Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH HUKUM

TINDAK PIDANA KORUPSI

DISUSUN OLEH :

Nama : Edi Haryadi


Nim : 012020017

SEKOLAH TINGGI ILMU HUKUM


SUMPAH PEMUDA PALEMBANG
JURUSAN ILMU HUKUM
PRODI S1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Permasalahan korupsi di Indonesia nampaknya tidak pernah sepi dari pembicaraan dan
perdebatan, termasuk strategi penanggulangannya. Sebab, dari tahun ke tahun, korupsi di
Indonesia kian menunjukkan peningkatan baik dari segi jumlah kasus, tersangka, maupun
potensi kerugian negaranya. Sehingga adanya anggapan yang mengibaratkan korupsi seakan
seperti penyakit kronis yang sulit disembuhkan sepertinya tidaklah berlebihan. 
Tindak pidana korupsi sangat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara dan
menghambat pembangunan nasional, sehingga harus diberantas dalam rangka mewujudkan
masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Akibat
tindak pidana korupsi yang terjadi selama ini selain merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara, juga menghambat pertumbuhan dan kelangsungan pembangunan
nasional yang menuntut efisiensi tinggi. bahwa Undang-undang Nomor 3 Tahun 1971 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan
kebutuhan hukum dalam masyarakat, karena itu perlu diganti dengan Undang-undang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang baru sehingga diharapkan lebih efektif dalam
mencegah dan memberantas tindak pidana korupsi.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang atas materi yang akan dibuat ini, maka saya sebagai penulis
akan menjabarkan beberapa masalah yang akan di bahas di dalam makalah ini, diantaranya :
1. Apa saja jenis-jenis korupsi yang sering terjadi.
2. Dampak korupsi terhadap suatu negara.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Apa saja jenis-jenis korupsi yang sering terjadi


Secara umum, pengertian korupsi adalah semua tindakan tidak jujur yang memanfaatkan
jabatan atau kuasa untuk mendapatkan keuntungan bagi pribadi atau orang lain. Di Indonesia,
tindak korupsi diatur dalam Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan
Tidak Pidana Korupsi.
Berdasarkan undang-undang tersebut, korupsi adalah setiap orang yang secara melawan
hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri, orang lain, atau suatu korporasi yang
dapat merugikan keuangan negara dan perekonomian negara.
Pada dasarnya praktik korupsi dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yakni :
1. Penyuapan (Bribery)
Penyuapan adalah pembayaran dalam bentuk uang atau sejenisnya yang diberikan atau
diambil dalam hubungan korupsi. Dengan demikian, dalam konteks penyuapan, korupsi adalah
tindakan membayar atau menerima suap.
Penyuapan biasanya dilakukan dengan tujuan untuk memuluskan atau memperlancar
urusan terutama ketika harus melewati proses birokrasi formal.
2. Penggelapang/Pencurian (Embezzlement)
Penggelapan atau pencurian merupakan tindakan kejahatan menggelapkan atau mencuri
uang rakyat yang dilakukan oleh pegawai pemerintah, pegawai sektor swasta, atau aparat
birokrasi.
Penggelapan uang merupakan bentuk penyalahgunaan wewenang yang dilakukan
seseorang atau entitas untuk menutupi suatu fakta sehingga mengakibatkan kerugian,
Penggelapan uang termasuk ke dalam ranah hukum pidana.
3. Penipuan (Fraud)
Penipuan atau fraud dapat didefinisikan sebagai kejahatan ekonomi berwujud
kebohongan, penipuan, dan perilaku tidak jujur. Jenis korupsi ini merupakan kejahatan
ekonomi yang terorganisir dan biasanya melibatkan pejabat.
Dengan begitu, kegiatan penipuan relatif lebih berbahaya dan berskala lebih luas
dibandingkan penyuapan dan penggelapan.
4. Pemerasan (Extortion)
Korupsi dalam bentuk pemerasan merupakan jenis korupsi yang melibatkan aparat
dengan melakukan pemaksaan untuk mendapatkan keuntungan sebagai imbal jasa pelayanan
yang diberikan. Pada umumnya, pemerasan dilakukan from above, yaitu dilakukan oleh aparat
pemberi layanan terhadap warga.

B. Dampak Korupsi Terhadap Suatu Negara


Korupsi adalah sebuah tindakan yang sangat merugikan negara. Korupsi mengakibatkan
sejumlah dampak negatif, diantaranya sebagai berikut:
 Melambatnya pertumbuhan ekonomi suatu negara.
 Meningkatkan kemiskinan.
 Menurunnya investasi.
 Meningkatkan ketimpangan pendapatan.
 Menurunkan tingkat kebahagiaan masyarakat suatu negara.
Selain itu, korupsi memberikan dampak buruk yang sangat besar terhadap masyarakat
Indonesia dari berbagai lini kehidupan. Mulai dari dampak terhadap ekonomi, sosial, birokrasi
pemerintahan, politik dan demokrasi, penegakan hukum, pertahanan dan keamanan, serta juga
pada lingkungan hidup. Berikut ini terdapat beberapa dampak korupsi terhadap ekonomi
dengan mencakup:
1. Penurunan Produktivitas
Produktivitas pada setiap industri dan produksi akan menurun karena dampak dari
korupsi ini. Produktivitas dari perusahaan-perusahaan akan terhambat dan tidak bisa
berkembang lebih maju lagi. Hal ini dapat menyebabkan pengurangan jumlah karyawan atau
PHK, lalu aku banyak pengangguran yang menyebabkan angka kemiskinan meningkat.
2. Menurunnya Pendapatan Negara dari Pajak
APBN dibiayai oleh pajak sebesar 70%. Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan
Nilai (PPN) adalah jenis pajak yang paling banyak menyumbang untuk pendapatan negara.
Penurunan pendapatan ini karena kenyataan bahwa banyak oknum pegawai pajak yang
memanfaatkan kesempatan buruk ini untuk memperkaya dirinya sendiri. Hal ini juga
mengakibatkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap pegawai pajak, dan tentunya akan
menghambat proses pembangunan dan merugikan masyarakat.
3. Meningkatkan Utang Negara
Korupsi tentunya akan memperburuk keuangan negara. Selain sebelumnya negara
memang sudah punya hutang dengan negara lain, dengan adanya korupsi justru hutang itu akan
semakin bertambah. Para maling uang rakyat ini tidak sadar diri bahwa apa yang ia lakukan
dapat memperburuk keadaan negara. Mereka hanya memikirkan keuntungan pribadi.
4. Menurunnya Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi
Dengan adanya tindak korupsi di suatu negara akan menyebabkan para investor dari luar
negeri tidak percaya lagi dengan kepastian hukum dalam tindak korupsi untuk menanamkan
modal di industri suatu negara. Kondisi ini mempersulit pembangunan ekonomi.
Dalam sektor privat ini, korupsi merugikan pada sektor niaga karena kerugian dari
pembayaran ilegal, risiko pembatalan perjanjian karena penyelidikan, dan ongkos manajemen
dalam negosiasi dengan pejabat.
5. Rendahnya Kualitas Barang dan Jasa
Korupsi juga akan menghambat pertumbuhan negara sendiri karena uang negara dibuat
untuk memperkaya diri sendiri. Kualitas barang dan jasa menjadi rendah dan tidak layak
digunakan untuk publik.
Beras dengan kualitas buruk yang tidak layak untuk dimakan, terhambatnya perbaikan
untuk jembatan dan bangunan yang ambruk, tabung gas yang tidak layak berpotensi meledak
dan merusak fasilitas umum dan pribadi masyarakat.
Korupsi juga akan menurunkan kualitas pondasi dari proyek pembangunan, karena di
dalamnya terdapat suap, pengurangan bahan untuk dikorupsi. Semua itu dilakukan untuk
menguntungkan diri sendiri.
6. Menambah Beban dalam Transaksi Ekonomi
Adanya suap, pungli, penyelewengan dana dalam sebuah perekonomian membuat biaya
transaksi akan semakin besar. Besarnya biaya transaksi akan menyebabkan tidak efisien dalam
perekonomian seperti, penggunaan sumber daya untuk penciptaan, penggunaan, pemeliharaan,
perubahan, dan sebagainya.
Sistem kelembagaan akan lebih efisien jika biaya transaksi rendah, namun jika sebaliknya
maka sistem kelembagaan tidak akan efektif. Sudah bukan menjadi rahasia lagi bahwa
Indonesia biasa melakukan pungli dalam pembuatan berbagai dokumen seperti, akta kelahiran,
