyai harta sedikit pun akan membuat
mereka menyesali perbuatannya dan membuat para pelaku yang ingin melakukan tindakan
korupsi untuk berpikir dua kali sebelum melakukan tindakannya.

9
Arie Dwi Satrio, Terungkap Koruptor Lebih Takut Dimiskinkan daripada Dipenjara,
https://nasional.sindonews.com/read/964531/13/terungkap-koruptor-lebih-takut-dimiskinkan-daripada-
dipenjara-1670566335, diakses pada 9 November 2023.
References
Alatas, Syed Hussein. 1999. Corruption and the destiny of asia. Bandar Sunway: Prentice-Hall.

BPHN, Humas. 2023. Indesek Persepsi Korupsi Indonesia Turun Lagi, Penegakan Hukum Tipikor Perlu
Dikaji Ulang. Maret 16. Accessed November 9, 2023.
https://bphn.go.id/publikasi/berita/2023031603084646/indeks-persepsi-korupsi-indonesia-
turun-lagi-penegakan-hukum-tipikor-perlu-dikaji-ulang#:~:text=Berdasarkan%20data
%20Corruption%20Perception%20Index,terendah%20Indonesia%20sejak%20tahun%202015.

Chapra, M. Umer. 1995. Islam and Economic Challenge. USA: IIIT dan Thee Islamic Fondation.

Hamzah, Andi. 1991. Korupsi di Indonesia dan Peemecahannya. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Indonesia, CNN. 2022. Tanpa Ampun Xi Jinping Kembali Tegaskan Hukuman Mati Koruptur di China.
Januari 19. Accessed November 9, 2023.
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20220119151611-113-748652/tanpa-ampun-xi-
jinping-kembali-tegaskan-hukum-mati-koruptor-di-china/2.

Poerwadarminta, WJS. 1982. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka.

Satrio, Arie Dwi. 2022. Terungkap, Koruptor Lebih Takut Dimiskinkan daripada Dipenjara. Desember 9.
Accessed November 9, 2023. https://nasional.sindonews.com/read/964531/13/terungkap-
koruptor-lebih-takut-dimiskinkan-daripada-dipenjara-1670566335.

Setiadi, Wicipto. 2018. "Korupsi di Indonesia (Penyebab, Bahaya, Hambatan, dan Upaya Pemberantasan,
Serta Regulasi." Jurnal Legislasi Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai