PENDAHULUAN
Persoalannya adalah dapatkah korupsi diberantas? Tidak ada jawaban lain kalau
kita ingin maju, adalah korupsi harus diberantas. Jika kita tidak berhasil
memberantas korupsi,atau paling tidak mengurangi sampai pada titik nadir yang
paling rendah maka jangan harap Negara ini akan mampu mengejar
ketertinggalannya dibandingkan negara lain untuk menjadi sebuah negara yang
maju (Widiastuti, 2009). Karena korupsi membawa dampak negatif yang cukup
luas dan dapat membawa negara ke jurang kehancuran.
PEMBAHASAN
2. Korupsi
Korupsi yang bersal dari bahasa latin, corruption atau corrumpere yang
berarti busuk, rusak, memutar balik, menyogok. Menurut Transparansi
Internasional, korupsi adalah perilaku penjabat publik, politikus, pegawai negeri,
yang secara tidak wajar/legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang
dekat dengan dirinya dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang
dipercayakan. Zeleha Othman, dkk (2014) mendefinisikan korupsi kedalam dua
aspek, yaitu eksplisit dan implisit. Aspek eksplisit membahas korupsi dari
karakteristik fisik tindakan tersebut, menekankan korupsi sebagai perilaku
menyimpang demi keuntungan pribadi. Sedangkan aspek implisit menjelaskan
korupsi berdasarkan proses melakukan tindakan (perilaku menyimpang dan
keuntungan pribadi). Korupsi dibedakan menjadi tujuh bentuk, yaitu kerugian
negara, penyuapan, penggelapan, pemerasan, perbuatan curang, benturan
kepentingan dalam pengadaan, dan gratifikasi, (Komisi Pemberantasan Korupsi,
2006). Tanzi (1998) dalam penelitiannya melakukan identifikasi penyebab korupsi
pemerintahan menjadi beberapa poin, seperti:
a. Peraturan dan Otoritas
b. Pajak
c. Keputusan pengeluaran atau spending dicisions
d. Ketentuan barang dan jasa di awah harga pasar atau provisions for goods
and services at bellow – market prices
e. Pembiyaan partai politik atau financing of parties
f. Keputusan kebijakan lain atau other discretionary decisions seperti yang
dipaparkan Bhargava(2005) meliputi:
1. Sistem ekonomi dan politik yang tertutup
2. Faktor sejarah dan budaya
2.2 Dampak Korupsi dalam Perkembangan Ekonomi
METODE PENELITIAN
Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder. Adapun jenis dan
sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder diperoleh
dari lembaga atauinstansi terkait yang dapat membantu dalam penelitian ini. Data
tersebut diperoleh dari BPS, TI, TII, KPK, ICW dan literatur lain baik buku,
dokumen, jurnal maupun artikel yang berkaitan dengan penelitian. Data ini
digunakan untuk menggambarkan gambaran secara sistematis, aktual, dan akurat
mengenai fakta yang sedang diteliti.
Keterangan:
3.3 Definisi Operasional Variabel
1. Korupsi
Korupsi merupakan tingkat korupsi atau seberapa besar korupsi suatu
daerah yang hitung dalam skala indeks berupa Indeks Persepi Korupsi
(IPK). IPK yang dikeluaran oleh Tranparency International Indonesia
(TII). IPK mempunyai niali nilai dari 0 hingga 10. 0 artinya sangat korup
dan 10 artinya paling jauh dari korupsi.
2. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi daerah dilihat dari nilai PRDB. Pada penelitian ini,
ukuran pertumbuhan ekonomi yang dipakai adalah persentase laju
pertumbuhan ekonomi di daerah- daerah sampel atau persentase laju
PDRB atas dasar harga konstan 2000. Data PDRB dipublikasikan oleh
BPS setiap tahunnya.
Hasil Uji Chow menunjukkan bahwa nilai prob. cross-section F atau nilai
F test dengan df (45,91) dan Chi-square statistik (χ2) dengan df (45) sebesar
2,884865 dan 122,334714 dengan F-Statistik lebih besar dari F-tabel atau nilai
prob. cross-section F sebesar 0,0000 ≤ 0,000 (Tabel 4.1). Hal ini berarti H0
ditolak dan Ha diterima, sehingga kesimpulannya model Fixed Effect lebih tepat
dibandingkan model Common Effect (model pool effect) untuk meneliti pengaruh
korupsi terhadap pertumbuhan ekonomi. Hasil Uji Hausman menunjukkan bahwa
nilai prob cross-section random adalah 0,9397 > 0,05. Hal ini berarti Ha di tolak
dan Ho diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa model Random Effect paling
tepat digunakan untuk meneliti pengaruh korupsi terhadap pertumbuhan ekonomi.
Hasil LM menunjukkan probability Breusch-Pagan adalah 0,000 < 0,05, maka H0
ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa model Random
Effect paling tepat digunakan untuk meneliti pengaruh korupsi terhadap
pertumbuhan ekonomi.
4. 1 Kesimpulan
4. 2 Saran