Surat Izin Mengemudi (SIM), dan lain-lain. Ini menyebabkan besarnya biaya transaksi dan
sistem kelembagaan menjadi buruk.
7. Ketimpangan Pendapatan
Tindakan korupsi ini menyebabkan perpindahan sumber daya untuk publik ke tangan
pelaku. Hal ini membuat uang pembelanjaan pemerintah menjadi berkurang. Dengan adanya
tindakan korupsi ini ketimpangan pendapatan akan terjadi antara elit koruptor dengan
masyarakat karena pindahnya sumber daya untuk publik tadi.
Beberapa negara pasti selalu berupaya untuk mengurangi tindakan korupsi untuk
mencegah ketimpangan pendapatan karena koruptor mengeruk uang publik untuk kepentingan
pribadi. Namun Unslaner (2011) menyatakan bahwa dampak dari korupsi terhadap
ketimpangan pendapatan bersifat timbal balik. Artinya korupsi menyebabkan ketimpangan
pendapatan, dan ketimpangan pendapatan juga menyebabkan korupsi.
8. Meningkatkan Kemiskinan
Korupsi ini menjadi penyebab kemiskinan masyarakat. Selain menimbulkan efek
langsung, korupsi juga menimbulkan efek tidak langsung terhadap kemiskinan. Alur korupsi ini
awalnya memberikan dampak penurunan pertumbuhan perekonomian yang akhirnya
menyebabkan angka kemiskinan yang naik.
Masyarakat yang mengalami kemiskinan akan merasakan mahalnya harga pelayanan
publik, rendahnya kualitas pelayanan, akses air, kesehatan, dan pendidikan. Harga bahan pokok
juga tidak dapat dijangkau oleh masyarakat miskin, rumah layak huni, kesehatan dan lain-lain
sangat sulit untuk diakses karena informasi hukum yang tidak berpihak pada masyarakat
miskin.
Dengan naiknya angka kemiskinan tentunya angka kriminalitas juga akan naik.
Masyarakat kecil juga akan melakukan korupsi, tidak hanya pejabat tinggi. Sesuai dengan
paparan mengenai ketimpangan pendapatan yang memiliki timbal balik, dalam hal ini akan
terjadi. Di mana masyarakat miskin akan melakukan segala cara untuk tetap hidup, salah
satunya dengan korupsi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Korupsi kini sudah menjadi permasalahan serius di negeri ini. Kasus korupsi kini tidak
terhitung lagi jumlahnya. Berkembang dengan pesat, meluas dimana-mana dan terjadi secara
sistematis dengan rekayasa yang canggih dan memanfaatkan teknologi modern. Kasus korupsi
dari hari ke hari semakin marak, hampir setiap hari berita tentang korupsi menghiasi berbagai
media. Korupsi pada saat ini dianggap sudah biasa dan dimaklumi banyak orang sehingga
masyarakat sulit membedakan mana perbuatan korup mana perbuatan tidak korup. Meskipun
sudah ada komisi pemberantasan korupsi (KPK) dan beberapa instansi anti korupsi lainnya,
namun faktanya negeri ini masih menduduki rangking atas sebagai Negara terkorup di dunia.
Pelaku korupsi banyak melakukan tindakannya secara bersama-sama, sehingga
pemberantasan korupsi tidak dapat terpusat pada perorangan saja tapi harus melihat pada
keseluruhan pelaku korupsi. Tindakan korupsi yang terus dilakukan oleh oknum yang tidak
bertanggung jawab berlangsung tentu membuat situasi reformasi menjadi tidak baik serta
mengganggu sendisendi demokrasi dan proses pembangunan.
B. Saran
Perlu ada koordinasi yang lebih baik lagi antara KPK, Kepolisian dan Kejaksaan sebagai
lembaga negara yang memiliki kewenangan melakukan penyelidikan, penyidikan dan
penuntutan terhadap tindak pidana korupsi agar terjadi checks and balances terhadap masing-
masing lembaga Negara tersebut dan tidak terjadi tumpang tindih kewenangan.
KPK dalam memberantas korupsi harusnya menjalin hubungan baik dan harmonis antara
Kejaksaan dan kepolisan agar supaya perang terhadap korupsi sejalan dan seirama antara aparat
penegak hukum, agar supaya cita Indonesia bebas KKN (korupsi, kolusi, dan nepotismi) dapat
diwujudkan bersama oleh semua kalangan baik pemerintah, DPR, maupun badan peradilan.

Anda mungkin juga menyukai